Anda di halaman 1dari 26

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/359699640

Evaluasi Sistem Rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan Pada


Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Banjarmasin Tahun 2020

Chapter · April 2022

CITATIONS READS

0 369

1 author:

Willy Ramadan
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
9 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Willy Ramadan on 03 April 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................ i

Kinerja Fungsi Pengawasan Badan Pengawas Pemilu


Provinsi Kalimantan Selatan Dalam Pemilihan
Gubernur Dan Wakil Gubernur Tahun 2020 Pada Masa
Pandemi Covid-19
Erna Kasypiah, Mahyuni, Supriyanto Noor ........................ 1
Evaluasi Sistem Rekrutmen Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan Pada Pemilihan Walikota Dan
Wakil Walikota Banjarmasin Tahun 2020
Rahmadiansyah, S.Sos, H.M Yasar, LC, Subhani, S.EI, Drs.
Munawar Khalil, Mastawan, S.Sos, Willy Ramadhan, M.
Abdillah Ihsan, Barkatullah Amin ...................................... 29
Evaluasi Pengawasan Tahapan Kampanye Pada Metode
Pemasangan Alat Peraga Kampanye Pemilihan Kepala
Daerah Di Kota Banjarbaru Tahun 2020
Normadina, S.Hut, Ryan Hidayat, S.Kom, Mahlia Saidah,
S.Pd .................................................................................. 50
Strategi Pengawasan Terhadap Calon Tunggal Dalam
Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Tapin Tahun 2018
Thessa Aji Budiono, Fathur Rahman Nor, Fakhrian Noor,
Raja Aulia Rahman Ic ....................................................... 61
Potensi Pelanggaran Dalam Politik Dinasti Pada
Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Barito Kuala Tahun
2017
Ahdi Hanafiah, S.Sos, Yulianti Safitri, S.H, Muhammad
Syaifi, S.Pd, Rahmatullah Amin, S.H.I ............................... 89

Penanganan Pelanggaran Netralitas Aparatur Sipil


Negara Dalam Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Hulu
Sungai Selatan Tahun 2018
Masridah Badwie, S.Psi., Psikolog, Hasnan Fauzan,
M.Pd.I., Padilaturrahman, S.Pd.I., Khairudin, S.H.I. .......... 121

i
Strategi Pengawasan Netralitas Aparatur Sipil Negara
Terhadap Pengaruh Petahana Dalam Pemilihan Bupati
Dan Wakil Bupati Hulu Sungai Utara Tahun 2017
Emmy Najmiati, S.Pd, Rabiatul Adawiyah, SH, Yulianti
S.Sos, Aminuddin pratama putera, S.Sos, Tina Armianti ... 148
Peran Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten Tanah
Laut Dalam Pencegahan Dan Penanganan Pelanggaran
Tindak Pidana Aparatur Sipil Negara Pada Pemilihan
Bupati Dan Wakil Bupati Tanah Laut Tahun 2018
Gunawan Rahayu, S.Sos., Marsudi AR, S.Pd,M.IP, Tri
Widoyati, S.H. .................................................................. 175
Penyelesaian Sengketa Proses Pada Pemilihan Bupati
Dan Wakil Bupati Kotabaru Tahun 2015
Mohamad Erfan, Fat Hurrahman, Rusdiansyah ................ 197
BIODATA PENULIS ............................................................... 220

ii
BADAN PENGAWAS PEMILU
(BAWASLU)
KOTA BANJARMASIN

Evaluasi Sistem Rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan


Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020

Oleh :
Rahmadiansyah, S.Sos
H.M Yasar, LC
Subhani, S.EI
Drs. Munawar Khalil
Mastawan, S.Sos
Willy Ramadhan
M. Abdillah Ihsan
Barkatullah Amin

29
Evaluasi Sistem Rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020

I. Latar Belakang

Pemilihan kepala daerah (PILKADA) serentak tahun 2020


resmi ditetapkan melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU)
No. 15 tahun 2019 tentang Tahapan, Program dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun
2020.

Dalam salah satu tahapan penyelenggaraan, penyelenggara


pemilu diamanatkan untuk membentuk panitia Ad Hoc sebagai salah
satu garda dan perpanjangan tangan penyelenggara pemilu sampai di
tingkat terbawah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat
akar rumput.

Panitia Ad Hoc pertama yang harus dibentuk adalah Panitia


Pemilihan Kecamatan (PPK). Beririsan dengan pembentukan PPK di
bawah naungan Komisi Pemilihan Umum (KPU), di tubuh
penyelenggara pemilu lain, Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU),
sebagai penyelenggara pemilu yang memiliki tugas pengawasan
terhadap seluruh tahapan pemilihan, juga wajib dibentuk panitia Ad
Hoc di tingkat kecamatan, yaitu Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan.

Dalam rangka mewujudkan penyelenggara pemilihan umum


yang berintegritas dan berkredibilitas serta penyelenggaraan
pemilihan umum yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, adil dan demokratis, diperlukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Pemilihan Umum. Pasal 69 ayat (1) Undang-undang
Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan bahwa Pengawasan
penyelenggaraan Pemilu dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu
Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri.

Sesuai dengan Keputusan Ketua Bawaslu Republik Indonesia


(RI) No. 0883/K.Bawaslu/KP.0100/XI/2019 tentang Pedoman

29
Pelaksanaan Pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan
Kecamatan tahun 2019, pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan wajib dilaksanakan paling lama 1 (satu) bulan sebelum
tahapan pertama penyelenggaraan Pemilihan dimulai dan berakhir
paling lama 2 (dua) bulan setelah tahapan penyelenggaraan
Pemilihan selesai.
Dalam rangka mewujudkan penyelenggara pemilihan umum yang
berintegritas dan berkredibilitas serta penyelenggaraan pemilihan
umum yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil
dan demokratis, diperlukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Pemilihan Umum. Pasal 69 ayat (1) Undang-undang Nomor 15
Tahun 2011 menyatakan bahwa Pengawasan penyelenggaraan
Pemilu dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan,
dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. Sedangkan pasal 70 Undang-
undang Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan bahwa Panwaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu
Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri dibentuk paling lambat
1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan Pemilu
dimulai dan berakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh
tahapan penyelenggaraan Pemilu selesai

Selain bertumpu pada Pedoman Pelaksanaan Pembentukan


Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan dasar hukum perekrutan
juga merujuk pada Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum
(PERBAWASLU) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang
Pembentukan, Pemberhentian, Dan Penggantian antar waktu Badan
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa, Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri, Dan Pengawas Tempat
Pemungutan Suara.

Kalimantan Selatan termasuk salah satu provinsi dari 9


(sembilan) daerah yang melaksanakan Pilkada dengan pemilihan
gubernur dan wakil gubernur di tingkat provinsi dan pemilihan bupati
dan wakil bupati/walikota dan wakil walikota di 7 (tujuh)
kabupaten/kotanya. Sebagai perpanjangan tangan Bawaslu RI

30
danBawaslu Provinsi Kalimantan Selatan, Bawaslu Kota Banjarmasin
juga melaksanakan perekrutan Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab terhadap
pengawasan pilkada.
Pertanggal 07 Nopember 2019 Kelompok Kerja (POKJA)
Pelaksanaan Pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan
di Kota Banjarmasin. Proses Rekrutmen dimulai melalui
pengumuman pendaftaran pada tanggal 13-26 Nopember 2019,
pendaftaran ada tanggal 27 Nopember – 03 Desember 2019,
pemeriksaan administrasi tanggal 27 Nopember – 04 Desember, Tes
pada tanggal 13-14 Desember 2019, Tanggapan Masyarakat, Tes
Wawancara pada tanggal 14-16 Desember 2019, pengumuman
kelulusan, sampai pada pelantikan dan pengambilan sumpah janji
yang dilaksanakan pada 24 Desember 2019.
Keseluruhan proses rekrutmen ini secara umum dapat
dilaksanakan dengan baik. Meski demikian, terdapat berbagai
kendala seperti dalam tahapan tes yang terintegrasi secara online
serentak di seluruh Indonesia kesiapan sarana dan prasarana belum
dapat men-cover tes secara sempurna.
Walaupun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya,
rekrutmen panitia pengawas pemilihan kecamatan pada pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin tahun 2020 ini memiliki
berbagai kelebihan jika dibandingkan dengan rekrutmen panitia
pengawas pemilihan kecamatan dalam pemilu serentak tahun 2019
yang mana menurut pandangan penulis terdapat proses
demokratisasi, transparansi, dan perbaikan sistem rekrutmen lainnya
yang dapat dijalankan.
Berangkat dengan paparan di atas, pada penelitian ini penulis
ingin menunjukkan signifikansi metode rekrutmen Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin tahun 2020.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan
mekanisme rekrutmen pengawas pemilu Ad Hoc tingkat kecamatan
dengan fokus pada tahapan-tahapan rekrutmen yang transparan dan
berintegritas untuk dapat menghasilkan Panitia Pengawas Pemilihan
yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Tujuan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan rekomendasi
untuk penguatan dan perbaikan rekrutmen pengawas pemilu Ad hoc
dalam penyelengaraannya di masa yang akan datang.

31
Berdasarkan paparan di atas, maka artikel ini berjudul:
Evaluasi Sistem Rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020.

Rumusan masalah

1. Bagaimana rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan


Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020?

2. Bagaimana dinamika rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan


Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020?

II. Signifikansi Kajian

Rekrutmen secara singkat adalah proses yang menghasilkan


sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di suatu
perusahaan atau organisasi (Mathis & Jackson John H., 2001).
Paparan tersebut sejalan dengan pendapat Irawan dkk (1997) yang
menjelaskan bahwa rekrutmen adalah suatu proses untuk
mendapatkan tenaga yang berkualitas guna bekerja pada perusahaan
atau instansi. Sedangkan Samsuddin (2006) juga menyebutkan
bahwa rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak,
dan menetapkan sejumlah orang, baik dari dalam maupun dari luar
perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu
seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan SDM.

Ivancevich (2001) juga menambahkan bahwa rekrutmen


berkaitan dengan aktivitas yang mempengaruhi jumlah dan jenis
pelamar, apakah pelamar tersebut kemudian menerima pekerjaan
yang ditawarkan. Proses seleksi merupakan rangkaian tahapan
khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan
diterima. Prosestersebut dimulai ketika pelamar melamar kerja dan
diakhiri dengan keputusan penerimaan.

Berkaitan dengan hal di atas, bagi Mondy & Noe, (1996)


Selection is the process of choosing from a group of applicants the

32
individual best suited for a particular position. Yakni proses seleksi
yang dapat dikatakan sebagai tahap awal yang menentukan bagi
organisasi untuk memperoleh calon pegawai yang mempunyai
kemampuan yang handal dan profesional.

Kemudian Gatewood & H.S. Field (2001) menyatakan bahwa


seleksi adalah proses pengumpulan dan evaluasi informasi terkini dan
akurat tentang individu yang memperoleh tawaran pekerjaan.
Selanjutnya Siagian (1994) menyebutkan bahwa seleksi adalah
berbagai langkah spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar
mana yang akan diterima dan pelamar mana yang akan ditolak.
Proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan
keputusan terhadap lamaran tersebut.

Seleksi dilaksanakan tidak saja untuk penerimaan karyawan


baru saja, akan tetapi seleksi ini dapat pula dilakukan untuk
pengembangan atau penerimaan, karena adanya peluang jabatan.
Untuk memperoleh atau mendapatkan peluang jabatan tersebut
perlu dilakukan seleksi sehingga dapat diperoleh pegawai yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhan.

Berkaitan dengan paparan di atas, maka dapat dipahami


bahwa pengawasan pemilihan segogyanya menjadi salah satu agenda
penting dalam gelaran pemilu (Mahrawa & Prayogi, 2019, pp. 35–47).
Oleh karenanya penting untuk memahami teori-teori tentang proses
rekrutmen yang dalam penelitian ini penulis mencoba menjelaskan
tentang fenomena yang ada, terkait sistem rekrutmen Panitia
Pengawas Pemilihan Kecamatan yang dilaksanakan di Kota
Banjarmasin untuk Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin tahun 2020.

Signifikansi tulisan ini dalam kaitannya pada penguatan


kelembagaan Bawaslu adalah bahwa tulisan ini ingin
mengetengahkan celah-celah yang pada hakikatnya kecil namun
berdampak besar pada transparansi dan profesionalitas lembaga
Negara dalam proses rekrutmen sumber daya manusia di Bawaslu.
Hal lainnya adalah bahwa tulisan ini menawarkan solusi konkrit untuk
menjawab beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses
rekrutmen dimaksud yang diangkat dalam topik tulisan ini.

33
III. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)


yang dilakukan dengan metode deskriptif-kualitatif yang mana suatu
metode yang digunakan untuk meneliti suatu objek, suatu kondisi
atau suatu sistem pemikiran (Andi Prastowo, 2011, p. 186).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sudi kasus, di
mana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu
waktu dan kegiatan (program, event, proses, institusi atau kelompok
sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam
dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama
periode tertentu (John W. Creswell, 1998, p. 38).

Pendekatan Ini dipilih karena memiliki kelebihan seperti


memungkinkan untuk memperoleh pemahaman secara mendalam.
Pendekatan ini juga sangat spesifik karena mengakar pada kasus.
Memungkinkan akurasi pemahaman akan masalah yang mendalam,
meskipun mensyaratkan kepiawaian untuk cermat, cekatan dan
desisif (Audifax, 2008, p. 176). Penelitian studi kasus lebih disukai
dalam penelitian kualitatif, karena kedalaman dan detail suatu
metode kualitatif berasal dari sejumlah kecil studi kasus (Michel
Quinn Patton, 1991, p. 23).

Berdasarkan penjelasan yang ada penulis berusaha


mendeskripsikan dan menganalisis sistem proses rekrutmen
pengawas pemilu Adhoc tingkat kecamatan atau Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020 dengan menggunakan pendekatan studi
kasus dan menguraikannya dengan data teks naratif kualitatif.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang memberi jawaban atas


pertanyaan penulis yang disebut juga sebagai informan. Dalam
penetapan subyek penelitian, penulis menggunakan teknik purposive
sampling yang berarti proses pemilihan informan sebagai subyek
didasari pada kriteria tertentu yang telah dibuat secara sengaja.
Berdasarkan dari paparan di atas maka subjek dalam penelitian ini
adalah beberapa komponen yang terkait dengan judul penelitian ini

34
seperti penyelenggara rekrutmen, yang mengikuti rekrutmen baik
yang lulus maupun yang tidak lulus, guna mendapatkan data yang
objektif dan mendalam tentang penelitian yang ingin diteliti.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah data tentang sistem
proses rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan dalam
Pilkada tahun 2020 di kota Banjarmasin.

C. Teknik Pengumpulan Data

Kemudian untuk mengumpulkan data, dalam hal ini penulis


menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data diantaranya:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengamatan yang sistematis yang


diikuti juga dengan teknik pencatatan yang sistematis untuk
membantu perolehan data yang mendasari pernyataan spesifik dari
individu atau kelompok yang tercermin melalui tingkah lakunya
sehingga nantinya dapat dimaknakan (Kusdiyati & Fahmi, 2017, p. 3).
Observasi juga dapat diartikan sebagai cara-cara mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat
atau mengamati tingkah laku individu atau kelompok yang diteliti
secara langsung (Rahmadi, 2011, p. 80).

2. Wawancara

Selain observasi, peneliti dapat mengumpulkan data melalui


wawancara mendalam, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan guna
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan
beberapa pertanyaan yang sudah dipersiapkan oleh peneliti kepada
responden. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur, jenis wawancara ini dipilih karena
bersifat fleksibel, setting natural, dan menekankan pada kedalaman
bahasan agar diperoleh data yang lengkap dengan tujuan untuk
menggali data sebanyak mungkin dari responden (Hardiansyah, 2015,
p. 85).

3. Dokumentasi

Dokumentasi atau dokumenter adalah teknik pengumpulan


data sejumlah dokumen atau informasi yang didokumentasi berupa

35
dokumen tertulis maupun dokumen terekam, seperti misalnya
catatan harian, autobiografi, memorial, kaset rekaman, foto, video
dan sebagainya (Rahmadi, 2011, p. 85). Berkaitan dengan hal di atas,
data dokumen dalam penelitian ini adalah data-data maupun arsip
yang dimiliki oleh Bawaslu kota Banjarmasin sebagai bahan yang
dapat digunakan menjadi data primer maupun sekunder dalam
penelitian ini.

IV. Jadwal dan Waktu Penelitian

No Jadwal Agenda

1 September Fiksasi topik

2 September Literatur Review

3 Oktober Pengumpulan data dokumentasi

4 Oktober Pengumpulan data wawancara

5 November Koding dan pengolahan data

6 Desember Finalisasi

7 Desember Revisi

V. Hasil dan Pembahasan


A. Rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan Pada
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin
Tahun 2020
1. Tes Socrative dan Kemampuan Beradaptasi dengan
Perkembangan Teknologi

36
Secara singkat tes Socrative yang dilaksanakan untuk
rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan pada Pilkada
serentak tahun 2020 ini dipahami sebagai sebuah metode yang dapat
mengukur kemampuan kognitif para peserta calon Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan, yang kemudian hal tersebut dicoba
dimaksimalkan oleh Bawaslu RI dalam merespon perkembangan
zaman yang terus berkembang menuju peradaban yang lebih
responsif terhadap perkembangan teknologi. Sebagai sebuah metode
rekrutmen yang baru dalam tes rekrutmen Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan di seluruh Indonesia berdasarkan Keputusan
Ketua Bawaslu RI, tes Socrative tentunya menjadi sebuah
pengalaman baru yang belum pernah dilalui oleh Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan sebelumnya, oleh karenanya tes ini dapat
menjadi sebuah problem baru ketika Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan mengikuti tes ini. Secara singkat kita bisa melihat
gambaran besar tentang perbedaan antara tes yang dilakukan pada
tahun ini dengan tes yang dilakukan sebelumnya dari paparan salah
satu informan MN di bawah ini, yang menjadi bagian dari
penyelenggara pada dua pemilihan, yakni pemilu 2019 dan pilkada
serentak tahun 2020:

MN menerangkan bahwa proses rekrutmen Panitia Pengawas


Pemilihan antara Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 ada beberapa
perbedaan, di mana pada pilkada 2020, Bawaslu RI mengintruksikan
untuk perekrutan dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi atau
web seperti pendaftar didata dan dimasukkan ke google sheet serta
tes tertulis dengan metode Socrative test. Sedangkan pada pemilu
tahun 2019 penggunaan teknologi seperti ini tidak dilaksanakan hal
ini merupakan sebuah progres yang patut diapresiasi.

Dari penjelasan informan MN di atas dapat dipahami bahwa


tes Socrative adalah tes tertulis yang tidak dilaksanakan pada
rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan pada Pemilu 2019
dan dilaksanakan pada rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan pada Pilkada serentak tahun 2020 ini. Hal ini seyogyanya
menjadi sebuah pengalaman baru yang dihadapi oleh semua peserta
yang turut serta dalam seleksi pada Pemilihan walikota dan wakil
walikota Banjarmasin tahun 2020.

37
Penjelasan yang lain juga penulis dapatkan dari salah satu
peserta rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yang
merasakan tes Socrative untuk pertama kalinya, misalnya dari
penjelasan informan JHR.

JHR menerangkan ketika ia mengikuti tes pada tahun tahun


2017 untuk pemilu tahun 2019 sebelumnya, tes tertulis bukan seperti
ini bentuknya, ini lebih sulit sebenarnya tapi bagus untuk para calon
panitia pengawas pemilihan berdaptasi dengan perkembangan
teknologi yang ada, karena setiap tahun harus ada perkembangan
teknologi untuk lembaga Negara seperti Bawaslu.

Selain informan JHR, informan MR juga memiliki pendapat


yang hampir sama dengan yang disampaikan oleh informan JHR,
menurutnya seorang Panwascam sekarang ini harus mampu
memahami dan harus membiasakan memaksmimalkan teknologi
agar dapat beradaptasi serta menghadapi tantangan zaman yang
terus berkembang seperti sekarang ini. (MR, Wawancara Pribadi.
2020, Oktober 30)

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi


terjadi progres signifikan pada sistem yang dibangun dalam
rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan. Fakta
menunjukkan bahwa Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan pada
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin tahun 2020
mencoba beradaptasi secara positif dengan kemajuan teknologi guna
meningkatnya juga Sumber Daya Manusia yang dihasilkan.

2. Transparansi dan Kesempatan yang sama

Kemajuan teknologi membuat semua hal menjadi terlihat


seperti lebih mudah, dan dengan teknologi semua orang mampu
melakukan apa yang mereka inginkan tanpa terhalang ruang dan
waktu. Dari beberapa data yang penulis dapatkan, beberapa informan
menjelaskan bahwa sistem rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan yang menerapkan tes Socrative pada Pilkada serentak
tahun 2020 ini cenderung lebih transparan dan membuka
kesempatan yang sama bagi siapa aja untuk ikut berkompetisi.
Dengan bahasa lainnya bahwa proses rekrutmen ini ingin
meminimalisir unsur-unsur subjektef dalam seleksi dengan

38
mendudukan pentingnya system yang dibangun menjadi lebih
objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini dikarenakan tes
Socrative yang diterapkan oleh Bawaslu memiliki sedikit persamaan
dengan CAT terkait transparansi, karena setelah melakukan tes
online maka hasilnya dapat dilihat secara langsung, dan para peserta
rekrutmen dapat mengetahui secara langsung hasil tes mereka. Hal
tersebut juga bisa kita lihat dari paparan informan RM di bawah ini,
yang juga selaku bagian dari penyelenggara tes:

“perubahan sistem antara Pemilu 2019 dan Pilkada serentak


2020 yaitu perubahan dari tes tertulis menjadi tes Socrative. Kalau
teknis sebelumnya penilaian tes tertulis langsung dilaksanakan oleh
bawaslu kota selaku penyelenggara tes, nah sedangkan dalam tes
Socrative nilai langsung keluar setelah diproses oleh sistem disaat
proses tes telah selesai dilaksanakan”. (RM, Wawancara Pribadi. 2020,
Oktober 31)

Paparan yang disampaikan oleh informan RM juga senada


dengan penjelasan yang disampaikan oleh informan RZ yang juga
salah satu peserta pada dua kali pelaksanaan rekrutmen Panitia
Pengawas Pemilihan Kecamatan, baik Pemilu 2019 maupun Pilkada
2020, menurutnya tes rekrutmen yang dilaksanakan pada Pilkada
2020 lebih bersifat demokratis dan transparan, dikarenakan peserta
bisa melihat langsung hasil dari tes yang mereka lakukan masing-
masing, hal tersebut bisa dilihat pada paparannya di bawah ini:

RZ menerangkan bahwa Tes tertulis pada pemilu 2019,


peserta tidak tahu nilai tesnya berapa, berbeda dengan tes Socrative
pada pilkada 2020 nilai langsung diketahui oleh peserta tes saat
selesai. Hal ini sangat mempengaruhi psikologi peserta tes bahwa
kesempatan yang sama terpampang di depan masing-masing, dan
bahwa kesempatan tersebut bisa dikejar dengan peolehan nilai hasil
tes yang langsung diketahui saat selesai pengerjaannya secara
langsung. (RZ, Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 31)

Hal di atas juga dikuatkan penjelasan yang disampaikan


informan MAI, sebagai orang yang baru pertama kali mengikuti
seleksi rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yang

39
dilaksanakan oleh Bawaslu kota Banjarmasin, menurutnya tes
tersebut sangat membantu karena dengan tes online yang
dilaksanakan, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan karena
mendepankan sisi demokratis dan transparan, sehingga semua orang
dapat berkompetisi, baik yang sudah pernah menjadi Panitia
Pengawas Pemilihan Kecamatan sebelumnya maupun yang baru
pertama kali mencoba menjadi Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan. (MAI, Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 31).

Selain itu Informan BA juga menjelaskan hal yang sama,


paparannya bisa dilihat di bawah ini:

“sebagai orang yang baru masuk pada jajaran Panwascam,


alhamdulillah, selain saya dapat melengkapi syarat administrasinya,
saya juga bisa melaksankan tes tersebut dengan perasaan yang
nyaman, karena hasil jawaban kita bisa dapat langsung kita lihat. Jika
ini adalah hal baru dalam lembaga seperti Bawaslu maka hal ini perlu
dilanjutkan pada rekrutmen-rekrumen selanjutnya”. (BA, Wawancara
Pribadi. 2020, Oktober 31).

Mengamini simpulan dalam bahasan sebelumnya, bahwa


sistem yang mendukung upaya demokratisasi dan transparansi
rekrutmen ini juga menjadi sebuah kemajuan yang positif yang patut
diapresiasi untuk menunjukkan nilai-nilai objektif rekrutmen.

Wawancara dengan informan NP memberikan tambahan


argumentasi bahwa perekrutan secara terbuka dan secara online
dirasa penting karena membuka kesempatan untuk setiap warga
negara yang ingin andil dalam penyelengaraan kepemiluan dan
prosesnya terlihat lebih transparan. (NP, Wawancara Pribadi. 2020,
Oktober 31).

B. Dinamika rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan


Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020
1. Kesulitan Peserta Beradaptasi Dengan Tes Online

40
Tes Socrative adalah tes online, tentu saja hal ini menjadi
problematika tersendiri bagi para peserta yang tidak terlalu paham
dan tidak melek teknologi. Penulis sendiri sebagai penyelenggara
menyadari bahwa tes online ini adalah hal baru dalam lembaga
Bawaslu untuk tingkatan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan,
akan tetapi hal seperti ini harus dibiasakan, meskipun pada awalnya
memang harus merasakan kesulitan dalam beradaptasi. Salah satu
penyelenggara teknis rekrutmen menjelaskan bahwa tes Socrative ini
lebih sulit dari tes sebelumnya karena banyak calon Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan yang belum terbiasa dalam penggunaan
teknologi, misalnya dapat dilihat pada paparan di bawah ini:

“permasalahan yang banyak terjadi di lapangan adalah banyak


dari pendaftar yang masih belum melek teknologi, oleh karenanya
dengan adanya proses rekrutmen online menjadi masalah baru bagi
mereka”. MN, Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 30)

Paparan di atas dikuatkan informan BA, salah satu peserta


yang mengikuti tes rekrumen tersebut:

“ketika saya sedang melaksanakan tes Socrative, banyak


peserta yang masih kesulitan dalam melakukan login dan meminta
panitia untuk menjelaskan ulang, walaupun sebelumnya panitia sudah
mempersilahkan peserta untuk melakukan uji coba sebelum
mengerjakan tes”. BA, Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 30)

Permasalahan ini adalah permasalahan yang nyata di akar


rumput. Berisisan dengan majunya teknologi dan informasi yang
semakin massif, kenyataan di tengah masyarakat adalah bahwa tidak
meratanya sebaran pengetahuan dan keterampilan. Kondisi
semacam ini menjadi permasalahan tersendiri dalam lancarnya suatu
kegiatan yang melibatkan penggunaan teknologi lebih lanjut.

2. Server Jaringan

Berkenaan dengan problematika pada tes Socrative ini tidak


hanya dirasakan oleh para peserta calon Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan pada Pilkada serentak tahun 2020 ini, tetapi juga
dirasakan oleh penyelenggara. Misalnya paparan informan MN yaitu
salah satu penyelenggara tes rekrutmen:

41
“Permasalah teknis menggunakan metode tes Socrative adalah
hanya punya satu server yaitu di Bawaslu RI, menyebabkan proses tes
tertulis terganggu dan tidak sesuai jadwal, di mana yang dijadwalkan
tes akan selesai hanya satu hari menjadi 2 hari karena tes dilanjutkan ke
hari berikutnya”. MN, Wawancara Pribadi. 2020 Oktober 30)

Selain itu dari hasil observasi penulis sendiri, penulis melihat


bahwa penyelenggara berulang kali melakukan uji coba tes Socrative
pada computer yang telah disediakan untuk memastikan bahwa
server jaringan tersedia untuk melakukan tes online ini.

Pada paparan informan MN di atas dapat kita pahami bahwa


tes Socrative hanya memiliki satu server di seluruh Indonesia, yaitu
jaringan yang ditentukan Bawaslu RI. Tentu ini menjadi masalah
ketika server dari Bawaslu RI mengalami gangguan maka akan
memberikan dampak pada seluruh daerah yang menyelenggarakan
tes online ini. Ini juga berkenaan dengan waktu yang akhirnya
dimundurkan dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Informan RZ juga menjelaskan bahwa gangguan server yang


terhubung dengan Bawaslu RI menjadi polemik bagi jalannya tes
Socrative hingga waktu pelaksanaan tertunda beberapa waktu,
misalnya peserta yang tejadwalkan pagi menjadi lebih siang, siang
menjadi sore, sore menjadi malam hingga waktu pelaksanaan yang
dijadwalkan selesai satu hari menjadi dua hari. (RZ, Wawancara
Pribadi. 2020, Oktober 31)

Dari beberapa paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan


bahwa problem utama yang dirasakan oleh penyelenggara adalah
masalah server jaringan. Ketersediaan server yang sangat terbatas
dan terfokus pada satu titik server yakni Bawaslu RI membuat
masalah sendiri karena jarak yang terlalu jauh dari daerah. Hal ini
ditambahkan bahwa faktanya tes rekrutmen dilaksanakan secara
serentak di seluruh Indonesia, lemahnya kapasitas server dan
tingginya angka pengguna dalam waktu yang hampir bersamaan
memberikan beban cukup besar bagi server dan hal ini sangat
memungkiannya terjadi kendala server down seperti yang telah
terjadi.

42
3. Transparansi Hasil Tes Wawancara

Berkenaan dengan problem yang ada sebelumnya,


transparansi nilai hasil tes wawancara juga menjadi salah satu
indikator yang mempengaruhi terciptanya sistem rekrutmen yang
berintegritas dan berkualitas. Sistem yang dijalankan tidak kemudian
dapat diterima oleh semua kalangan. Misalnya informan RM, salah
satu penyelenggara pada tes rekrutmen Panwascam menjelaskan
bahwa meski sistem rekrutmen sudah dilaksanakan secara
transparan, tetapi kedua macam tes rekrutmen tersebut tidak
mengumumkan hasil komulatif akhirnya. Hal ini menurutnya menjadi
bahan yang penting untuk dipertimbangkan pada tes rekrutmen
berikutnya agar sistem yang dijalankan dapat dikatakan transparan
secara keseluruhan. (RM, Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 30)

Beberapa informan juga menjelaskan hal yang kurang lebih


sama dengan paparan yang dijelaskan oleh informan RM. Berkenaan
dengan transparansi nilai tersebut salah satu informan yang juga
menjadi peserta pada seleksi rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan, informan MAI memaparkan bahwa:

“banyak yang mempertanyakan tentang transparansi hasil


akhir, karena walaupun hasil tes tertulis bisa dilihat langsung oleh para
peserta dari hasil tes Socrative tetapi berkenaan dengan hasil tes
wawancara menjadi pertanyaan banyak orang kenapa tidak ada hasil
yang dipublikasikan”. (MAI, Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 31)

Dari hasil paparan informan MAI di atas dapat dipahami


bahwa ada transparansi yang bersifat terbatas antara dua bentuk tes,
tertulis/online dan wawancara. Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi
orang-orang yang menginginkan keterbukaan dan transparansi hasil
seleksi rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yang
diselenggarakan oleh Bawaslu kota Banjarmasin atas dua bentuk hasil
yang telah mereka kerjakan. Hal ini kemudian juga tidak hanya
menjadi permasalahan pada internal Bawaslu sendiri, permasalahan
terkait transparansi juga digalakkan oleh mereka yang tidak lulus
seleksi Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan. Misalnya yang
dijelaskan oleh informan JHR di bawah ini:

43
“menurut saya hasil tes itu harus semuanya transparan,
walaupun nilai saya kurang bagus misalnya, setidaknya saya tau nilai
saya berapa secara keseluruhan, teman-teman yang tidak lulus juga
merasa geram dan marah kenapa nilainya tidak dipublikasikan dengan
jelas, itu kan hak kami, kami harus tahu berapa nilai kami”. (JHR,
Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 30)

Dari paparan informan JHR di atas terlihat dengan jelas


bahwa ada sebuah respon kemarahan yang dirasakan oleh para
peserta rekrutmen calon Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan
yang tidak lulus pada tes rekrutmen yang diselenggarakan oleh
Bawaslu kota Banjarmasin dikarenakan hasil tes yang dianggap tidak
transparan. Dinamika ini merambat pada akun sosial media
instagram milik Bawaslu kota Banjarmasin yang “diserang” oleh
beberapa akun yang merasa dirugikan atas kebijakan tersebut.

Hal-hal yang dianggap tidak relevan kemudian mencuat oleh


beberapa komentar negatif dari beberapa akun instagram. Misalnya
dari hasil observasi yang penulis lakukan penulis mendapati ada
komentar-komentar yang berisikan bahwa transparansi Bawaslu
harus dipertanyakan, kemudian ada yang menyebut bahwa seleksi
Panwascam pada Pilkada seretak 2020 di kota Banjarmasin adalah
kegiatan yang telah disetting sebelumnya, selain itu juga ada yang
menyebut salah satu komisioner Bawaslu kota Banjarmasin telah
melakukan nepotisme dengan membawa calon Panwascam
pilihannya sendiri.

Informan NP menambahkan bahwa dalam setiap proses


rekrutmen selalu ada pihak yang tidak dapat menerima hasil dari
perekrutan tersebut. Saat publikasi nama-nama terpilih sebagai
panitia pengawas pemilihan kecamatan via media sosial, ada
beberapa komentar dari sesama peserta yang merasa proses
penilaian tidak transparan dan sifatnya subjektif. Meski demikian
teknis persiapan rekrutmen oleh panitia pastinya sesuai dengan
panduan yang dibuat oleh Bawaslu Republik Indonesia yang
diharapkan mampu memenuhi nilai independensi dan keadilan.
Untuk publikasi nilai secara transparan bertujuan untuk menghindari
penilaian subjektif, tetapi tetap dengan pertimbangan sesuai aturan
yang ada. (NP, Wawancara Pribadi. 2020, oktober 31)

44
Dinamika ini hanya berada dipermukaan dengan sebab
bahwa tidak ada bukti yang dapat diberikan oleh mereka-mereka
yang merasa dirugikan tersebut. Meski demikian, Bawaslu harusnya
tidak menutup mata bahwa dalam proses ini terdapat celah yang
mungkin untuk dipermasalahkan oleh berbagai pihak, terlebih pihak-
pihak yang meras tidak terpuaskan.

Dari beberapa paparan dan respon yang terjadi ketika proses


rekrutmen hingga selesai, terdapat dinamika yang beragam dari
setiap tahapannya, dari respon positif tentang penyelenggaran
rekrutmen berbasis online hingga problematika dan tanggapan
negatif atas kebijakan Bawaslu kota Banjarmasin yang berkaitan
dengan nilai hasil rekrutmen yang tidak transparan.

VI. Hasil dan Rekomendasi Kajian


A. Hasil Penelitian
Kemajuan teknologi informasi pasca revolusi industri 4.0
tidak seharusnya menjadikan kita latah dalam meresponnya.
Merupakan sebuah keniscayaan bahwa respon adaptif terhadap
setiap perkembangan zaman adalah suatu kewajiban, baik secara
individu sebagai personal maupun secara kolektif sebagai suatu
institusi atau lembaga.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai sebuah lembaga
Negara telah melakukan langkah-langkah konkret terkait dengan
adaptasi sedemikian rupa untuk mengiringi lajunya perkembangan
teknologi informasi.
Tidak terkecuali adaptasi yang dilakukan terjadi dalam
pelaksanaan rekrutmen Panitia pengawas Pemilihan Kecamatan,
dalam konteks artikel ini, rekrutmen yang dilaksanakan oleh Bawaslu
Kota Banjarmasin.
Penggunaan teknologi informasi dalam salah satu tahapan
rekrutmen dengan menggunakan Tes Socrative sebagai sebuah
platform digital mengganti tes tertulis secara manual yang
dilaksanakan dalam rekrutmen-rekrutmen Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan sebelum-sebelumnya adalah sebuah langkah
positif.
Upaya yang dilaksanakan untuk menyongsong nilai-nilai
keterbukaan, asas-asas keadilan, dan objektif dalam proses
rekrutmen diharapkan mampu membawa Sumber Daya Manusia

45
(SDM) Pengawas hasil seleksi sebagai individu-individu yang
diharapkan. Individu-individu yang dari sisi kognisinya mampu
bersaing dengan kebutuhan lapangan dan kemajuan zaman. Selain
juga factor-faktor psikologis dan emosional yang ditekankan pada
tahapan seleksi yang lain.
Meski demikian, kemajuan dan sisi positif tersebut tidak
tanpa celah. Terdapat beberapa kekurangan yang patut direnungkan
untuk dapat diperbaiki kedepannya. Utamanya dalam hal kaitannya
dengan isu-isu keterbukaan dan keadilan yang sangat sensitive ketika
bersinggungan dengan kepentingan dan persaingan sehat. Ada
faktor-faktor yang harus dipertahankan seperti adaptasi teknologi
yang posistif dan ada faktor-faktor lainnya yang haris dirubah dan
diperbaiki untuk meminimalisir konflik dipermukaan yang harusnya
tidak terjadi lagi di hari depan.

B. Rekomendasi Penelitian

Progres yang telah dicapai oleh Bawaslu Kota Banjarmasin


secara khusus dan Bawaslu secara lebih luas dalam proses rekrutmen
Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan adalah sebuah pencapaian
yang patut diapresiasi dan harus dipertahankan bahkan
dikembangkan.

Catatan-catatan tidak positif yang mengiringi dinamika


prosesnya harus menjadi kacamata untuk membuat rencana
pelaksanaan rekrutmen setelah ini, bukan hanya di tataran rekrutmen
panitia Adhoc tingkat kecamatan, namun juga secara menyeluruh
meliputi panitia-panitia Adhoc lainnya baik di tingkat kelurahan atau
desa bahkan Pengawas Tempat Pemungutan Suara.

Catatan penting berkaitan dengan perbaikan sistem


rekrutmen pengawas pemilihan Adhoc penulis sampaikan untuk
ditujukan kepada Bawaslu Kota Banjarmasin secara khusus dan
Bawaslu Republik Indonesia secara lebih luas adalah bahwa
transparansi dalam rekrutmen bukan hanya transparansi hasil seleksi
secara parsial, namun juga keseluruhan tahapan yang dijalankan
dilaksanakan dengan asas-asas yang transparan secara lebih luas lagi.

Selain hal demikian perlu penulis sampaikan pula bahwa


prasarana dan piranti lunak yang disedikan oleh Bawaslu republik

46
Indonesia yang masih mendapat kendala dan menyebabkan
terhambat dan terganggunya proses seleksi harus menjadi perhatian
sangat serius mengingat hal ini berkaitan dengan profesinalitas dan
kesiapan lembaga Negara dalam menjalankan programnya. Ke
depannya merupakan sebuah kewajiban bahwa hal teknis terkait
sistem yang down tidak lagi menjadi satu catatan miring terkait
dengan segala proses dari beragam program yang dijalankan
Bawaslu.

47
Daftar Pustaka

Andi Prastowo. (2011). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif


Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Audifax. (2008). Sebuah Pengantar Untuk “Mencari-Ulang” Metode


Penelitian Dalam Psikologi. Yogyakarta: Jalasutra.

Dede Sri Kartini. (2017). Demokrasi dan Pengawasan Pemilu. Journal


of Governance, 2(2), 146–162.

fahrul, sayed. (n.d.). Problematika Rekrutmen Penyelenggara Pemilu


di Aceh. Call For Paper Evaluasi Pemilu Serentak 2019 Bidang Evaluasi
Kelembagaan Pemilu, 1–19.

Gatewood, RD., & H.S. Field. (2001). Human Resource Selection.


Thomson Learning.

Hardiansyah, H. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu


Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Irawan, Prasetya, S.F.Motok, S., & Sri Wahyu Krida Sakti. (1997).
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIA LAN Press.

Irwansyah. (2012). Indeks Demokrasi Asia 2011: Potret Indonesia.


Studi Politik: Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universtas Indonesia, Vol. ll, No. 1, 3–26.

Ivancevich, J. M. (2001). Human Resource Management. New York:


Mc. Grow – Hill Companies.

John W. Creswell. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design:


Choosing Among Five Tradition. London: Sage Publications.

Kusdiyati, S., & Fahmi, I. (2017). Observasi Psikologi. Bandung: PT.


Remaja Rosdokarya.

Mahrawa, F. A., & Prayogi, I. (2019). Evaluasi Rekrutmen Pengawas


Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Pemilu Serentak 2019.
Jurnal Adhyasta Pemilu, 6(1), 35–47.

48
Mathis, R. I., & Jackson John H. (2001). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Ampat.

Michel Quinn Patton. (1991). How To Use Qualitative Methods In


Evaluation. London: Sage Publications.

Mondy, W., & Noe, R. M. (1996). Human Resource Management. New


Jersey: Prentice Hall Inc.

Purnaweni, H. (2004). Demokrasi Indonesia: Dari Masa Ke Masa.


Jurnal Administrasi Publik, Vol. 3, No.2, 118–131.

Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin:


Antasari Press.

Samsuddin, S. (2006). Manajemen Sumber Daya manusia. Bandung:


CV. Pustaka Setia.

Siagian, S. P. (1994). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Bumi Aksara.

Solihah, R., Bainus, A., & Rosyidin, I. (2018). Pentingnya Pengawasan


Partisipatif dalam Mengawal Pemilihan Umum yang Demokratis.
Jurnal Wacana Politik, 3(1), 14–28.

49

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai