net/publication/359699640
CITATIONS READS
0 369
1 author:
Willy Ramadan
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
9 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Willy Ramadan on 03 April 2022.
i
Strategi Pengawasan Netralitas Aparatur Sipil Negara
Terhadap Pengaruh Petahana Dalam Pemilihan Bupati
Dan Wakil Bupati Hulu Sungai Utara Tahun 2017
Emmy Najmiati, S.Pd, Rabiatul Adawiyah, SH, Yulianti
S.Sos, Aminuddin pratama putera, S.Sos, Tina Armianti ... 148
Peran Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten Tanah
Laut Dalam Pencegahan Dan Penanganan Pelanggaran
Tindak Pidana Aparatur Sipil Negara Pada Pemilihan
Bupati Dan Wakil Bupati Tanah Laut Tahun 2018
Gunawan Rahayu, S.Sos., Marsudi AR, S.Pd,M.IP, Tri
Widoyati, S.H. .................................................................. 175
Penyelesaian Sengketa Proses Pada Pemilihan Bupati
Dan Wakil Bupati Kotabaru Tahun 2015
Mohamad Erfan, Fat Hurrahman, Rusdiansyah ................ 197
BIODATA PENULIS ............................................................... 220
ii
BADAN PENGAWAS PEMILU
(BAWASLU)
KOTA BANJARMASIN
Oleh :
Rahmadiansyah, S.Sos
H.M Yasar, LC
Subhani, S.EI
Drs. Munawar Khalil
Mastawan, S.Sos
Willy Ramadhan
M. Abdillah Ihsan
Barkatullah Amin
29
Evaluasi Sistem Rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020
I. Latar Belakang
29
Pelaksanaan Pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan
Kecamatan tahun 2019, pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan wajib dilaksanakan paling lama 1 (satu) bulan sebelum
tahapan pertama penyelenggaraan Pemilihan dimulai dan berakhir
paling lama 2 (dua) bulan setelah tahapan penyelenggaraan
Pemilihan selesai.
Dalam rangka mewujudkan penyelenggara pemilihan umum yang
berintegritas dan berkredibilitas serta penyelenggaraan pemilihan
umum yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil
dan demokratis, diperlukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Pemilihan Umum. Pasal 69 ayat (1) Undang-undang Nomor 15
Tahun 2011 menyatakan bahwa Pengawasan penyelenggaraan
Pemilu dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan,
dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. Sedangkan pasal 70 Undang-
undang Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan bahwa Panwaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu
Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri dibentuk paling lambat
1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan Pemilu
dimulai dan berakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh
tahapan penyelenggaraan Pemilu selesai
30
danBawaslu Provinsi Kalimantan Selatan, Bawaslu Kota Banjarmasin
juga melaksanakan perekrutan Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab terhadap
pengawasan pilkada.
Pertanggal 07 Nopember 2019 Kelompok Kerja (POKJA)
Pelaksanaan Pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan
di Kota Banjarmasin. Proses Rekrutmen dimulai melalui
pengumuman pendaftaran pada tanggal 13-26 Nopember 2019,
pendaftaran ada tanggal 27 Nopember – 03 Desember 2019,
pemeriksaan administrasi tanggal 27 Nopember – 04 Desember, Tes
pada tanggal 13-14 Desember 2019, Tanggapan Masyarakat, Tes
Wawancara pada tanggal 14-16 Desember 2019, pengumuman
kelulusan, sampai pada pelantikan dan pengambilan sumpah janji
yang dilaksanakan pada 24 Desember 2019.
Keseluruhan proses rekrutmen ini secara umum dapat
dilaksanakan dengan baik. Meski demikian, terdapat berbagai
kendala seperti dalam tahapan tes yang terintegrasi secara online
serentak di seluruh Indonesia kesiapan sarana dan prasarana belum
dapat men-cover tes secara sempurna.
Walaupun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya,
rekrutmen panitia pengawas pemilihan kecamatan pada pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin tahun 2020 ini memiliki
berbagai kelebihan jika dibandingkan dengan rekrutmen panitia
pengawas pemilihan kecamatan dalam pemilu serentak tahun 2019
yang mana menurut pandangan penulis terdapat proses
demokratisasi, transparansi, dan perbaikan sistem rekrutmen lainnya
yang dapat dijalankan.
Berangkat dengan paparan di atas, pada penelitian ini penulis
ingin menunjukkan signifikansi metode rekrutmen Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin tahun 2020.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan
mekanisme rekrutmen pengawas pemilu Ad Hoc tingkat kecamatan
dengan fokus pada tahapan-tahapan rekrutmen yang transparan dan
berintegritas untuk dapat menghasilkan Panitia Pengawas Pemilihan
yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Tujuan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan rekomendasi
untuk penguatan dan perbaikan rekrutmen pengawas pemilu Ad hoc
dalam penyelengaraannya di masa yang akan datang.
31
Berdasarkan paparan di atas, maka artikel ini berjudul:
Evaluasi Sistem Rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Banjarmasin Tahun 2020.
Rumusan masalah
32
individual best suited for a particular position. Yakni proses seleksi
yang dapat dikatakan sebagai tahap awal yang menentukan bagi
organisasi untuk memperoleh calon pegawai yang mempunyai
kemampuan yang handal dan profesional.
33
III. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
34
seperti penyelenggara rekrutmen, yang mengikuti rekrutmen baik
yang lulus maupun yang tidak lulus, guna mendapatkan data yang
objektif dan mendalam tentang penelitian yang ingin diteliti.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah data tentang sistem
proses rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan dalam
Pilkada tahun 2020 di kota Banjarmasin.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
35
dokumen tertulis maupun dokumen terekam, seperti misalnya
catatan harian, autobiografi, memorial, kaset rekaman, foto, video
dan sebagainya (Rahmadi, 2011, p. 85). Berkaitan dengan hal di atas,
data dokumen dalam penelitian ini adalah data-data maupun arsip
yang dimiliki oleh Bawaslu kota Banjarmasin sebagai bahan yang
dapat digunakan menjadi data primer maupun sekunder dalam
penelitian ini.
No Jadwal Agenda
6 Desember Finalisasi
7 Desember Revisi
36
Secara singkat tes Socrative yang dilaksanakan untuk
rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan pada Pilkada
serentak tahun 2020 ini dipahami sebagai sebuah metode yang dapat
mengukur kemampuan kognitif para peserta calon Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan, yang kemudian hal tersebut dicoba
dimaksimalkan oleh Bawaslu RI dalam merespon perkembangan
zaman yang terus berkembang menuju peradaban yang lebih
responsif terhadap perkembangan teknologi. Sebagai sebuah metode
rekrutmen yang baru dalam tes rekrutmen Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan di seluruh Indonesia berdasarkan Keputusan
Ketua Bawaslu RI, tes Socrative tentunya menjadi sebuah
pengalaman baru yang belum pernah dilalui oleh Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan sebelumnya, oleh karenanya tes ini dapat
menjadi sebuah problem baru ketika Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan mengikuti tes ini. Secara singkat kita bisa melihat
gambaran besar tentang perbedaan antara tes yang dilakukan pada
tahun ini dengan tes yang dilakukan sebelumnya dari paparan salah
satu informan MN di bawah ini, yang menjadi bagian dari
penyelenggara pada dua pemilihan, yakni pemilu 2019 dan pilkada
serentak tahun 2020:
37
Penjelasan yang lain juga penulis dapatkan dari salah satu
peserta rekrutmen Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yang
merasakan tes Socrative untuk pertama kalinya, misalnya dari
penjelasan informan JHR.
38
mendudukan pentingnya system yang dibangun menjadi lebih
objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini dikarenakan tes
Socrative yang diterapkan oleh Bawaslu memiliki sedikit persamaan
dengan CAT terkait transparansi, karena setelah melakukan tes
online maka hasilnya dapat dilihat secara langsung, dan para peserta
rekrutmen dapat mengetahui secara langsung hasil tes mereka. Hal
tersebut juga bisa kita lihat dari paparan informan RM di bawah ini,
yang juga selaku bagian dari penyelenggara tes:
39
dilaksanakan oleh Bawaslu kota Banjarmasin, menurutnya tes
tersebut sangat membantu karena dengan tes online yang
dilaksanakan, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan karena
mendepankan sisi demokratis dan transparan, sehingga semua orang
dapat berkompetisi, baik yang sudah pernah menjadi Panitia
Pengawas Pemilihan Kecamatan sebelumnya maupun yang baru
pertama kali mencoba menjadi Panitia Pengawas Pemilihan
Kecamatan. (MAI, Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 31).
40
Tes Socrative adalah tes online, tentu saja hal ini menjadi
problematika tersendiri bagi para peserta yang tidak terlalu paham
dan tidak melek teknologi. Penulis sendiri sebagai penyelenggara
menyadari bahwa tes online ini adalah hal baru dalam lembaga
Bawaslu untuk tingkatan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan,
akan tetapi hal seperti ini harus dibiasakan, meskipun pada awalnya
memang harus merasakan kesulitan dalam beradaptasi. Salah satu
penyelenggara teknis rekrutmen menjelaskan bahwa tes Socrative ini
lebih sulit dari tes sebelumnya karena banyak calon Panitia Pengawas
Pemilihan Kecamatan yang belum terbiasa dalam penggunaan
teknologi, misalnya dapat dilihat pada paparan di bawah ini:
2. Server Jaringan
41
“Permasalah teknis menggunakan metode tes Socrative adalah
hanya punya satu server yaitu di Bawaslu RI, menyebabkan proses tes
tertulis terganggu dan tidak sesuai jadwal, di mana yang dijadwalkan
tes akan selesai hanya satu hari menjadi 2 hari karena tes dilanjutkan ke
hari berikutnya”. MN, Wawancara Pribadi. 2020 Oktober 30)
42
3. Transparansi Hasil Tes Wawancara
43
“menurut saya hasil tes itu harus semuanya transparan,
walaupun nilai saya kurang bagus misalnya, setidaknya saya tau nilai
saya berapa secara keseluruhan, teman-teman yang tidak lulus juga
merasa geram dan marah kenapa nilainya tidak dipublikasikan dengan
jelas, itu kan hak kami, kami harus tahu berapa nilai kami”. (JHR,
Wawancara Pribadi. 2020, Oktober 30)
44
Dinamika ini hanya berada dipermukaan dengan sebab
bahwa tidak ada bukti yang dapat diberikan oleh mereka-mereka
yang merasa dirugikan tersebut. Meski demikian, Bawaslu harusnya
tidak menutup mata bahwa dalam proses ini terdapat celah yang
mungkin untuk dipermasalahkan oleh berbagai pihak, terlebih pihak-
pihak yang meras tidak terpuaskan.
45
(SDM) Pengawas hasil seleksi sebagai individu-individu yang
diharapkan. Individu-individu yang dari sisi kognisinya mampu
bersaing dengan kebutuhan lapangan dan kemajuan zaman. Selain
juga factor-faktor psikologis dan emosional yang ditekankan pada
tahapan seleksi yang lain.
Meski demikian, kemajuan dan sisi positif tersebut tidak
tanpa celah. Terdapat beberapa kekurangan yang patut direnungkan
untuk dapat diperbaiki kedepannya. Utamanya dalam hal kaitannya
dengan isu-isu keterbukaan dan keadilan yang sangat sensitive ketika
bersinggungan dengan kepentingan dan persaingan sehat. Ada
faktor-faktor yang harus dipertahankan seperti adaptasi teknologi
yang posistif dan ada faktor-faktor lainnya yang haris dirubah dan
diperbaiki untuk meminimalisir konflik dipermukaan yang harusnya
tidak terjadi lagi di hari depan.
B. Rekomendasi Penelitian
46
Indonesia yang masih mendapat kendala dan menyebabkan
terhambat dan terganggunya proses seleksi harus menjadi perhatian
sangat serius mengingat hal ini berkaitan dengan profesinalitas dan
kesiapan lembaga Negara dalam menjalankan programnya. Ke
depannya merupakan sebuah kewajiban bahwa hal teknis terkait
sistem yang down tidak lagi menjadi satu catatan miring terkait
dengan segala proses dari beragam program yang dijalankan
Bawaslu.
47
Daftar Pustaka
Irawan, Prasetya, S.F.Motok, S., & Sri Wahyu Krida Sakti. (1997).
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIA LAN Press.
48
Mathis, R. I., & Jackson John H. (2001). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Ampat.
49