Anda di halaman 1dari 50

HALAMAN JUDUL

DAMPAK AERODINAMIKA TERHADAP JARAK TERBANG DAN


FLIGHTPATH PESAWAT KERTAS

Karya Tulis

Disusun sebagai Tugas Akhir Siswa – Siswi SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan

Disusun Oleh :

Matthew Kusuma Widjojo

NIS :

20214714

SEKOLAH MENENGAH ATAS PANGUDI LUHUR VAN LITH

MUNTILAN

2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

DAMPAK AERODINAMIKA TERHADAP JARAK TERBANG DAN


FLIGHTPATH PESAWAT KERTAS

Karya Tulis

Disusun oleh :

Matthew Kusuma Widjojo

20214714

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 11 November 2022

Nama Lengkap Tanda Tangan

Penguji I : ........................

Penguji II : ........................

Muntilan, 11 November 2022

Kepala Sekolah,

Br. Agustinus Giwal Santoso, FIC., M.M

ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulis yang saya susun

sebagai tugas akhir menjadi siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith seluruhnya

merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan

karya tulis ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan secara jelas

dan sesuai dengan norma, kaidah, dan etika akademis. Apabila di kemudian hari

ditemukan bahwa seluruh atau sebagian karya tulis ini bukan karya saya sendiri atau

adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi-sanksi

dari SMA Pangudi Luhur Van Lith Berasrama ini.

Muntilan, 3 November 2022


Yang membuat pernyataan,

Matthew Kusuma Widjojo

iii
HALAMAN MOTTO

"We suffer more in imagination than in reality."


-Seneca

"Put all your soul into it, play the way you feel."
- Frédéric Chopin

"When everything seems to be going against you, remember that the airplane takes
off against the wind, not with it."
-Henry Ford

"You have power over your mind, not outside events. Realize this, and you will find
strength."
-Marcus Aurelius

"Bukan stres yang membunuh kita, tapi reaksi kita terhadapnya. Karena, sebenarnya
masalahnya bukan stres itu sendiri, tetapi persepsi kita."
-Henry Manampiring

" Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani"
-Ki Hadjar Dewantara

" Di balik senyum seseorang, ada sesuatu yang kamu tidak akan pernah mengerti."
- Bacharuddin Jusuf Habibie

iv
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini tentunya dapat selesai dengan bantuan banyak orang dan pihak
serta dipersembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang dari berkat-Nya dan kuasa-Nya karya tulis ini
dapat selesai.
2. Papa Yo, Mama Deasy, dan Bryan, yang memberikan dukungan dan
semangat untuk pengerjaan karya tulis ini.
3. Louise Anastasya Irwanto, yang senantiasa mengingatkan dan membantu
pengerjaan karya tulis ini.
4. Rekan-rekan Kartika Bangsa, yang mendukung penuh pengerjaan karya tulis
ini.
5. Saudara-saudara seperjuangan Trivictya, yang memberikan semangat,
dukungan, dan bantuan.
6. Adik-adik angkat angkatan 31 dan 32, yang selalu supportif dan memberikan
semangat dalam pengerjaan karya tulis.
7. Shybil Adreano De La Vega dan Natanael Ernst Andriyanto Pratama yang
membantu secara langsung saat pengambilan data.
8. Serta semua pihak yang belum bisa disebutkan yang sudah berkontribusi
untuk pembuatan karya tulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa memberkati, membimbing saya, mencurahkan rahmat dan berkat-Nya

dalam pembuatan karya tulis ini dengan judul "DAMPAK AERODINAMIKA

TERHADAP JARAK TERBANG DAN FLIGHTPATH PESAWAT KERTAS"

sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Selesainya karya tulis ini tidak

lepas dari bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, saya

ingin menyampaikan ungkapan terma kasih kepada semua pihak yang sudah turut serta

membantu dalam pembuatan karya tulis ini, ucapan terima kasih sebesar-besarnya

ditujukan kepada yang terhormat :

1. Br. Agustinus Giwal Santoso, FIC., M.M selaku rektor dan kepala sekolah

SMA Pangudi Luhur Van Lith Berasrama Muntilan.

2. Dra. C. Cosma Elsih L. selaku pendamping pembuatan karya tulis yang

memberikan arahan, bimbingan, saran, dan masukan selama pembuatan karya

tulis ini sehingga memiliki hasil yang baik.

3. Keluarga dari penulis yaitu Papa, Mama, dan juga Adik yang senantiasa

memberikan arahan, dukungan, dan juga semangat dalam pembuatan karya

tulis ini

4. Keluarga besar SMA Pangudi Luhur Van Lith Berasrama Muntilan yang

menyediakan kesempatan untuk dapat membuat karya tulis ini.

vi
5. Seluruh teman-teman Angkatan 30 SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan

yang berjuang bersama dalam penyelesaian karya tulis.

6. Serta semua pihak yang mendorong serta membantu supaya karya tulis ini

dapat terselesaikan dengan baik dan benar.

Tentunya masih banyak kesalahan serta kekurangan pada karya tulis ini. Maka

Penulis berharap adanya tanggapan serta ulasan untuk mendukung pembuatan karya-

karya tulis dari penulis selanjutnya, serta memohon minta maaf atas banyaknya

kekurangan pada karya tulis ini. Semoga karya tulis yang telah terbuat ini dapat

membantu serta menjadi referensi bagi berbagai pihak dalam berbagai macam hal.

Muntilan, 6 November 2022

Matthew Kusuma Widjojo

vii
ABSTRAK

Widjojo, Matthew Kusuma (2022). Dampak Aerodinamika Terhadap Jarak Terbang


dan Flightpath Pesawat Kertas. Karya Tulis. SMA Pangudi Luhur Van Lith
Muntilan
Pesawat kertas merupakan mainan sederhana yang terbuat dari kertas. Mainan
ini dapat dibuat dengan sangat sederhana. Karena kesederhanaan ini, banyak orang
seringkali membuat pesawat kertas sendiri dan menerbangkannya. Mainan ini biasanya
dimainkan oleh anak-anak, namun bisa juga dimainkan oleh kalangan umum. Banyak
desain yang dibuat dengan karakteristik terbang yang berbeda-beda pula. Karakteristik
yang berbeda ini diketahui merupakan dampak dari aerodinamika akibat desain yang
dibuat. Dengan adanya aerodinamika ini, pesawat bisa terbang dan melaju. Akan tetapi,
tidak semua desain merupakan desain yang baik. Kebanyakan pesawat yang didesain
memiliki permasalahan yang sama, yaitu flightpath (jalur terbang) yang sangat buruk
sehingga jarak terbangnya pendek dan tidak stabil.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan dampak aerodinamis dari
panjang sayap dan juga perbandingan antara panjang badan dengan sayap pada sebuah
pesawat kertas terhadap jarak terbang dan juga flightpath. Penelitian eksperimental ini
dilakukan dengan cara menerbangkan beberapa desain pesawat kertas dengan fitur
aerodinamika yang berbeda-beda. Akan diteliti sebanyak 2 desain pesawat dengan
masing-masing desain memiliki 3 modifikasi yang berbeda.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan bahwa pesawat yang
memiliki luas sayap yang besar akan terbang lebih jauh dan stabil dibandingkan dengan
sayap yang sempit dikarenakan lift yang lebih besar akibat luas sayap yang besar pula.
Didapatkan pula bahwa pesawat dengan perbandingan panjang sayap dan badan yang
berbeda hanya akan memengaruhi flightpath saja. Pesawat yang memiliki
keseimbangan baik antara panjang badan dengan panjang sayap akan terbang dengan
lebih konsisten dan stabil. Hal ini karena perbandingan panjang badan dengan sayap
yang tidak seimbang akan membuat pesawat melakukan koreksi yang berlebihan
sehingga tidak bisa stabil ketika terbang.

Kata Kunci : Aerodinamika, Pesawat Kertas, Jarak, Fligthpath

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 4
A. Aerodinamika ................................................................................................... 4
B. Penerbangan ..................................................................................................... 7
C. Pesawat............................................................................................................ 10
D. Glider (Pesawat Terbang Layang) ............................................................... 11
E. Pesawat Kertas ............................................................................................... 12
F. Flightpath ........................................................................................................ 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 14
A. Metode dan Jenis Penelitian.......................................................................... 14
B. Objek Penelitian ............................................................................................. 14
C. Variabel Penelitian......................................................................................... 15
D. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 15
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 16
F. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 16
G. Teknik Analisis Data...................................................................................... 17

ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 18
A. Hasil Penelitian............................................................................................... 18
B. Pembahasan .................................................................................................... 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 25
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 25
B. Saran ............................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 28
LAMPIRAN............................................................................................................... 29
BIOGRAFI PENULIS .............................................................................................. 39

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Percobaan luas sayap pesawat ................................................................ 18


Tabel 4.2 Percobaan perbandingan badan dengan panjang sayap ...................... 19

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesawat kertas merupakan mainan sederhana yang terbuat dari kertas.

Pesawat kertas diklasifikasikan sebagai benda terbang tak bertenaga dan tak

dikendalikan (unpowered and uncontrolled) karena keterbatasan tenaga dan

kendali. Mainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak, namun bisa juga

dimainkan oleh kalangan umum. Mainan ini merupakan mainan yang sangat

populer di dunia, dan sudah pernah dilaksanakan perlombaan internasional.

Dalam prakteknya sudah banyak desain pesawat yang dibuat dengan

karakteristik terbang yang berbeda-beda pula. Karakteristik yang berbeda ini

diketahui merupakan dampak dari aerodinamika akibat desain yang dibuat.

Dengan adanya aerodinamika ini, pesawat bisa terbang dan melaju. Akan tetapi,

tidak semua desain merupakan desain yang baik. Kebanyakan pesawat yang

didesain memiliki permasalahan yang sama, yaitu flightpath (jalur terbang)

yang sangat buruk sehingga jarak terbangnya pendek dan tidak stabil.

Penulis menyadari bahwa mainan pesawat kertas ini sedang banyak

digemari oleh teman dari penulis. Banyak desain yang dibuat dengan

karakteristik terbang yang berbeda-beda pula. Penulis menyadari bahwa

kebanyakan desain pesawat yang dibuat biasanya terbang sangat cepat, namun

1
pesawat langsung menukik ke bawah dan jatuh begitu saja. Penulis ingin

mengetahui apa yang menyebabkan jatuhnya pesawat kertas dan mencari solusi

agar pesawat bisa terbang lebih jauh.

Oleh sebab itu, penulis memutuskan untuk meneliti aerodinamika yang

terjadi pada pesawat kertas. Penulis ingin meneliti apa saja faktor-faktor yang

memengaruhi terbangnya pesawat kertas seperti bentuk dan luas sayap, serta

perbandingan panjang sayap dengan panjang badan pesawat itu sendiri. Dengan

begitu, penulis bisa menentukan apa saja yang bisa memengaruhi jarak terbang

dan flightpath dari pesawat kertas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengaruh luas sayap pesawat terhadap jarak terbang dan flightpath

pesawat kertas?

2. Apa pengaruh perbandingan panjang badan dengan panjang sayap pesawat

terhadap jarak dan flightpath pesawat kertas?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh luas sayap pesawat terhadap jarak terbang dan

flightpath pesawat kertas.

2. Untuk mengetahui pengaruh panjang badan dengan panjang saya pesawat

kertas terhadap jarak dan flightpath yang ditempuh.

2
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pembaca, dapat mengetahui, memahami prinsip aerodinamika

sederhana serta mendesain pesawat kertas yang memiliki jarak terbang jauh

dan stabil.

2. Bagi desainer pesawat hobi, dapat mengetahui prinsip aerodinamika yang

berlaku pada pesawat untuk referensi pembuatan pesawat yang lebih besar.

3. Bagi penggemar pesawat kertas, dapat memahami dampak dari desain

pesawat kertas yang dibuat dan mengembangkannya untuk mencapai hasil

yang diinginkan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Aerodinamika

Aerodinamika adalah salah satu cabang dari dinamika yang membahas

pergerakan udara (dan fluida berbentuk gas lainnya) dan gaya hasil yang

berlaku pada benda padat yang bergerak pada fluida tersebut. Aerodinamika

dasar pertama kali dicetuskan oleh Aristoteles pada tahun 350 sebelum masehi.

Pada awalnya istilah aerodinamika memang belum disebutkan, namun

Aristoteles menemukan bahwa udara memiliki berat dan objek yang melewati

udara dakan mengalami hambatan. Archimedes menemukan dasar dari

kendaraan yang lebih ringan dari udara. Dasar ini juga didasari dari penemuan

Aristoteles 1 abad sebelumnya. Archimedes kembali menekankan adanya

keberadaan hambatan saat suatu objek melewati udara.

Pada tahun 1690, Sir Issac Newton mencetuskan asal mula dari

persamaan Gaya Hambat yakni D = µ ρSV2 (dimana ρ adalah kepadatan udara

dan S adalah luas permukaan penampang dari benda tersebut). Seorang

fisikawan dan matematikawan dari Swiss bernama Daniel Bernoulli kemudian

menemukan hukum Bernoulli dalam publikasinya yang berjudul

Hydrodynamica pada tahun 1738. Hukum Bernoulli menjelaskan hubungan

dengan tekanan dan kecepatan fluida yang bergerak. Hukum ini sering

4
digunakan untuk menjelaskan terjadinya gaya angkat (lift) pada pesawat

terbang.1 Sir George Cayley kemudian mengembangkan teorinya pada tahun

1799 dan berhasil menemukan bentuk pesawat modern sebagai pesawat sayap

tetap. Pada tahun 1804 ia berhasil menerbangkan model pesawat terbang layang

pertama. Ia dianggap sebagai bapak aerodinamika modern karena

penemuannya ini.2

Aerodinamika dibagi menjadi beberapa kategori, yakni berdasarkan

kecepatan fluida (kecepatan rendah, kecepatan tinggi, supersonik, hypersonik),

ukuran dan bentuk objek (besar, kecil, bangun ruang kompleks), dan sifat fisik

fluida (padat, dijernihkan, kental, tidak kental).3

Ada 4 gaya yang berperan dalam aerodinamika, khususnya pesawat

terbang, yaitu lift, drag, thrust, dan weight. Lift atau gaya angkat berperan

dalam memberikan objek gaya keatas yang menyebabkan objek tersebut

terbang. Gaya angkat ini dihasilkan oleh sayap pada pesawat terbang. Drag atau

gaya hambat berperan dalam memberikan gaya yang berlawanan pada arah

1
Johnston, D. (2013). Early Developments in Aerodynamics. U.S. Centennial of
Flight Commision.
https://www.centennialofflight.net/essay/Theories_of_Flight/early_aero/TH3.htm
2
Crouch, T. D. (2017). Sir George Cayley. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/biography/Sir-George-Cayley
3
Auld, & Srinivas. (2017). Introduction. Aerodynamics for Students.
http://www.aerodynamics4students.com/introduction/

5
gerak suatu objek. Gaya hambat ini dihasilkan dari gesekan antara objek dengan

fluida yang dilaluinya. Thrust atau gaya dorong berperan dalam memberikan

gaya ke depan, yang membuat suatu objek melaju. Arah gaya ini berlawanan

dengan drag atau gaya hambat. Gaya dorong bisa dihasilkan dari mesin pada

pesawat dan mobil. Weight atau gaya beban berperan dalam memberikan suatu

objek gaya ke arah bawah dan berlawanan dengan lift. Gaya ini dihasilkan dari

gravitasi bumi, dan juga dari massa objek itu sendiri.4

Aerodinamika berperan sangat penting dalam kendaraan udara seperti

pesawat, namun tidak menutup kemungkinan Aerodinamika ini dapat

digunakan dalam kendaraan darat dan juga air. Contoh terkenal penggunaan ini

adalah dalam mobil Formula 1. Dalam mobil ini terdapat beberapa “sayap”

yang dipasang dalam mobil. Bentuk sayap ini dibuat terbalik dibandingkan

dengan pesawat terbang, sehingga fungsinya menekan mobil ke bawah. Lift

yang terbalik ini disebut dengan istilah Downforce Fungsi dari tekanan ke

bawah ini untuk meningkatkan grip pada mobil sehingga bisa berbelok dengan

sangat kencang tanpa tergelincir keluar jalur. Meskipun begitu, sayap-sayap

tersebut membuat mobil menjadi lambat akibat drag yang terjadi. Untuk

4
NASAexplores. (2003). Four Forces of Flight. NASA.
https://www.nasa.gov/audience/foreducators/k-
4/features/F_Four_Forces_of_Flight.html

6
mengatasi hal ini, ditemukan sistem DRS (Drag Reduction System).5 Sistem ini

bekerja dengan membuka bagian dari sayap belakang mobil sehingga

mengurangi drag. Selain itu, pembalap juga diajarkan untuk mengikuti mobil

tepat dibelakangnya sehingga mengurangi drag secara signifikan. Teknik ini

dinamakan Slipstreaming. Teknik slipstreaming hanya berlaku saat jalur lurus,

karena saat berbelok, mobil tidak memiliki downforce yang dibutuhkan agar

bisa berbelok dengan kencang.6

B. Penerbangan

Penerbangan adalah tindakan melalui udara atau melalui ruang di luar

atau di dalam atmosfer bumi. Umumnya penerbangan dilakukan menggunakan

balon udara, pesawat terbang, dan juga roket peluncur. Dunia Penerbang sering

disebut juga dengan istilah Aviation yang berasal dari kata Avis dalam bahasa

Latin yang artinya adalah burung. Istilah ini pertama kali dipakai oleh Gabriel

La Landelle di tahun 1863.

5
Toet, W. (2014). Aerodynamics of F1. Formula 1 Dictionary. http://www.formula1-
dictionary.net/aerodynamics_of_f1.html
6
Ono, A. (2020). Slipstream and “dirty air” explained. Racecar Engineering.
https://www.racecar-engineering.com/tech-explained/slipstream-and-dirty-air-
explained/#:~:text=%27Slipstreaming%27 occurs when a car,aerodynamicist at
Williams F1 Racing.

7
Penerbangan pertama kali ditemukan bersamaan dengan penemuan

layang-layang pada abad ke-5 di Tiongkok. Leonardo da Vinci menciptakan

rancangan pertama pesawat dalam lukisannya pada abad ke-15. Kemudian pada

tahun 1647, Tito Livio Burattini mendesain pesawat dengan 4 sayap layang.

Sayang sekali desain-desain tersebut belum berhasil.

Pada tahun 1907, Wright bersaudara berusaha untuk menyelesaikan isu

mengenai penerbangan terkontrol dan ditenagai. Mereka berhasil mengatasi

masalah tersebut dengan membuat kontrol untuk mengoleng, berguling, dan

juga sirip belakang yang bisa dikontrol. Tanggal 17 Desember 1907, kedua

bersaudara itu berhasil menerbangkan pesawat bertenaga dengan aman untuk

pertama kalinya. Tanggal ini disetujui sebagai tanggal lahirnya penerbangan

modern. Di hari itu juga, mereka melakukan 4 penerbangan dengan jarak

terjauhnya 852 kaki (260 meter) dalam waktu 49 detik.

Setelah penemuan dari Wright bersaudara, pesawat digunakan untuk

keperluan militer. Banyak kapal udara, balon udara, dan pesawat-pesawat

digunakan untuk melakukan pengeboman, dan juga transportasi untuk perang.

Pada tahun 1914, seorang pilot bernama Roland Garros memasang senapan

mesin di pesawatnya. Tahun berikutnya, Kurt Wingens berhasil memenangkan

sebuah pertempuran udara untuk pertama kalinya menggunakan pesawat yang

didesain dengan senapan mesin. Pesawat-pesawat digunakan secara berkala

8
pada zaman perang dunia pertama dan kedua, dan banyak pilot-pilot mencetak

sejarah sebagai penerbang ulung.7

Dunia penerbangan terus berkembang dengan sangat cepat sejak

berakhirnya perang dunia kedua. Pesawat-pesawat sipil mulai dilengkapi

dengan sistem komputer yang sangat rumit. Pesawat-pesawat menjadi lebih

besar dan dapat menampung ratusan orang sekaligus. Penemuan teknologi jet

juga membuat perubahan yang signifikan bagi dunia penerbangan. Sistem

komputer juga diterapkan dalam pesawat dalam bentuk bantuan navigasi dan

pilot otomatis. Teknologi-teknologi ini dirancang untuk meningkatkan

keamanan dalam penerbangan dan juga efisiensi bahan bakar.

Pesawat-pesawat di masa sekarang ini biasanya terbuat dari aluminium

dan ditenagai oleh mesin jet. Pesawat-pesawat tersebut juga sudah

dikomputerisasi sehingga memiliki fitur pilot otomatis yang bisa membantu

pilot dalam mengurangi beban saat menerbangkan pesawat. Ada pula fitur-fitur

dalam kokpit yang sudah banyak berkembang seperti tampilan LCD dan juga

sistem kokpit lainnya yang lebih modern dan bersih.

Penerbangan dibagi menjadi 2 sektor yaitu sipil dan militer. Dalam

penerbangan sipil terdapat 2 kategori yaitu penerbangan terjadwal dan tidak.

Penerbangan terjadwal berisi penerbangan dengan jadwal yang sudah

7
Spartan. (2021). History of Aviation. Spartan College of Aeronautics and
Technology. https://www.spartan.edu/news/history-of-aviation/

9
ditentukan. Kategori ini biasanya dilakukan oleh maskapai-maskapai

penerbangan. Penerbagan tidak terjadwal berisi penerbangan yang

dilaksanakan tanpa adanya jadwal yang ditentukan. Penerbangan ini biasanya

dilakukan oleh pilot-pilot rekreatif dan juga siswa sekolah penerbangan.

C. Pesawat

Pesawat adalah benda terbang yang lebih berat dari udara yang terbang

dikarenakan gaya ke atas oleh bantuan sayap tetapnya dan ditenagai baing-

baling atau mesin jet. Pesawat pertama yang berhasil terbang dengan selamat

adalah Wright Flyer. Pesawat ini kemudian dikembangkan secara intensif oleh

berbagai pihak hingga menjadi pesawat jumbo jet yang bisa bermuatan hingga

ratusan orang.

Pesawat memiliki beberapa bagian penting yaitu, badan pesawat, sayap

utama, sirip horizontal, dan sirip vertikal. Badan pesawat merupakan bagian

yang menyatukan semua bagian-bagian lainnya. Badan pesawat ini memiliki 3

bagian kecil lagi, yaitu bagian hidung (nose), bagian tengah (fuselage), dan

bagian ekor (tail). Sayap utama berperan dalam memberikan gaya angkat atau

lift ke atas. Sayap merupakan komponen utama yang menyebabkan pesawat

terbang ke atas dan tidak terjatuh. Sayap biasanya dilengkapi papan kecil yang

dinamakan aileron. Aileron berfungsi memberikan kontrol berguling yang

menyebabkan pesawat bisa berbelok. Sirip horizontal biasanya diletakkan di

10
bagian belakang pesawat, namun ada beberapa model pesawat yang memiliki

sirip horizontal di bagian depan. Sirip horizontal ini berfungsi untuk

memberikan kontrol pitch. Kontrol pitch ini membuat sebuah pesawat bisa naik

atau turun. Kontrol ini diperoleh dengan memasang bidang yang disebut

elevator. Dalam sistem sayap delta wing, pesawat hanya memiliki sayap utama.

Maka untuk memberikan kedua kontrol guling dan juga pitch, diberikan desain

yang disebut elevon yang merupakan gabungan dari ELEVator dan ailerON.

Sirip vetikal berfungsi menjaga pesawat agar terbang lurus dan tidak

mengoleng. Sirip vertikal ini umumnya dipasang di bagian belakang atau tail

pesawat. Pesawat-pesawat pada umumnya dipasang sistem kontrol tambahan

yang disebut dengan Rudder. Sistem rudder ini berfungsi untuk mengatur

seberapa besar olengan pesawat. Olengan ini bisa diatur berdasarkan arah dan

kecepatan angin yang dilalui pesawat .

D. Glider (Pesawat Terbang Layang)

Glider atau pesawat terbang layang merupakan jenis pesawat sayap

tetap dan tak bertenaga (unpowered). Jenis pesawat ini hanya memiliki 3 gaya

dalam penerbangan yaitu lift (gaya angkat), drag (gaya hambat), dan weight

(gaya beban). Hilangnya thrust (gaya dorong) disebabkan kurangnya gaya

pendorong seperti mesin jet atau baling-baling. Jenis Glider yang sering dilihat

adalah pesawat kertas

11
Glider bisa tetap terbang di udara dikarenakan desainnya yang

menyebabkan pesawat turun dengan lebih lambat. Desain ini dititik beratkan

pada sayapnya yang sangat panjang. Glider bisa naik tanpa bantuan mesin

dengan adanya thermal atau angin yang naik yang biasanya disebut updrafts.

Glider merupakan jenis pesawat sayap tetap tertua. Glider yang pertama

berhasil diterbangkan oleh George Cayley pada tahun 1853. Glider ini masih

sangat sederhana dan tidak bisa dikontrol dengan leluasa. 8 Kemudian pada

tahun 1890, seorang ilmuwan Jerman bernama Otto Lilienthal membuat

beberapa desain Glider kecil yang rapuh. Ia berhasil terbang ribuan kali dengan

karyanya. Ia kemudian meninggal dunia pada tahun 1896 karena cedera yang

disebabkan kecelakaan saat terbang layang.

E. Pesawat Kertas

Pesawat kertas adalah pesawat sejenis glider dengan bahan dasar kertas.

Pesawat kertas sudah cukup umum dibuat di kalangan masyarakat karena

mudah dibuat dan juga sederhana. Pesawat ini umumnya memiliki desain delta

wing. Pesawat kertas merupakan desain glider yang paling mudah dan

sederhana untuk dibuat.

8
Crouch, T. D. (2017). Sir George Cayley. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/biography/Sir-George-Cayley

12
Pesawat kertas biasanya dibuat dengan melipat kertas, meskipun

beberapa desain bisa dibuat dengan memotong dan menempel. Desain-desain

ini terbilang sangat sederhana dan mudah sekaligus murah mengingat bahan

yang dipakai hanya secarik kertas. Jarak terbang pesawat ini tidak jauh, dan

kecepatan yang diberikan juga tidak terlalu tinggi.

F. Flightpath

Flightpath adalah suatu jalur udara yang dilalui oleh suatu benda

terbang. Flightpath secara umum menggambarkan jalur yang dilalui suatu

benda terbang seperti pesawat, helikopter, dan lain-lain. Jalur ini biasanya

dilakukan untuk navigasi dan pendataan. Flightpath juga penting untuk

penyelidikan insiden atau kecelakaan udara.

Flightpath untuk glider yang optimal biasanya berupa garis linier

menurun. Garis ini semakin baik bila garis semakin mendatar. Pesawat yang

terbang mendatar dapat mencapai jarak yang jauh. Keadaan flightpath yang

konsisten dan tidak berubah-ubah secara mendadak disebut sebagai stable flight.

Stable flight sangat diperlukan pesawat komersil saat terbang untuk

mendapatkan kenyamanan bagi penumpang.

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian eksperimental.

Menurut Sugiyono (2017), penelitian eksperimental merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dengan kata lain, Penelitian

eksperimental merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengukur

suatu dampak atau pengaruh dari suatu variabel pada suatu objek terhadap

perilaku objek yang diteliti.

B. Objek Penelitian

Penelitian menggunakan 2 kategori pesawat kertas. Kategori pertama

bentuk dan luas sayap. Bentuk sayap dan luas sayap akan menjadi variabel

bebas untuk menentukan apa bentuk sayap dan juga seberapa luas sayap yang

menciptakan flightpath yang optimal. Kategori kedua adalah perbandingan

sayap dengan badan pesawat. Kategori ini akan membahas perbandingan

panjang antara sayap dengan badan yang lebih optimal untuk pesawat kertas.

Perbandingan yang memungkinkan adalah sayap atau badan yang lebih panjang

atau perbandingan yang seimbang antara sayap dengan badan pesawat. Total

14
akan ada 2 desain pesawat kertas dengan masing-masing memiliki 3 modifikasi

yang akan menjadi sampel percobaan.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada penelitian ini adalah bentuk dan luas sayap,

serta perbandingan panjang badan dengan sayap pesawat. Percobaan masing-

masing memiliki variabel kontrol pada setiap kategori. Variabel terikat pada

penelitian ini merupakan jarak terbang dan juga flightpath pesawat kertas.

Desain pesawat kertas diperoleh berdasarkan sebuah artikel di HGTV.com.9

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan diadakan di ruangan yang terkontrol. Ruangan yang

dicari adalah ruangan tanpa adanya gangguan eksternal seperti angin. Maka

lokasi yang dipilih adalah Bangsal Asrama Putra SMA Pangudi Luhur Van Lith

Muntilan. Penelitian akan diadakan pada pukul 22.00 hingga 23.00 pada

tanggal 3 November 2022.

9
Henderson, S. (2019). How to Make a Paper Airplane. HGTV.
https://www.hgtv.com/design/make-and-celebrate/handmade/how-to-make-a-paper-
airplane

15
E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilaksanakan menggunakan teknik observasi.

Peneliti akan melakukan pengamatan pada variabel-variabel yang diteliti

dengan bantuan dari pengamat lainnya. Pengamatan ini akan dibantu dengan

menggunakan alat ukur dan juga media rekam kamera. Data didapatkan dengan

cara menerbangkan sampel pesawat kertas dengan cara mendorong pesawat

dengan pelan.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Skala.

Teknik ini akan memberikan hasil yang cukup berarti apabila peneliti dapat

memilih tipe yang tepat sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan serta tujuan

penelitian yang telah dirumuskan kan. Oleh karena itu, teknik skala digunakan

karena mempunyai validitas yang tinggi, reliabiltasnya yang andal, dan utilitas

yang baik.10

10
Yusuf, M. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. PT Fajar
Interpratama Irata.

16
G. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017), analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data bisa

diperoleh dengan 2 cara yaitu teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis

data kuantitatif. Penelitian ini akan menggunakan kedua teknik, teknik analisis

data kualitatif untuk menganalisis data flightpath dan teknik analisis data

kuantitatif untuk menganalisis data jarak terbang.

17
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil ekperimen yang dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai

berikut :

1. Luas sayap pesawat

Jarak Tempuh (dalam Meter)


No Jenis Pesawat Flightpath
I II III IV Rata-rata

1 Kontrol 6,8 8,1 8,8 11,4 8,775 Stable

2 Sayap Luas 7,9 13,2 10,1 9,9 10,275 Stable, lebih stabil

3 Sayap Sempit 4,8 4,9 6,8 5,4 5,475 Unstable

Tabel 4.1 Percobaan luas sayap pesawat

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa sayap yang luas memberikan

jarak terbang terjauh dan juga flightpath yang paling stabil. Pesawat

menempuh jarak terdekat sejauh 7,9 meter dan jarak terjauh 13,2 meter

dengan jarak rata-rata 8,775 meter. Pesawat terbang dengan halus dan

sangat stabil. Flightpath dari pesawat tersebut linier dan sangat landai,

sehingga memberikan jarak terbang yang sangat jauh.

Pesawat kontrol memiliki jarak yang cukup jauh dan memiliki

flightpath yang stabil, namun tidak melebihi jarak dan juga tidak lebih stabil

18
dari pesawat dengan sayap yang luas. Pesawat menempuh jarak terdekat

sejauh 6,8 meter dan jarak terjauh 11,4 meter deengan jarak rata-rata 8,775

meter. Pesawat terbang dengan halus dan stabil tetapi memiliki flightpath

yang lebih curam dibandingkan dengan pesawat dengan sayap yang luas.

Pesawat dengan sayap yang pendek mendapatkan jarak terbang

terpendek dan flightpath yang sangat buruk dibandingkan 2 sampel lainnya.

Pesawat menempuh jarak terdekat 4,8 meter dan jarak terjauh 6,8 meter

dengan rata-rata 5,475 meter saja. Pesawat memiliki kecendurungan untuk

menukik langsung kebawah sehingga jarak yang dihasilkan sangat pendek.

2. Perbandingan panjang badan dengan panjang sayap

Jarak Tempuh (dalam Meter)


No Jenis Pesawat Flightpath
I II III IV Rata-rata

1 Kontrol 7,6 6,8 6,2 9,8 7,6 Stable

2 Badan Panjang 7,6 11,0 11,6 7,8 9,5 Stable

3 Badan Pendek 8,6 10,6 9,2 10,0 9,6 Unstable

Tabel 4.2 Percobaan perbandingan badan dengan panjang sayap

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada perubahan

signifikan pada jarak tempuh pesawat, tetapi terdapat perbedaan pada

flightpath pesawat. Pesawat kontrol memiliki jarak yang cukup baik dan

memiliki flightpath yang stabil. Pesawat menempuh jarak terdekat 6,2

19
meter dan jarak terjauh 9,8 meter dengan rata-rata 7,6 meter. Pesawat ini

memiliki flightpath yang konsisten dan linier.

Pesawat dengan badan yang panjang mendapatkan jarak terbang

yang lebih jauh dengan flightpath yang cukup stabil. Pesawat menempuh

jarak terdekat 7,6 meter dan jarak terjauh 11,6 dengan rata-rata 9,5 meter.

Pesawat memiliki flightpath yang memiliki kecenderungan untuk menukik

sedikit ke bawah lalu terbang dengan linier disaat-saat terakhir saat

kecepatan sudah cukup tinggi.

Pesawat dengan badan yang pendek mendapatkan jarak terbang

yang serupa dengan pesawat dengan badan yang panjang namun flightpath

yang dimiliki sangat tidak stabil. Pesawat menempuh jarak terdekat 8,6

meter dan jarak terjauh 10,6 meter dengan rata-rata 9,6 meter. Pesawat

memiliki suatu kecenderungan untuk terbang naik ke atas, lalu menukik ke

bawah secara terus menerus sehingga flightpath yang dimiliki tidak

konsisten dan tidak stabil.

20
B. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan dampak

aerodinamika terhadap jarak dan flightpath pesawat kertas. Berdasarkan hasil

penelitian yang sudah dilakukan dan landasan teori yang diberikan, penelitian

memberikan hasil sebagai berikut :

1. Luas sayap pesawat

Gaya angkat (lift) menyebabkan pesawat akan memiliki gaya ke

arah atas yang menyebabkan pesawat naik ke atas. Gaya ini berlawanan

dengan gaya dari beban pesawat (weight). Ketika besar lift mendekati

weight, pesawat akan terbang dengan landai pula. Lift yang konsisten dan

tidak berubah-ubah akan menyebabkan pesawat terbang dengan konsisten

dan stabil.

Pesawat dengan sayap yang luas mendapatkan jarak yang sangat

jauh dan juga flightpath yang sangat stabil pula. Sayap yang luas akan

memberikan lift yang tinggi pula. Besar lift mendekati besar dari weight

yang dimiliki pesawat sehingga pesawat bisa terbang dengan lebih landai.

Lift yang dimiliki oleh pesawat dengan sayap yang luas ini sangat konsisten,

sehingga pesawat terbang dengan sangat stabil.

Lift pada pesawat kontrol sedikit berkurang karena luas sayap

pesawat yang lebih sedikit dibandingkan pesawat dengan sayap yang luas.

Hal ini menyebabkan pesawat memiliki resultan gaya ke bawah yang lebih

21
besar pula sehingga pesawat lebih cepat jatuh dibandingkan pesawat sayap

luas. Meskipun begitu, pesawat juga memiliki lift yang konsisten juga,

sehingga pesawat bisa terbang dengan mulus dan stabil.

Pesawat dengan sayap yang sempit akan memiliki lift yang sedikit

pula. Pesawat dengan sayap sempit ini terbang sangat pendek dan

cenderung menukik ke bawah. Pesawat tanpa lift sama saja seperti proyektil

bebas dan akan jatuh seperti batu. Demikian pula yang terjadi pada pesawat

dengan luas sayap yang sempit. Pesawat tidak memiliki lift untuk

mempertahankan ketinggian sehingga pesawat langsung jatuh ke bawah.

Pesawat ini menukik karena tidak memiliki lift yang cukup untuk

menerbangkan pesawat itu.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa sayap yang

luas menyebabkan pesawat mendapatkan lift yang lebih besar. Lift yang

besar ini mengakibatkan pesawat bisa mempertahankan ketinggian dan

pesawat bisa tetap terbang. Sayap pesawat yang luas akan memberikan lift

yang konsisten sehingga flightpath pesawat bisa konsisten dan stabil juga.

2. Perbandingan panjang badan dengan panjang sayap

Pesawat kertas yang menjadi sampel memiliki desain sayap delta

wing. Dengan desain sayap ini, perubahan pada panjang badan akan sedikit

mengurangi luas sayap tetapi tidak mengurangi panjang sayap pesawat

yang menjadi sampel. Dari percobaan yang dilakukan, meskipun terdapat

22
perubahan panjang badan dan perbandingan panjang antara badan dengan

sayap, setiap sampel menempuh jarak terbang yang tidak berbeda jauh.

Tetapi karena ada perubahan terhadap kebutuhan kecepatan untuk lift pada

pesawat.

Pesawat yang menjadi kontrol memiliki perbandingan antara

panjang badan dan sayap yang seimbang. Pesawat tersebut memiliki

flightpath yang stabil dan juga konsisten. Pesawat ini stabil dan konsisten

karena lift yang ada pada saat pesawat mengudara juga konsisten. Lift yang

tidak berubah-ubah menjadikan pesawat memiliki flightpath yang tidak

berubah-ubah juga.

Pesawat dengan panjang badan yang diperpanjang memiliki

flightpath yang cukup stabil namun sempat berubah saat kecepatan masih

rendah. Kecepatan yang rendah mengakibatkan lift yang rendah juga,

sehingga pesawat akan menukik akibat efek dari weight. Pesawat yang

menukik akan menuju ke bawah dan mengalami percepatan sehingga

kecepatan pesawat akan naik juga. Kecepatan yang meningkat ini akan

mengakibatkan lift meningkat juga dan akhirnya pesawat mencapai

kestabilan saat kecepatan tidak berubah-ubah lagi.

Pesawat dengan panjang badan yang diperpendek memilki

flightpath yang jauh tidak stabil dibandingkan sampel lainnya. Pesawat

akan menukik lalu naik lagi saat mendapaptkan kecepatan, tetapi pesawat

akan terus naik turun sampai pesawat jatuh ke tanah. Hal ini terjadi karena

23
pesawat tidak mengalami kesetimbangan. Pesawat akan menurun hingga

memiliki kecepatan dan lift yang cukup untuk terbang lagi. Lift yang lebih

besar dari weight akan mengakibatkan pesawat menambah ketinggian.

Pesawat akan kehilangan kecepatan saat menambah ketinggian dan akan

kekurangan lift pula dan akan jatuh lagi karena efek dari weight. Pesawat

akan mendapatkan kecepatan saat jatuh dan akan mengurangi kecepatan

saat naik secara terus menerus. Siklus naik turun ini akan terus terjadi

karena pesawat kertas selalu melebihi titik keseimbangan tersebut secara

berlebihan.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan perbandingan sayap dan

badan pesawat akan berdampak pada flightpath pesawat saja. Perubahan

flightpath ini dipicu oleh perubahan kebutuhan kecepatan untuk

menginduksi lift akibat perubahan kemampuan pesawat melakukan koreksi

untuk mencapai kesetimbangan yang terjadi akibat adanya perubahan

perbandingan antara panjang sayap dengan badan pesawat.

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasaraan hasil eksperimen yang telah didapatkan, pesawat dengan

sayap yang luas akan memperoleh jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan

pesawat dengan luas sayap yang sempit. Pesawat dengan sayap yang lebih luas

juga akan memiliki flightpath yang lebih stabil dibandingkan dengan pesawat

sayap sempit. Sayap yang luas menyebabkan pesawat mendapatkan lift yang

lebih besar. Lift yang besar ini mengakibatkan pesawat bisa mempertahankan

ketinggian dan pesawat bisa tetap terbang. Sayap pesawat yang luas akan

memberikan lift yang konsisten sehingga flightpath pesawat bisa konsisten dan

stabil juga.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa perubahan perbandingan sayap

dan badan pesawat akan berdampak pada flightpath pesawat saja. Pesawat yang

menjadi kontrol memiliki fightpath yang paling stabil dibandingkan dengan

badan yang lebih panjang dan juga badan yang lebih pendek. Perbandingan

yang kurang seimbang membuat pesawat menjadi kurang stabil. Perubahan

flightpath ini dipicu oleh perubahan kebutuhan kecepatan untuk menginduksi

lift akibat perubahan kemampuan pesawat melakukan koreksi untuk mencapai

kesetimbangan yang terjadi akibat adanya perubahan perbandingan antara

panjang sayap dengan badan pesawat..

25
B. Saran

Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran-saran yang dapat

diberikan untuk :

1. Pembaca

Pembaca diharapkan bisa memahami beberapa prinsip

aerodinamika sederhana dari hasil penelitian ini. Pembaca juga diharapkan

untuk mencoba sendiri penelitian ini untuk membantu memahami prinsip

aerodinamika secara lebih lanjut. Pembaca juga dihimbau untuk mencoba

mendesain sebuah pesawat kertas sesuai dengan hasil penelitian ini.

2. Desainer pesawat hobi

Desainer pesawat hobi diharapkan bisa memahami prinsip

aerodinamika sederhana ini. Prinsip aerodinamika ini dapat dijadikan

referensi dan juga dapat dikembangkan untuk pembuatan model pesawat

dengan bahan yang berbeda dan dengan ukuran yang jauh lebih besar.

Pesawat yang dikembangkan bisa diberi baing-baling atau alat serupa untuk

menambahkan faktor gaya thrust sehingga pesawat bisa terbang lebih lama.

3. Penggemar pesawat kertas

Para penggemar pesawat kertas sangat dianjurkan untuk

mempelajari prinsip aerodinamika pesawat kertas dengan lebih lanjut

supaya dapat memahami dampak dari desain yang dipilih. Penggemar

26
diharapkan pula untuk mampu mengembangkan pesawat kertas yang

didesain untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Auld, & Srinivas. (2017). Introduction. Aerodynamics for Students.


http://www.aerodynamics4students.com/introduction/
Crouch, T. D. (2017). Sir George Cayley. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/biography/Sir-George-Cayley
Henderson, S. (2019). How to Make a Paper Airplane. HGTV.
https://www.hgtv.com/design/make-and-celebrate/handmade/how-to-make-a-
paper-airplane
Johnston, D. (2013). Early Developments in Aerodynamics. U.S. Centennial of Flight
Commision.
https://www.centennialofflight.net/essay/Theories_of_Flight/early_aero/TH3.ht
m
NASAexplores. (2003). Four Forces of Flight. NASA.
https://www.nasa.gov/audience/foreducators/k-
4/features/F_Four_Forces_of_Flight.html
Ono, A. (2020). Slipstream and “dirty air” explained. Racecar Engineering.
https://www.racecar-engineering.com/tech-explained/slipstream-and-dirty-air-
explained/#:~:text=%27Slipstreaming%27 occurs when a car,aerodynamicist at
Williams F1 Racing.
Spartan. (2021). History of Aviation. Spartan College of Aeronautics and
Technology. https://www.spartan.edu/news/history-of-aviation/
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Toet, W. (2014). Aerodynamics of F1. Formula 1 Dictionary. http://www.formula1-
dictionary.net/aerodynamics_of_f1.html
Yusuf, M. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. PT Fajar
Interpratama Irata.

28
LAMPIRAN

29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
BIOGRAFI PENULIS

Matthew Kusuma Widjojo, lahir di Jakarta pada 26 Oktober

2004. Pendidikan pertama ditempuh di TK Pius Wonosobo

dan lulus pada tahun 2011. Kemudian dilanjutkan

pendidikan di SD Pius Wonosobo dan lulus pada tahun

2017. Matt kemudian melanjutkan pendidikan SMP yang

ditempuh di SMP Bhakti Mulia Wonosobo yang kemudian

lulus pada tahun 2020. Sekarang menempuh pendidikan di

SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Untuk mengakhiri masa pendidikannya di

SMA ini, Matt menyelesaikan tugas akhir berupa karya tulis dengan judul "Dampak

Aerodinamika Terhadap Jarak Terbang dan Flightpath Pesawat Kertas".

39

Anda mungkin juga menyukai