Anda di halaman 1dari 35

PERKAWINAN DAN TRIBUNAL

PERKAWINAN KATOLIK

TOPIK: KONSENSUS (JANJI NIKAH)

Materi kuliah Oleh Dr. Asrot Purba


SYARAT PERKAWINAN KATOLIK YANG SAH

Syarat I Syarat II Syarat III

15 Halangan yang Menggagalkan Perkawinan


Janji Nikah Dirayakan
yang Sah menurut Tata
Perayaan Katolik
APAKAH “JANJI NIKAH” ITU?

• “perbuatan dengan kemauan” dengan mana seorang pria dan


wanita saling menyerahkan diri dan saling menerima untuk
membentuk perkawinan yang tak dapat ditarik kembali.
• Perkawinan terjadi pada saat kedua mempelai mengucapkan
janji nikah.
Personal

Internal bebas Utuh

YARAT II JANJI NIKAH YANG SAH


Dipertimbangkan
ARAT II JANJI NIKAH YANG SAH
Dinyatakan
secara
eksternal

Tak
dapat
ditarik
kembali

Timbal balik Simultan


PERSONAL

Perkawinan = Tindakan pribadi


orang yang menikah, bukan orang
lain
INTERNAL

ORANG memiliki kehendak


batiniah yang jujur, benar
dan sungguh-sungguh
BEBAS

Harus dibuat secara bebas, sebab


perkawinan harus menjadi tindakan
yang khas manusiawi
UTUH

Tidak ada pengecualian atas tujuan atau sifa


DIPERTIMBANGKAN

Pilihan menikah merupakan hasil


akal budi yang menimbang-
nimbang, menilai dan memutuskan
DINYATAKAN SECARA EKSTERNAL

Kesepakatan nikah harus


dinyatakan secara eksternal dengan
kata-kata atau isyarat yang senilai
TIMBAL BALIK

Ada kehendak saling


menyerahkan diri dan saling
menerima
SIMULTAN

Hadir bersama-sama, bisa secara fisik mau


TAK BISA DITARIK KEMBALI

Sekali janji nikah diucapkan secara sah, tak b


PENYEBAB CACAT KONSENSUS (JANJI NIKAH)
1) KETIDAKMAMPUAN PSIKOLOGIS (KAN. 1095)

• Orang yang tidak mampu menggunakan akal budi secukupnya:


orang tak waras, idiot, gangguan fisik dan psikis, epilepsi, saat mabuk, saat di
bawah pengaruh narkoba
• Orang yang tidak memiliki kematangan psikis: membuat dan mengambil
keputusan yang matang dan dewasa, yakni intelek dan kehendak
• Orang yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban hakiki
perkawinan karena alasan-alasan psikis,. misalnya: penderita gangguan
kepribadian
APAKAH MAKSUDNYA “KETIDAKMAMPUAN”

KETIDAKMAMPUAN
- Berbeda dengan KESULITAN.
- Ketidakmampuan ada jika ditandai oleh rangkaian bentuk kelainan, yang menyentuh secara
substansial kemampuan menghendaki (Arahan dari Paus Yohanes Paulus II, 5/2/1987;
25/1/1988)
- Merupakan “HAL NORMAL/BIASA”: adanya berbagai bentuk kesulitan psikologis, dengan
panggilan untuk berjalan bersama Roh Kudus melewati, penyangkalan dan pengorbanan diri.
- KETIDAKCOCOKAN KEPRIBADIAN: walaupun membuat sulit hidup berkeluarga, tidak
membuat ketidakmampuan, kecuali dalam kasus khusus ada ketidakcocokan kepribadian
mematikan.
TIDAK ADANYA PENGETAHUAN YANG CUKUP TENTANG HAKIKAT PERKA
2)

Kedua mempelai sekurang-kurangnya harus tahu bahwa perkawinan


- Hidup bersama dengan hubungan intim, kewajiban, tanggung jawab,
tinggal bersama
- Antara seorang laki-laki dan seorang perempuan,
- Hidup bersama yang bersifat menetap: bukan sementara atau periode
tertentu
- Hidup bersama yang terarah kepada kelahiran anak: bukan semata-
mata persahabatan
3) KEKELIRUAN MENGENAI PRIBADI
(KAN. 1097)
Janji nikah menjadi cacat, jika orang menikah dengan pribadi
yang salah
Dibedakan:
- Keliru pribadi, misalnya, pria A ingin menikah dengan B, tapi
yang dinikahi adalah si C (kembaran/adik si B)
- Keliru kualitas pribadi, misalnya, kualitas fisik, moral, sosial.
Jika kualitas itu dimaksudkan secara langsung dan utama
4) PENIPUAN (KAN. 1098)

- penipuan= perbuatan yang disengaja untuk menyembunyikan suatu


fakta dengan maksud untuk dapat menikah; andai fakta itu diketahui
sebelumnya oleh pasangannya, pernikahan tidak akan terjadi
Syarat:
- Penipuan dilakukan dengan sengaja untuk tujuan dapat menikah
- Penipuan itu membuat yang tertipu memutuskan perkawinan
- Berkaitan dengan kualitas pribadi orang yang hendak dinikahi
Contoh: menyembunyikan kemandulan, suatu penyakit menular atau tak
tersembuhkan, pernah menjadi narapidana
5) KEKELIRUAN MENGENAI SIFAT
PERKAWINAN DAN MARTABAT SAKRAMENTAL
PERKAWINAN (KAN. 1099)
Kekeliruan pandangan atas sifat-sifat perkawinan, monogam dan tak
terceraikan serta martabat sakramen perkawinan.

Syarat: ada kehendak positif dan menentukan untuk menikah


Contoh: seseorang menikah tetapi tidak tahu sungguh-sungguh bahwa perkawinan itu s
6) SIMULASI (KAN. 1101)

Simulasi adalah ketidaksesuaian antara


pernyataan lahiriah dengan kehendak dalam
hati.
Dibedakan dua, yakni: simulasi total dan
sebagian.
SIMULASI TOTAL

Orang mengucapkan janji nikah, tetapi


sebenarnya tidak menghendaki perkawinan.
Misalnya:
Dia mengucapkan janji nikah, tetapi sebenarnya tidak ingin kawin
dengan siapapun atau tidak ingin membentuk hidup bersama seluruh
hidup (hanya kumpul kebo).
Bila perkawinan diibaratkan dengan kue tart, orang yang memesan kue
tart itu sama sekali tidak mau memakannya.
SIMULASI SEBAGIAN (PARSIAL)

Ketika seseorang mengucapkan janji nikah, tetapi menolak


salah satu unsur hakiki perkawinan, yakni sifat monogam dan
ketidakdapatterceraikannya. Orang itu mengucapkan janji
nikah dengan maksud membentuk perkawinan seperti
konsepnya sendiri, bukan seturut konsep kanonik.
Misalnya, orang memesan kue tart, tetapi tidak ingin bagian
tertentu dari kue tart itu (seharusnya semua harus diterima)
SIMULASI TERHADAP CIRI HAKIKI
PERKAWINAN
Contoh
- Menginginkan perkawinan sebagai percobaan
- Menginginkan bebas dari ikatan, ketika masa perkawinan
kontrak berakhir
- Menginginkan menikah untuk kedua kali, dengan tetap
menjaga adanya ikatan perkawinan pertama
- Menginginkan perceraian jika perkawinan mereka tidak
dapat dipertahankan
SIMULASI TERHADAP UNSUR HAKIKI
PERKAWINAN:
BONUM PROLIS, BONUM FIDEI, BONUM CONIUGUM
Simulasi kontra Bonum prolis:
- Penolakan yang menetap terhadap kehadiran anak

Misalnya:
Menolak hubungan suami-isteri yang alami
Selalu menggunakan alat kontrasepsi
Melakukan sterilisasi sebelum perkawinan
Melakukan aborsi setiap kali terjadi kehamilan
SIMULASI ATAS UNSUR HAKIKI:
BONUM PROLIS, BONUM FIDEI, BONUM CONIUGUM

Simulasi kontra Bonum Fidei: menolak kesetiaan pada


pasangan
Misalnya, meski sudah menikah
tetap memiliki relasi bebas dengan orang lain
memiliki orang ketiga, selingkuhan, pelakor, pebinor
Melanjutkan hubungan bebas seperti lajang
SIMULASI ATAS UNSUR HAKIKI:
BONUM PROLIS, BONUM FIDEI, BONUM CONIUGUM

Simulasi kontra Bonum Coniugum: tidak bertanggung jawab


atas kesejahteraan pasangan
Misalnya:
- Orang yang tidak mau bekerja
- Orang yang tak peduli dengan pasangannya
7) JANJI NIKAH BERSYARAT (KAN. 1102)

Membuat syarat tertentu pada saat menikah


Dibagi:
masa lalu,
masa sekarang dan
masa yang akan
datang
SYARAT MENGENAI FAKTA MASA LALU DAN
KINI
Keabsahan Perkawinan tergantung pada kebenaran fakta
pada saat perayaan perkawinan. Demi kelayakan perlu ijin
dari Ordinaris wilayah
Misalnya:
- Masa lalu: saya menikahimu jika kamu tidak pernah
dipenjara
- Masa sekarang: saya menikahimu jika kamu masih
perjaka/perawan
SYARAT MENGENAI MASA DEPAN

Keabsahan Perkawinan tergantung pada kebenaran fakta, yang belum d

Misalnya:Sayamenikahimu,jikadalamtahuniniayahmu memberikan warisan


8) PAKSAAN ATAU KETAKUTAN BERAT
(KAN. 1103)
“Paksaan” dan “ketakutan berat” (moral) membuat
perkawinan tidak sah.
Paksaan= kekerasan fisik
Membuat perkawinan tidak sah menurut hukum kodrati

Ketakutan berat=kekerasan moral


Membuat tidak sah menurut hukum gerejawi
KETAKUTAN BERAT

Syarat “ketakutan”:
- “berat”: sesuai kondisi psikis ybs
- datang dari luar: bukan dari alam atau dari dalam diri
sendiri
- perkawinan=solusi dari ketakutan
Misalnya:
Seseorang menikah karena takut dibunuh, dianiaya atau
dilaporkan ke polisi
KETAKUTAN REVERENSIAL

Rasa takut untuk mengecewakan atau merendahkan orang-


orang yang kepada mereka si subyek merasa dekat, memiliki
ikatan emosional atau ketergantungan, misalnya orangtua atau
atasan/superior
Misalnya:
Seseorang menikah karena ayahnya yang sedang sakit berat
meminta dia untuk menikah, jika tidak si ayah akan meninggal
dunia

Anda mungkin juga menyukai