Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT

RCA DAN FMEA

Disusun oleh

Nama : Firda Fitriani

NIM : 2250407001

PRODI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “RCA dan FMEA” ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Remunisasi. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Bandung, November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

BAB III PENUTUP ........................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Belakangan ini banyak kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja. Untuk mengatasi
hal ini harus ada suatu metode yang dapat digunakan untuk menekan angka kecelakaan mulai
dari menejemen pelaksanaan suatu kegiatan kerja. Banyak metode yang digunakan untuk
menganalisa suatu kejadian kecelakaan. Namun jika tidak sampai akarnya pasti akan
bermunculan masalah atau kejadian kecelakaan yang berulang.

Root Cause Analysis dipercaya mampu menurunkan terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan. Root Cause Analysis merupakan suatu proses mengidentifikasi penyebab utama
suatu permasalahan dengan menggunakan pendekatan yang tersetruktur dengan teknik yang
telah di desain untuk berfokus pada identifikasi dan penyelesaian masalah.

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah sebuah metode analisis untuk
membantu prosespemikiran yang digunakan untuk mengidentifikasi mode kegagalan
potensial dan efeknya. FMEA merupakan teknik evaluasi tingkat keandalan dari sebuah
sistem untuk menentukan efek dari kegagalan dari sistem.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan kenyataan-kenyataan di atas, maka melalui
makalah ini penulis ingin membuat pertanyaan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa itu Root Cause Analysis?


2. Apa yang dimaksud Failure Mode and Effect?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu Root Cause Analysis


2. Untuk mengetahui Failure Mode and Effect

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian RCA

Root Cause Analysis adalah setiap analisis yang mengidentifikasi kekurangan yang
mendasari dalam sistem manajemen keselamatan yang jika dikoreksi akan mencegah
kecelakaan yang sama dan serupa. RCA adalah proses sistematis yang menggunakan fakta-
fakta dan hasil dari teknik analitik inti untuk menentukan alasan yang paling penting untuk
kecelakaan. Sedangkan teknik analisis intinya harus memberikan jawaban atas pertanyaan
tentang apa, kapan, di mana, siapa, dan bagaimana, RCA harus menyelesaikan pertanyaan
mengapa. Analisis akar penyebab membutuhkan sejumlah sanksi (Methods for accident
investigation).

Root Cause Analysis (RCA) merupakan pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi


faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih kejadian-kejadian yang lalu agar dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja (Corcoran, 2004). Selain itu, pemanfaatan RCA
dalam analisis perbaikan kinerja menurut Latino dan Kenneth (2006) dapat memudahkan
pelacakan terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja. Root Cause adalah bagian dari
beberapa faktor (kejadian, kondisi, faktor organisasional) yang memberikan kontribusi, atau
menimbulkan kemungkinan penyebab dan diikuti oleh akibat yang tidak diharapkan.

2.1.1 METODE RCA (Root Cause Analysis)

Teknik RCA dengan Utilisasi 5 Whys

Root Cause Analysis atau RCA adalah salah satu tool yang digunakan dalam inisiatif
Lean Six Sigma di organisasi. RCA adalah salah satu metode problem solving yang berfungsi
untuk mengidentifikasi akar masalah (root causes) dari masalah yang terjadi dalam
operasional (shiftindonesia.com). Praktek RCA fokus pada identifikasi akar masalah dan
bagaimana cara memperbaikinya, sehingga masalah akan tuntas secara menyeluruh dan tidak
akan kembali terjadi. Tata cara melakukan RCA dengan 5 whys adalah sebagai berikut;

1) Tulislah masalah yang spesifik. Dengan menuliskan masalah, anda akan terbantu
dalam pemetaan masalah dan mendapatkan deskripsi yang mendetail. Selain itu, tim
bisa fokus kepada masalah yang sama.

2
5

2) Lakukan brainstorming untuk mencari tahu bagaimana masalah bisa terjadi, dan
tuliskan juga jawabannya.
3) Jika jawaban-jawaban tersebut tidak membantu identifikasi sumber masalah, tanyakan
‘mengapa?’ sekali lagi dan tulislah jawabannya.
4) Kembalilah kepada langkah 3 hingga tim sepakat bahwa mereka telah menemukan
akar permasalahan. Proses ini mungkin membutuhkan lima atau lebih pertanyaan
‘mengapa?’.

Mengapa Menggunakan 5-Whys?


1) 5-Whys akan membantu mengidentifikasi akar masalah.
2) 5-Whys membantu menemukan hubungan antara akar masalah yang berbeda.
3) 5-Whys adalah salah satu metode analisa yang paling sederhana dan mudah, tanpa
perlu melakukan analisa statistik. Mudah dipelajari dan diaplikasikan.
4) 5-Whys dan Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
5) 5-Whys dapat digunakan secara terpisah ataupun sebagai bagian dari diagram
sebab akibat (fishbone / Ishikawa diagram).

2.1.2. Langkah-langkah dalam Melakukan Root Cause Analysis

Menurut Max Ammerman (1998) dalam bukunya yang berjudul Root Cause Analysis
terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis akar
masalah :

1. Mengidentifikasi masalah, Dalam mengidentifikasi masalah harus memperhatikan


kejadian yang menyebabkan sebuah dampak atau kerugian yang tinggi, sehingga
sangat diperlukan untuk melakukan tindakan perbaikan.
2. Menjelaskan apa yang terjadi, Pada langkah ini peneliti melakukan analisis ulang
dengan cara mengumpulkan data, informasi dan fakta tentang kejadian untuk
memahami permasalahan apa yang sebernarnya terjadi.
3. Mengidentikasi faktor penyebab, Pada langkah ke-3 ini digunakan untuk menggali
lebih dalam mengenai masalah apa yang terjadi dan menemukan mengapa
permasalahan tersebut terjadi.
4. Mengidentifikasi akar penyebab, Melakukan analisis secara menyeluruh terhadap
faktor-faktor permasalah yang mengidentifikasi akar penyebab dari permasalahan.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggali lebih dalam mengenai akar penyebab
dengan mengajukan pertanyaan “mengapa” secara berulang kali hingga diketahui
akar permasalahan, teknik tersebut dikenal metode “five (5) why analysis”
5. Merancang dan menentukan rencana perbaikan, Merancang dan menentukan
rencana perbaikan dalam memperbaiki sebuah masalah dan mencegah agar
masalah tersebut tidak terjadi kembali dimasa yang akan datang.
6. Mengukur hasil evaluasi perbaikan. Tindakan perbaikan yang digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan akar penyebab harus dievaluasi kembali apakah
rencana tersebut efektif dalam mengurangi atau mencegah suatu permasalahan
terjadi kembali.
2.2. Pengertian FMEA

FMEA (failure mode and effect analysis) adalah suatu prosedur terstruktur untuk
mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode).
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab dari suatu
masalah kualitas. Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam
kecacatan/kegagalan dalam desain, kondisi diluar batas spesifikasi yang telah ditetapkan,
atau perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk itu.

Terdapat dua penggunaan FMEA yaitu dalam bidang desain (FMEA Desain) dan
dalam proses (FMEA Proses). FMEA Desain akan membantu menghilangkan kegagalan-
kegagalan yang terkait dengan desain, misalnya kegagalan karena kekuatan yang tidak
tepat, material yang tidak sesuai, dan lain-lain. FMEA Proses akan menghilangkan
kegagalan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam variabel proses, misal
kondisi diluar batas-batas spesifikasi yang ditetapkan seperti ukuran yang tidak tepat,
tekstur dan warna yang tidak sesuai, ketebalan yang tidak tepat, dan lain-lain.

2.2.1. Langkah Dasar FMEA

Terdapat langkah dasar dalam proses FMEA yang dilakukan oleh tim desain for six sigma
(DFSS) adalah :

1. Membangun batasan proses yang dibatasi oleh struktur proses.


2. 2.Membangun proses pemetaan dari FMEA yang mendiskripsikan proses produksi
secara lengkap dan alat penghubung tingkat hirarki dalam struktur proses dan ruang
lingkup.
5

3. Melihat struktur proses pada seluruh tingkat hirarki dimana masing-masing parameter
rancangan didefinisikan.
4. Identifikasi kegagalan potensial pada masing-masing proses.
5. Mempelajari penyebab kegagalan dari pengaruhnya. Pengaruh dari kegagalan adalah
konsekuensi langsung dari bentuk kegagalan pada tingkat proses berikutnya, dan
puncaknya ke konsumen. Pengaruh biasanya diperlihatkan oleh operator atau sistem
pengawasan.

Terdapat dua hal utama penyebab pada keseluruhan tingkat, dengan diikuti oleh
pertanyaan seperti :

1. Apakah variasi dari input menyebabkan kegagalan ?


2. Apakah yang menyebabkan proses gagal, jika diasumsikan input tepat dan sesuai
spesifikasi ?
3. Jika proses gagal, apa konsekuensinya terhadap kesehatan dan keselamatan operator,
mesin, komponen itu sendiri, proses berikutnya, konsumen dan peraturan ?
4. Pengurutan dari bentuk kegagalan proses potensial menggunakan risk priority
number (RPN) sehingga tindakan dapat diambil untuk kegagalan tersebut.
5. Mengklasifikasikan variabel proses sebagai karakteristik khusus yang membutuhkan
kendali seperti keamanan operator yang berhubungan dengan parameter proses, yang
tidak mempengaruhi produk.
6. Menentukan kendali proses sebagai metode untuk mendeteksi bentuk kegagalan atau
penyebab.
7. Rancangan yang digunakan untuk mencegah penyebab atau bentuk kegagalan dan
pengaruhnya.
8. Kegiatan tersbut dilakukan untuk mendeteksi penyebab dalam tindakan korektif.
9. Identifikasi saat mengukur tindakan korektif. Menurut nilai risk priority number
(RPN), tim melakukannya dengan : Mentransfer resiko kegagalan pada sistem diluar
ruang lingkup pekerjaan, Mencegah seluruh kegagalan, Meminimumkan resiko
kegagalan dengan Mentransfer resiko kegagalan pada sistem diluar ruang lingkup
pekerjaan.
10. Analisa, dokumentasi dan memperbaiki FMEA. Failure modes and effect analysis
(FMEA) merupakan dokumen yang harus dianalisa dan diurus secara terus-menerus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

RCA (Root Cause Analysis) adalah setiap analisis yang mengidentifikasi kekurangan
yang mendasari dalam sistem manajemen keselamatan yang jika dikoreksi akan mencegah
kecelakaan yang sama dan serupa.

FMEA (failure mode and effect analysis) adalah suatu prosedur terstruktur untuk
mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). FMEA
digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab dari suatu masalah
kualitas.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. PENGERTIAN RCA (https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-rca-pdf-free.)


diakses pada tanggal 11 oktober 2022 pada jam 10.23
2. RCA MODEL (https://eprints.umm.ac.id/pdf) diakses pada tanggal 11 oktober 2022
pukul 14.00
3. FMEA(https://www.academia.edu/7652952/
FAILURE_MODES_AND_EFFECT_ANALYSIS) diakses pada tanggal 11 oktober
2022 pukul 14.20

Anda mungkin juga menyukai