1. Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UPBJJ-UT : BOGOR
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
NURWULANSARI MAELANI
ADPU4335
NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)
Administrasi Pertanahan
ADPU4335
Budi mendapatkan tanah hak pakai dari salah satu Lembaga kementerian Negara. Di
atas nyabiaya
budi telah mendirikan rumah tinggal
banyakyang telah mendapatkan
mengurusiizin bangun
dengan pribadi, Budi melakukan upaya untuk persoalan
tanah ini, kali Budi mendatangi pihak biro umum Lembaga terkait untuk
beberapa
pengurusan tanah
tersebut menjadi hak milik tapi tidak berjalan dengan baik dengan alasan peraturan yang
selalu berubah - ubah dan bahkan harus sampai tingkatan Menteri atau Presiden yang
mana menurut budi akan sulit dicapai oleh rakyat biasa sepertinya
Soal
Dari uraian diatas silahkan saudara analisis berdasarkan peraturan perundang –
undangan, yang mendasari Budi mendapatkan Hak pakai tanah tersebut, proses
pengalihan hak guna pakai dan solusi terbaik bagi budi untuk menjadikan tanah tersebut
Hak Milik. Pastikan setiap jawaban berbasiskan ketentuan hukum yang berlaku
1 dari
2
ADPU4335
3. Uraian 20
Dari uraian diatas diketahui bahwa pemerintah sedang melakukan kegiatan revitalisasi,
dengan tujuan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah dan
menyebabkan bencana alam, tapi setelah beberapa kali musyawarah masih ada
beberapa warga yang menolaknya, untuk itu coba saudara analisis usaha seperti apa
yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mendapatkan tanah tersebut dengan
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku ? berikan alasannya.
4. Uraian 30
Pak Andi sedang mencari tanah dan bangunan daerah Depok, setelah mencari beberapa
lama pak Andi menemukan dua tanah dan bangunan yang cocok. Harga tanah pertama
Rp.500.000.000, dengan NJOP dalam SPPT Bernilai Rp.480.000.000. dan Harga tanah
kedua Rp.300.000.000 dengan NJOP dalam SPPT Bernilai Rp.280.000.000
Soal.
Berdasarkan data di atas silahkan saudara hitung, Berapa besar biaya BPHTB terhutang
yang harus dibayar pak Andi untuk membeli kedua tanah, jika di wilayah Kota
tersebut NPOPTKP diluar waris/hibah wasiat Rp.200.000.000.
Skor Total 100
2 dari
ADPU4335
Jawaban :
1. 9000 kasus tentang pertanahan bukan masalah yang kecil usaha – usaha penyelesaian masalah harus
segera teratasi untuk mencegah terjadinya konflik sosial yang semakin luas diperlukan asas – asas
dalam pembentukan organisasi yang ideal, silahkan saudara analisis asas apa saja yang dibutuhkan
dalam pembentukan birokrasi yang ideal bagi organisasi yang mengurusi pertanahan. Berikan
alasannya
Menurut UU Administrasi Pemerintahan AUPB terdiri dari 8 (delapan) asas sebagai berikut.
Asas Kepastian Hukum
adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan  peraturan perundang-
undangan, kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan.
Asas Kemanfaatan
adalah manfaat yang harus diperhatikan secara seimbang antara:
(1) kepentingan individu yang satu dengan kepentingan individu yang lain;
(2) kepentingan individu dengan masyarakat;
(3) kepentingan Warga Masyarakat dan masyarakat  asing; Â
(4)  kepentingan  kelompok masyarakat yang satu dan kepentingan kelompok masyarakat
yang lain;
(5) kepentingan pemerintah dengan Warga Masyarakat;
(6) kepentingan generasi yang sekarang dan kepentingan generasi mendatang;
(7) kepentingan manusia dan ekosistemnya;
(8) kepentingan pria dan wanita
Asas Ketidakberpihakan
adalah asas yang mewajibkan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam  menetapkan dan/atau
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan dengan mempertimbangkan kepentingan para pihak secara
keseluruhan dan tidak diskriminatif.
Asas Kecermatan
adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu Keputusan dan/atau Tindakan harus didasarkan pada
informasi dan dokumen yang lengkap untuk mendukung legalitas penetapan dan/atau pelaksanaan
Keputusan dan/atau Tindakan sehingga Keputusan dan/atau Tindakan yang bersangkutan
dipersiapkan dengan cermat sebelum Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan dan/atau
dilakukan.
Asas Tidak Menyalahgunakan Kewenangan
adalah asas yang mewajibkan setiap Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan  tidak menggunakan
kewenangannya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan yang lain dan tidak sesuai dengan
tujuan pemberian kewenangan tersebut, tidak melampaui, tidak menyalahgunakan, dan/atau tidak
mencampuradukkan kewenangan.
Asas Keterbukaan
adalah asas  yang melayani masyarakat untuk mendapatkan akses dan memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
Asas Kepentingan Umum
adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan dan kemanfaatan umum  dengan    Â
cara    yang aspiratif, akomodatif, selektif, dan tidak diskriminatif.
Asas Pelayanan Yang Baik
adalah asas yang memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai
dengan standar pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
ADPU4335
Menurut saya asas asas yang saya paparkan di atas menurut asas asas pemerintahan yang baik
menurut saya masuk ke dalam asas pembentukan organisasi dalam birokrasi pertanahan karena
dalam kasus yang di atas bahwa kasus tersebut mencakup kedalam asas – asa yang 8 saya paparkan
karena dalam pemerintahan membutuhkan asas kepastian hukum karena kasus tersebut harus sesuai
hukum yang yang berlaku yang ada dalam UU, mencakup juga dalam asas kemanfaatan karena
dalam kasus tersebut ada sisi penting kemanfaatan yang harus di analis, adapun asasa ketidak
berpihakan dalam kasus ini haruslah adil dalam melakukan keputusan sesuai UU yang berlaku,
adapun asas kecermatan dalam kasus ini tidak boleh sembarangan mengambil keputusan harus
berdasrkan informasi dan dokumen yang lengkap, adapun asas tidak menyalahgunakan kewenangan
dalm kasus ini tidak boleh memutuskan kewewngan hanya untuk kepentingan sebelah pihak namun
harus berdasrkan bukti dan UU yang berlaku, adapun asas keterbukaan dalam kasus ini haruslah ada
keterbukaan atara satu dengan yang lainnya sehingga tidak menyembunyikan apa yang terjadi,
adapun asas kepentingan umum untuk mendahulukan kesejahterakan dalam kasus ini, adapun asas
pelayanan yang baik dalam menanggani kasus ini perlu pelayanan yang baik dalam mengatasi kasus
di atas ini.
2. Dari uraian diatas silahkan saudara analisis berdasarkan peraturan perundang – undangan, yang
mendasari Budi mendapatkan Hak pakai tanah tersebut, proses pengalihan hak guna pakai dan
solusi terbaik bagi budi untuk menjadikan tanah tersebut Hak Milik. Pastikan setiap jawaban
berbasiskan ketentuan hukum yang berlaku.
Menurut saya hak pakai tanah dan hak guna pakai ada dalam PP No. 40 Tahun 1996
Berdasrkan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 40 Tahun 1996 terdiri atas hak pakai
dan hak guna bangunan disini saya kaitkan dengan kasus di atas bahwa PP No. 40 Tahun 1996 ada
kaitannya dengan hak pakai, dan hak guna bangunan . dalam PP No. 40 Tahun 1996 yang berkaitan
dengan kasus budi di atas adanya kaitannya dengan Hak pakai di PP No 40 Tahun 1996 dalam ayat
39 menurut UU yang berlaku. dan dalam hak guna pakai bangunan ada dalam PP No. 40 Tahun
1996 dalam pasal 24 Ayat 4 . dan ada pula dalam PP No 38 Tahun 1963 yang berkaitan denga Hak
Milik Tanah berdasarkan Peraturan Pemerintahan Indonesia berdasarkan hukum yang berlaku.
3. Menurut pendapat saya kasus yang ada dalam cerita tersebut termasuk kedalam kasus pembebasan
tanahb ada dalam UU No. 2 Tahun 2012.
Pertama, dalam UU No. 2 Tahun 2012 tidak mengatur tentang mekanisme penilaian besarnya nilai
ganti rugi atas objek yang terkena kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Besarnya
nilai ganti rugi dan tolak ukur kepastian ganti rugi ini tidak jelas. Seharusnya penilaian besarnya
nilai ganti kerugian oleh penilai tanah itu diatur, dan caranya dilakukan bidang per bidang tanah.
Penilaian bidang per bidang tanah ini dimaksudkan untuk dapatnya memenuhi rasa keadilan, oleh
karena pada bidang tanah yang berdampingan dalam keadaan tertentu yang satu harus dinilai lebih
tinggi, sedangkan yang lain lebih rendah. Dimungkinkan dalam pelaksanaan suatu bidang setelah
pelebaran jalan nilainya akan naik, tetapi di lain pihak ada suatu bidang tanah habis tidak tersisa
atau tersisa sedikit. Bidang tanah yang karena pelebaran jalan nilainya akan naik, oleh karena itu
nilai ganti ruginya harus lebih rendah daripada bidang tanah yang tergusur habis.
Kedua, pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat/mutlak yang notabene tidak sesuai dengan kondisi hukum di Indonesia saat ini. Mari kita
perhatikan Pasal 41 yaitu :
Ganti Kerugian diberikan kepada Pihak yang Berhak berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan
dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) dan/atau putusan pengadilan
negeri/Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (5).Pada saat pemberian
Ganti Kerugian Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian wajib (a) melakukan pelepasan hak;
dan (b) menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan Objek Pengadaan Tanah kepada instansi
yang memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan.Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b merupakan satu-satunya alat bukti yang sah menurut hukum dan tidak dapat diganggu gugat
ADPU4335
di kemudian hari.Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian bertanggung jawab atas Kebenaran
dan keabsahan bukti penguasaan atau kepemilikan yang diserahkan.
Pasal 41 ayat (2) dan ayat (3) tersebut menyatakan bahwa pihak yang berhak harus menyerahkan
bukti penguasaan atau kepemilikan yang merupakan satu-satunya bukti yang sah menurut hukum
dan tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari. Hal ini mencerminkan sifat represifnya Undang-
Undang ini. Kalimat “tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari” bertentangan dengan fakta
hukum yang sedang berlangsung di Indonesia. Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria menegaskan bahwa surat-surat tanda bukti hak
sebagai alat pembuktian yang kuat, dalam hal ini belum sebagai alat pembuktian yang mutlak. Alat
bukti kepemilikan tanah di Indonesia yang sudah berupa Sertifikat Hak Atas Tanah saja setiap saat
atau di kemudian hari masih dapat diganggu gugat. Sehingga terhadap kalimat Pasal 41 ayat (3) ini
perlu dilakukan yudicial review, dengan menghapus kalimat “tidak dapat diganggu gugat di
kemudian hari“. Pemerintah sendiri yang menerbitkan sertifikat hak atas tanah tidak pernah
menjamin bahwa sertifikat itu tidak dapat digugat di kemudian hari, bagaimana mungkin pemilik
tanah yang tanahnya wajib diserahkan bagi pembangunan untuk kepentingan umum menjamin
sertifikat itu tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari.
Ketiga, dalam Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2012 menyebutkan bahwa Pengadaan Tanah untuk
kepentingan Umum diselenggarakan melalui tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
penyerahan hasil. Namun dalam hal ini masih terdapat kekurangan dalam peraturan ini
dimana belum diatur sanksi dalam hal batas waktu untuk setiap tahapan tersebut terlampaui.
Ketentuan tersebut perlu diatur agar mendapatkan suatu kepastian bahwa pembangunan ini
dirasakan sangat penting untuk dilakukan.
Keempat, dalam UU ini tidak mengatur batasan kepentingan umum ini seperti apa, apakah ada
keterlibatan pihak swasta karena dengan adanya pihak swasta artinya ada investasi, investasi ini
profit oriented. Dikhawatirkan, UU ini berpotensi memicu terjadinya perampasan tanah dengan
skala besar oleh kepentingan swasta.
Jawaban :
Harga Tanah pertama
NJOP : 480.000.000
NPOPTKP : 200.000.000
BPHTB : 5% x ( NJOP – NPOPTKP )
: 5 % x ( 480.000.000 – 200.000.000 )
: 5% x 280.000.000
: 14.000.000
Jadi, biaya BPHTB Depok yang harus dibayarkan Pa Andi tanah pertama senilai 14.000.000 dan
tanah kedua senilai 4.000.000.