Anda di halaman 1dari 135

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

KINERJA GURU YANG DIMODERASI OLEH PENGGUNAAN


TEKNOLOGI INFORMASI
(Studi pada SMP Negeri Se-Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati)

TESIS
Diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana S-2 Program Studi Manajemen
Jenjang Program Magister
Konsentrasi : Magister Manajemen
Jalur Peminatan : Manajemen Pendidikan

MOHAMMAD ZAMRONY
NIM : 1920200235

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2021
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efikasi diri dan motivasi
kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati dimoderasi penggunaan teknologi informasi. Penelitian ini
menggunakan populasi guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati sebanyak 83 guru. Jumlah sampel dalam penelitian ini sama
dengan jumlah populasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui
penyebaran kuisioner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
dengan moderasi quasi interaksi.
Hasil penelitian diperolah bahwa Efikasi Diri berpengaruh terhadap
kinerja guru, motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru dan penggunaan
teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja. Sementara penggunaan
teknologi informasi tidak memoderasi pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja
terhadap kinerja.

Kata Kunci : Efikasi Diri, Motivasi Kerja, Penggunaan Teknologi Informasi,


kinerja guru.
ABSTRACT

This study aims to examine the effect of self-efficacy and work motivation
towards teacher’s performance in SMP Negeri in Gunungwungkal District, Pati
Regency, moderated by use of information technology. This study used a
population of 83 teachers at the State Junior High School in Gunungwungkal
District, Pati Regency. The number of samples in this study is the same as the
population. Collecting data in this study through distributing questionnaires. The
method used in this research is regression with quasi moderation of interaction.
The results showed that self-efficacy affects teacher performance, work
motivation affects teacher performance and the use of information technology
affects performance. Meanwhile, the use of information technology does not
moderate the effect of self-efficacy and work motivation on performance.

Keywords : self-efficacy, work motivation, use of information technology,


teachers’ performance.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kunci pembangungan sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci terwujudnya Indonesia Emas

2045, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia

(Agus Harimurti Yudhoyono, www.mediaindonesia.com, Jumat, 08 Mei

2020).

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa tujuan

pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu pihak yang memiliki peran penting dalam usaha pencapaian

tujuan pendidikan nasional adalah guru. Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2005 menjelaskan bahwa guru dan dosen merupakan pendidik professional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Hal

inilah yang kemudian menjadikan guru sebagai garda terdepan dalam

pendidikan nasional.

Wina Sanjaya (2015: 3) menjelaskan bahwa guru merupakan ujung

tombak yang secara langsung berhubungan dengan siswa sebagai obyek


maupun subyek. Oleh karena itu, berkulalitas dan tidaknya proses

pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan dan perilaku guru dalam

pengelolaan pembelajaran. Guru merupakan factor penting yang dapat

menentukan kualitas pembelajaran.

Sebagai garda terdepan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

nasional, para guru harus meningkatkan kinerjanya. Terutama pada saat ini

dimana Indonesia menjadi satu dari sekian banyak negara yang harus

berjibaku dengan pandemic Covid-19. Pandemi Covid-19 ini, menjadikan

tantang baru bagi para guru. Menurut Mulyasa (2004: 136) mendifinisikan

kinerja sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja

atau unjuk kerja.

Dalam menjalankan profesinya, seorang guru dituntut untuk memiliki

keyakinan diri atau efikasi diri guna menunjang kinerjanya. Bandura (1994)

menjelaskan efikasi diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya

untuk mencapai sesuatu atau target.

Konsep efikasi guru dalam meningkatkan kinerja sejalan dengan UU

Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bahwa seorang guru dituntut untuk

menguasai empat kompetensi yang sangat penting yaitu kompetensi

professional, kompetensi paedagogik, kompetensi pribadi dan kompetensi

social. Bandura dalam Robbins (sebagaimana dikutip dalam Lie Liana &

Herdiyanto, 2016) menyatakan bahwa keyakinan diri yang dimiliki oleh

seorang guru terhadap kemampuannya dalam hal mempengaruhi pembuatan

keputusan, mengenai pengelolaan kelas, pengorganisasian rangkaian


pelajaran, mengajar, memotivasi siswa untuk belajar dan berkomunikasi

dengan siswa secara efektif untuk menunjang aktivitasnya di sekolah demi

tercapainya tujuan pendidikan

Azwar (2007) menyatakan tingginya efikasi diri yang dipersepsikan

akan memotivasi individu secara kognitif untuk lebih bisa bertindak lebih

cepat dan terarah terutama apabila tujuan yang hendak dicapai merupakan

tujuan yang jelas. Warsito (2004) menjelaskan bahwa seseorang yang

memiliki efikasi diri yang tinggi akan memberikan seluruh kemampuan yang

dimiliki untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara guru yang

memiliki efikasi rendah akan ragu-ragu dalam bertindak dan tujuan yang

diinginkan tidak tercapai.

Faktor penting lainnya yang berkaitan erat dan sangat mempengaruhi

kinerja guru adalah motivasi guru. Uno (2017) menjelaskan bahwa motivasi

“motivasi” berasal dari kata “motif” yang memiliki arti sebagai kekuatan

yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut

bertindak atau berbuat.

Hal tersebut senada dengan pendapat Hasibuan (2009: 219)

menjelaskan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegrasi dengan daya upayanya untuk mencapai

kepuasan.

Cave dan Mulloy (sebagaimana dikutip dalam Schieb dan Karabenick,

2011), guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan selalu
mengembangkan keprofesionalannya dan program inovatif untuk

meningkatkan pembelajaran siswa. Perbedaan motivasi kerja guru akan

mempengaruhi kinerja masing-masing guru. Semakin tinggi motivasi

kerjanya, maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan oleh seorang

guru. Sebaliknya, rendahnya motivasi guru akan menjadikan kinerjanya

semakin rendah bahkan hingga taraf tidak tercapai.

Hezberg dalam Luthans (sebagaimana dikutip dalam Riski et al, 2016)

menjelaskan bahwa motivasi dibagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Perbedaan motivasi inilah yang dikemudian hari akan memberikan

hasil yang berbeda pada kinerja guru.

Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat juga

membawa pengaruh terhadap dunia pendidikan. Pengaruh penggunaan

teknologi informasi dikalangan guru akan membantu meningkatkan

kinerjanya. Hal ini terutama di era pandemi covid-19, dimana ada perubahan

paradigma pendidikan, dari sekolah ke rumah demi menjamin kesehatan para

peserta didik.

Murfi, dkk (2020) menjelaskan ancaman atau krisis (pandemic covid-

19) yang sedang dihadapi saat ini tidak sepenuhnya buruk bagi sekolah.

Sebaliknya ia justru bisa memotivasi sekolah untuk menjadi lebih baik di

masa depan. Contohnya, banyak sekolah yang pada akhirnya melakukan

transformasi digital dengan menggunakan aplikasi berbasis web untuk

memudahkan proses pembelajaran, rapat, dan koordinasi manajerial ketika

harus bekerja dari rumah.


Teknologi informasi menurut Roger dalam Rusman (2015: 78) adalah

mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan suatu

tugas memproses data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan,

mengambil, memanipulasi dan menampilkan data.

Rosenborg dalam Sudibyo (2011) menjelaskan dengan

berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

maka ada lima pergerseran dalam proses pembelajaran, yaitu 1) dari

pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang kelas ke dimana dan kapan

saja, 3) dari kertas ke “on line” atau saluran. 4) dari fasilitas fisik ke

fasilitas jaringan kerja, 5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Perkembangan teknologi informasi di era global telah mendukung

dunia pendidikan sejak lama. Information Technology Assosiation of America

(ITAA) dalam Tsania Nahdiatul Himmah (2019) menjelaskan

teknologi informasi adalah sebuah studi, perancangan,

pengembangan, implementasi, dukungan atau menajemen sistem

informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan

perangkat keras komputer. Perkembangan teknologi informasi yang

cepat telah mengubah cara masyarakat memperoleh, mengakses, dan

menggunakan informasi. Teknologi informasi telah mengubah

metode pola interaksi antar manusia.

Dari uraian di atas, kinerja guru akan dapat meningkat jika seorang

guru memiliki efikasi diri (keyakinan diri) yang tinggi akan kemampuannya

dalam melakukan proses pembelajaran. Efikasi yang tinggi dari seorang guru
akan memberikan jaminan bahwa guru dapat memberikan kemampuan

terbaiknya dalam dunia pendidikan. Selain itu motivasi guru juga menjadi

factor yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Motivasi guru yang tinggi dalam bekerja akan berdampak terhadap

peningkatan kinerja. Penggunaan teknologi informasi dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan meningkatkan capaian

tujuan pendidikan. Hal ini juga berarti akan mempengaruhi kinerja seorang

guru.

Kinerja guru di SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal,

Kabupaten Pati belum optimal, terumata pada masa pandemi covid-19.

Pembelajaran model daring rupanya memiliki banyak masalah yang muncul.

Mulai dari sarana prasarana, rendahnya kemampuan IT guru dan rendahnya

kemampuan IT siswa. Hal tersebut menjadi masalah, selama pembelajaran

dari rumah dijalankan.

Penelitian-penelitian berkaitan dengan variable efikasi diri,

motivasi guru, penggunaan teknologi informasi dan kinerja guru

sudah banyak diteliti. Beberapa temuan empiris membuktikan

pengaruh positif antara efikasi diri dengan kinerja. Penelitian Cansoy

dan Parlar (2018), menunjukkan pengaruh yang positif antara efikasi

diri dengan kinerja guru. Penelitian lain dilakukan oleh Khursid et al

(2012), Karabiyik dan Korumas (2013) menyatakan hasil yang positif

dan signifkan antara efikasi diri dengan kinerja. Sementara penelitian


Moalosi (2013) menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara efikasi

diri dengan kinerja guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Zalawango (2014) menunjukkan hasil

bahwa motivasi guru tidak mempengaruhi kinerja guru. Sementara penelitian

lain seperti Wahyudi dkk (2018), Andriyani dkk (2018) menunjukkan bahwa

motivasi guru berpengaruh terhadap kinerja. Hasil serupa ditemukan pada

penelitian milik Utami dan Wedasuwari (2019) menujukkan motivasi guru

berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Selanjutnya penelitian Simin Ghavifekr et al (2015) menujukkan

bahwa teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja guru. Penelitian

serupa ditemukan miliki Dutta (2016) yang menyebutkan bahwa teknologi

informasi berpengaruh terhadap kinerja guru. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Wahyudi dkk (2018) menujukkan hasil bahwa teknologi

informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.

Berdasarkan uraian dan bukti empiris di atas serta mempertimbangkan

ketimpangan hasil peneletian atau research gap antara variable efikasi diri,

motivasi guru dan penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja guru. Hal

ini menjadikan Peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitan lebih lanjut

terhadap variable-variabel tersebut. Sehingga peneliti bermaksud mengambil

judul penelitian “Pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja terhadap kinerja

yang dimoderasi oleh penggunaan teknologi informasi (Studi Pada SMP

Negeri Se-Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati)”.


1.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap kinerja guru SMP Negeri

di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati!

2. Bagaimana pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru SMP

Negeri di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati!

3. Bagaimana pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap

kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten

Pati!

4. Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap kinerja guru SMP Negeri

dimoderasi penggunaan teknologi informasi di Kecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati!

5. Bagaimana pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru dimoderasi

penggunaan teknologi informasi di SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati!

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap kinerja guruSMP

Negeri di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.


2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru

SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknologi informasi

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal,

Kabupaten Pati.

4. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap kinerja guru SMP

Negeri dimoderasi penggunaan teknologi informasi di Kecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru

dimoderasi penggunaan teknologi informasi di SMP Negeri di

Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang bersifat

teoritis dan praktis yang berguna bagi guru, siswa dan sekolah.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan secara

teoritis dan untuk melengkapi penelitian terdahulu mengenai

pengaruh penggunaan teknologi informasi, efikasi diri dan motivasi

guru terhadap kinerja guru. Hasil pengujian model diharapkan

bermanfaat sebagai dasar penelitian yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat

meningkatkan kinerjanya.

b. Bagi Siswa

Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat tetap

melaksanakan kegiatan belajar apapun situasi dan kondisi

yang terjadi termasuk di masa pandemi covid-19.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian ilmiah

mengenai penggunaan teknologi informasi, efikasi diri dan

motivasi guru terhadap kinerja guru, sehingga sekolah dapat

mengembangkan konsep belajar mengajar dengan berbagai

kondisi dan situasi, termasuk di masa pandemi covid-19.


BAB II
TELAAH PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Konsep Dasar Variabel

2.1.1 Efikasi Diri Guru

Teori tentang efikasi diri berasal dari teori yang disampaikan oleh

Albert Bandura pada tahun 1986. Myers dalam Wardi dan Dwiutami

(2015) menjelaskan efikasi diri merupakan perasaan akan kemampuan

kita dalam mengerjakan sesuatu. Lebih lanjut Khursid et al menjelaskan

Badura percaya bahwa orang dengan tingkat self efficacy yang berbeda

memahami dunia dengan cara yang berbeda.

Santrock (2007: 286) efikasi diri adalah kepercayaan seseorang

atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu

yang menguntungkan.

Niu (2010) menjelaskan self efficacy adalah hasil interaksi antara

lingkungan eksternal, mekanisme penyesuaian diri serta kemampuan

personal, pengalaman dan pendidikan. Philips dan Gully dalam Khayati

dan Sarjana (2015) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah keyakinan


seseorang pada kemampuannyauntuk mengatur dan melakukan tindakan

yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Lebih lanjut,

Philips menjelaskan bahwa efikasi diri adalah keyakinan umum bahwa

seseorang akan berhasil pada tantangan ataupun tugas yang sulit.

Baron dan Byrne (dalam Gufron, 2010: 74) menjelaskan efikasi

diri sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi

dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi

hambatan.

Efikasi diri sebagai persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus

diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu, efikasi diri berhubungan

dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan

yang diharapkan (Alwisol, 2009: 287)

Penjelasan tentang definisi efikasi diri bukan hanya terbatas untuk

masyarakat biasa saja, akan tetapi juga berkait dengan profesi guru.

Dalam menjalankan tugasnya guru dituntut untuk memberikan performa

atau kinerja yang maksimal. Izgar & Dilmac dalam Karabiyik &

Korumaz (2013) menjelaskan keyakinan guru tentang mencapai

tanggung jawab memungkinkan guru untuk mencapai tujuan.

Khan et al dalam Wardi dan Dwiutami (2015) menjelaskan bahwa

guru yang memiliki harga diri dan efikasi diri secara umum yang rendah

mengarah pada rendahnya efikasi diri guru dan berakibat pada performa

mengajarnya, begitu pula sebaliknya.


Hoy dalam Vadahi & Lesha (2015) menjelaskan factor yang

mempengaruhi keyakinan seorang guru, pertama, pengalaman

mempengaruhi keyakinan seorang guru. Pertama, pengalaman yang

dialami sendiri (termasuk mengamati praktik guru lain). Kedua, peran

social (umpan balik berkelanjutan).

Gurcay (2015) menjelaskan efikasi diri yang kuat pada guru juga

membawa dampak hubungan antara guru dan siswa kearah yang lebih

positif. Hubungan itu berupa adanya perasaan dekat dengan guru dan

merasa lebih mudah berkomunikasi dengan guru. Efikasi guru juga dapat

mempengaruhi cara managemen kelas.

Gibson dan Dembo (1984) mengidentifikasi ada dua komponen

penting efikasiguru, yaitu Personal Teacher efficacy(PTE) dan General

Teacher Efficacy (GTE). PTE didasarkan pada teori efficacy Bandura

(1997) mengarah pada keyakinan guru akan kemampuan bahwa dia

mampu menjadi seorang guru. Sedangkan GTE mengacu pada

peran lingkungan dalam mengontrol keberhasilan seorang guru.

Misalnya, keberhasilan seorang guru mengembangkan karakter yang

baik pada diri siswa karenapengaruh kecerdasan, lingkungan dan

keluarga yang mendukung.

Definisi efikasi diri guru adalah keyakinan yang dimiliki oleh guru

akan kemampuannya dalam melaksanakan tanggung jawabnya yang

berkaitan dengan proses pembelajaran untuk dapat memberikan kinerja


yang maksimal dalam proses mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan.

2.1.1.1 Dimensi Efikasi Diri

Dimensi pengukuran efikasi diri guru mengacu pada pengukuran

Teacher Sense of Efficacy Scale (TSES) yang dikembangkan oleh

Tschannen – Moran and Hoy (2001). Bakar et al (2012) menjelasakan

TSES yang dikembangkan oleh Tschannen-Moran and Hoy telah

diadopsi oleh banyak peneliti, untuk melakukan penelitian berkaitan

dengan teacher self efficacy (efikasi guru)

Adapun dimensi efikasi guru menurut Tschannen – Moran and

Hoy dalam Bakar et al (2012) mencakup 3 hal yaitu :

1. Keterlibatan Siswa (Student Engagement)

Keyakinan diri yang berkaitan dengan keterlibatan

siswa dalam prose belajar mengajar, dimana tidak

hanya guru yang aktif untuk mengajar tetapi siswa juga

aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Strategi Instruksional (Instructional Strategy)

Keyakinan diri yang berhubungan dengan cara guru

memberikan strategi pengajaran kepada siswa-

siswanya.

3. Manajemen Kelas (Classroom Management)


Keyakinan diri yang berkaitan dengan pengelolaan

kelas yang dilakukan guru sehingga kelas kondusif

untuk kegiatan belajar mengajar.

2.1.1.2 Efek Efikasi Diri Guru

Tschannen_Moran and Hoy (2001) menyatakan teacher efficacy

berpengaruh terhadap usaha yang dilakukan, penetapan tujuan, serta level

of aspiration seorang guru. Keyakinan guru akan kemampuannya

memberikan pengaruh positif terhdap pembelajaran siswa karena hal ini

penting dalam menentukan berhasil tidaknya guru menjalankan tugasnya

(Henson, dalam Protheroe, 2008).

Allinder dalam Coladarci et al (1997) menyatakan tangkat efikasi

guru yang tinggi akan memicu siswa lebih termotivasi untuk mencapai

sebuah prestasi, karena guru memiliki kemauan untuk mencoba variasi

pembelajaran baru unuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan

mengimplemenasikan teknik pembelajaran progresif dan inovatif.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Soodak & Poodell, dalam

Coladarci et al (1997) yang menjelaskan bahwa guru dengan tingkat

efikasi yang rendah seringkali meragukan ketepatan siswa yang

bermasalah, hal ini karena guru merasa kemampuannya menangani

masalah tidak mumpuni.

2.2 Teknologi dan Informasi Pendidikan


2.2.1 Pengertian Teknologi dan Informasi

Istilah Teknologi Informasi telah digunakan sejak era 1980- an,

yang mengacu pada pengembangan teknologi komputer yang dipadukan

dengan teknologi informasi. Pengertian teknologi informasi dikemukakan

oleh Lantip dan Rianto (2011: 4) bahwa teknologi informasi diartikan

sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis komputer

dan perkembanganya sangat pesat.

Definisi lain diungkapkan oleh Uno dan Lamatenggo (2011:57)

yang menjelaskan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang

digunakan untuk mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses,

mendapatkan, menyusun,menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai

cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang

relevan, akurat, dan tepatwaktu.

Haag dan Keen dalam Kadir (2005: 2) menjelaskan bahwa

teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda bekerja

dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan

pemrosesan.

Mulyadi (2014: 21) menjelaskan bahwa teknologi informasi adalah

mencakup komputer (baik perangkat keras dan perangkat lunak), berbagai

peralatan kantor elektronik, perlengkapan pabrik dan telekomunikasi.

Darmawan (2012: 17) mendefinisikan Teknologi informasi adalah hasil

rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim

ke penerima sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, lebih lama

penyimpannya.
Penjelasan lain disampaikan oleh Williams dalam

Suyanto (2005:10) bahwa teknologi informasi merupakan sebuahbentuk

umumyang menggambarkan setiap teknologi yang membantu

menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau

menyampaikan informasi.

Pendidikan dan teknologi informasi tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Dunia pendidikan mau tidak mau harus mengintegrasikan

teknologi dan informasi dalam proses mencapai tujuan yang dinginkan.

Para guru dituntut dapat memanfaatkan teknologi dan informasi dalam

proses pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Pengertian Teknologi Pendidikan menurut Nasution (2011 : 1-3)

menjelaskan pada hakikatnya teknologi pendidikan merupakan suatu

pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan.

AECT (2004) menjelaskan bahwa teknologi pendidikan adalah

studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan

meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan,

menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber

teknologi yang tepat. Tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi

pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik/joyfull) dan meningkatkan

kinerja.

Menurut Januszewski and Molenda dalam Cortez (2014)

menjelaskan teknologi pendidikan, di sisi lain, adalah studi dan praktik etis

untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan


menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber daya

teknologi yang sesuai.

Rusman, dkk (2011:74) menjelaskan bahwa “Teknologi Informasi

dan Komunikasi merupakan suatu kajian untuk mengefektifkan proses

komunikasi dengan mempergunakan kemajuan teknologi”.

Indrajit (2011:31) dengan mengutip rumusan UNESCO

mengemukakan bahwa bahwa fungsi teknologi informasi dalam dunia

pendidikan adalah “to meetthe unmet educational needs” atau “untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan yangselama ini belum dapat terpenuhi”

Dari beberapa definisi tentang teknologi informasi pendidikan

tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan teknologi informasi pendidikan adalah suatu pendekatan yang

sistematis dan kritis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan

meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan,

menggunakan/memanfaatkan, mengelola proses dan sumber-daya

teknologi yang sesuai.

2.2.2 Penggunaan TI dalam Pendidikan

Teknologi Informasi bermanfaat untuk dunia pendidikan dalam

peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Perkembangan TI

yang sangat pesat merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas

pendidikan.
Becta dalam Lou and Sim (2008) menunjukkan bahwa TIK

memberikan umpan balik yang cepat dan akurat kepada siswa,

danmempercepat komputasi dan grafik, sehingga membebaskan siswa

untuk fokus pada strategi dan interpretasi. Barak (2004) lebih lanjut

menunjukkan bahwa penggunaan TIK dalam pendidikan akan

mempromosikan pembelajaran yang mendalam, dan memungkinkan

sekolah untuk menanggapi dengan lebih baik berbagai kebutuhan siswa.

Miarso (2009: 494) menjelaskan pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak dewasa ini. Maraknya arus

informasi dan ragamnya sumber informasi menjadikan guru tidak menjadi

satu-satunya sumber belajar. Akan tetapi dalam satuan pendidikan sekolah

guru memiliki peranan yang strategis. Oleh karena itu penggunaan TIK di

sekolah hendaknya dimulai dari titik pangkal yang strategis.

Pendapat lain disampaikan Wahyudi dkk (2018) bahwa teknologi

informasi bermanfaat bagi guru dalam pembelajaran mengacu pada dua

indikator yaitu :

1. Untuk mendapatkan sumber belajar yang efektif

2. Untuk mempublikasikan tulisan

Kemanfaatan dari penggunaan teknologi informasi itu sendiri dapat

diketahui dari kepercayaan pengguna teknologi informasi dalam

memutuskan penerimaan teknologi informasi dengan satu kepercayaan

bahwa pengguna teknologi informasi tersebut dapat memberikan

konstribusi positif bagi penggunanya.


Thomson (1994) dalam Hendra Gunawan menjelaskan Indikator

Penggunaan Teknologi Informasi sebagai berikut :

1. Intensitas Penggunaan Teknologi Informasi.

Frekuensi penggunaan diukur dalam pilihan katagori

seringnya penggunaan sistem informasi berbasis komputer.

2. Frequensi Penggunaan Teknologi Informasi

Intensitas penggunaan diukur dengan pilihan katagori yang

menunjukkan lamanya penggunaan sistem informasi berbasis

komputer dalam setiap kali penggunaan

3. Jumlah perangkat lunak yang digunakan.

Jumlah jenis perangkat lunak yang digunakan diukur dengan

menanyakan jumlah macam paket perangkat lunak yang biasa

dipakai dalam menjalankan tugas.

2.3 Motivasi Kerja

Kata “motivasi” berasal dari kata “motif” yang memiliki arti

sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2017). Hasibuan (2009:

219) menjelaskan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegrasi dengan daya upayanya untuk mencapai

kepuasan.
Penjelasan lain mengenai definisi Motivasi disampaikan oleh

Sudarwan Danim (2004: 2) yang menjelaskan bahwa motivasi diartikan

sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau

mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang

untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Hamzah (2009: 1) menjelaskan bahwa motivasi adalah dorongan dasar

yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada

diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yangsesuai

dengan dorongan dalam dirinya.

Menurut Steers dan Porter dalam Iswantoro (2013) motivasi

adalahsesuatu yang mendorong ataumenentukan tingkah laku

danmembimbing atau mengarahkan tingkahlaku serta memelihara dan

menindaklanjuti tingkah laku. Halonen dan Santrock dalam Martini

(2010) mengemukakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang

menerangkan mengapa orang bertingkah laku, berpikir dan merasakan

mengenai apa yang mereka lakukan.

Merujuk pada pengertian di atas maka, yang dimaksud dengan

motivasi adalah diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan,

semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi menentukan tingkah laku

danmembimbing atau mengarahkan tingkahlaku serta memelihara

danmenindaklanjuti tingkah laku. Berkaitan dengan motivasi kerja guru

maka diartikan sebagai dorongan yang menggerakan dan mempengaruhi

guru untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik sesuai


dengan tujuan yang telah ditetapkan. Cave dan Mulloy (Schieb dan

Karabenick, 2011), guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan

selalu mengembangkan keprofesionalannya dan program inovatif untuk

meningkatkan pembelajaran siswa.

2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi motivasi kinerja guru

Gibson dalam Suharsaputra (2010: 147) bahwa kinerja seseorang

dalam menjalankanperan dan fungsinya dipengaruhi oleh: (a) Variabel

Individu, (b) Variabel Organisasi, (c) Variabel Psikologis. Dari pendapat

tersebut dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang adalah faktor individu dengan karateristik psikologisnya yang

khas, dan faktor organisasi berinteraksi dalam suatu proses

memuwujudkan kualitas kerja seseorang.

Anwar Prabu Mangkunegara (2004: 67) mengemukakan faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability)

dan faktor motivasi (motivision). Adapun faktor kemampuan terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill)

sementara faktor motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam

menghadapi situasi kerja.

2.2.4 Indikator Motivasi Guru


Indikator motivasi guru menggunakan indicator yang disampaikan

oleh Mc Clelland dalam “McClelland’s Theory”. McClelland dalam

Andrani dkk (2018) menyatakan bahwa motivasi merupakan elemen

penentu yang mempengaruhi perilaku yang terdapat pada setiap individu.

Lebih lanjut McClelland menjelaskan bahwa setiap orang memiliki

keinginan untuk melakukan pekerjaan yang diselesaikan atau lebih baik

dari yang lain, dikatakan ada tiga indicator motivasi yaitu : 1) kebutuhan

untuk berprestasi (the need of achievement), 2) kebutuhan akan berafiliasi

(the need toaffiliate), 3) kebutuhan akan kekuasaan (the need for strength).

2.4 Kinerja Guru

2.4.1 Definisi Kinerja Guru

Kinerja atau performansiberasal dari akar kata ”to performance”

yangmempunyai beberapa arti yang berarti: 1)mengerjakan atau

membawa, 2) menganti ataumengisi seperti sumpah, 3) menghabisi

ataumenyelesaikan suatu penanganan, dan 4)mengerjakan apa yang

diharapkan dari seseorangatau mesin.

Pengertian kinerja disampaikan oleh Wahyudi (2012: 2) bahwa

kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok

orang dalam suatu lembaha, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan lembaga bersangkutan

secara legal atau tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan

etika. August W. Smith dalam Rusman (2013: 50) Performance is output


derives from proceses, humanor therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari

suatu proses yang dilakukanmanusia.

Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 9), mengemukakan

bahwa kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud dengan

kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas dari suatu

proses yang dilakukan oleh karyawan/ pegawai sebagai bagian dari

pemenuhan tanggung jawab yang telah dibebankan kepada dirinya.

Hidayatullah (2018) menjelaskan bahwa Kinerja adalah hasil kerja

berdasarkan penilaian tentang tugas dan fungsi jabatan sebagai pendidik,

pimpinan lembaga pendidikan, administrator, supervisor, inovator, dan

motivator atau apa pun yang penilaiannya dilaksanakan oleh suatu institusi

tertentu, baik lembaga internal maupun eksternal.

Wahyuni (2012: 87) menjelaskan bahwa Kinerja guru adalah hasil

kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan analisis evaluasi.

UU No. 14 Tahun 2005 Bab IVPasal 20 (a) tentang Guru dan

Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerjaguru dalam melaksanakan

tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran,


melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokokguru tersebut yang

diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja

guru.

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi kinerja guru

Gibson dalam Shodiqin (2015), memberikan gambaran rinci dan

komprehensif tentang faktor–faktor yang mempengaruhi

performance/kinerja, yaitu :

a. Variabel Individu, meliputi kemampuan, keterampilan, mental

fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman,

demografi (umur, asal – usul, jenis kelamin).

b. Variabel Organisasi, meliputi sumber daya, kepemimpinan,

imbalan, struktur desain pekerjaan

c. Variabel Psikologis yang meliputi persepsi, sikap,

kepribadian, belajar dan motivasi

Sementara itu Zane K. Quible (2005:214) manyatakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : “basic human traits

affect employees’ job related behaviour and performance. These human

traits include ability, aptitude, perception, values, interest, emotions,

needs and personality”. Ability atau kemampuan  akan menentukan

bagaimana seseorang dapat melakukan pekerjaan, bakat akan berperan


dalam membantu melaksanakan pekerjaan jika ada kesesuaian dengan

jenis pekerjaannya, demikian juga halnya dengan persepsi, konsep diri,

nilai-nilai, minat, emosi, kebutuhan dan kepribadian.

2.4.3 Indikator kinerja guru

Susanto dalam Andriyani dkk (2018) menjelaskan terdapat

beberapa indicator kinerja guru, yaitu :

2.4.3.1 Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan pembelajaran

Kemampuan yang dimiliki seorang guru untuk merencanakan

dan mempersiapkan apa yang harus dikerjakan oleh siswa

selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2.4.3.2 Penguasaan materi pembelajaran, metode dan strategi

Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa saat

proses pembelajaran. Prosesnya, guru harus menguasai materi

tersebut, merupakan salaha satu elemen yang dapat menentukan

keberhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajaran.

Penguasan metode dan strategi pengajaran adalah memilih

metode pengajaran yang digunakan dalam konteks perencanaa

pengajaran, dan itu perlu dipertimbangkan factor-faktor tertentu

seperti kesesuaiannya dengan tujuan instruksional dan

implementasinya yang dapat dilihat dari waktu sarana tersedia.


2.4.3.3 Kemampuan mengevaluasi

Kemampuan mengevaluasi adalah memberikan tugas kepada

siswa soal latihan yang dilakukan untuk melatih siswa,

mengembangkan ketrampilan siswa sekaligus melatih

ketrampilan para guru menciptakan dan memelihara kondisi

belajar yang optimal dan memulihkan jika terjadi gangguan

dalam proses belajar mengajar.

2.5 Konsep Moderasi

Hubungan langsung antara variabel independen dan variabel

dependen dimungkinkan oleh variabel lain. Salah satu variabel tersebut

adalah variabel moderator Variabel yang bisa memperkuat atau

memperlemah hubungan antar variabel. Variabel moderator merupakan

tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap arah atau sifat hubungan

antar variabel. Arah hubungan itu bisa positif ataupun negatif tergantung

pada moderator tersebut. Sehingga variabel moderator biasa disebut

sebagai variabel kontingensi.

Sesuai dengan konsep modersi dinyatakan bahwa variabel

moderating adalah variabel independen yang akan menguatkan atau

melemahkan hubungan antara variabel independen lainnya terhadap

variabel dependen Ghozali (2001) dalam Sunarto (2008). Sharma,-Durand

dan Arie (2001) dalam Sunarto (2008) menyatakan bahwa variabel

moderator dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu quasi dan


puremoderator. Apabila variabel moderator dan interaksinya dengan

predictors secara statistik signifikan mempengaruhi variabel creterion

(dependen). Maka variabel moderator tersebut digolongkan quasi

moderator. Sedangkan jika variabel moderator tidak signifikan tetapi

variabel independennya signifikan, maka moderator tersebut merupakan

pure moderator.

Cheng, Liu dan Schaefer (1996) dalam Sunarto (2008)

membedakan moderasi menjadi dua model yaitu model kontekstual dan

model interaksi. Pada model kontekstual, variabel pemoderasi tidak

dimasukkan ke dalam model regresi, sehingga model regresi hanya

memasukkan model asli ditambah interaksi antara variabel pemoderasi dan

variabel asli. Sedang pada model interaksi, variabel pemoderasi dan

variabel interaksi dimasukkan ke dalam model regresi, sehingga model

regresi terdiri dari variabel asli, pemoderasi dan interasi antara variabel

pemoderasi dan variabel asli.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukanpenelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkajipenelitian yang dilakukan. Dari penelitian

terdahulu, penulis tidak menemukanpenelitian dengan judul yang sama

seperti judul penelitian penulis. Namun penulismengangkat beberapa

penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajianpada


penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa

beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Tabel 2.6
Penelitian Terdahulu
Variabel Variabel
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
Dependen Independen
Effects of Penggunaan teknologi
Task- informasi berpengaruh positif
Individual
Hendra Gunawan Technology dan signifikan terhadap
1. Performan
(2010) Fit, kinerja individu
ce of
Information
Employees
Technology
Utilization
Teaching and Effectiveness Hasil penelitian menunjukkan
Simin Ghavifekr Learning of ICT bahwa integrasi TIK memiliki
2. with Integration in
dkk (2015) kualitas yang baik efektivitas
Technology Schools bagi guru dan siswa

Teknologi Informasi
berdampak besar pada semua
Teaching Impact of
3. Nabanitta Dutta bidang pendidikan,
Learning Information
(2016) kurikulum, metode
Process Technology
pengajaran, pembelajaran di
kelas dan lain-lain.
Effect of Hasil bahwa tidak ada
Information pengaruh antara variabel
4. Rahmad Wahyudi, Teacher
Technology teknologi informasi pada
dkk (2018) Performance
Satisfaction kinerja guru
Motivation
Miriam Zalawango Variabel motivasi guru
5. Teachers’ The Role of
(2014) rendah akan tetapi kinerja
Performance Motivation
guru tinggi
Effect of Variabel motivasi
Information berpengaruh terhadap kinerja
6. Rahmad Wahyudi, Teacher
Technology guru.
dkk (2018) Performance
Satisfaction
Motivation
Influence of The Variabel motivasi
7. Septi Andriani, dkk Teacher Transformational berpengaruh terhadap kinerja
(2018) Performance Leadership guru.
Work Motivation
8. Ni Made Satya Teacher Work Motivation, Variabel motivasi
Utami dan Ida Ayu Performance Learning berpengaruh signifikan
Made Wedasuwari Leadership, And terhadap kinerja guru
(2019) Organizational
Culture
Smitta Waitshega Variabel Efikasi Guru tidak
9. Teacher Teacher
Tefo Moalosi
Efficacy
berpengaruh signifikan
(2013) Effectiviness
terhadap kinerja Guru.
Variabel efikasi guru
Belkis Karabiyik
10. Teacher Job berpengaruh positif dan
dan Mithat
Efficacy Performance signifikan terhadap kinerja
Korumaz
guru
Fauzia Khursid, Variabel efikasi guru
11. Farah Naz Qasmi, Teacher Job berpengaruh positif dan
Nadia Ashraf Efficacy Performance signifikan terhadap kinerja
(2012) guru
Variabel efikasi guru
Ramazan Cansoy,
12. Teacher Teacher berpengaruh positif dan
Mahmut Polatcan,
Hanifi Parlar Efficacy Effectiviness signifikan terhadap kinerja
guru

2.7 Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasar uraian permasalahan dapat digambarkan bahwa faktor

yang menentukan kinerja guru antara lain efikasi guru, motivasi gurudan

penggunaan teknologi. Kondisi tersebut dapat dijelaskan dalam model

penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.7
Model Empiris Penelitian

PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

H3
H1 H5

H4
EFIKASI DIRI

KINERJA GURU

MOTIVASI KERJA GURU


H2

2.8 Pengembangan Hipotesis

2.8.1 Hubungan antara efikasi guru dan kinerja

Dalam menjalankan profesinya, seorang guru dituntut untuk

memiliki keyakinan diri atau efikasi diri guna menunjang kinerjanya.

Bandura (1994) menjelaskan efikasi diri adalah keyakinan individu

terhadap kemampuannya untuk mencapai sesuatu atau target. Konsep

efikasi guru dalam meningkatkan kinerja sejalan dengan UU Sisdiknas

Nomor 20 Tahun 2003 bahwa seorang guru dituntut untuk menguasai

empat kompetensi yang sangat penting yaitu kompetensi professional,

kompetensi paedagogik, kompetensi pribadi dan kompetensi social.

Penelitian Khursid (2012) et al dengan judul “The Relationship Between

Teacher’s Self Efficacy And Their Perceived Job Performance”

memeberikan hasil bahwa efikasi diri guru memberikan pengaruh terhadap

kinerja guru. Berdasar uraian di atas maka peneliti merumuskan hipotesis

sementara sebagai berikut :

H1 : Efikasi diri berpengaruh positif dan signifkan terhadap kinerja

guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.


2.8.2 Hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja

Uno (2017) menjelaskan bahwa motivasi “motivasi” berasal dari

kata “motif” yang memiliki arti sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri

individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.

Cave dan Mulloy (sebagaimana dikutip dalam Schieb dan

Karabenick, 2011), guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan

selalu mengembangkan keprofesionalannya dan program inovatif untuk

meningkatkan pembelajaran siswa. Perbedaan motivasi kerja guru akan

mempengaruhi kinerja masing-masing guru. Semakin tinggi motivasi

kerjanya, maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan oleh seorang

guru. Sebaliknya, rendahnya motivasi guru akan menjadikan kinerjanya

semakin rendah bahkan hingga taraf tidak tercapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmad Wahyudi dkk (2018),

Septi Andriani, dkk (2018) dan Ni Made Satya Utami dan Ida Ayu Made

Wedasuwari (2019) menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan

antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Berdasar uraian di atas

maka peneliti merumuskan hipotesis sementara sebagai berikut :

H2 : Motivasi kerja berpengaruh postif dan signifikan terhadap

kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal,

Kabupaten Pati.

2.8.3 Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dengan kinerja

guru
Perkembangan teknologi informasi di era global telah mendukung

dunia pendidikan sejak lama. Rosenborg dalam Sudibyo (2011)

menjelaskan dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi maka ada lima pergerseran dalam proses

pembelajaran, yaitu 1) dari pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang

kelas ke dimana dan kapan saja, 3) dari kertas ke “on line” atau

saluran. 4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, 5) dari waktu

siklus ke waktu nyata.

Penelitian Hendra Gunawan (2010) dengan judul “Effects of Task-

Technology Fit and Information TechnologyUtilization on The Individual

Performance of Employeesamong Industrial Manufactures in Batam” dan

penelitian Simin Ghavifekr, Wan Athirah Wan Rosdy (2015) dengan

judul “Teaching and Learning with Technology: Effectiveness of ICT

Integration in Schools” dengan hasil penggunaan teknologi informasi

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau individu.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis

sementara sebagai berikut :

H3 : Penggunaan Teknologi Informasi berpengaruh positif dan

Signifikan terhadap kinerj guru SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal Kabupaten Pati.


2.8.4 Penggunaan teknologi informasi memoderasi hubungan efikasi diri

dan kinerja guru.

Jika guru memiliki efikasi yang tinggi dan didukung dengan

penggunaan teknologi informasi yang baik maka kinerja guru akan semakin

meningkat.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil hipotesis

sementara sebagai berikut :

H4 : Penggunaan teknologi informasi memoderasi pengaruh efikasi diri

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal

Kabupaten Pati.

2.8.5 Penggunaan teknologi informasi memoderasi hubungan motivasi

kerja dan kinerja guru.

Motivasi kerja guru didukung dengan penggunaan teknologi informasi

yang baik akan menjadikan kinerja guru semakin baik dan meningkat.

Penggunaan teknologi informasi yang baik akan menjadikan guru lebih

termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik, sehingga secara

otomatis akan menyebabkan tujuan pembelajaran tercapai.

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sementara

sebagai berikut :

H5 : Penggunaan teknologi informasi memoderasi pengaruh motivasi

kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal Kabupaten Pati.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berupa penelitian eksplanatory. Penelitian

eksplanatori merupakan penelitian yang bersifat penjelasan dan bertujuan

untuk menguji suatu terori atau hipotesis guna memperkuat atau menolak

teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Margono (2010:118), “Populasi adalah seluruh data yang

menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita

tentukan”. Sedangkan menurut Sukmadinata (2011:250) mengemukakan

bahwa populasi adalah “kelompok besar dan wilayah yang menjadi

lingkup penelitian kita”.


Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan populasi

merupakan keseluruhan obyek yang diteliti, dapat berupa manusia, gejala-

gejala atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai karakteristik tertentu serta

merupakan sumber data dan menentukan keberhasilan penelitian. Populasi

yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Guru SMP Negeri

di Kecmatan Gunungwungkal dengan jumlah guru sebanyak 83 orang

guru.

Tabel 3.2.1
Jumlah Populasi
(Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati)

No Nama SMP Negeri Jumlah Guru

1. SMP Negeri 1 Gunungwungkal 37


2. SMP Negeri 2 Gunungwungkal 46
Jumlah 83

2. Sampel

Menurut Sugiono (2010:215) sampel adalah “sebagian dari

populasi itu”. Sedangkan menurut Margono (2010:121) sampel adalah

“sebagai bagian dari populasi. Dengan mempertimbangkan bahwa elemen

populasi relatif banyak dan dan hetrogen, maka pengambilan sampel

sangatlah diperlukan. Dalam penelitian ini pengambilan sampel

menggunakan metode Proportionale random sampling dengan rumus

perhitungan Slovin pada taraf signifikansi α = 0,05.Dengan rumus sebagai

berikut:
N
n=
1−N α 2

Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
α = % kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan,
biasanya 0,05.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jumlah sampel sama

dengan jumlah populasi yaitu jumlah responden sebanyak jumlah populasi

guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati yaitu 83

orang responden. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang ada hanya

sebanyak 83 sehingga peneliti berpikir untuk menggunakan keseluruhan

jumlah populasi yang ada.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang disajikan adalah data primer,

sumber data primer diperoleh dari hasil penyebaran angket (kuesioner).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi dua bagian utama.

Bagian yang pertama tentang profil sosial responden, berisi data responden

yang berhubungan dengan identitas responden dan keadaan sosial seperti :

umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Sedangkan

bagian kedua menyangkut tentang penggunaan teknologi informasi

memoderasi pengaruh efikasi diri guru dan motivasikerja guru terhadapa

kinerja guru.
3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan kuesioner, yang merupakan

daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dan disebarkan untuk

mendapatkan informasi atau keterangan sebagai berikut:

a) Efikasi Diri Guru

b) Motivasi Kerja Guru

c) Penggunaan Teknologi Informasi

d) Kinerja guru

3.5 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

Tabel 3.5
Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional
Jenis Varibel Definisi Konseptual Skala
Indikator Pengukuran
Efikasi Diri Bandura (1994) Pengukuran efikasi diri guru Skala
Guru menjelaskan efikasi diri mengacu pada pengukuran Likert
adalah keyakinan Teacher Sense of Efficacy Scale
individu terhadap (TSES) yang dikembangkan oleh
kemampuannya untuk Tschannen – Moran and Hoy
mencapai sesuatu atau (2001). Tschannen – Moran and
target. Hoy dalam Bakar et al (2012)
mencakup 3 hal yaitu :
1. Keterlibatan Siswa (Student
Engagement)
2. Strategi Instruksional
(Instructional Strategy)
3. Manajemen Kelas (Classroom
Management)
Motivasi Kerja Menurut Steers dan Indikator motivasi guru Skala
Guru Porter dalam Iswantoro menggunakan indicator yang Likert
(2013) motivasi adalah disampaikan oleh Mc Clelland
dalam “McClelland’s Theory”.
sesuatu yang
McClelland dalam Andrani dkk
mendorong atau (2018) indikator motivasi yaitu :
menentukan tingkah 1. kebutuhan untuk
laku dan membimbing berprestasi(the need of
atau mengarahkan achievement),
tingkah laku serta 2. kebutuhan akan berafiliasi
memelihara dan (the need to affiliate),
3. kebutuhan akan kekuasaan
menindaklanjuti
(the need for strength).
tingkah laku.
Penggunaan Menurut Goodhue dan Thomson dalam Hendra Skala
Teknologi Thompson dalam Gunawan (2010) menjelaskan Likert
Informasi Hendra (2010), Indikator Penggunaan Teknologi
Informasi sebagai berikut :
pemanfaatan
1. Frequensi Penggunaan
merupakan sikap dan Teknologi Informasi
kepercayaan pemakai 2. Intensitas Penggunaan
terhadap teknologi Teknologi Informasi.
yang diterapkan oleh 3. Jumlah perangkat lunak yang
organisasi. Dalam hal digunakan.
ini pemanfaatan
teknologi merupakan
keputusan individu
untuk menggunakan
atau tidak
menggunakan
teknologi yang
diterapkan.
Kinerja Guru UU No. 14 Tahun 2005 Susanto dalam Andriyani dkk Skala
Bab IV Pasal 20 (a) (2018) menjelaskan terdapat Likert
tentang Guru dan beberapa indicator kinerja guru,
yaitu :
Dosen menyatakan
1. Kemampuan membuat
bahwa standar prestasi perencanaan dan persiapan
kerja guru dalam pembelajaran
melaksanakan tugas 2. Penguasaan metode dan
keprofesionalannya, strategi pembelajaran.
guru berkewajiban 3. Kemampuan mengevaluasi
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan proses
pembelajaran yang
bermutu serta menilai
dan mengevaluasi hasil
pembelajaran. Tugas
pokokguru tersebut
yang diwujudkan dalam
kegiatan belajar
mengajar merupakan
bentuk kinerja guru.

3.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran menurut (Ghozali, 2012) kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval

yang ada di dalam alat ukur. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang

digunakan adalah skala LIKERT. Skala LIKERT adalah jenis skala yang

digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, persepsi

sosial seseorang atau sekelompok orang. Pemberian bobot skor skala

LIKERT dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kriteria skor sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) =5

2. Setuju (S) =4

3. Kurang Setuju (CS) =3

4. Tidak Setuju (TS) =2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) =1


3.7 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2010). Dalam

penelitian ini terdiri dari:

1. Deskriptif Responden

Statistik deskripsi responden digunakan peneliti untuk

memperoleh informasi karakteristik dan identitas responden yang

disajikan dalam bentuk ringkasan data dalam bentuk tabel. Dari

responden tersebut dikelompokkan secara statistik berdasarkan:

- Jenis Kelamin

- Usia

- Pendidikan Terakhir

- Masa Kerja

2. Deskriptif Variabel

Perhitungan frekuensi distribusi dan persentase mengenai

jawaban responden untuk masing-masing indikator. Berdasarkan

deskripsi variabel ini akan diperoleh gambaran kecenderungan

jawaban responden terhadap suatu indikator pertanyaan kuesioner.

Dan dalam penelitian ini bisa dilihat dari nilai rata-rata (mean).

3.8 Uji Instrumen


1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2012) uji validitas adalah adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian validitas menggambarkan tingkat kevalidan suatu

instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji

validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang

disajikan dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan

dengan pasti apa yang akan diteliti. Uji validitas ini dengan demikian,

diharapkan dapat menggambarkan konsistensi internal. Untuk menguji

apakah item-item pernyataan betul-betul merupakan indikator yang

signifikan setiap variabelnya maka menggunakan kriteria berikut :

- Analisis faktor Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), nilai KMO yang

dikehendaki harus lebih besar dari 0,5 dimana berarti kecukupan

sampel terpenuhi dan analisa faktor dapat diteruskan.

- Loading Faktor (Component Matrix), jika angka-angka yang

berada di component matrix lebih besar dari 0,4 maka jumlah

item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid.

Jika KMO kurang dari 0,5 dan loding factor kurang dari 0,4

maka item yang bersangkutan adalah tidak valid, sehingga item

tersebut harus digugurkan dan tidak dapat disertakan dalam pengujian

berikutnya.

2. Uji Reliabilitas
Untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel, dikatakan realiabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. SPSS

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik

Conbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally

dalamGhozali, 2012).

3.9 Analisis Regresi

Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana peran variabel

moderat memoderasi pengaruh perubahan tiap-tiap variabel bebas terhadap

variabel terikatnya.

Uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier

dimana dalam persamaan regresinya menggunakan persamaan sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + b4 X1Z+ b5 X2Z+ e ................... (3.1)

dimana :

a = Konstanta
X1 = Efikasi Diri
X2 = Motivasi Kerja
Z = Kinerja Guru
X1Z = Variabel Moderasi 1
X2Z = Variabel Moderasi 2
Y = Kinerja Guru
e = Standar error
b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi

3.10 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2012). Pengujian

normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test dengan melihat nilai Asymp Sig (2-tailed).

Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data

adalah:

a. Jika nilai Asymp Sig (2-tailed) > 0,05 maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika nilai Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.11 Uji Heterokedastisitasan

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2012).


Cara mendeteksinya adalah dengan metode Glejser yang

mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel

independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat

kepercayaan 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2012).

3.12 Uji Model

1. Uji F (Goodness of Fit)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam suatu model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,

2012). Pada saat dilakukan analisis regresi linier dengan program

SPSS akan diperoleh hasil uji ANOVA atau F test. Dalam output

regression SPSS dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi < 0,05

maka model penelitian ini telah memenuhi kesesuaian garis regresi

atau kelayakan model (Goodness of Fit).

2. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Menurut Ghozali (2012) Uji R2 atau koefisien determinasi

(Adjusted R Square) pada dasarnya mengukur seberapa besar


kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi yang diperoleh berkisar antara 0 sampai 1.

Bila suatu model mempunyai nilai adjusted R2mendekati 1 mempunyai

arti bahwa variabel-variabel independen memberikan semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

3.13 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dalam

bentuk Uji t. Menurut Ghozali (2012) Uji t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi pada variabel dependen.

Apabila pada taraf signifikansi ( α ) 5% diperoleh nilai probabilitas <

0,05 , maka hipotesis diterima. Hal ini berarti ada pengaruh antara

variabel dependen dengan variabel independen yang diuji. Sebaliknya,

bila diperoleh nilai probabilitas > 0,05 maka hipotesis ditolak karena

tidak ada pengaruh antara dua variabel yang diuji tersebut.


BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskripsi

4.1.1 Deskripsi Responden

Statistik deskripsi merupakan proses transfromasi data penelitian

yang berbentuk tabulasi. Hal ini untuk memudahkan dalam memahami serta

menginterpretasikan sistem tabulasi. Statistik deskripsi digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik data identitas

masing-masing responden yang disajikan berupa ringkasan pengaturan atau

penyusunan data dalam bentuk tabel numerik.

Responden dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri se-

Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati sebanyak 83 orang.

Tabel 4.1
Jumlah Responden yang Diolah
No Nama SMP Negeri Responden

1. SMP Negeri 1 Gunungwungkal 37


2. SMP Negeri 2 Gunungwungkal 46
Jumlah 83

Kuesioner yang didistribusikan sebanyak 83 orang dan yang

dikembalikan sejumlah juga sejumlah 83 kuesioner untuk diolah datanya

melalui program SPSS. Hasil selengkapnya disajikan dengan menggunakan

distribusi frekuensi absolut dan proporsi atau persentase, yang

dikelompokkan menurut jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masa kerja.

4.1.2 Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini jenis kelamin dikelompokkan menjadi dua

yantu Pria dan Wanita. Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frequency Percent

Valid PRIA 43 51.8 %


WANITA 40 48.2 %
Total 83 100.0 %

Sumber: Lampiran 2. Deskripsi Responden

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini yang berjenis kelamin pria sebanyak 43 responden dengan


prosentase (51,8%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40

responden dengan prosentase (48,2%).

4.1.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Dalam penelitian ini, usia responden dikelompokkan menjadi 4

kategori, yaitu usia 20 – 30 tahun, 31 – 40 tahun, 41 – 50 tahun dan > 50

tahun. Data usia dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Usia Frequency Percent


20 - 30 TAHUN 9 9.8 %
31 - 40 TAHUN 20 24.1 %
Valid 41 - 50 TAHUN 12 14.5 %
> 50 TAHUN 42 50.6 %
Total 83 100.0 %
Sumber: Lampiran 2. Deskripsi Responden

4.1.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Dalam penelitian ini responden digolongkan menurut kategori

pendidikan terakhir sebagai berikut:

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Tertinggi

Pendidikan Frequency Percent


Valid S1 79 95.2 %
S2 4 4.8 %
Total 83 100.0 %
Sumber: Lampiran 2. Deskripsi Responden

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini paling banyak berpendidikan S1 sebanyak 79 responden atau

sebesar 95,2 %, dan responden dengan pendidikan S2 hanya sebanyak 4

responden atau 4,8 %.

4.1.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Dalam penelitian ini masa kerja responden dikelompokkan menjadi ,

yaitu 1-5 tahun, 6-10 tahun, 11-15 tahun, 16-20 tahun, 21-25 tahun dan di

atas 25 tahun. Secara lebih jelas hasil pengelompokan berdasarkan masa

kerja responden dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Frequency Percent


1-5 8 9.6 %

6-10 14 16.9 %

11-15 18 21.7 %

Valid 16-20 1 1.2 %

21-25 12 14.5 %

>25 30 36.1 %
Total 83 100.0 %
Sumber: Lampiran 2. Deskripsi Responden

4.2 Deskripsi Variabel


Deskripsi terhadap variabel efikasi diri, motivasi kerja, penggunaan

teknologi informasi dan kinerja guru digunakan sebagai gambaran terhadap

kecenderungan jawaban responden atas setiap soal pernyataan kuesioner.

Hasil deskripsi variabel disini memperlihatkan ukuran-ukuran statistik

tertentu diantaranya adalah nilai rata-rata (mean), nilai yang sering muncul

(mode), nilai minimun, dan nilai maksismum.

4.2.1. Deskripsi Variabel Efikasi Diri (X1)

Berdasarkan hasil penelitian melalui jawaban kuesioner yang

diberikan kepada responden mengenai variabel (X1) secara terperinci

ditunjukkan hasil pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.6
Deskripsi Statistik Variabel Kompetensi Guru (X1)
Statistic

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.77 3.76 3.65 3.64 3.78 3.94 3.65 4.05 3.93 3.98
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 Mean X1

N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.64 3.84 3.78 3.78 4.20 4.22 4.11 4.16 3.88
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 3 4 4 4 4 5 4 4a 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber : Lampiran 2. Deskripsi Variabel Penelitian

Hasil deskripsi terhadap variabel kompetensi menggambarkan

bahwa nilai rata-rata pilihan jawaban responden terlihat dan terwakili dari

angka mean, yaitu 3,88 artinya rata-rata responden memilih jawaban tinggi.

Hal tersebut berarti persepsi responden terhadap efikasi diri baik.

4.2.2 Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X2)

Berdasarkan hasil penelitian melalui jawaban kuesioner yang

diberikan kepada responden mengenai variabel motivasi kerja (X2) secara

terperinci ditunjukkan dengan hasil pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.7
Deskripsi Statistik Variabel komitmen organisasi (X2)
Statistic
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.72 3.71 3.77 4.12 3.80 3.75 3.89 4.13 3.98 3.89 3.88
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19


N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.88 3.90 3.53 3.83 3.61 3.89 3.75 3.93 3.66
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 3 4 3 4 4 4 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 1 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25 X2.26 Mean X2


N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.88 3.67 4.04 3.75 3.88 3.83 3.87 3.83
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4 4 4 4 4 4a
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber : Sumber : Lampiran 2. Deskripsi Variabel Penelitian

Hasil deskripsi terhadap variabel motivasi kerja menggambarkan

bahwa nilai rata-rata pilihan jawaban terlihat dan terwakili dari angka mean

yaitu 3,83, artinya jawaban responden tergolong tinggi. Hal ini berarti

persepsi responden terhadap motivasi kerja baik.

4.2.3 Deskripsi Penggunaan Teknologi Informasi (Z)

Berdasarkan hasil penelitian melalui jawaban kuesioner yang

diberikan kepada responden mengenai variabel teknologi informasi (Z)

secara terperinci ditunjukkan dengan hasil pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.8
Deskripsi Statistik Variabel Iklim Organisasi (Z)

Statistics
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7 Z8 Z9 Z10 Z11 Mean Z
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.43 4.57 4.54 4.46 4.52 4.46 4.54 4.42 4.47 4.52 4.45 4.49
Median 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5,00
Mode 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Minimum 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber : Lampiran Deskripsi Variabel Penelitian

Hasil deskripsi terhadap variabel penggunaan teknologi informasi

menggambarkan bahwa nilai rata-rata pilihan jawaban terlihat dan terwakili

dari angka mean yaitu 4,49 artinya rata-rata responden memilih jawaban

tinggi. Hal tersebut berarti persepsi responden terhadap penggunaan

teknologi informasi baik.

4.2.4 Deskripsi Variabel Kinerja Guru (Y)

Berdasarkan hasil penelitian melalui jawaban kuesioner yang

diberikan kepada responden mengenai variabel Kenerja Guru (Y) secara

terperinci ditunjukkan dengan hasil pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.9
Deskripsi Statistik Variabel Kinerja Guru (Y)
Statistic
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.29 4.35 4.52 4.31 4.18 4.10 4.07 4.11 4.16
Median 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 5 5 5 5 4 4 4 4 5
Minimum 1 2 3 2 3 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Mean Y
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.89 4.05 4.17 4.19 3.93 3.82 4.13 4.18 4.02 4.14
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber : Lampiran 2. Deskripsi Variabel Penelitian

Hasil deskripsi terhadap variabel kenerja guru menggambarkan

bahwa nilai rata-rata pilihan jawaban terlihat dan terwakili dari angka mean

adalah 4,13 artinya jawaban responden tergolong tinggi. Hal tersebut berarti

persepsi responden terhadap kinerja guru baik.

4.3. Pengujian Insrumen Penelitian

Pengujian instrumen dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa

kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data primer mempunyai nilai

ketepatan (validitas) dan kehandalan (reliabilitas) yang memadai sesuai

parameter yang telah ditetapkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

program SPSS for Window Reliase 19. Hasil pengujian instrumen adalah

sebagai berikut:
4.3.1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam mengukur suatu konstruk. Uji Validitas dilakukan

dengan menggunakan analisis faktor. Suatu kuesioner dikatakan valid, jika

pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Gozali, 2012). Dalam penelitian ini, suatu indikator

dikatakan valid jika nilai KMO (Keiser Mayer Olkin of Measuring) lebih

dari 0,50 dan Loading Factor dalam component matrix nilainya lebih dari

0,4.

Tabel 4.10
Uji Validitas
KMO dan Bartlett’s Test

Component
Variabel KMO Indikator Keterangan
Matrix
X1.1 0.542 Valid
X1.2 0.548 Valid
X1.3 0.647 Valid
X1.4 0.421 Valid
X1.5 0.604 Valid
X1.6 0.626 Valid
X1.7 0.524 Valid
X1.8 0.524 Valid
X1 X1.9 0.623 Valid
0, 796
(Efikasi Diri) X1.10 0.657 Valid
X1.11 0.538 Valid
X1.12 0.661 Valid
X1.13 0.547 Valid
X1.14 0.638 Valid
X1.15 0.526 Valid
X1.16 0.603 Valid
X1.17 0.663 Valid
X1.18 0.473 Valid
X2 0,842 X2.3 0.571 Valid
(Motivasi X2.4 0.637 Valid
Kerja) X2.5 0.454 Valid
X2.6 0.459 Valid
X2.7 0.522 Valid
X2.8 0.585 Valid
X2.9 0.450 Valid
X2.10 0.433 Valid
X2.11 0.590 Valid
X2.12 0.641 Valid
X2.13 0.483 Valid
X2.14 0.588 Valid
X2.15 0.633 Valid
X2.16 0.581 Valid
X2.17 0.499 Valid
X2.18 0.588 Valid
X2.19 0.707 Valid
X2.20 0.559 Valid
X2.21 0.721 Valid
X2.22 0.559 Valid
X2.23 0.725 Valid
X2.24 0.651 Valid
X2.25 0.719 Valid
X2.24 0.727 Valid
Z1 0.516 Valid
Z2 0.558 Valid
Z3 0.609 Valid
Z4 0.638 Valid
Z
Z5 0.548 Valid
(Penggunaan
0,756 Z6 0.608 Valid
Teknologi
Z7 0.537 Valid
Informasi)
Z8 0.519 Valid
Z9 0.555 Valid
Z10 0.481 Valid
Z11 0.581 Valid
Y 0,799 Y1 0.626 Valid
(Kinerja Y2 0.546 Valid
Guru) Y3 0.495 Valid
Y4 0.554 Valid
Y5 0.503 Valid
Y6 0.529 Valid
Y7 0.662 Valid
Y8 0.686 Valid
Y9 0.648 Valid
Y10 0.614 Valid
Y11 0.784 Valid
Y12 0.638 Valid
Y13 0.675 Valid
Y14 0.581 Valid
Y15 0.714 Valid
Y16 0.668 Valid
Y17 0.672 Valid
Y18 0.503 Valid
Sumber : Lampiran 4. Hasil Uji Validitas

Berdasarkan tabel 4.10 diatas nilai KMO and Bartlett’s test variabel

Efikasi Diri adalah 0,796. Oleh karena itu angka tersebut sudah memenuhi

kriteria kecukupan sampel yang disyaratkan dalam uji validitas, yaitu KMO

lebih dari 0,5 (0,796 > 0,5), maka dapat dinyatakan bahwa sampel yang ada

sudah mencukupi, sehingga variabel kompetensi sudah dapat dilakukan

analisis lebih lanjut.

Berdasarkan pada hasil component matrix, maka hasil menunjukkan

bahwa 18 item dalam variabel efikasi diri terdapat semua indikator

dinyatakan valid karena semua item memiliki faktor loading yang

disyaratkan, maka instrumen tersebut dinyatakan valid, karena nilai

komponen matriknya lebih dari 0,4.

Berdasarkan tabel 4.10 diatas nilai KMO and Bartlett’s test variabel

Motivasi Kerja adalah 0,842. Oleh karena angka tersebut sudah memenuhi

kriteria kecukupan sampel yang disyaratkan dalam uji validitas, yaitu KMO

lebih dari 0,5 (0,840 > 0,5), maka dapat dinyatakan bahwa sampel yang ada

sudah mencukupi, sehingga variabel motivasi kerja sudah dapat dilakukan

analisis lebih lanjut.


Berdasarkan pada hasil component matrix, maka hasil menunjukkan

bahwa dari 26 item dalam variabel motivasi kerja 24 item dinyatakan valid

dan 2 item pertanyaan (X2.1 dan X2.2) dinyatakan tidak valid. 24 item

pertanyaan dinyatakan semuanya valid karena memiliki faktor loading yang

disyaratkan dan nilai komponen matriknya lebih dari 0,4. Sedangkan untuk

2 item pertanyaan (X2.1 dan X2.2) dinyatakan tidak valid karena nilai

komponen matriknya kurang dari 0,4. Sehingga untuk 2 item pertanyaan

(X2.1 dan X2.2) yang dinyatakan tidak valid dihapus dari daftar pertanyaan.

Nilai KMO and Bartlett’s test variabel penggunaan teknologi

informasi adalah 0,756. Oleh karena angka tersebut sudah memenuhi

kriteria kecukupan sampel yang disyaratkan dalam uji validitas, yaitu KMO

lebih dari 0,5 (0,756 > 0,5), maka dapat dinyatakan bahwa sampel yang ada

sudah mencukupi, sehingga variabel penggunaan teknologi informasi sudah

dapat dilakukan analisis lebih lanjut.

Berdasarkan pada hasil component matrix, maka hasil menunjukkan

bahwa 11 item dalam variabel iklim organisasi dinyatakan valid karena

semua item memiliki faktor loading yang disyaratkan, maka instrumen

tersebut dinyatakan valid, karena nilai komponen matriknya lebih dari 0,4.

Berdasarkan tabel 4.10 diatas nilai KMO and Bartlett’s test variabel

Kinerja Guru adalah 0,799. Oleh karena angka tersebut sudah memenuhi

kriteria kecukupan sampel yang disyaratkan dalam uji validitas, yaitu KMO

lebih dari 0,5 (0,799 > 0,5), maka dapat dinyatakan bahwa sampel yang ada
sudah mencukupi, sehingga variabel Kinerja Guru sudah dapat dilakukan

analisis lebih lanjut.

Berdasarkan pada hasil component matrix, menunjukkan bahwa 18

item dalam variabel kinerja guru dinyatakan valid karena semua item

memiliki faktor loading yang disyaratkan, karena nilai komponen matriknya

lebih dari 0,4.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reliabilitas adalah sebuah

analisis yang menunjukkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat

ukur, apakah ukuran yang diperoleh merupakan ukuran yang benar dari

sesuatu yang diukur.

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan

pengukuran kembali terhadap obyek/responden. Data yang diuji

reliabilitasnya adalah data yang telah lulus dalam pengujian suatu alat ukur

dinyatakan reliabel apabila hasil perhitungan cronbach’s alpha diatas 0,7.

Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Kriteria Keterangan
Efikasi Diri 0,881 > 0,7 Reliabel
Motivasi Kerja 0,917 > 0,7 Reliabel
Penggunaan Teknologi Informasi 0,779 > 0,7 Reliabel
Kinerja Guru 0,905 > 0,7 Reliabel
Sumber : Lampiran 5. Uji Reliabilitas

Dari tabel 4.11 diketahui bahwa instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini memenuhi syarat reliabilitas karena nilai Cronbach’s Alphanya

lebih dari 0,7, dan selanjutnya analisis penelitian dapat dilanjutkan.

4.3.3 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji

Kolmogorov Smirnov dengan hasil seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 83
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .16027609
Most Extreme Differences Absolute .077
Positive .077
Negative -.052
Test Statistic .077
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Lampiran 6. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas data pada tabel 4.12 diketahui

bahwa nilai Asymp.Sig adalah 0,200 > 0,05 sehingga bisa disimpulkan data

terdistribusi normal.

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu tidak

mempunyai varian yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi

ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan uji Glejser. Uji Glejser

dapat dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual sebagai variabel

dependen dengan semua variabel independen dalam model. Jika signifikan

berarti ada heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.13
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.102 1.118 -1.879 .064
Mean X1 .585 .366 2.883 1.600 .114
MeanX2Valid .038 .303 .202 .125 .901
mean z .485 .249 1.890 1.948 .055
Moderasi 1 -.126 .082 -4.011 -1.538 .128
Moderasi 2 -.009 .067 -.309 -.134 .894
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Lampiran 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dengan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.13, dapat dilihat

bahwa semua variabel memiliki nilai sig lebih dari 0,05. Hal ini berarti tidak

terjadi problem heteroskedastisitas sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan

pada uji berikutnya.

4.4 Uji Model

Uji model merupakan suatu analisis yang sering digunakan dalam

memprediksi seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikatnya.

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini ditunjukkan

dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .945a .894 .887 .16540
a. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid,
Moderasi 1
Sumber : Lampiran 8 : Uji Model
Hasil yang diperoleh Adjusted R Square 0,887 artinya perubahan

dari variabel dependen (Kinerja Guru) dapat dijelaskan oleh variabel

independen (Efikasi Diri, Motivasi Kerja, dan Penggunaan Teknologi

Informasi) sebesar 88,70%, sedangkan sisanya sebesar 11,30% dijelaskan

oleh variabel lain diluar model.

4.4.2 Uji F (Goodness of Fit)

Hasil uji regresi Penggunaan Teknologi Informasi Memoderasi

Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru disajikan

dalam tebel 4.15

Tabel 4.15
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.717 5 3.543 129.524 .000b
Residual 2.106 77 .027
Total 19.823 82
a. Dependent Variable: Mean Y
b. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid, Moderasi 1
Sumber : Lampiran 8. Uji Model

Dari tabel 4.15 diketahui hasil uji regresi Penggunaan Teknologi

Informasi memoderasi pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja

menunjukkan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan

model yang digunakan memenuhi persyaratan Goodness of Fit.

4.4.3 Bentuk Quasi Moderasi


Tabel 4.16
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8.203 2.019 -4.062 .000
Mean X1 1.679 .660 1.541 2.544 .013
MeanX2Valid 1.383 .548 1.380 2.525 .014
mean z 1.935 .450 1.404 4.303 .000
Moderasi 1 -.277 .148 -1.642 -1.873 .065
Moderasi 2 -.192 .121 -1.224 -1.583 .118
a. Dependent Variable: Mean Y
Sumber : Lampiran Hasil Uji Analisa Regresi

Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +¿ b 3 Z + b 4 X 1 Z+ b 5 X 2 Z
Y= 1,541 X 1 +1,380 X 2 + 1,404 Z - 1,642 X 1 Z - 1,224 X 2 Z

Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa efikasi diri berpengaruh

terhadap kinerja guru karena sig 0,013 < 0,05, motivasi kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja guru karena sig 0,014 < 0,05, penggunaan teknologi

informasi berpengaruh terhadap kinerja guru karena sig 0,000 < 0,05,

Penggunaan teknologi informasi tidak memoderasi pengaruh efikasi diri

terhadap kinerja karena sig 0,065 > 0,05. Penggunaan teknologi informasi tidak

memoderasi pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karena sig 0,118 > 0,05.

4.4.4. Uji Hipotesis

Dari hasil pengolahan data diperoleh dua model persamaan, hal ini

memberi makna bahwa tidak ada variabel yang dibuang karena memenuhi
kecakupan sampel, hal ini berarti semua variabel dalam penelitian ini

dimasukkan ke dalam model persamaan regresi.

H1 : Efikasi Diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

Guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati

Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa koefisien regresi

Efikasi Diri memiliki pengaruh positif sebesar 1,541 dan signifikan

0,013 terhadap kinerja guru sehingga hipotesis 1 diterima. Efikasi Diri

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Guru SMP Negeri

di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

H2 : Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

guru

SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa koefisien regresi

motivasi kerja memiliki pengaruh positif sebesar 1,380 dan signifikan

0,014 terhadap kinerja guru sehingga hipotesis 2 diterima. Motivasi

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP

Negeri di Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

H3 : Penggunaan Teknologi Informasi berpengaruh positif dan

signifikan

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal

Kabupaten Pati.

Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa koefisien regresi

penggunaan teknologi informasi memiliki pengaruh positif sebesar


1,404 dan signifikan 0,000 terhadap kinerja guru, sehingga

hipotesis 3 diterima. Penggunaan teknologi informasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.

H4 : Penggunaan teknologi informasi memoderasi pengaruh efikasi diri

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal,

Kabupaten Pati.

Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa koefisien regresi

penggunaan teknologi informasi memoderasi pengaruh efikasi guru

terhadap kinerja guru memiliki pengaruh negatif -1,642 dan

signifikan 0,065 terhadap kinerja sehingga hipotesis 4 ditolak.

Penggunaan teknologi informasi tidak memoderasi pengaruh

efikasi diri terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

H5 : Penggunaan teknologi informasi memoderasi pengaruh motivasi

kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal Kabupaten Pati.

Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa koefisien regresi

penggunaan teknologi informasi memoderasi pengaruh motivasi

kerja terhadap kinerja guru memiliki pengaruh negatif sebesar -

1,224 dan signifikan 0,118 sehingga hipotesis 5 ditolak.


Penggunaan teknologi informasi tidak memoderasi pengaruh

motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

4.4.5 Pembahasan

1. Hipotesis pertama menyatakan “Efikasi Diri Berpengaruh Terhadap

Kinerja Guru”. Hasil penelitian terbukti sehingga hipotesisi diterima.

Hasil regresi pada tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa hipotesis

yang menyatakan efikasi guru berpengaruh dan signifikan terhadap

kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal “diterima”. Hal

ini berarti efikasi guru mampu meningkatkan kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati. Berdasarkan deskripsi

responden yang telah dibahas sebelumnya, bahwa mayoritas responden

adalah guru-guru yang telah memiliki masa kerja lebih dari 25 tahun.

Guru-guru dengan masa kerja sebanyak itu telah memahami dengan baik

konsep efikasi diri dalam memberikan pelayanan terhadap para siswa.

Hal ini juga sesuai dengan amanat undang-undang Sisdiknas No. 20

Tahun 2003, dimana guru harus menguasai empat kompetensi yang

sangat penting yaitu kompetensi professional, kompetensi paedagogik,

kompetensi pribadi dan kompetensi social dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerjanya. Keempat kompetensi tersebut berkaitan

dengan efikasi diri seorang guru.


Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Khursid et al (2012)

yang menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja guru.

2. Hipotesis kedua menyatakan, “Motivasi Kerja Berpengaruh Terhadap

Kinerja Guru”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja seorang guru

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati. Pada dasarnya para guru

SMP Negeri bukan sekedar untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi

ataupun tunjangan yang lain. Akan tetapi, mengajar merupakan tugas

utama dari para guru dengan tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa.

Guru-Guru yang mengajar di SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal tidak semuanya berstatus sebagai pegawai negeri sipil

dengan gaji yang pasti, banyak dari mereka berstatus sebagai guru tidak

tetap dengan gaji yang mungkin tidak sepadan. Akan tetapi para guru

tidak tetap tersebut tetap menjalankan tugas mengajarnya dengan baik,

meskipun tanpa mendapatkan tunjangan sertifikasi layaknya guru-guru

PNS. Baik guru yang berstatus PNS maupun guru tidak tetap memiliki

kinerja yang baik.

Hasil ini sesuai dengan penelitiannya Andriani (2018) yang

mengatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

guru.
3. Hipotesis ketiga menyatakan, “Penggunaan Teknologi Informasi

Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru ”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi

informasi berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati. Di era pendidikan 4,0, penguasaan

terhadap teknologi dan Informasi mutlak menjadi kewajiban para guru.

Para guru dituntut untuk mampu menggunakan berbagai perangkat

teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan

kurikulum 2013 yang mengaharuskan integrasi teknologi informasi di

dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa lebih mudah memahami

materi yang disampaikan dan tidak cepat mengalami kebosanan.

Penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran juga dapat

memudahkan para guru dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan

misalnya seperti pembuatan soal ulangan harian ataupun penilaian.

Dilapangan guru-guru SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal mayoritas sudah memiliki perangkat teknologi

informasi yang berguna untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Pihak sekolah juga sudah menyiapkan akses internet demi menujang

kinerja para guru. Selain itu, pihak sekolah juga memiliki lab komputer

yang terkoneksi dengan internet untuk dapat digunakan oleh para guru

maupun siswa selama proses pembelajaran.


Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gunawan (2010) yang

menyatakan penggunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap

kinerja.

4. Pengaruh efikasi diri terhadap kinerja guru dimoderasi penggunaan

teknologi informasi.

Hasil regresi pada tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa pengaruh

efikasi diri terhadap kinerja guru dimoderasi penggunaan teknologi

informasi “ditolak”. Artinya bahwa penggunaan teknologi informasi

tidak mampu menjadi faktor moderasi atau memberikan pengaruh bagi

efikasi diri dan kinerja guru.

Berdasarkan deskripsi responden yang telah dibahas di atas,

bahwa mayoritas guru-guru SMP Negeri di kecamatan Gunungwungkal,

Kabupaten Pati memiliki masa kerja di atas 25 tahun. Dimana

penguasaan terhadap kompetensi guru yang berkaitan dengan efikasi

guru sudah sangat baik. Akan tetapi di lapangan kadang para guru

kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi

informasi yang ada. Kesulitan terhadap penyesuaian penggunaan

teknologi informasi dimungkinkan karena dunia teknologi informasi

berkembang begitu cepat. Sehingga banyak perangkat teknologi dan

informasi yang banyak mengalami perubahan yang menyulitkan para

guru. Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan sarana

teknologi informasi yang begitu cepat inilah yang memperlemah kinerja

guru.
5. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja yang dimoderasi penggunaan

teknologi informasi.

Hasil regresi pada tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa pengaruh

motivasi kerja terhadap kinerja guru yang dimoderasi penggunaan

teknologi informasi pada SMP Negeri di Kecamatan Gunungwungkal,

Kabupaten Pati “ditolak”. Hal ini berarti bahwa penggunaan teknologi

informasi tidak mampu menjadi faktor moderasi atau memberikan

pengaruh bagi motivasi kerja dan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati.

Dalam penelitian ini guru yang diteliti adalah guru-guru yang

memiliki motivasi tinggi dalam melaksanakan pembelajaran. Akan tetapi,

banyak dari mereka yang belum mengimplementasikan integrasi

teknologi informasi dalam pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena

banyak guru yang sebenarnya antusias mengintegrasikan perkembangan

teknologi informasi dalam pembelajaran akan tetapi merasa kesulitan.

Selain itu dalam penelitian ini mayoritas responden memiliki usia di atas

50 tahun. Dengan usia di atas 50 tahun, para guru kurang termotivasi

untuk menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran. Hal ini

menjadikan kinerja para guru kurang optimal.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dari analisis data,

keterbatasan penelitian yang dilakukan dan implikasi penelitian. Berdasarkan

analisis data dan pembahasan hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memberikan bukti empiris.

5.1 Kesimpulan

1. Efikasi diri berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri di

kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.

2. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri di

kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.

3. Penggunaan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap kinerja

guru SMP Negeri di kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.

4. Penggunaan Teknologi Informasi tidak memoderasi pengaruh

efikasi diri terhadap kinerja guru SMP Negeri di kecamatan

Gunungwungkal Kabupaten Pati.

5. Penggunaan Teknologi Informasi tidak memoderasi pengaruh

motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di kecamatan

Gunungwungkal Kabupaten Pati.

5.2. Keterbatasan Penelitian


1. Penelitian ini dilakukan terbatas di lokasi SMP Sekecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati, sehingga hasil penelitian ini

tidak dapat digeneralisasikan.

2. Variabel yang diteliti hanya efikasi diri, motivasi kerja,

penggunaan teknologi informasi. Kemungkinan terdapat faktor lain

yang mempengaruhi kinerja guru SMP Negeri di kecamatan

Gunungwungkal, Kabupaten Pati, misalnya disiplin kerja,

kompetensi guru, kepemimpinan kepala sekolah dan lain

sebagainya.

5.3 Implikasi Penelitian

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian

selanjutnya, terutama yang menguji pengaruh efikasi diri, motivasi

kerja dan penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja guru.

2. Implikasi Manajerial

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh kepala sekolah selaku

pihak pengambil kebijakan dan keputusan untuk melakukan

penguatan pengaruh efikasi diri, motivasi kerja dan penggunaan

teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja guru.


5.4 Saran

1. Seorang guru harus memiliki efikasi diri yang tinggi untuk

melaksanakan proses belajar mengajar. Hal ini karena efikasi guru

merupakan bagian dari kompetensi guru yang harus dimiliki.

Dengan efikasi diri yang tinggi maka memberikan pengaruh positif

terhadap para peserta didik sehingga kinerja guru akan ikut

meningkat.

2. Kepala sekolah hendaknya selalu memacu motivasi guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Selain itu kepala sekolah

harus senantiasa memantau perkembangan penguasaan teknologi

informasi guru yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan

belajar mengajar ataupun dalam mendukung penyelesaian

pekerjaan.

3. Pada penelitian mendatang perlu dipertimbangkan untuk

memasukkan variabel penelitian lain yang berpengaruh terhadap

kinerja guru, misalnya disiplin kerja, kompetensi guru, dan

kepemimpinan kepala sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

A. Murfi, I Fathurrochman, A Atika, NS Jannana. 2020. Kepemimpinan Sekolah


Dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia. MANAGERIA : Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia
Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian edisi revisi. Malang : UMM Press.
Artikel dengan judul “Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19”.
Penulis : Agus Harimurti Yudhoyono.
Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/311137-pendidikan-
indonesia-ditengah-.
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Bagong, Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarata : Kencana Prenanda
Media Group.
Bakar, A., Mohamed, S., & Zakaria , N. S. (2012). They are Trained to Teach, But
How Confident are they? A Study of Student Teachers’ Sense of Efficacy.
Journal of Social Sciences, 497-504.
https://thescipub.com/PDF/jssp.2012.497.504.pdf
Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of
human behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.
(Reprinted in H. Friedman [Ed.], Encyclopedia of mental health. San
Diego: Academic Press, 1998).
Cansoy, Ramazan, Polatkan, Mahmut dan Parlar Hanifi. 2018. Research on
Teacher Self-efficacy in Turkey: 2000-2017. Online Published: August 24,
2018. doi:10.5430/wje.v8n4p133. URL:
https://doi.org/10.5430/wje.v8n4p133.
Coladarci, T., & Breton W. A. (1997). Teacher Efficacy, Supervision, and the
Special Education Resource—Room Teacher. The Journal of Educational
Research, 90, 230-239.
https://doi.org/10.1080/00220671.1997.10544577.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Darmawan, D. (2012). Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Ghavifekr, S. & Rosdy, W.A.W. (2015). Teaching and learning with technology:
Effectiveness of ICT integration in schools. International Journal of
Research in Education and Science (IJRES), 1(2), 175-191.
Ghufron, M. Nur dan Risnawita S, Rini. 2010. Teori- Teori Psikologi.
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Gibson, S., & Dembo, M. H. (1984). Teacher efficacy: A construct
validation. Journal of Educational Psychology, 76(4), 569–
582. https://doi.org/10.1037/0022-0663.76.4.569.
Gunawan, Hendra. 2010. Effects of Task-Technology Fit and Information
Technology Utilization on The Individual Performance of Employees
among Industrial Manufactures in Batam. Batam Polytechnics :
Accounting Study Program. ISSN : 2085-3858.
Gurcay, D. (2015). Preservice Physics Teachers’ Beliefs Regarding Their Teacher
Efficacy and Classroom Management. ProcediaSocial and Behavioral
Sciences, 197, 1101-1106.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi revisi
cetakan ke tiga belas). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Imam Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru Startegi Praktis
Mewujudkan Citra Guru Profesional. Jakarta : Prestasi Jakarta.
Indrajit, Richardus Eko.2011.Peranan Teknologi Informasi dan.
Internet.Yogyakarta: Andi Offest.
Iswantoro, G. 2013. Kepemimpinan Dengan Hati Nurani. Cetakan Pertama. Tugu
Publisher. Jakarta.
Karabiyik Belkıs, Korumaz Mithat. 2013. Relationship Between Teachers’Self-
Efficacy Perceptions and Job Satisfaction Level. Published by Elsevier
Ltd. Open access under CC BY-NC-ND license. Selection and/or peer-
review under responsibility of Academic World Education and Research
Center.
Khurshid, Fauzia., Qasmi,Farah Naz., & Ashraf, Nadia. 2012. “The
Relationship Between Teachers Self-Efficacy and Their Perceived
JobPerformance” 14 Interdisciplinary Journal of Contemporary
Research in Business, Vol. 3. No. 10, pp.204-223.
Lie Liana, Tristiana Rijanti, Herdiyanto. 2016. Pengaruh Motivasi Dan Self
Efficacy Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Gaya Kepemimpinan
Transformasional (Studi pada Guru-Guru SMP Negeri Se-Kecamatan
Bojong Kabupaten Pekalongan). Semarang : Unisbank. ISSBN. 978-979-
3649-96-2.
Lies Sudibyo. 2011. Peran Dan Dampak Teknologi Informasi Dalam
Dunia Pendidikan Indonesia. Wibsite. Download.Portalgaruda.org.
Lussy Dwi Utami dan Tantri Dwinantika Wardi. 2015. Efikasi Diri dan
Kemampuan Literasi Informasi Pada Guru Sekolah Menengah Atas.
Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Http://doi.org//10.21009/JPPP.
Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Mulyasa. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nabanita Dutta. Impact of Information Technology on Teaching-Learning Process


Kaushik Bhakta. International Research Journal of Interdisciplinary &
Multidisciplinary Studies. Volume-II, Issue-XI, December 2016.
Nasution. 2011. Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Niu. H. 2010. Erratum & Idquo: Investigating The Effects Of Self-Efficacy On
Food Service Industry Employee & Rsquo: Career Commitment.
International Journal of Hospitality Management, 29, 1336.
Prasojo, Lantip Diat dan Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan.
Yogyakarta: Gava Media.
Protheroe, N. (2008). Teacher efficacy: What is it and why does it mat ter.
National Association of Elementary School Principles, Alexandria, 42-45.
Quible, Zane K. 2005. Administrative Office Management. Pearson Prentice.
Rahmad Wahyudi, Djoko Poernomo, Zarah Puspitaningtyas. Effect of
Information Technology, Satisfaction and Motivation to Teacher
Performance. The International Journal of Social Sciences and Humanities
Invention. Vol. 5. 2018.
Rusman. 2013. Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Rusman. 2015. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Santrock, J. W. (2007). Adolescent (11th ed.) New York:McGraw-Hill.


Schieb, L. J. & Karabenick, S. A. (2011). Teacher motivation and professional
development: A guide to resources. Math and Science partnership-
motivation Assessment program, University of Michigan, Ann Arbor.
Shodiqin, Shodiqin, and Ceacilia Srimindarti. "Pengaruh Kompetensi dan
Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Guru yang Dimoderasi oleh
Iklim Rganisasi pada Mi Sekecamatan Winong Kabupaten Pati (Studi
Kasus pada Guru-guru Mi Sekecamatan Winong Kabupaten
Pati)." Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu Unisbank 2015, Semarang,
Indonesia, 2015. Universitas Stikubank, 2015.
Sri Sarjana dan Nur Khayati. 2015. Pengaruh etika, perilaku, dan kepribadian
terhadap integritas guru. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1,
Nomor 3, Desember 2016.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif ,Kualitatif, dan
Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.
Sunarto. 2008. Peran Persistensi Laba Memperlemah Hubungan Antara Earnings
Opacity Dengan Cost Of Equity Dan Trading Volume Activity Studi
Empiris pada Perusahaan Go Public di Indonesia selain Sektor Keuangan
dan Properti. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Semarang.
Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Desease-19 (Covid-19).
Tsania Nahdiatul Himmah, Dyah Sitoresmi Fitri Azisi. Pengaruh Perkembangan
Teknologi Informasi Terhadap Layanan Perpustakaan Iain Tulungagung.
Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi. Vol. 3. 2019.
Tschannen-Moran., & Johnson, D. (2011). Exploring Literacy Teachers’ Self
Efficacy Beliefs: Potential Sources at Play. Teaching and Teacher
Education. 27, 751-761.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Uno, Hamzah B. 2009. Teori motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang
Pendidikan). Jakarta : Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen.
Vadahi, F., & Lesha, J. 2015. Enhancing Teachers Self-Efficacy: Theoretical and
Research Considerations. European Scientific Journal, 11(19) hlm. 82-89.
Waitshega Tefo Smitta Moalosi, 2013, “Effects Of Direct Instruction And Social
Constructivism On Learners’ Congnitive Development: A Comparative
Study”, Academic Research International ISSN-L: 2223-9553, ISSN:
2223-9944 Vol. 4 No. 6 November 2013, Part-II: Educational and
Management Sciences. www.journals.savap.org.pk 301.
Warsito, H. 2004. Hubungan antara Self Efficacy dengan Penyesuaian
Akademikan dan Prestasi Akademik. Jurnal Psikologi, vol. 14, no. 2,
92-109, September. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
No. Responden

PENGARUH EFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA DIMODERASI PENGGUNAAN
TEKNOLOGI INFORMASI
( Studi pada SMP Negeri Se-Kecamatan Gunugwungkal

Kabupaten Pati )

Oleh:

MOHAMMAD ZAMRONY
NIM : 19420020035

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2021
KUESIONER PENELITIAN

A. PENGANTAR
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Lampiran : Satu bendel

Yang terhormat Guru


SMP Negeri…………..
di
Kec. Gunungwungkal, Kab. Pati

Dengan Hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Konsetrasi Studi Manajemen Pendidikan Universitas
STIKUBANK Semarang yang pada saat ini sedang menyusun tesis
dengan judul “PENGARUH EFIKASI GURU DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA DIMODERASI PENGGUNAAN
TEKNOLOGI INFORMASI (Studi pada SMP Negeri Se-Kecamatan
Gunugwungkal Kabupaten Pati).”
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon bantuan saudara
untuk berkenan menjawab semua pertanyaan kuesioner ini. Adapun
jawaban yang saudara berikan sama sekali tidak akan berpengaruh pada
penilaian maupun nama baik saudara. Data isian ini hanya untuk
kepentingan akademik yang kerahasiaannya kami jaga.
Atas kesediaan dan kerelaan saudara mengisi kuesioner ini, saya
ucapkan terima kasih.

Pati, Januari 2021


Mengetahui, Hormat saya,
Dosen Pembimbing Peneliti
Dr. Y. Suhari, M.MSI Mohammad
Zamrony
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Saudara untuk
menjawab seluruh pernyataan yang ada.
2. Jawablah setiap pertanyaan atau pernyataan tersebut sesuai dengan
yang Saudara ketahui secara objektif.
3. Pilihlah salah satu alternatif jawaban Saudara anggap paling
tepat/sesuai dengan memberikan tanda checklist √ pada kotak
yang tersedia.

C. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama/Inisial :…………………………………

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Pendidikan Terakhir :………………………………...

a. S1 c. S3
b. S2 d. Lainnya (…………..)
4. Usia :…………………………………

5. Masa Kerja :

a. 1 – 5 tahun d. 16 – 20 tahun

b. 6 – 10 tahun e. 21 – 25 tahun

c. 11 – 15 tahun d. > 25 tahun

II. Petunjuk Pengisian


Berikan tanda √ pada salah satu kolom sesuai dengan pendapat Saudara
yang tercantum pada sisi kanan tabel.

Keterangan:
Terdapat 5 pilihan jawaban yaitu :
SS : Sangat Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
S : Setuju TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju

EFIKASI DIRI

No. Pertanyaan SS S KS TS STS


Keterlibatan Siswa (Student Engagement)

1 Saya sangat yakin mampu menangani siswa


yang paling sulit.
2 Saya sangat yakin mampu membantu siswa
berpikir kritis.
3 Saya sangat yakin mampu memotivasi siswa
yang menunjukkan minat rendah pada tugas
sekolah.
4 Saya sangat yakin mampu membuat siswa
percaya mereka dapat melakukan tugas
sekolah dengan baik.
5 Saya sangat yakin mampu membantu siswa
untuk menghargai pembelajaran.
6 Saya sangat yakin mampu menumbuhkan
kreativitas siswa.
Strategi Instruksional (Instructional Startegy)

7 Saya sangat yakin dapat menjawab


pertanyaan-pertanyaan yang sulit dari siswa.
8 Saya sangat yakin dapat mengukur
pemahaman siswa tentang apa yang telah
saya ajarkan.
9 Saya sangat yakin dapat menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk
siswa.
10 Saya sangat yakin dapat menyesuaikan
pelajaran dengan level setiap siswa.
11 Saya sangat yakin dapat menerapkan
berbagai strategi penilaian.
12 Saya sangat yakin dapat memberikan
penjelasan alternative atau contoh ketika
siswa mengalami kebingungan.
13 Saya sangat yakin mampu menerapkan
strategi pembelajaran alternatif di dalam
kelas.
Manajemen Kelas (Classroom Management
14 Saya sangat yakin dapat membuat siswa
mengikuti aturan kelas.
15 Saya sangat yakin mampu membangun
sistem manajeman kelas dengan setiap
kelompok siswa.
16 Saya sangat yakin mampu menangani siswa
yang mengganggu dan membuat kegaduhan.
17 Saya sangat yakin dapat membangun rutinitas
agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan
lancar.
18 Saya sangat yakin dapat menangani siswa
yang anomali (tidak biasa).
Dikembangkan dari TSES (Teacher Self Efficacy Sense) oleh Tschannen – Moran
and Hoy dalam Bakar et al (2012).

MOTIVASI KERJA

No. Pertanyaan SS S KS TS STS


Kebutuhan untuk berprestasi (the need of
achievement)
1 Saya selalu menetapkan tujuan yang sangat
sulit.
2 Saya sangat yakin mampu membantu siswa
berpikir kritis.
3 Saya tetap akan bekerja meskipun dalam
keadaan sakit jika pekerjaan itu penting.
4 Saya merasa penting untuk mendapatkan
umpan balik terhadap pekerjaan saya.
5 Saya akan merasa puas jika mampu menjadi
yang terbaik dalam pekerjaan saya..
6 Saya menyukai berkompetisi dengan orang
lain.
7 Saya adalah tipe orang yang perfeksionis
(sempurna).
8 Saya selalu mencari cara untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan
lebih cepat.
9 Saya akan merasa puas jika mampu menjadi
yang terbaik dalam pekerjaan saya.
Kebutuhan akan berafiliasi (the need to
affiliate)
10 Saya suka membantu teman/ kolega saya
ketika mereka menghadapi masalah.
11 Saya merasa tidak nyaman ketika harus
memberitahu orang lain terkait pekerjaan
yang harus dilakukan.
12 Saya menghabiskan banyak waktu dalam
mengunjungi teman dan keluarga saya.
13 Saya merasa tidak nyaman jika mengeluh
terhadap pelayanan, dan diberikan respon
yang buruk.
14 Saya sangat senang jika orang lain
menyukai saya.
15 Saya merasa tidak nyaman jika berkonflik
dengan orang lain.
16 Saya suka makan siang dengan teman/
kolega daripada harus sendirian.
17 Saya jarang mencoba menarik perhatian
bagi diri saya sendiri.
18 Saya tidak suka memiliki tanggung jawab
untuk mengarahkan pekerjaan orang lain.
Kebutuhan akan kekuasaan (the need for
strength)
19 Saya cukup baik dalam membuat orang lain
setuju dengan saya.
20 Saya sangat percaya diri dalam
mengarahkan pekerjaan orang lain.
21 Saya merasa bahwa pekerjaan memiliki arti
yang sangat penting.
22 Saya dapat menyakinkan orang lain untuk
mendukung saya dalam sebuah perdebatan.
23 Saya merasa senang dengan harta benda yang
dimiliki orang lain.
24 Saya sangat menyukai jika dikenal luas oleh
orang lain.
25 Saya menikmati untuk melakukan control
terhadap organisasi atau grup.
26 Saya sangat senang mengangkat guru/
karyawan baru dan membimbing mereka.
Three Need Teory (David McClelland, 1961)

PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

No. Pertanyaan SS S KS TS STS


Frequensi Penggunaan Teknologi Informasi
1 Saya sering menggunakan teknologi
informasi/ komputer untuk mempersiapkan
materi.
2 Saya sering menggunakan fasilitas internet
untuk mencari sumber materi ajar.
3 Saya sering menggunakan teknologi
informasi/ komputer di dalam proses belajar
mengajar.
4 Saya sering menggunakan komputer sebagai
alat bantu untuk mengevaluasi siswa.
Intensitas Penggunaan Teknologi Informasi
5 Dalam mempersiapkan materi ajar, saya
menggunakan perangkat komputer.
6 Dalam mencari sumber materi ajar, saya
mencari sumber informasi dari internet.
7 Didalam proses mengajar, saya
menggunakan alat bantu komputer.
8 Ketika mengevaluasi siswa, saya
menggunakan alat bantu komputer.

Jumlah Perangkat Lunak Yang Digunakan

9 Didalam mempersiapkan materi ajar, saya


menggunakan berbagai software (misalnya
microsoft word, microsoft excel, microsoft
power point) sesuai kebutuhan.
10 Didalam proses mengajar, saya
menggunakan berbagai software (misalnya :
ms. power point, google meet, zoom,
microsoft team, multimedia, video) sesuai
kebutuhan.
11 Ketika mengevaluasi siswa, saya
menggunakan alat bantu berbagai software
(misalnya : microsoft excel, microsoft word,
google meet, zoom) sesuai kebutuhan.
Dikembangkan dari indicator Thomson et al dalam Hendra Gunawan (2010)

KINERJA GURU
No. Pertanyaan SS S KS TS STS
Kemampuan membuat perencanaan dan
persiapan pembelajaran
1 Saya selalu merumuskan merumuskan
tujuan pembelajaran sesuai dengan materi
yang diajarkan.
2 Saya menyusun bahan ajar sesuai dengan
RPP yang saya susun dan menyesuaikan
kareteristik dan kebutuhan siswa
3 Saya menyusun bahan ajar berdasarkan tingkat
kesulitan sesuai dengan materi yang diajarkan.
4 Saya menggunakan sumber belajar dan
media pembelajaran sesuai dengan materi
dan metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
5 Saya menggunakan sumber belajar dan
media pembelajaran sesuai dengan materi
dan metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
6 Saya menyampaikan materi secara kontekstual
(mengaitkan materi dengan kehidupan di
lingkungan siswa).
7 Saya menggunakan media pembelajaran yang
memudahkan siswa dalam memahami materi
pembelajaran
Penguasaan metode dan strategi pembelajaran
8 Saya menggunakan stategi pembelajaran yang
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

9 Saya menggunakan strategi pembelajaran


sesuai dengan materi pembelajaran.
10 Saya menggunakan metode pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
11 Saya menggunakan metode pembelajaran
menyesuaikan kareteristik siswa.
12 Saya menggunakan metode pembelajaran
menyesuaikan materi pembelajaran yang
diajarkan.
13 Saya menggunakan berbagai macam variasi
metode pembelajaran
Kemampuan mengevaluasi
14 Saya menggunakan evaluasi atau penilaian hasil
belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
15 Saya menggunakan bentuk dan prosedur
evaluasi bervariasi sesuai dengan karateristik
siswa.
16 Saya menyesuaikan prosedur penilaian sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
17 Saya menganalisis hasil evaluasi atau penilaian
untuk program perbaikan (remedial, pengayaan,
dan/atau penyempurnaan rancangan dan/atau
pelaksanaan pembelajaran).
18 Saya menggunakan evaluasi atau penilaian
hasil belajar yang sesuai dengan
karakteristik
peserta didik untuk mengetahui kemajuan
dan
keberhasilan belajarnya.
Dikembangkan dari indikator Susanto dalam Andriani (2018)

Lampiran 2 : Deskripsi Responden

Frequencies

Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 83
Missing 0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pria 43 51.8 51.8 51.8
Wanita 40 48.2 48.2 100.0
Total 83 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
Usia
N Valid 83
Missing 0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 9 10.8 10.8 10.8
31-40 20 24.1 24.1 34.9
41-50 12 14.5 14.5 49.4
>50 42 50.6 50.6 100.0
Total 83 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
Pendidikan
N Valid 83
Missing 0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S1 79 95.2 95.2 95.2
S2 4 4.8 4.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
Masa Kerja
N Valid 83
Missing 0

Masa Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-5 Tahun 8 9.6 9.6 9.6
6-10 Tahun 14 16.9 16.9 26.5
11-15 Tahun 18 21.7 21.7 48.2
16-20 Tahun 1 1.2 1.2 49.4
21-25 Tahun 12 14.5 14.5 63.9
>25 Tahun 30 36.1 36.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

Lampiran 3: Deskripsi Variabel Penelitian

Frequencies
Statistic
V X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10
N alid 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.77 3.76 3.65 3.64 3.78 3.94 3.65 4.05 3.93 3.98
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 Mean X1

N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.64 3.84 3.78 3.78 4.20 4.22 4.11 4.16 3.88
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 3 4 4 4 4 5 4 4a 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

X1.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 5 6.0 6.0 6.0
3 26 31.3 31.3 37.3
4 35 42.2 42.2 79.5
5 17 20.5 20.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 32 38.6 38.6 39.8
4 36 43.4 43.4 83.1
5 14 16.9 16.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 5 6.0 6.0 6.0
3 27 32.5 32.5 38.6
4 43 51.8 51.8 90.4
5 8 9.6 9.6 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 4 4.8 4.8 4.8
3 29 34.9 34.9 39.8
4 43 51.8 51.8 91.6
5 7 8.4 8.4 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 29 34.9 34.9 37.3
4 37 44.6 44.6 81.9
5 15 18.1 18.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 21 25.3 25.3 27.7
4 40 48.2 48.2 75.9
5 20 24.1 24.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 30 36.1 36.1 39.8
4 43 51.8 51.8 91.6
5 7 8.4 8.4 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 19 22.9 22.9 25.3
4 35 42.2 42.2 67.5
5 27 32.5 32.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 4 4.8 4.8 4.8
3 19 22.9 22.9 27.7
4 39 47.0 47.0 74.7
5 21 25.3 25.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 21 25.3 25.3 27.7
4 37 44.6 44.6 72.3
5 23 27.7 27.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 6 7.2 7.2 7.2
3 32 38.6 38.6 45.8
4 31 37.3 37.3 83.1
5 14 16.9 16.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 22 26.5 26.5 30.1
4 43 51.8 51.8 81.9
5 15 18.1 18.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 29 34.9 34.9 37.3
4 37 44.6 44.6 81.9
5 15 18.1 18.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 4 4.8 4.8 4.8
3 27 32.5 32.5 37.3
4 35 42.2 42.2 79.5
5 17 20.5 20.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 14 16.9 16.9 18.1
4 35 42.2 42.2 60.2
5 33 39.8 39.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 16 19.3 19.3 20.5
4 30 36.1 36.1 56.6
5 36 43.4 43.4 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 19 22.9 22.9 24.1
4 33 39.8 39.8 63.9
5 30 36.1 36.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X1.18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 14 16.9 16.9 20.5
4 33 39.8 39.8 60.2
5 33 39.8 39.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

Frequencies

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.72 3.71 3.77 4.12 3.80 3.75 3.89 4.13 3.98 3.89 3.88
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19


N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.88 3.90 3.53 3.83 3.61 3.89 3.75 3.93 3.66
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 3 4 3 4 4 4 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 1 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25 X2.26 Mean X2


N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.88 3.67 4.04 3.75 3.88 3.83 3.87 3.83
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4 4 4 4 4 4a
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5

Frequency Table

X2.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 28 33.7 33.7 37.3
4 41 49.4 49.4 86.7
5 11 13.3 13.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 31 37.3 37.3 41.0
4 36 43.4 43.4 84.3
5 13 15.7 15.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 29 34.9 34.9 38.6
4 35 42.2 42.2 80.7
5 16 19.3 19.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 15 18.1 18.1 21.7
4 34 41.0 41.0 62.7
5 31 37.3 37.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 4 4.8 4.8 4.8
3 27 32.5 32.5 37.3
4 34 41.0 41.0 78.3
5 18 21.7 21.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 30 36.1 36.1 39.8
4 35 42.2 42.2 81.9
5 15 18.1 18.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 26 31.3 31.3 33.7
4 34 41.0 41.0 74.7
5 21 25.3 25.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 16 19.3 19.3 21.7
4 34 41.0 41.0 62.7
5 31 37.3 37.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 27 32.5 32.5 33.7
4 28 33.7 33.7 67.5
5 27 32.5 32.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 23 27.7 27.7 31.3
4 37 44.6 44.6 75.9
5 20 24.1 24.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 5 6.0 6.0 6.0
3 20 24.1 24.1 30.1
4 38 45.8 45.8 75.9
5 20 24.1 24.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 6 7.2 7.2 7.2
3 19 22.9 22.9 30.1
4 35 42.2 42.2 72.3
5 23 27.7 27.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 6 7.2 7.2 7.2
3 35 42.2 42.2 49.4
4 34 41.0 41.0 90.4
5 8 9.6 9.6 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 5 6.0 6.0 6.0
3 22 26.5 26.5 32.5
4 38 45.8 45.8 78.3
5 18 21.7 21.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 9 10.8 10.8 10.8
3 31 37.3 37.3 48.2
4 26 31.3 31.3 79.5
5 17 20.5 20.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 6 7.2 7.2 7.2
3 22 26.5 26.5 33.7
4 30 36.1 36.1 69.9
5 25 30.1 30.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 7 8.4 8.4 8.4
3 21 25.3 25.3 33.7
4 41 49.4 49.4 83.1
5 14 16.9 16.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.2 1.2 1.2
2 3 3.6 3.6 4.8
3 21 25.3 25.3 30.1
4 34 41.0 41.0 71.1
5 24 28.9 28.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 7 8.4 8.4 8.4

3 27 32.5 32.5 41.0


4 36 43.4 43.4 84.3

5 13 15.7 15.7 100.0

Total 83 100.0 100.0

X2.20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 4 4.8 4.8 4.8
3 23 27.7 27.7 32.5
4 35 42.2 42.2 74.7
5 21 25.3 25.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 5 6.0 6.0 6.0
3 29 34.9 34.9 41.0
4 37 44.6 44.6 85.5
5 12 14.5 14.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 20 24.1 24.1 27.7
4 31 37.3 37.3 65.1
5 29 34.9 34.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 4 4.8 4.8 4.8
3 27 32.5 32.5 37.3
4 38 45.8 45.8 83.1
5 14 16.9 16.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 26 31.3 31.3 33.7
4 35 42.2 42.2 75.9
5 20 24.1 24.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 4 4.8 4.8 4.8
3 24 28.9 28.9 33.7
4 37 44.6 44.6 78.3
5 18 21.7 21.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

X2.26
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 25 30.1 30.1 32.5
4 38 45.8 45.8 78.3
5 18 21.7 21.7 100.0
Total 83 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7 Z8 Z9 Z10 Z11 Mean Z
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.43 4.57 4.54 4.46 4.52 4.46 4.54 4.42 4.47 4.52 4.45 4.49
Median 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Mode 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Minimum 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Frequency Table

Z1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 6 7.2 7.2 8.4
4 32 38.6 38.6 47.0
5 44 53.0 53.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 2 2.4 2.4 3.6
4 29 34.9 34.9 38.6
5 51 61.4 61.4 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 4 4.8 4.8 4.8
4 30 36.1 36.1 41.0
5 49 59.0 59.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 6 7.2 7.2 7.2
4 33 39.8 39.8 47.0
5 44 53.0 53.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 6 7.2 7.2 7.2
4 28 33.7 33.7 41.0
5 49 59.0 59.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 8 9.6 9.6 9.6
4 29 34.9 34.9 44.6
5 46 55.4 55.4 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 4 4.8 4.8 6.0
4 27 32.5 32.5 38.6
5 51 61.4 61.4 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 7 8.4 8.4 8.4
4 34 41.0 41.0 49.4
5 42 50.6 50.6 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 5 6.0 6.0 6.0
4 34 41.0 41.0 47.0
5 44 53.0 53.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 4 4.8 4.8 6.0
4 29 34.9 34.9 41.0
5 49 59.0 59.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Z11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 7 8.4 8.4 8.4
4 32 38.6 38.6 47.0
5 44 53.0 53.0 100.0
Total 83 100.0 100.0

Frequencies

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.29 4.35 4.52 4.31 4.18 4.10 4.07 4.11 4.16
Median 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 5 5 5 5 4 4 4 4 5
Minimum 1 2 3 2 3 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Mean Y
N Valid 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.89 4.05 4.17 4.19 3.93 3.82 4.13 4.18 4.02 4.14
Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4
Minimum 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Frequency Table

Y1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.2 1.2 1.2
2 1 1.2 1.2 2.4
3 9 10.8 10.8 13.3
4 34 41.0 41.0 54.2
5 38 45.8 45.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 7 8.4 8.4 9.6
4 37 44.6 44.6 54.2
5 38 45.8 45.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 7 8.4 8.4 8.4
4 26 31.3 31.3 39.8
5 50 60.2 60.2 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 10 12.0 12.0 13.3
4 34 41.0 41.0 54.2
5 38 45.8 45.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 13 15.7 15.7 15.7

4 42 50.6 50.6 66.3

5 28 33.7 33.7 100.0

Total 83 100.0 100.0

Y6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 17 20.5 20.5 22.9
4 35 42.2 42.2 65.1
5 29 34.9 34.9 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 17 20.5 20.5 22.9
4 37 44.6 44.6 67.5
5 27 32.5 32.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 5 6.0 6.0 6.0
3 10 12.0 12.0 18.1
4 39 47.0 47.0 65.1
5 29 34.9 34.9 100.0
Total 83 100.0 100.0
Y9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 16 19.3 19.3 21.7
4 32 38.6 38.6 60.2
5 33 39.8 39.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 6 7.2 7.2 7.2
3 19 22.9 22.9 30.1
4 36 43.4 43.4 73.5
5 22 26.5 26.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 17 20.5 20.5 24.1
4 36 43.4 43.4 67.5
5 27 32.5 32.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 14 16.9 16.9 20.5
4 32 38.6 38.6 59.0
5 34 41.0 41.0 100.0
Total 83 100.0 100.0
Y13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 16 19.3 19.3 22.9
4 26 31.3 31.3 54.2
5 38 45.8 45.8 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 20 24.1 24.1 27.7
4 40 48.2 48.2 75.9
5 20 24.1 24.1 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 3 3.6 3.6 3.6
3 31 37.3 37.3 41.0
4 27 32.5 32.5 73.5
5 22 26.5 26.5 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 16 19.3 19.3 21.7
4 34 41.0 41.0 62.7
5 31 37.3 37.3 100.0
Total 83 100.0 100.0
Y17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 2.4 2.4 2.4
3 12 14.5 14.5 16.9
4 38 45.8 45.8 62.7
5 31 37.3 37.3 100.0
Total 83 100.0 100.0

Y18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1.2 1.2 1.2
3 20 24.1 24.1 25.3
4 38 45.8 45.8 71.1
5 24 28.9 28.9 100.0
Total 83 100.0 100.0
Lampiran 4: Uji Validitas

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .796
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 533.989
df 153
Sig. .000

Communalities
Initial Extraction
X1.1 1.000 .294
X1.2 1.000 .300
X1.3 1.000 .418
X1.4 1.000 .178
X1.5 1.000 .364
X1.6 1.000 .392
X1.7 1.000 .275
X1.8 1.000 .275
X1.9 1.000 .388
X1.10 1.000 .431
X1.11 1.000 .289
X1.12 1.000 .436
X1.13 1.000 .299
X1.14 1.000 .407
X1.15 1.000 .277
X1.16 1.000 .364
X1.17 1.000 .440
X1.18 1.000 .224
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Component
Matrixa
Component
1
X1.1 .542
X1.2 .548
X1.3 .647
X1.4 .421
X1.5 .604
X1.6 .626
X1.7 .524
X1.8 .524
X1.9 .623
X1.10 .657
X1.11 .538
X1.12 .661
X1.13 .547
X1.14 .638
X1.15 .526
X1.16 .603
X1.17 .663
X1.18 .473
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
a. 1 components
extracted.

Factor Analysis

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .842
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 901.514
df 276
Sig. .000
Communalities
Initial Extraction
X2.3 1.000 .326
X2.4 1.000 .405
X2.5 1.000 .207
X2.6 1.000 .211
X2.7 1.000 .272
X2.8 1.000 .342
X2.9 1.000 .203
X2.10 1.000 .188
X2.11 1.000 .349
X2.12 1.000 .411
X2.13 1.000 .233
X2.14 1.000 .345
X2.15 1.000 .401
X2.16 1.000 .337
X2.17 1.000 .249
X2.18 1.000 .346
X2.19 1.000 .500
X2.20 1.000 .313
X2.21 1.000 .520
X2.22 1.000 .313
X2.23 1.000 .525
X2.24 1.000 .424
X2.25 1.000 .518
X2.26 1.000 .528
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Component Matrixa
Component
1
X2.3 .571
X2.4 .637
X2.5 .454
X2.6 .459
X2.7 .522
X2.8 .585
X2.9 .450
X2.10 .433
X2.11 .590
X2.12 .641
X2.13 .483
X2.14 .588
X2.15 .633
X2.16 .581
X2.17 .499
X2.18 .588
X2.19 .707
X2.20 .559
X2.21 .721
X2.22 .559
X2.23 .725
X2.24 .651
X2.25 .719
X2.26 .727
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
a. 1 components
extracted.
Factor Analysis

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .756
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 182.443
df 55
Sig. .000

Communalities
Initial Extraction
Z1 1.000 .266
Z2 1.000 .311
Z3 1.000 .371
Z4 1.000 .407
Z5 1.000 .300
Z6 1.000 .369
Z7 1.000 .288
Z8 1.000 .270
Z9 1.000 .308
Z10 1.000 .231
Z11 1.000 .337
Extraction Method: Principal
Component Analysis.

Component
Matrixa
Component
1
Z1 .516
Z2 .558
Z3 .609
Z4 .638
Z5 .548
Z6 .608
Z7 .537
Z8 .519
Z9 .555
Z10 .481
Z11 .581
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
a. 1 components
extracted.

Factor Analysis

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .799
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 800.067
df 153
Sig. .000

Communalities
Initial Extraction
Y1 1.000 .392
Y2 1.000 .299
Y3 1.000 .245
Y4 1.000 .307
Y5 1.000 .253
Y6 1.000 .280
Y7 1.000 .438
Y8 1.000 .471
Y9 1.000 .419
Y10 1.000 .377
Y11 1.000 .615
Y12 1.000 .407
Y13 1.000 .455
Y14 1.000 .337
Y15 1.000 .510
Y16 1.000 .446
Y17 1.000 .452
Y18 1.000 .253
Extraction Method: Principal
Component Analysis.

Component
Matrixa
Component
1
Y1 .626
Y2 .546
Y3 .495
Y4 .554
Y5 .503
Y6 .529
Y7 .662
Y8 .686
Y9 .648
Y10 .614
Y11 .784
Y12 .638
Y13 .675
Y14 .581
Y15 .714
Y16 .668
Y17 .672
Y18 .503
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
a. 1 components
extracted.
Lampiran 5: Uji Reliabilitas

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 83 100.0
Excludeda 0 .0
Total 83 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.881 18

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
X1.1 66.11 59.122 .469 .877
X1.2 66.12 59.912 .476 .876
X1.3 66.23 58.764 .584 .873
X1.4 66.24 61.551 .349 .880
X1.5 66.10 59.039 .536 .874
X1.6 65.94 58.765 .557 .874
X1.7 66.23 60.569 .457 .877
X1.8 65.83 59.654 .450 .877
X1.9 65.95 58.339 .550 .874
X1.10 65.90 58.186 .586 .872
X1.11 66.24 59.136 .465 .877
X1.12 66.04 58.450 .597 .872
X1.13 66.10 59.698 .478 .876
X1.14 66.10 58.113 .566 .873
X1.15 65.67 59.905 .463 .877
X1.16 65.66 58.763 .535 .874
X1.17 65.77 58.057 .597 .872
X1.18 65.72 60.008 .405 .879
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 83 100.0
Excludeda 0 .0
Total 83 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.917 24

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
X2.3 88.46 128.251 .533 .914
X2.4 88.11 126.830 .589 .913
X2.5 88.43 129.907 .417 .916
X2.6 88.48 130.375 .417 .916
X2.7 88.34 129.202 .472 .915
X2.8 88.10 128.064 .539 .914
X2.9 88.25 129.972 .412 .916
X2.10 88.34 130.495 .400 .917
X2.11 88.35 127.376 .548 .914
X2.12 88.33 125.759 .601 .913
X2.13 88.70 130.140 .446 .916
X2.14 88.40 127.535 .546 .914
X2.15 88.61 125.435 .585 .913
X2.16 88.34 126.568 .536 .914
X2.17 88.48 129.375 .445 .916
X2.18 88.30 126.945 .537 .914
X2.19 88.57 125.395 .658 .912
X2.20 88.35 128.157 .506 .915
X2.21 88.55 126.104 .660 .912
X2.22 88.19 128.182 .494 .915
X2.23 88.48 126.131 .662 .912
X2.24 88.35 127.206 .592 .913
X2.25 88.40 125.706 .660 .912
X2.26 88.36 126.160 .676 .912

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 83 100.0
Excluded a
0 .0
Total 83 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.779 11

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Z1 44.94 13.009 .386 .768
Z2 44.81 13.133 .426 .763
Z3 44.83 12.971 .485 .757
Z4 44.92 12.664 .517 .752
Z5 44.86 13.101 .412 .764
Z6 44.92 12.664 .478 .756
Z7 44.83 13.069 .403 .765
Z8 44.95 13.120 .394 .766
Z9 44.90 13.137 .422 .763
Z10 44.86 13.247 .362 .770
Z11 44.93 12.824 .460 .759
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 83 100.0
Excluded a
0 .0
Total 83 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.905 18

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
Y1 70.18 70.125 .561 .900
Y2 70.12 72.132 .489 .902
Y3 69.95 72.998 .441 .903
Y4 70.16 71.622 .498 .902
Y5 70.29 72.647 .447 .903
Y6 70.37 71.286 .470 .903
Y7 70.40 69.633 .609 .899
Y8 70.36 68.892 .625 .898
Y9 70.31 69.632 .587 .900
Y10 70.58 69.466 .548 .901
Y11 70.42 67.710 .732 .895
Y12 70.30 69.579 .575 .900
Y13 70.28 68.593 .618 .899
Y14 70.54 70.739 .522 .901
Y15 70.65 68.059 .661 .897
Y16 70.34 69.568 .601 .899
Y17 70.29 69.915 .609 .899
Y18 70.45 71.957 .446 .904
Lampiran 6 : uji Normalitas

Regression

Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Moderasi 2, Mean . Enter
X1, mean z,
MeanX2Valid,
Moderasi 1b
a. Dependent Variable: Mean Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .945a .894 .887 .16540
a. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid,
Moderasi 1
b. Dependent Variable: Mean Y

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.717 5 3.543 129.524 .000b
Residual 2.106 77 .027
Total 19.823 82
a. Dependent Variable: Mean Y
b. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid, Moderasi 1

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 2.9805 4.9725 4.1372 .46482 83
Residual -.31883 .36855 .00000 .16028 83
Std. Predicted Value -2.488 1.797 .000 1.000 83
Std. Residual -1.928 2.228 .000 .969 83
a. Dependent Variable: Mean Y
NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 83
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .16027609
Most Extreme Differences Absolute .077
Positive .077
Negative -.052
Test Statistic .077
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 7: Uji Heteroskedastisitas

Regression

Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Moderasi 2, Mean . Enter
X1, mean z,
MeanX2Valid,
Moderasi 1b
a. Dependent Variable: ABS_RES
b. All requested variables entered.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .243 a
.059 -.002 .09161021
a. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid,
Moderasi 1

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .040 5 .008 .964 .445b
Residual .646 77 .008
Total .687 82
a. Dependent Variable: ABS_RES
b. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid, Moderasi 1

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.102 1.118 -1.879 .064
Mean X1 .585 .366 2.883 1.600 .114
MeanX2Valid .038 .303 .202 .125 .901
mean z .485 .249 1.890 1.948 .055
Moderasi 1 -.126 .082 -4.011 -1.538 .128
Moderasi 2 -.009 .067 -.309 -.134 .894
a. Dependent Variable: ABS_RES
Lampiran 8: Uji Model

Regression
Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Moderasi 2, Mean . Enter
X1, mean z,
MeanX2Valid,
Moderasi 1b
a. Dependent Variable: Mean Y
b. All requested variables entered.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .945a .894 .887 .16540
a. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid,
Moderasi 1

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.717 5 3.543 129.524 .000b
Residual 2.106 77 .027
Total 19.823 82
a. Dependent Variable: Mean Y
b. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid, Moderasi 1
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8.203 2.019 -4.062 .000
Mean X1 1.679 .660 1.541 2.544 .013
MeanX2Valid 1.383 .548 1.380 2.525 .014
mean z 1.935 .450 1.404 4.303 .000
Moderasi 1 -.277 .148 -1.642 -1.873 .065
Moderasi 2 -.192 .121 -1.224 -1.583 .118
a. Dependent Variable: Mean Y
Lampiran 9: Uji Hipotesis

Regression

Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Moderasi 2, Mean . Enter
X1, mean z,
MeanX2Valid,
Moderasi 1b
a. Dependent Variable: Mean Y
b. All requested variables entered.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .945a .894 .887 .16540
a. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid,
Moderasi 1

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.717 5 3.543 129.524 .000b
Residual 2.106 77 .027
Total 19.823 82
a. Dependent Variable: Mean Y
b. Predictors: (Constant), Moderasi 2, Mean X1, mean z, MeanX2Valid, Moderasi 1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8.203 2.019 -4.062 .000
Mean X1 1.679 .660 1.541 2.544 .013
MeanX2Valid 1.383 .548 1.380 2.525 .014
mean z 1.935 .450 1.404 4.303 .000
Moderasi 1 -.277 .148 -1.642 -1.873 .065
Moderasi 2 -.192 .121 -1.224 -1.583 .118
a. Dependent Variable: Mean Y

Anda mungkin juga menyukai