LOMBA INOVASI DAN TEKNOLOGI

KABUPATEN MADIUN TAHUN 2021

Kategori Inovasi & Teknologi : Kategori III (Inovasi dan Teknologi

Bidang Ekonomi)

Judul Inovasi : Pembuatan Cookies Berbahan Dasar

Tepung Porang Sebagai Sumber Pangan Tinggi Serat

Tanggal/Bulan/Tahun : 7 Juni 2021

Inovator :

1. Dewi Nadia Nurfadilla

Jl. Raya Surabaya Madiun RT.09/RW.02,

Ds.Nampu, Kec.Gemarang

Dewinadia28@gmail.com

081249366105

2. Vina Nurwulan

Ds.Bulu,Dsn.Kedungbrubus,RT.16/RW.03

Kec.Pilangkenceng

Vinacemplok22@gmail.com

085888405618
 PEMBUATAN COOKIES BERBAHAN DASAR TEPUNG PORANG SEBAGAI

SUMBER PANGAN TINGGI SERAT

A. LATAR BELAKANG

Porang merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang banyak ditemukan di

Indonesia terutama di daerah hutan dengan kondisi pepohonan yang rindang. Porang dapat

tumbuh dengan maksimal di bawah tegakan pohon karena tidak terpapar sinar matahari

secara langsung. Dalam satu butir umbi porang besar dapat mencapai berat 4-12 kg. Luas

lahan hutan di Indonesia yang sangat luas sangat berpotensi untuk pengembangan budidaya

porang.

Saat ini tanaman porang sudah banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia

untuk memenuhi kebutuhan ekspor keluar negeri terutama kenegara Jepang, Cina,

Vietnam, dan Australia sebagai bahan baku pembuatan tepung glukomanan. Sebelum umbi

porang diekspor keluar negeri, terlebih dahulu dilakukan pengolahan sehingga umbi

porang tidak diekspor keluar negeri dalam bentuk segar tetapi dalam bentuk chips maupun

tepung.

MenurutSantosa (2014), Indonesia mengekspor chips porang keluar negeri dengan

jumlah sekitar 300ton/tahun atau setara dengan US$ 0,3 juta/tahun, namun industry di

Indonesia mengimpor tepung glukoman dari luar negeri dengan jumlah rata-rata 20

ton/tahun atau setara dengan US$ 3 juta/tahun. Di Indonesia belum ada industry yang

mampu membuat tepung glukomanan dari tepung porang. Jika proses pembuatan tepung

glukomanan dapat dilakukan di Indonesia maka hal tersebut dapat membantu industry
dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan akan tepung.glukomanan serta mengurangi

impor tepung glukomanan dari negara lain.

Selama ini pengolahan porang yang diekspor ke luar negeri hanya sebatas pembuatan

chip porang dan tepung porang. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan formula bahwa

pengolahan porang menggunakan metode 5P dan diberikan bio pengurai dengan tujuan

untuk menghilangkan asam oksalat pada porang, sehingga porang siap diolah menjadi

berbagai macam produk baik produk makanan maupun produk non makanan. Porang

bentuk ini lebih dikenal dengan istilah nabati porang. Nabati porang ini sebagai dasar

pembuatan berbagai produk olahan porang yang laku di pasaran. Hal ini, dapat menjadi

pilihan variasi ekspor porang Indonesia selain dalam bentuk chip porang dan tepung

porang.

Pada hasil analisis yang telah peneliti lakukan bahwa memproduksi nabati porang

memberikan keuntungan sebesar 78%, sedangkan produksi chip porang memberikan

keuntungan sebesar 60%. Keuntungan yang lebih besar pada nabati porang, membuat

peneliti tertarik untuk membuat aneka olahan yang berbahan dasar nabati porang menjadi

produk aneka makanan. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada produk makanan

“Cookies Porang”.

Tanaman umbi-umbian Iles-iles atau lebih sering dikenal dengan porang adalah
tanaman yang awalnya ditemukan mulai dari kepulauan andaman,India,menyebar kearah
timur melalui Myanmar masuk ke Thailand dan pada akhirnya di Indonesia. Di Indonesia
sendiri tanaman ini sering tumbuh di pinngir hutan jati,dibawah rumpun bambu dan tepi-
tepi sungai. Tetapi kini Di indonesia khususnya Kabupaten Madiun mencoba
membudidayakan tanaman Porang di kebun milik pribadi.
Tanaman iles-iles atau porang sendiri memiliki beberapa manfaat penting bagi
kesehatan karena kandungan Glukomanan pada tepung umbinya. Tanaman iles-iles ini
 mampu menghasilkan tinggi serat dan karbohidrat selain itu umbi porang yang sudah
diolah menjadi tepung juga bermanfaat untuk menekan peningkatan kadar glukosa darah
sekaligus mengurangi kadar kolestrol. Tepung umbi porang yang mengandung
karbohidrat dan kadar gula yang rendah dapat menjadi pengganti tepung terigu untuk
diolah menjadi berbagai macam olahan sepeti kue tradisional maupun modern,
mie,krupuk dan lain sebagainya.
Di era yang serba cepat ini banyak berbagai makanan yang hanya mementingkan
rasa dibandingkan dengan manfaat yang dibutuhkan bagi tubuh. Makanan yang kurang
memperhatikan manfaat dari bahan bakunya jika dikonsumsi berlebih adalah salah satu
pemicu terjadinya berbagai macam penyakit yang muncul,seperti jantung,diabetes dan
lain sebagainya karena konsumsi makanan yang tinggi gula,tinggi karbohidrat serta
rendah serat. Dengan ini kami berinovasi untuk mencoba mewujudkan makanan ringan
atau cemilan yang enak tetapi masih mempunyai banyak manfaat bagi tubuh yaitu dengan
cara mengganti tepung terigu menggunakan tepung porang,salah satunya adalah cookies
porang.
Cookies Sendiri adalah salah satu kue yang sangat digemari banyak masyarakat.
Selama ini cookies dibuat dengan menggunakan bahan utama tepung terigu,dimana
tepung terigu sendiri mengandung tinggi gula dan karbohidrat serta rendah serat.Kini
untuk mewujudkan camilan yang sehat yang bisa dikonsumsi oleh semua orang dengan
banyak manfaat didalamnya adalah dengan membuat cookies porang. Cookies porang ini
aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan janttung karena memiliki kandungan yang
rendah lemah,rendah gula serta tinggi serat.

B. Tujuan

1. Membuat cookies porang yang dapat dikonsumsi seluruh lapisan masyarakat dengan

harga jual yang lebih murah.

2. Mengetahui kualitas cookies porang sebagai pangan tinggi serat.

3. Menambah nilai ekonomis dari tanaman porang.

4. Meningkatkan kualitas produk porang.

 5. Memperluas segmen pasar penjualan porang

6. Meningkatkan daya saing penjualan produk porang melalui beraneka macam olahan

porang, yakni satu diantaranya adalah cookies porang.

C. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai pengembangan kemampuan sehingga dapat

menerapkan ilmu yang didapat tentang teknologi pangan dalam rangka

pengembangan pangan yang berkualitas, dapat diterima, disukai oleh masyarakat

serta peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman di bidang Karya Tulis

Ilmiah.

2. Bagi Industri Makanan

Memberikan informasi bagaimana porang bisa dijadikan produk baru yang

berkualitas baik dari segi cita rasa maupun kandungan zat gizinya.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang porang yang selama ini belum

dimanfaatkan secara maksimal dan memperkenalkan cookies yang kaya protein dan

serat kepada masyarakat.

D. Desain Inovasi

1. Alat

 Baskom plastik

 Loyang

 Piring

 Sendok

 Timbangan

 Spatula

 Ayakan

 Pisau

 Oven

 Kompor

2. Bahan

 Tepung porang 250gram

 Tepung terigu 50gram

 Margarin 200gram

 Gula Halus 200gram

 Bubuk Coklat 100gram

 Chocochip secukupnya
3. Prosedur Kerja

Cara pembuatan cookies porang :

a. Menimbang bahan-bahanyng akan digunakan.

b. Mencampur semua bahan sampai kalis (kecuali chocochip)

c. Mencetak semua adonan dengan cara membuat bola-bola kecil lalu dipipihkan

dengan menggunakan garpu.

d. Taburi chocochip diatasnya.

e. Dioven api kecil selama 15-30 menit

f. Selanjutnya cookies porang siap disajikan.

4. Kandungan gizi pada Cookies Porang

Porang merupakan tanaman yang bernutrisi karena mengandung 45%

Glucomannan, 9,7% protein, 16 jenisasam amino hingga 7,8%, 7 asam amino

esensialhingga 2,5%, mengandung mineral, sepertikalsium, fosfor, besi, zinc,

mangan, tembaga, tinggiserat, danrendahkalori. 

Tabel 1.1. Kandungan Gizi Porang

Kandungan Satuan Nilai Per 100 gram
Air g 90,07
Energi kcal 38
Lemak g 0,09
Karbohidrat g 8,82
Serat g 4,9
Gula g 1,80
Protein g 0,72
Mineral
Ca mg 12
Fe mg 0,60
Mg mg 12
P mg 18
K mg 150
Na mg 4
Zn mg 0,16
Vitamin
Vitamin C, Asam mg 20,2
Askorbat
Tiamin mg 0,020
Riboflavin mg 0,029
Niasin mg 0,200
Vitamin B-6 mg 0,0420
E. Kebaruan/Keunikan/Keaslian Poduk

Banyak yang sudah mengenal cookies sebagai salah satu cemilan modern yang

digemari kalngan masyarakat .Cookies yang sering dijual dipasaran adalah cookies yang

terbuat dari tepung terigu dan bubuk coklat dicampur dicetak dan dioven kemudian

ditaburi chocochip. Oleh karena itu, dengan adanya inovasi tepung porang yang tinggi

serat kemudian diolah menjadi jajanan kekinian yang memadukan cita rasa Porang dan

coklat yang legit. Cookies porang merupakan salah satu makanan sehat berserat tinggi.

Berikut ini adalah keunggulan bolu kukus tiwul porang:

1. Porang mengandung 8,82 karbohidrat dan 4,9 serat dalam 100 gram porang. Nabati

porang yang diolah menjadi tepung porang kaya akan glukomanan. Glukomanan ini

merupakan polisakarida larut dalam air yang dianggap sebagai serat makanan.

2. Cookies porang adalah sumber makanan yang mengandung kandungan gizi yang

seimbang.

3. Selain, mengandung kandungan gizi yang baik, cookies porang juga mengandung

zat-zat yang dapat mengobati beberapa penyakit seperti menurunkan kadar

kolesterol, menurunkan kadar gula darah, mencegah kanker, dan mengatasi sembelit.

          Dibandingkan dengan cookies yang beredar pada pasaran, cookies porang ini lebih

banyak mempunyai kelebihan. Untuk mengetahui hal tersebut, berikut ini adalah

perbandingan antara cookies dipasaran dengan cookies porang :

Tabel 1. Perbandingan Cookies Dipasaran Dengan Cookies Porang

No. Uraian Cookies di Pasaran Cookies Porang

1. Ketersediaan bahan Bahan utamanya Bahan utamanya
adalah tepung terigu. adalah porang yang
ketersediannya
banyak di wilayah
Kabupaten Madiun
dan cepat dapat
diperbarui.
2. Cara pembuatan Lebih sulit, karena Lebih mudah, karena
harus bahan utamanya
memperhatikan tepung porang yang
kualitas tepung memiliki tekstur
untuk bahan utama. kenyal.
3. Kandungan gizi Lebih banyak Mengandung
mengandung lemak kandungan gizi yang
jahat yang berasal seimbang, karena
dari bahan utamanya porang mengandung
yaitu tepung Terigu. banyak sekali gizi
dan tinggi serat.
4. Harga Rp. 50.000 Rp. 30.000
5. Manfaat Masyarakat hanya Selain dapat
menyajikan sebagai digunakan camilan
jajanuntuk sehari-hari, cookies
disuguhkan dan porang juga dapat
oleh-oleh. digunakan sebagai
obat beberapa
penyakit.