OLEH :
Allhamdullilah Rabbil ‘Alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan segenap kekuatan, kesehatan, keteguhan, dan kesabaran serta semua
nikmat taat terhingga. Sehingga Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
yang berjudul “Optimalisasi Pengawasan Cairan Infus Dengan Labeling Pada Pasien Di Ruang
Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton “ dapat di selesaikan dengan lancar dan
baik.
Tujuan dari pembuatan Rancangan Aktualisasi ini adalah sebagai bagian dari tugas
dalam Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Buton Golongan II Angkatan
XXV Aktualisasi secara substansi di maksud untuk meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara
dengan sikap prilaku ASN dan Nilai Dasar ASN yang terdiri dari : Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa penyusunan rancangan Aktualisasi ini dapat selesai karena
adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargan sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :
1. Allah SWT yang telah menciptakan dan memberi karunia samudera nikmat sehingga
penulis dapat menyelesaikan Rancangan aktualisasi ini;
2. Bapak Bupati Buton yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengikuti Pendidikan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
3. Bapak Syahruddin Nurdin, S.E. selaku Kepala BPSDM Prov.SULTRA beserta jajarannya
selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS;
4. Bapak Drs. Ruslan, M.Si selaku penguji; dan Bapak Ir. H. Amir Ma’sum selaku coach yang
telah meluangkan waktu tenaga dan pikiran serta motivasi dalam setiap proses coaching;
5. Bapak La Gune ,SKM sebagai Kepala Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buton yang telah memberikan motivasi, dukungan dan bimbingan serta arahan
pembuatan rancangan aktualisasi;
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dan memberikan pengarahan terkait materi
ANEKA untuk dapat di internalisasikan dan diaktualisasikan di instansi;
7. Seluruh panitia, dan binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan latsar;
8. Keluarga Besar Peserta Latsar Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten
Bombana, Kabupaten Muna, Kota Baubau, dan Kota Kendari
9. Seluruh Keluarga Besar saya, terutama Orang tua, saudara yang selalu mendukung dan
mendoakan sepenuh hati demi terciptanya rancangan Aktualisasi ini;
10. Teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS yang senantiasa berbagi ilmu juga pengalaman
serta seluruh pihak terkait yang turut memberi sumbangsih dalam proses penyelesaian
rancangan ini;
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan rancangan Aktualisaisi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada penulis menerima kritik dan saran yang
konstruktif demi penyempurnaan Rancangan Aktualisasi ini. Sehingga Laporan Aktualisasi ini
dapat di jadikan dasar dalam pelaksanan dan pelaporan aktualisasi dengan nilai-nilai dasar ASN,
serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Akhirnya penulis mengucapkan terimah kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang
di berikan. semoga mendapat balasan yang setimpal dari sang pencipta
Tabel 2. 2 Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton TahapKedua .......... 13
Tabel 2. 3 Instalasi dan Unit Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton ......... 14
Tabel 2. 7 Jumlah Tenaga Non Medis RSUD Kabupaten Buton Tahun 2019 ............................ 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 di jelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara
(ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. UU ini
sendiri mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam
mencetak PNS. Oleh karena itu, PNS tidak hanya memahami nilai-nilai dasar ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), namun
PNS juga harus dapat menginternalisasi nilai ANEKA tersebut di unit kerjanya masing-
masing.
Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara juga
mengamanatkan Instansi Pemerintah yaitu Kementerian Hukum dan HAM untuk wajib
memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan Dasar
terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang
(Lembaga Administrasi Negara, 2017).
Pelatihan dasar yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM yang
bekerjasama dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(BKPSDM) Provinsi Sulawesi Tenggara kepada peserta pelatihan dasar golongan II
Angkatan XXIII, XXIV, dan XXV menjelaskan pembelajaran habituasi yang memfasilitasi
peserta melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi yang telah dipelajari. Tujuan dari
pembelajaran ini adalah untuk mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran
3
yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam
pembelajaran agenda Habituasi (Lembaga Administrasi Negara, 2017).
Salah satu peranan cairan tubuh adalah mengatur suhu tubuh sekaligus sebagai
alat transportasi untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika
tubuh mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi, bisa berakibat terhambatnya
seluruh kerja organ dalam tubuh manusia.
Cairan tubuh manusia terdiri dari air dan ion, sehingga saat kehilangan cairan
tubuh, bukan hanya air yang hilang tapi juga ion. Ion memiliki peranan penting
dalam mencegah kelelahan pada otot. Salah satu penyebab kelelahan otot adalah
terhambatnya glikolisis atau pemecahan glikogen menjadi tenaga. Seharusnya asam
laktat dapat digunakan sebagai cadangan tenaga, namun karena tubuh kurang
4
cairan, proses perubahan itu menjadi terganggu. Sehingga timbul gejala tubuh
lemas dan kelelahan.
5
Kondisi sebelum adanya gagasan, dalam melaksanakan tugas sebagai
perawat, penulis memonitoring tetesan cairan infus hampir selalu tidak tepat
tetesan maupun waktu habis cairan. Seringkali perawat hanya menulis menggunakan
spidol di botol cairan infus atau bahkan tidak ditulis sama sekali berapa tetes
kebutuhan cairan intravena per menitnya. Sehingga belum terkendalinya kebutuhan
cairan pasien secara tepat yang akan mempengaruhi kesembuhan pasien. Kondisi
sesudah adanya gagasan, tetesan cairan untuk pasien rawat inap dapat terkendali.
Sehingga kebutuhan cairan pasien dapat terpenuhi dengan semestinya agar dapat
meningkatkan patient safety.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisainya nilai-nilai dasar ASN, kedudukan dan peran ASN dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai perawat terampil terutama dalam
pelaksanaan tahapan-tahapan kegiatan aktualisasi ini.
2. Tujuan Khusus
Terwujudnya labeling botol cairan infus di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buton
C. Manfaat
1. Manfaat Aktualisasi
a. Manfaat untuk penulis
1) Menjadi PNS yang profesional dan berANEKA
2) Memudahkan petugas jaga ruangan untuk mengendalikan kebutuhan
cairan.
6
3) Mengetahui jumlah kebutuhan cairan pasien secara akurat
4) Meningkatkan mutu tentang sasaran keselamatan pasien.
b. Manfaat untuk organisasi
1) Mendukung tercapainya tujuan organisasi yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang paripurna.
c. Manfaat untuk masyarakat
1) Pengendalian kebutuhan cairan infus menjadi akurat.
2) Peningkatan keamanan pasien di rumah sakit
3) Perwujudan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional.
D. Ruang Lingkup
1. Kegiatan aktualisasi ini dilakukan adalah pada ruang perawatan Isolasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
2. Labeling adalah sepotong kertas (kain, logam, kayu, dan sebagainya) yang
ditempelkan pada barang dan menjelaskan tentang nama barang, nama
pemilik, tujuan, alamat, dan sebagainya,
3. Pengawasan adalah tindakan yang dilakukan oleh pejabat terhadap
bawahannya atas setiap tugas yang menjadi tanggung jawab bawahannya
4. Cairan infus adalah betuk cairan yang pemasukan obat dan sebagainya tanpa
tekanan istimewa melalui pembuluh darah atau rongga badan
5. Optimalisasi adalah proses, cara, perbuatan mengoptimal-kan (menjadikan
paling baik, paling tinggi)
2. Waktu
7
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan berdasarkan Kalender Latihan
Dasar Cpns Golongan II Lingkup Pemerintah Kabupaten Buton yaitu mulai
tanggal 01 oktober sampai dengan 07 november 2021
8
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR
DAN KEDUDUKAN PERAN ASN
Pada bagian depan berhadapan dengan jalan utama, samping kiri dan
kanan akan diperuntukkan perumahan dan perkantoran dan bagian belakang
dengan Madrasah Tsanawiah dan Aliyah Kabupaten Buton.
Adapun misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton yaitu :
9
3. Dasar Hukum
Sebagai pedoman untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di Rumah
Sakit dibutuhkan peraturan-peraturan yang dapat digunakan sebagai Payung
Hukum Rumah Sakit. Dasar hukum atau peraturan-peraturan tersebut antara lain
:
4. Struktur Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton merupakan
perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Buton yang mempunyai tugas pokok
10
melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi di bidang kesehatan dengan struktur organisasi berdasarkan
Perataturan Daerah Nomor: 56 Tahun 2013, sebagaimana tertera pada diagram
halaman berikut :
DIREKTUR
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL KEPALA BAGIAN
TATA USAHA
KASIE FARMASI,
KASIE PELAYANAN LABORATORIUM KASIE PERENCANAAN
MEDIK DAN RADIOLOGI DAN EVALUASI
11
Adapun tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Buton sebagai berikut :
a. Tugas Pokok
1) Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas pokok yaitu pelayanan administrasi dan ketatausahaan
kepada semua satuan kerja di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
yang meliputi urusan kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, urusan
keuangan dan perlengkapan serta urusan umum dan hukum.
12
b. Fungsi
Selanjutnya, fungsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Buton berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Buton No. 4 tahun 2011
tentang Kedudukan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buton, mempunyai fungsi :
13
3) Fungsi Bidang Penunjang Medik
a) Pelaksanaan kegiatan laboratorium, Farmasi dan Radiologi
b) Pelaksanaan kegiatan gizi dan laundry serta hygiene dan sanitasi di
lingkungan Rumah Sakit Umum Darah
c) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur
4) Fungsi Bidang Bina program
a) Pengkajian dan perumusan kebijakan kesehatan
b) Pelaksanaan penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan
monitoring, pengawasan dan evaluasi
c) Pelaksanaan pengolahan data dan rekam medik, pengolahan dan
pengembangan sistem informasi kesehatan serta pelaporan hasil
kegiatan
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur
c. Tugas dan Fungsi Perawat
Berdasarkan Permen PAN-RB Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Perawat, rincian kegiatan Perawat kategori keahlian sesuai dengan
jenjang jabatan, sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat
dalam rangka melakukan upaya promotif;
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung
fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam
rangka upaya preventif;
5. Memberikan oksigenasi sederhana;
6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/
bencana/ kritikal;
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas
risiko penularan infeksi;
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area
medikal bedah;
14
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
anak;
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
maternitas;
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
komunitas;
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi;
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan
perawatan paliatif;
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. Melakukan perawatan luka; dan
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.
15
1. Poliklinik 1 unit Dekonsentrasi 2003
Tabel 2. 10 Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Tahap Kedua
Dana Dekonsentrasi
1. Kantor RS 1 unit
T.A 2004
16
11. Pengadaan meubellair ruang rapat 1 paket Sda
Tabel 2. 11 Instalasi dan Unit Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton
No Instalasi Unit Pelayanan
17
Poliklinik Spesialis Bedah
Poliklinik Anak
Poliklinik THT
Poliklinik Fisioterapi
Pelayanan Radiologi
4. Penunjang
Pelayanan Unit Transfusi Darah (UTD)
IPRS
Pelayanan Laboratorium
18
Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton terdiri atas tenaga medis, tenaga
paramedis keperawatan, tenaga paramedis non keperawatan dan tenaga non
medis. Untuk melihat uraian ketenagaan sesuai klarifikasi Pendidikan dapat
dilihat pada sajian tabel berikut ini :
1. Dokter Umum 9 2 0 11
Jumlah 18 3 0 21
Dari tabel 2.3 tentang jumlah tenaga medis, dari 21 jumlah tenaga medis yang ada
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten buton, ada 18 Tenaga medis yang
berstatus PNS dan yang banyak terdapat pada dokter umum sedangkan tenaga medis
yang magang/honor tidak ada.
19
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. SI/D IV Keperawatan 1 28 0 29
2. DIII Keperawatan 25 45 0 67
4. DIII Kebidanan 13 36 0 49
5. SPK 0 0 0 0
Dari tabel 2.4 tentang tenaga paramedis keperawatan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Buton dari jumlah keseluruhan tenaga paramedis
keperawatan dengan jumlah 146 orang terdapat 109 orang yang berstatus
kontrak terbanyak pada tenaga keperawatan baik itu yang berstatus DIII
dengan jumlah 45 orang dan tenaga SI Keperawatan berjumlah 28 orang
merupakan jumlah tenaga terbanyak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Buton tahun 2019 yang PNS.
1. SI SKM AKK 1 0 4 5
2. SI SKM Epidemiologi 7 0 1 8
20
3. SI SKM Kesling 1 0 0 1
4. Promosi Kesehatan 2 0 1 3
5. Apoteker 1 0 5 6
6. SI Farmasi 3 0 0 3
7. SI/D IV Gizi 3 0 1 4
8. DIII Farmasi 0 0 0 0
9. DIII Gizi 3 0 0 3
10. SI Akfis 2 0 0 2
12. Elektromedis 1 0 0 1
13. SI Radiologi 1 0 0 1
15. SI Analisis 1 0 0 1
Jumlah 33 0 14 47
Dari tabel 2.5 tentang tenaga paramedis non keperawatan dengan jumlah
keseluruhan 47 orang. Adapun jumlah Tenaga paramedis non keperawatan
terbanyak yang berstatus PNS dengan jumlah 33 orang dengan tenaga
epidemiologi terbanyak dengan jumlah 7 orang Tenaga yang berstatus kontrak
tidak ada dan tenaga paramedis non keperawatan yang berstatus magang atau
honor berjumlah 14 orang
21
Tabel 2. 15 Jumlah Tenaga Non Medis RSUD Kabupaten Buton Tahun 2019
1. SI Ekonomi 1 0 0 1
3. SI Akutansi 0 0 1 1
4. SI Komputer 0 0 0 0
7. SMA/SMK 2 0 0 2
Jumlah 4 0 1 5
Dari tabel 2.6 tentang tenaga non medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Buton tahun 2019 dengan jumlah 5 orang, dengan jumlah terbanyak yaitu
tenaga non medis berstatus pegawai dan yang honor/magang berjumlah 1 orang.
1. Tenaga Medis 18 3 0 21
22
Jumlah 92 112 15 219
Dari tabel 2.7 tentang rekapitulasi ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Buton dengan total seluruhnya 219 orang, jumlah tenaga
terbanyak terdapat pada tenaga honor atau magang dengan jumlah 112 orang
terdapat pada tenaga paramedis keperawatan, jumlah tenaga yang berstatus
PNS berjumlah 92 orang terdapat pada Tenaga paramedis keperawatan
berjumlah 37 orang dan jumlah tenaga yang sedikit pada tenaga yang honor
atau magang dengan jumlah 15 orang terbanyak pada tenaga paramedis non
keperawatan dengan jumlah 14 orang dan yang tidak ada tenaga honor atau
magang pada tenaga medis dan tenaga paramedis.
23
Uraian Tugas dan
No Kondisi Saat Ini Kondisi yang Rumusan Isu
Fungsi
diharapkan
1 Memfasilitasi Kurang patuhnya Semua petugas Rendahnya kepatuhan
suasana lingkungan petugas medis medis patuh five moment hand
yang tenang dan melakukan five melaksanakan five hygiene pada tenaga
aman serta bebas moment hand moment hand medis di ruang Isolasi
2. Penetapan Isu
Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindak lanjuti
yaitu menggunakan analisis apkl (actual, problematik, kekhalayakan, layak)
24
dengan menggunakan skala likers dari 2 hingga 5 dengan makna: 5 sangat
tinggi; 4 tinggi; 3 cukup; 2 rendah; dan 1 sangat rendah.
Kriteria Skor
No Isu Teridentifikasi Total Ranking
A P K L
Rendahnya kepatuhan five
Belum optimalnya
3 pengawasan cairan infus pada 5 4 5 5 19 I
pasien di ruang Isolasi
Keterangan :
Skor 1-5
4 : Tinggi P : Problematik
3 : Cukup K : Kekhalayakan
2 : Rendah L : Layak
1 : Sangat Rendah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa isu prioritas adalah Belum optimalnya
pengawasan cairan infus pada pasien di ruang Isolasi. Nilai actual sangat tinggi,
25
nilai problematic tinggi, nilai kekhalayakan sangat tinggi dan nilai layak sangat
tinggi.
a. Dampak Positif
Apabila dapat dipecahkan penyelesaian isu, maka akan meningkatkan
derajat keselamatan pasien yang dalam perawatan, sehingga kepercayaan
masyarakat terkait pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Buton
khususnya diruang perawatan isolasi akan meningkat.
b. Dampak Negatif
1. Menurunnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Buton
2. Berkurangnya kepercayaan masyarakat akan pelayanan kesehatan di
RSUD Kabupaten Buton, khususnya di ruang Isolasi.
3. Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap mutu
pelayanan publik dibidang kesehatan karena gagal dalam memberikan
rasa aman dalam pelayanan kesehatan.
4. Factor Penyebab Isu
Beberapa factor yang menyebabkan Belum optimalnya pengawasan cairan
infus dengan labeling pada pasien di ruang Isolasi diantaranya karena Tidak
adanya penanda keterangan pada cairan infus yang memadai dan Rendahnya
disiplin petugas dalam mengontrol kebutuhan cairan pasien. Hal ini dapat
dilihat dari pemetaan masalah melalui tabel identifikasi factor penyebab
berikut ini:
Tabel 2.11 Identifikasi Faktor Penyebab Isu
26
Factor Penyebab
No Tugas dan Fungsi Isu Prioritas Solusi
Isu
5. Gagasan Kreatif
Gagasan kreatif untuk menangani pemasalahan dari isu aktual Optimalisasi
pengawasan cairan infus dengan labeling pada pasien diruang isolasi
kabupaten butonterbagi dalam tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait dengan rancangan kegiatan
b. Membuat label botol cairan infus
c. Melakukan sosialisasi labeling diruang Isolasi
d. Melakukan pemasangan label pada botol cairan infus diruang Isolasi
e. Melakukan penilaian dari pelaksanaan labeling botol cairan infus
f. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan
27
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut seperti mampu mengambil keputusan yang
tepat saat terjadi konflik kepentingan, menghindari keterlibatan
dalam politik praktis, perlakuan secara sama dan adil dalam pelayanan
publik, dan menunjukkan sikap yang dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
b. Indikator Akuntabilitas
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel
dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by
example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya,
sehingga dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana
dapat dijadikan sebagai solusi.
2) Transparansi
a) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
b) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c) Meningkatkan akuntabilitas dalam setiap keputusan
d) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
3) Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-
undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya
integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan
kepada publik dan/atau stakeholders.
28
4) Tanggung Jawab
Konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan yaitu adanya tuntutan
untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat dan
mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
Contoh: membuat sasaran kinerja pegawai dan bekerja sesuai
tupoksinya.
5) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang
ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan
kerja juga memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai
kebutuhanyang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumberdaya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
8) Kejelasan target
Fokus utamanya adalah untuk mengetahui kejelasan antara kewenangan,
peran, dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan system pelaporan kinerja.
9) Konsistensi
29
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel.
2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme merupakan perwujudan rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan Negara, serta tetap menghormati bangsa lainnya. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar
bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Indikator Nasionalisme
1) Religius
2) Hormat-menghormati
3) Integritas
4) Kerjasama
5) Tidak memaksakan kehendak
6) Jujur
7) Amanah
8) Peduli
9) Adil
10) Persamaan derajat
11) Tidak diskriminatif
12) Mencintai sesama manusia
13) Tenggang rasa
14) Santun
15) Membela kebenaran
30
16) Gotong royong
17) Rela berkorban
18) Cinta tanah air
19) Memelihara ketertiban
20) Mengutamakan kepentingan umum
21) Disiplin
22) Musyawarah
23) Kekeluargaan
24) Menghormati keputusan
25) Tanggung jawab
26) Kekeluargaan
27) Tidak memaksakan kehendak
28) Bijaksana
29) Kepentingan bersama
30) Gotong royong
31) Social
32) Menghormati hak orang lain
33) Hidup sederhana
34) Tolong menolong
35) Kerja keras
36) Menghargai karya orang lain
3. Etika Publik
a. Pengertian Etik Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah: Refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut
para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
31
(Haryatmoko, 2001). Jadi, Etika Publik merupakan refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan
publik, yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
4. Komitmen Mutu
a. Pengertian Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek
utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen
32
pada mutu melaui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan
berorientasi mutu.
b. Indikator Komitmen Mutu
Indikator komitmen mutu, yaitu:
1) Efektif
Menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik yang menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja
2) Efisien
Merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme keluar alur
3) Inovatif
Kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakan dan menawarkan
jasa atau barang baik yang sifatnya baru, lebih baik atau lebih murah
dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya. Sebuah inovasi dapat
berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses produksi yang baru,
system struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota
administrasi
4) Adaptif
5) Mutu
6) Responsive
7) Perbaikan berkelar
5. Anti Korupsi
a. Pengertian Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corrupti yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbang
kerugian keuangan Negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan
yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula dalam jangka
panjang. Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
33
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di
muka bumi, dan selalu ingat ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
b. Indikator Anti Korupsi
Indikator anti korupsi, yaitu:
1) Jujur
Sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya
dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi.
2) Peduli
Suatu tindakan yang didasari pada keprihatinan terhadap masalah orang
lain.
3) Mandiri
Mandiri adalah dapat berdiri diatas kaki sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain instansi lain.
4) Disiplin
Kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku,
kemampuan mengatur waktu dengan baik.
5) Tanggung jawab
Kewajiban mesnyelesaikan sesuatu hal yang dilakukan
6) Kerja keras
Kemauan untuk melaukan sesuatu dengen ketekunan dan ketahanan demi
tercapainya suatu tujuan.
7) Sederhana
8) Berani
Sikap membela kebenaran dengan resiko apa pun dan takut untuk berbuat
yang tidak benar.
9) Adil
Tidak berat sebelah, tidak memihak.
34
1. Whole of Government
Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik (LAN RI, 2016). WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari
seluruh sektor dalam pemerintahan. Pentingnya WoG untuk diterapkan dalam
pemerintahan saat ini. Pertama, karena adanya faktor eksternal seperti
dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintah yang
lebih baik. Juga adanya perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks. Kedua, karena adanya faktor internal
yaitu ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat adanya nuansa kompetisi
natar sektor pembangunan.
WoG sebagai pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk mendukung
fungsi penting dan utama instansi pemerintah yaitu sebagai perangkat
pemberi pelayanan. Pelayan yang diberikan harus memenuhi level atau
kualitas yang diharapkan oleh masyarakat umum. Terutama untuk menghadapi
masyarakat yang semakin maju dan persaingan global yang ketat.
Pendekatan WOG dapat dilakukan baik dari sisi penataan institusi formal
maupun informal, diantaranya:
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
c. Membentuk gugus tugas
d. Koalisi sosial
35
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Pertama, pelayanan yang
bersifat administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai produk
dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat. Kedua, pelayanan jasa, yaitu
pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan,
dan lainnya. Ketiga, pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan
barang yang dibutuhkan warga masyarakat misalnya jalan, perumahan,
jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lainnya. Keempat, pelayanan regulatif,
yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-
undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat. Adapun pola pelayanan publik dibedakan dalam 5
(lima) macam pola pelayanan yaitu pola pelayanan teknis fungsional, pola
pelayanan satu atap, pola pelayanan satu pintu, pola pelayanan terpusat, dan
pola pelayanan elektronik.
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman. Adapun asas-asas manajemen ASN,
antara lain:
a. Profesionalitas
b. Proporsionalitas
c. Keterpaduan
d. Keterpaduan
e. Delegasi
f. Netralitas
g. Akuntabilitas
h. Efektif dan efisien
36
i. Keterbukaan
j. Non diskriminatif
k. Persatuan
l. Kesetaraan
m. Keadilan
n. Kesejahteraan.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di
pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau
jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:
b. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
c. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara
untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
d. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
e. Tidak Diskriminatif
37
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
f. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
g. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
h. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non- fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
i. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
j. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kua
38
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Unit Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
39
1. Kegiatan Dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu
Untuk memecahkan isu tersebut kegiatan dan tahapan kegiatan yang saya rencanakan adalah sebagai berikut:
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan TahapanKegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi Nilai
Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1. Melakukan a. Mengaturjadwal Terjadwalnya 1. Akuntabilitas: Kegiatan aktualisasi Belum ada
konsultasi pertemuan Dalam mengaturjadwal konsultasi ini mendukung
konsultasi
dengan mentor dengan mentor memberikan
dengan mentor dibuktikan Tercapainya visi
kejelasan adanya jadwal rencana
terkait dengan dengan kegiatan organisasi:“Menjadi
dokumentasi 2. Nasionalisme: RumahSakit
rancangan
Dalam mengaturjadwal konsultasi
Terakreditasi yang
kegiatan dengan mentor dilakukan dengan
tidak memaksakan kehendak Peka Budaya dan
3. Etika Publik: Terjangkau”
Dalam mengaturjadwal konsultasi
dengan mentor penulis
menggunakan bahasa yang sopan Terkait Misi
4. Komitmen Mutu: organisasi:
Dalam mengaturjadwal konsultasi “Meningkatkan
dengan mentor di harapkan
efektifitas rancangan terlaksana manajemen yang
tanpa hambatan efektif dan efisien”
5. Anti Korupsi:
Dalam mengaturjadwal konsultasi
dengan mentor dibuat agar kegiatan
dapat terlaksana tepat waktu
40
b. Meminta arahan Terarahanya 1. Akuntabilitas:
dan masukan dari kegiatan, Dalam meminta arahan dan
masukan dari mentor mengenai
mentor mengenai dibuktikan
rancangan kegiatan membuktikan
rancangan dengan rasa tanggung jawab terhadap
kegiatan dokumentasi dan kegiatan
2. Nasionalisme:
notulensi
Dalam meminta arahan dan
masukan dari mentor mengenai
rancangan kegiatan
mengutamakan musyawarah
dalam mengambil keputusan
untuk kepentinganbersama
3. Etika Publik:
Dalam meminta arahan dan
masukan dari mentor mengenai
rancangan kegiatan mewujudkan
saling menghargai dalam
melakukankomunikasi
4. Komitmen Mutu:
Dalam meminta arahan dan
masukan dari mentor mengenai
rancangan kegiatan memudahkan
ketercapaian target yang
direncanakan.
5. Anti Korupsi:
Dalam meminta arahan dan
masukan dari mentor mengenai
rancangan kegiatan menunjukkan
sikap peduli terhadap kegiatan
41
c. Melaksanakan Terlaksananya 1. Akuntabilitas:
konsultasi tahapan Dalam melaksanakan konsultasi
dengan kepala ruangan perawatan
dengan kepala konsultasi
isolasi terbentuknya sikap
ruangan kepada kepala transparansi saatmeminta izin
perawatan ruangan kepada atasan.
2. Nasionalisme:
isolasi perawatan,
Dalam melaksanakan konsultasi
isolasi dengan kepala ruangan perawatan
dibuktikan isolasi bersikap hormat kepada
pimpinan dan tidakmemaksakan
dengan
kehendak.
dokumentasi 3. Etika Publik:
dan notulensi Dalam melaksanakan
konsultasi dengan
kepala ruangan
perawatan isolasi
menjunjung sikap
saling menghargai saat
melakukankomunikasi
dan konsultasi
4. Komitmen Mutu:
Dalam melaksanakan konsultasi
dengan kepala ruangan perawatan
isolasi berusaha mengefisiensikan
tahapan kegiatan
5. Anti Korupsi:
Dalam melaksanakan
42
konsultasi dengan
kepala ruangan
perawatan isolasi
Berkata jujur terhadap
pimpinan dalam
berkonsultasi
43
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan TahapanKegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi Nilai
Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
2. Membuat label a. Mengumpulkan Terkumpulnya 1. Akuntabilitas: Kegiatan aktualisasi Belum ada
referensi yang materi Dalam mengumpulkan
botol cairan infus ini mendukung
akan digunakan pembuatan referensi yang akan digunakan
label Tercapainya visi
dalam pembuatan pada pembuatan label
label mencerminkan integritas yang organisasi:“Menjadi
tinggi melaksanakan kegiatan RumahSakit
2. Nasionalisme:
Terakreditasi yang
Dalam mengumpulkan
referensi yang akan digunakan Peka Budaya dan
pada pembuatan label Terjangkau”
berdasarkan kepentingan
bersama
3. Etika Publik: Terkait Misi
Dalam mengumpulkan organisasi:
referensi yang akan digunakan “Meningkatkan
pada pembuatan label
dilakukan dengan penuh manajemen yang
kecermatan efektif dan efisien”
4. Komitmen Mutu:
Dalam mengumpulkan
referensi di cari dari sumber
yang berkualitas sehingga
menghasilkan materi yang
bermutu.
5. Anti Korupsi:
Dalam mengumpulkan
referensi yang akan digunakan
pada pembuatan label
dilakukam dengan mandiri dan
bertanggung jawab.
b. Mendesain label Tergambar desain 1. Akuntabilitas:
label Dalam mendesain label
mencerminkan kejelasan target
2. Nasionalisme:
Dalam mendesain label di
lakukan dengan tanggung
jawab penuh.
3. Etika Publik:
Dalam mendesain label di buat
dengan kata yang sopan dan
mudah dimengerti
4. Komitmen Mutu:
Dalam mendesain label
Ketercapaian target yang
direncanakan
5. Anti Korupsi:
Dalam mendesain label
Menunjukkan sikap bekerja
keras dalam menyusun label
c. Melakukan Tersepakatinya 1. Akuntabilitas:
konsultasi dengan desain label yang Dalam melakukan konsultasi
mentor dan coach akan digunakan dengan mentor dan coach
tentang desian tentang desian label
label memberikan kejelasan target
2. Nasionalisme:
Dalam melakukan konsultasi
dengan mentor dan coach
tentang desian label menyusun
label dengan musyawarah
3. Etika Publik:
Dalam melakukan konsultasi
dengan mentor dan coach
tentang desian label
menggunakan bahasa yang
ramah dan sopan
4. Komitmen Mutu:
Dalam melakukan konsultasi
dengan mentor dan coach
tentang desian label demi
ketercapaian target yang
direncanakan
5. Anti Korupsi:
Dalam melakukan konsultasi
dengan mentor dan coach
tentang desian label
Menunjukkan sikap bekerja
keras dalam menyusun label
d. Mencetak label Tersedianya label 1. Akuntabilitas:
botol cairan infus botol cairan infus Mencetak label botol cairan
infus memberikan kejelasan
target
2. Nasionalisme:
Mencetak label botol cairan
infus yang sederhana dan
mudah dimengerti
3. Etika Publik:
label di buat dengan kata yang
sopan dan mudah dimengerti
4. Komitmen Mutu:
Ketercapaian target yang
direncanakan
5. Anti Korupsi:
Menunjukkan sikap bekerja
keras dalam menyusun label
Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
3. Melakukan a. Mengajukan Terlaksanakann 1. Akuntabilitas: Kegiatan aktualisasi Belum ada
sosialisasi perizinan ya sosialisasi Mengajukan perizinan kepala ini mendukung
pengawasan kepala pengawasan ruangan isolasi mewujudkan sikap
cairan infus ruangan cairan infus bertanggung jawab terhadap kegiatan Tercapainya visi
dengan labeling isolasi dengan labeling yangakan dilaksanakan
2. Nasionalisme: organisasi:“Menjadi
pada pasien pada pasien
Mengajukan perizinan kepala RumahSakit
ruangan isolasi mengutakan hormat- Terakreditasi yang
menghormati
Peka Budaya dan
3. Etika Publik:
Mengajukan perizinan kepala Terjangkau”
ruangan isolasi dilakukan dengan
sikap hormat dan bahasa yang sopan
Terkait Misi
4. Komitmen Mutu:
Mengajukan perizinan kepala organisasi:
ruangan isolasi demi mendapatkan “Meningkatkan
responsif yang baik
manajemen yang
5. Anti Korupsi:
Mengajukan perizinan kepala efektif dan efisien”
ruangan isolasi Menunjukkan sikap
bekerja keras dalam menyelsaikan
tugas
b. Menyiapkan Tersedianya 1. Akuntabilitas:
bahan bahan sosialisasi Mengajukan perizinan kepala
ruangan isolasi mewujudkan sikap
sosialisasi bertanggung jawab terhadap kegiatan
yangakan dilaksanakan
2. Nasionalisme:
Mengajukan perizinan kepala
ruangan isolasi mengutakan hormat-
menghormati
3. Etika Publik:
Mengajukan perizinan kepala
ruangan isolasi dilakukan dengan
sikap hormat dan bahasa yang sopan
4. Komitmen Mutu:
Mengajukan perizinan kepala
ruangan isolasi demi mendapatkan
responsif yang baik
5. Anti Korupsi:
6. Mengajukan perizinan kepala
ruangan isolasi Menunjukkan sikap
bekerja keras dalam menyelsaikan
tugas
c. Membuat Tersedianya 1. Akuntabilitas:
undangan undangan, Membuat undangan mewujudkan
terbukti adanya sikap kejelasan target kegiatan yang
akan dilaksanakan
foto dokumentasi
2. Nasionalisme:
undangan
Membuat undangan karena
menghormati hak orang lain
3. Etika Publik:
Membuat undangan dengan sikap
hormat dan bahasa yang sopan
4. Komitmen Mutu:
Membuat undangan demi
mendapatkan responsif yang baik
5. Anti Korupsi:
Membuat undangan menunjukkan
sikap peduli.
d. Memaparkan Tersampaikannya 1. Akuntabilitas:
gambaran gambaran Memaparkan gambaran pelaksanaan
pelaksanaan pemberian label dibotol infus di ruang
pelaksanaan
pemberian label isolasi memberikan kejelasan target
pemberian dibotol infus di 2. Nasionalisme:
label dibotol ruang isolasi Memaparkan gambaran pelaksanaan
terbukti dengan pemberian label dibotol infus di ruang
infus di ruang
adanya daftar isolasi mengutakan hormat-
isolasi hadir menghormati
3. Etika Publik:
Memaparkan gambaran pelaksanaan
pemberian label dibotol infus di ruang
isolasi dilakukan dengan sikap hormat
dan bahasa yang sopan
4. Komitmen Mutu:
Memaparkan gambaran pelaksanaan
pemberian label dibotol infus di ruang
isolasi demi mendapatkan responsif
yang baik
5. Anti Korupsi:
Memaparkan gambaran pelaksanaan
pemberian label dibotol infus di
ruang isolasi menunjukkan sikap
bekerja keras dalam menyelesaikan
tugas
Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
4. Melakukan a. Melakukan Tercapainya 1. Akuntabilitas: Kegiatan aktualisasi Belum ada
pemasangan koordinasi maksud Melakukan koordinasi dengan kepala ini mendukung
label pada dengan kepala ruangan membentuk sikap
kegiatan kepada
botol cairan ruangan transparansi terhadap kegiatan yang Tercapainya visi
infus diruang akan dilaksanakan
2. Nasionalisme: organisasi:“Menjadi
isolasi
Melakukan koordinasi dengan kepala RumahSakit
ruangan menghindari memaksakan Terakreditasi yang
kehendak
Peka Budaya dan
3. Etika Publik:
Melakukan koordinasi dengan kepala Terjangkau”
ruangan label di buat dengan kata
yang sopan dan mudah dimengerti
Terkait Misi
4. Komitmen Mutu:
Ketercapaian target yang organisasi:
direncanakan “Meningkatkan
5. Anti Korupsi: manajemen yang
Menunjukkan sikap bekerja keras
dalam menyelsaikan tugas efektif dan efisien”
b. Memasang Terbukti dengan 1. Akuntabilitas:
label pada adanya foto Memasang label pada botol cairan
dokumentasi infus membentuk kejelasan target
botol cairan 2. Nasionalisme:
infus Memasang label pada botol cairan
infus demi memelihara tertipnya
pelayanan
3. Etika Publik:
Memasang label pada botol cairan
infus di buat dengan kata yang sopan
dan mudah dimengerti
4. Komitmen Mutu:
Memasang label pada botol cairan
infus agar tercapainya target yang
direncanakan
5. Anti Korupsi:
Memasang label pada botol cairan
infus Menunjukkan sikap bekerja
keras dalam menyelsaikan tugas
c. Melakukan Terbukti dengan 1. Akuntabilitas:
pencatatan adanya Foto Melakukan pencatatan pada lembar
dokumentasi observasi membentuk sikap
pada lembar transparansi terhadap kegiatan yang
kegiatan
akan dilaksanakan
observasi 2. Nasionalisme:
Melakukan pencatatan pada lembar
observasi menghindari memaksakan
kehendak
3. Etika Publik:
Melakukan pencatatan pada lembar
observasi di buat dengan kata yang
sopan dan mudah dimengerti
4. Komitmen Mutu:
Melakukan pencatatan pada lembar
observasi meningkatkan mutu
pelayanan
5. Anti Korupsi:
Melakukan pencatatan pada lembar
observasi menunjukkan sikap bekerja
keras dalam menyelsaikan tugas
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan TahapanKegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi Nilai
Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
5. Melakukan a. Memonitoring Notulensi 1. Akuntabilitas: Kegiatan aktualisasi Belum ada
penilaian dari pelaksanaan Memonitoring pelaksanaan labeling ini mendukung
pelaksanaan labeling pada pada botol infus dengan sikap
labeling botol botol infus bertanggung jawab terhadap kegiatan Tercapainya visi
cairan infus yangakan dilaksanakan
2. Nasionalisme: organisasi:“Menjadi
Memonitoring pelaksanaan labeling RumahSakit
pada botol infus membentuk disiplin Terakreditasi yang
petugas
Peka Budaya dan
3. Etika Publik:
Memonitoring pelaksanaan labeling Terjangkau”
pada botol infus memperhatikan
kesopanan
Terkait Misi
4. Komitmen Mutu:
Memonitoring pelaksanaan labeling organisasi:
pada botol infus meningkatkan mutu “Meningkatkan
pelayanan
manajemen yang
5. Anti Korupsi:
Memonitoring pelaksanaan labeling efektif dan efisien”
pada botol infus dilakukan dengan
displin dan bertanggung jawab
b. Melakukan Undangan 1. Akuntabilitas:
pengecekan Melakukan pengecekan lembar
lembar observasi observasi dengan sikap bertanggung
jawab terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan
2. Nasionalisme:
Melakukan pengecekan lembar
observasi membentuk disiplin petugas
3. Etika Publik:
Melakukan pengecekan lembar
observasi memperhatikan
kecermatan
4. Komitmen Mutu:
Melakukan pengecekan lembar
observasi meningkatkan mutu
pelayanan
5. Anti Korupsi:
Melakukan pengecekan lembar
observasi dilakukan dengan displin
dan bertanggung jawab
c. Melakukan Ada hasil 1. Akuntabilitas:
pencatatan hasil monitoring Melakukan pencatatan hasil
monitoring monitoring dengan sikap bertanggung
jawab terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan
2. Nasionalisme:
Melakukan pencatatan hasil
monitoring membentuk disiplin
petugas
3. Etika Publik:
Melakukan pencatatan hasil
monitoring memperhatikan
kecermatan
4. Komitmen Mutu:
Melakukan pencatatan hasil
monitoring meningkatkan mutu
pelayanan
5. Anti Korupsi:
Melakukan pencatatan
hasil monitoring dilakukan
dengan displin dan
bertanggung jawab
Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
6. Evaluasi a. Melaporkan Tersedianya 1. Akuntabilitas: Kegiatan aktualisasi Belum ada
pelaksanaan secara berkala pelaporan Melaporkan secara berkala kepada ini mendukung
dan kepada mentor yang terbukti mentor dan coach mncerminkan
pemanfaatan dan coach dengan Tercapainya visi
transparansi
kegiatan dokumentasi
2. Nasionalisme: organisasi:“Menjadi
Melaporkan secara berkala kepada RumahSakit
mentor dan coach menumbuhkan
Terakreditasi yang
sikap hormat –menghormati
3. Etika Publik: Peka Budaya dan
Melaporkan secara berkala kepada Terjangkau”
mentor dan coach dengan bahsa
yang santun dan ramah
4. Komitmen Mutu: Terkait Misi
Melaporkan secara berkala kepada organisasi:
mentor dan coach demi mencapai “Meningkatkan
kualitas dan mutu yang baik
5. Anti Korupsi: manajemen yang
Melaporkan secara berkala kepada efektif dan efisien”
mentor dan coach menjadikan
penulis bertanggung jawab dalam
tugas
b. Melaporkan Tersampaikan 1. Akuntabilitas:
kendala dan pelaporan kendala Melaporkan kendala dan
hambatan dan hambatan hambatan demi mewujudkan
konsistensi target yang akan
dicapai
2. Nasionalisme:
Melaporkan kendala dan
hambatan agar tidak ada sikap
memaksakan kehendak
3. Etika Publik:
Melaporkan kendala dan
hambatan disampaikan dengan
jujur dan sopan
4. Komitmen Mutu:
Melaporkan kendala dan
hambatan demi ketercapaian
target yang direncanakan
5. Anti Korupsi:
Melaporkan kendala dan
hambatan Menunjukkan sikap
bekerja keras dalam menyusun
label
c. Menyusun Tersedianya 1. Akuntabilitas:
laporan pelaporan Menyusun laporan aktualisasi
aktualisasi
aktualisasi dengan kepercayaaan diri dan
bertanggung jawab
2. Nasionalisme:
Menyusun laporan aktualisasi agar
bermanfaat bagi kepepentingan
publik
3. Etika Publik:
Menyusun laporan aktualisasi
dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti
4. Komitmen Mutu:
Menyusun laporan aktualisasi
mewujudkan mutu pelayanan yang
optimal
5. Anti Korupsi:
Menyusun laporan
aktualisasi menerapkan
kejujuran dan disiplin
dalam menjalankan
tugas.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Melakukan
konsultasi dengan
mentor dan coach
tentang desian label
Mencetak label botol
cairan infus
3 Melakukan Mengajukan izin
sosialisasi sosialisasi kepala
pengawasan ruangan isolasi
cairan infus
Menyiapkan bahan
dengan labeling
sosialisasi
Membuat undangan
sosialisasi
sosialisasi gambaran
pelaksanaan
4 Melakukan Melakukan
pemasangan label koordinasi dengan
pada botol cairan kepala ruangan
infus diruang
isolasi
kolaborasi dengan
rekan sejawat dalam
pemasang label pada
botol cairan infus
menyiapkan draf
lembar observasi
5 Melakukan Memonitoring
penilaian dari pelaksanaan labeling
pelaksanaan pada botol infus
labeling botol Melakukan
cairan infus pengecekan catatan
pemberian dan
pemantauan
Menilai hasilobat
monitoring
pelaksanaan labeling
botol infus
Evaluasi Melaporkan kepada
pelaksanaan dan mentor dan coach
pemanfaatan Melaporkan kendala
kegiatan dan hambatan
6
Menyusun laporan
aktualisasi