NIM: S062208007
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sayekti Wahyuningsih, S. Si., M. Si.
1. Pendahuluan
Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi didunia setelah
penyakut kardiovaskular. Pada tahun 2020 kematian akibat kanker lebih dari 10 juta. Sampai
saat ini terdapat beberapa penanganan penyakit kanker seperti, operasi, radioterapi dan
kemoterapi. Namun, metode penangan yang ada saat ini masih kurang efektif karena
memiliki efek samping yang merugikan. Beberapa tahun terakhir peneliti mempelajari
cisplatin sebagai treatment beberapa penyakit kanker, namun penggunaan cisplatin ini
memiliki efek samping seperti, perusak ginjal, rambut rontok, pendengaran menjadi
terganggu dan anemia. Dibalik efeksampingnya, cisplatin memiliki beberapa inetaksinya
tubuh manusia seperti, reagen di plasma darah, sebagai reseptor pada dinding kanker, reagen
dalam membrane sel, dan reagen dalam inti sel.
Banyak prodrug platinum(IV) telah dilaporkan sejauh ini menggabungkan, sebagai ligan
aksial, bagian yang menargetkan hormon, peptida dan proteintermasuk dan protein enzim.
Siklooksigenase (COX) adalah salah satu keluarga enzim yang dieksploitasi. Dalam tubuh
manusia ini berperan untuk mengkatalisis konversi asam arakidonat menjadi kelenjar prostat,
mediator penting dari reaksi inflamasi dan anafilaktik. Dari tiga isoform COX yang diketahui,
COX-1, COX-2, dan COX-3, COX-2 telah ditemukan diekspresikan secara berlebihan pada
beberapa sel tumor, termasuk pada kolorektal, lambung, kandung kemih, pankreas, kulit,
payudara dan kerongkongan. Selain itu, isoform ini juga berperan dalam apoptosis tumor dan
angiogenesis menjelaskan relevansi penggunaan inhibitor COX seperti obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID) dan inhibitor selektif COX-2 sebagai agen kemoterapi preventif dan
Nama: Wahyu Nur Safitriono
NIM: S062208007
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sayekti Wahyuningsih, S. Si., M. Si.
adjuvant. Kompleks platinum(IV) pertama dengan inhibitor COX sebagai ligan aksial, yaitu
konjugat platinum(IV) di mana indometasin NSAID dan ibuprofen digabungkan dengan
cisplatin dan kemudian juga bagian oksaliplatin. Konjugat indometasin-cisplatin dan
ibuprofen-cisplatin menunjukkan sitotoksisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
cisplatin, turunan ibuprofen lebih aktif. Konjugat ini sangat sitotoksik terhadap sel kanker
payudara MDA-MB-231 yang resisten terhadap cisplatin. Menariknya, tidak ada korelasi
yang ditemukan antara kemampuan kompleks untuk menghambat COX-1 atau COX-2 dan
sitotoksisitasnya yang mengarah pada kesimpulan bahwa sitotoksisitasnya berlangsung
melalui mekanisme yang tidak bergantung pada COX. Setelah penelitian ini, lebih banyak
kompleks platinum(IV) yang menggabungkan NSAID yang berbeda (yaitu, aspirin,
naproxen, ketoprofen, flurbiprofen dan wogonin).
2. Metode
direfluks. Reaksi didinginkan dengan air dan campuran reaksi disimpan pada suhu 4°C
semalaman. Padatan kuning pucat yang terbentuk disaring dan dicuci dengan air, EtOH, dan
Et2O untuk menghilangkan garam piridinium yang terbentuk. Padatan kemudian dilarutkan
dalam THF panas, dan larutan disating untuk menghilangkan [PtCI 2(OH)2(NH3)2] yang
tersisa.
Mesopori SBA-15 disiapkan dengan cara P123 dilarutkan pada 35 °C dalam H 2O dan HCI.
Prekursos silika (TEOS) ditambahkan tetes demi tetes dan campuran reaksi diaduk dengan
kuat pada 35°C selama 20 jam dan tambahan selama 24 jam pada 80 °C. Setelah penyaringan
dan pengeringan (14 jam pada 90 °C), bahan yang diperoleh dikalsifikasi dengan pemanasan
(1 °C min) hingga 500 °C dan ditahan pada suhu ini selama 24 jam.