Anda di halaman 1dari 1

Solusi Kecil Pemecah Masalah Besar

Mendengar kata sarana dan prasarana, pikiran pasti langsung menuju pada peralatan, perlengkapan,
ataupun tempat untuk melakukan kegiatan. Jadi mari kita bedah satu per satu terdahulu. Meski selalu
bergandengan sarana dan prasarana memiliki arti dan fungsi berbeda. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. Sementara
prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi.
Hingga saat ini, Politeknik Negeri Bali sudah memiliki sejumlah sarana penunjang kegiatan pembelajaran
atau kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sarana yang dimiliki pun sudah tergolong cukup. Begitu pula dengan
prasarana yang dimiliki. Prasarana yang dimiliki kampus sudah sangat memadai, hingga penduduk lokal ataupun
masyarakat luar kampus Politeknik Negeri Bali ikut menggunakan prasarana yang ada.
Namun, mungkin saat ini sebagai mahasiswa yang sedikit tidaknya bisa menggunakan sarana dan
prasarana yang ada, ketika ingin meminjam sarana yang ada terkadang prosesnya dipersulit. Tidak menyalahkan
pihak kampus yang secara ketat menjaga semua itu. Namun, ini akan memunculkan spekulasi negative dipikiran
mahasiswa. Ada juga kasus yang memicu kampus memperketat semuanya, karena pertama sarana yang telah
dipinjamkan tidak dijaga dengan baik, meminjam dengan kondisinya baik dan mengembalikan dengan kondisi
kurang baik. Ini alasan terkuat terkadang kampus enggan meminjamkannya. Selain itu, terkadang sarana yag
dipinjam juga tidak diletakkan pada tempat yang semestinya, jadi ketika ada mahasiswa yang lain ingin
meminjam, akan terjadi kebingungan saat pencarian barang tersebut.
Selanjutnya, prasarana yang ada di kampus. Untuk peminjaman prasarana kampus sebagian besar sudah
terbiasa dilakukan, seperti peminjaman Gedung yang ada. Tetapi masih ada yang sedikit belum jelas regulasinya.
Contoh peminjaman ruang kelas. Regulasi peminjaman ini masih bayangan saja, jadi terkadang ketika Gedung-
gedung yang dimiliki kampus sudah penuh dipinjam, alternative lainnya kita pasti ingin meminjam ruang kelas.
Namun karena regulasinya dipersulit, maka mahasiswa enggan meminjam ruang kelas.
Selain itu, Prasarana yang dimiliki kampus bukan hanya mahasiswa Politeknik Negeri Bali yang
menggunakannya. Ada banyak masyarakat luar yang dengan bebas ikut menggunakan fasilitas yang ada. Tidak
menutup kemungkinan ketika mahasiswa internal kampus yang akan menggunakannya berimbas batal. Kemudian
permasalahan yang terjadi selama ini ialah perusakan prasarana yang ada. Bisa dikatakan bukan dari mahasiswa
yang merusaknya, namun tangan tangan nakal orang luar yang terkadang merusaknya. Mahasiswa sudah berusaha
menjaga prasarana yang ada, karena kami pun merasa memiliki dan bertanggung jawab. Ketika adanya perusakan
ini, pastinya mahasiswa internal lah yang terlebih dahulu disalahkan. Akibatnya, ketika mahasiswa ingin
mengajukan perbaikan, akan sedikit dipersulit. Hal itu semua akan mengakibatkan kerugian yang tidak kecil dan
bukan hanya mahasiswa yang dirugikan, kampus pun ikut menanggung kerugiannya.
Kemudian, dari prasarana kampus missal toilet. Kampus sudah menyediakan toilet yang cukup untuk
masyarakat kampus. Tugas kita sebagai pengguna ialah menjaga kebersihan dan jangan sesekali merusaknya.
Walaupun Kkampus juga sudah memiliki pegawai yang khusus untuk hal bersih bersih, setidaknya kita sebagai
mahasiswa bisa membantu mereka meringankan pekerjaannya dnegan hal kecil.
Oleh karena itu ada beberapa solusi yang muncul. Pertama, untuk regulasi peminjaman Gedung ruang
kelas bisa diperjelas dan sedikit tidaknya di permudah. Jika pihak kampus atau lingkup jurusan memerlukan
penjamin, maka mintalah kartu tanda mahasiswa sebagai jaminan. Sepengelihatan saya, hal ini juga sudah
diterapkan ketika meminjam alat pengukur suhu. Kedua, untuk masalah peminjaman sarana. Bagi mahasiswa yang
meminjam sarana, sebaiknya menjaganya dengan baik. Ketika pihak kampus sudah memmebrikan kepercayaan,
usahakanlah kepercayaan itu dijaga. Kemudian dimohon untuk pihak kampus juga sedikit tidaknya untuk tidak
mempersulit kami ketika meminjam semua. Mungkin pihak kampus benar takut nanti sarana yang dipinjam akan
rusak, tapi tidak semua seperti itu. Kembali lagi solusinya yakni meminta jaminan kartu tanda mahasiswa sebagai
tanda peminjam. Terakhir, untuk masalah pengguna prasarana oleh masyarakat luar, pihak kampus juga harus
bertindak tegas. Karena apabila hanya dari kami mahasiswa saja yang bergerak, mungkin omongan kami hanya
akan dijadikan angina lalu. Atau kalau memang ingin diperbolehkan, maka pengenaan tarif untuk sekali
menggunakan bisa digunakan untuk biaya perawatan. Tetapi ini dengan syarat, mahasiswa selalu menjadi yang
utama.
Pihak kampus bisa juga melakukan pengecekan inventaris yang ada secara berkala. Jadi ketika ditemukan
adanya keganjalan bisa cepat diproses, bukan didiamkan berarut-larut. Terima kasih juga kepada pihak kampus
karena kami masih bisa menikmati fasilitas kampus dengan aman.

Anda mungkin juga menyukai