NIM : 180513626593 OFF/KLS : 09RA / B1 PRODI : S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
MANAJEMEN PENDIDIKAN KEJURUAN
TUGAS REFLEKTIF Mata kuliah manajemen pendidikan kejuruan yang saya tempuh pada semester 6 ini merupakan salah satu mata kuliah teoritis yang dilaksanakan secara daring. Yang banyak melakukan Asinkronus. Dalam pelaksanaan pembelajarannya diterapkan beberapa metode untuk menyampaikan materi secara jelas, pembagian kelompok yang fariatif, dan system penugasan yang dapat meningkatkan pola belajar mahasiswa. Pelaksanaan mata kuliah ini berjalan asik dan tidak membosankan. Berdasarkan pengalaman saya, setiap penyampaian materi yang dijelaskan oleh dosen dapat dicerna dan diterima oleh tiap mahasiswa karena menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah diterima oleh mahasiswa. Beberapa hal yang menarik perhatian yang dapat dicontoh untuk mata kuliah lain untuk menjaga proses kuliah dapat berjalan dengan efektif selama pembelajaran daring ini, diantaranya diberikan pembagian tugas dengan berbagai macam variasi tugas yg diberikan dan pembagian kelompok yang ber variasi pula. Variasi pembagian tugas yg dimaksud seperti observasi lembaga, yang kedua yaitu pembuatan vidio materi per krlompok, dan yang ketiga yaitu pembagian kelompok untuk penilaian materi yang diberikan oleh kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Kelebihan dari setiap penugasan yg diberika ialah disetiap tugas yang diberikan dibagi dengan kelompok yang berbeda beda, hal tersebut mrmiliki dampak yang bagus bagi saya karena dengan diberi team atau kelompok yang ber beda - beda unntuk mengerjakan tugas yang berbeda” juga, yang dapat melibatkan seluruh anggota krlompok, sehingga setiap anak dapat berperan aktif. Beberapa point materi yang saya dapat dari Manajemen pendidikan kejuruan diantaranya yaitu, sangat mengajarkan kepada kita bagaimana kurikulum itu dibuat, bagaimana struktur atau apa saja struktur dalam sebuah kurikulum, bagaimana me menejemen sebuah kurikulm, bagaimana dan apa saja manajemen yang dibutuhkan dalam sebuah pendidikan, sarana dan prasarana yg dibutuhkan suatu sekolah, informasi manajemen, hubungan dengan masyarakat, hingga supervisi pendidikan. Dalam penerapan penugasan yang pertama menurut saya kurang maksimal untuk hadil kerja dari setiap anggotanya, karena kami tidak dapat langsung berdialog dengan perangkat sekolah dan tidak melihst langsung kondisi dekolah yang ingin kita observasi, sehingga hanya sebatas website, WhatsApp dengan pengurus sekolah saja, jadi vibe yang didapatkan dari observasi kurang berasa. Pembelajaran seperti yang diterapkan pada metode ketiga yang berupa diskusi mandiri dengan teman sebaya menurut saya adalah hal yang bagus, dengan adanya saling koreksi terhadap materi yang disajikan oleh teman atau team lainmya membuat kita atau membuat peserta didik tidak hanya mempelajari apa yang ditugaskan kepada tiap tiap kelompok tersrbut sehingga setiap anak akan dapat mempelajari dari ssemua materi yang disajikan tanpa terkecuali, hal tersebut sangat membantu meningkatkan semangat peserta didik yang terkadang mulai luntur karena efek pandemi yang mana terkadang mulai bosan dan jenuh, merasa tidak memikiki tuntutan untuk datang ke campus untuk melakukan kegiatan kuliah. Sehingga mahasiswa dapat bersemangat kembali untuk melkukan diskusi. Dalam metode pembelajaran ketiga ini saya menemukan kekurangan yang ada dalam diri saya yang mana sangat perlu untuk diperbarui untuk lebih baik lagi, salah satunya yaitu kurang cepat dalam menanggapi diskusi yg sedang berlangsung didalam forum diskusi, untuk awal penugasa untuk tugas ketiga masih belum terlalu faham bagaimana cara melaksanankan tugas ketiga tersebut. Berkaitan dengan materi yang dibahas dalam pembelajjara MPK (manajemen pendidikan dan kejuruan) Ada beberapa pertanyaan yang timbul terkait dengan msteri materi yang disajikan pada mata kuliah tersebut diantaranya yaitu; Dalam perekrutan calon pendidik sekolah, apabila ada kecurangan yang terjadi pada pemilihan pendidik atau perekrutan pendidk, yang mana seseorang yang mrlakukan kecurangan tersebut tidak mencukupi standar dalam perekrutan calon tenaga pendidik. Bagaimana dampak yang terjadi terhadap dunia pendidikan ?, Hal tersebut menurut saya sangat meresahkan bagi calon calon peserta didik dan juga sangat menghambat salah satu tujuan dari lembaga kependidikan yang bertujuan mengembangkan kapasitas pendidik, kualitas dan kuantitas tenaga pendidik. Apakah sudah ada siasat dari suatu lembaga kependidikan untuk menghindari kecurangan terjadi .? Atau apakah hal tersebut tetap mustahil untuk tidak terjadi di negara kita ?. Bersebrangan dengan hal tersebut, terkait dengan pengajar honorer yang mengeluhkan gajinya yang sudah bertahun – tahun tidak menjadi pns bagaimana cara lembaga kependidikan mensiasati hal tersebut, untuk saat ini saya masih belum tahu bagaimna sistem tersebut dapat dirubah mengenai gaji honorer tersebut. Walaupun terkadang juga ada beberapa guru honorer yang mementingkan kwalitas kerja dan memiliki keikhlasan yg tinggi untuk mengabdi terhadap sekolah yang mereka ikuti, menurut saya perlu ada apresiasi atau tindakan lain mengenai gaji atau hal lain yg dapat diberikan untuk guru honorer. Sepanjang dampak pandemi ini dalam mata kuliah manajemen pendidikan kejuruan kami diajak dan saya merasa dituntut untuk menemukan ide” baru untuk kemajuan pendikan, berdasarkan dengan pengalaman saya pada saat kunjungan ke sebuah desa, belum lama ini, berhubungan dengan pendidikan di era covid pandemi ini. Ada beberapa sekolah yang mana dalam 1 sekolah tersebut hanya terdapat 1 guru pns sehingga ada beberapa keluhan dari orang tua warga bahwasanya untuk anak jenjang Sekolah Dasar sangat kesulitan membimbing anaknya, tidak hanya kuota geratis yg dibutuhkan oleh peserta didik saat ini, banyak peserta didik yang kurang pengawasan sehingga menyalah gunakan kuota yg diberikan oleh lembaga kependidikan. Beberapa warga berharap ada beberapa solusi yang dapat diberikan untuk sekolah” yang masih memiliki 1, 2, atau 3 PNS yang mana mau memberikan waktunya untuk mrlakukan bimbingan” sekala kecil untuk peserta didik khususnya tingkat Sekolah Dasar. Apakah hal tersebut dapat dipercepat solusinya dan apakah solusi yg paling tepat dalam menanggapi hal tersebut ? Dalam pengelolaan fasilitas pendidikan sering saya temui di wilayah campus/ universitas beberapa fasilitas pendidikan yg sudah tidak terpakai disekktar campus. Hal tersebut juga saya temui di beberapa sekolah yang saya kunjungi. Contohnya seringkali terdapat bekas meja belajar, bangku, papan tulis disekktar sekolah maupun campuss. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan dari diri saya, bagaimanakah alur dari fasilitas pendidikan yang sudah tidak terpakai ?, Dari beberapa materi yg saya stelah baca ada beberapa acuan benda tersebut/fasilitas sudah harus diganti, tetapi yang saya belum tahu bagaimana apakah setelah benda atau alat atau fasilitas pendidikan tersebut sudah tidak layak pakai langsung dibuang atau harus melalui beberapa tahapan seperti LPJ an yang ada di sebuar organisasi ? Dan bagaimana jiga dalam suatu lembaga pendidikan terjadi kehilangan benda atau alat bantu pembelajaran apabila barang tersebut sebelumnya tidak diasuransikan. Apakah hal tersebut dapat diajukan kehilangan atau dari pihak internal wajib mengganti barang – barang yang telah hilang ?