Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AWAL PRATIKUM

DASAR-DASAR GENETIKA
REPRODUKSI SEL

OLEH
KELOMPOK 2

NAMA REKAN : 1. TANIA PUTRI SILVIA (2110242039)


2. KHARIMAH RAHMADIYANTI (2110243023)
3. MIRA SINTA RANI (2110243017)
4. DIDI RIYADI (2110242042)
KELAS : DHARMA A
ASISTEN : 1. SYAHRUL RONI (1810241014)
2. ANGGIN WINDYAWATI S (1810242014)
3. HERU GUSTIAN S (1810242022)
4. PUTRI YOLANDA (1810242023)
5. ZULVIA LINDRIANI (1810242031)
6. KHARISMA FADLYANDA (1810243005)
DOSEN PENJAB : WULAN KUMALA SARI , Ph.D

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DHARMASRAYA
2022
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel merupakan tahapan dimana
terjadinya proses pembelahan dan penduplikasian berbagai materi yang ada didalam
sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting yang dapat
mendasari proses reproduksi pada berbagai organisme. Pada setiap organisme
multiseluler dibutuhkan pembelahan sel yang panjang dan rumit untuk memproduksi
organisme yang baru, berbeda dengan organisme uniseluler dalam setiap pembelahan
selnya menghasilkan organisme fungsional yang baru (Nurfathurohmi dkk, 2014).
Siklus sel terbagi menjadi dua bagian yaitu berdasarkan aktivitas seluler yang
dilakukan yaitu fase mitosi dan interfase, interfase merupakan tahapan persiapan sel
untuk mengalami pembelahan. Terdapat tiga fase dari pembelahan interfase yaitu
Fase Gap 1 (fase pertumbuhan pertama), Sintesis, dan Gap 2 (fase pertumbuhan
kedua)

Fase mitosis merupakan proses pembagian genom yang telah digandakan oleh ke
dua sel yang identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang
sama, serta bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui
proses pembelahan inti secara berturut turut. Prsoses mitosis terjadi didalam sel
somatik yang bersifat maristematik. Menurut Abidin, 2014 menggunakan tanaman
dari genus Allium sangat bagus untuk mempelajari proses mitosis karena memiliki
jumlah kromosom 16 dan memiliki kromosom yang sangat besar, sehingga
membantu dalam mempelajari fase mitosis.

Fase mitosis pada umumnya merupakan bagian terpendek dari siklus sel.
Pembelahan mitosis bergantian dengan siklus yang paling terpanjang yaitu interfase
yang mencakup 90% dari siklus sel. Pada fase Gap pertama (fase petumbuhan
pertama) membutuhkan waktu sekitar 12-24 jam, fase ini mengambil waktu 30-50%
dari seluruh dari interfase. Fase sintesis dalam melakukan replikasi AND memakan
waktu sekitar 35-45% dari interfase. Pada fase G2 (fase pertumbuhan kedua) AND
cepat sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan pembentukan ARN.
fase ini dalam melakukan kegiatanya dapat memakan waktu kira-kira 10-20% dari
siklus interfase, sedangkan fase mitosis hanya membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam .

Fase mitosis memiliki beberapa tahap yaitu profase, metafase, anafase, dan
telofase. Dari beberapa tahap ini memiliki waktu pembelahan yang berbeda-beda
tergantung jenis sel yang membelah. Pada fase profase merupakan tahapan
pembelahan sel yang paling lama dan membutuhkan energi yang besar, fase ini
membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Fase metafase membutuhkan waktu sekitar
2-6 menit, pada fase ini kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang
ekuator atau tengah-tengah sel. Fase anafase membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit,
pada fase ini komosom yang mengumpul ditengah sel terpisah dan mengumpul pada
masing-masing kutub sehingga terlihat ada dua kumpulankromosom, dan fase
telofase membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit, pada telofase terjadi peristiwa
kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian
sitoplasma menjadi dua bagian), pada fase ini pembelahan telah selesai. Sel telah
terbagi menjadi dua sel anakan, masing-masing memiliki inti yang mengandung 4
kromosom dengan bahan genetik yang sama dengan induknya.

Fase mitosis sangat perlu memperhatikan waktu pembelahan selnya, waktu


pembelahan sel setiap tanaman itu berbeda-beda dan tidak konstan, setiap tanaman
sebenarnya memiliki jam biologi yang mengatur waktu optimum pembelahan mitosis.
Menurut Anggarwulan dkk. waktu optimum pembelahan mitosis tanaman pada pagi
hari sekitar jam 08.00-13.00 dikarenakan pada pagi hari sel-selnya banyak pada
kondisi aktif. Menurut Aristya, 2014 penentuan waktu pembelahan sel sangat
diperlukan karena pada tahap ini karakter-karakter kromosom dapat diamati dengan
jelas.
Setelah mengetahui waktu pembelahan mitosis pada tanaman hal yang harus
diperhatikan selanjutnya adalah waktu pemotongan akar. Waktu pemotongan akar
berkaitan dengan durasi mitosis dan indeks mitosis. Durasi mitosis setiap spesies
tanaman bergantung pada kondis lingkungan, faktor utama dari durasi mitosis yaitu
temperatur dan nutrisi. Beberapa spesies tanaman memerlukan suhu tertentu dan lama
penyinaran yang berbeda, sehingga untuk mendapatkan waktu potong yang tepat
diperlukan pengamatan yang berulang ulang pada waktu yang berbeda (Abidin.
2014).

Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses
pembelahan pada makhluk hidup bersel tunggal pembelahan sel tersebut merupakan
cara untuk berkembang biak. Misalnya pada bakteri atau protozoa, terjadi proses
pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya.

Pada dasarnya, reproduksi sel dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:


pembelahan sel secara langsung dan secar atidak langsung. Pembelahan sel secara
langsung tidak melalui tahapan. Disebut pula mitosis. Sedangkan pembelahan sel
secara tidak langsung melalui tahapan dan dibedakan menjadi pembelahan mitosis
dan pembelahan meiosis. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identic satu sama
lain dan identik pula dengan induknya dalam hal jumlah kromosom dan komposisi
genetic. Meiosis menghasilkan 4 sel anak. Masing-masing memiliki setengan jumlah
kromosom induk.dan dengan komposisi genetic berbeda.

b.Tujuan
Tujuan Praktikum ini adalah untuk Mengetahui fase fase pembelahan sel secara
mitosis dan meiosis,dan juga untuk Memahami bagaimana kromosom sel anak
pembelahan mitosis memiliki jumlah kromosom sama dengan sel tetua dan setengah
dari jumlah kromosom sel tetua pada pembelahan meiosis, serta untuk Memahami
implikasi genetis dalam pewarisan sifat akibat pembelahan sel secara mitosis maupun
meiosis.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Reproduksi Sel


Reproduksi sel atau pembelahan sel adalah tahap dalam siklus sel di mana setiap
sel membelah untuk membentuk dua sel anak yang berbeda. Reproduksi sel adalah
proses yang terjadi dalam semua bentuk kehidupan dan yang menjamin keabadian
keberadaannya, serta pertumbuhan, penggantian jaringan, dan reproduksi pada
makhluk multiseluler. (Abidin, 2014)

Sel adalah unit dasar dari semua kehidupan yang diketahui. Masing-masing dari
mereka, seperti makhluk hidup, memiliki waktu hidup, di mana mereka tumbuh,
matang dan kemudian mereproduksi, melalui berbagai mekanisme biologis yang
memungkinkan pembentukan sel-sel baru, mereplikasi informasi genetik dan
memungkinkan siklusya kembali ke awal. Reproduksi sel terjadi hingga pada titik
tertentu dalam kehidupan makhluk hidup, sel-selnya berhenti bereproduksi (atau
melakukannya secara efisien) dan mulai menua. (Abidin, 2014)

Tetapi sampai itu terjadi, reproduksi sel memiliki tujuan meningkatkan jumlah sel
yang ada dalam suatu organisme. Dalam kasus organisme bersel tunggal, reproduksi
sel membuat organisme yang sama sekali baru. Reproduksi sel umumnya terjadi
ketika ukuran sel telah mencapai ukuran dan volume tertentu, yang biasanya
mengurangi efektivitas proses transportasi nutrisinya dan, dengan demikian,
pembagian individu jauh lebih efektif. (Aristya, dkk., 2015)

Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara selamat dating
diri, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel pada
organisme uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme tersebut untuk sendiri
jenisnya.sedangkan bagi organisme multiseluler. Pembelahan sel menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan organisme. Misalnya pada manusia. Sel-sel
memperbanyak diri jadi tubuh manusia tersebut menjadi besar dan tinggi selain itu.
Reproduksi sel pada organisme multiseluler juga menghasilkan sel-sel gamet yang
berguna pada saat perbanyakan secara generative (reproduksi organisme melalui
proses perkawinan). Reproduksi sel merupakan proses penggandaan bahan genetic
(DNA) yang terdapat didalam nukleus. Sehingga menghasilkan sel-sel anakan yang
memiliki bahan genetic yang sama. (Aristya, dkk., 2015)

B. Bentuk-bentuk Pembelahan Sel


Berdasarkan ada tidaknya tahap-tahap pembelahan, reproduksi sel dibedakan atas:

1. Pembelahan Langsung (Amitosis/pembelahan biner)


Pada organisme uniseluler misalnya bakteri. Protozoa dan gangga bersel satu
terjadi proses pembelahan secara langsung, yang artinya proses pembelahan itu tidak
melalui tahapan tahapan pembelahan. Pembelahan itu dikenal juga dengan
pembelahan amitosis. Satu sel induk akan selamat dating secara langsung menjadi
dua, dua menjadi berempat, empati menjadi delapan dan seterusnya dua. Dua menjadi
berempati, empati menjadi delapan dan seterusnya hingga sel itu bertambah banyak.
Setiap sel selamat datang menjadi dua sel yang sama (identik) jadi disebut juga
pembelahan biner. Pembelahan biner terjadi misalnya pada perkembangbiakan
amuba. Pada proses pembelahan langsung ini setiap sel anak sifat-sifa tinduknya.
Dengan kata lain, pembelahan langsung terus menghasilkan keturunan yang identik.
Prosesnya didahului oleh pembelahan inti menjadi doa diikuti oleh pembelahan berita
dan akhirnya sel itu terbagi menjadi doa sel anak. (Aristya, dkk., 2015)

Gambar 2.2.1 Pembelahan Langsung

Sumber Aristya, dkk. (2015).


2. Pembelahan Tidak Langsung (Mitosis dan Meiosis)
Pembelahan yang terjadi melalui tahap-tahap pembelahan dilakukan oleh
organisme eukariotik seperti sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia, yang tentu
saja mereka semuanya punya lebih dari satu sel (multiseluler). (Abidin, 2014)

2.1 Pembelahan Mitosis


Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel tubuh dan menghasilkan sel
anak dengan jumlah kromosom yang sama dengan sel induk. Proses pembelahan ini
melalui beberapa fase. Pembelahan mitosis satu dengan berikutnya terdapat fase
istirahat yang disebut dengan interfase. Meskipun disebut dengan fase istirahat, dalam
fase interfase ini terjadi berbagai aktivitas metabolisme. Berikut ini urutan fase
pembelahan mitosis:

1).Profase

2).Metafase

3).Anafase

4).Telofase

Gambar 2.2.2.1 Pembelahan Mitosis

Sumber Mitosis Sel Akar Bawang.Toppr.com


1.Fase profase

Menyusul tahap awal dari pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis, yang
ditandai dengan :

1. Kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom, kemudian


kromosom mengganda membentuk kromatid.
2. Membrane nucleus dan nucleolus (anak inti)menghilang
3. Penjaga memisah diri menuju kutub yang berlawanan
4. Benang spindle yang keluar dari masing-masing penjaga pada kutub berbeda
mengatur diri memegang masing-masing kromatid yang tidak secara teratur
itu.
5. Segera mendorong kromatid yang terbengkalai itu menjadi sangat teratur
menuju bidang khatulistiwa . ( Nurfathurohmi, dkk., 2014).
1. Metafase
1. Kromatid/kromosom mengatur diri pada bidang khatulistiwa/ bidang
pembelahan berhadap-hadapan di hadapan
2. Setiap sentromer memilki doa kinetokor yang masing-masing lalu oleh
benang poros
3. Kromosom yang sudah menghadapi sudah membawa sandi genetic yang
sama karena memang visinya membentuk 2 sel yang sama.
( Nurfathurohmi, dkk., 2014).
2. Anafase
1. Kedua kromatid berpisah menuju kutub yang berlawanan
2. Keadaan sel menjadi memanjang, membrane sel melekuk, pada akhir fase
3. Pada fase ini tentu saja mengatur kromosom terjadi
pemisahan/pengurangan dari tertad ke kromosom ketika menghadapi pada
fase terpisah menjadi masing-masing 2n (diploid). ( Nurfathurohmi, dkk.,
2014).
4. Telofase
1. Kromosom/ kromatid telah sampai dikutub-kutub yang berlawanan
2. Terbentuk sekat pemisah jadi sel terlihat terbentuk 2 sel yang masing-masing
1 inti
3. Membrane nucleus terbentuk membungkus kromosom dan nucleolus mulai
tampak
4. Kromosom menipis dan memanjang menjadi kromatin dan akhirnya terlihat
lagi
5. Terjadi sitokenesis (membrane plasma melekuk) yang didahului oleh kariotik
kinesis (inti jadi 2) dan akhirnya terlihat sel selamat datang menjadi 2.
( Nurfathurohmi, dkk., 2014).

2.2. Pembelahan Meiosis


Pembelahan ini terjadi bukan di sel kelamin namun di dan kelamin seperti testisatau
ovarium dimana pembelahan untuk membentuk sel kelamin (n) dari sel tubuh
(2n/diploid). Sel tubuh yang membentuk tidak kadang-kadang sel tubuh tapi selinduk
kelamin atau induk sperma /induk telur yang memiliki nama Latin
spermatogonium/Oogonium kedua induk itu terus dibentuk namun jelas secara
mitosis (2n-2n). ( Nurfathurohmi, dkk., 2014).

Pembelahan meiosis bertujuan:

1. untuk membentuk sel-sel kelamin.

2. Membentuk pengurangan jumlah kromosom (mereduksi)

3. Peredukasi bertujuan untuk membentuk hasil zigot dari perteuan doa sel kelamin
yan gselalu

Sama dengan individu yang ada/individus ebelumnya

4. untuk mencapainya Pembelahan meiosis berlangsung melalui doa tahapan


pembelahan, yaitu miosis I dan miosis 2 secara langsung tanpa penggandaan lagi
karena harus ada pengurangan kromosom. Tahapan pembelahan meiosis adalah
sebagai berikut:

A. Meiosis I
Pada meiosis I, proses pembelahan sel terdiri atas lima fase, sebagai berikut:

1. Profase I

Deoxyribonucleic acid (DNA) dikemas ke dalam kromosom. Profase I dibagi menjadi


5 subfase, yaitu:

a). Leptonema: Benang-benang kromatin memendek dan menebal, serta mudah


menyerap zat warna. Kromosom mengalami kondensasi.

b).Zigonema: Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Sementara itu, kromosom homolog saling sepasang (sinapsis).

c).Pakinema: Terjadi duplikasi kromosom.

d).Diplonema: Kromosom homolog saling menjauhi, terjadi pelekatan bermodel X


yang disebut kiasma dan merupakan tempat terjadinya 'Crossing Over'.

e).Diakenesis: Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada kutub


yang berlawanan, membran konten dan nukleus menghilang.

2. Metafase I

a). Pasangan kromosom homolog berderet di kawasan ekuator.

b). Sentromer menuju kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.

3. Anafase I

a). Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.

b). Benang spindel dan seluruh konten sel memanjang ke arah kutub.

4. Telofase I

a). Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.

b). Membran inti mulai terbentuk kembali.

c). Sitokinesis menyebabkan terbentuknya dua sel anakan yang bersifat haploid.
5. Sintokesis I

Pembelahan sitoplasma selesai dan menghasilkan dua sel anak yang identik.

B. Meiosis II

Pembelahan pada meiosis II terdiri atas empat fase, sebagai berikut:

1. Profase II

a). Sentrosom yang terbelah menjadi dua sentriol bergerak ke kutub sel yang
berlawanan.

b). Kromatid bergerak ke bidang pembelahan.

2. Metafase II

Pada tahap ini, kromosom berjejer pada bidang ekuator atau pembelahan.

3. Anafase II

Di fase ketiga ini, kromatid berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.

4. Telofase II

Pada fase terakhir, kromatid akan terbentuk menjadi kromosom.

Gambar 2.2.2 Meosis II

Sumber Pembelahan Meosis.Situs google.com


2.3 Proses Pembentukan Formasi Gamet
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel-sel gamet, yang terjadi secara
meiosis di dalam perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi pada organisme dewasa.
Pada hewan dan manusia gametogenesis terjadi di testi dan ovarium.

1. Spermatogenesis
Menyusul proses pembentukkan sperma yang terjadi di dalam testis. Sel
kelamin jantan atau spermatozoa (sperma) berbentuk kecil, lonjong, dan
berflagela dan secara total 14 bentuknya menyerupai kecebong. Flagela
tersebut digunakan sebagai alat gerak di dalam medium cair.
Organ penghasil sperma disebut testis. Pada mamalia, testis terdapat pada
hewan jantan sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada manusia
berjumlah sepasang.
Didalam testis terdapat saluran-saluran kecil (tubulus seminiferus) dan pada
dinding saluran sebelah dalam itulah terjadi proses spermatogenesis. Pada
bagian tersebut terdapat sel-sel induk sperma yang disebut spermatogonium.
Spermatogonium mengalami mitosis menjadi spermatoist primer (sel sperma
primer). Selanjutnya, satu spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi
dua sel spermatosit sekunder (haploid). Tiap-tiap sel spermatosit sekunder
mengalami meiosis II sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar,
yang haploid. Mula-mula spermatid berbentuk bulat, kemudian tumbuh
menjadi sel sperma yang berflagela dan dapat bergerak aktif. Jadi, dari satu
spermatosit primer akan dihasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya
berbentuk 4 sel sperma. Tahapan spermatogenesis adalah:
Gambar 2.3 Tahap Spermatogenesis

Sumber Proses Spermatogenesis Biologi.com

2.Proses Oognesis

Sel telur atau telur adalah sel kelamin betina. Bentuknya lebih besar dari pada sperma Dan
tidak dapat bergerak (pasif). Sel telur dihasilkan oleh pasangan ovarium atau dan telur, kiri
dan kanan. Berbeda dengan testis yang beradadi luar tubuh, ovarium berada di dalam rongga
tubuh,disekitar pinggang.

Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului oleh pembelahan mitosis sel
induk telur (oogonium). Hasil pembelahan adalah oosit primer. Pada proses meiosis Oosit
primer selamat datang menjadi doa sel yang tidak sama, yaitu satu sel mengukur besar
disebut oosit sekunder dan satu sel lagi mengukur kecil disebut badan kutub pertama.

Pada proses meiosis oosit sekunder (n) membelah menjadi doa sel yang tidak sama
besarnya. satu sel mengukur besar disebut ootid yang mengandung nukleus, kuning telur dan
berita sel. Sedangkan satu sel yang lain mengukur kecil dan hanya mengandung nucleus dan
disebut badan kutub kedua. Badan kutub pertama juga mengalami meiosis Il membentuk doa
sel kecil badan kutub kedoa. Dengan demikian pada akhir meiosis l berbentuk 4 buah sel
yaitu satu sel besar yang disebut ootid, dan tiga sel kecil yang disebut dengan badan kutub
(polosit). Ootid dapat tumbuh menjadi telur dewasa tanpa mengalami pembelahan sel lagi.
Sementara itu tiga sel badan kutub yang mengukur kecil mengalami degenerasi (penyusutan)
dan tidak berfungsi. Sehingga pada akhir proses oogenesis hanya satu tinggal satu sel telur
yang fungsional satu sel telur tersebut mengandung nukleus, kuning telur. ribosom.dan
organel sel lainnya dalam jumlah yang cukup keadaan demikian penting untuk proses
pertumbuhan zigot kelak dikemudian hari..

Berbeda dengan individu jantan yang setiap kali dapat mengelurakan sperma dengan
jumlah banyak, individu perempuan biasanya hanya menghasilkan satu telur dalam setiap
ovulasi. Pada bebarapa hewan misalnya tikus, kelinci,dan kambing, individu perempuan
dapat menghasilkan telur lebih dari satu. Ovulasi lehih dari satu dapat terjadi ada ovarium
sebelah kiri dan atau kanan atau secara bersama.

Gambar 2.3 Tahap Oogenesis

Sumber Robbo Guru.ruang guru.com

BAB III METODE PRAKTIKUM

A.Waktu Dan Tempat


Pratikum ini dilaksanakan pada Selasa, 22 Maret 2022 pukul 16.00 WIB.Pelaksanaan
pratikum ini dilaksanakan di Laboratorium pendidikan Universitas Andalas Kampus 3
Dharmasraya.
B.Alat dan Bahan
Mikroskop, kaca objek, kaca penutup, pinset, petridish, pipet tetes, pisau silet, kayu
pengetuk tumpul atau pensil kayu berkaret, binokuler, kaca arloji, beaker glass, jarum diseksi,
loupe dan lampu bunsen.

Bawang merah atau bawang Bombay, kuncup bunga kembang sepatu Hibiscus
rosasinensis L. atau bunga lili Lylium sp. yang belum mekar dalam berbagai ukuran,
colchicine 0.05 %, aceto orcein 2 %, HCL 1 N, larutan Carnoy (larutan etanol 96 % dengan
asam asetat glasial (3:1), asam asetat 45 %, tissue gulung dan akuades.

C,Cara Kerja
Pengamatan Mitosis

Pertama ditanam bawang merah atau bawang bombay pada media kapas yang dibasahi
dalam petridish atau gantung bawang di atas wadah berisi air selama 5 - 7 hari hingga akar
tumbuh. Selanjutnya, diambil masing-masing ujung akar yang tampak aktif, biasanya
berwarna keputih-putihan sepanjang 0.5 - 1 cm. Direndam masing-masing akar dalam
colchicine 0.05 % selama 3-5 jam. Fiksasi akar dalam larutan Carnoy's (Alkohol absolut:
Asam asetat glacial :

Chloroform 6:1:3) selama 12 jam.Tempatkan sampel pada kaca objek dan dipisahkan
bagian epidermisnya dibawah binokuler, atau dipotong ujung sampel sekitar 1-2 mm. Ditesi
preparat dengan pewarna aceto orcein 2% 15-20 menit. Ditutup preparat dengan kaca
penutup kemudian diketuk dengan menggunakan pengetuk tumpul secara perlahan sambil
dilewatkan beberapa detik di atas api bunsen (jangan sampai mendidih). Diletakkan preparat
di atas kertas tissue kemudian squash ditekan dengan ibu jari secara perlahan agar pewarnaan
merata, preparat tipis dan sel-sel tersebar rata. Diamati berbagai tahapan mitosis yang ditemui
dan jumlah kromosom sel di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil kemudian
ditingkatkan sampai pembesaran maksimal.

Catatan: Fiksasi dalam larutan Carnoy's juga dapat dapat digantikan dengan menempatkan
ujung akar sepanjang 2 mm di atas kaca objek, ditetesi larutan HCL 1N dan dimaserasi
dengan bantuan silet atau sisi kaca objek pada suhu 60°C selama ± 15 detik sampai 1 menit
(dipanaskan di atas api Bunsen, namun cairan tidak sampai mendidih).
Pengamatan Meiosis

Dikumpulkan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) atau bunga lili (Lilium sp.)
yang belum mekar. Diambil bunga pada berbagai stadia kuncup. Stadia kuncup yang paling
baik adalah ketika corolla masih sedikit muncul dan tertutupi oleh calyx pada bunga kembang
sepatu. Dipisahkan anther yang berdiameter 1-2 mm dengan bagian bunga lainnya. Diambil
bagian yang lunak pada bagian dalam dinding luar kepala sari. Dikeluarkan sel induk
mikrospora dengan bantuan jarum diseksi dan kaca pembesar. Diletakkan bagian tersebut di
atas kaca objek, ditetesi dengan aceto orcein 2% dan dibiarkan 15-20 menit agar proses
fiksasi sempurna. Ditutup preparat dengan kaca penutup kemudian ketuk dengan
menggunakan pengetuk tumpul secara perlahan sambil dilewatkan beberapa detik di atas api
bunsen (jangan sampai mendidih).

Diletakkan preparat di atas kertas tissue kemudian squash 'tekan' dengani ibu jari secara
perlahan agar pewarnaan merata, preparat tipis dan sel-sel tersebar rata. Diamati setiap fase
meiosis di bawah mikroskop dengan pembesaran kecil kemudian ditingkatkan sampai
pembesaran maksimal. Ditentukan fase-fase meiosis yang ditemukan dan dokumentasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. Z. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang untuk Pembuatan Media

Pembelajaran Preparat Mitosis. BioEdu. Vol.3 No.3 Hal. 572. ISSN:


2302-9528.

Aristya, G. R., Daryono, B. S., Handayani, N. S. N., & Arisuryanti, T. (2015).


Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurfathurohmi, Ajie, Kusumadewi, Levina, Louis. 2014. Mitosis Sel Akar

Bawang Dan Efek Sitogenetik Ion Logan Cu Terhadap Indeks


Mitosis. Jurnal Penelitian ITB : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai