Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

REPRODUKSI SEL
(MITOSIS DAN MEIOSIS)
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi
Dosen: Rudi Pramadi

DI SUSUN OLEH :
DIAH ROHMAWATI : 110631003
INDAH AYU AROFAH: 110631014
SAERAH : 110631018
SRI ALIN SAPITR I : 110631028
NUR ROHMAH : 110631030
SEMESTER : 1 (satu)
PRODI : S1 MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
CIREBON
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda
kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam
menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan semester I (Pertama), adapun judul yang
penulis buat didalam makalah ini adalah mengenai “ REPRODUKSI SEL”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini
penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan
hati kepada:
1. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang senantiasa mendukung
secara moril & materiil serta yang selalu mendo’akan penulis didalam menempuh pendidikan
ini.
2. Bapak Rudi Pramadi, selaku guru mata kuliah Biologi yang dengan segala keikhlasannya
telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada penulis hingga terselesaikannya
makalah ini
3. Teman-teman seperjuangan khususnya fakultas SI-MATEMATIKA yang senantiasa
memberi masukan untuk penulis menyelesaikan makalah ini
Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam
penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik
saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.
Cirebon, Januari 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.2 Tujuan Pembuatan Makalah
1.3 Manfaat Pembuatan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reproduksi Sel
2.2 Bentuk-Bentuk Pembelahan Sel
2.2.1 Pembelahan langsung (Amitosis / pembelahan biner)
2.2.2 Pembelahan tidak langsung (mitosis dan meiosis)
2.2.2.1 Pembelahan Mitosis
2.2.2.2 Pembelahan Meiosis (Pembelahan Reduksi)
2.3 Proses Pembentukan Gamet (Gametosis)
2.4 Hubungan Pembelahan Mitosis dan Meiosis dengan Pewarisan Sifat
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses
pembelahan. Pada makhluk hidup bersel tunggal, pembelahan sel tersebut merupakan cara
untuk berkembang biak. Misalnya pada bakteri atau protozoa, terjadi proses pembelahan sel
dari satu sel menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak, reproduksi sel mengakibatkan bertambah
banyaknya sel-sel tubuh, dan dengan demikian terjadilah pertumbuhan tubuh makhluk
hidup. Misalnya, sel-sel pada tubuh anak kucing membelah diri mengakibatkan tubuh anak
kucing bertambah besar. Selain itu, reproduksi sel juga menyebabkan dihasilkannya sel-sel
gamet(sel kelamin). Kucing jantan menghasilkan sperma dan kucing betina menghasilkan
ovum.
Pada dasarnya, reproduksi sel dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
pembelahan sel secara langsung dan secara tak langsung. Pembelahan sel secara
langsung tidak melalui tahapan, disebut pula amitosis. Sedangkan pembelahan sel secara
tak langsung melalui tahapan dan dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan pembelahan
meiosis. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik satu sama lain dan identik pula
dengan induknya dalam hal jumlah kromosom dan komposisi genetik. Meiosis menghasilkan
4 sel anak, masing-masing memiliki setengan jumlah kromosom induk, dan dengan
komposisi genetik berbeda.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, dapat disusun pertanyaan yang akan menjadi focus
pembahasan dalam makalah ini, yaitu bagaimana penjelasan tentang kehidupan sel dan
perkembangan sel baik secara mitosis maupun secara meiosis ?
1.2 Tujuan Pembuatan Makalah
Untuk mengetahui secara detail proses-proses reproduksi sel.
1.3 Manfaat Pembuatan Makalah
Dapat mengetahui secara detail proses-proses reproduksi sel.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reproduksi Sel
Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah
diri, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel pada organisme
uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya.
Sedangkan, bagi organisme multiseluler, pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan organisme. Misalnya, pada manusia, sel-sel memperbanyak diri sehingga
tubuh manusia tersebut menjadi besar dan tinggi. Selain itu, reproduksi sel pada organisme
multiseluler juga menghasilkan sel-sel gamet yang berguna pada saat perbanyakan secara
generatif (reproduksi organisme melalui proses perkawinan). Reproduksi sel merupakan
proses penggandaan materi genetik (DNA) yang terdapat di dalam nukleus. Sehingga,
menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki materi genetik yang sama.
Tujuan sel bereproduksi adalah:
1. Perbanyakan sel sehingga terjadi pertumbuhan
2. Pembentukan sel baru yang berbeda dari induknya
3. Pembentukan sel baru yang tentu lebih muda dan sama dengan yang
sebelumnya.
4. Pembentukan Jaringan
5. Regenerasi sel
6. Pembentukan individu baru dan lain-lain

Sel yang membelah disebut sel induk, dan hasil pembelahannya disebut sel anak. Sel
induk memindahkan salinan informasi genetiknya (DNA) ke sel anak.
Jika transformasi genetik itu langsung (amitosis) dan jika melalui tahapan (mitosis/miosis)
Untuk menyampaikan informasi genetik tersebut tentu sel induk harus melipat gandakan
informasi genetik yang dimilikinya (DNA) melalui replikasi (duplikasi) sebelum
melaksanakan pembelahan atau reproduksi sel, replikasi itu terjadi pada waktu Interfase (
istirahat sel tidak membelah) tepatnya pada fase Sintesa (S).

2.2 Bentuk-Bentuk Pembelahan Sel


Berdasarkan ada tidaknya tahap-tahap pembelahan, reproduksi sel dibedakan atas:
2.2.1 Pembelahan langsung (Amitosis / pembelahan biner)
Pada organisme uniseluler misalnya bakteri, protozoa dan ganggang bersel satu, terjadi
proses pembelahan secara langsung, yang artinya proses pembelahan itu tidak melalui
tahapan-tahapan pembelahan. Pembelahan itu dikenal juga dengan pembelahan amitosis.
Satu sel induk akan membelah secara langsung menjadi dua, dua menjadi empat, empat
menjadi delapan dan seterusnyadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan dan
seterusnya hingga sel itu bertambah banyak. Setiap sel membelah menjadi dua sel yang
sama (identik) sehingga disebut juga pembelahan biner. Pembelahan biner terjadi misalnya
pada perkembangbiakan amoeba.
Pada proses pembelahan langsung ini setiap sel anak mewarisi sifat-sifat induknya.
Dengan kata lain, pembelahan langsung senantiasa menghasilkan keturunan yang identik.
Prosesnya didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma
dan akhirnya sel itu terbagi menjadi dua sel anak.

Perhatikan pembehalan amitosis pembelahan sel amoeba pada gambar berikut.

2.2.2 Pembelahan tidak langsung (mitosis dan meiosis)


Pembelahan sel yang terjadi melalui tahap-tahap pembelahan. Dilakukan oleh
organisme eukariotik seperti sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia, yang tentu mereka
semuanya punya lebih dari satu sel ( multicelluler).
2.2.2.1 Pembelahan Mitosis
Pembelahan yang bertujuan untuk
1. Mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh yang sudah rusak atau aus,
2. Pertumbuhan ( perbanyakan sel sehingga baik kwantitas dan kwalitasnya
bertambah).
3. Membentuk Jaringan karena produk pembelahan ini kromosom/sifat induk sama dengan sifat
anakannya , artinya karena membentuk jaringan baik sel baru dan lama sama.
Pembelahan mitosis mempunyai karakter yaitu:
1. Berlangsung pada sel somatic
2. Menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya.
3. Melakukan pembelahannya sekali
4. Antar pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan fase interfase ( istirahat tidak
membelah )
5. Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induk sifatnya sama dengan
induk mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak terjadi pada anakan hasil miosis
6. Pada organisme bisa terjadi pada usia muda , dewasa , ataupun usia tua , yang pada
pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa tidak pada organisme yang usianya
muda
7. Tahapannya I-P-M-A-T interfase dulu baru PMAT lagi berikut uraiannya
Tahapan Pembehan Mitosis adalah :
Interfase
Merupakan fase istirahat dari pembelahan sel. Namun tidak berarti sel tidak beraktifitas justru
tahap ini merupakan tahapn yang paling aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan.
Terbagi atas tiga fase, yaitu:
1. Fase G1 (growth 1/pertumbuhan 1)
Merupakan fase paling aktif berlangsung selama 9 jam. Pada fase ini sel mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase ini sel bertambah ukuran dan volumenya.
2. Fase S (Sintesis)
Merupakan fase sintesis DNA atau duplikasi kromosom, dengan waktu 10 jam
3. Fase G2 (Growth 2/Pertumbuhan 2)
Merupakan fase yang didalamnya terjadi proses sintesis protein. Pada fase ini sel siap untuk
mengadakan pembelahan

Sekali lagi bahwa fase Mitosis tidak diawali dengan Interfase tetapi Fase Profase , karena
Interfase merupakan persiapan mitosis , merupakan fase istirahat sel tidak membelah.
Sedangkan Mitosis itu Fase sel melakukan pembelahan / reproduksi .

1. Fase Profase
Merupakan tahap awal dari pembelahan sel secara mitosis maupun miosis , yang ditandai
dengan:
1. Kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom , kemudian
kromosom mengganda membentuk kromatida.
2. Membran nukleus dan nukleolus (anak inti) menghilang
3. Sentriol memisah diri menuju kutub yang berlawanan.
4. Benang spindel yang keluar dari masing masing sentriol pada kutub berbeda mengatur diri
memegang masing kromatid yang tidak teratur itu.
5. Segera mendorong kromatid yang terbengkalai itu menjadi sangat teratur menuju ke bidang
equator.
2. Metafase
Tahap ini ditandai dengan :
1. Kromatid / kromosom mengatur diri pada bidang equator / bidang pembelahan berhadap
hadapan .
2. Setiap sentromer memiliki dua kinetokor yang masing-masing dikaitkan oleh benang spindle
3. Tentu Kromosom yang berhadapan itu sudah membawa sandi genetik yang sama karena
memang visinya membentuk 2 sel yang sama.
3. Anafase
Tahap ini ditandai dengan:
1. Kedua kromatid berpisah menuju kutub yang berlawanan
2. Keadaan sel jadi memanjang , membran sel melekuk, pada akhir anaphase
3. Pada fase ini tentu set kromosom terjadi pemisahan / pengurangan dari tetrad kromosom
ketika berhadapan pada fase metafase terpisah menjadi masing masing 2n (diploid)

4. Telofase
Tahap ini ditandai dengan :
1. Kromosom / kromatid telah sampai di kutub-kutub yang berlawanan
2. Terbentuk sekat pemisah sehingga sel terlihat terbentuk 2 sel dengan masing masing 1 inti
3. Membran nukleus terbentuk membungkus kromosom dan nukleolus mulai tampak
4. Kromosom menipis dan memanjang menjadi kromatin dan akhirnya tak terlihat lagi
5. Terjadi sitokinesis (Membran plasma melekuk) yang di dahului oleh Karyokinesis (inti jadi
2) dan akhirnya terlihat sel membelah menjadi 2

Gambar Mitosis

2.2.2.2 Pembelahan Meiosis (Pembelahan Reduksi)


Pembelahan ini terjadi bukan di sel kelamin namun di kelenjar kelamin seperti testes
atau ovarium dimana pembelahan untuk membentuk sel kelamin (n)dari sel tubuh (2n
/diploid) , sel tubuh yang membentuk tidak sembarangan sel tubuh tetapi sel induk kelamin
atau induk sperma /induk ovum yang mempunyai nama latin Spermatogonium /Oogonium
kedua induk itu terus dibentuk namun jelas secara mitosis ( 2n -2n).

Pembelahan meiosis bertujuan


1. Untuk membentuk sel-sel kelamin.
2. Membentuk pengurangan jumlah kromosom (mereduksi)
3. Pereduksian bertujuan untuk membentuk hasil zygot dari perteuan dua sel kelamin yang
selalu sama dengan individu yang ada /individu sebelumnya
4. Untuk mencapainya Pembelahan meiosis berlangsung melalui dua tahapan pembelahan,
yaitu miosis 1 dan miosis 2 secara langsung tanpa penggandaan lagi karena harus ada reduksi
kromosom

Tahapan pembelahan meiosis adalah sebagai berikut:


Karena dari sel tubuh yang bisa membentuk sel kelamin maka diawali dengan Fase dimana
sel tumbuh dan berkembang. Merupakan tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan sel.
Pada fase ini terjadi peristiwa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan. Akhir
dari fase dihasilkan dua salinan DNA dan siap berubah menjadi kromosom
a. Meiosis I
1. Profase I
Profase I merupakan tahap terpanjang dan dibandingkan tahapan meiosis 1 lain. Benang-
benang kromatin semakin menebal dan pendek, membentuk kromosom. Kromosom
menggandakan diri, jumlahnya dua kali lipat. Kromosom yang homolog berpasangan
membentuk sinapsis. Pasangan kromosom yang homolog itu tersusun atas 4 kromatid
sehingga disebut tetrad. Karena kromatid saling menempel, maka ada kemungkinan terjadi
tukar menukar gen antara kromatid-kromatid tersebut. Peristiwa tukar menukar gen ini
disebut pindah silang.
Pada profase I terjadi beberpa tahapan, yaitu sebagai berikut.
* Leptonema (leptoten), kromatin membentuk kromosom.
* Zigonema (zigoten), terbentuk pasangan kromosom homolog.
* Pakinema (pakiten), kromosom mengganda menjadi 2 kromatid.
*Diplonema (diploten), kromatid menebal, membesar, rapat, dan bergandengan.
* Diaknesis, terjadi pindah silang rekombinasi gen, dan sentriol berpisah.
2. Metafase I
Pasangan kromosom homolog /tetrad berada didaerah ekuator. Pasangan kromosom homolog
itu mengatur diri di daerah ekuator sehingga dari pasangan kromosom homolog mengarah ke
kutub yang satu dan setengah pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang lain.
Sentrosom menuju ke kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.
3. Anafase I
Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing. Tidak seperti pada mitosis mengalami
pembelahan sentromer, pada meiosis tidak terjadi pembelahan sentromer. Akibatnya, setiap
kromosom yang bergerak menuju ke kutub sel itu mash mengandung dua kromatid atau
masih berpasangan.
4. Telofase I
Setelah kromosom yang berpasangan tiba dikutub masing-masing, terbentuklah membran
nukleus, yang diikuti pula oleh proses sitokenesis (pembelahan sitiplasma sel). Kini terbentuk
dua sel anak, setiap sel mengandung n kromosom sehingga pada akhir telofase I terbentuk
dua sel anak yang haploid. Pada saat ini, sel sudah siap memasuki pembelaha meiosis II.

b. Meiosis II
Meiosis II mirip dengan mitosis. Tahapan selengkapnya sebagai berikut.
1. Profase II
Pada fase awal, benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom. Pada fase
ini tidak terjadi proses penggandaan kromosom sehingga jumlah set kromosom tetap.
2. Metafase II
Kromosom mengumpul di daearah ekuator. Setengah kromosom mengarah ke kutub masing-
masing. Sentromer terbagi dua, masing-masing mengarah ke kutu, sehingga tempat
melekatnya kromosom pada benang-benang sppindel , seperti pada mitosis.
3. Anafase II
Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing.
4. Telofase II
Setelah kromosom sampai di kutub masing-masing, terbentuklah membran inti. Tiap – tiap
inti mengandung n kromosom(sel haploid). Akhirnya diikuti oleh proses sitokinesis sehingga
seluruhnya terbentuk empat sel anak haploid.

Gambar Meiosis

Perbedaan antara Mitosis dan Meiosis


Adapun perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis adalah:
Pembeda Mitosis Meiosis
Tahap pembelahan Satu kali Dua kali
Jumlah sel anak Dua sel Empat sel
Jumlah kromosom sel Sama dengan sel induk Setengah dari sel anak
anak
Sifat kromosom anak Diploid (2n) Haploid (n)
Tempat pembelahan Sel tubuh Sel kelamin

Gambar perbandingan
meiosis dan mitosis

2.3 Proses Pembentukan Gamet (Gametosis)


Gametogenesis adalah proses pembentukkan sel-sel gamet, yang terjadi secara
meiosis di dalam alat perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi pada organisme dewasa.
Pada hewan dan manusia gametogenesis terjadi di testis dan ovarium.

1. Spermatogenesis
Merupakan proses pembentukkan sperma yang terjadi di dalam testis. Sel kelamin
jantan atau spermatozoid (sperma) berbentuk kecil, lonjong, dan berflagela dan secara
keseluruhan bentuknya menyerupai kecebong. Flagela tersebut digunakan sebagai alat gerak
di dalam medium cair.
Organ penghasil sperma disebut testis. Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan
sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang.
Didalam testis terdapat saluran-saluran kecil (tubulus seminiferus) dan pada dinding
saluran sebelah dalam itulah terjadi proses spermatogenesis. Pada bagian tersebut terdapat
sel-sel induk sperma yang disebut spermatogonium. Spermatogonium mengalami mitosis
menjadi spermatoist primer (sel sperma primer). Selanjutnya, satu spermatosit primer
mengalami meiosis I menjadi dua sel spermatosit sekunder (haploid). Tiap-tiap sel
spermatosit sekunder mengalami meiosis II sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama
besar, yang haploid. Mula-mula spermatid berbentuk bulat, kemudian tumbuh menjadi sel
sperma yang berflagela dan dapat bergerak aktif. Jadi, dari satu spermatosit primer akan
dihasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya berbentuk 4 sel sperma.
Tahapan spermatogenesis adalah:

Terlihat pada Gambar pada Miosis 1 (sebelah kiri) terjadi pengurangan (reduksi) kromosom
2n - n
Spermatogonium ( 2n) - spermatosit primer (2n) - jadi 2 spermatosit sekunder (n)
sedangkan pada miosis Ke 2 (gambar sebelah kanan) sebenarnya itu terjadi mitosis karena
dari n - n
2 Spermatocyt II membelah mitosis - 4 spermatid (n) - yang akhirnya muncul ekor
membentuk spermatozoid ( n) yang berjumlah empat sel anakan sperma yang semua hidup

2. Proses Oognesis
Sel telur atau ovum adalah sel kelamin betina. Bentuknya lebih besar dari pada
sperma dan tidak dapat bergerak (pasif). Sel telur dihasilkan oleh sepasang ovarium atau
kelenjar telur, kiri dan kanan. Berbeda dengan testis yang berada di luar tubuh, ovarium
berada di dalam rongga tubuh, di sekitar pinggang.
Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului oleh pembelahan
mitosis sel induk ovum (oogonium). Hasil pembelahan adalah oosit primer. Pada proses
meiosis I. Oosit primer membelah menjadi dua sel yang tidak sama, yaitu satu sel berukuran
besar disebut oosit sekunder dan satu sel lagi berukuran kecil, disebut badan kutub pertama.
Pada proses meiosis II, oosit sekunder (n)membelah menjadi dua sel yang tidak sama
besarnya. Satu sel berukuran besar disebut ootid yang mengandung nukleus, kuning telur dan
sitoplasma sel. Sedangkan satu sel yang lain berukuran kecil dan hanya mengandung nukleus
dan disebut badan kutub kedua. Badan kutub pertama juga mengalami meiosis II membentuk
dua sel kecil badan kutub ke dua. Dengan demikian pada akhir meiosis II berbentuk 4 buah
sel, yaitu satu sel besar yang disebut ootid, dan tiga sel kecil yang disebut dengan badan
kutub(polosit).
Ootid dapat tumbuh menjadi ovum dewasa tanppa mengalami pembelahan sel lagi.
Sementara itu tiga sel badan kutub yang berukuran kecil mengalami degenerasi (penyusutan)
dan tidak berfungsi. Sehingga pada akhir proses oogenesis hanya satu tinggal satu sel ovum
yang fungsional. Satu sel ovum tersebut mengandung nukleus, kuning telur, sitoplasma,
ribosom, dan organel sel lainnya dalam jumlah yang cukup. Keadaan demikian penting untuk
proses pertumbuhan zigot kelak dikemudian hari.
Berbeda dengan individu jantan yang setiap kali dapat mengelurakan sperma dengan
jumlah banyak, individu betina biasanya hanya menghasilkan satu ovum dalam setiap
ovulasi. Pada bebarapa mamalia misalnya tikus , kelinci, dan kambing, individu betina dapat
menghasilkan ovum lebih dari satu. Ovulasi lebih dari satu dapat terjadi pada ovarium
sebelah kiri dan atau kanan atau secara bersaman.

Gambar Proses Oogenesis


Perbedaan antara Spermatogenesis dengan Oogenesis terletak pada:
1. jumlah sel anakan yang fungsional
2. ukurannya
3. tempat terjadinya
Persamaan antara Spermatogenesis dengan Oogenesis terletak pada:
1. miosis
2. mebentuk kromosom haploid
3. membentuk 4 sel anakan
4. harus terjadi pada individu dewasa
2.4 Hubungan Pembelahan Mitosis dan Meiosis dengan Pewarisan Sifat
Telah diuraikan bahawa sifat makhluk hidup tersimpan di dalam kromosom dalam
bentuk sepenggal DNA yang dikenal sebagai gen. Agar sifat-sifat induk dapat diwariskan
kepada keturunannya, maka diperlukan mekanisme pembagian gen. Mekanisme pembagian
gen pembawa sifat itu berlangsung pada proses pembelahan mitosis dan meiosis.
1. Mitosis
Pada profase akhir, setiap sel kromosom menggandakan diri menjadi dua set kromosom.
Artinya setiap alel (gen dan pasangannya) membentuk alel baru yang identik. Pada metafase
berlangsung pembagian kromosom, agar tiap sel anak nantinya mendpatkan jumlah set
kromosom yang sama dan identik, sehingga saat telofase yaitu saat sel telah membelah
menjadi dua sel anak memiliki set kromosom yang sama dengan sel induk. Ini berarti bahwa:
a. Semua sifat induk diwariskam kepada kedua sel anak
b. Setiap sel anak memiliki sifat iddentik dengan sel induk
Mitosis berlangsung diseluruh jaringan tubuh, kecuali di organ pembentuk gamet. Mitosis
dimulai dari pembelahan zigot hingga proses pertumbuhan berlangsung. Karena itu hasil
mitosis, yakni sel-sel somatik (sel-sel tubuh), senantiasa identik.
Pada tumbuhan, perbanyakan melalui setek dan cangkok senantiasa menghasilkan
keturunan yang identik. Keturunan yang identik juga dapat dihasilkan melalui kultur jaringan
tumbuhan. Demikian pula pada kultur jaringan hewan,. Proses perbanyakan untuk
menghasilkan individu yang identik itu disebut juga sebagai pengklonaan disebut individu
satu klona.
2. Meiosis
Jika pada pembelahan mitosis satu sel induk menghasilkan dua sel anak idenik, maka
pada pembelahan meiosis satu sel induk menghasilkan empat sel anak. Setiap sel anak hasil
meiosis mewarisi setengah set kromosom sel induk. Mula-mula sel induk memiliki 2n
kromosom (sel diploid) dan akhirnya terbentuk 4 sel anak masing-masing memiliki n
kromosom sel (haploid).
Baik sel sperma maupun sel ovum memiliki setengah set kromosom sel induk. Jadi,
masing-masing merupakan sel haploid. Jika terjadi fertilisasi, ovum dan sperma melebur
membentuk satu sel zigot. Sel zigot mengandung 2n kromosom (sel diploid). Jadi, didalam
sel zigot terkandung setengah set kromosom induk jantan dan setengah set kromosom induk
betina. Artinya, zigot memiliki separo sifat induk jantan dan separo sifat induk betina.

BAB III
PENUTUP
Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwa sel merupakan unit kehidupan
dari sebuah makhluk hidup. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing layaknya
indivudu. Didalam sel terdapat bagian-bagian yang terdiri dari bagian hidup mati seperti
dinding sel dan vakuola dan bagian yang hidup seperti, plasma sel, dan organel-organel sel.
Bagian-bagian tersebut bekerja sama dalam melakukan kegiatannya. Namun, tidak semua
memiliki bgian tersebut. Pada sebagian sel prokariot hanya memiliki beberapa bagian saja.
Tak lepas dari itu, sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara
Amitosis, Mitosis, Meiosis. Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada sel meristem
stumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan. Sedangkan pada sel epitel manusia untuk
menggantikan sel-sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://biologi-news.blogspot.com/2011/01/teori-reproduksi-sel.html#ixzz1hoVtIYkk
http://samudra-fox.blogspot.com/2011/11/makalah-biologi-pembelahan-meiosis.html
http://norrapissa.blogspot.com/2011/06/definsi-dan-penjelasan-mengenai.html
http://rasyidacid.wordpress.com/2009/12/08/makalah-biologi-
%E2%80%9Csel%E2%80%9D/
Syamsuri, Istamar; Biologi SMA untuk Kelas XII: Jakarta: Erlangga, 2004

....................................................................................................

Reproduksi Sel (2) : Amitosis dan Mitosis (plus


video animasi)

Reproduksi Sel (2) : Amitosis dan Mitosis


(plus video animasi)
Sudah dibaca 24492 kali

Reproduksi sel bertujuan untuk menambah jumlah dan jenis sel, atau membentuk sel-sel lain
dengan tujuan tertentu. Ada tiga jenis pembelahan sel, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.

Pembelahan Amitosis

Pembelahan amitosis merupakan pembelahan sel yang tidak melalui urutan tahap-tahap
tertentu. Pada pembelahan ini nukleus langsung membelah menjadi dua lalu didistribusikan
pada sel anaktanpa didahului oleh pembentukan benang spindel, peleburan membran inti,
penampakan kromosom, atau ciri lain. Contoh pembelahan ini terjadi pada
bakteri, Amoeba, Paramecium, atau alga biru.
Perhatikan pembelahan pada Amoeba tersebut. Itu adalah contoh pembelahan amitosis

Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel yang melalui tahap-tahap pembelahan


tertentu, yaitu: profase, metafase, anafase, dan telofase (PMAT). Pembelahan ini memiliki
ciri sebagai berikut:

 terjadi pada pembelahan sel tubuh (somatis)


 bertujuan untuk pertumbuhan dan regenerasi
 menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel induk semula (diploid menjadi
diploid/haploid menjadi haploid)
 berlangsung dalam satu kali PMAT

Tahap-tahap yang berlangsung pada pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:

1. Profase : Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan paling banyak
memerlukan energi. Peristiwa yang berlangsung selama profase adalah sebagai berikut:

 benang kromatin menjadi kromosom, lalu kromosom mengganda menjadi dua kromatid tetapi
masih melekat dalam satu sentromer
 membran inti dan nukleolus lenyap
 sentrosom memisah menjadi dua sentriole, dan diantaranya terbentang benang spindel
2. Metafase : Pada tahap ini kromosom
terletak berjajar pada bidang ekuator.
Bagian sentromer kromosom berikatan
dengan kinetokor yang berhubungan dengan
benang spindel. Pada fase ini kromosom
tampak paling jelas terlihat sehingga
jumlahnya mudah diidentifikasi. Metafase
adalah tahap yang memerlukan energi
terkecil dan waktu yang paling singkat.

3. Anafase : Saat anafase sentromer


membelah, lalu benang spindel menarik
kromosom menuju kutub sel yang
berlawanan. Pergerakan kromosom tersebut
dipengaruhi oleh enzim dynein.

4. Telofase : Pada tahap ini terjadi peristiwa


sebagai berikut:

 Kromosom berubah menjadi benang


kromatin
 Membran inti dan nukleolus terbentuk
kembali
 Terjadi sitokinesis (pembagian
sitoplasma) sehingga dihasilkan dua sel
yang identik dengan sel semula

Agar lebih jelas perhatikan video tentang pembelahan mitosis berikut ini:
Siklus sel

Di antara mitosis pertama dan mitosis berikutnya terdapat interfase. Saat interfase sel tidak
membelah melainkan aktif melakukan metabolisme untuk pertumbuhan dan pembentukan
energi untuk pembelahan mitosis berikutnya. Interfase tidak termasuk dalam tahap PMAT
dan dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:

 G1 (gap 1) : merupakan akhir mitosis dan awal sintesis (presintesis), pada fase ini sel
mulai tumbuh membesar
 S (sintesis) : terjadi duplikasi organel dan sintesis DNA, pada tahap ini sel aktif
melakukan metabolisme, tumbuh, dan berkembang
 G2 (gap2) : merupakan akhir fase sintesis (postsintesis) dan awal dari mitosis berikutnya

Demikian seterusnya, setelah selesai melakukan pembelahan pada tahap mitotik, sel akan
masuk interfase, dilanjutkan mitosis lagi, dan seterusnya. Hampir pada setiap kasus misalnya
pembelahan sel untuk penyembuhan luka (regenerasi), sel akan berhenti membelah manakala
luka telah sembuh. Itulah salah satu kehebatan sel. Tahu kapan harus membelah, dan tahu
kapan harus berhenti. Sel yang tahu diri untuk berhenti dari pembelahan akan masuk ke fase
G0 atau fase stationer. Pada tahap ini sel tidak akan melakukan pembelahan. Jika terjadi luka,
sel segera memasuki fase G1 untuk melakukan pembelahan. Sel yang tidak tahu diri,
harusnya masuk G0 tetapi nekat masuk ke G1, itulah yang disebut sel tumor atau kanker.
...........................................................................

Apa Itu Pengertian Pembelahan Sel


Standard
Apa Itu Pengertian Pembelahan Sel? Pembelahan sel adalah proses yang sel lalui dalam
rangka untuk memisahkan. Sel bisa membagi karena beberapa alasan, dan ada dua jenis
pembelahan sel tergantung pada tujuan. Pembelahan sel yang terkait dengan reproduksi
seksual adalah salah satu jenis, yang disebut meiosis. Jenis lain, pembelahan sel yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan sel penggantian atau perbaikan, disebut mitosis.
Dalam kedua jenis pembelahan sel, nukleus membelah dan DNA direplikasi.

Pembelahan Sel

Pembelahan sel yang disebut mitosis menghasilkan sel anak yang memiliki semua bahan
genetik dari sel induk – satu set lengkap kromosom. Namun, kromosom bukan satu-satunya
bahan yang perlu dibagi dan dipindahkan ke sel anak: ada sitoplasma dan membran sel untuk
membelah juga. Sitokinesis adalah proses membagi sitoplasma dan membran sel, dan proses
ini dapat mengikuti segera setelah mitosis atau terjadi secara terpisah, tergantung pada
organisme yang terlibat. Bersama-sama, kedua proses membentuk fase mitosis dari siklus sel.

Tahap pembelahan sel

Tahapan pembelahan sel adalah profase, metafase, anafase, dan telofase, dan ini terjadi di
kedua mitosis dan meiosis. Sebuah fase kelima disebut prometaphase terjadi antara profase
dan metafase ditunjuk oleh beberapa, tetapi tidak semua sumber. Interfase, yang bukan
merupakan bagian dari mitosis, adalah tahap persiapan selama sel induk membuat salinan
materi genetik sehingga setiap sel anak dapat memiliki satu set lengkap. Oleh karena itu,
mitosis adalah proses yang berkelanjutan dan berulang-ulang, bergantian dengan interfase.

Meiosis, di sisi lain, mengurangi jumlah kromosom setengahnya, sehingga, misalnya, sel
telur dan sperma manusia, disebut gamet, masing-masing memiliki 23 kromosom dan dapat
bergabung untuk menghasilkan zigot memiliki 46. Ini memiliki dua fase divisi, sedangkan
mitosis hanya memiliki satu. Meiosis pada hewan disebut gametogenesis, khususnya,
spermatogenesis, memproduksi sperma, pada laki-laki dan oogenesis, menghasilkan telur
atau Ovum, pada wanita. Dalam keadaan tidak disatukan, sel telur dan sperma yang disebut
sel haploid – hanya memiliki satu set kromosom, dan mereka menjadi diploid – memiliki
sepasang setiap jenis kromosom – lagi ketika mereka bersatu selama pembuahan.

Meiosis khusus bekerja untuk menggabungkan materi genetik dari dua individu. Ketika
hanya ada satu orang tua dalam siklus reproduksi – misalnya, pada pakis, yang mereproduksi
melalui spora – sel anak harus memiliki materi genetik penuh – semua kromosom – dari sel
induk. Oleh karena itu, dalam kasus penciptaan spora – sporogenesis – reproduksi dicapai
tanpa meiosis.

.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap sel dapat memperbanyak


diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses pembelahan. Pada makhluk hidup bersel tunggal,
pembelahan sel tersebut merupakan cara untuk berkembang biak. Misalnya pada bakteri atau
protozoa, terjadi proses pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak, reproduksi sel mengakibatkan bertambah banyaknya sel-sel
tubuh, dan dengan demikian terjadilah pertumbuhan tubuh makhluk hidup. Misalnya, sel-sel pada
tubuh anak kucing membelah diri mengakibatkan tubuh anak kucing bertambah besar. Selain itu,
reproduksi sel juga menyebabkan dihasilkannya sel-sel gamet(sel kelamin). Kucing jantan
menghasilkan sperma dan kucing betina menghasilkan ovum. Pembelahan sel adalah suatu proses
dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu
pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan meiosis’.
Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin
pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama :
G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis. Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda
melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang
lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa
pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang
sangat cepat untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada
organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang
sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis
bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu
beberpa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa
bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba,
paramecium, didinum, dan euglena. Amitosis adalah pembelahan inti secara langsung diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel
pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses
pertumbuhan sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang
didahului dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan
amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya
pada sel bakteri. Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel
identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri
pembelahan secara meiosis adalah: 1. Terjadi di sel kelamin 2. Jumlah sel anaknya 4 3.
Jumlah kromosen 1/2 induknya 4. Pembelahan terjadi 2 kali Meiosis hanya terjadi pada fase
reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom
homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada
meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan pembelahan meiosis
II. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis? 2.
Bagaimana siklus pada sel? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pembelahan sel secara amitosis,
mitosis, dan meiosis. 2. Untuk mengetahui siklus sel. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian
Reproduksi Sel Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri,
baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel pada organisme uniseluler
merupakan suatu cara bagi organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya. Sedangkan, bagi
organisme multiseluler, pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Misalnya, pada manusia, sel-sel memperbanyak diri sehingga tubuh manusia tersebut menjadi besar
dan tinggi. Selain itu, reproduksi sel pada organisme multiseluler juga menghasilkan sel-sel gamet
yang berguna pada saat perbanyakan secara generatif (reproduksi organisme melalui proses
perkawinan). Reproduksi sel merupakan proses penggandaan materi genetik (DNA) yang terdapat di
dalam nukleus. Sehingga, menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki materi genetik yang sama.
Tujuan sel bereproduksi adalah: 1. Perbanyakan sel sehingga terjadi pertumbuhan 2. Pembentukan sel
baru yang berbeda dari induknya 3. Pembentukan sel baru yang tentu lebih muda dan sama dengan
yang sebelumnya. 4. Pembentukan Jaringan 5. Regenerasi sel 6. Pembentukan individu baru dan
lain-lain Sel yang membelah disebut sel induk, dan hasil pembelahannya disebut sel anak. Sel induk
memindahkan salinan informasi genetiknya (DNA) ke sel anak. Jika transformasi genetik itu langsung
(amitosis) dan jika melalui tahapan (mitosis/miosis) Untuk menyampaikan informasi genetik
tersebut tentu sel induk harus melipat gandakan informasi genetik yang dimilikinya (DNA) melalui
replikasi (duplikasi) sebelum melaksanakan pembelahan atau reproduksi sel, replikasi itu terjadi pada
waktu Interfase ( istirahat sel tidak membelah) tepatnya pada fase Sintesa (S). B. Bentuk-Bentuk
Pembelahan Sel Berdasarkan ada tidaknya tahap-tahap pembelahan, reproduksi sel dibedakan atas:
1. Pembelahan langsung (Amitosis / pembelahan biner) Pada organisme uniseluler misalnya
bakteri, protozoa dan ganggang bersel satu, terjadi proses pembelahan secara langsung, yang artinya
proses pembelahan itu tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Pembelahan itu dikenal juga
dengan pembelahan amitosis. Satu sel induk akan membelah secara langsung menjadi dua, dua
menjadi empat, empat menjadi delapan dan seterusnyadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi
delapan dan seterusnya hingga sel itu bertambah banyak. Setiap sel membelah menjadi dua sel yang
sama (identik) sehingga disebut juga pembelahan biner. Pembelahan biner terjadi misalnya pada
perkembangbiakan amoeba. Pada proses pembelahan langsung ini setiap sel anak mewarisi sifat-sifat
induknya. Dengan kata lain, pembelahan langsung senantiasa menghasilkan keturunan yang identik.
Prosesnya didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma dan
akhirnya sel itu terbagi menjadi dua sel anak. 2. Pembelahan tidak langsung (mitosis dan meiosis)
Pembelahan sel yang terjadi melalui tahap-tahap pembelahan. Dilakukan oleh organisme eukariotik
seperti sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia, yang tentu mereka semuanya punya lebih dari satu
sel ( multicelluler). a. Pembelahan Mitosis Pembelahan yang bertujuan untuk 1. Mengganti
atau memperbaiki jaringan tubuh yang sudah rusak atau aus, 2. Pertumbuhan ( perbanyakan sel
sehingga baik kwantitas dan kwalitasnya
bertambah). 3. Membentuk Jaringan karena produk
pembelahan ini kromosom/sifat induk sama dengan sifat anakannya , artinya karena membentuk
jaringan baik sel baru dan lama sama. Pembelahan mitosis mempunyai karakter yaitu: 1.
Berlangsung pada sel somatic 2. Menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya.
3. Melakukan pembelahannya sekali 4. Antar pembelahan satu dengan yang kedua diselingi
dengan fase interfase ( istirahat tidak membelah ) 5. Anakan selnya mempunyai
jumlah kromosom yang sama dengan induk sifatnya sama dengan induk mempunyai kemampuan
membelah lagi, ini tidak terjadi pada anakan hasil miosis 6. Pada organisme bisa terjadi pada usia
muda , dewasa , ataupun usia tua , yang pada pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa
tidak pada organisme yang usianya muda 7. Tahapannya I-P-M-A-T interfase dulu baru PMAT
lagi berikut uraiannya Tahapan Pembelahan Mitosis adalah : 1). Interfase Merupakan fase istirahat
dari pembelahan sel. Namun tidak berarti sel tidak beraktifitas justru tahap ini merupakan tahapn yang
paling aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan. Terbagi atas tiga fase, yaitu: a). Fase G1
(growth 1/pertumbuhan 1) Merupakan fase paling aktif berlangsung selama 9 jam. Pada fase ini sel
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase ini sel bertambah ukuran dan volumenya. b).
Fase S (Sintesis) Merupakan fase sintesis DNA atau duplikasi kromosom, dengan waktu 10 jam c).
Fase G2 (Growth 2/Pertumbuhan 2) Merupakan fase yang didalamnya terjadi proses sintesis protein.
Pada fase ini sel siap untuk mengadakan pembelahan Sekali lagi bahwa fase Mitosis tidak diawali
dengan Interfase tetapi Fase Profase , karena Interfase merupakan persiapan mitosis , merupakan fase
istirahat sel tidak membelah. Sedangkan Mitosis itu Fase sel melakukan pembelahan / reproduksi . 2).
Fase Profase Merupakan tahap awal dari pembelahan sel secara mitosis maupun miosis , yang
ditandai dengan: a). Kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom , kemudian kromosom
mengganda membentuk kromatida. b). Membran nukleus dan nukleolus (anak inti) menghilang c).
Sentriol memisah diri menuju kutub yang berlawanan. d). Benang spindel yang keluar dari masing
masing sentriol pada kutub berbeda mengatur diri memegang masing kromatid yang tidak teratur itu.
e). Segera mendorong kromatid yang terbengkalai itu menjadi sangat teratur menuju ke bidang
equator. 3). Metafase Tahap ini ditandai dengan : a). Kromatid / kromosom mengatur diri pada bidang
equator / bidang pembelahan berhadap hadapan . b). Setiap sentromer memiliki dua kinetokor yang
masing-masing dikaitkan oleh benang spindle c).Tentu Kromosom yang berhadapan itu sudah
membawa sandi genetik yang sama karena memang visinya membentuk 2 sel yang sama. 4). Anafase
Tahap ini ditandai dengan: a). Kedua kromatid berpisah menuju kutub yang berlawanan b).Keadaan
sel jadi memanjang , membran sel melekuk, pada akhir anaphase c). Pada fase ini tentu set kromosom
terjadi pemisahan / pengurangan dari tetrad kromosom ketika berhadapan pada fase metafase terpisah
menjadi masing masing 2n (diploid) 5). Telofase Tahap ini ditandai dengan : a). Kromosom /
kromatid telah sampai di kutub-kutub yang berlawanan b). Terbentuk sekat pemisah sehingga sel
terlihat terbentuk 2 sel dengan masing masing 1 inti c). Membran nukleus terbentuk membungkus
kromosom dan nukleolus mulai tampak d). Kromosom menipis dan memanjang menjadi kromatin dan
akhirnya tak terlihat lagi e). Terjadi sitokinesis (Membran plasma melekuk) yang di dahului oleh
Karyokinesis (inti jadi 2) dan akhirnya terlihat sel membelah menjadi 2 Gambar Mitosis b.
Pembelahan Meiosis (Pembelahan Reduksi) Pembelahan ini terjadi bukan di sel kelamin namun di
kelenjar kelamin seperti testes atau ovarium dimana pembelahan untuk membentuk sel kelamin
(n)dari sel tubuh (2n /diploid) , sel tubuh yang membentuk tidak sembarangan sel tubuh tetapi sel
induk kelamin atau induk sperma /induk ovum yang mempunyai nama latin Spermatogonium
/Oogonium kedua induk itu terus dibentuk namun jelas secara mitosis ( 2n -2n). Pembelahan meiosis
bertujuan 1). Untuk membentuk sel-sel kelamin. 2). Membentuk pengurangan jumlah kromosom
(mereduksi) 3). Pereduksian bertujuan untuk membentuk hasil zygot dari perteuan dua sel kelamin
yang selalu sama dengan individu yang ada /individu sebelumnya 4). Untuk mencapainya Pembelahan
meiosis berlangsung melalui dua tahapan pembelahan, yaitu miosis 1 dan miosis 2 secara langsung
tanpa penggandaan lagi karena harus ada reduksi kromosom Tahapan pembelahan meiosis adalah
sebagai berikut: Karena dari sel tubuh yang bisa membentuk sel kelamin maka diawali dengan Fase
dimana sel tumbuh dan berkembang. Merupakan tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan sel.
Pada fase ini terjadi peristiwa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan. Akhir dari
fase dihasilkan dua salinan DNA dan siap berubah menjadi kromosom. 1. Meiosis I Profase I
Profase I merupakan tahap terpanjang dan dibandingkan tahapan meiosis 1 lain. Benang-benang
kromatin semakin menebal dan pendek, membentuk kromosom. Kromosom menggandakan diri,
jumlahnya dua kali lipat. Kromosom yang homolog berpasangan membentuk sinapsis. Pasangan
kromosom yang homolog itu tersusun atas 4 kromatid sehingga disebut tetrad. Karena kromatid saling
menempel, maka ada kemungkinan terjadi tukar menukar gen antara kromatid-kromatid tersebut.
Peristiwa tukar menukar gen ini disebut pindah silang. Pada profase I terjadi beberpa tahapan, yaitu
sebagai berikut. Leptonema (leptoten), kromatin membentuk kromosom. Zigonema (zigoten),
terbentuk pasangan kromosom homolog. Pakinema (pakiten), kromosom mengganda menjadi 2
kromatid. Diplonema (diploten), kromatid menebal, membesar, rapat, dan bergandengan. Diaknesis,
terjadi pindah silang rekombinasi gen, dan sentriol berpisah. Metafase I Pasangan kromosom homolog
/tetrad berada didaerah ekuator. Pasangan kromosom homolog itu mengatur diri di daerah ekuator
sehingga dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan setengah pasangan
kromosom homolog mengarah ke kutub yang lain. Sentrosom menuju ke kutub dan mengeluarkan
benang-benang spindel. Anafase I Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing. Tidak
seperti pada mitosis mengalami pembelahan sentromer, pada meiosis tidak terjadi pembelahan
sentromer. Akibatnya, setiap kromosom yang bergerak menuju ke kutub sel itu mash mengandung
dua kromatid atau masih berpasangan. Telofase I Setelah kromosom yang berpasangan tiba dikutub
masing-masing, terbentuklah membran nukleus, yang diikuti pula oleh proses sitokenesis
(pembelahan sitiplasma sel). Kini terbentuk dua sel anak, setiap sel mengandung n kromosom
sehingga pada akhir telofase I terbentuk dua sel anak yang haploid. Pada saat ini, sel sudah siap
memasuki pembelaha meiosis II. 2. Meiosis II Meiosis II mirip dengan mitosis. Tahapan
selengkapnya sebagai berikut. Profase II Pada fase awal, benang kromatin menebal dan memendek
membentuk kromosom. Pada fase ini tidak terjadi proses penggandaan kromosom sehingga jumlah set
kromosom tetap. Metafase II Kromosom mengumpul di daearah ekuator. Setengah kromosom
mengarah ke kutub masing-masing. Sentromer terbagi dua, masing-masing mengarah ke kutu,
sehingga tempat melekatnya kromosom pada benang-benang sppindel , seperti pada mitosis. Anafase
II Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing. Telofase II Setelah kromosom sampai di
kutub masing-masing, terbentuklah membran inti. Tiap – tiap inti mengandung n kromosom(sel
haploid). Akhirnya diikuti oleh proses sitokinesis sehingga seluruhnya terbentuk empat sel anak
haploid. Gambar Meiosis Perbedaan antara Mitosis dan Meiosis Adapun perbedaan antara
pembelahan mitosis dan meiosis adalah: Pembeda Mitosis Meiosis Tahap pembelahan Satu kali Dua
kali Jumlah sel anak Dua sel Empat sel Jumlah kromosom sel anak Sama dengan sel induk Setengah
dari sel anak Sifat kromosom anak Diploid (2n) Haploid (n) Tempat pembelahan Sel tubuh Sel
kelamin C. SIKLUS SEL Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa
duplikasi kromosom sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada eukariotik
(sel bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi sebelum berlangsungnya
proses pembelahan sel, mitosis atau meiosis. Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa
duplikasi akurat sejumlah besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi
tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. Siklus sel yang berlangsung kontinu dan berulang
(siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan sebuah proliferasi membutuhkan transisi unidireksional dan
teratur dari satu fase siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi
seyogyanya diselesaikan sebelum jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase
mitosis sebelum selesainya tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi. Di antara mitosis
pertama dan mitosis berikutnya terdapat interfase. Saat interfase sel tidak membelah melainkan aktif
melakukan metabolisme untuk pertumbuhan dan pembentukan energi untuk pembelahan mitosis
berikutnya. Interfase tidak termasuk dalam tahap PMAT dan dibedakan dalam tiga tahap, yaitu: G1
(gap 1): merupakan akhir mitosis dan awal sintesis (presintesis), pada fase ini sel mulai tumbuh
membesar S (sintesis): terjadi duplikasi organel dan sintesis DNA, pada tahap ini sel aktif melakukan
metabolisme, tumbuh, dan berkembang G2 (gap2) : merupakan akhir fase sintesis (postsintesis) dan
awal dari mitosis berikutnya Demikian seterusnya, setelah selesai melakukan pembelahan pada tahap
mitotik, sel akan masuk interfase, dilanjutkan mitosis lagi, dan seterusnya. Hampir pada setiap kasus
misalnya pembelahan sel untuk penyembuhan luka (regenerasi), sel akan berhenti membelah
manakala luka telah sembuh. Itulah salah satu kehebatan sel. Tahu kapan harus membelah, dan tahu
kapan harus berhenti. Sel yang tahu diri untuk berhenti dari pembelahan akan masuk ke fase G0 atau
fase stationer. Pada tahap ini sel tidak akan melakukan pembelahan. Jika terjadi luka, sel segera
memasuki fase G1 untuk melakukan pembelahan. Sel yang tidak tahu diri, harusnya masuk G0 tetapi
nekat masuk ke G1, itulah yang disebut sel tumor atau kanker. Sel yang mempunyai kemampuan
membelah adalah sel "muda" atau sel immature yang belum memiliki fungsi tertentu. Pada kondisi
lingkungan yang mendukung sel akan memasuki siklus sel dan menghasilkan 2 sel identik. Sel yang
tidak lagi membelah akan keluar dari siklus dan berdeferensiasi menjadi sel yang mature dengan
struktur dan fungsi tertentu. Pada dasarnya siklus sel terdapat 2 fase utama yaitu fase S (DNA sintesis)
dan fase M (Mitosis). Pada fase S terjadi duplikasi kromosom, organele dan protein interseluler dan
pada fase M terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel. Sebagian besar sel memerlukan waktu
ekstra untuk proses sintesis sehingga pada siklus sel terdapat ekstra fase Gap yaitu Gap 1 antara fase
M dan fase S serta Gap 2 antara fase S dan Mitosis. Hal ini mendasari pembagian fase menjadi 4 fase
yaitu Fase G1, Fase S, Fase G2 (ketiganya disebut Interfase) dan fase M (mitosis dan sitokinesis).
Interfase adalah fase istirahat, sel ini sebenarnya sangat aktif secara biokimia walaupun terlihat tidak
ada perubahan morfologi (waktu lama, 23 jam dalam 1 siklus 24 jam). M phase (mitosis) merupakan
inti dari siklus sel dan secara morfologi terjadi perubahan yang jelas teramati berupa kromosom yang
tertarik ke kutub, sitogenesis dan akhirnya sel terbagi menjadi dua (waktu cepat, 1 jam dalam 1 siklus
24 jam). Fase Gi dan G2 bukan hanya sebagai ekstra waktu proses sintesis namun juga berperan
sebagai ekstra waktu bagi sel untuk memonitor kondisi lingkungan internal dan eksternal sebelum
masuk ke fase S dan M. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung maka sel berhenti berprogress pada
G1 dan bahkan memasuki kondisi resting state pada Go (G zero). Go ini dapat berlangsung selama
berhari-hari, bertahun-tahun atau sampai sel mati. Jika kondisi lingkungan mendukung dan terdapat
sinyal untuk tumbuh maka sel akan memulai proses pada suatu titik akhir G1 yang disebut titik
"Start". Setelah melalui titik ini sel akan mulai masuk fase S ditandai dengan Replikasi DNA yang
terus berlangsung bahkan walau signal pertumbuhan dan pembelahan sudah tidak ada. Jenjang reaksi
yang terjadi pada siklus sel, sangat mirip dengan relasi substrat-produk dari sebuah lintasan
metabolik. Produk dari sebuah jenjang reaksi akan berfungsi sebagai substrat pada jenjang berikutnya,
demikian pula dengan laju reaksi jenjang yang pertama akan menjadi batas maksimal laju reaksi pada
jenjang berikutnya. Transisi antara jenjang reaksi ditentukan oleh lintasan pengendali ekstrinsik dan
intrinsik yang terdiri dari beberapa cekpoin, sebagai konfirmasi selesainya reaksi pada suatu jenjang
sebelum jenjang berikutnya dimulai. Kedua lintasan kendali dapat memiliki cekpoin yang sama.
Lintasan kendali instrinsik akan menentukan setiap tahap berjalan sebagaimana mestinya. Fasa S, G2
dan M pada sel mamalia dikendalikan oleh lintasan ini, sehingga waktu yang diperlukan untuk fase
tersebut, tidak jauh bervariasi antara satu sel dengan sel lain. Lintasan kendali ekstrinsik akan
berfungsi sebagai respon terhadap kondisi di luar sel atau telisik defisiensi sel. Defisiensi lintasan
kendali intrinsik seringkali menyebabkan kanker. Penyimpangan pada protein yang mengendalikan
cekpoin siklus fase sering ditemukan pada penderita kanker. D. FASA PADA SIKLUS SEL Pada
sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang disebut
pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua
fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2: Fasa S (sintesis) Merupakan tahap
terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam
untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama
dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M. Fasa M (mitosis) Fase mitosis
terdiri dari profase, prometafase, metaphase, anaphase dan telofase. Tahapan pembelahan inti ini
masing-masing tidak sama waktunya. Fase mitosis atau fase pembelahan terdiri dari karyokinesis atau
pembelahan nukleus dan sitokinesis atau pembelahan sitoplasma. Interval waktu fase M
kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan
tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M
terjadi beberapa jenjang fase, yaitu: a). Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan
pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma. Pada periode profase
terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma.Pada nukleus, nukleuli menghilang.Serabut-serabut
kromatin menjadi lebih menggulung rapat dan melipat sehingga kian pendek dan tebal berubah
menjadi kromosom, yang besar dan tampak jelas. Kromosom kemudian berduplikasi menjadi dua
kromatid anak yang sama, dan kemudian bergabung pada sentromer. Spindle mitosis terbentuk di
sitoplasma, tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan protein, tersusun teratur di antara dua
sentrosom. Selama profase sentrosom bergerak berlawanan satu sama lain dan nampaknya bergerak
sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul diantara dua sentrosom.
b).Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung 2 kromatid
mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase). Menjelang metafase, beberapa ujung
mikrotubul gelendong mitotic menempel pada setiap kinetokor yang berada di dekatnya.Membran inti
terpotong-potong. Mikrotubul dari spindle sekarang dapat masuk ke dalam inti dan berhubungan
dengan kromosom yang telah menjadi lebih padat. Berkas mikrotubul dinamakan serabut spindel,
yang meluas dari setiap kutub kearah ekuator sel. Setiap kromatid dari kromosom kini memiliki
struktur khusus yang dinamakan kinetokor, yang terletak pada daerah sentromer.Mikrotubul yang
menambat pada kinetokor dinamakan mikrotubul-kinetokor.Struktur ini menyebabkan kromosom
bergerak. Mikrotubul yang lain, mikrotubul-nonkinetokor, tersusun radier dari kutub menuju ke
ekuator sel tanpa menambat pada kromosom. c). Metafase. Kondensasi kromosom pada bidang
ekuatorial mencapai titik puncaknya. Pada metaphase, mikrotubul kinetokor memegang peranan
penting yaitu mengatur letak dan arah kromosom terhadap sumbu gelendong mitotic dan mengatur
dan menggerakkan kromosom ke bidang ekuatorial.Sentrosom berada pada kedua kutub sel yang
berlawanan. Kromosom berada pada bidang metaphase, bidang yang mempunyai jarak yang sama
antara spindle kedua kutub. Spindel sentromer dari semua kromosom lurus satu sama lain pada bidang
metaphase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan kromatid anak berlawanan kutub sel.
Karena itu kromatid yang sama dari setiap kromosom menambat pada mikrotubul-kinetokor yang
tersusun radier dari kutub yang berlawanan dari sel induk. d). Anafase. Tiap sentromer
mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub. Pada
anafase terjadi pemisahan kromatida kromosom.Pada fase ini terjadi tarikan ke kutub sehingga
kromatid terpisah.Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki
sentromer sendiri-sendiri.Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai calon kromosom.Spindle mulai
menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan.Hal ini dikarenakan mikrotubul kinetokor
menambat pada sentromer.Mikrotubul kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel.
Pada saat yang bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh. Akhir dari anafase kedua kutub sel
sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari kromosom. e. Telofase. Kromosom pada tiap kutub
mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma
perlahan mulai membelah. Pada fase telofase, mikrotubul nonkinetokor selalu memanjang dan anak
inti mulai terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom berada dalam keadaan terhimpun.Membran
inti terbentuk dari potongan-potongan membran inti sel induk dan bagian lain dari system
endomembran. Sitokinesis terjadi pada saat anaphase dan telofase.Pada sel hewan, tanda pertama
yang terlihat adalah melekuknya selaput sel selama anaphase.Pelekukan terjadi di daerah sekat
metaphase atau bidang ekuatorial. f). Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh
interaksi antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak
yang identik. Sitokinesis pada sel tumbuhan berlangsung dengan cara yang berbeda. Sitoplasma
dibagi dua oleh pembentukan dinding sel baru di dalam sel induk.Sekat sel mulai terbentuk di bidang
antara dua nukeus anakan.Sekat sel berhubungan dengan sisa mikrotubul kutub gelendong mitotic
yang membentuk suatu struktur yang disebut fragmoplas.Struktur ini mengandung dua perangkat
mikrotubul yang berhadapan. Vesikuli kecil yang berasal dari kompleks golgi dan berisi prazat
dinding sel tersusun sepanjang mikrotubul disebelah menyebelah fragmoplast dan diangkut kearah
bidang ekuatorial yang selanjutnya membentuk sekat sel. Sitokinesis terdiri atas dua macam, yaitu:
1). Disjunctive Sitokinesis yang disjunctive, menghasilkan sel-sel anak yang lepas-lepas. Contoh:
Profiliferasi limfosit dalam reaksi immune, sehingga terbentuk klon. Sel tidak berhubungan /
berlekatan satu sama lain 2). Astral Sitokinesis astral menghasilkan sel-sel anak yang masih
berhubungan / berlekatan. Contoh: Cleavage pada zygote membentuk blastula. Tiap sel dalam blastula
(blastomer) masih berlekatan dan berhubungan. Hubungan antara sel bersebelahan berupa gap
junction, yang merupakan tempat keluar masuk / transport berbagai bahan bermolekul kecil, ion, air,
dan juga terjadi perimbangan muatan listrik. 3. Fasa G (gap) Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2
adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2
sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel
yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase G0 atau “quiescent”. Pada fase ini,
sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara
aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fase
tersebut hingga terjadi apoptosis. Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel
tersebut dapat masuk kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel,
mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi. Interfase Merupakan sebuah jedah panjang
antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk fase G1, S, G2. Interfase terdiri dari tiga
tahapan yaitu tahap G1, S dan G2.G1 dimana terjadi aktivitas biosintesa yang tinggi.Sel sedang aktif
mensintesa ARN (transkripsi) dan protein (transisi) serta membentuk sitoplasma baru, yang nantinya
merupakan bahan untuk membina sel anak.Peristiwa ini mendorong inti dan sitoplasma
membesar.Lama G1 30-40% dari waktu daur. Tahap S yaitu merupakan tahap replikasi dan
transkripsi DNA, Dengan demikian sel anak mengandung bahan genetis yang sama dengan sel induk.
Lamanya juga 30-40% dari waktu satu daur Tahap G2 merupakan tahap persiapan diri sel untuk
membelah. Nukleus masih nyata dibungkus membran inti mengandung satu atau lebih nucleolus. Dua
sentrosom muncul di luar inti, terbentuk selama awal interfase melalui proses replikasi dari sentrosom
tunggal. Mikrotubul meluas dari sentrosom dalam susunan radial dinamakan aster).Kromosom telah
menduplikasi (selama fase S) tetapi dalam keadaan ini tidak dapat dibedakan sendiri-sendiri, karena
masih dalam bentuk serabut kromatin yang terkemas longgar.Pada periode ini semua bahan
sitoplasma dan organel menjadi rangkap dua.Lamanya 10-20% dari waktu daur. Siklus sel diatur oleh
tiga macam molekul sebagai faktor pengontrol yaitu: 1. S-fase activator yang mengaktifkan fase S dan
terdapat hanya pada sitoplasma fase S yang bekerja memulai sintesis DNA (menginduksi untuk
memulia terjadinya replikasi DNA). 2. M-fase promoting factor yang hanya ada pada sitoplasma fase
M yang menyebabkan kondensasi kromosom. 3. M-fase delaying faktor. E. Proses Pembentukan
Gamet (Gametosis) Gametogenesis adalah proses pembentukkan sel-sel gamet, yang terjadi secara
meiosis di dalam alat perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi pada organisme dewasa. Pada hewan
dan manusia gametogenesis terjadi di testis dan ovarium. a. Spermatogenesis Merupakan proses
pembentukkan sperma yang terjadi di dalam testis. Sel kelamin jantan atau spermatozoid (sperma)
berbentuk kecil, lonjong, dan berflagela dan secara keseluruhan bentuknya menyerupai kecebong.
Flagela tersebut digunakan sebagai alat gerak di dalam medium cair. Organ penghasil sperma disebut
testis. Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir
pada manusia berjumlah sepasang. Didalam testis terdapat saluran-saluran kecil (tubulus seminiferus)
dan pada dinding saluran sebelah dalam itulah terjadi proses spermatogenesis. Pada bagian tersebut
terdapat sel-sel induk sperma yang disebut spermatogonium. Spermatogonium mengalami mitosis
menjadi spermatoist primer (sel sperma primer). Selanjutnya, satu spermatosit primer mengalami
meiosis I menjadi dua sel spermatosit sekunder (haploid). Tiap-tiap sel spermatosit sekunder
mengalami meiosis II sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar, yang haploid. Mula-mula
spermatid berbentuk bulat, kemudian tumbuh menjadi sel sperma yang berflagela dan dapat bergerak
aktif. Jadi, dari satu spermatosit primer akan dihasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya
berbentuk 4 sel sperma. Tahapan spermatogenesis adalah: Terlihat pada Gambar pada Miosis 1
(sebelah kiri) terjadi pengurangan (reduksi) kromosom 2n - n Spermatogonium ( 2n) - spermatosit
primer (2n) - jadi 2 spermatosit sekunder (n) sedangkan pada miosis Ke 2 (gambar sebelah kanan)
sebenarnya itu terjadi mitosis karena dari n - n 2 Spermatocyt II membelah mitosis - 4 spermatid (n) -
yang akhirnya muncul ekor membentuk spermatozoid ( n) yang berjumlah empat sel anakan sperma
yang semua hidup b. Proses Oognesis Sel telur atau ovum adalah sel kelamin betina. Bentuknya
lebih besar dari pada sperma dan tidak dapat bergerak (pasif). Sel telur dihasilkan oleh sepasang
ovarium atau kelenjar telur, kiri dan kanan. Berbeda dengan testis yang berada di luar tubuh, ovarium
berada di dalam rongga tubuh, di sekitar pinggang. Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium
dan didahului oleh pembelahan mitosis sel induk ovum (oogonium). Hasil pembelahan adalah oosit
primer. Pada proses meiosis I. Oosit primer membelah menjadi dua sel yang tidak sama, yaitu satu sel
berukuran besar disebut oosit sekunder dan satu sel lagi berukuran kecil, disebut badan kutub
pertama. Pada proses meiosis II, oosit sekunder (n)membelah menjadi dua sel yang tidak sama
besarnya. Satu sel berukuran besar disebut ootid yang mengandung nukleus, kuning telur dan
sitoplasma sel. Sedangkan satu sel yang lain berukuran kecil dan hanya mengandung nukleus dan
disebut badan kutub kedua. Badan kutub pertama juga mengalami meiosis II membentuk dua sel
kecil badan kutub ke dua. Dengan demikian pada akhir meiosis II berbentuk 4 buah sel, yaitu satu sel
besar yang disebut ootid, dan tiga sel kecil yang disebut dengan badan kutub(polosit). Ootid dapat
tumbuh menjadi ovum dewasa tanppa mengalami pembelahan sel lagi. Sementara itu tiga sel badan
kutub yang berukuran kecil mengalami degenerasi (penyusutan) dan tidak berfungsi. Sehingga pada
akhir proses oogenesis hanya satu tinggal satu sel ovum yang fungsional. Satu sel ovum tersebut
mengandung nukleus, kuning telur, sitoplasma, ribosom, dan organel sel lainnya dalam jumlah yang
cukup. Keadaan demikian penting untuk proses pertumbuhan zigot kelak dikemudian hari. Berbeda
dengan individu jantan yang setiap kali dapat mengelurakan sperma dengan jumlah banyak, individu
betina biasanya hanya menghasilkan satu ovum dalam setiap ovulasi. Pada bebarapa mamalia
misalnya tikus , kelinci, dan kambing, individu betina dapat menghasilkan ovum lebih dari satu.
Ovulasi lebih dari satu dapat terjadi pada ovarium sebelah kiri dan atau kanan atau secara bersaman.
Gambar Proses Oogenesis Perbedaan antara Spermatogenesis dengan Oogenesis terletak pada: 1.
jumlah sel anakan yang fungsional 2. ukurannya 3. tempat terjadinya Persamaan antara
Spermatogenesis dengan Oogenesis terletak pada: 1. miosis 2. mebentuk kromosom haploid 3.
membentuk 4 sel anakan 4. harus terjadi pada individu dewasa E. Hubungan Pembelahan Mitosis
dan Meiosis dengan Pewarisan Sifat Telah diuraikan bahawa sifat makhluk hidup tersimpan di dalam
kromosom dalam bentuk sepenggal DNA yang dikenal sebagai gen. Agar sifat-sifat induk dapat
diwariskan kepada keturunannya, maka diperlukan mekanisme pembagian gen. Mekanisme
pembagian gen pembawa sifat itu berlangsung pada proses pembelahan mitosis dan meiosis. 1.
Mitosis Pada profase akhir, setiap sel kromosom menggandakan diri menjadi dua set kromosom.
Artinya setiap alel (gen dan pasangannya) membentuk alel baru yang identik. Pada metafase
berlangsung pembagian kromosom, agar tiap sel anak nantinya mendpatkan jumlah set kromosom
yang sama dan identik, sehingga saat telofase yaitu saat sel telah membelah menjadi dua sel anak
memiliki set kromosom yang sama dengan sel induk. Ini berarti bahwa: 1). Semua sifat induk
diwariskam kepada kedua sel anak 2). Setiap sel anak memiliki sifat iddentik dengan sel induk
Mitosis berlangsung diseluruh jaringan tubuh, kecuali di organ pembentuk gamet. Mitosis dimulai
dari pembelahan zigot hingga proses pertumbuhan berlangsung. Karena itu hasil mitosis, yakni sel-sel
somatik (sel-sel tubuh), senantiasa identik. Pada tumbuhan, perbanyakan melalui setek dan
cangkok senantiasa menghasilkan keturunan yang identik. Keturunan yang identik juga dapat
dihasilkan melalui kultur jaringan tumbuhan. Demikian pula pada kultur jaringan hewan,. Proses
perbanyakan untuk menghasilkan individu yang identik itu disebut juga sebagai pengklonaan disebut
individu satu klona. 2. Meiosis Jika pada pembelahan mitosis satu sel induk menghasilkan dua sel
anak idenik, maka pada pembelahan meiosis satu sel induk menghasilkan empat sel anak. Setiap sel
anak hasil meiosis mewarisi setengah set kromosom sel induk. Mula-mula sel induk memiliki 2n
kromosom (sel diploid) dan akhirnya terbentuk 4 sel anak masing-masing memiliki n kromosom sel
(haploid). Baik sel sperma maupun sel ovum memiliki setengah set kromosom sel induk. Jadi,
masing-masing merupakan sel haploid. Jika terjadi fertilisasi, ovum dan sperma melebur membentuk
satu sel zigot. Sel zigot mengandung 2n kromosom (sel diploid). Jadi, didalam sel zigot terkandung
setengah set kromosom induk jantan dan setengah set kromosom induk betina. Artinya, zigot
memiliki separo sifat induk jantan dan separo sifat induk betina. Bab III PENUTUP KESIMPULAN
1. Pembelahan sel ada 2 jenis, yaitu secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis, dan
meiosis:pembelahan reduksi) · Pembelahan sel secara amitosis adalah pembelahan sel yang tidak
melalui urutan tahap-tahap tertentu yang didahului dengan pembelahan inti tanpa pembentukan
benang-benang kumparan sperma (kromosom). · Pembelahan sel secara mitosis adalah proses
pembelahan sel secara tidak langsung, karena pembelahan inti didahului dengan pembentukan
benang-benang kumparan sperma yang berlangsung pada sel somatic dan sel nutfah (germ cell).
· Pembelahan sel secara meiosis adalah proses pembelahan sel di mana jumlah kromosom per sel
,dibelah dua. 2. Siklus pada sel yaitu serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa duplikasi
kromosom sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada eukariotik (sel
bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi sebelum berlangsungnya proses
pembelahan sel, mitosis atau meiosis dan merupakan fungsi sel yang paling mendasar berupa
duplikasi akurat sejumlah besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi
tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. DAFTAR RUJUKAN biodas . Rancangan
Pembelajaran. (online). (http://biodas.wordpress.com diakses 30 Maret 2013). Biologimediacentre.
Reproduksi Sel 2 Amitosis dan Mitosis. (online). (http://biologimediacentre.com diakses 30 Maret
2013). iptekdakhlan . 2009. Pembelahan Sel. (online). (http://iptekdakhlan.blogspot.com diakses 30
Maret 2013). perkembangbiakansel . Perkembangbiakan Sel. (online).
(http://perkembangbiakansel.blogspot.com/ diakses 30 Maret 2013).

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ

...........................................................................................

Reproduksi sel
Leave a commentGo to comments

A. Reproduksi Sel
Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya badan bayi hing-ga dewasa? Dari bayi, kita dapat
tumbuh menjadi bentuk sekarang ini disebabkan sel-sel di dalam tubuh kita terus-menerus
memperbanyak diri melalui pembelahan sel. Oleh karena itu, pembelahan sel meru-pakan faktor
penting dalam hidup kita. Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita. Setiap sel
dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses yang disebut
pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organ-isme bersel satu ( uniseluler ), seperti bakteri
dan protozoa, proses pem-belahan sel merupakan salah satu cara untuk berkembang biak. Proto-
zoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari
empat sel menjadi delapan, dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan bertambahnya
sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadi-lah proses pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan
sel juga berlangsung pada sel kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses
perkawinan antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah
membentuk sel-sel kelamin.
Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan wanita menghasilkan sel telur
atau ovum di dalam ovarium.
Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung
(amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis). Apa yang dimaksud
dengan pembe-lahan sel secara langsung maupun tidak langsung tersebut? Kalian akan
mengetahuinya dengan menyimak penjelasan berikut.

1. Pembelahan Sel secara Langsung


Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan ami-tosis atau pembelahan biner.
Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase
atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler
(bersel satu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat
mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang
identik (sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterus-nya.
Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan
sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat terjadi pada
organisme prokariotik atau eukariotik tertentu. Perbedaan antara organisme prokariotik dan
eukariotik, terutama berdasarkan pada ada tidaknya membran inti selnya. Membran inti sel
tersebut membatasi cairan pada inti sel ( nukleoplasma) dengan cairan di luar inti sel, tempat
terdapatnya organel sel ( sitoplasma). Organisme prokariotik tidak mempunyai membran inti sel,
sedangkan organisme eukariotik mempunyai membran inti sel. Oleh karena itu, eukariotik
dikatakan mempunyai inti sel (nukleus) sejati.
Pembelahan biner pada organisme prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri terdapat pada
daerah yang disebut nukleoid .
DNA pada bakteri relatif lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotik. DNA pada
bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga tidak perlu dikemas menjadi kromosom
sebelum pembelahan.

Contoh organisme eukariotik yang mengalami pembelahan biner adalah Amoeba. Proses
pembelahan sel pada Amoeba dapat kalian pe-lajari pada Gambar 4.2.
2. Pembelahan Sel secara Tidak Langsung (Mitosis dan Meiosis)
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui tahapan-tahapan tertentu.
Setiap tahapan pembelahan ditandai dengan penampakan kromosom yang berbeda-beda. Kalian
telah mengetahui bahwa di dalam inti sel terdapat benang-benang kromatin . Ketika sel akan
membelah, benang-benang kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian disebut
kromosom. Kromosom dapat berikatan dengan warna tertentu, sehingga mudah diamati dengan
mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang pembawa sifat. Di
dalam kromosom terdapat gen sebagai faktor pembawa sifat keturunan.
Pada waktu sel sedang membelah, terjadi proses pembagian kromosom di dalamnya. Tingkah laku
kromosom selama sel membelah dibedakan menjadi fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel.
Pembelahan sel yang terjadi melalui fase-fase itulah yang disebut pembelahan secara tidak
langsung. Mengenai fase-fase pembelahan mitosis akan dibahas pada subab tersendiri.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan mitosis dan
meiosis . Sebelum kalian mempelajari lebih jauh tentang pembelahan sel secara tidak langsung,
ada baiknya kalian lakukan rubrik Diskusi beri-kut ini.
Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau organ tu-buh organisme terjadi melalui
proses pembelahan sel secara mitosis. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang
menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya.
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan
yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel anakan. Sel anakan ini
mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel
induk memi-liki 2n kromosom, maka setiap sel anakan juga emiliki 2n kromo-som. Jumlah 2n ini
disebut juga kromosom diploid .
Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi secara aseksual. Pada manusia
dan hewan, pembelahan mitosis terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh) muda yang
mengalami pertum-buhan dan perkembangan. Sebagai contoh, sel telur yang telah dibuahi
sperma akan membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk embrio. Sel-sel pada
embrio ini terus-menerus membelah secara mitosis dan akhirnya terbentuk bayi. Pertumbuhan
manusia dari bayi hingga dewasa juga melalui mekanisme pembelahan sel secara mitosis. Inilah
salah satu bentuk kekuasaan tuhan yang harus kita syukuri.
Pembelahan meiosis yang disebut juga sebagai pembelahan reduksi merupakan pembelahan sel
induk dengan jumlah kromosom diploid (2n) menghasilkan empat sel anakan. Setiap sel anakan
mengandung separuh kromosom sel induk atau disebut haploid ( n). Pembelahan meiosis terjadi
pada proses pembentukan sel gamet (sel kelamin) pada organ reproduksi (testis atau ovarium).
Pada manusia atau hewan, sperma yang haploid dihasilkan di dalam testis dan sel telur yang juga
haploid dihasilkan di dalam ovarium. Pada tumbuhan berbunga, sel gamet dihasilkan di dalam
putik dan benang sari. Pembentukan gamet jantan dan gamet betina terjadi melalui tahapan
gametogenensis (dibahas pada subbab tersendiri). Penyatuan kedua gamet akan menghasilkan
zigot dengan variasi genetik. Ini disebabkan karena sel anakan merupakan hasil penyatuan dua sel
yang berbeda materi genetiknya. Perpaduan ini menyebabkan adanya variasi genetik.
B. Tahapan Pembelahan Mitosis
Pembelahan sel secara mitosis meliputi sejumlah tahapan tertentu. Sebenarnya, pembelahan
mitosis hanyalah sebagian kecil dari siklus sel. Siklus sel terdiri dari fase pembelahan mitosis (M)
dan periode pertumbuhan yang disebut interfase. Interfase merupakan bagian ter-besar dari siklus
sel. Interfase terdiri dari tiga sub fase, yaitu fase G1 (pertumbuhan primer), fase S (sintesis) , dan
fase G2 (pertumbuhan sekunder ).
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan yang menghasil-kan sel-sel tubuh (sel somatik).
Secara garis besar, pembelahan sel
secara mitosis terdiri dari fase istirahat (interfase ), fase pembelahaninti sel ( kariokinesis ), dan
fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Bagaimanakah ciri-ciri setiap fase pembelahan tersebut?
Untuk menge-tahuinya, simaklah penjelasan berikut.
1. Interfase (Fase Istirahat)
Pada tahap ini, sel dianggap sedang istirahat dan tidak melaku-kan pembelahan. Namun, interfase
merupakan tahap yang penting untuk mempersiapkan pembelahan atau melakukan metabolisme
sel. Pada interfase, tingkah laku kromosom tidak tampak karena berbentuk benang-benang
kromatin yang halus. Walaupun begitu, sel anak yang baru terbentuk sudah melakukan
metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis sebelum memasuki proses
pembelahan berikutnya.Apa saja kegiatan sel pada saat interfase? Pada saat interfase, sel
mengalami subfase berikut.
a. Fase Pertumbuhan Primer ( Growth 1 disingkat G1 )
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Pada subfase ini, sel-sel belum
mengadakan replikasi DNA yang masih bersifat 2n (diploid). Sementara organel-organel yang ada
di dalam sel, seperti mitokondria, retikulum endoplasma, kompleks golgi, dan or-ganel lainnya
memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel.
b. Fase Sintesis (S)
Pada subfase ini, sel melakukan sintesis materi genetik. Materi ge-netik adalah bahan-bahan yang
akan diwariskan kepada keturunannya, yaitu DNA. DNA dalam inti sel mengalami replikasi
(penggandaan jumlah salinan). Jadi, subfase sintesis (penyusunan) menghasilkan 2 salinan DNA.
c. Fase Pertumbuhan Sekunder ( Growth 2 disingkat G2 )
Setelah DNA mengalami replikasi, subfase berikutnya adalah per-tumbuhan sekunder (G2). Pada
subfase ini, sel memperbanyak organel-organel yang dimilikinya. Ini bertujuan agar organel-
organel tersebut dapat diwariskan kepada setiap sel turunannya. Pada subfase ini, rep-likasi DNA
telah selesai dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan secara mitosis. Selain itu, inti sel
(nukleus) telah terbentuk dengan jelas dan terbungkus membran inti.
Pada subfase ini, inti sel mempunyai satu atau lebih nukleolus (membran inti sel). Di luar inti
terdapat dua sentrosom yang terbentuk oleh replikasi sentrosom pada tahap sebelumnya.
Sentrosom mengala-mi perpanjangan menyebar secara radial yang isebut aster (bintang). Pada
sentrosom terdapat sepasang sentriol yang berfungsi menentukan orientasi pembelahan sel.
Walaupun kromosom telah diduplikasi pada fase S, namun pada fase G2, kromosom belum dapat
dibedakan secara individual karena masih berupa benang-benang kromatin.

Setelah ketiga tahapan interfase dilalui, sel telah siap menjalani pembelahan secara mitosis.
Seperti fase interfase, pembelahan mitosis juga terdiri dari beberapa fase. Untuk mengetahui lebih
jauh tentang fase-fase pada pembelahan mitosis, simaklah penjelasan berikut.
2. Pembelahan Mitosis
Kalian telah mengetahui bahwa pembelahan mitosis menghasil-kan sel anakan yang identik
dengan induknya. Secara garis besar, fase pembelahan mitosis terbagi menjadi dua fase, yaitu
fase pembelahan inti ( kariokinesis ) dan fase pembelahan sitoplasma ( sitokinesis).Kariokinesis
adalah fase pembelahan inti sel. Secara rinci, fase kariokinesis dibagi menjadi empat subfase,
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Sekarang, marilah kita bahas keempat subfase
tersebut.
a Profase
Pada permulaan profase, di dalam nukleus mulai terbentuk kro-mosom , yaitu benang-benang
rapat dan padat yang terbentuk akibat menggulungnya kromatin. Pada fase ini, kromosom dapat
dilihat menggunakan mikroskop. Selanjutnya, nukleolus menghilang dan terjadi duplikasi
kromosom (kromosom membelah dan memanjang) menghasilkan 2 kromosom anakan yang
disebut kromatid . Kedua kromatid tersebut bersifat identik sehingga disebut kromatid kembar
(sister chromatid ), yang bersatu atau dihubungkan oleh sentromer pada lekukan kromosom.
Perhatikan Gambar 4.6. Sentromer merupakan bagian kromosom yang menyempit, tampak lebih
terang dan membagi kromosom menjadi 2 lengan.
Pada akhir profase, di dalam sitoplasma mulai terbentuk gelendong pembelahan ( spindel ) yang
berasal dari mikrotubulus. Mikrotubulus tersebut memanjang, seolah-olah mendorong dua
sentrosom di sepanjang permukaan inti sel (nukleus). Akibatnya, sentrosom sa ling menjauh.
Proses ini kemudian berlanjut ke fase berikutnya, yaitu metafase.
b Metafase
Tahap awal metafase (prometafase) ditandai dengan semakin memadatnya kromosom (kromosom
ini terdiri dari 2 kromatid) dan
terpecahnya membran inti (membran nukleus). Hal ini menyebab-kan mikrotubulus dapat
menembus inti sel dan melekat pada struktur khusus di daerah sentromer setiap kromatid, disebut
kinetokor . Oleh karena itu, kinetokor ini berfungsi sebagai tempat bergantung bagi kromosom.
Sebagian mikrotubulus yang melekat pada kinetokor disebut mikro-tubulus kinetokor, sedangkan
mikrotubulus yang tidak memperoleh kinetokor disebut mikrotubulus non kinetokor. Sementara
itu, mikrotubulus non kinetokor berinteraksi dengan mikrotubulus lain dari kutub sel yang
berlawanan. Pada metafase, kromosom tampak
jelas.
Pada tahap metafase sesungguhnya, sentrosom telah berada pada kutub sel. Dinding inti sel
menghilang. Sementara itu, kromosom me-nempatkan diri pada bidang pembelahan yang disebut
bidang metafase. Bidang ini merupakan bidang khayal yang terletak tepat di tengah sel, seperti
garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga bidang ekuator. Pada bidang ini, sentromer dari
seluruh kromosom terletak pada satu baris yang tegak lurus dengan gelendong pembelahan.
Kinetokor pada setiap kromatid menghadap pada kutub yang berlainan (perhatikan Gambar 4.7).
Dengan letak kromosom berada di bidang pembelahan, maka pembagian jumlah informasi DNA
yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru, benar-benar rata dan sama jumlahnya.
Tahapan ini merupakan akhir dari metafase.
c Anafase
Setelah berakhirnya tahap metafase, pembelahan sel berlanjut pada tahap anafase. Tahap anafase
ditandai dengan berpisahnya
kromatid saudara pada bagian sentromer kromosom. Gerak kromatid ini disebabkan tarikan
benang mikrotubulus yang berasal dari sentriol pada kutub sel. Kalian telah mengetahui bahwa
mikrotubulus melekat pada sentromer. Hal ini menyebabkan sentromer tertarik terlebih dahulu.
Akibatnya, sentromer berada di depan dan bagian lengan kromatid berada di belakang. Struktur
ini seperti huruf V. Gerakan ini menempuh jarak sekitar 1μm (10-6 meter) tiap menit. Pada saat
bersamaan, mikrotubulus non kinetokor semakin memanjang sehingga jarak kedua kutub sel
semakin jauh. Selanjutnya, masing-masing kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan dan
berfungsi sebagai kromosom lengkap, dengan sifat keturunan yang sama (identik). Untuk
menjalankan tugasnya ini, mikrotubulus telah mengalami peruraian pada bagian kinetokornya.
Lalu bagaimanakah bidang pembelahan sel pada hewan dan tumbuhan?
Salah satu perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah ada ti-daknya sentriol. Pada sel
tumbuhan, peran sentriol digantikan oleh kromosom sehingga arah pembelahan tetap menuju ke
kutub sel. Pada sel hewan, sentriol pada kutub sel merupakan arah yang dituju oleh gerakan
kromatid saat pembelahan.
d Telofase
Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-fragmen nukleus. Bentuk
selnya memanjang akibat peran
mikrotubulus non kinetokor. Benang-benang kromatin mulai longgar. Dengan demikian, fase
kariokinesis yang menghasilkan dua inti sel anak yang identik secara genetik telah berakhir,
namun dua inti sel masih berada dalam satu sel. Perhatikan Gambar 4.9.
Agar kedua inti terpisah menjadi sel baru, perlu adanya pembelahan sitoplasma yang disebut
sitokinesis. Sitokinesis terjadi,
segera setelah telofase selesai. Pada fase sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma diikuti
pembentukan sekat sel baru, sehingga terbentuk dua sel anakan.
Pada sel hewan, sitokinesis ditandai dengan pembentukan alur pembelahan melalui pelekukan
permukaan sel di sekitar bekas bidang ekuator. Di sepanjang alur melingkar, terdapat mikrofi
lamen yang terdiri dari protein aktin dan miosin. Protein tersebut berperan dalam kontraksi otot
atau pergerakan sel yang lain. Kontraksi ini semakin ke dalam sehingga menjepit sel dan membagi
isi sel menjadi 2 bagian yang sama.
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang keras. Oleh karena itu,
pada sitokinensis tidak terbentuk
alur pembelahan. Sitokinesis terjadi dengan pembentukan pelat sel (cell plate ) yang terbentuk
oleh vesikula di sekitar bidang ekuator. Vesikula-vesikula yang dibentuk oleh badan golgi tersebut
saling bergabung. Penggabungan juga terjadi dengan membran plasma diikuti terbentuknya
dinding sel yang baru oleh materi dinding sel yang dibawa oleh vesikula.
C. Pembelahan Meiosis
Pernahkah kalian berpikir mengapa seekor kambing hanya mela-hirkan kambing, manusia
melahirkan manusia, atau sapi melahirkan sapi? Secara kodrati, makhluk hidup tertentu hanya
melahirkan makh-luk yang sejenis. Ini dikarenakan adanya ekanisme tertentu pada saat awal
perkembangbiakan. Bahkan, sebelum terbentuk calon anak di dalam rahim, mekanisme ini sudah
dimulai. Mekanisme ini dimulai pada sel-sel kelamin (sel reproduksi) calon bapak dan calon ibu.
Me-kanisme tersebut adalah pembelahan sel secara meiosis . Makhluk hidup yang sejenis
mempunyai jumlah kromosom yang sama pada setiap sel. Misalnya, manusia mempunyai 46
kromosom, ke-cuali pada sel reproduksi atau sel kelaminnya. Sel kelamin pada manusia hanya
mempunyai setengah jumlah kromosom sel tubuh lainnya, yaitu 23 kromosom. Jumlah setengah
kromosom (haploid) ini diperlukan untuk menjaga agar jumlah kromosom anak tetap 46. Kalian
telah mengetahui bahwa anak terbentuk dari perpaduan antara sel kelamin betina (sel telur) dan
sel kelamin jantan (sperma). Perpadu an kedua sel kelamin yang ma-sing-masing memiliki 23
kromosom ini akan menghasilkan sel anak (calon janin) yang mempunyai 46 kromosom. Oleh
sebab itu, pembelahan meio-sis sangat berpengaruh dalam perkembang an makhluk hidup.
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi , yaitu pe-ngurangan jumlah kromosom
pada sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet betina). Sel gamet jantan pada hewan
(mamalia) diben-tuk di dalam testis dan gamet betinanya dibentuk di dalam ovarium. Gamet
jantan pada tumbuhan dibentuk di dalam organ reproduktif berupa benang sari, sedangkan gamet
betinanya dibentuk di dalam pu-tik. Sel kelamin betina pada hewan berupa sel telur, sedangkan
pada tumbuhan berupa putik. Pada dasarnya, tahap pembelahan meiosis serupa dengan
pembelahan mitosis. Hanya saja, pada meiosis terjadi dua kali pembelahan, yaitu meiosis I dan
meiosis II. Masing-masing pembelahan meiosis terdiri dari tahap-tahap yang sama, yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase. Bagaimanakah ciri-ciri setiap tahap pembelahan meiosis
tersebut? Kalian akan mengetahuinya setelah mempelajari uraian berikut.
1. Tahap Meiosis I
Seperti halnya pembelahan mitosis, sebelum mengalami pembe-lahan meiosis, sel kelamin perlu
mempersiapkan diri. Fase persiapan ini disebut tahap interfase . Pada tahap ini, sel melakukan
persiapan berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan (seperti interfase pada
mitosis). Tingkah laku kromosom masih belum jelas terlihat karena masih berbentuk benang-
benang halus (kro-matin) sebagaimana interfase pada mitosis. Selain itu, sentrosom juga
bereplikasi menjadi dua (masing-masing dengan 2 sentriol), seperti tampak pada gambar di
samping. Sentriol berperan dalam menentu-kan arah pembelahan sel.
Setelah terbentuk salinan DNA, barulah sel mengalami tahap pembelahan meiosis I yang diikuti
tahap meiosis II. Tahap meiosis I ter-diri atas profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I,
serta sitokinesis I. Bagaimanakah ciri-ciri setiap fase pembelahan tersebut? Berikut akan dibahas
fase-fase meiosis I pada sel hewan dengan 4 kromosom diploid (2n = 2). Untuk lebih jelasnya,
simaklah penjelasan di bawah ini.
a. Profase I
Pada tahap meiosis I, profase I merupakan fase terpanjang atau terlama dibandingkan fase
lainnya bahkan lebih lama daripada tahap profase pada pembelahan mitosis. Profase I dapat
berlangsung dalam beberapa hari. Biasanya, profase I membutuhkan waktu sekitar 90% dari
keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam pembelahan meiosis. Tahapan ini terdiri dari lima
subfase, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, iploten, dan diakinesis.
1) Leptoten
Subfase leptoten ditandai adanya benang-benang kromatin yang memendek dan menebal. Pada
subfase ini mulai terbentuk sebagai kromosom homolog. Kalian perlu membedakan kromosom
homolog dengan kromatid saudara. Gambar 4.13 memperlihatkan perbedaan pasangan kromosom
homolog dengan kromatid saudara.
2) Zigoten
Kromosom homolog saling berdekatan atau berpasangan menurut panjangnya. Peristiwa ini
disebut sinapsis. Kromosom
homolog yang berpasangan ini disebut bivalen (terdiri dari 2 kro-mosom homolog). Amati kembali
Gambar 4.13.
3) Pakiten
Kromatid antara kromosom homolog satu dengan kromosom homolog yang lain disebut sebagai
kromatid bukan saudara ( non
sister chromatids ). Dengan demikian, pada setiap kelompok sinap-sis terdapat 4 kromatid (1
pasang kromatid saudara dan 1 pasang kromatid bukan saudara). Empat kromatid yang
membentuk pa-sangan sinapsis ini disebut tetrad (Gambar 4.14).
4) Diploten
Setiap bivalen me ngandung empat kromatid yang tetap berkaitan atau berpasangan di suatu titik
yang disebut kiasma
(tunggal). Apabila titik-titik perlekatan tersebut lebih dari satu disebut kiasmata. Proses perlekatan
atau persilangan kromatid-kromatid disebut pindah silang ( crossing over ). Pada proses pin-dah
silang, dimungkinkan terjadinya pertukaran materi genetik
(DNA) dari homolog satu ke homolog lainnya. Pindah silang ini-lah yang memengaruhi variasi
genetik sel anakan.
5) Diakinesis
Pada subfase ini terbentuk benang-benang spindel pembela-han (gelendong mikrotubulus).
Sementara itu, membran inti sel
atau karioteka dan nukleolus mulai lenyap.Profase I diakhiri dengan terbentuknya tetrad yang
mem-bentuk dua pasang kromosom homolog. Perhatikan lagi Setelah profase I berakhir,
kromosom mulai bergerak ke bi-dang metafase.
b. Metafase I
Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar berhadap-hadapan di
sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I). Membran inti mulai menghilang.
Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub melekat pada satu kromosom di setiap pasangan.
Sementara mikrotubulus dari kutub berlawanan melekat pada pasang-an homolognya. Dalam hal
ini, kromosom masih bersifat diploid.
c. Anafase I
Setelah tahap metafase I selesai, gelendong mikrotubulus mulai menarik kromosom homolog
sehingga pasangan kromosom homolog terpisah dan masing-masing menuju ke kutub yang
berlawanan Gambar 4.16). Peristiwa ini mengawali tahap anafase I. Namun, kromatid saudara
masih terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal. Inilah perbedaan antara
anafase pada mitosis dan meiosis. Pada mitosis, mikrotubulus memisahkan kromatid yang
bergerak ke arah berlawanan. Coba pelajari lagi tahap anafase pada mitosis.
d. Telofase I
Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub yang berlawanan. Ini berarti
setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid. Akan tetapi, setiap kromosom tetap
mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase ini, membran inti muncul kembali. Peristiwa ini
kemudian diikuti tahap selanjutnya, yaitu sitokinesis.
e. Sitokinesis
Kalian masih ingat pengertian sitokinesis pada sel hewan mau-pun tumbuhan bukan? Ya,
sitokinesis merupakan proses pembelahan sitoplasma. Tahap sitokinesis terjadi secara simultan
dengan telofase. Artinya, terjadi secara bersama-sama. Tahap ini merupakan tahap di antara dua
pembelahan meiosis. Alur pembelahan atau pelat sel mulai terbentuk (Gambar 4.17). Pada tahap
ini tidak terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel
haploid yang
mengandung setengah jumlah kromosom homolog. Meskipun demiki-an, kromosom tersebut
masih berupa kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap). Untuk menghasilkan sel
anakan yang mem-punyai kromosom haploid diperlukan proses pembelahan selanjutnya, yaitu
meiosis II. Jarak waktu antara meiosis I dengan meiosis II disebut
dengan interkinesis .
Jadi, tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan DNA pada sel anakan yang baru hasil dari
meiosis I. Meiosis II terjadi pada ta-hap-tahap yang serupa seperti meiosis I. Nah, untuk
mengetahui lebih lanjut tentang tahap meiosis II, perhatikan uraian selanjutnya.
2. Tahap Meiosis II
Tahap meiosis II juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telo-fase. Tahap ini merupakan
kelanjutan dari tahap meiosis I. Masing-masing sel anakan hasil pembelahan meiosis I akan
membelah lagi menjadi dua. Sehingga, ketika pembelahan meiosis telah sempurna, dihasilkan
empat sel anakan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa jumlah kromo-som keempat sel anakan ini
tidak lagi diploid (2n) tetapi sudah haploid
(n). Proses pengurangan jumlah kromosom ini terjadi pada tahap meio-sis II. Bagaimanakah
proses pengurangan jumlah kromosom ini terjadi? Kalian akan mengetahuinya setelah
mempelajari uraian di bawah ini.
a. Profase II
Fase pertama pada tahap pembelahan meiosis II adalah profase II (Gambar 4.18a). Pada fase ini,
kromatid saudara pada setiap sel anakan masih melekat pada sentromer kromosom. Sementara
itu, benang mi-krotubulus mulai terbentuk dan kromosom mulai bergerak ke arah bidang
metafase. Tahap ini terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.
b. Metafase II
Pada metafase II, setiap kromosom yang berisi dua kromatid, me-rentang atau berjajar pada
bidang metafase II (Gambar 4.18b). Pada tahap ini, benang-benang spindel (benang
mikrotubulus) melekat pada kinetokor masing-masing kromatid.
c. Anafase II
Fase ini mudah dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub
pembelahan yang berlawanan. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya untuk
bergerak menuju kutub yang berbeda (Gambar 4.18c). Kromatid yang terpisah ini se-lanjutnya
berfungsi sebagai kromosom individual.
d. Telofase II
Pada telofase II, kromatid yang telah menjadi kromosom menca-pai kutub pembelahan. Hasil
akhir telofase II adalah terbentuknya 4 sel haploid, lengkap dengan satu salinan DNA pada inti
selnya (nuklei).
e. Sitokinesis II
Selama telofase II, terjadi pula sitokinesis II, ditandai adanya sekat sel yang memisahkan tiap inti
sel. Akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid. Berdasarkan uraian di depan, sel-sel anakan
sebagai hasil pembelahan meiosis mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi
genetis yang dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya keturunan yang bervariasi
juga.
D. Gametogenesis dan Pewarisan Sifat
Sebelum menjadi individu baru, baik pada tumbuhan maupun hewan, tentunya diperlukan bahan
baku atau cikal bakal pembentuk in-dividu baru tersebut. Pada proses perkembangbiakan
generatif (seksu-al) hewan maupun tumbuhan, bahan baku tersebut berupa sel kelamin yang
disebut gamet. Gamet jantan dan betina diperlukan untuk mem-bentuk zigot, embrio, kemudian
individu baru. Nah, pada materi beri-kut ini akan dibahas tentang proses pembentukan gamet,
baik jantan maupun betina yang disebut gametogenesis ( genesis =
pembentukan).Gametogenesis melibatkan pembelahan meiosis dan terjadi pada organ reproduktif.
Pada hewan dan manusia, gametogenesis terjadi pada testis dan ovarium, sedangkan pada
tumbuhan terjadi pada pu-tik dan benang sari. Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin, yaitu
gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum atau sel telur). Seka-rang, marilah kita
mempelajari proses terjadinya gametoge nesis pada hewan dan tumbuhan.
1. Gametogenesis pada Hewan

Gametogenesis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangbiakan hewan.


Gametogenesis pada hewan yang akan kita pelajari dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis
dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan
(sperma).Sementara oogenesis adalah proses pembentuk an gamet betina (ovum
atau sel telur).
a. Spermatogenesis
Sperma berbentuk kecil, lonjong, berfl agela, dan secara keselu-ruhan bentuknya menyerupai
kecebong (berudu). Flagela pada sperma digunakan sebagai alat gerak di dalam medium cair.
Sperma dihasilkan pada testis. Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan sebagai buah
pelir atau buah zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang.
Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus . Pada dinding
sebelah dalam saluran inilah, terjadi proses spermatogenesis. Di bagian tersebut terdapat sel-sel
induk sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut spermatogonium .Pembentukan sperma
terjadi ketika spermatogonium mengalami pembelahan mitosis menjadi spermatosit primer (sel
sperma primer). Selanjutnya, sel spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua
spermatosit sekunder yang sama besar dan bersifat haploid. Setiap sel spermatosit sekunder
mengalami meiosis II, sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar dan bersifat haploid.
Mula-mula, spermatid berbentuk bulat, lalu sitoplasmanya se-makin banyak berkurang dan
tumbuh menjadi sel spermatozoa yang berfl agela dan dapat bergerak aktif. Berarti, satu
spermatosit primer menghasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya terbentuk 4 sel
spermatozoa (jamak = spermatozoon ) yang masing-masing bersifat haploid dan fungsional
(dapat hidup).
b. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin betina atau gamet betina yang disebut sel
telur atau ovum. Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium, sel induk telur yang
disebut oogonium tumbuh besar sebagai oosit primer sebelum membelah secara meiosis. Berbeda
dengan meiosis I pada spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang sama
besar. Meiosis I pada oosit primer menghasilkan 2 sel dengan komponen sitoplasmik yang
berbeda, yaitu 1 sel besar dan 1 sel kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder , sedangkan sel
yang kecil disebut badan kutub primer ( polar body ).
Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis tahap II. Oosit sekunder
menghasilkan dua sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan berkembang
menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub.Sementara itu, badan kutub hasil
meiosis I juga membelah menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi, hasil akhir oogenesis adalah
satu ovum (sel telur) yang fungsional dan tiga badan kutub yang me ngalami degenerasi (mati).

Selain pada hewan, gametogenesis juga terjadi pada tumbuhan. Berikut ini akan diuraikan tentang
gametogenesis pada tumbuhan
tingkat tinggi.
2. Gametogenesis pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Sebelum menjadi gamet, hasil akhir meiosis pada gametogenesis mengalami perkembangan
terlebih dahulu melalui proses yang dise-but maturasi. Berikut ini kalian akan membahas proses
gametogenesis pada tumbuhan berbunga (Angiospermae) saja. Pada tumbuhan berbunga,
gametogenesis diperlukan dalam pem-bentukan gamet jantan dan pembentukan gamet betina.
Pembentukan gamet jantan disebut mikrosporogenesis, sedangkan pembentukan gamet betina
disebut megasporogenesis. Mari kita pelajari pengertian kedua macam gametogenesis tersebut.
a. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis berlangsung di dalam benang sari, yaitu pada bagian kepala sari atau anthera .
Kepala sari ini meng-hasilkan serbuk sari, yang mengandung sel sperma. Pembentukan sel sperma
dimulai dari sebuah sel in-duk mikrospora diploid yang disebut mikros porosit di dalam anthera.
Mikrosporosit ini mengalami meiosis I menghasilkan sepasang sel haploid. Selanjutnya, sel ini
mengalami meiosis II dan menghasilkan 4 mikrospora yang haploid. Keempat mikrospora ini
berkelompok
menjadi satu sehingga disebut sebagai tetrad .
Setiap mikrospora mengalami pembelahan mi-tosis. Pembelahan ini menghasilkan dua sel, yaitu
sel generatif dan sel vegetatif. Sel vege tatif ini mempu-nyai ukuran yang lebih besar daripada sel
generatif. Struktur bersel dua ini terbungkus dalam dinding sel yang tebal. Kedua sel dan dinding
sel ini ber-sama-sama membentuk sebuah butiran serbuk sari yang belum dewasa.
Setelah terbentuk serbuk sari, inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis,
sehingga terbentuklah dua inti sel sperma. Sementara itu, inti vegetatifnya tidak membelah.
Pembentukan sel sperma ini dapat terjadi sebelum serbuk sari keluardari anthera atau pada saat
serbuk sari sampai di kepala putik (stigma). Pada saat inilah, tangkai serbuk sari mulai tumbuh.
Pada umumnya, pembe-lahan mitosis sel generatif terjadi setelah buluh serbuk sari menembus
stigma atau mencapai kantung embrio di dalam bakal biji (ovulum).
b. Megasporogenesis
Megasporogenesis merupakan proses pembentukan gamet betina (Gambar 4.24). Proses ini
terjadi di dalam bagian betina bunga,
yaitu bakal biji (ovulum) yang dibungkus oleh bakal buah ( ovarium) pada pangkal putik. Di dalam
bakal biji terdapat sporangium yang mengandung megasporofi t yang bersifat diploid. Selanjutnya,
megasporofi t mengalami meiosis menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet. Tiga
buah megaspora mengalami degenerasi dan mati, tinggal sebuah megaspora yang masih
hidup.Megaspora yang hidup ini mengalami pembelahan kromosom secara mitosis 3 kali berturut-
turut, tanpa diikuti pembelahan sitoplasma. Hasilnya berupa sebuah sel besar yang disebut
kandung lembaga muda yang mengan dung delapan inti haploid. Kandung lembaga ini dikelilingi
kulit ( integumen). Di ujungnya terdapat sebuah lubang (mikropil) sebagai tempat masuknya
saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga.
Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua di antara tiga inti
yang merupakan sel sinergid meng-alami degenerasi. Sementara itu, inti yang ketiga berkembang
menjadi sel telur. Tiga buah inti lainnya bergerak ke arah kutub kalaza , tetapi kemudian
mengalami degenerasi pula. Ketiga inti ini dinamakan inti antipoda . Sisanya, dua inti yang disebut
inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini
disebut inti kandung lembaga sekunder . Ini berarti kandung lembaga telah masak, yang disebut
megagametofi t dan siap untuk dibuahi.
3. Pewarisan Sifat dan Variasi Genetis
Secara garis besar, ada tiga mekanisme yang menyebabkan ter-jadinya variasi genetik pada suatu
populasi. Ketiga mekanisme ini
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pindah silang
Telah dijelaskan di depan bahwa sel kelamin membelah secara meiosis. Pada profase I, kromosom
homolog muncul pertama kali se bagai pasangan. Kromosom-kromosom homolog ini saling
bersilangan pada kiasmata. Pada kiasmata inilah terjadi pindah silang ( crossing over ) materi
genetik dari kromosom satu ke kromosom lainnya. Pindah silang ini terjadi ketika dua kromatid
dari kromosom yang berbeda bertukar tempat. Kromatid yang sudah tidak identik lagi dengan
kromatid saudaranya karena terjadi pindah silang disebut dyad . Terjadinya pindah silang ini
dapat kalian lihat pada Gambar 4.24. Pada manusia, dua atau tiga kasus kejadian pindah silang
dapat terjadi untuk setiap pasangan kromosom.
b. Pemilahan kromosom secara bebas
Kalian telah mengetahui bahwa pembelahan sel selalu diikuti pembagian kromosom pada sel
anakan yang dihasilkan. Begitu pula
dengan pembelahan meiosis. Pada metafase I, pasangan kromosom homolog terletak pada bidang
metafase. Orientasi pasangan homolog yang menghadap kutub-kutub sel bersifat acak. Setiap
pasangan mempunyai dua kemungkinan dalam penyusunan ini. Kita ambil contoh organis-me
yang mempunyai empat kromosom diploid (2n = 4). Organisme ini mempunyai 2 kromosom
dalam sel gametnya. Dua kromosom ini dapat menghasilkan empat kemungkinan sel anakan
dengan kombinasi kromosom berbeda satu sama lain Bagaimanakah dengan manusia? Manusia
mempunyai 46 kromosom diploid. Ini berarti pada sperma atau sel telur terdapat 23 kromosom
haploid. Dari 23 kromosom ini mempunyai sekitar 8 juta kemungkinan penyusunan homolog pada
metafase. Kandungan kromosom pada sel sperma atau sel telur ini akan diwariskan pada anak
keturunannya. Jadi, setiap manusia sebenarnya merupakan 1 dari 8 juta kemungkinan pemilahan
kromosom yang diwariskan oleh bapak atau ibu kandungnya.
c. Fertilisasi random
Di dalam sebuah keluarga, seorang anak mempunyai sifat yang berbeda dengan saudara-
saudaranya. Seorang anak tidak ada yang memiliki sifat yang sama persis dengan ibu atau
bapaknya. Akan tetapi, sifatnya kemungkinan besar merupakan perpaduan sifat kedua orang
tuanya. Ini jelas sangat masuk akal, sebab seorang anak dihasilkan dari pembuahan 1 sel telur ibu
oleh 1 sel sperma bapak. Sel telur yang dibuahi sperma akan menjadi zigot sebagai cikal bakal
manusia. Jadi, genetik seorang anak sangat dipengaruhi kromosom yang terkandung dalam sel
telur atau sperma tersebut. Kalian mengetahui bahwa setiap sel kelamin (sperma dan sel telur)
yang menentukan kromosom anak merupakan 1 dari 8 juta kemungkinan. Hal ini berarti, seorang
manusia merupakan salah satu dari 64 trilyun (8 juta × 8 juta) kombinasi kromosom diploid.

Anda mungkin juga menyukai