Anda di halaman 1dari 41

Putinah, S.Kep., Ners, M.Kes.

PENDAHULUAN
 Untuk mempertahankan kelangsungan hidup
manusia
 Mentransfer genetik
 Dipengaruhi sistem organ lainnya, terutama sistem
endokrin
 Menghasilkan sel gamet;
 Laki-laki: sperma
 Perempuan: sel telur (ovum)
 Pertemuan sel telur dan sperma (zygot)terjadi pada
sistem reproduksi perempuan
GAMETOGENESIS
 Proses pembuatan sel telur atau sel sperma dalam tubuh
manusia
 Gametogenesis melalui proses meosis dimana 46 pasang
kromosom manusia akan dipecah menjadi 23 pasang
kromosom dan masing-masing pasangan akan dibagi menjadi
dua sehingga menghasilkan sel yang mengandung 23
kromosom
 Jadi melalui pembelahan meosis dari satu sel akan
menghasilkan 4 sel yang mengandung kromosom tanpa
berpasangan
 Gametogenesis pada laki-laki disebut

spermatogenesis, terjadi di dalam testes

 Gametogenesis pada perempuan disebut oogenesis,

terjadi di dalam ovarium


Spermatogenesis
 Terjadi di dalam tubulus seminiferus testes menghasilkan sperma
 Dimulai saat pubertas sampai seumur hidup, berlangsung setiap hari
 Merupakan pembentukan dan pematangan dari sel spermatogonia
(germ sel) menjadi sperma
 Dipengaruhi hormon:
 FSH dari hypophisis anterior, untuk memulai
pembentukan sperma dari spermatogonia
 Testosteron yang diproduksi testes akibat stimulasi dari
LH yang berasal dari hypophisis anterior, untuk
pematangan sperma
 Inhibin dari testes yang akan menghambat pengeluaran
FSH
 Tiap-tiap sperma memiliki 23 kromosom
Gambar 1. Proses spermatogenesis
Oogenesis
 Pembentukan sel telur pada perempuan yang terjadi di
dalam ovarium dan dipengaruhi oleh hormon
 FSH menginisiasi pertumbuhan folikel ovarium (terdapat
oogonium)
 Estroge, yang distimulasi FSH, membantu proses
pematangan ovum
 Pada oogenesis hanya terjadi satu ovum yang matang
 Dimulai saat pubertas dan berakhir sampai menopouse
 Proses ini berlangsung secara teratur menurut siklus tertentu
(siklus menstruasi)
Gambar 2. proses oogenesis
SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI
 Tersusun dari struktur:

 Testes, tempat sperma di bentuk

 Saluran (Duktus); epididymis, ductus deferens, ejaculatory

duct, and urethra , merupakan saluran keluar sperma dari


tubuh

 Kelenjar; seminal vesicles, prostate gland, and bulbourethral

glands, menghasilkan cairan semen


Testes
 Berada dalam skrotum, kantong kulit di antara kedua
paha atas

 Suhu dalam skrotum lebih rendah dari suhu tubuh

 Pada fetus, testes berkembang di dekat ginjal dan


baru turun kedalam skrotum saat sebelum lahir.

 Cryptorchidism: keadaan dimana testes gagal turun


ke scrotum, dapat menyebabkan kemandulan
Gambar 3. Struktur organ reproduksi laki-laki
 Testes berbentuk bulat lonjong dengan panjang 4 cm dan lebar

2,5 cm dan dalamnya terbagi menjadi lobus-lobus

 Di dalam lobus terdapat beberapa tubulus seminiferus, yang

berisi spermatogonia dan tempat terjadinya spermatogenesis

 Di antara spermatogonia terdapat sel sertoli (sustentacular cell)

yang menghasilkan hormon inhibin yang distimulasi testosteron

 Di antara lekukan (loops) tubulus seminiferous terdapat sel

interstitial, yang menghasilkan testosterone bila distimulasi


luteinizing hormone (LH) dari kelenjar hypophisis anterior.
Sperma
 Sperma terdiri dari bagian:
 Kepala
 23 koromosom
 Terdapat acrosome, sama dengan lysosome, berisi enzim yang
dapat menghancurkan membran sel telur
 Leher
 Terdapat mitokondria yang menghasilkan ATP
 Ekor
 Bagian yang bergerak, untuk pergerakan sperma yang
menggunakan ATP sebagai energi
 Sperma dari seminiferous tubules masuk ke dalam jaringan tubular
yang disebut rete testis, kemudian masuk ke dalam epididymis,
bagian pertama saluran reproduksi
Epididymis
 Berupa saluran melingkar pada bagian anterior testes dengan

panjang ± 6 m

 Tempat pematangan sperma

 Otot polos pada dinding epididymis mendorong sperma

masuk kedalam ductus deferens.


Gambar 4. Testes
Ductus Deferens
 Disebut juga vas deferens
 Berupa saluran mulai dari epididymis kemudian masuk ke
dalam rongga abdomen melalui saluran inguinalis(foramen
inguinalis)
 Foramen inguinalis merupakan bagian dinding abdomen yang
terbuka yang berisi spermatic cord, suatu jaringan ikat
pembungkus yang berisi, pembuluh darah testicular blood dan
saraf
 Didalam rongga abdomen ductus deferens melintasi bagian
atas vesica urinaria, bagian belakang dan ke bawah vesica
urinaria kemudian bergabung dengan ejaculatory
 Terdapat otot polos yang berkontraksi pada waktu ejakulasi
Ejaculatory Ducts
 2 buah saluran

 Menerima sperma dari ductus deferens dan sekresi

cairan dari vesikula seminalis

 Bergabung masuk kedalam urethra


Vesikula Seminalis
 Berada di belakang vesica urinaria, 2 buah

 Mengeluarkan sekresi cairan yang berisi:

 Fruktosa, memberikan energi untuk sperma

 Alkaline, untuk meningkatkan motilitas sperma

 Bergabung dengan deferens pada duktus ejaculatory


Kelenjar Prostat
 Suatu kelenjar otot dibawah vesica urinaria

 Ukuran panjang 3 cm, lebar 4 cm dan tebal 2cm

 Mengelilingi uretra dan menonjol ke dalam vesica urinaria

 Mengeluarka sekresi cairan alkaline untuk motilitas sperma

 Otot polos kelenjar prostat berkontraksi saat ejakulasi


Bulbourethral Glands
 Disebut juga Cowper’s glands

 Berada di bawah kelenjar prostat, dan saluran

kelenjarnya bermuara di dalam uretra

 mengeluarkan sekresi cairan alkalin sebelum

ejakulasi
Urethra—penis
 Penis merupakan organ kelamin eksternal laki-laki yang

didalamnya terdapat uretra, saluran keluar sperma

 Bagian ujung penis disebut gland penis yang ditutupi oleh kulit

yang membentuk preputium

 Dalam penis terdapat 3 jaringan cavernosus yang berisi otot polos

dan jaringan ikat pembuluh darah yang membentuk sinus-sinus


 Mekanisme Ereksi dan Ejakulasi

 Bila darah yang mengalir dalam sinus minimal, penis

dalam keadaan flaccid

 Saat terjadi rangsangan seksual (saraf parasimpatis),


arteri penis mengalami dilatasi, dan sinus terisi oleh darah
mengakibatkan penis menjadi tegang (ereksi)

 Puncak rangsangan seksual adalah ejakulasi yang


diperantari oleh saraf simpatis, dimana terjadi gerakan
peristaltik dari saluran reproduksi dan kontraksi kelenjar
prostat dan otot lantai pelvis dan mengakibatkan
pengeluaran sperma
SEMEN

 Cairan yang dikeluarkan organ reproduksi yang berisi

sperma dan sekresi dari vesiklua seminalis, kelenjar

prostat dan kelenjar bulbourethral

 pH ± 7.4.

 Saat ejakulasi ± 2 - 4 mL.

 Mengandung 100 juta sperma/ml


SISTEM REPRODUKSI WANITA
 Terdiri dari:

 ovarium

 Tuba falopii

 Uterus

 Vagina

 Struktur external genital


Organ reproduksi wanita
Ovarium
 Berbentuk oval di kiri kanan uterus dalam rongga
pelvis

 Tergantung pada ligamentum ovarii yang melekat


pada uterus dan peritoneum

 Berisi folikel primer yang telah ada sejak lahir (100


ribuan folikel)
Gambar 5. Struktur organ reproduksi wanita
 Setiap folikel ovarii primer mengandung oocyte (sel telur)

 Di sekeliling oocyte terdapat sel folikel yang mensekresikan


estrogen.

 Pematangan folikel dipengaruhi FSH dan estrogen

 Folikel matang disebut graafian follicle

 Ovulasi merupakan pecahnya folikel matang dan melepaskan


ovum, dipengaruhi oleh LH dari anterior pituitary gland

 folikel matang kemudian menjadi corpus luteum yang


menghasilkan progesteron, inhibin dan relaxin
Tuba Falopii
 Disebut juga tuba uterine atau duktus uterine

 Panjangnya 10 cm merupakan saluran dikiri kanan uterus yang


menghubungkan ovarium dan uterus
 Bagian ujung yang menutupi ovarium terdapat struktur fimbriae,
yang berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan ovarium
 Didalam tuba falopii terdapat struktur
 otot polos yang berkontraksi peristaltik yang akan mendorong ovum
atau zygote ke dalam uterus
 Mukosa dengan silia

 Tempat terjadinya pembuahan (zygote)


Uterus
 Berbentuk buah pir terbalik, panjang 7,5 cm. lebar 5 cm dan
tebal 2,5 cm
 Diatas vesica urinaria dan diantara ovarium didalam rongga
pelvis
 Tergantung dan ditutupi oleh ligamentum

 Bagian atas muara dari tuba falopii

 Bagian bawah dengan vagina

 Terdiri dari fundus (atas), corpus (badan), cervix (bawah)


 Lapisan;

 Luar: serosa, epimetrium

 Tengah: otot, myometrium

 Dalam, endometrium

 Lapisan Basilar, tipis ada vaskularisasi

 Lapisan fungsional , tebal, lepas saat menstruasi


Vagina
 Berupa tabung muskular dengan panjang ± 10 cm, mulai dari
cervix sampai ke orificium vagina pada perineum (dasar pelvis)

 Di belakang uretra dan didepan dari rektum

 Ditutupi membran hymen

 Mukosa vagina berupa stratified squamous epithelium, yang


relatif resisten terhadap pathogen

 Terdapat flora normal (bacteria) yang menghasilkan keasaman


yang mencegah pertumbuhan patogen
Genitalia eksterna
 Struktur:

 Vulva, termasuk clitoris

 Labia mayora dan minora

 Kelenjar Bartholin
Gambar 7. struktur genital eksternal
Kelenjar mammae
 Di dalam dinding dada perempuan didepan m. pectoralis
mayor dikelilingi oleh jaringan lemak
 Alveolar kelenjar mammae memproduksi susu saat hamil
yang dipengaruih hormon prolactin
 Estrogen dan progesteron mempengaruhi perkembangan
kelenjar mammae
 Oxytocin menginduksi pengeluaran susu dari kelenjar
mammae
Siklus Menstruasi
 Terjadi karena fluktuasi dari beberapa hormon

 FSH dan LH dari anterior pituitary gland,

 estrogen dari folikel ovarium

 progesterone dari corpus luteum.

 Rata-rata 28 hari

 Terdiri dari 3 fase : menstrual phase, follicular phase, and luteal


phase.
 Menstrual Phase

 Lepasnya lapisan fungsional endometrium

 Lamanya 3-6 hari

 FSH meningkat dan folikel ovarii mulai berkembang

 Akhri dan juga permulaan siklus menstruasi


 Follicular Phase

 FSH menstimulasi pertumbuhan folikel ovarii dan sekresi estrogen

dari sel folikel

 FSH dan estrogen menstimulasi pertumbuhan dan pematangan

ovum

 Estrogen menstimulasi pertumbuhan pembuiluh darah di dalam

endometrium dan meregegenrasi lapisan fungsional endometrium

 LH sedikit meningkat

 Fase ini berakhir dengan ovulasi saat LH meningkat tajam


menyebabkan ruptur folikel ovari matang
 Luteal Phase

 Dipengaruhi LH

 Folikel matang ruptur menjadi corpus luteum

 Dimulai sekresi progesteron

 Progesterone menstimulus pertumbuhan pembuluh darah pada lapisan


fungsional dan penyimpanan nutrisi

 Kadar LH menurun

 Bila ovum tidak dibuahi maka kadar progesteron mulai turun, endometrium

yang tebal mulai runtuh dan dimulailan mestruasi

 Kadar estrogen dan progesteron menurun mengaktiivasi peningkatan hormon

FSH, dimulai lagi siklus menstruasi


Gambar 8. Siklus menstruasi

Anda mungkin juga menyukai