Dosen pengampu :
Ratna Sari Listyaningrum, S.TP.,M.Si.
Disusun Oleh:
Nama : Tsania Nashiroh Salsabila
NIM : 180104013
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu menghitung fineness modulus
dan diameter partikel
2 berdasarkan ukuran
mesh kawat ayakan,
bahan yang
mempunyai ukuran
lebih
3 kecil dari diameter
mesh kawat akan
lolos dan bahan yang
mempunyai ukuran
4 mesh lebih besar
akan tertahan pada
permukaan kawat.
5 berdasarkan ukuran
mesh kawat ayakan,
bahan yang
mempunyai ukuran
lebih
6 kecil dari diameter
mesh kawat akan
lolos dan bahan yang
mempunyai ukuran
7 mesh lebih besar
akan tertahan pada
permukaan kawat.
8 berdasarkan ukuran
mesh kawat ayakan,
bahan yang
mempunyai ukuran
lebih
9 kecil dari diameter
mesh kawat akan
lolos dan bahan yang
mempunyai ukuran
10 mesh lebih besar
akan tertahan pada
permukaan kawat.
BAB II
METODELOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, yaitu grinder , satu set ayakan ukuran no.120, 60, 35, 18, 10, dan 5
mesh, wadah, dan timbangan analitik.
Bahan yang digunakan adalah beras dan tepung beras merk Rose Brand.
2.2 Cara Kerja
Sampel
- Siapkan sampel beras, timbang 250g, giling dengan grinder
- Timbang masing-masing sampel sebanyak 200g (tepung beras dan beras yang sudah
digiling).
- Susun ayakan dari ukuran mesh terbesar hingga terkecil pada alat Tyler sieve
- Tuangkan sampel pada ayakan paling atas
- Nyalakan alat tyler sieve selama 10 menit
- Timbang total sampel yang tertahan dari masing-masing tingkatan mesh pada alat
- Cari nilai Fineness Modulus dan diameter partikel
Hasil
Fineness Modulus (FM) dan diameter partikel didapatkan dengan rumus sebagai berikut:
D = 0,0041(2)FM (inch)
D = 0,104 (2)FM (mm)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Tepung Beras Rosebrand
Tertahan
N Ukuran Massa Persentase Persentase
Mesh kumulati Hasil FM D
o Bukaan tertahan massa tertahan massa lolos
f
6 5 4 0 0 0 100 0
5 10 2 0 0 0 100 0
4 18 1 0 0 0 100 0
3 35 0.5 0 0 0 100 0
2 60 0.25 1.11 0.59 0.59 99.41 0.59
1 120 0.125 2.18 1.16 1.75 98.25 1.75
0 Pan 185.15 98.25 100.00 0.00
0.023 0.10
Total 188.44 100 2.34 4 6
3.2 Pembahasan
Proses pengecilan ukuran merupakan proses pendahuluan yang sangat penting pada
pengolahan hasil pertanian. Karena akan salah satunya berfungsi untuk mempermudah
proses pengolahan hasil pertanian selanjutnya menjadi produk yang memiliki mutu lebih
baik. Proses pengecilan ukuran salah satunya dengan cara ditumbuk atau dihancurkan dan
selanjutnya untuk memperoleh partikel atau butiran dengan kriteria tertentu dapat kita
lakukan dengan pengayakan.
Dalam praktikum ini dilakukan percobaan pengayakan tepung dari bahan hasil pertanian
(beras) yaitu tepung beras merk rosebrand dan tepung beras giling dengan menggunakan
ayakan Tyler. Mengayak berarti memisahkan suatu bahan dengan menuangkan melalui
ayakan sehingga didapatkan butir-butiran dengan berbagai daerah ukuran (kelas-kelas butir).
Sebelum dilakukan pengayakan, beras terlebih dahulu di kecilkan dengan cara digiling
dengan grinder. Pengecilan ukuran ditujukan untuk mereduksi ukuran suatu padatan agar
diperoleh luas permukaan yang lebih besar. Pada pengecilan, padatan pecah menjadi butir
dengan ukuran yang berbeda-beda.
Prinsip dari ayakan Tyler ini adalah semakin besar ukuran mesh ayakan maka bahan yang
tertampung akan semakin kecil dengan ukuran diameter atau bentuk yang semakin kecil
(lembut) serta jumlah yang juga semakin sedikit. Semakin kebawah maka ukuran yang
digunakan semakin besar, mulai dari +18 sampai ukuran mesh –100. Ayakan tyler terdiri
dari sejumlah ayakan yang mempunyai lubang dengan ukuran terkecilnya yaitu 200 mesh.
Ayakan berikutnya lubang dengan ukuran 1,414 kali ukuran lubang sebelumnya. Ayakan ini
disusun berdasarkan ukuran lubang pada tiap-tiap ayakan. Pada praktikum ini digunakan 6
(enam) buah ayakan dengan ukuran lubang yang berbeda-beda. Penyusunannya berturut-
turut dari yang paling bawah adalah 120 mesh, 60 mesh, 35 mesh, 18 mesh, 10 mesh dan
yang paling atas adalah ayakan berukuran 5 mesh. Semakain kecil angka mesh ayakan,
semakin besar ukuran lubang ayakan tersebut.
Ayakan disusun secara berderet dalam suatu tumpukan, dimana ayakan dengan anyaman
paling rapat ditempatkan paling bawah dan anyaman paling besar ditempatkan paling atas.
Sampel dimasukkan ke dalam ayakan paling atas dan pengayak diguncang secara mekanis
selama 10 menit. Partikel yang tertahan pada setiap ayakan dikumpulkan dan ditimbang.
Tujuan pengayakan secara bertingkat tersebut adalah untuk mendapatkan
tepung pada berbagai tingkat kehalusan, juga nilai modulus kehalusan dari tiap mesh.
Perlakuan tiap ayakan juga menghasilkan massa yang berbeda. Semakin banyak
jumlah mesh, berarti semakin kecil ukuran lubang pasmesh-mesh pengayak. Menurut
literature (Rizal, 2013) Modulus kehalusan menyatakan tingkat kehalusan, atau
menunjukkan besar dan kecilnya ukuran pertikel tepung yang dihasilkan. Nilai modulus
kehalusan dipengaruhi oleh banyaknya bahan yang tertinggal pada ayakan. Semakin besar
ukuran partikel bahan maka jumlah partikel yang tertinggal semakin banyak, sehingga
modulus kehalusan maka semakin besar.
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan untuk pengecilan ukuran pada tepung
beras yang digiling diperoleh hasil persentase (%) massa tertahan dan Persentase massa
lolos untuk mesh 5 adalah 0% dan 100%, mesh 10 adalah 0% dan 100%, mesh 18
adalah 18.57% dan 81.43%, mesh 35 adalah 42.77% dan 38.66%, mesh 60 adalah 20.52%
dan 18.14%, mesh 120 adalah 10.58% dan 7.56% dengan tingkat keseragaman bentuk
tepung beras giling atau Fineness Modulus adalah 2.54 dengan ukuran diameter rata-rata
(D) tepung beras giling adalah 0.61.
Sedangkan pada tepung beras Rosebrand diperoleh hasil persentase (%) massa
tertahan dan Persentase massa lolos untuk mesh 5 adalah 0% dan 100%, mesh 10 adalah 0%
dan 100%, mesh 18 adalah 0% dan 100%, mesh 35 adalah 0% dan 100%, mesh 60 adalah
0.59% dan 99.41%, mesh 120 adalah 1.16% dan 98.25% dengan tingkat keseragaman
bentuk tepung beras Rosebrand atau Fineness Modulus adalah 0.0234 dengan ukuran
diameter rata-rata (D) tepung beras Rosebrand adalah 0.106.
Dan dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa berat bahan setelah diayak dengan
berat bahan sebelum diayak atau pertama kali dimasukkan dalam ayakan tidak sama, yaitu
setelah diayak tepung beras giling dan tepung beras Rosebrand memiliki berat bahan sebesar
196.19 gram dan 188.44 gram, padahal tepung tersebut sebelum di ayak memiliki berat 200
gram . Hal ini biasanya disebabkan kelalaian praktikan pada waktu pengayakan, bahan ada
yang terjatuh tanpa sepengatuhan praktikan. Juga pada saat penimbangan berat bahan yang
tertahan pada masing-masing ayakan, kemungkinan terdapat bahan yang tertinggal dalam
ayakan tersebut terutama pada ayakan dengan ukuran yang sangat halus sekali.
.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada Tepung Beras Giling yang memiliki Massa tertahan paling banyak yaitu pada mesh
35 sebanyak 83.91 gram sedangkan pada Tepung Beras Rosebrand yaitu pada pan sebanyak
185.15 gram. Yang berarti Tepung Beras Rosebrand lebih halus dari pada Tepung Beras Giling.
DAFTAR PUSTAKA