Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan akhir
yang berjudul “Pembahasan Kasus Monopoli Sky Parking Group dan Lippo Group Pada Sistem
Pembayaran Parkir”. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
laporan akhir ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ridha Aditya Nugraha, S.H., LL.M., selaku dosen Corp and Responsibility
Ethics Universitas Prasetiya Mulya yang telah memberikan bimbingan, saran, dan ide
untuk menunjang pembuatan makalah.
2. Ibu Ulya Yasmine Prisandani, S.H., LL.M. selaku dosen International Business Law
Program Universitas Prasetiya Mulya, yang telah bersedia di wawancara sebagai salah
satu narasumber yang mampu memberikan pandangan dari sisi hukum mengenai topik
yang dibawakan dan memberikan masukkan serta saran kepada penulis.
3. Bapak Rudijanto Lutantowidjojo, selaku narasumber yang bersedia untuk
diwawancarai dan memberikan pandangan mengenai topik yang dibawakan dari sisi
konsumen.
4. Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan akhir ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Dalam paper ini, penulis akan membahas kasus kebijakan Lippo terkait
keputusannya untuk hanya memperbolehkan penggunaan Ovo sebagai metode
pembayaran parkir dalam properti yang dimiliki Lippo dari sisi etika dan hukum,.
Kelompok menggunakan metode interview dan field survey untuk mencari informasi terkait
kasus tersebut. Batasan masalah dalam paper ini adalah kelompok membahas kasus
metode pembayaran Lippo pada tahun 2018 ketika kebijakan diimplementasikan, Mall dan
Rumah sakit Lippo yang akan dibahas berada pada daerah Tangerang, Jambi dan Cibubur
tepatnya di Lippo Plaza Mall Jambi, Supermall Karawaci, Cibubur Junction, Siloam Hospitals
Lippo Village, dan Siloam Hospitals Jambi. Kelompok menemukan bahwa secara etika Lippo
menyebabkan ketidaknyamanan untuk konsumen serta mengambil kebebasan mereka
dalam bentuk memaksa menggunakan suatu produk. Dari sisi hukum, Lippo telah
melanggar undang-undang terkait pembuatan klausula baku. Konklusi dari paper ini adalah
tindakan/kebijakan yang dilakukan Lippo tidak etis, namun pada saat paper ini ditulis
(tahun 2021), berdasarkan field survey yang dilakukan kelompok, Lippo telah mengambil
kebijakan untuk menyediakan alternatif selain Ovo sebagai penyelesaian masalah.
Daftar Isi
Acknowledgements 3
Executive Summary 4
BAB 1
PENDAHULUAN 7
1.1. Alasan Pemilihan Kasus 7
1.2 Latar Belakang 7
1.2.1 Profil Perusahaan Lippo 7
1.2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan 9
1.2.1.2 Kultur dan Nilai Value Perusahaan 9
1.2.2 Profil Perusahaan Sky Parking 10
1.1.2.1 Kultur dan Nilai Value Perusahaan 10
1.3. Batasan Masalah 11
BAB 2 12
IDENTIFIKASI MASALAH 12
2.1. Pembahasan Kasus 12
2.2. Permasalahan Etika yang Muncul 13
BAB 3 14
ANALISA MASALAH 14
3.1. Pandangan yang memihak bahwa kasus Etis 14
3.1.1. Property Rights 14
3.1.2. Negligence 15
3.1.3. Konsumen sudah diinformasikan 16
3.2. Pandangan yang memihak bahwa kasus tidak Etis 17
3.2.1. Property Rights 17
3.2.2. Penyampaian informasi kurang optimal 18
3.2.3. Ethical Concerns 18
3.2.4. Negligence 19
3.3. Pandangan Hukum 20
BAB 4
SUMMARY AND RECOMMENDATION 22
4.1. Kesimpulan 22
4.2. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 26
BAB 1
PENDAHULUAN
Visi:
“Growing in Stewardship, Transforming Lives”
Misi :
● Memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia kelas menengah dan atas akan
perumahan, pusat perbelanjaan, pengembangan komersial, kesehatan, hiburan,
perhotelan dan infrastruktur.
● Mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan untuk setiap bisnisnya melalui
portofolio proyek pengembangan yang seimbang dengan tetap menjaga tingkat
pendapatan berulang yang sehat.
● Menyediakan lingkungan hidup kelas satu yang meningkatkan pengalaman fisik,
sosial dan spiritual bagi kliennya, dan untuk menyediakan lingkungan hijau terbaik
untuk setiap proyek pengembangannya.
1.2.1.2 Kultur dan Nilai Value Perusahaan
● Together
Lippo Group mengedepankan teamwork. Selain itu, perusahaan juga lebih fokus terhadap
masyarakat daripada menjual. Lippo Group turut serta melayani negara, masyarakat dan
pelanggan.
● Commitment
Lippo Group fleksibel dalam melakukan pendekatan dan bertanggung jawab atas tindakan
serta pekerjaan yang diambil.
● Ambition
Berupaya untuk melayani perusahaan, karyawan, customers dan stakeholders.
● Inventive
Berfokus untuk melawan status quo. Lippo Group terus mencari ide dan cara baru untuk
meningkatkan customers experience.
● Straight Up
Lippo Group menghargai trust dan perusahaan terus berkomitmen untuk melakukan hal
yang benar untuk customer, dan stakeholders.
PT Sky Parking Utama, merupakan salah satu operator lahan parkir di Indonesia.
Berawal dari sebuah usaha yang sederhana, perusahaan yang terletak di Ruko Pinangsia,
Blok H No.20, Karawaci Office Park, Lippo Karawaci, telah berkembang menjadi salah satu
perusahaan terkemuka di industri service dengan mengutamakan profesionalisme dan
kesempurnaan produk.
● Analysis
Sebelum memulai, Sky Parking memberikan analisis menyeluruh untuk memastikan
penggunaan area parkir yang optimal. Perusahaan tersebut melakukan kunjungan awal
minimal 1 minggu untuk melakukan penilaian secara keseluruhan.
● Safety & Comfort
Keamanan & Kenyamanan merupakan dua hal terpenting saat mengoperasikan area parkir
mobil. Sky Parking, mempercayai bahwa keselamatan lebih dari sekedar faktor
kenyamanan. Merupakan suatu kewajiban moral bahwa perusahaan dengan penuh
semangat melayani untuk mencapai standar tertinggi.
● Optimization
Sky Parking merumuskan strategi khusus untuk menciptakan alur operasional yang paling
efisien. Jumlah kavling dan gerbang yang dibutuhkan diperhitungkan dengan tepat,
bersama dengan jumlah staf yang tepat yang melayani kavling. Strategi penetapan harga
akan didasarkan pada optimalisasi pendapatan dengan tetap memperhatikan nilai dan
kenyamanan pelanggan.
● Experience
Sky Parking meningkatkan kualitas dan strategi layanannya untuk mencapai tingkat
kepuasan pelanggan tertinggi, termasuk implementasi signage dan arah yang akurat,
pembayaran biaya parkir dimuka opsional untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, zona
VIP & layanan parkir valet, desain seragam unik yang segar, dan akses mudah ke titik
masuk dan keluar.
● Technology
Memanfaatkan teknologi terbaru memungkinkan Sky Parking mencapai efektivitas
operasional. Sistem parkir manless, pembayaran e-money, sistem database yang aman dan
stabil, dan kontrol terintegrasi hanyalah beberapa dari peralatan dan kecanggihan terbaru
yang ditawarkan perusahaan. Sky Parking terus melakukan penelitian dalam upaya
mencapai efisiensi tertinggi.
● Innovation
Inovasi adalah semangat yang dihargai oleh Sky Parking. Melalui berbagai aktivitas seru,
Sky Parking akan mendukung owners untuk menarik lebih banyak pengunjung.
● Quality
Kualitas adalah faktor tanpa kompromi. Feedback dari pelanggan sama pentingnya dengan
pelatihan staf yang intensif dan berkala. Layanan pelanggan hotline, pertanyaan email, situs
web, dan media sosial adalah alat inti untuk melibatkan feedback pelanggan dan alat
terbaik untuk memantau serta mempertahankan standar kualitas tertinggi, sambil
memperhatikan detail dari perawatan staf dan standar layanan lainnya.
● Assurance
Sky Parking sangat mempertimbangkan berbagai pentingnya pelaporan yang jelas dan
ringkas, selain izin perpajakan yang tepat, memberikan ketenangan pikiran kepada owners
sambil menumbuhkan kepercayaan dan kepastian di sepanjang jalan.
1.3. Batasan Masalah
IDENTIFIKASI MASALAH
Kelompok akan membahas mengenai kasus yang terjadi pada sekitar tahun 2018,
dimana PT lippo karawaci Tbk. bekerja sama dengan sky parking yaitu perusahaan yang
menyediakan layanan tempat dan sistem untuk parkir. PT lippo karawaci Tbk.
menggunakan jasa Sky Parking sebagai vendor parkir di setiap mall, rumah sakit, dan
beberapa kampus yang PT lippo karawaci Tbk. milik seperti lippo mall karawaci, UPH, RS
Siloam, dan lain lan. Kerjasama ini melibatkan perusahaan lain sebagai metode
pembayaran yang digunakan oleh pengguna. Perusahaan yang kami maksud adalah OVO.
Yang menjadi permasalahan besar adalah kerjasama ini tidak memberikan
kebebasan untuk konsumen. Kebebasan apa sih yang dimaksud? PT lippo karawaci Tbk.
melakukan monopoli berupa semua pembayaran parkir di daerah kerjasama ini
mengharuskan konsumen untuk melakukan pembayaran hanya menggunakan OVO dan
tidak memberikan opsi pembayaran lain seperti tunai, flazz, emoney, dan lain-lain.
Hal ini menjadi pembicaraan masyarakat yang tidak sedikit, masyarakat merasa
dirugikan dan mengeluh terhadap kebijakan dari PT lippo karawaci Tbk. Konsumen merasa
dipaksa untuk mengunduh aplikasi OVO hanya agar mereka dapat keluar dari tempat
parkir. Sebagaimana tidak semua orang mungkin memiliki kesulitan untuk mengunduh
aplikasi tersebut di tempat, tidak hanya itu tetapi mungkin saja ada masalah koneksi atau
kesulitan untuk melakukan pengisian ulang atau top up.
Pihak lippo menyiapkan counter khusus untuk konsumen dibantu mendownload
ovo dan karcis khusus untuk keluar. Tetapi yang menjadi permasalahan lainnya, untuk
beberapa konsumen yang terlanjur ada di gerbang keluar harus kembali mencari tempat
parkir dan datang ke counter tersebut. Counter itu pun menjadi suatu masalah dimana
untuk hari-hari yang ramai seperti weekend dapat menyebabkan antrian yang panjang dan
membuat konsumen menunggu lama.
ANALISA MASALAH
Property rights atau hak properti merupakan hak kepemilikan atas sesuatu
mengandung pengertian hak untuk mengakses, memanfaatkan, mengelola atas sesuatu,
mengubah atau mentransfer sebagian atau seluruh hak atas sesuatu tersebut pada pihak
lain. Dalam kasus penerapan pembayaran ovo di dalam Mall Lippo yang menggunakan Sky
Parking tidak bisa disalahkan sepenuhnya dikarenakan adanya hak kepemilikan yang
dimiliki oleh pihak Lippo dalam mengelola tempat parkir pusat perbelanjaan yang
dimilikinya. Sehingga lapangan parkir Lippo Mall yang dikelola oleh Sky Parking bisa
bekerjasama dengan OVO dalam sistem pembayaran sepenuhnya.
Di sini Lippo sebagai pemilik bangunan yang sah secara hukum berhak untuk
mengelola bangunan yang dimilikinya dan menerapkan sistem pembayaran jenis apapun
asal tetap mengikuti hukum undang-undang yang berlaku selaku pemilik usaha dan
memenuhi hak konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang etika, etika itu adalah living
norms yang dikukuhkan dengan hukum tertulis, pihak Lippo Mall melihat kedepan kalau
misal 10 tahun lagi semua orang sudah menggunakan OVO untuk sistem pembayaran, jadi
bukan sebuah pelanggaran lagi yang dilihat melainkan hanya bagaimana cepatnya hukum
dengan etika berkembang saja. Pertanyaannya apakah Lippo sebagai pemilik usaha
memiliki izin untuk membuat klausula baku? Menurut Ibu Ulya Yasmine pihak Lippo Mall
boleh membuat klausula baku mengenai sistem pembayaran yang hanya dibuka untuk OVO,
asal tidak merugikan konsumen sesuai dengan undang-undang mengenai hak dan
kewajiban yang berlaku dari sisi konsumen maupun pelaku usaha.
“Lippo Mall boleh membuat klausula baku mengenai sistem pembayaran parkirnya,,
tapi gaboleh merugikan konsumen sesuai dengan UU mengenai hak dan kewajiban
yang berlaku dari sisi konsumen maupun pelaku usaha.”
3.1.2. Negligence
Negligence (kelalaian) adalah sebuah kewajiban bagi produsen dan konsumen untuk
bertanggung jawab atas penggunaan produk dan jasa agar tidak merugikan pihak lain.
Dalam suatu kejadian, konsumen dan produsen sama-sama memiliki kesalahan dari point
of view yang berbeda. Dari sini bisa dilihat dari sisi konsumen yang tidak mencari tahu
terlebih dahulu mengenai sistem parkir yang diterapkan di Mall Lippo karena jika dilihat
OVO sudah memberikan sejumlah iklan dalam masa awal penerapannya dan juga promosi
berupa pembayaran hanya Rp 1 untuk penggunaan transaksi melalui aplikasi OVO untuk
pertama kalinya. Menurut berita yang dilansir dari CeritaMedan.com, OVO menerapkan
promo pertama untuk penggunaannya selama 3 bulan dengan tujuan untuk menarik
pengguna. Selain itu jika ditelaah lebih dalam dengan adanya penerapan sistem
pembayaran melalui aplikasi OVO, Lippo sebenarnya sedang menuju ke arah penerapan
pembayaran dengan sistem cashless yang lebih efektif, sehingga untuk membiasakan
pengunjung, Lippo Mall pada awalnya menutup semua alternatif pembayaran untuk parkir
secara tunai dan hanya bisa membayar melalui OVO.
Salah satu pengunjung Lippo Mall yang terkena dampak kemacetan pun juga bisa
memberikan pandangan mengenai sistem pembayaran cashless yang ingin diterapkan oleh
Lippo Mall hanya saja disayangkan oleh beliau promosi nya yang kurang banyak sehingga
masih banyak pengunjung yang tidak mengetahui sistem pembayaran baru ini. Akan tetapi,
setelah dicari kembali promosi yang dilakukan oleh Sky Parking sebenarnya sudah cukup
dilakukan di banyak melalui media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan radio
serta ada beberapa spanduk yang dipasang di sekitar Mall Lippo mengenai pembayaran
menggunakan OVO. Selain itu pengunjung juga didampingi oleh orang yang bisa
mengarahkan penggunaan aplikasi jika ada kesulitan sehingga memang sudah dipikirkan
dengan matang mengenai sistem pembayaran cashless ini.
Source : Lippo Malls Medan : Promo Parkir Hanya Rp1 Seharian - Cerita Medan
Ketika suatu individu atau kelompok memiliki suatu objek, mereka mempunyai hak
untuk menggunakan objek tersebut sesuai dengan keinginan mereka. Hal inilah yang
menjadi salah satu pembenaran keputusan yang diambil oleh Lippo dan Sky Parking. Ovo
merupakan e-wallet yang dimiliki oleh Lippo Group sehingga mereka bebas menggunakan
service tersebut dalam properti mereka.
Pernyataan mengenai penggunaan property rights Lippo harus ditinjau kembali
karena melibatkan pihak lain selain Lippo. Ketika suatu individu atau kelompok
menggunakan objek kepemilikannya, ada batasan yang harus diperhatikan. Kebebasan
property rights harus dibatasi hak-hak pihak-pihak lain juga. JIka penggunaan objek
melanggar hak masyarakat, maka hal tersebut tidak digolongkan sebagai tindakan yang
etis. Dalam kasus ini, keputusan Lippo untuk memaksa konsumen untuk menggunakan ovo
sebagai metode pembayaran melanggar hak konsumen terutama dalam hal kebebasan.
3.2.2. Penyampaian informasi kurang optimal
Dalam suatu transaksi ada beberapa nilai etika yang harus dipenuhi agar transaksi
dapat tergolong sebagai peristiwa yang etis. Salah satu nilai tersebut adalah autonomi
konsumen. Konsumen mempunyai otonomi jika pembeli mempunyai kebebasan untuk
memilih produk yang ingin ia beli/gunakan. Kebebasan ini harus disertai dengan adanya
informasi lengkap terkait produk, tentunya jika konsumen tidak mempunyai informasi yang
cukup, ia tidak akan dapat memilih produk sesuai keinginannya. Autonomi konsumen
penting sebagai indikator bahwa konsumen dihargai sebagai individu dan bukan sebagai
alat untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam kasus pembayaran parkir mall/rumah sakit Lippo, konsumen hanya dapat
melakukan pembayaran dengan Ovo. Ketika konsumen tidak mempunyai Ovo, maka
konsumen tersebut diwajibkan untuk mengunggah aplikasi Ovo agar dapat keluar dari
parkiran. Hal ini telah kelompok konfirmasi dengan salah satu konsumen yang mengalami
kejadian tersebut. Ketika konsumen bertanya apakah terdapat alternatif lain, penjaga
parkiran mengatakan bahwa tidak terdapat metode pembayaran lain selain menggunakan
ovo. Untuk keluar dari parkiran, konsumen tersebut mengunggah aplikasi Ovo di tempat
dengan bantuan penjaga parkir.
Kejadian tersebut menunjukkan adanya pelanggaran hak autonomi dari konsumen.
Ketika Lippo mewajibkan penggunaan ovo sebagai metode satu-satunya untuk membayar
parkiran, kebebasan konsumen untuk memilih alternatif ditarik. Memberikan alternatif
adalah salah satu contoh produsen dapat menghargai hak autonomi konsumen.
Hal lain yang dapat menjadi pembahasan adalah sisi informasi dari hak autonomi
konsumen. Konsumen dapat disebut mempunyai hak autonomi jika mereka mempunyai
informasi terkait produk. Dalam hal ini, ketika kelompok mewawancarai salah satu
konsumen, beliau mengatakan bahwa ketika beliau masuk ke dalam Mal Lippo di Cibubur,
beliau tidak mengetahui kebijakan tersebut (sampai beliau harus bayar parkir). Kejadian
tersebut menunjukkan bahwa informasi tidak dimiliki oleh konsumen mengenai kebijakan
metode pembayaran parkir. Mungkin, jika informasi tersebut tersampaikan dengan baik,
beliau akan memilih untuk pergi ke mall lain, namun informasi tersebut tidak tersampaikan
dengan baik dan beliau mengalami kesulitan dan ketidaknyamanan dengan pilihannya
untuk pergi ke Mall Lippo.
3.2.4. Negligence
Hukum merupakan sebuah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat
dengan tujuan mengatur tingkah laku manusia untuk menjaga ketertiban dan keadilan.
Dalam kasus penerapan pembayaran OVO di dalam Mall Lippo yang menggunakan Sky
Parking pada tahun 2018 tentu melanggar hukum yang berlaku. Pelanggaran yang
dilakukan oleh Lippo Group merupakan pelanggaran hukum perlindungan konsumen yang
diatur dalam Pasal 4 Ayat 1 tentang “Hak Konsumen” terkait klausula baku dan pelanggaran
hukum monopoli yang diatur dalam UU No.5 tahun 1999 tentang “Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”. Pelanggaran tersebut dapat dibuktikan
dengan adanya indikasi temuan-temuan nyata di berbagai Mall yang dimiliki oleh Lippo
Group.
Lippo Group juga menerapkan sebuah klausula baku yang artinya Lippo Group telah
membuat aturan dan ketentuan secara sepihak yang bersifat mengikat dan wajib dipenuhi
oleh konsumen. Dimana dalam kasus ini para konsumen hanya diperbolehkan membayar
parkir di berbagai Mall dan rumah sakit milik Lippo Group melalui aplikasi OVO. Hal ini
tentunya membuat konsumen harus menggunakan OVO hanya untuk keluar dari parkiran
saja. Kondisi ini menciptakan sebuah situasi yang menyudutkan konsumen agar
menggunakan OVO secara paksa. Konsumen yang tidak memiliki OVO akan sangat
terganggu kenyamanannya mulai dari membuat account hingga top-up saldonya yang
menyita waktu.
Berbagai temuan nyata dari kasus Lippo Group ini berupa praktek monopoli dimana
Lippo Group menggunakan market powernya dengan melarang usaha lain seperti E-Money,
Flazz, dan lainnya untuk berkompetisi secara sehat dalam pembayaran vendor parkir. Hal
ini membuat Lippo Group memaksakan semua pembayaran menggunakan OVO serta
menguasai 100% market dari Sky Parking. Sedangkan untuk pelanggaran hukum
perlindungan konsumen, Lippo Group membuat para pengunjung Mall Lippo menjadi tidak
nyaman bagi yang tidak memiliki saldo OVO karena pengunjung harus top-up terlebih
dahulu saldo OVO dan bagi yang tidak memiliki akun OVO maka mereka harus membuatnya
terlebih dahulu agar bisa keluar dari parkiran Sky Parking.
BAB 4
SUMMARY AND RECOMMENDATION
4.1. Kesimpulan
Etika merupakan hal yang dianggap masyarakat benar/ salah dalam masyarakat
“living norms and living value”, sedangkan hukum merupakan kodifikasi tertulis tentang apa
yang benar dan salah dalam masyarakat, bukan berarti hal yang dianggap benar dan salah
selalu tertulis/ tidak. Etika dan hukum merupakan hal yang berbeda namun berkaitan dan
saling support satu sama lain sehingga dalam membahas kasus tidak dapat hanya melihat
dari satu sisi. Secara Hukum Lippo Group pada tahun 2018 melanggar Hukum, tepatnya
pada Perlindungan Konsumen dan Monopoli. Perusahaan tersebut, positive indikasi
Monopoli karena bertindak melarang usaha lain (market power) untuk berkompetisi secara
sehat yaitu mendapatkan peluang vendor parkir lain dengan memaksa pembayaran
menggunakan Ovo sehingga Lippo Group menguasai 100% market dari Sky Parking. Hal
tersebut juga diatur dalam UU 5 tahun 1999 tentang “Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat”. Selain itu, perihal Perlindungan Konsumen, Lippo Group
melanggar Pasal 4 ayat 1 hak atas kenyamanan (hak dasar konsumen) terkait Klausula
Baku. Dari segi Ethics, kelompok sepakat bahwa tindakan yang dilakukan oleh Lippo Group
dan Sky Parking Group pada sistem pembayaran parkir bukan merupakan tindakan yang
etis. Kelompok memiliki pandangan bahwa konsumen dirugikan dengan adanya kebijakan
tersebut. Pada, kondisi sekarang Lippo Group telah menyediakan alternatif pembayaran
selain Ovo meskipun masih berupa cashless transactions sehingga sudah melanggar hukum
lagi.
4.2. Saran
Bisnis, Perusahaan, dan Saham Lippo Group di Indonesia. (2020, Februari 7). Retrieved from
Investor Sadar:
https://investorsadar.com/bisnis-perusahaan-saham-lippo-group-di-indonesia/#se
jarah
Burhan, F. A. (2021, Maret 26). Jumlah Pengguna ShopeePay, OVO, DANA Melonjak hingga
267%. Retrieved from Katadata.co.id:
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/605d9ee9399b9/jumlah-pengguna-sh
opeepay-ovo-dana-melonjak-hingga-267
KrAsia. (2020, June 10). Jumlah Pengguna Baru OVO Meningkat 267% Selama Pandemi: Sesi
Tanya Jawab Bersama CEO Jason Thompson. Retrieved from dailysocial.id:
https://dailysocial.id/post/jumlah-pengguna-baru-ovo-meningkat-267-selama-pan
demi-sesi-tanya-jawab-bersama-ceo-jason-thompson
Mengenal Profil Grup Lippo, Rajanya Mal di Indonesia. (2020, September 10). Retrieved from
Bisnis TV:
https://tv.bisnis.com/read/20200910/553/1289672/mengenal-profil-grup-lippo-r
ajanya-mal-di-indonesia
Rosana, F. C. (2020, Februari 14). KPPU Naikkan Status Perkara Ovo dan Sky Parking ke
Penyelidikan. Retrieved from bisnis.tempo:
https://bisnis.tempo.co/read/1307468/kppu-naikkan-status-perkara-ovo-dan-sky-
parking-ke-penyelidikan
Utami, F. A. (2020, Juli 06). Kisah Sukses Pendiri Lippo Group yang Berawal dari Penjaga
Toko. Retrieved from Warta Ekonomi:
https://www.wartaekonomi.co.id/read293326/kisah-sukses-pendiri-lippo-group-y
ang-berawal-dari-penjaga-toko?page=2
LAMPIRAN