Anda di halaman 1dari 2

Menghafal Al-Qur`an

pentingkah itu?
Dikirim oleh Kontributor || Sabtu, 18 November 2006 - Pukul: 18:46 WIB

Sebagian para da`i mengatakan, “Sesungguhnya menghafal Al-Qur`an bukan perkara


yang penting, karena yang penting adalah memahami, merenungkan dan mengamalkan
yang apa menjadi tuntutan Al-Qur`an,” dan dia berdalil dalam pendapatnya itu dengan
perbuatan Ibnu Umar radhiyallahu `Anhu bahwasanya beliau menghafal Surat Al-
Baqarah selama 9 tahun karena beliau sibuk dengan tafsirnya, makna-maknanya dan
mengamalkan kandungan surat tersebut. Maka benarkah pendapat ini  dan shohihkah
atsar Ibnu Umar tersebut?.
Pertama, perkataan dia, “Bukan perkara penting” adalah tidak benar Alloh Ta`ala
berfirman, yang artinya: “Bahkan sesungguhnya Al-Qur`an adalah ayat-ayat yang
nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.” (QS: Al-Ankabut: 49)

Maka benar, Alloh telah memuji para Ulama karena sesungguhnya mereka menghafal
ayat-ayat yang nyata. Dan demikian pula para qurro` ketika mereka terbunuh,
bukankah para shahabat Nabi merasa khawatir akan sirnanya Al-Qur’an sehingga
mereka diperintahkan untuk mengumpulkan mushaf. Dan Umar berkata “Saya
mendapatkan  pembunuhan telah menimpa para qurro`” (Hadist Anas radhiyallahu
`anhu Al-Bukhari [4987] dan ucapan tersebut dari Hudzaifah Ibnul Yaman
radhiyallahu`anhu).

Mereka yang dibunuh adalah 70 orang dari para qurro`. Para shabat merasa khawatir
dan merasakan hilangnya ilmu. Ketika itu Umar bin Khattob radhiyallahu `anhu
memerintahkan orang untuk mengumpulkan lembaran-lembaran yang ada dijadikan
dalam satu mushaf setelah beliau meninggal dunia mushaf tersebut ditangan Hafsoh
Radliyallahu ‘anha (beliau mengisyaratkan kepada hadist Zaid bin Tsabit dalam Al-
Bukahri [4986]). Kemudian setelah itu Ustman bin Affan radhiyallahu `anhu
memerintahkan untuk mengumpulkan lembaran-lembaran tersebut dari Hafsoh
radhiyallahu `anha  dari seluruh tempat dan  beliau memerintahkan Zaid bin Tsabit
dan sebagian shahabat untuk mengumpulkan mushaf. Ini semua adalah termasuk
perkara yang menunjukkan pentingya menghafal Al-Quran dan sesungguhnya ini
adalah ilmu, maka hendaknya bersungguh-sungguh untuk meraihnya dan tidaklah
akan meninggalkan kebaikan ini bagi mereka yang diberi taufiq Salah satu dalil yang
menunjukkan pentingya hafalan adalah hadist dalam shohihain dari Abdillah bin ‘Amr
bin ‘Ash, “Sesungguhnya Nabi shallallahu `alaihi wa aalihi wa sallam bersabda, yang
artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu ini sekaligus dengan mencabutnya
dari dada-dada manusia” (HR: Al-Bukhari 100 dan Muslim 2673) Maksudnya
apabila ilmu tercabut dari dada penghafal dan hilang perkara ini (hafalan) maka
hilanglah ilmu.

Ar Rahabi rahimahullah berkata:

Dan ketahuilah bahwa warisan ada dua


Furudh dan ta’shib sesuai dengan bagiannya
Adapun furudh di nash kitab ada enam
Tidak ada furudh dalam warisan selainnya
Setengah dan seperempat kemudian setengahnya seperempat
Sepertiga dan seperenam dengan nash syariat
Dua pertiga dan keduanya penyempurna
Maka  hafalkanlah karena setiap penghafal adalah Imam
Maka Alloh menjaga agama ini dengan pengahafal-penghafal kitab Allah. Dan
termasuk perkara pertama yang hendaknya dihafal adalah Kitab Alloh Ta`ala, Allah
berfirman, yang artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu
penuh dengan berkah” (QS: Shaad: 29)
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya kami telah menurunkan
kepadamu Alkitab sedang dia dibacakan kepada mereka.” (QS: Al-Ankabut: 51)

Kamu bisa berhujjah (argumen) dengan Al-Qur’an pada setiap apa yang kamu
kehendaki dari ilmu syariat ini jika Allah memahamkanmu dalam Al-Qur’an  dan
apabila Allah memahamkanmu  terhadap agama-Nya. Dan lihatlah buku-buku
Syaihkhul Islam dan buku-buku murid beliau Ibnul Qayyim dan yang semisalnya dari
Ahlu Sunnah bagaimana kamu lihat, mereka memperhatikan Al-Qur`an dari sisi
pengambilan dalil, menghafal, membaca, memikirkan dari sisi tajwid dan lain
sebagainya.

(Sumber: Al As’ilah Al Indonisiah, 26 Jumadist Tsaniyah 1424 H)

Anda mungkin juga menyukai