Anda di halaman 1dari 3

Tahfidz Al-Qur’an

 Pengertian Tahfidz Al-Qur’an

Tahfidz Al Quran terdiri dari dua kata, yaitu: Tahfidz dan Al-Qur'an. Tahfidz berasal dari
kata tahfidzoon "menghafal". Jadi tahfidz artinya menghafal dan dapat diartikan sebagai
proses pengulangan suatu pelajaran, baik dengan membaca, maupun mendengar.

Pengertian Al Quran menurut bahasa berasal dari bahasa Arab, secara etimologi berasal
kata iqra artinya bacaan. Secara terminologi, Al-Qur'an adalah kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam melalui malaikat Jibril
sebagai bukti kerasulan, ditulis dalam lembaran-lembaran, yang diriwayatkan secara
mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.

Setelah melihat definisi tahfidz dan Al-quran di atas dapat disimpulkan bahwa Tahfidz
Al-Quran adalah proses untuk memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-
Quran yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di luar kepala
agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik
secara keseluruhan maupun sebagiannya.

Keutamaan menghafal Al Qur’an :

Pertama, mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam


pandangan Allah SWT. Hal ini dikarenakan, seseorang yang
menghafal Alquran sudah pasti mencintai Kalamullah (perkataan
Allah), sedangkan Allah sangat mencintai mereka yang cintai
pada kalam-Nya.

Kedua, penghafal Alquran akan meraih banyak sekali


pahala. Kiai Ahsin Sakho menjelaskan, setiap huruf Alquran jika
dibaca seseorang mendapatkan 10 pahala. Sedangkan jumlah
huruf Alquran, sebagaimana disebutkan Imam Sayuthi dalam al-
Itqan adalah 671.323 huruf.

Ketiga, penghafal Alquran yang menjunjung tinggi nilai Alquran


dijuluki dengan ‘’Ahlullah’’ yang berarti keluarga Allah atau orang yang
dekat dengan Allah. Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan oleh
Rasulullah SAW.
Keempat, Nabi Muhammad SAW pernah menyegerakan
penguburan sahabat yang meninggal dunia dalam perang Uhud,
yang hafalannya lebih banyak daripada lainnya.

‘’Ini adalah penghargaan bagi mereka yang menghafal Alquran,’’


sambungnya.

Kelima, Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat


agar yang menjadi imam sholat adalah mereka yang paling bagus
membaca Alquran, sekaligus juga menghafalnya. Menurut KH
Ahsin Sakho, Nabi telah menghantarkan para penghafal Alquran
dalam jabatan yang mulia yaitu menjadi pemimpin saat sholat.

Keenam, Nabi menjanjikan bahwa orang tua yang memiliki


anak penghafal Alquran akan diberikan mahkota oleh Allah SWT
pada hari kiamat nanti. Mahkota tersebut memiliki cahaya yang
lebih indah daripada cahaya matahari yang menerangi kediaman
mereka di dunia.

Ketujuh, kata KH Ahsin Sakho, penghafal Alquran telah


mengaktifkan sel-sel otaknya yang berjumlah miliaran melalui
kegiatan menghafal. KH Ahsin Sakho menuturkan, kegiatan ini
berpotensi untuk menjadikan otaknya menjadi semakin kuat dan
cerdas.

‘’Sama seperti anggota tubuh lainnya, jika dilatih terus menerus


akan menjadi kuat,’’ tambahnya.

Kedelapan, lanjutnya, penghafal Alquran termasuk orang-


orang terdepan dalam menjaga keaslian, kemurnian dan
kelestarian kitab suci Alquran.

Kesembilan, KH Ahsin Sakho mengatakan, bahwa


seseorang yang menghafal Alquran dan selalu membaca ayat-
ayat suci Alquran akan menciptakan dirinya sebagai manusia
yang saleh.

Kesepuluh, penghafal Alquran akan mendapatkan syafaat


Alquran pada hari kiamat. Alquran akan terus mengawal
‘’Shahib’’nya semenjak dari kubur sampai masuk surga.
Kesebelas, penghafal Alquran yang selalu muraja’ah
(mengulang hafalannya), ia sebenarnya tengah melakukan
olahraga otak dan lidah. Pada saat itu, otaknya akan berjalan
bagai kumparan yang terus-menerus bergerak.

Kedua belas, karena Alquran adalah kitab ‘’Mubarak’’ yang


penuh berkah atau tempat menumpuknya kebaikan. KH Ahsin
Sakho mengatakan, informasi yang dihafal dalam otaknya adalah
kalam Allah yang penuh kesucian dan kemuliaan.

Anda mungkin juga menyukai