Anda di halaman 1dari 22

 

SPLENEKTOMI DAN KOMPLIKASINYA


KOMPLIKASINYA

I. PENDAHULUAN

Splenektomi adalah sebuah metode operasi pengangkatan limpa, yang mana organ ini
merupakan bagian dari sistem getah bening. Splenektomi biasanya dilakukan pada trauma
limpa,
limpa, penyak
penyakit
it kegana
keganasan
san terten
tertentu
tu pada
pada limpa
limpa (Hodgk
(Hodgkin`
in`ss disease
disease dan Non-H
Non-Hodg
odgkin
kin`s
`s
limfoma, limfositis kronik, dan CML), hemolitik jaundice,
jaundice, idiopatik trombositopenia purpura,
atau untuk tumor, kista dan splenomegali. Indikasi lainnya dilakukan splenektomi ialah pada
keadaan luka yang tidak disengaja pada operasi gaster atau vagotomy dimana melibatkan
 flexura splenika di usus. 1,2,3,4

Belum diketahui kapan splenektomi pertama kali dilakukan, namun hampir secara

 pasti splenektomi sebagai terapi dilakukan pertama kali pada tahun 1594 oleh Adriana
Zaccarello ( Meskipun menjadi pertentangan bahwa organ yang diangkat adalah ovarium).
Splene
Splenekto
ktomi
mi pertam
pertamaa kali
kali sebaga
sebagaii terapi
terapi trauma
trauma limpa
limpa dilaku
dilakukan
kan pada
pada tahun
tahun 1678
1678 oleh
oleh
 Nicholas Matthias. Pada tahun 1928, William Mayo, telah melakukan 500 tindakan
splenektomi dengan tingkat mortalitas 10 persen. Akibat kurangya pengetahuan fungsi limpa,
 paramedis saat itu melaporkan tidak ada efek samping yang ditimbulkan pada tindakan
splenektomi. Kenyataannya pada tahun 1919 Morris dan Bullock telah melaporkan bahwa
tikus yang diangkat limpanya lebih mudah terkena infeksi dan mempunyai umur yang lebih
 pendek dibanding dengan tikus sehat, namun hal ini diabaikan oleh paramedis selama 30

tahun. Pada tahun 1953, laporan dari King dan Schumacker memperlihatkan peningkatan
kejadian infeksi dan kematian akibat sepsis pada anak yang telah dilakukan splenektomi
dengan  spherositosis congenital . Akhir abad dua puluh, usaha awal melakukan tindakan
tanpa operasi dan splenoraphy pada pasien yang mengalami trauma limpa memberikan hasil
yang buruk. Pada pertengahan abad duapuluh dan berdasarkan banyaknya pengalaman akibat
dari infeksi pasca splenektom
splenektomi,
i, terlebih
terlebih pada anak penanganan
penanganan tanpa operasi pada pasien
trauma limpa biasanya dilakukan dengan memperhatikan umur pasien, pengalaman institusi,
 pengalaman dokter bedah itu sendiri dan tipe traumanya. 5

1
 

II. ANATOMI & FISIOLOGI

Limpa berasal dari diferensiasi jaringan mesenkimal mesogastrium dorsal . Berat rata-
rata pada manusia
manusia dewasa berkisar 75-100 gram, biasanya
biasanya sedikit
sedikit mengecil
mengecil setelah berumur 
berumur 
60 th , ukuran dan bentuk bervariasi : panjang ± 7cm . Limpa terletak di kuadran kiri atas
dorsal di abdomen pada permukaan bawah diafragma
diafragma,, terlindung oleh iga ke 9, 10, dan 11.
Limpa
Limpa terpan
terpancan
cang
g ditemp
ditempatn
atnya
ya oleh
oleh lipata
lipatan
n perito
peritoneu
neum
m yang
yang diperk
diperkuat
uat oleh
oleh bebera
beberapa
pa
ligamentum suspensorium yaitu: 1,6

1. splenophrenika di posterior.
 Ligamentum splenophrenika

2.  Ligamentum gastrosplenika , berisi vasa gastrika brevis


 Ligamentum gastrosplenika

3. splenokolika terdiri dari bagian lateral omentum majus


 Ligamentum splenokolika

4. splenorenal .
 Ligamentum splenorenal 

2
 

Gambar dikutip dari kepustakaan 7 

Limpa merupakan organ paling vaskuler. Vaskularisasinya meliputi arteri lienalis ,


variasi
variasi cabang
cabang pankre
pankreas
as dan beberap
beberapaa cabang
cabang dari
dari  gaster (vasa Brevis).
Brevis).  Arteri lienalis
merupakan
merupakan cabang terbesar
terbesar dari trunkus celiakus.
celiakus. Biasanya menjadi 5-6 cabang pada hilus
sebelum memasuki lien. Pada 85 % kasus, arterilienalis
arterilienalis bercabang
 bercabang menjadi 2 yaitu ke kutub
superior dan inferior sebelum memasuki hilus. Sehingga hemisplenektomi bisa dilakukan
 pada keadaan tersebut.Ven
tersebut.Vena
a lienal
lienalis
is ber
bergab
gabung
ung dengan
dengan ven
vena
a mesent
mesenterik
erika
a superio
superior 

membentuk vena porta.
porta. Limpa asesoria ditemukan pada 30 % kasus. Paling sering terletak di
hilus
hilus limpa,
limpa, sekitar 
sekitar  arteri lienalis,lig
lienalis,ligament
amentum
um splenokolik
splenokolika, ligamentum   gastrosplenika
a, ligamentum gastrosplenika ,  
majus. 1,6
ligamentum splenorenal, dan omentum majus.

3
 

Fungsi limpa dibagi menjadi:1,5,7

1. Filter sel darah merah

2. Produksi opsonin-tufsin dan properdin

3. Produksi Imunoglobulin IgM

4. Produksi hematopoesis in utero

5. Regulasi T dan B limfosit

Pada janin usia 5-8 bulan limpa berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah
merah dan putih, dan tidak berfungsi pada saat dewasa. Limpa adalah organ pertahanan
utama
utama ketika
ketika tubuh
tubuh terinv
terinvasi
asi oleh
oleh bakter
bakterii melalu
melaluii darah
darah dan tubuh
tubuh belum
belum atau sediki
sedikitt
memiliki anti bodi. Kemampuan ini akibat adanya mikrosirkulasi yang unik pada limpa.
Si
Sirk
rkul
ulas
asii in
inii memu
memung
ngki
kink
nkan
an alira
aliran
n ya
yang
ng lamb
lambat
at se
sehi
hing
ngga
ga limp
limpaa pu
puny
nyaa wakt
waktu
u un
untu
tuk 

memfagosit bakteri, sekalipun opsonisasinya buruk. Antigen partikulat dibersihkan dengan
cara yang mirip oleh efek filter
filter ini dan antige
antigen
n ini merangsa
merangsang
ng respon
respon anti bodi
bodi IgM di
centrum germinale. Sel darah merah juga dieliminasi dengan cara yang sama saat melewati
limpa.1,7

Limpa berfungsi sebagai 2 organ. Bagian yang putih merupakan sistem kekebalan
untuk melawan infeksi dan bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak 
diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak). Sel darah putih tertentu
(limfosit ) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan

infeksi. Limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih limpa.
Bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya ( fagosit ) yang mencerna bahan
yang tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembeluh darah. Bagian
merah memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel
yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya. Karena itu, bagian merah ini kadang
disebut sebagai kuburan sel darah merah. Bagian merah juga berfungsi sebagai cadangan
untuk
untuk elemen-elemen
elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit.
trombosit. Pada banyak
banyak binatang,
binatang,
 bagian merah ini melepasakan elemenn darah ke dalam darah sirkulasi pada saat tubuh
memerlukannya, tetapi pada manusia pelepasan elemen ini bukan merupakan fungsi limpa
1,5,8
yang penting.

4
 

Limpa dapat secara selektif membersihkan bagian-bagian sel darah merah : dapat
membersihkan sisa sel darah merah normal, Howell-Jolly
normal,  Howell-Jolly dan sel siderosit Pappenheimer 
siderosit Pappenheimer . Sel
darah merah tua akan kehilangan aktifitas enzimnya dan limpa mengenali kondisi ini akan
menangkap dan menghancurkannya. Pada asplenia, kadar tufsin dan ada dibawah normal.
Tufsin adalah sebuah tetra peptida yang melingkupi sel – sel darah putih dan merangsang
fagositosis
fagositosis dari bakteri
bakteri dan sel-sel darah tua. Properdin
Properdin adalah komponen
komponen penting
penting dari jalur 
alt
altern
ernatif
atif aktiva
aktivasi
si komple
komplemen
men,, bila
bila kadarn
kadarnya
ya dibawah
dibawah normal
normal akan
akan mengga
menggangg
nggu
u proses
proses
opsonisasi bakteri yang berkapsul seperti meningokokkus dan pneumokokkus..3
meningokokkus,, dan pneumokokkus

 Hipersplenisme adalah filtrasi berlebihan terhadap unsur sel darah oleh limpa.

Jika limpa terlalu banyak membuang sel darah dari sirkulasi (hipersplenisme
( hipersplenisme),
), bisa
timbul sejumlah masalah, seperti:

• anemia (karena jumlah sel darah merah berkurang)

• sering mengalami infeksi (karena jumlah sel darah putih berkurang)

• kelainan perdarahan (karena trombosit berkurang).

Pada akhirnya limpa yang sangat membesar juga menangkap sel darah merah yang
normal dan menghancurkannya bersama dengan sel-sel yang abnormal.5,6,8

III.
III. INDI
INDIKA
KASI
SI SPLE
SPLENE
NEKT
KTOM
OMII

Indikasi umum dilakukan Splenektomi :1,2,3,11

a. Sebagai terapi primer dalam pengobatan kebanyakan penyakit limpa nontraumatik.


Secara umum, hanya jika terapi medis obat-obatan gagal atau sebagai terapi lanjut
 pengobatan penyakit. Penting untuk memahami tujuan utama operasi saat
mengevaluasi tiap pasien.

b. Tujuan dilakukan splenektomi dapat dibagi dalam beberapa bagian sebagai berilkut :

- Untuk mencegah penyakit hematologi. Imun trombositopenia (ITP) dan anemia


hemolitik adalah kebanyakan indikasi dilakukannya splenektomi. Splenektomi juga
5
 

dilakukan untuk mengetahui tahapan penyakit (contohnya leukemia limfositik kronik)


dan Sindrom Felty, utamanya melalui kontrol sitopenia.

- Meng
Mengur
uran
angi
gi pemb
pembes
esar
aran
an limp
limpa.
a. Pa
Pasi
sien
en de
deng
ngan
an sito
sitope
peni
niaa re
refr
frak
akto
torr ak
akib
ibat
at
hipe
hipersp
rsplen
lenism
ismee ya
yang
ng meme
memerl
rluk
ukan
an tr
tran
ansfu
sfusi
si at
atau
au pa
pada
da pa
pasie
sien
n ya
yang
ng menj
menjal
alani
ani
 pengobatan kemoterapi yang terbatas lebih mungkin menguntungkan jika dilakukan
splenektomi.

- Mengurangi gejala splenomegali. Pasien dengan pembesaran limpa yang masif dapat
mengal
mengalami
ami nyeri
nyeri abdome
abdomen,
n, penuru
penurunan
nan berat
berat badan.
badan. Pengan
Pengangka
gkatan
tan limpa
limpa dapat
dapat
mengurangi gejala secara dramatis akibat adanya efek massa limpa yang terdapat di
abdomen.

- Mendiagnosa patologi limpa. Lesi massa solid pada limpa dapat dijadikan indikasi
untuk splenektomi, terlebih jika kita curiga suatu keganasan. Splenektomi mungkin
 perlu dilakukan untuk menetapkan diagnosis dari limfoma, tapi tidak selalu digunakan
untuk menentukan tingkatan limfoma.

- Kontrol perdarahan limpa. Walaupun luka pada limfa dapat diterapi secara non-
operati
operatif,
f, splene
splenekto
ktomi
mi merupa
merupakan
kan terapi
terapi defini
definitif
tif unt
untuk
uk pasien
pasien dengan
dengan perdar
perdaraha
ahan
n
limfa traumatik. Perdarahan limfa juga jarang muncul spontan untuk penyakit tertentu
contohnya pada infeksi mononukleosis.

- Ruptur Lien

Gambar dikutip dari kepustakaan 15

6
 

Pecahnya lien bisa terjadi akibat trauma tajam, trauma tumpul, trauma iatrogenik 
maupun spontan. Pada ruptur spontan bisa akibat :5,8

1. Penyakit infeksi oleh


oleh karena malaria, mononukleasis infeksiosa,

2. Penyakit hemaotologik: jinak, ganas,

3. Bendungan karena hipertensi portal,

Kelainan patologi dikelompokkan menjadi : 1,6,8

1. Cedera kapsul
2. Kerusaka
Kerusakan
n parenk
parenkim,
im, fragm
fragment
entasi,
asi, kutu
kutub
b bawah
bawah hampir
hampir lepas
lepas

3. Kerusaka
Kerusakan
n hilus,
hilus, dilaku
dilakukan
kan splene
splenekto
ktomi
mi parsia
parsiall

4. limpa,, dilakukan splenektomi total


Avulsi limpa

5. Hem
Hematom
atomaa sub
ubka
kap
psu
sule
ler 

Tanda – tanda ruptur lien, gejala yang timbul biasanya : 6

- Syok hipovolemi dengan atau tanpa takikardi dan penurunan tekanan darah.

- Nyeri perut kiri atas atau punggung kiri

- Nyeri pada puncak bahu disebut tanda KEHR

 Nyeri alih melalui n.frenikus ke puncak bahu jika rangsangan pada permukaan bawah
 peritoneum diafragma.

- Laboratorium ditemukan leukositosis

Disebutkan bahwa pada keadaan ini, splenektomi selalu dijadikan sebagai tindakan
yang mutlak dilakukan untuk menyelamatkan jiwa dan bisa memberikan harapan lebih baik.

Indikasi Absolut :7,8,12

- Trauma Limpa Masif 

7
 

- Sfrerositosis herediter 

- Keganasan limpa primer 

- Perdarahan varises yang disebabkan trombosis vena limpa.

Indikasi Relatif: 7,8,12

- Hemolitik anemia autoimmune

- Idiopatik trombositopenia purpura (ITP)

- Leukima (CML)

- Limfoma

- Mielofibrosis

- Hipersplenisme Primer 

- Abses limpa

- Limfoma Hodgkin`s

- Thalasemia

- Trombotik trombositopeni purpura

Splenektomi Parsial

Jika fragmen limpa terputus total atau parsial, biasanya di kutub 


kutub atas atau bawah dapat
dilakukan
dilakukan tindakan yang lain. Arteri lienalis
lienalis utama biasanya bercabang sebelum menembu
menembuss
limpa.
limpa. Cabang
Cabang-ca
-caban
bang
g ini adalah
adalah end arteri
arteri yang memungkink
memungkinkan
an untuk dilakukann
dilakukannya
ya
splenektomi.3,8,10
tindakan parsial splenektomi.

8
 

Gambar dikutip dari kepustakaan 7 

Splenektomi Total

 Indikasi mutlak :3,10

- Tumor primer 

- Kelain
Kelainan
an hemato
hematolog
logik
ik deng
dengan
an hipe
hipersp
rsplen
lenism
ismee jelas
jelas yang
yang tak
tak dapat
dapat diatasi
diatasi dengan
dengan

 pengobatan lain (anemia hemolitik kongenital)

 Indikasi Relatif :3

- tetapi splenektomi
Kelainan hematologik tanpa hipersplenisme jelas, tetapi  splenektomi dapat memulihkan
kelainan hematologik 

- Ruptur limpa

- Hipersplenisme pada sirosis hati dengan varises esofagus

- Splenomegali yang mengganggu karena besarnya limpa

- Sewaktu operasi radikal onkologik di perut bagian atas (lambung, pankreas)

V. PROSEDUR SPLENEKTOMI

Splenoraphy

9
 

Bertujuan untuk mempertahankan limpa yang fungsional dengan menjahit limpa yang
mengal
mengalami
ami laserasi
laserasi,, tet
tetapi
api jika
jika perdar
perdaraha
ahan
n tel
telah
ah berhen
berhenti
ti sebaikn
sebaiknya
ya tidak
tidak dilaku
dilakukan
kan lagi
lagi
karena dapat memicu terjadinya perdarahan ulang. Tindakan ini dapat dilakukan pada trauma
tumpul maupun tajam pada limpa. Tindak bedah ini terdiri dari membuang jaringan nonvital,
mengikat pembuluh darah yang terbuka, dan menjahit kapsul limpa yang terbuka. Penjahitan
dengan benang poliglycolic
benang  poliglycolic   acid 0,
0, dilanjutkan dengan ligasi arteri yang mengarah ke kutub
splenektomi.5,6,9
tersebut. Jika perdarahan aktif tetap berlangsung, lakukan total atau parsial splenektomi

Splene
Spl enekto
ktommi

Mengingat fungsi filtrasi limpa, indikasi splenektomi harus dipertimbangkan benar.


Selain itu, splenektomi merupakan suatu operasi yang tidak boleh dianggap ringan. Tindak 
 bedah kadang sukar karena eksposisinya tidak mudah padahal splenomegali sering disertai
 banyak perlekatan pada diafragma dan alat lain yang berdampingan. Pengikatan a.lienalis
sebagaii tindakan
sebaga tindakan pertama sewaktu
sewaktu operasi
operasi sangat berguna.
berguna. Pembuluh
Pembuluh ini ditemukan
ditemukan dengan
menelusuri bursa omentalis pada pinggir kranial pancreas. Bila limpa besar sering dianjurkan
 pendekatan laparo-torakotomi yang sekaligus menyayat diafragma sehingga daerah eksposisi
semakin luas.2,4,6,8

Persiap
Persiapan
an operasi
operasi pada
pada pasien
pasien yang
yang direnc
direncana
anakan
kan operasi
operasi maka
maka harus
harus diperik
diperiksa
sa
terlebih
terlebih dahulu
dahulu faktor pembekuan
pembekuan darahnya,
darahnya, jumlah sel darah merah, mengatasi infeksi jika
ad
ada,
a, da
dan
n meng
mengon
ontr
trol
ol reaks
reaksii immu
immunn
nnya
ya.. Seba
Sebaik
ikny
nyaa di
dibe
berrk
rrkan
an va
vaks
ksin
in un
untu
tuk
k mela
melawan
wan
organisme  pneumococal ,  Haeomophilus influenza,
influenza, meningococcal . Ketiga
Ketiga organi
organisme
sme ini
merupakan famili bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi yang serius di dalam darah
 pada orang yang tidak memiliki limpa. Biasanya vaksin diberikan 10-14 hari sebelum operasi

guna memperoleh respon immune yang paling baik.2,7,8,9

Splenektomi dilakukan jika terdapat kerusakan limpa yang tidak dapat diatasi dengan
splenorafi, splenektomi parsial, atau pembungkusan. Splenektomi parsial yang bisa terdiri
dari eksisi satu segmen dilakukan jika ruptur limpa tidak mengenai hilus dan bagian yang
tidak cedera masih vital.6,8

Sple
Splene
nekt
ktom
omii to
tota
tall ju
juga
ga dila
dilaku
kuka
kan
n se
secar
caraa elekt
elektif
if pa
pada
da pe
peny
nyak
akit
it ya
yang
ng menu
menunt
ntut
ut
 pengangkatan limpa misalnya pada hipersplenisme atau kelainan hematologik tertentu.
Reimplantasi merupakan autotransplantasi jaringan limpa yang dilakukan setelah splenektomi

10
 

untuk mencegah terjadinya sepsis. Caranya ialah dengan membungkus pecahan parenkim
limpa dengan omentum atau menanamnya di pinggang di belakang peritoneum.8

1. Open Splenektomi

Prosedur operasi :1,4,5,7

1.Abdomen dibuka dengan insisi diatas garis tengah abdomen atau di subcosta kiri.
2. Retraktor ditempatkan pada daerah laparotomi kemudian dengan lembut digunakan
untuk mengekplorasi lapangan operasi.
3. Batas costa ditarik ke atas.
4. Ligamen splenorenal, splenocolic, dan gastroplenic di klem kemudian di pisahkan
dengan memakai forsep panjang, hemostat panjang, dan Metzenbaum panjang atau Nelson
 scissors..
 scissors
5. Perlengketan posterior pada limpa dibebaskan
6. Limfa kemudian dibebaskan dari dinding organ sekelilingnya.
7. Pembuluh darah gaster yang pendek kemudian mudah diidentifikasi, di klem, dipotong
dan di ligasi.
8. Jika perlu, ruang yang tadinya berisi limpa dibasahi dengan laparotomi pad.
9. Arteri dan vena dipotong dengan baik menggunakan pemotong dan forcep.
10. Arteri lebih dulu di klem dan diligasi kemudian vena.
11. Vena diklem, dipisahkan kemudian diligasi.
12. Spesimen telah diangkat dan seluruh
s eluruh perdarahan dikontrol. Kemudian menutup
kembali lapisan abdomen yang telah di buka.
13. Drainase biasanya dibutuhkan jika banyak perlengkatan diafragma pada saat operasi
atau terjadi penggumpalan darah yang lebih dari normalnya.

11
 

Gambar dikutip dari kepustakaan 15

2. Laparoskopi splenektomi

Laparo
Laparosko
skopi
pi splene
splenekto
ktomi
mi diindi
diindikas
kasika
ikan
n hampir
hampir sama
sama dengan
dengan open splenektomi.
Penggunaan
Penggunaannya
nya semakin
semakin meningkat
meningkat sebagai terapi utama untuk operasi dengan pasien yang
mengalami
mengalami ITP dan anemia hemolitik.
hemolitik. Akhir-akhir
Akhir-akhir ini laparoskopi
laparoskopi juga semakin
semakin meningkat
meningkat
 penggunaannya pada keadaan splenomegali
splenomegali tertentu.

Gambar dikutip dari kepustakaan 7 

12
 

Prosedur operasi: 1,5,7

1. Anastesi lokal dilakukan didaerah kulit di batas costa anterior. Pertama-tama trocar 
ditem
itemp
patka
atkan
n dib
ibaw
awah
ah pen
penglih
glihat
atan
an lan
langsun
gsung,
g, dan dib
ibu
uat sim
simet
etri
riss 12-
2-1
15 mm
 pneumoperitonium.

2. Laparoskopi yang telah diletakkan kamera didalamnya dimasukkan kedalam lubang


yang telah dibuat.

3. Perut diretraksi
diretraksi untuk mendapatkan
mendapatkan limpa.
limpa. Kemudian
Kemudian mencari limpa assesori dan jika
ada segera dikeluarkan
dikeluarkan sebab akan menyulitkan
menyulitkan untuk mengangka
mengangkatnya
tnya jika limpa primer 
telah dikeluarkan.

4. Diseksi mulai dilakukan dengan memobilisasi flexura splenika dari colon.

5.  Ligamen splenocolic di pisahkan menggunakan pemotong yang tajam, memobilisasi


lubang inferior dari limpa. Limpa kini diretraksi kearah sefal, menjaga supaya tidak terjadi
ruptur pada saat melakukan retraksi.

6. perito
peritonea
neall lat
lateral
eral pada
pada limpa
limpa di diseksi
diseksi menggu
menggunak
nakan
an pemoto
pemotong
ng yang
yang tajam
tajam atau
atau
menggunakan ultrasonic endoshears.

7. Kemudian masuk ke dalam kantong lesser 


lesser disepanjang
disepanjang garis tengah limpa.

8. dengan mengangkat limpa, pembuluh darah pendek gaster dan pembuluh sekitarnya
mudah terlihat. Ujung dari pankreas mudah terlihat juga mudah dihindari.

9. Pemb
Pembul
uluh
uh da
dara
rah
h pe
pend
ndek
ek ga
gaste
sterr dipi
dipisah
sahka
kan
n meng
menggu
guna
naka
kan
n pe
pemo
moto
tong
ng ul
ultra
traso
soni
nic,
c,
endoclips, dan endovascular stapling .

10. Setelah pembuluh darah pendek gaster dipisahkan, dengan hati-hati pedikel limpa di
diseksi dari arah medial dan lateral.

11. Setelah arteri dan vena didiseksi, pembuluh darah difiksasi dengan menggunakan
endova
endovascu
scular
lar stapler
stapler.. Banyak
Banyaknya
nya cabang
cabang pembul
pembuluh
uh darah
darah mungki
mungkin
n tidak
tidak tertut
tertutupi
upi

13
 

semu
semuan
anya
ya terga
tergant
ntun
ung
g masin
masing-m
g-masi
asing
ng in
indi
divi
vidu
du un
untu
tuk
k meng
mengam
ambi
bill tind
tindak
akan
an un
untu
tuk 

menanganinya.

12. limpa kemudian terbebas dari aliran pembuluh darah dan siap utnuk dikeluarkan.

13. untuk mengeluarkan limpa, endobag diletakkan di sebelah trocar  biasanya


 biasanya di sebelah
lateral.

14. Endobag kemudian


kemudian dibuka,
dibuka, kemudian
kemudian limpa dimasukkan
dimasukkan kedalamnya
kedalamnya.. Kemudian
Kemudian
kantung ditutup dan dikeluarkan melalui lubang superior yang telah dibuat, kini limpa
telah dipisahkan.

15. Kantung kemudian dikeluarkan melalui supraumbilikal atau di lokasi trocar 


trocar epigastrik.
epigastrik.
Limpa kemudian morcellated 
morcellated dan
dan hilang dalam fragmen.

16. Laparoskop dikeluarkan.

17. Jika perlu drain dipasang dalam rongga intraabdominal, abdomen dikosongkan dan
trocar dikeluarkan.
trocar  dikeluarkan.

18. Trocar 
Trocar kemudian
kemudian ditutup.

Kontraindikasi absolut untuk dilakukannya laparoskopi splenektomi adalah: 1,6

- Splenomegali massive (panjang > 30 cm)

- Hipertensi Portal

- Trauma Limpa pada pasien yang tidak stabil.

1,6
Kasus-kasus
Kasus-kasus yang menyulitkan
menyulitkan untuk melakukan laparoskopi
laparoskopi splenektom
splenektomii adalah:
adalah:
- Splenomegali moderate ( > 20-25 cm)

- Sitopenia berat yang tidak bisa dikoreksi

- Trombosis vena limpa

- Trauma limpa pada pasien yang stabil

14
 

- Adenopati Bulky
Adenopati Bulky hilar 

- Morbid obesitas

3. Ligasi Arteri Lienalis

Masih merupakan
merupakan suatu kontroversi
kontroversi pada penanganan
penanganan trauma limpa. Arteri lienalis
utama dapat diligasikan untuk mengurangi perdarahan pada trauma limpa, cara ini dapat
dilakukan tanpa menghindari infark limpa, asalkan pembuluh gastric baik. Cabang-cabang
arteri splenikum dapat didiseksi pada hilum. Kutub atas arteri adalah yang paling konstan,
yang merupakan cabang pertama arteri utama sebelum memasuki hilum. Kutub pembuluh
darah yang lebih rendah tidak dapat dikeluarkan dari limpa dan diperlukan untuk meligasi
 pembuluh darah distal utama ke cabang kutub atas. Ligasi pada pembuluh gastrikum
gastri kum pendek 
diindikasikan pada perdarahan dari kutub yang lebih tinggi. 5

4. Autotransplantasi Limpa

Autotr
Autotrans
anspla
planta
ntasi
si masih
masih merupa
merupakan
kan kontro
kontrover
versi
si pada
pada penang
penangana
anan
n trauma
trauma limpa.
limpa.
Sebaiknya autoransplantasi dilakukan, karena ada beberapa bukti fungsi sebagian limpa dapat
kembali
kembali yaitu sebagai penyaring
penyaring sel darah merah. Produksi
Produksi opsonin kemungkinan
kemungkinan sedikit
sekali atau bahkan tidak ada lagi, tetapi hal ini masih diperdebatkan.

Terdapat
Terdapat juga bukti bahwa penanaman
penanaman jaringan limpa secara luas pada peritoneum
peritoneum
atau  splenosisoverwhelming . Infeks
Infeksii splenosis
splenosis dapat terjadi di seluruh abdomen dan paling
sering ditemukan secara kebetulan saat laparatomi oleh sebab lain. Splenosis berbeda dengan
limpa asesoria secara histologis yakni kehilangan elastisitas dan serabut otot polos pada
kapsulnya. Beberapa fakta menyatakan bahwa limpa hasil implan tidak dapat terjadi bila
tidak tersedia massa jaringan yang baik dan adanya vaskularisasi yang sangat berbeda dari
sirkulasi limpa yang normal.5

Reimplantasi
Reimplantasi merupakan aurotransplantasi
aurotransplantasi jaringan
jaringan limpa yang dilakukan
dilakukan setelah
splenektomi.
splenektomi. Caranya ialah dengan membungkus  irisan parenkim limpa dengan irisan 1-mm
diameter ± 0,5 cm dengan omentum atau menanamnya di pinggang belakang peritoneum.
Viabilitas dari hasil implantasi ditunjukkan dengan kembalinya tufsin, opsonin komplemen,
dan Ig M ke level normal, radionuclide scan 3-4 bulan post operasi untuk melihat fungsi,

ukuran
ukuran , dan lokasinya.
lokasinya. Fakta menunjukk
menunjukkan
an bahwa autotransplantasi
autotransplantasi jaringan
jaringan limpa pada

15
 

omentum pada akhirnya fungsi limpa secara imunologis akan baik. Sebuah tinjauan tentang
masa
masalah
lah in
inii many
manyim
impu
pulk
lkan
an ba
bahw
hwaa studi
studi pa
pada
da manu
manusia
sia da
dan
n bi
bina
nata
tang
ng ya
yang
ng di
dila
laku
kuka
kan
n
autotransplantasi limpa relatif aman dan mudah dilakukan yang memulihkan kelevel dasar 
 beberapa parameter hematologi dan imunologi. Beberapa aspek dari fungsi reticuloendotelial
 juga membaik. Studi radiosotop menunjukan pada banyak pasien autotransplantasi pada
omentum majus menghasilkan jaringan yang tumbuh secara bermakna.5

PERAWATAN PASCA SPLENEKTOMI

splenektomi.
Banyak pasien yang tidak mengalami komplikasi pasca splenektomi. Pada umumnya
 jumlah trombosit meningkat sangat tajam sampai 2 juta per mm3 dan tidak diperlukan terapi
khusus selain hidrasi yang cukup. Jika diperlukan dapat diberikan obat pencegah agregasi
 platelet seperti asam salisilat, dipridamol, dekstran atau jika pasien resiko tinggi dipakai
heparin.. Penu
heparin Penuli
liss lain
lain meng
mengata
ataka
kan
n ba
bahw
hwaa jika
jika ju
juml
mlah
ah trom
trombo
bosi
sitt le
lebi
bih
h da
dari
ri 1 juta mm3
juta
sebaiknya diberikan aspirin dosis rendah atau heparin. Pasien yang mengalami efusi dan
kola
kolaps
psny
nyaa lo
lobu
buss bawa
bawah
h paru
paru kiri
kiri bias
biasan
anya
ya memb
member
erik
ikan
an re
resp
spon
on ya
yang
ng ba
baik
ik de
deng
ngan
an
fisioterapi.1,12

Orang tua yang memiliki anak tanpa limpa harus diajarkan untuk segera mencari
 pertolongan medis bila terdapat gejala-gejala berikut ini : 1,7

• Demam persisten di atas (39 oC)


• Pendarahan

• Perut membengkak 

• Rasa sakit yang tidak lega oleh obat Anda

• Mual atau muntah

• Menggigil

• Batuk atau sesak napas

• Drainase purulen (nanah) dari sayatan apapun

• Kemerahan disekitar menyayat Anda yang memburuk atau semakin besar 

16
 

• Anda tidak dapat makan atau minum

Peningkatan insidensi sepsis umumnya disebabkan oleh  H. influenza, pnemokokkus,


meningikokkus.
meningikokkus. St
Stap
apil
ilok
okok
okku
kuss da
dan
n H in
influ
fluen
enza
za pa
pada
da an
anak
ak pe
perl
rlu
u di
dibe
beri
rika
kan
n an
anti
tibi
biot
otik 
ik 
 profilaksis melawan  H.influenza sa
samp
mpai
ai dewa
dewasa
sa.. Amok
Amoksi
sili
lin
n 25
250
0 mg pe
perh
rhar
arii at
atau
au
 penoksimetilpenisilin 250 mg 2 kali sehari dapat diberikan, walaupun belum ada kesepakatan

apakah obat ini akan diberikan selama hidup atau 5 tahun saja. Waktu pemberian vaksinasi
masih kontroversi. Beberapa penulis merekomendasikan antara 3 sampai 4 minggu pasca
ulang  pnemovax..1,10,14
operasi dan setelah 5 tahun dilakukan vaksinasi ulang pnemovax

KOMPLIKASI SPLENEKTOMI 1,5,7

- Perdarahan
Perdarahan awal post operasi harus dimonitor
dimonitor secara teliti,
teliti, terutama
terutama pasien dengan
dengan
trombo
trombosito
sitopen
penia
ia atau kelain
kelainan
an mielop
mieloprol
rolifer
iferasi.
asi. Perdar
Perdaraha
ahan
n umumny
umumnyaa berasal
berasal dari
dari vasa

gastrika brevis atau kauda pankreas. Jika pada 24 jam pertama ada manifestasi perdarahan
lebih dari 1 atau 2 unit maka ada indikasi untuk operasi ulang untuk mengontrol sumber 
 perdarahan dan evakuasi hematom untuk mencegah timbulnya
timbulnya abses subfrenik.

- Atelektase lobus inferior kiri

- Komplikasi tromboemboli

• Trombosis vena suprarenalis

• Trombosis vena dalam (DVT)

• Emboli paru

• Trom
Trombo
bosi
siss vena
vena sple
spleni
nika
ka deng
dengan
an pe
perl
rlua
uasa
san
n ke ve
vena
na po
port
rtaa da
dan
n ve
vena
na
mesenterika superior jarang terjadi. Umumnya pada pasien dengan kelainan
mieproliferasi atau sepsis yang mengakibatkan abses intra abdomen.

- Trauma
Trauma pada pankreas
pankreas akibat
akibat trAuma murni atau akibat
akibat tindakan splenektomii dapat
tindakan splenektom
menimbulkan pankreatitis post operasi.

17
 

- Devaskularisasi curvatura mayor akibat pemotongan vasa gastroepiploika dapat terjadi


kebocoran atau fistula. Komplikasi ini timbul 3 sampai 4 hari pasca operasi. Komplikasi lain
yaitu infeksi, baik akut yang timbul setelah operasi atau infeksi lanjut.

- Infeksi

Infe
Infeks
ksii pa
pasca
sca sp
splen
lenek
ekto
tomi
mi (Ove
Overwh
rwhelmi
elming
ng Post
Post Splene
Splenekto
ktomy
my Infection)) ad
Infection adal
alah
ah
komplikasi yang lambat terjadi pada pasien splenektomi dan bisa terjadi kapan saja selama
hidupnya. Insiden terjadinya OPSI yaitu 0,3% pada anak-anak dan 0,1% pada orang dewasa
dengan
dengan persentase
persentase kematian sebesar 1%-7%.
1%-7%. Pasien akan merasakan flu ringan yang tidak 
spesifik, dan sangat cepat berubah menjadi sepsis yang mengancam, koagulopati konsumtif,
 bakteremia, dan pada akhirnya dapat meninggal pada 12-48 jam pada individu yang tak 
mempunyai limpa lagi atau limpanya sudah kecil. Kasus ini sering ditemukan pada waktu 2
tahun setelah splenektomi. 1,5,14

Pasien pasca splenektomi yang kemungkinan berkomplikasi menjadi OPSI akan timbul
gejala-gejala: 1,14

• Demam ringan kemudian persisten di atas (39 oC) disertai menggigil


• Malaise

• Myalgia

• Sakit kepala

• Rasa sakit yang tidak lega oleh analgetik 


Mual atau muntah

• Batuk atau sesak napas

Padaa pemerik
Pad pemeriksaan
saan labora
laborator
torium
ium (darah
(darah rutin)
rutin) akan
akan ditemu
ditemukan
kan jumlah
jumlah leukos
leukosit
it yang
yang
abnormal (leukositosis atau leukopenia) dan trombositopenia. Diagnosis laboratorium dapat
dilengkapi dengan pemeriksaan darah tepi dan kultur darah.1,14

Beberapa yang menjadi faktor resiko terjadinya komplikasi akibat splenektomi : 12


- Obesitas

- Merokok 
- Gizi yang buruk 
18
 

- Penyakit kronik 
- Diabetes
- Lanjut Usia
- Penyakit jantung dan paru yang telah ada sebelumnya.

Penulis lain menganjurk


Penulis menganjurkan
an untuk
untuk melakukan
melakukan autotranspl
autotransplantasi
antasi oleh karena beberapa
beberapa
alasan
alasan yaitu
yaitu aman.
aman. Mudah
Mudah dilaku
dilakukan
kan,, fungsi
fungsi retikul
retikuloen
oendot
dotelia
eliall dan fungsi
fungsi imunol
imunologi
ogiss
kembali baik. Ada beberapa kekurangan yaitu produksi opsonin kemungkinan kecil sekali
atau bahkan tidak ada dan tidak dapat secara adekuat menyaring bakteri berkapsul. Tidak ada
splenektomii dengan pertumbuhan limpa hasil
 perbedaan yang bermakna pada pasien pasca splenektom
autotransplantasi dibandingkan dengan tanpa autotransplantasi.

Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini yaitu:

1. Total jumlah darah yang disaring sedikit.

2. Mikroanatomi limpa hasil autotransplantasi kemungkinan tidak sesuai untuk aliran darah
yang
yang pelan
pelan sebagai
sebagaiman
manaa pada
pada limpa
limpa yang
yang normal
normal yang
yang merupa
merupakan
kan faktor
faktor pentin
penting
g untuk 
untuk 
kontak yang lama antara antigen, phagosit, dan imun respon.

3. Untuk memeriksa fungsi


fungsi imun limpa hasil autotransplantasi ada 2 hal yang dievaluasi :

(a) kapasitas fagositosis : tidak ada teropsiniasi


teropsiniasi secara buruk.

(b) kapasitas imun respon humoral dengan perhatian khusus antigen T1-2  polisakarida.

PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI SPLENEKTOMI


SPLENEKTOMI

Infeksii dari pasca splenektom


Infeks splenektomii dapat dicegah dengan memberikan
memberikan pendekatan
pendekatan pada
 pasien dan imunisasi rutin, pemberian antibiotik profilaksis, edukasi dan penanganan infeksi
yang segera. Pemberian
Pemberian amoksilin
amoksilin atau penoksimetil
penoksimetil penisilin sebagai antibiotik
antibiotik profilaksis
profilaksis
dibe
diberi
rika
kan
n 5 tahu
tahun
n atau
atau se
seum
umur
ur hidu
hidup
p belu
belum
m ad
adaa ke
kese
sepa
paka
kata
tan.
n. Usia
Usia da
dan
n pe
peny
nyak
akit
it
mempengaruhi resiko pasca splenektom
splenektomi.
i. Resiko ini paling besar pada bayi dan menurun

19
 

 perlahan seiring dengan pertumbuhan dari masa anak ke masa dewasa. Namun resiko ini
tidak pernah hilang.5,11

Diperk
Diperkirak
irakan
an 80 % kasus
kasus OPSI terj
terjadi
adi di dalam
dalam period
periodee 2 tahun
tahun pertam
pertamaa pasca
pasca
splenektomi.
splenektomi. Karena banyak
banyak kematian
kematian pada sepsis pasca splenektomi
splenektomi sebenarnya dapat
dicegah,
dicegah, Sehingga bila ada demam harus segera dikenali dan ditangani
ditangani dengan tepat. Orang

tua yang memiliki anak tanpa limpa harus diajarkan untuk segera mencari pertolongan medis
 bila ada demam sehingga dapat dievaluasi secara tepat dan dapat diberikan perlindungan
antibiotik yang tepat secepat mungkin.1,2,5,14

Manajemen : Antibiotik 14

1. Seca
Secara
ra emp
empir
iris
is,, Penicillin-resistensi
Penicillin-resistensi pneumococcus
 pneumococcus and
and  Haemophilus
 Haemophilus Influenzae
Influenzae
2. Antibiotik
Antibiotik pilihan
pilihan pertama
pertama (biasanya
(biasanya digunakan
digunakan bersama
bersama Vancomycin)
Vancomycin)

1. Cefotaxime (Claforan)
Claforan)

1. Dewa
Dewasa
sa:: 2 g IV
IV q8
q8 jjam
am

2. Anak-a
Anak-anak
nak:: 2
25-
5- 50
50 mg/k
mg/kg
g IV q6 jam

2. Ceftriaxone (Rocephin)
Rocephin)

1. Dewa
Dewasa:
sa: 2 g IV q1
q12
2 - 24 jam
jam

2. Anak-a
Anak-anak
nak:: 5
50
0 mg/k
mg/kg
g IV
IV q12
q12 jam

3. Levofloxacin (hanya
(hanya digunakan
digunakan jika anafilaksis
anafilaksis terhadap
terhadap Penicillin atau
Cephalosporin))
Cephalosporin

1. Dewa
Dewasa:
sa: 75
750
0 mg
mg IV
IV q24
q24 jam
jam

3. Tambah
Tambahan
an antibi
antibioti
oticc dala
dalam
m keadaan
keadaan khusu
khususs

1. Dicurigai Penicillin resisten


resisten Pneumococcus
 Pneumococcus 
a. Vancomycin
1. Dewa
Dewasa:
sa: 1-
1-1.
1.5
5 g IV q12
q12 jam
jam
2. Anak-a
Anak-anak
nak:: 3
30
0 mg/k
mg/kg
g IV
IV q12
q12 jam
2. Sumber
Sumber infeksi
infeksi dari traktu
traktuss gastrointest
gastrointestinal
inal dan
dan traktus
traktus urinarius
urinarius

1. Gentamicin

20
 

1. Dewa
Dewasa:
sa: 5 - 7 mg/
mg/kg
kg IV q24
q24 jam

2. Anak-a
Anak-anak
nak:: 2
2.5
.5 mg/kg
mg/kg IV q8 jam

2. Ciprofloxacin (dewasa) 400 mg IV q12 jam

DAFTAR PUSTAKA

1. Mckinl
Mckinley
ey R. Spleen
Spleen.. In: Brunicar
Brunicardi
di F C,eds.
C,eds. Schwartz
Schwartz’s
’s Principl
Principles
es of Surger
Surgery.
y. New
York: McGraw-Hill Company; 2007.p 1-31.

2. Norri
Norris,
s, Tere
Teresa
sa G. Sple
Splene
nect
ctom
omy
y [o
[on
n line
line].
]. 20
2002
02.. [c
[cit
ited
ed 20
2004
04 jan 7]
7]:[
:[scr
scree
eens
ns 2]
2]..
Available from URL:http:///www.encyclopedia.com

3. Uranus
Uranus S, Sill H. Splenec
Splenectomy
tomy for
for Hematologica
Hematologicall Disorders.
Disorders. In: Holzheim
Holzheimer
er G R,eds.
Surg
Surgic
ical
al TrTrea
eatm
tmen
entt Evid
Eviden
ence
ce-B
-Bas
ased
ed anand
d Pr Prob
oble
lem-
m-Or
Orie
ient
nted
ed.. Aust
Austri
ria:
a: W.
Zuckschwerdt Verlag GmbH;
GmbH; 2001. P:1-10.

4. Zollin
Zollinger
ger,, eds.
eds. Zollin
Zollinger
ger’s
’s : Atlas of Abdomi
Abdominal
nal Surgica
Surgical.
l. New York:
York: McGraw-H
McGraw-Hill
ill
Company; 2007. P: 3-6.

5. Clarke
Clarke P J, Morris
Morris JP. Surgery
Surgery of The
The Spleen.
Spleen. In: Morris
Morris JP,eds.
JP,eds. Oxford
Oxford Textbo
Textbook
ok of 
Surgery. Oxford University Press; 2002.p:10-11.

6. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 1996.p:823-831.

7. Debas HT.
HT. Gastrointest
Gastrointestinal
inal Surgery
Surgery : Pathoph
Pathophysiolo
ysiology
gy and Managem
Management.
ent. New York:
York:
Springer-Verlag New York,Inc. 2004.p:319-332.
2004.p:319-332.

8. Fraker
Fraker L D. Splenic
Splenic disorder.
disorder. In: Mulholla
Mulholland,
nd, eds. Greenfiel
Greenfield’s
d’s Surgery
Surgery : Scient
Scientifi
ifiss
Principles and Practice. 2004. P:67-71.

21
 

9. Main
Maingo
got,
t, ed
eds.
s. Maing
Maingot
ot’s
’s Abdo
Abdomi
mina
nall Oper
Operationss 20th ed. New York: McGraw-Hill
ation
Company; 2007.p:25-27.

10. Anonymous. Splenectomy. [on line]. 2003. Available from:http:///www.google.com

11. Anonymous. Indications for Splenectomy. [on line]. 2010. [cited 2003 may]:[screens
1-2]. Available from URL:http///www.ssat.com

12. Chwistek
M. Splenectomy. [on line]. 2009. [cited 2009_2_11] : [screen 1]. Available
from:URL:http:///www.familydoctor.org

13. Crary E S. Vascular


Vascular complication
complicationss after splenectomy
splenectomy for hematologic
hematologic disorders.
disorders.
Journal of The American for Hematologic Society. [on line]. 2009 Nov [cited 2009
Oct 1]:volume 114. P:2861-2868. Available from:URL:http:///www.yahoo.com

14
14.. Moses
Moses S. Over
Overwh
whel
elmi
ming
ng Post
Post Sple
Splene
nect
ctom
omyy In
Infe
fecti
ction
on.. [o
[on
n line
line].
]. 2008
2008.. [cite
[cited
d
2010_3_22] : [ screen 1]. Available
from:URL:http:///www.familypracticenotebook.com

15. Anonymous. Spleen Removal. [on line]. 2010. Available


from:http:///www.optumhealth.com

22

Anda mungkin juga menyukai