Akmen Dalam Akpri (Yoga Dan Herry)
Akmen Dalam Akpri (Yoga Dan Herry)
Manajemen
dalam Riset
Akuntansi
Keperilakuan
K E LOMPOK 3 :
Pada tahun 1952 Argyris menerbitkan risetnya, desain riset akuntansi manajemen mengalami
perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain sistem
pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset
lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi
oleh para pelaku organisasi.
Berbagai Perspektif Teoritis
1. Teori Atribusi
2. Teori Harapan (Expectancy Theory)
3. Teori Tujuan (Goal Theory)
4. Teori Keagenan
5. Integrasi Pendekatan
MOTIVASI INTRINSIK
DAN EKSTRINSIK,
SERTA PARTISIPASI
DALAM
PENGANGGARAN:
ANTECENDENTS DAN
KONSEKUENSI
BERNARD WONG-ON-WING
LAN GUO
GLADIE LUI
PENDAHULUAN
Berdasarkan teori motivasi dari Lepper et al. (1973), Deci (1975), Lepper dan Greene (1978), serta Deci dan Ryan (1985),
mereka mengusulkan dan menguji motivasi berbasis model partisipasi penganggaran. Kemudian model tersebut
berkembang menjadi Self-Determination Theory oleh Ryan and Deci (2000) serta Gagné and Deci (2005) yang
memaparkan tentang adanya otonomi motivasi ekstrinsik dan kontrol motivasi ekstrinsik.
12
Kesenjangan anggaran (budgetary slack) dapat
menimbulkan dilema moral karena memungkinkan
bawahan untuk mengekstrak kelebihan sumber
daya melalui cara menipu, dan perilaku tersebut
melanggar norma sosial umum (Merchant 1995)
1
4
Hypothesis development
H1: Bawahan yang menetapkan anggaran di bawah skema
pembayaran skema kompensasi (slack-inducing) akan
lebih mungkin untuk menilai kesenjangan anggaran yang
signifikan tidak etis daripada bawahan yang menetapkan
anggaran di bawah skema pembayaran yang mendorong
kebenaran.
H2: Bawahan yang menghargai nilai-nilai tradisional akan
lebih cenderung menilai tugas yang signifikan
kesenjangan anggaran menjadi tidak etis.
H3: Bawahan yang menghargai tanggung jawab akan lebih
cenderung menilai anggaran yang signifikan kesenjangan
anggaran menjadi tidak etis.
H4: Bawahan yang menghargai empati akan lebih cenderung
menilai kesenjangan anggaran yang signifikan menjadi
tidak etis.
15
Experimental method
Pengujian hipotesis menggunakan setting eksperimental (Stevens 2002). Eksperimen menggunakan metode dari ekonomi eksperimental dan perilaku psikologi.
16
conclusion
Hasil penelitian menemukan bahwa peserta yang
menetapkan anggaran di bawah skema pembayaran
yang mendorong slack, dan oleh karena itu membangun
tingkat senjangan anggaran yang relatif tinggi, menilai
senjangan anggaran yang signifikan rata-rata tidak etis,
sedangkan peserta yang menetapkan anggaran di
bawah skema pembayaran yang mendorong kebenaran
tidak.
1
7
skema pembayaran yang mendorong slack
menghasilkan kerangka moral dengan menetapkan
kepentingan ekonomi sendiri terhadap norma-norma
sosial umum seperti kejujuran atau tanggung jawab.
18
Hasil lainnya menunjukkan bahwa peserta yang
mendapat nilai tinggi dalam nilai-nilai tradisional dan
empati pada kuesioner kepribadian pra-eksperimen
JPI-R lebih cenderung menilai senjangan anggaran
yang signifikan sebagai tidak etis.
19
Hasil ini menunjukkan bahwa insentif
keuangan berperan dalam menentukan
kerangka moral dari pengaturan
penganggaran dan bahwa nilai-nilai pribadi
berperan dalam menentukan bagaimana
individu menanggapi kerangka moral
tersebut.
20
THANK YOU
Krishna Yogantara, Komang 08113809707
yogantara.2291311002@student.unud.ac.id
herry.sugiarto@triatmamulya.ac.id
2
1