Hal 47 58 Implementasi Berpikir Reflektif
Hal 47 58 Implementasi Berpikir Reflektif
Opini
Hilda Karli
Email: temasain@gmail.com
Universitas Terbuka UPBJJ- Bandung
Abstrak
erpikir reflektif merupakan salah satu berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking) yang
B perlu diperkenalkan, dan dilatihkan agar terbiasa sejak siswa di SD. Melalui kegiatan
berpikir reflektif diharapkan siswa SD dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan
bertanggungjawab dan mandiri. Dalam menyelesaikan masalah seseorang, tidak ada
prosedural yang rutin. Oleh karena itu siswa bebas menentukan teori, ilmu atau caranya menurut
pikirannya sendiri. Guru berperan sebagai jembatan dalam menciptakan kondisi agar siswa berpikir
reflektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Ada 3 tahap untuk melatih siswa berpikir reflektif
yaitu tahap pertama mempersiapkan siswa untuk dapat menghadirkan kembali pengetahuan dan
pengalamannya. Selanjutnya tahap kedua adalah mengajak siswa untuk berpikir ulang dan
menjelaskan perasaannya. Tahap ketiga adalah mengevaluasi pengalamannya sebagai pemantapan
diri. Berpikir reflektif diperkenalkan pada siswa SD dari kelas 1 sampai kelas 6 SD secara bertahap
dari yang mudah hingga sukar. Kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk merangsang
berpikir reflektif antara lain permainan, penulisan, dan presentasi.
Abstract
Reflective thinking is one of high order thinking skills that needs to be introduced and trained to students
since elementary school. Through reflective thinking activities it is expected that elementary students can
solve their own problems with responsibility and independence. In solving problems, someone does not have
to follow routine procedures. Therefore, students freely determine the theory, science or the way according to
their own consideration. The teacher facilitates in creating conditions so that students do reflective thinking
in the classroom activities. There are 3 stages. The first stage is preparing students to be able to recall their
knowledge and experience. The second stage is to engage students to rethink and describe their feelings. The
third stage is to engage students to evaluate their own experiences so that the lesson becomes part of their
personal self. Reflection thinking is introduced to elementary student grade 1 to 6, gradually from the easy to
difficult level. Learning activities that can be used to stimulate reflective thinking are, but not limited to,
games, writing, and presentation.
untuk mencapai tujuan, mempertimbangkan Namun sayang guru kurang menekankan pada
beragam alternatif dan konsekuensinya sebelum proses merenungkan tersebut. Pertanyaan
bertindak, mengumpulkan informasi yang tersebut dijawab secara masal dikelas secara
relevan, dan mendengarkan pandangan umum oleh siswa. Umumnya guru memiliki
alternatif lainnya. Jozua Sabandar (2013 :190) target untruk menyelesaikan materi tema tersebut
mendeskripsikan tentang berpikir reflektif untuk sesuai waktu yang telah direncanakan.
menemukan cara dalam menyelesaikan masalah Sedangkan untuk kelas rendah (1-3 SD) berpikir
dalam pembelajaran matematika. Hasil reflektif berupa pertanyaan pada siswanya
penelitian lainnya diungkap oleh Hery Suharna apakah materi pelajaran yang diajarkan pada
(2015;156) bahwa berpikir reflektif siswa SD setiap subtema tersebut bisa dipahami atau
adalah sebagai sarana untuk mendorong tidak. Pada setiap subtema disajikan beberapa
pemikiran selama situasi pemecahan masalah, pertanyaan konsep materi yang diajarkan dan
karena memberikan (peran penting pemikiran siswa diminta untuk memberikan ceklist pada
reflektif) kesempatan untuk belajar dan setiap pertanyaan tersebut oleh guru. Kadang
memikirkan strategi terbaik untuk mencapai guru tidak membahasnya dan bahkan siswa
tujuan pembelajaran. Siswa SD yang tidak pernah mengisinya. Contohnya kelas 1
mempunyai latar belakang dan kemampuan tema 3 (Kegiatan sehari-hari) pada sub tema 1
matematika berbeda-beda, juga mempunyai (kegiatan pagi hari) tertera beberapa pertanyaan
kemampuan menyelesaikan masalah matemati- seperti: mengenal kosa kata yang berhubungan
ka yang berbeda. Hal ini sejalan dengan dengan pagi hari, melafalkan bunyi Pancasila,
pendapat dari Polya bahwa setiap individu akan memberi contoh kebiasaan pagi hari sesuai sila
berbeda cara menyelesaikan permasalahan Pancasila, bernyanyi sambil membedakan
matematikanya tidak harus ikuti prosedural. panjang pendek bunyi, melakukan gerakan
Masyarakat modern yang semakin kompleks melempar dengan benar, menyusun huruf
ditambah dengan perkembangan teknologi menjadi kosa kata yang benar, membilang
informasi yang semakin canggih dan cepat, bilangan 11 sampai 20 dengan cara
siswa SD sebagai pengguna teknologi informasi mengelompokkan benda dst. Ada 15 pertanyaan
perlu membiasakan berpikir reflektif dari yang harus dijawab siswa SD kelas 1 setelah
informasi yang diterimanya. Sejak SD siswa mereka belajar 1 sub tema. Apakah siswa SD
diberi kesempatan secara mental untuk kelas 1 yang baru masuk sekolah dapat
memproses pengalaman belajar dengan berpikir memahami pertanyaan tersebut? Siswa akan
reflektif di sekolah melalui berbagai mata mengisi tanpa memahami dan tanpa
pelajaran yang dalam kegiatan mereka sehari- merefleksikan apakah paham atau tidak.
hari. Hal ini membantu siswa untuk dapat Merefleksikan bukan sekedar memahami
menyadari kemajuan belajarnya serta lebih siap atau tidak konsep pelajaran yang dibahas tapi
siswa diminta untuk berpikir secara mental dari
secara intelektual, emosi, fisik dan sosial dalam
pengalaman yang sudah dialami dengan
memasuki tahap perkembangan SMP nantinya
ditambah informasi pengetahuan yang baru
atau mempertahankan hidupnya.
diterimanya untuk dapat dimaknai apa yang
Penulis mengamati buku tematik Diknas
sebaiknya dilakukan untuk yang akan datang
sudah mengunakan berpikir reflektif Untuk
berkaitan dengan pengalaman dan pengeta-
kelas 4-6 SD pada setiap sub tema ada
huan tersebut. Pertanyaan tersebut lebih cocok
pertanyaan berupa reflektif yang dikaitkan
untuk sang guru untuk evaluasi mengajarnya,
dengan mata pelajaran seperti Matematika,
apakah ada materi pelajaran yang belum
PPKn, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS. Pada disampaikan pada siswa atau tidak, bagaimana
setiap sub tema diakhiri dengan ayo renungkan. umpan balik siswa setelah belajar apakah sudah
Beberapa pertanyaan diajukan seperti: Apakah dipahami semua? Dari hasil pengamatan
hal tersebut berguna bagi kehidupanmu? tersebut penulis tertarik untuk membahas secara
Bagaimana perasaanmu selama belajar? literatur apa, mengapa dan bagaimana
Adakah hal lain yang ingin kalian ketahui? Apa implementasi berpikir reflektif saat proses
yang kamu pelajari dari kegiatan hari ini? pembelajaran berlangsung di SD?
berpikir yang terpadu seperti analisis, sintesis, tukan, apakah akan menerima atau menolaknya;
mengasosiasi, dan mengintepretasi untuk e) Individu menerapkan cara pemecahan
menarik kesimpulan menuju ide-ide yang masalah yang sudah ditentukan dan dipilih,
produktif. Lauren Resnick mendefinisikan kemudian hasilnya apakah ia menerima atau
bahwa berpikir tingkat tinggi cenderung menolak hasil kesimpulannya.
kompleks artinya langkah atau urutan tidak Proses berpikir reflektif tidak tergantung
dapat dilihat dari satu sisi saja. Berpikir tingkat pada pengetahuan siswa semata, tapi proses
tinggi sering menghasilkan multisolusi walau bagaimana memanfaatkan pengetahuan yang
setiap solusi ada kelebihan dan kekurangan. telah dimilikinya untuk memecahkan masalah
Berpikir tingkat tinggi perlu pertimbangan dan yang dihadapi. Jika siswa dapat menemukan cara
intepretasi. (http://researchgate.net/diunduh memecahkan masalah yang dihadapi sehingga
tanggal 18 Nopember 2018). dapat mencapai tujuannya maka siswa tersebut
Menurut King berpikir tingkat tinggi terdiri telah melakukan proses berpikir reflektif. Pada
dari berpikir logika, reflektif, metakognitif dan dasarnya berpikir reflektif merupakan kemampu-
kreatif. Berpikir reflektif suatu kegiatan berpikir an siswa dalam menyeleksi pengetahuan yang
yang dapat membuat siswa berusaha menghu- telah dimiliki dan tersimpan dalam memorinya
bungkan pengetahuan yang diperolehnya untuk untuk menyelesaikan setiap masalah yang
menyelesaikan permasalahan baru yang dihadapi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
berkaitan dengan pengetahuan lamanya.Di Revolusi indutri 4.0 yang sangat cepat
mana siswa harus dapat menghubung- berubah perlu generasi muda yang handal,
hubungkan antara ide, pengalaman, pengeta- mandiri, tanggungjawab serta berpikir tingkat
huan, pendapat orang dst. Individu yang berpikir tinggi dalam menyelesaikan tugas dan
kritis dan kreatif tentu akan melakukan tahap
permasalahan yang muncul. Pendidikan sebagai
berpikir reflektif saat proses berpikirnya.
salah satu wadah yang membina generasi muda
Berpikir reflektif merupakan salah satu perlu mengantisipasi. Untuk menghasilkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order outcomes sesuai kebutuhan revolusi industri 4.0
thinking). Dewey mengungkapkan 3 kemampuan mengelola berpikir sangatlah
karakteristik berpikir reflektif antaralain: The pre- penting. Berpikir tingkat tinggi sangatlah
reflective situation, a situations experiencing diperlukan untuk era tesebut guna memperta-
perplexity, confusion, or doubts; the post-reflective hankan hidup dan bijaksana dalam mengambil
situation, situation in which such perplexity, keputusan. Berpikir tingkat tinggi melibatkan
confusion, or doubts are dispelled; and the reflective penggalian makna, dan penemuan pola dalam
situation, a transitive situations from the pre-reflective ketidakberaturan. Pendidikan merupakan proses
situation to the post-reflective situation ...” Situasi sosial dimana anggota masyarakat yang belum
pre-reflektif yaitu suatu situasi seseorang matang (terutama anak-anak) diajak ikut
mengalami kebingungan atau keraguan; situasi berpartisipasi dalam masyarakat. Pendidikan
reflektif yaitu situasi transitif dari situasi pra- adalah proses belajar sepanjang hayat.
reflektif dengan situasi pasca-reflektif atau
Oleh karena itu tujuan dari pendidikan
terjadinya proses reflektif; dan situasi pasca-
adalah memberikan kontribusi dalam perkem-
reflektif yaitu situasi dimana kebingungan atau
keraguan tersebut dapat terjawab. Menurut John bangan pribadi dan sosial seseorang melalui
Dewey proses berpikir reflektif yang dilakukan pengalaman dan pemecahan masalah yang
oleh individu akan mengikuti langkah-langkah berlangsung secara reflektif. Pendidikan dimulai
sebagai berikut. a) Individu merasakan problem; dari pendidikan dasar oleh karena itu pendidik-
b) Individu melokalisasi dan membatasi an di SD merupakan fundamental keberhasilan
pemahaman terhadap masalahnya; c) Individu dari pendidikan suatu bangsa. Siswa SD berada
menemukan hubungan-hubungan masalahnya pada rentang usia 7-12 tahun berada pada tahap
dan meru-muskan hipotesis pemecahan atas operasional kongkrit, menurut Piaget pada masa
dasar pengetahuan yang telah dimilikinya; d) tersebut siswa masih membutuhkan bantuan
Individu mengevaluasi hipotesis yang diten- benda kongkrit untuk berpikir.
Tahapan berpikir logika mulai dilatihkan pengalaman belajar, mengiden-tifikasi apa yang
melalui pembelajaran seperti matematika, IPA, mereka pelajari, memodifikasi pemahaman
IPS, Bahasa Indonesia dan PPKn. Siswa SD kelas mereka berdasarkan informasi dan pengalaman
6 mengalami transisi dari berpikir logika ke baru dan mentransfer pembelajaran mereka ke
berpikir abstrak. Berpikir abstrak merupakan situasi lain; 5) Pemikiran reflektif membantu
bagian dari berpikir tingkat tinggi. Pada masa siswa menjadi lebih sadar akan kemajuan belajar
tersebut siswa perlu dilatih agar pola berpikirnya mereka, memilih strategi untuk memecahkan
dapat berkembang ke arah pola piker tingkat masalahnya, mengidentifikasi cara untuk
tinggi. Artinya siswa tidak perlu bantuan membangun pengetahuan yang mereka
kongkrit lagi untuk memahami suatu objek atau butuhkan untuk menyelesaikan masalah.
masalah, mereka dapat mengidentifikasi lalu Berpikir reflektif membutuhkan evaluasi yang
mengintepretasi, menganalisa serta menyimpul- terus menerus sehingga perlu dilatihkan dan
kan sesuatu lebih hati-hati dan bertang- dibiasakan sedari SD.
gungjawab. Achivement Goals, The Classroom Environtment,
Berpikir reflektif penting dilatihkan pada And Reflective Thinking: A Conceptual Framework”,
siswa SD antaralain karena: 1) Masyarakat dalam Electronic Journal Of Research in Educational
modern yang semakin kompleks ditambah Psycology, Vol 6 No. 12 Dewey mengatakan
dengan perkembangan teknologi informasi yang bahwa berpikir reflektif adalah suatu proses
semakin canggih mental tertentu
dan cepat, siswa yang memfokus-
SD sebagai peng- kan dan mengen-
guna teknologi Berpikir reflektif terjadi saat dalikan pola pikir-
informasi perlu para siswa mencoba memahami an. Proses yang
membiasakan ber- penjelasan dari orang lain, ketika dilakukan bukan
pikir reflektif dari sekedar suatu
mereka bertanya, dan ketika
informasi yang urutan dari gagas-
mereka menjelaskan atau
diterimanya. Kelak an-gagasan, tetapi
dewasa dapat
menyelidiki kebenaran ide suatu proses
lebih bijkasana mereka sendiri. sedemikian agar
dalam menerima setiap ide yang
informasi; 2) Seko- muncul mengacu
lah adalah miniatur kehidupan oleh karena itu pada ide terdahulu untuk menentukan langkah
pengetahuan baru yang dterima perlu berikut-nya. Semua langkah yang berurutan
diterapkan dalam situasi kompleks dalam saling terhubung sehingga pikiran akan tumbuh
kegiatan mereka sehari-hari. Sehingga siswa dan mendukung satu sama lain untuk
terdorong untuk berlatih berpikir reflekstif; 3) menghasilkan sebuah kesimpulan. Dewey,
Berpikir reflektif merupakan salah satu berpikir berpikir reflektif adalah: “active, persistent, and
tingkat tinggi mengem-bangkan keterampilan careful consideration of any belief or supposed from
siswa untuk menghu-bungkan pengetahuan of knowledge in the light of the grounds that support
baru dengan sebelumnya, berpikir abstrak dan it and the conclusion to which it tends”. Jadi, berpikir
konspetual, dapat menentukan strategi baru reflektif adalah aktif, terus menerus, gigih, dan
dalam melaksanakan tugas-tugas, memahami mempertim-bangkan dengan seksama tentang
cara berpikir dan strategi belajar mereka, segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya
membantu siswa dalam transisi dari tahap atau format tentang pengetahuan dengan alasan
perkembangan SD ke SMP selanjutnya ke SMA yang mendukungnya dan menuju pada suatu
dan Perguruan tinggi dari segi perkembangan kesimpulan.
intelektual. Emosional, fisik dan sosial; 4) Berpikir reflektif terjadi saat para siswa
Berpikir reflektif memberi kesempatan pada mencoba memahami penjelasan dari orang lain,
siswa secara mental untuk memproses ketika mereka bertanya, dan ketika mereka
menjelaskan atau menyelidiki kebenaran ide memberikan hasil secara cepat pada siswa. Guru
mereka sendiri. Menurut Rahmy berpikir reflektif terlalu khawatir siswanya tidak tahu maka guru
merupakan suatu kegiatan berpikir yang dapat memberi tahu semua informasi pada siswanya.
membuat siswa berusaha menghubungkan Siswa sebagai penerima sifatnya pasif saja
pengetahuan yang diperolehnya untuk terutama dalam proses berpikirnya.
menyelesaikan permasalahan baru yang Dewey mengemukakan tentang peran
berkaitan dengan pengetahuan lamanya. Proses berpikir reflektif bagi guru bahwa: ...ada dua
kegiatan belajar mengajar yang terjadi antara tantangan bagi guru dalam berpikir reflektif
guru dan siswa di kelas yang akan menjembatani yaitu: pertama, guru harus menjadi pengamat
proses berlatih berpikir refletif agar menjadi dari semua yang menyangkut siswa di kelas
sebuah pembiasaan siswa kelak dewasa. Melalui mereka. Mereka harus tahu semua kondisi yang
berpikir reflektif siswa dapat menghubungkan bisa membuat hal-hal yang lebih baik atau lebih
melalui konstruktif antara pengalaman, buruk bagi siswa serta konsekuensi dari kondisi
pengetahuan yang sudah ada dan pengetahuan tersebut. Kedua, guru juga harus tahu tentang
baru. Siswa dapat berpikir secara konseptual dan organisasi sekolah dan tentang suasana
asbtrak. Siswa dapat memahami cara berpikir- sekitarnya pembelajaran anak. Dari pernyataan
nya dan menerapkannya dalam kehidupan Dewey di atas guru yang menciptakan kondisi
sehari-hari. Melatih mental dan lebih peduli dan yang menyenangkan dan menantang agar siswa
hati-hati dalam mengambil keputus-an mulai termotivasi untuk berpikir reflektif dengan
dari proses memilih, mengidentifikasi, berhipote- berbagai kegiatan saat proses belajar di kelas.
sa, mengumpulkan data, menginte-pretasi dan Guru perlu mempertimbangkan kegiatan yang
menyimpulkan. Selalu memperba-harui dirinya dilakukan siswa tersebut berlandaskan pada
dan siswa dapat bebas menyelesai-kan masa- pengalaman dan konstruksi pengetahuan siswa
lahnya sendiri. sendiri agar dapat meningkatkan pemahaman
Proses berpikir reflektif tidak dapat siswa dalam internalisasi dirinya serta mampu
dilakukan hanya beberapa kali saja dilatihkan menerapkan dalam kehidupannya (pembelajar-
oleh guru di kelas, tetapi harus terus menerus. an bermakna). Guru memberikan tugas-tugas
Namun sayangnya guru jarang melatihkan dalam berbagai situasi untuk mengeksplore
berpikir reflektif saat proses mengajar di kelas. melalui kelompok kerja agar kehidupan sosial
Oleh karena itu ketika siswa diminta untuk dan emosionalnya berkembang selain
berpikir reflektif maka siswa terjebak dengan berpikirnya. Guru bertindak sebagai fasilitator
pertanyaan., “ Apa yang harus saya kerjakan? maksudnya guru bertindak sebagai perantara
Bagaimana saya merefleksikan? Saya sudah antara siswa dan pembelajaran, membimbing
menyelesaikan tugas ini! Mengapa saya harus masing-masing siswa untuk mendekati kegiatan
merefleksikannya lagi setelah saya pelajari? belajar secara strategis. Guru membantu setiap
siswa memonitor kemajuan individu, membang-
Siswa perlu banyak pengalaman untuk belajar
un makna dari konten yang dipelajari dan dari
berpikir reflektif melalui berbagai kegiatan dalam
proses belajar, dan menerapkan pembelajaran
proses pembelajaran di kelas.
ke konteks dan setting lainnya.
Peran guru sebagai ujung tombak dari
Strategi guru agar tercipta proses belajar
proses belajar sangatlah penting. Kenyataannya
yang reflektif seperti membantu siswa dengan
guru melatih dan membiasakan siswa untuk memunculkan masalah yang fokus untuk
berpikir menghafal saja dengan mengerjakan direfleksikan oleh siswa, membimbing siswa
soal latihan dan ulangan saja. Banyak buku yang bagaimana berpikir refleksi, melalui kata tanya
diterbitkan oleh penerbit hanya drilling soal-soal seperti bagaimana dan mengapa. Secara
saja. Siswa yang sering menghafal saja tentu kolaborasi antara guru, teman sebaya atau nara
tidak dapat menghubung-hubungkan atau sumber untuk diskusi, memunculkan pengalam-
menggabungkan berpikirnya dalam kehidupan an siswa yang paling terkesan atau sebaliknya
nyata. Banyak guru yang gagal dalam melatih untuk dibahas, tidak saja kegiatan mental
berpikir reflektif karena guru tergesa-gesa untuk berpikir tetapi kegiatan fisik yang sifatnya
Tabel 1:
Berpikir Reflektif Sesuai Jenjang Kelas di SD
Satu - Memberi komentar dari hasil refleksi berupa gambar tentang realisme.
- Menunjukkan minat (apa yang benar-benar disukai siswa).
- Melalui lisan dan permainan
Dua - Menuliskan refleksi dengan kalimat pendek berupa deskripsi berkaitan dengan
(perasaan, kendala dan kemajuan) melalui gambar, lisan dan permainan
- Merangsang refleksi dengan beberapa pertanyaan sederhana
Tiga - Menuliskan hasil refleksi lebih detail dengan kalimat yang baik
- Merevisi hasil refleksi yang sudah diberi umpan balik dari guru
- Merangsang refleksi dengan pertanyaan yang mengacu pada taksonomi bloom
(C1-C6)
- Merefleksi secara individu/kelompok dengan diskusi, tanya jawab, lisan,
tertulis, permainan
Empat - Tahap belajar untuk menuliskan lebih rinci, runtut dan detail dan
membayangkan apa yang tertulis serta dipahami oleh orang lain
- Menambah/ merevisi hasil refleksi dari teman sejawat
- Menuliskan syair /puisi pendek untuk menggambarkan hasil refleksi atau
tokoh idola yang dibaca/tonton/lihat
- Menuliskan perasaan/kendala/kemajuannya lalu oleh guru dikirim pada orang
tua untuk di bahas secara internal di rumah
- Mengerjakan proyek secara kelompok yang terorganisir
kongkrit akan membuatnya enjoy belajar, susun Selanjutnya tahap kedua adalah mengajak siswa
kegiatan belajar mengajar secara bertahap sesuai untuk berpikir ulang dan menjelaskan perasaan-
perkembangan usia siswa. nya, ketika siswa diminta untuk berpikir ulang
Oleh sebab itu guru perlu strategi bagaimana tentang kendala yang paling sulit selama KBM
cara membiasakan siswanya berpikir refleksi dalam bentuk tulisan atau gambar dan tahap
(habist of minds). Ada 3 tahap agar siswa ketiga adalah mengeva-luasi pengalamannya
bwerpikir reflektif yaitu tahap mempersiapkan sebagai pemantapan diri ketika siswa mendapat
siswa untuk dapat menghadirkan kembali pengayaan atau respon dari guru.
pengetahuan dan pengalamannya. Selanjutnya Contoh berpikir reflektif pada kelas 4 SD
tahap kedua adalah mengajak siswa untuk meminta siswa secara kelompok untuk
berpikir ulang dan menjelaskan perasaan-nya mengerjakan sebuah proyek atau percobaan IPA
dan tahap ketiga adalah mengevaluasi misalnya saat KBM. Dalam buku tematik dinas
pengalamannya sebagai pemantapan diri. sudah disajikan secara singkat bahan renungan
Berpikir refleksi diperkenalkan pada siswa SD pada setiap sub tema. Umumnya guru meminta
secara bertahap dari mulai yang mudah pada siswa mengisi LKS (lembar kerja siswa) atau
tingkat yang sukar. Pada Tabel 1 menguraikan pertanyaan yang ada di buku panduan tematik
kegiatan reflektif sesuai jenjang kelas SD. seputar percobaan yang sudah dilakukan.
Contoh kegiatan belajar mengajar yang Kadang ada sekolah yang meminta untuk
melibatkan berpikir reflektif pada kelas 1 SD. presentasi di depan teman-temannya. Guru
Guru membagikan tiket berupa kertas kosong kurang melibatkan proses mental berpikir dalam
kecil untuk diisi oleh siswa 10 menit sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan. Untuk
pulang. Siswa diminta untuk mengisi bagian melibatkan kegiatan berpikir reflektif guru
mana yang dianggap paling sulit dan tidak meminta siswa untuk menuliskan perasaan atau
dimengerti oleh siswa selama belajar tadi siang kendala atau kemajuan saat mengerjakan proyek
berupa gambar jika siswa belum bisa menulis. atau percobaan secara individu melalui jurnal
Tiket yang sudah diisi tersebut dimasukkan pada buku atau blog atau vlog. Hasil tulisan tersebut
kotak atau diserahkan pada guru secara tertib dikirimkan oleh siswa ke guru dan guru
sambil keluar kelas. Dari tiket yang dikumpulkan membacanya untuk mengevaluasi kemajuan
oleh siswa diharapkan guru membaca dan siswanya dan memberikan catatan yang
mengambil kesimpulan bagian mana dari sifatnya membangun motivasi siswa. Guru
pelajaran yang perlu diulang atau diberi dapat mengirimkan kepada orang tua agar orang
pengayaan untuk pertemuan berikutnya. tua mengetahui perkembangan anaknya.
Kejadian di atas memperlihatkan bahwa siswa Bahkan guru dan orang tua dapat berdiskusi
sejenak diajak untuk berpikir reflektif secara mengenai perkembangan belajar anaknya
sederhana melalui permainan. Apabila siswa melalui HP seperti WA, BBM atau SMS.
belum lancar menulis maka siswa dapat Penulisan refleksi jurnal dapat juga dikerjakan
menggambarkannya. Hal ini tergantung pada secara kelompok. Setiap kelompok dapat
kondisi siswa. Jika sudah terbiasa dengan 1 buah menunjukkan pada kelompok lain hasil
pertanyaan yang diajukan maka guru dapat penulisan refleksinya melalui blog/vlog/ppt.
menambahkan beberapa pertanyaan lagi. Diupayakan guru untuk membaca dan
Pertanyaan dapat diambil oleh guru pada bagian memberikan masukan pada setiap hasil refleksi
akhir pada setiap sub tema setiap hari atau setiap siswa. Melalui kegiatan tersebut siswa dapat
akhr minggu pada buku tematik yang mengetahui kesalahannya atau kendala atau
dikeluarkan oleh Diknas. kemajuannya sendiri. Hal ini berguna untuk
Pada KBM di atas tiga tahapan berpikir melatih tanggungjawab dalam mengambil
reflektif sudah dilakukan yaitu tahap mengha- keputusan yang tidak tergesa-gesa.
dirkan kembali pengetahuan dan pengalaman- Dalam melakukan kegiatan rutinitas
nya ketika siswa diminta untuk melihat mengajar seorang guru terkadang menjadi
peristiwa dari pagi hingga siang selama belajar. terbelenggu pikirannya karena rutinitas yang
terus menerus. Guru perlu mengembangkan Strategi melatihkan berpikir reflektif pada siswa
pengetahuan dan kompetensi mengajarnya dengan memunculkan permasalahan untuk
melalui berpikir reflektif. Penelitian Tindakan dipertimbangkan bagaimana pemecahannya
Kelas (PTK) sebuah penelitian yang dilakukan dalam situasi yang nyata bagi siswa.
oleh guru di kelasnya sendiri untuk Guru sebagai jembatan dalam menciptakan
memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar kondisi agar siswa berpikir reflektifdalam
melalui refleksi diri. Melalui PTK guru dapat kegiatan belajar mengajar di kelas. Ada 3 tahap
mengembangkan kompetensi mengajarnya dan yaitu tahap mempersiapkan siswa untuk dapat
professional. Manfaat lain PTK untuk siswa menghadirkan kembali pengetahuan dan
adalah meningkatkan hasil belajarnya, pengalamannya. Selanjutnya tahap kedua
sedangkan untuk sekolah dapat meningkatkan adalah mengajak siswa untuk berpikir ulang
mutu pendidikan. Guru sangat tepat melakukan dan menjelaskan perasaannya dan tahap ketiga
PTK karena guru memiliki hak otonomi dalam adalah mengevaluasi pengalamannya sebagai
kelasnya sendiri. Guru seorang manajer di kelas pemantapan diri. Berpikir refleksi diperkenalkan
yang dapat mengatur dan mengorganisasi pada siswa SD secara bertahap dari mulai yang
kelasnya sendiri tanpa campur tangan dari jika mudah pada tingkat yang sukar dari kelas 1
kepala sekolah atau pihak terkait. Gurulah yang sampai kelas 6 SD. Model pembelajaran yang
paling tahu keadaan siswanya. digunakan untuk merangsang berpikir reflektif
Tidak kalah pentingnya peran orang tua banyak cara seperti melalui permainan,
dalam membiasakan anaknya untuk berpikir penulisan, presentasi, dll.
reflektif. Kepala sekolah dapat memberdayakan
POM dalam mensosialiasikan apa, mengapa
dan bagaimana melatihkan dan membiasakan Saran
anak dalam kehidupan sehari-hari di rumah Berkembang nya pola pikir reflektif anak perlu
untuk berpikir reflektif. Mengikut sertakan peran didukung lingkungan sekitar anak. Adapaun
orang tua dalam kegiatan di sekolah juga. saran yang dapat diberikan kepada orang tua,
Apabila kebiasaan berpikir reflektif menjadi penerbit buku, guru, kepala sekolah dan
kultur budaya keluarga tentu akan membentuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
kultur sekolah dan masyarakat sekitarnya. (LPTK), sebagai berikut.
Orang tua, keterbukaan diri dan pikiran
Simpulan untuk membiasakan anaknya berpikir reflektif
dalam mendidik anaknya sehari-hari
Penerbit buku, menerbitkan buku-buku
Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk
untuk orang tua dan anak yang terkait dengan
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu,
pengembangan berpikir reflektif yang mudah
menimbang-nimbang dalam ingatan, proses
diterapkan.
berpikir merupakan aktivitas memahami sesuatu
atau memecahkan suatu masalah melalui proses Guru, perlu wawasan pengetahuan dan
pemahaman terhadap sesuatu atau inti masalah praktek mengajar yang banyak tentang berpikir
yang sedang dihadapi dan faktor-faktor lainnya. reflektif dari segi media, penyampaian, materi
Berpikir reflektif merupakan salah satu berpikir pelajaran. Guru melakukan praktek refleksi
tingkat tinggi (High Order Thinking) yang perlu sendiri melalui penelitian tindakan kelas (PTK)
diperkenalkan, dilatihkan agar terbiasa sejak di kelasnya.
siswa di SD. Melalui kegiatan berpikir reflektif Kepala Sekolah, memotivasi guru-guru
diharapkan siswa SD dapat menyelesaikan untuk menciptakan kondisi KBM yang
masalahnya sendiri dengan tanggungjawab dan membangkitkan untuk berpikir reflektif pada
mandiri. Dalam menyelesaikan masalah siswanya dengan memberikan penghargaan
sesorang tidak ada prosedural yang rutin, oleh dan fasilitas yang memadai saat KBM.
karena itu siswa secara bebas menentukan teori, Mengadakan in house training (IHT) dan
ilmu atau caranya menurut pikirannya sendiri. mengikutsertakan guru seminar nasional dan
internasional tentang strategi mengajar berpikir Suharna, Hery. (2015) Berpikir reflektif siswa SD
reflektif. berkemampuan matematika tinggi dalam
Lembaga pendidikan tenaga kependidikan pemecahan masalah pecahan di Ternate.
(LPTK), Melatih dan membiasakan mahasiswa Ternate: Universitas Khairun Ternate
PGSD berpikir reflektif secara terpadu dalam Zulmaulida,Rahmy.(2010). Peningkatan
kegiatan praktek dan teori dalam berbagai mata kemampuan berpikir kritis, kreatif, reflektif
kuliah khususnya mata kuliah Penelitian (K2R) matematis siswa SMP melalui
Tindakan Kelas (PTK). Dosen/Tutor PGSD pembelajaran berbasis masalah. UPI:
diharapkan menjadi pemodelan guru SD saat Bandung
mengajar dan mendidik di kampus PGSD. http://www.ascd.org/publications/books/
108008/chapters/Learning-Through-
Reflection.aspx diunduh tanggal 5
Daftar Pustaka Oktober 2018
http://ccsnh.edu/documents/CCSNH MLC.
Costa, A.L. (1995). Developing minds a resource book Habits of mind CostaKallick. diunduh 15
for teaching thinking. Virginia: ASCD Mei 2017
Dewey, Russell. (2007). Psycology an introduction. http:// News.rakyatku.com/diunduh tanggal
Diunduh dari http://www.intropsych. 30 September 2018
com/22 Juni 2017 http://TribunMedan.com/ diunduh tanggal 30
Lipman, Matthew. (2003 ). Thinking in education. September 2018
Australia: Cambridge Univ Press http://researchgate.net/diunduh tanggal 18
Lin, et al. (1999). Journal educational technology Nopember 2018
research and development. Designing --------. Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang
Technology to Support Reflection. 47(3) Standar Proses
Rajendran, N.S. (2010). Teaching and acquring -------. Achivement Goals, The Classroom
higher order thinking skills theory and Environtment, And Reflective Thinking: A
practice. Perak: Universiti Pendidikan Conceptual Framework. Electronic journal
Sultan Idris of research in educational psycology, 6 (12)/
Sabandar, Jozua. (2013). Berpikir reflektif dalam diunduh http://www.eric.ed.go/ 15
pembelajaran matematika. Bandung: Oktober 2018
Universitas Pendidikan Indonesia