Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart Failure atau
Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang
dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung (cardiac output)} tidak
mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.
Dampak dari gagal jantung secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah,
sehingga menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yang dibawa dalam darah itu
sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia), menyebabkan seseorang
kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba yang berujung pada kematian.
Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang sangat sering
dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala sangat bervariasi
sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar jantung.
Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung stop bekerja (cardiac
arrest), melainkan jantung tidak lagi mampu memompakan darah sebagaimana tugasnya
sehari-hari bagi tubuh seseorang.
Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu sisi bagian jantung, misalnya gagal jantung bagian
sisi kiri atau gagal jantung bagian sisi kanan saja.
1. Pemeriksaan fisik, adanya denyut nadi yang lemah dan cepat, tekanan darah menurun,
bunyi jantung abnormal, pembesaran jantung, pembengkakan vena leher, cairan di
dalam paru-paru, pembesaran hati, penambahan berat badan yang cepat,
pembengkakan perut atau tungkai.
2. Pemeriksaan Rontgen atau X-ray (ronsen), pada bagian dada bisa menunjukkan
adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.
3. Pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan
jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung).
Pemberian obat-obatan, seperti obat inotropik (digitalis, obat inotropik intravena), obat
vasodilator (arteriolar dilator : hidralazin), venodilator (nitrat, nitrogliserin), mixed dilator
(prazosin, kaptopril, nitroprusid), diuretik serta obat-obatan disritmia.
Tindakan pembedahan, hal ini biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit jantung bawaan
(paliatif, korektif) dan penyakit jantung didapat (valvuloplasti, penggantian katup).
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis)
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan,
namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan
dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.
Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari
WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia
Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi
di negara Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).
Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies
nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah,
Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak
(lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari
pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan
terasa panas (early lymphodema)
Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap
(elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki
gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai Penjaringan membran, Metode
konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO
adalah dengan jalan pemeriksaan sistem "Tes kartu", Hal ini sangatlah sederhana dan peka
untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample darah
sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari.
Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak
terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti
tindakan operasi.
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam bahasa medisnya
disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa yang dimaksud dengan usus buntu.
Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang
ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar
yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.
Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan
pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap
sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi
apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya
sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan
limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk
berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali
telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan
infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.
Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam
tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya
pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang
terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri
bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu
tersebut.
Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak
didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit
radang usus buntu.
Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera
ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang
berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas,
yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).
Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap
usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama
dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi
usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk
vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.
Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-
tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus
buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa
nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih
menunjang lagi adanya radang usus buntu.
2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel
darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan
yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).
3. Pemeriksaan radiologi.
foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang
membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup
membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk
wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan
pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran
apendiks.
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease
(RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat
adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik,
atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada
saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan,
jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada
kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan
penduduk di atas 50 tahun.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka
sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman
Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam
rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan
penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari
kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung.
Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan
mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Rematik
Penderita umumnya megalami sesak nafas yang disebabkan jantungnya sudah mengalami
gangguan, nyeri sendi yang berpindah- pindah, bercak kemerahan di kulit yang berbatas,
gerakan tangan yang tak beraturan dan tak terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil
dibawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan
berat badan, cepat lelah dan tentu saja demam.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir
tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis
bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung
cukup vitamin.
Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita
dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi
keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif.
Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang
relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang.
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya
faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan
akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi
penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi
streptokokkus untuk terjadi DR.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam
rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk
menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit
Jantung Rematik.
Menurut keterangan dr. Arlin Algerina, SpA, dari RS Internasional Bintaro, Di Indonesia,
diperkirakan antara 800 - 100.000 orang terkena penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang
tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih
sering terserang, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun.
Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan
bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang
ditimbulkan antara lain ;
1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi.
2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak
akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan
limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga
terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa
masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan
gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa
kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing.
Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan
berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali
terjadi gangguan kesadaran.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces
dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar
sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain
maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan
memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid
A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan
infeksi paru (Pneumonia).
Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan
rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang
utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi
kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat
antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol,
sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan
penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.
Untuk kembali ke makanan "normal", lakukan secara bertahap bersamaan dengan mobilisasi.
Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa, dan seterusnya.
Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker servik (Cervical
Cancer) merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina).
Penyakit kanker servik ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang disebut Human
Papilloma Virus (HPV). Virus ini menyebar melalui kontak sexual, HPV dapat menyerang
semua perempuan disetiap waktu tanpa melihat umur ataupun gaya hidup. Banyak wanita
yang dengan daya tahan tubuh yang baik mampu melawan infeksi HPV dengan sendirinya.
Namun demikian, terkadang virus ini berujung pada terjadinya penyakit kanker.
Di Indonesia, Kanker Serviks adalah kanker pembunuh perempuan Indonesia no.1 tertinggi
saat ini.(Pdpersi). "Setiap perempuan selama hidupnya beresiko terkena virus yang
menyebabkan kanker serviks", terutama beresiko tinggi bagi mereka yang merokok,
melahirkan banyak anak, memakai alat kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama, serta
mereka yang terinfeksi HIV Aids.(MedlinePlus)
Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui dan mendeteksi
adanya kanker serviks pada diri seorang wanita.
Pengobatan Penyakit Kanker Serviks
Bagi Anda yang terdiagnosa mengalami perubahan abnormal sel sejak dini, maka dapat
dilakukan beberapa hal seperti ;
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker dan kanker leher rahim telah
dapat diidentifikasi, Maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya,
antara lain ;
1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus
beserta leher rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal.
Bagaimana Pencegahannya?
Ini merupakan berita yang sangat menarik, bahwa penyakit kanker leher rahim (kanker
serviks) dapat dicegah. Yaitu dengan cara vaksinasi yang diberikan pada remaja putri dan
perempuan dewasa.
Vaksin ini diresmikan hak ciptanya pada tahun 2006, pengembangnya adalah sebuah
perusahaan obat terbesar dunia yang berada di Amerika Serikat (Merck & Co., Inc.). Vaksin
ini diberi nama "Gardasil". Vaksin tersebut, menurut WHO, juga efektif mencegah infeksi
HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan hampir 90% dari semua jenis kanker leher rahim.
Pengenalan vaksin pencegah kanker serviks dan upaya untuk mendekatkan akses vaksin bagi
masyarakat di diseluruh wilayah Indonesia diharapkan dapat menurunkan prevalensi kanker
leher rahim serta meminimalkan fatalitas akibat serangan kanker tersebut.
Penyakit Kanker Paru-paru
Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat
(abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau
ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar
ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau
otak.
Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya
disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan
pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi
pada pekerja yang juga merokok.
Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker
paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru,
Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat.
Penyakit Serangan Jantung
Serangan jantung adalah suatu kondisi kesehatan yang sangat emergency untuk di tangani,
Jika terlambat maka sangat mungkin penderita segera menemui ajalnya (kematian). Di
Negara maju terutama di Amerika, Penyakit jantung adalah penyebab kematian nomer satu
dimana serangan jantung dialami lebih dari 1,5 juta penduduk disana. Begitu pula di
Indonesia, Departemen Kesehatan RI dan Yayasan Penyakit Jantung mengemukakan bahwa
sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian.
Penyakit serangan jantung (Heart Attack) yang dalam bahasa medisnya disebut sebagai
Myocardial Infarction (MI), adalah kerusakan bahkan kematian otot jantung (myocardium)
yang disebabkan terhentinya secara mendadak suplay darah (sebagai pembawa Oxygen)
kedaerah tersebut sebagai akibat dari beberapa faktor. Misalnya ; Terjadi ketika salah satu
nadi koroner ter blokade selama beberapa saat, entah akibat spasme (mengencangnya nadi
koroner), akibat thrombus (penggumpalan darah) atau akibat adanya penyempitan dan
penyumbatan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama
makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh
nadi.
Serangan jantung yang diakibatkan oleh adanya spasme yang menimbulkan ter blokade nadi
koroner ini akan hilang secara menyeluruh, baik nyeri atau keluhan lainnya disaat nadi
koroner kembali rileks dan berfungsi seperti normalnya. Kondisi seperti ini disebut dengan
crescendo angina atau coronary insufficiency. Apabila hal ini terjadi berkisar 20 sampai 40
menit, maka dapat menyebabkan otot jantung mengalami kematian (infark) sabagai dampak
oxygen yang tidak dimilikinya karena suplay darah terhenti.
1. Nyeri dada, dimana otot kekurangan suplay darah (disebut kondisi iskemi) yang
berdampak kebutuhan oxygen oleh otot berkurang. Akibatnya terjadi metabolisme yang
berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Nyeri dirasakan di dada bagian tengah, dapat
menyebar kebagian belakang dada, kebagian pangkal kiri leher dan bahu hingga lengan atas
tangan kiri. Beberapa pasien mungkin mengalami nyeri dibagian atas perut (pangkal tulang
iga tengah bahkan bagian lambung), dimana nyeri lebih hebat dan tak hilang meski
diistirahatkan atau diberi obat nyeri jantung (Nitroglycerin).
Inilah yang dinamakan Angina, penderita merasakan gelisah dengan sesak di dada dan seperti
merasa dada diremas-remas. Beratnya nyeri setiap orang berbeda, bahkan beberapa orang
yang mengalami suplay darah jantung berkurang merekle tidak merasakan apa-apa.
2. Sesak nafas, Biasanya dirasakan oleh orang yang mengalami gagal jantung. Sesak
merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti
pulmoner atau edema pulmoner).
5. Pusing dan pingsan, Hal ini dapat merupakan gejala awal dari penderita penyakit serangan
jantung. Dimana penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal
atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
6. Kebiru-biruan pada bibir, jari tangan dan kaki sebagai tanda aliran darah yang kurang
adekuat keseluruh tubuh.
7. Keringat dingin secara mendadak, dan lainnya seperti mual dan perasaan cemas.
Dari ketiga hal tersebut, Penyakit jantung yang umumnya ditakuti adalah jantung koroner
karena menyerang pada usia produktif dan dapat menyebabkan serangan jantung hingga
kematian mendadak. Faktor-faktor diatas erat kaitannya dengan pola konsumsi dan
kehidupan yang bersangkutan, diantaranya :
Pemberian obat-obatan seperti aspirin tablet secara kunyah dapat membantu jika terjadi
pembekuan darah pada pembuluh arteri koroner, Sedangkan jenis tablet beta-blocker
diberikan untuk memperlambat kerja jantung sehingga tidak terlalu bekerja keras dan
mengurangi kemungkinan rusaknya otot jantung. Selanjutnya yang utama adalah pemberian
Oxygen, yang menolong memperkecil kerusakan jaringan otot.
Penderita yang mengalami serangan jantung (penyakit jantung) tentunya akan dirawat
dirumah sakit khususnya pada ruangan intensif penyakit jantung, karena memerlukan
pemantauan dan monitor yang intensif. Selain pemberian obat-obatan dirumah sakit, tindakan
yang mungkin dilakukan oleh tim kesehatan (medis) adalah angioplasty atau coronary artery
bypass surgery (pembedahan/pemotongan bagian artery yang bermasalah).