Anda di halaman 1dari 23

Penyakit Gagal Jantung

Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart Failure atau
Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang
dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung (cardiac output)} tidak
mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.

Dampak dari gagal jantung secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah,
sehingga menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yang dibawa dalam darah itu
sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia), menyebabkan seseorang
kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba yang berujung pada kematian.

Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang sangat sering
dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala sangat bervariasi
sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar jantung.

Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung stop bekerja (cardiac
arrest), melainkan jantung tidak lagi mampu memompakan darah sebagaimana tugasnya
sehari-hari bagi tubuh seseorang.

 Klasifikasi Penyakit Gagal Jantung


Ruang Jantung terbagi atas empat ruang yaitu Serambi kanan dan serambi kiri yang
dipisahkan oleh septum intratrial, kemudian Bilik kanan dan bilik kiri yang dipisahkan oleh
septum interventrikular.

Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu sisi bagian jantung, misalnya gagal jantung bagian
sisi kiri atau gagal jantung bagian sisi kanan saja.

 Penyebab Penyakit Gagal Jantung


Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan primer otot jantung itu sendiri atau beban
jantung yang berlebihan ataupun kombinasi keduanya. Secara garis besar, faktor
kemungkinan yang menyebabkan penyakit gagal jantung adalah orang-orang yang memiliki
penyakit hipertenisi, hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi), perokok, diabetes (kencing
manis), obesitas (kegemukan) dan seseorang yang memiliki riwayat keluarga penyakit
jantung serta tentunya pola hidup yang tidak teratur dan kurang ber-olah raga.

 Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Jantung


Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan bagian mana dari
jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan darah, lebih jelasnya sebagai berikut :

1. Gagal jantung sebelah kiri ; menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru


(edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak
nafas hanya dirasakan saat seseorang melakukan aktivitas, tetapi sejalan dengan
memburuknya penyakit maka sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak
melakukan aktivitas. Sedangkan tanda lainnya adalah cepat letih (fatigue),
gelisah/cemas (anxity), detak jantung cepat (tachycardia), batuk-batuk serta irama
degub jantung tidak teratur (Arrhythmia).

2. Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; cenderung mengakibatkan pengumpulan


darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga hal ini menyebabkan
pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, perut (ascites) dan hati
(hepatomegaly). Tanda lainnya adalah mual, muntah, keletihan, detak jantung cepat
serta sering buang air kecil (urin) dimalam hari (Nocturia).

 Diagnosa Penyakit Gagal Jantung


Biasanya, diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang dikeluhkan ataupun yang
terlihat langsung saat dilakukan pemeriksaan. Untuk memperkuat diagnosa, dokter akan
melakukan berbagai pemeriksaan, misalnya ;

1. Pemeriksaan fisik, adanya denyut nadi yang lemah dan cepat, tekanan darah menurun,
bunyi jantung abnormal, pembesaran jantung, pembengkakan vena leher, cairan di
dalam paru-paru, pembesaran hati, penambahan berat badan yang cepat,
pembengkakan perut atau tungkai.
2. Pemeriksaan Rontgen atau X-ray (ronsen), pada bagian dada bisa menunjukkan
adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.
3. Pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan
jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung).

 Pengobatan Penyakit Gagal Jantung


Dalam penatalaksanaan atau perawatan pasien dengan kasus penyakit gagal jantung, ada tiga
hal mendasar yang menjadi acuan, diantaranya ; Pengobatan terhadap Gagal jantung sendiri,
Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan Pengobatan terhadap faktor pencetus.
Termasuk dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam,
meningkatkan kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Sedangkan penanganan secara
umum meliputi istirahat, pengaturan suhu dan kelembaban, oksigen, pemberian cairan dan
diet.

Pemberian obat-obatan, seperti obat inotropik (digitalis, obat inotropik intravena), obat
vasodilator (arteriolar dilator : hidralazin), venodilator (nitrat, nitrogliserin), mixed dilator
(prazosin, kaptopril, nitroprusid), diuretik serta obat-obatan disritmia.

Tindakan pembedahan, hal ini biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit jantung bawaan
(paliatif, korektif) dan penyakit jantung didapat (valvuloplasti, penggantian katup).
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis)

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan


penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis
nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada
jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan,
namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan
dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari
WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia
Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi
di negara Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).

 Penularan Penyakit Kaki Gajah


Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular
sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain
pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut.

Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies
nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah,
Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.

 Tanda dan Gejala Penyakit Kaki Gajah


Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak,
dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya.
Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :

 Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat

 Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak
(lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit

 Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari
pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)

 Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat
pecah dan mengeluarkan nanah serta darah

 Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan
terasa panas (early lymphodema)

Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap
(elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah


Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah, Sampai
saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya muncul dan
menampilkan diri dalam darah pada waktu malam hari selama beberapa jam saja (nocturnal
periodicity).

Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki
gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai Penjaringan membran, Metode
konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO
adalah dengan jalan pemeriksaan sistem "Tes kartu", Hal ini sangatlah sederhana dan peka
untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample darah
sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari.

 Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah


Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah
membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat
penularan dapat ditekan dan dikurangi.

Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang


ampuh baik untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan
mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat. Penderita yang
mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi samping sistemik dan lokal
yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan obat simtomatik.

Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan diberikan oral


sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3
jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur
kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat atau
dalam keadaan lemah.

Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak
terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti
tindakan operasi.

 Pencegahan Penyakit Kaki Gajah


Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan
mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada
masyarakat lainnya. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada
penderita dan warga sekitarnya.

Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata


rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting
untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut.
Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam bahasa medisnya
disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa yang dimaksud dengan usus buntu.
Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang
ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar
yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan
pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap
sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi
apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.

Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks


atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini
yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).

 Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)


Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor
pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara
pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks
oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid,
penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.

Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya
sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan
limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk
berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali
telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan
infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam
tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya
pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang
terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri
bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu
tersebut.

Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak
didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit
radang usus buntu.

 Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)


Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan
limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya
usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak
mendapatkan makanan lagi.

Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera
ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang
berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas,
yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).

 Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu


Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;

1. Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).


Pada kondisi ini gejala yang ditimbulkan tubuh akan panas tinggi, mual-muntah, nyeri
perut kanan bawah, buat berjalan jadi sakit sehingga agak terbongkok, namun tidak
semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang,
atau mual-muntah saja.

2. Penyakit Radang Usus Buntu kronik.


Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi
nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang
timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri
itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada
apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).

Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap
usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama
dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi
usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk
vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.

 Pemeriksaan diagnosa Penyakit Radang Usus Buntu


Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk menentukan dan
mendiagnosa adanya penyakit radang usus buntu (Appendicitis) oleh Pasiennya. Diantaranya
adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiology ;
1. Pemeriksaan fisik.
Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan
(swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada
perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa
nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana
merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-
tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus
buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa
nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih
menunjang lagi adanya radang usus buntu.

2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel
darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 – 18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan
yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

3. Pemeriksaan radiologi.
foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang
membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup
membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk
wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan
pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran
apendiks.

 Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu


Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu
(appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa
kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat
kekambuhannya mencapai 35%.

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah


dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah
perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat
yang terkontaminasi dll.
Penyakit Jantung Rematik (PJR)

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease
(RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat
adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).

Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik,
atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada
saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan,
jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada
kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan
penduduk di atas 50 tahun.

Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka
sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman
Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam
rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan
penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari
kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung.
Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan
mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
 Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Rematik
Penderita umumnya megalami sesak nafas yang disebabkan jantungnya sudah mengalami
gangguan, nyeri sendi yang berpindah- pindah, bercak kemerahan di kulit yang berbatas,
gerakan tangan yang tak beraturan dan tak terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil
dibawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan
berat badan, cepat lelah dan tentu saja demam.

 Penegakan Diagnosis Penyakit Jantung Rematik


Selain dengan adanya tanda dan gejala yang tampak secara langsung dari fisik, umumnya
dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium, misalnya; pemeriksaan darah
rutin, ASTO, CRP, dan kultur ulasan tenggorokan. Bentuk pemeriksaan yang paling akurat
adalah dengan dilakukannya echocardiografi untuk melihat kondisi katup-katup jantung dan
otot jantung.

 Pengobatan Penyakit Jantung Rematik


Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh
kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah
pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara
oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut,
alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan
antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.

Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir
tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis
bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung
cukup vitamin.

Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita
dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi
keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif.
Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang
relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang.

 Pencegahan Penyakit Jantung Rematik


Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya
kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah
bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi
kuman Streptococcus beta hemolyticus).

Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya
faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan
akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi
penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi
streptokokkus untuk terjadi DR.

Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam
rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk
menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit
Jantung Rematik.

Penyakit Demam Tifoid


Penyakit Demam Tifoid (bahasa Inggris: Typhoid fever) yang biasa juga disebut typhus atau
types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi terutama menyerang
bagian saluran pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di
masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.

Menurut keterangan dr. Arlin Algerina, SpA, dari RS Internasional Bintaro, Di Indonesia,
diperkirakan antara 800 - 100.000 orang terkena penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang
tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih
sering terserang, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 5 tahun.

 Cara Penularan Penyakit Demam Tifoid


Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau
minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui
peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian
berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

 Tanda dan Gejala Penyakit Demam Tifoid


Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman,
sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran
darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang
menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan
bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang
ditimbulkan antara lain ;

1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi.
2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak
akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan
limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga
terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa
masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan
gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa
kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing.
Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan
berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali
terjadi gangguan kesadaran.

 Diagnosa Penyakit Demam Tifoid


Untuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Widal dan
biakan empedu.
1. Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di
laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah
darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan
eosinofilia.
2. Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap
kuman tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan atau menunjukkan
kenaikan progresif.
3. Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan
ditemukannya kuman Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan
kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.

Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine dan faeces
dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah benar-benar
sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).

Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain
maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan
memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti Paratifoid
A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza, malaria, TBC (Tuberculosis), dan
infeksi paru (Pneumonia).

 Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Tifoid


Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan
menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya
komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan
dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk
mencegah penularan. Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas
turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.

Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan
rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang
utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi
kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat
antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol,
sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan
penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.

 Komplikasi Penyakit Demam Tifoid


Komplikasi yang sering dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid adalah
perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis), dan hepatitis.
Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.

 Diet Penyakit Demam Tifoid


Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk
diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :

1. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.


2. Tidak mengandung banyak serat.
3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.

Untuk kembali ke makanan "normal", lakukan secara bertahap bersamaan dengan mobilisasi.
Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa, dan seterusnya.

 Pencegahan Penyakit Demam Tifoid


Pencegahan penyakit demam Tifoid bisa dilakukan dengan cara perbaikan higiene dan
sanitasi lingkungan serta penyuluhan kesehatan. Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral
dan vaksin suntikan (antigen Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini
pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama
chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang
masih rentan, bisa juga divaksinasi.
Penyakit Kanker Leher Rahim (Serviks)

Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker servik (Cervical
Cancer) merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina).

Penyakit kanker servik ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang disebut Human
Papilloma Virus (HPV). Virus ini menyebar melalui kontak sexual, HPV dapat menyerang
semua perempuan disetiap waktu tanpa melihat umur ataupun gaya hidup. Banyak wanita
yang dengan daya tahan tubuh yang baik mampu melawan infeksi HPV dengan sendirinya.
Namun demikian, terkadang virus ini berujung pada terjadinya penyakit kanker.

Di Indonesia, Kanker Serviks adalah kanker pembunuh perempuan Indonesia no.1 tertinggi
saat ini.(Pdpersi). "Setiap perempuan selama hidupnya beresiko terkena virus yang
menyebabkan kanker serviks", terutama beresiko tinggi bagi mereka yang merokok,
melahirkan banyak anak, memakai alat kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama, serta
mereka yang terinfeksi HIV Aids.(MedlinePlus)

 Bagaimanakah kanker leher rahim terjadi


Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-
sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi
sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-
sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah
menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat
menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

 Mendeteksi Kanker Serviks


Sel-sel yang abnormal tersebut dapat dideteksi kehadirannya dengan suatu test yang disebut
"Pap smear test", sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah
resiko seseorang menderita kanker leher rahim. Pap smear adalah suatu test yang aman dan
murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang
terjadi pada sel-sel leher rahim.

 Tanda dan Gejala Kanker Serviks


Secara umum tanda dan gejalanya adalah terjadinya perdarahan vagina setelah aktivitas
sexual atau diantara masa menstruasi. Sementara itu tanda lain yang mungkin timbul antara
lain adalah :

1. Hilangnya nafsu makan dan berat badan


2. Nyeri tulang panggul dan tulang belakang
3. Nyeri pada anggota gerak (kaki)
4. Terjadi pembengkakan pada area kaki
5. Keluarnya feaces menyertai urin melalui vagina
6. Hingga terjadi patah tulang panggul

Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui dan mendeteksi
adanya kanker serviks pada diri seorang wanita.
 Pengobatan Penyakit Kanker Serviks
Bagi Anda yang terdiagnosa mengalami perubahan abnormal sel sejak dini, maka dapat
dilakukan beberapa hal seperti ;

1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.


2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk
sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih
teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan oleh ahli kandungan.

Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker dan kanker leher rahim telah
dapat diidentifikasi, Maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya,
antara lain ;

1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus
beserta leher rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal.

 Bagaimana Pencegahannya?
Ini merupakan berita yang sangat menarik, bahwa penyakit kanker leher rahim (kanker
serviks) dapat dicegah. Yaitu dengan cara vaksinasi yang diberikan pada remaja putri dan
perempuan dewasa.

Vaksin ini diresmikan hak ciptanya pada tahun 2006, pengembangnya adalah sebuah
perusahaan obat terbesar dunia yang berada di Amerika Serikat (Merck & Co., Inc.). Vaksin
ini diberi nama "Gardasil". Vaksin tersebut, menurut WHO, juga efektif mencegah infeksi
HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan hampir 90% dari semua jenis kanker leher rahim.

Pengenalan vaksin pencegah kanker serviks dan upaya untuk mendekatkan akses vaksin bagi
masyarakat di diseluruh wilayah Indonesia diharapkan dapat menurunkan prevalensi kanker
leher rahim serta meminimalkan fatalitas akibat serangan kanker tersebut.
Penyakit Kanker Paru-paru

Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang


mematikan, baik bagi pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker
lainnya, seperti kanker prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru
dewasa ini cenderung lebih cepat meningkat perkembangannya.

Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat
(abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau
ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar
ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau
otak.

Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya
disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan
pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi
pada pekerja yang juga merokok.

 Klasifikasi Penyakit Kanker Paru-Paru


Ada pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya
baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya
penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya:

1. Kanker paru-paru primer


Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung
cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki
daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut "oat cell
carcinomas" (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok,
Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation
therapy.

Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali


menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma
kondromatous dan Sarkoma.

2. Kanker paru sekunder


Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari
bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker
usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan
organ.

 Tanda dan Gejala Penyakit Kanker Paru-paru


Tanda dan gejala kanker paru ini hanya akan muncul saat perkembangan abnormal sell ini
semakin parah kearah stadium yang lebih lanjut, dan ini memerlukan waktu bertahun-tahun
sejak awal perkembangannya. Bahkan ada kemungkinan tidak menampakkan adanya tanda
dan gejala khusus, melainkan hanya tampak jika dilakukan X-ray. Namun jika beberapa tanda
dan gejala dibawah ini apabila dirasakan, sebaiknya segeralah periksa ke dokter :

1. Batuk-batuk yang lama pada orang merokok


2. Kesulitan bernafas (nafas pendek)
3. Batuk mengeluarkan darah (meskipun jumlah sedikit)
4. Sering mengalami infeksi paru (pneumonia atau bronchitis)
5. Adanya nyeri dada, bahu dan bagian punggung
6. Suara yang berubah dari biasanya
7. Batuk lebih dari 2 minggu pada orang yang tidak merokok
8. Lainnya seperti susah menelan, leher dan wajah tampak membengkak, nafsu makan
berkurang, hilangnya berat badan, cepat lelah atau lemah.
 Penyebab Penyakit Kanker Paru-paru
Penyebab terbesar adalah merokok, Sedangkan lainnya adalah disebabkan adanya
kontaminasi udara sekitar oleh zat asbes, polusi udara oleh asap kendaraan ataupun
pembakaran termasuk asap rokok. Ada beberapa kasus penyakit yang memicu terjadinya
penyakit kanker paru-paru ini, yaitu penyakit TBC dan Pneumonia. Kedua penyakit ini dapat
menimbulkan perlukaan pada jaringan sell organ paru sehingga mensupport terjadinya
pertumbuhan sell abnormal didalam rongga tersebut. Biasanya kanker paru yang berkembang
dari kasus ini adalah jenis adenocarcinoma (adenoma).

 Penanganan dan Treatment Penyakit Kanker Paru


Penanganan dan treatment atau pengobatan yang dilakukan pada orang yang terdiagnosa
mengalami penyakit kanker paru akan tergantung dari tingkat stadiumnya, kemungkinan
dilakukannya operasi, serta kondisi umum si Penderita. Hal ini tidak terlepas dari riwayat
serta penyebab dari adanya kanker paru tersebut tentunya.

Beberapa langkah yang biasa dilakukan adalah:

 Tindakan operasi pembedahan mengangkat sell kanker


 Tindakan Therapy Radiasi
 Tindakan Therapy Kemotherapy
 Tindakan penyuntikan {Photodynamic (PTD)}

Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker
paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru,
Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat.
Penyakit Serangan Jantung

Serangan jantung adalah suatu kondisi kesehatan yang sangat emergency untuk di tangani,
Jika terlambat maka sangat mungkin penderita segera menemui ajalnya (kematian). Di
Negara maju terutama di Amerika, Penyakit jantung adalah penyebab kematian nomer satu
dimana serangan jantung dialami lebih dari 1,5 juta penduduk disana. Begitu pula di
Indonesia, Departemen Kesehatan RI dan Yayasan Penyakit Jantung mengemukakan bahwa
sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian.

Penyakit serangan jantung (Heart Attack) yang dalam bahasa medisnya disebut sebagai
Myocardial Infarction (MI), adalah kerusakan bahkan kematian otot jantung (myocardium)
yang disebabkan terhentinya secara mendadak suplay darah (sebagai pembawa Oxygen)
kedaerah tersebut sebagai akibat dari beberapa faktor. Misalnya ; Terjadi ketika salah satu
nadi koroner ter blokade selama beberapa saat, entah akibat spasme (mengencangnya nadi
koroner), akibat thrombus (penggumpalan darah) atau akibat adanya penyempitan dan
penyumbatan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama
makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh
nadi.

Serangan jantung yang diakibatkan oleh adanya spasme yang menimbulkan ter blokade nadi
koroner ini akan hilang secara menyeluruh, baik nyeri atau keluhan lainnya disaat nadi
koroner kembali rileks dan berfungsi seperti normalnya. Kondisi seperti ini disebut dengan
crescendo angina atau coronary insufficiency. Apabila hal ini terjadi berkisar 20 sampai 40
menit, maka dapat menyebabkan otot jantung mengalami kematian (infark) sabagai dampak
oxygen yang tidak dimilikinya karena suplay darah terhenti.

 Gejala Penyakit Serangan Jantung


Setiap orang yang mengalami serangan jantung akan merasakan keluhan yang tentunya
berbeda, Namun umumnya seseorang akan merasakan beberapa hal spesifik seperti :

1. Nyeri dada, dimana otot kekurangan suplay darah (disebut kondisi iskemi) yang
berdampak kebutuhan oxygen oleh otot berkurang. Akibatnya terjadi metabolisme yang
berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Nyeri dirasakan di dada bagian tengah, dapat
menyebar kebagian belakang dada, kebagian pangkal kiri leher dan bahu hingga lengan atas
tangan kiri. Beberapa pasien mungkin mengalami nyeri dibagian atas perut (pangkal tulang
iga tengah bahkan bagian lambung), dimana nyeri lebih hebat dan tak hilang meski
diistirahatkan atau diberi obat nyeri jantung (Nitroglycerin).

Inilah yang dinamakan Angina, penderita merasakan gelisah dengan sesak di dada dan seperti
merasa dada diremas-remas. Beratnya nyeri setiap orang berbeda, bahkan beberapa orang
yang mengalami suplay darah jantung berkurang merekle tidak merasakan apa-apa.

2. Sesak nafas, Biasanya dirasakan oleh orang yang mengalami gagal jantung. Sesak
merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti
pulmoner atau edema pulmoner).

3. Kelelahan atau kepenatan, Adanya kelainan jantung dapat menimbulkan pemompaan


jantung yang tidak maksimal. Akibatnya suplay darah ke otot tubuh disaat melakukan
aktivitas akan berkurang, Hal ini menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala
seperti ini bersifat ringan, penderita hanya berusaha mengurangi aktivitasnya dan
menganggap bahwa itu merupakan proses penuaan saja.

4. Adanya perasaan berdebar-debar (palpitasi)

5. Pusing dan pingsan, Hal ini dapat merupakan gejala awal dari penderita penyakit serangan
jantung. Dimana penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal
atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.

6. Kebiru-biruan pada bibir, jari tangan dan kaki sebagai tanda aliran darah yang kurang
adekuat keseluruh tubuh.

7. Keringat dingin secara mendadak, dan lainnya seperti mual dan perasaan cemas.

 Faktor Penyebab Penyakit Serangan Jantung


Adapun secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit
jantung antara lain ; Kelainan jantung bawaan, Gangguan pada fungsi kerja katup jantung dan
Terganggunya pembuluh koroner yang berfungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Dari ketiga hal tersebut, Penyakit jantung yang umumnya ditakuti adalah jantung koroner
karena menyerang pada usia produktif dan dapat menyebabkan serangan jantung hingga
kematian mendadak. Faktor-faktor diatas erat kaitannya dengan pola konsumsi dan
kehidupan yang bersangkutan, diantaranya :

- Merokok terlalu berlebihan selama bertahun-tahun


- Sering mengkonsumsi makanan jenis lemak (kolesterol) tinggi
- Menderita tekanan darah tinggi
- Menderita penyakit kencing manis (Diabetes)

 Diagnosis Penyakit Serangan Jantung


Dari keluhan yang dirasakan penderita, Dokter umumnya dapat langsung memberikan
dugaan apakah itu tanda dan gejala serangan jantung atau bukan. Tentunya untuk
memperkuat diagnosa yang ditegakkan, dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah
dan detak jantung si penderita.

Selanjutnya dokter akan mengirim penderita untuk melakukan pemeriksaan ECG/EKG


beserta pemeriksaan darah. Jika penderita saat itu masih merasakan nyeri, Pemberian obat
akan dilakukan sebelum pemeriksaan itu dilakukan. Hal ini disebabkan bahwa nyeri yang
amat sangat dapat membawa ke jurang yang lebih dalam, yang bisa menyebabkan gejala
jantung bahkan kematian.

 Penanganan Penyakit Serangan Jantung


Setengah dari jumlah kematian akibat serangan jantung adalah terjadi pada 3 sampai 4 jam
pertama setelah terjadinya gejala serangan dimulai. Jadi tindakan penanganan pada gejala
awal serangan jantung adalah hal yang paling penting bagi tim medis.

Pemberian obat-obatan seperti aspirin tablet secara kunyah dapat membantu jika terjadi
pembekuan darah pada pembuluh arteri koroner, Sedangkan jenis tablet beta-blocker
diberikan untuk memperlambat kerja jantung sehingga tidak terlalu bekerja keras dan
mengurangi kemungkinan rusaknya otot jantung. Selanjutnya yang utama adalah pemberian
Oxygen, yang menolong memperkecil kerusakan jaringan otot.

Penderita yang mengalami serangan jantung (penyakit jantung) tentunya akan dirawat
dirumah sakit khususnya pada ruangan intensif penyakit jantung, karena memerlukan
pemantauan dan monitor yang intensif. Selain pemberian obat-obatan dirumah sakit, tindakan
yang mungkin dilakukan oleh tim kesehatan (medis) adalah angioplasty atau coronary artery
bypass surgery (pembedahan/pemotongan bagian artery yang bermasalah).

 Pencegahan Penyakit Serangan Jantung


Tindakan pencegahan antara lain yang dapat Anda lakukan adalah hindari
obesitas/kegemukan dan kolesterol tinggi, Berhenti merokok merupakan target yang harus
dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan, Kurangi atau stop minum alkohol,
Melakukan olah raga secara teratur, Jika mengidap penyakit darah tinggi dan kencing manis
hendaknya melakukan pengontrolan sesuai saran dokter secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai