Anda di halaman 1dari 19

CJR

MK. Manajemen Industri


Prodi PTM S1 FT

Skor nilai:

CRITICAL JURNAL REVIEW

OLEH :
 ACHMAD RIZKY SYAHRIAN PURBA (5183121025)
 PETRUS BANGUN PAK PAHAN (5182121004)
 APRIN J PANDIANGAN (5182121002)
NO RESPON
 ADNREW CHRISTIAN NABABAN
 SAMUEL MANULLANG

MATA KULIAH :MANAJEMEN INDUSTRI DAN PERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Bulan Oktober2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen
Industri ini. Terimakasih juga saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
saya menyelesaikan tulisan ini, terutama kepada Dosen Pengampu
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuarngan
dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki tulisan ini menjadi yang lebih baik lagi ke waktu yang akan datang.
Akhir kata saya berharap tugas ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pembaca. Terimakasih

Medan, Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB IPENDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Rasionalisasi Critical Jurnal Review....................................................................................4
B. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review.............................................................................4
C. Manfaat Critical Jurnal Review............................................................................................4
D. Identitas artikel dan jurnal yang direview............................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
RINGKASAN ISI JURNAL............................................................................................................6
A. Jurnal Pertama......................................................................................................................6
B. Jurnal Kedua........................................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................17
KESIMPULAN..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Critical Jurnal Review


Keterampilan membuat CJR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah jurnal serta memberi tanggapan atas jurnal yang
dianalisis. Sering kali kita bingung memilih jurnal referensi untuk kita baca dan
pahami.Terkadang kita memilih satu jurnal,namun kurang memuaskan hati
kita.Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan materi, serta hal lainnya yang
terdapat pada jurnal. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Jurnal Review ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih jurnal referensi.

B. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review


Memeberi tanggapan atas sebuah jurnalatau lebih tentang manajemen perawatan.
C. Manfaat Critical Jurnal Review
Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang manajemen perawatan
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah jurnal yang telah di lengkapi
dengan ringkasan , pembahasan, serta kekurangan dan kelebihan jurnal tersebut.
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas
jurnal yang dianalisis tersebut.

D. Identitas artikel dan jurnal yang direview


a. Jurnal pertama :
1. Nama jurnal : Quality Management Maintenance and Practices- Technical and
Non-Technical Approaches
2. ISSN : 1877-0428
3. Penulis artikel : Tiong Kung Leong, Norhayati Zakuan, Muhamad Zameri Mat
Saman
4. Penerbit : Elsevier Ltd
5. Alamat situs : https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=management+maintenance+journal&btnG=#d=gs_qabs
&u=%23p%3D8WoBrQ0OHfQJhttps://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=management+maintenance+journal&btnG=#d=gs_qabs
&u=%23p%3DTqbwXgoNV1cJ

4
b. Jurnal kedua :
1. Nama jurnal : Analysis of Top Management Support and Its Impact towards
Successful of Maintenance Management Task in Manufacturing Plant
2. ISSN : 0193-4120
3. Penulis artikel : Adnan Bakri*1, M.F.M Alkbir1, Fatihhi Januddi1, Z. Mohamad1,
M.S.E.Kosnan1,M.Z.M.Tohid1, M. Anuar Ismail1, Ahmad Nur Aizat Ahmad2, I.
Husna Zakaria3,
4. Penerbit : The Mattingley Publishing Co., Inc
5. Alamat situs : https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Analysis+of+Top+Management+Support+and+Its+Impa
ct+towards+Successful+of+Maintenance+Management+Task+in+Manufacturing+
Plant&btnG=

5
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

A. Jurnal Pertama
1.1 Pemeliharaan dan Praktik Manajemen Mutu- Pendekatan Teknis dan Non-
Teknis
Kualitas telah diakui secara luas sebagai salah satu faktor kunci keberhasilan di pasar
global untuk semua jenis bisnis.Kualitas digambarkan sebagai totalitas fitur dan
karakteristik produk atau layanan yang dapat mendukung kemampuannya untuk memenuhi
persyaratan sebagai suatu produk. sedangkan sistem mutu adalah seperangkat proses yang
saling bergantung yang berfungsi secara harmonis, menggunakan berbagai sumber daya
untuk mencapaitujuan yang terkait dengan kualitas. Penerapan sistem manajemen mutu
menjadi sangat umum selama beberapa dekade terakhir di berbagai industri terutama di
industri manufaktur dan konstruksi. Manajemen mutu umumnya mengacu pada proses
identifikasi dan administrasi kegiatan untuk mencapai tujuan mutu organisasi. Selain itu,
manajemen mutu telah dijelaskan sebagai kegiatan kualitas yang digunakan untuk
memproduksi suatu produk dan mengelola layanan.

Tujuan utama dari manajemen mutu adalah untuk mendapatkan daya saing dengan
meningkatkan kinerja kualitas. Selain itu, manajemen mutu dijelaskan sebagai faktor kunci
untuk memperoleh keunggulan kompetitif, Untuk meningkatkan kinerja mutu secara terus-
menerus, sistem manajemen mutu suatu perusahaan harus memiliki pemeliharaan yang
baik dimana perusahaan harus terus menerus memotivasi diri dan berkembang untuk
pelayanan mutu internal dan eksternal yang lebih baik.

1.2 Latar Belakang Pendekatan Teknis dan Non-teknis


Pemeliharaan manajemen mutu telah didefinisikan dengan menggabungkan konsep matriks
manajemen mutu dengan konsep pemeliharaan,matriks manajemen mutu memperkenalkan
hubungan sistem struktural dan aspek dinamis sosial dari manajemen mutu. Aspek sosial-
dinamis menyangkut pemikiran, perasaan dan minat karyawan yang sangat kritis ketika
organisasi ingin menekankan pada adanya potensi kualitas manusia. Kriteria pemeliharaan
sistem manajemen mutu yang tepat disarankan untuk mencakup pemantauan secara terus
menerus, pengendalian, penilaian dan peningkatan dengan menerapkan pendekatan teknis
dan pendekatan non-teknis.
6
Selain itu, literatur Manajemen Mutu juga menggambarkan bahwa praktik Manajemen
Mutu dikembangkan menjadi dua kategori: praktik Hard Quality Managementdan praktik
Soft Quality Management. Praktik Hard Quality Managementdijelaskan sebagai praktik
yang berorientasi pada teknik dan metodologi mencakup penggunaan data dan informasi
berkualitas, proses desain produk, dan penggunaan pengendalian proses statistik (SPC) dan
teknik peningkatan proses lainnya. Sedangkan PraktikSoft Quality Management
digambarkan sebagai praktik yang berorientasi pada manusia dan budaya yang berfokus
pada perubahan organisasi dan pengembangan area dalam komitmen dan kepemimpinan
manajemen, hubungan dengan pelanggan dan pemasok eksternal, dan manajemen sumber
daya manusia.

Selain itu, model sistem mutu disarankan untuk dibagi menjadi sistem teknis dan sistem
manajemen.Sistem manajemen menekankan pada proses termasuk merencanakan,
mengatur, mengendalikan dan proses manajemen sumber daya manusia lainnya yang
terkait dengan inisiatif kualitas.Sumber daya manusia diperhatikan sebagai area kunci dari
sistem manajemen termasuk keterlibatan karyawan, tim, pemecahan masalah dan lain-lain.
Sistem teknis terdiri dari dua proses yaitu desain kualitas dan proses kinerja dan proses
kesesuaian kualitas.

Di sisi lain, definisi Total Quality Management (TQM)dinyatakan sebagai filosofi


manajemen dan praktik perusahaan dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk
memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya material untuk memenuhi tujuan
organisasi dengan menggunakan metode yang paling efektif. Total Quality Management
digunakan sebagai pendekatan secara eksklusif untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Selain itu, juga memberikan strategi untuk meningkatkan kinerja bisnis dan memimpin
perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
Kriteria Total Quality Management dapat dikategorikan menjadi "soft" dan "hard". Kriteria
"soft" atau lunak berkaitan dengan aspek perilaku dalam kehidupan kerja
seperti kepemimpinan, manajemen sumber daya manusia, hubungan pemasok dan juga
fokus pelanggan. Tapi kriteria soft biasanya lebih terbuka untuk interpretasi karena sulit
untuk menetapkan nilai untuk kriteria itu. Sedangkan kriteria “hard” atau keras
didefinisikan sebagai alat dan system yang mendukung pelaksanaannya faktor "soft” atau
lunak.
7
Dari meninjau semua teori utama, jelas bahwa semua teori secara garis besar dibagi
menjadi dua kategori. Salah satu kategori selalu berusaha memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan dalam kualitas sistem manajemen sedangkan kategori lainnya akan
memperhatikan aspek perilaku manusia yang akan mempengaruhi efektivitas sistem
manajemen mutu secara langsung atau tidak langsung. Semua teori ini memiliki
keterkaitan dan pengaruhnya terhadap perkembangan teori pendekatan teknis dan
nonteknis.
1.3 Pendekatan Teknis dan Non-Teknis
Pada tahun 1990-an, ada beberapa penelitian yang mulai menjelaskan, mendefinisikan
dan meningkatkan studi pendekatan teknis dan pendekatan non-teknis untuk mengelola
sistem manajemen mutu dari kerangka teoritis dan pengamatan peneliti. Pendekatan teknis
mengacu pada persyaratan yang telah ditetapkan dalam Klausul 4 standar ISO 9000 ketika
perusahaan bersertifikat ISO tersebut menerapkan sistem manajemen mutu. Pendekatan
teknis juga dijelaskan sebagai pendekatan segmentalis karena struktur segmentalis akan
muncul ketika suatu organisasi terlalu menekankan pada persyaratan standar ISO 9000.
Struktur segmentalis akan memiliki efek isolasi antara departemen dan departemen, tingkat
di atas dan tingkat di bawah, kantor lokasi dan kantor pusat, tim manajemen dan tenaga
kerja, laki-laki dan perempuan. Ini juga menyoroti pentingnya membuat batas-batas yang
tidak bersilangan antara tim fungsi untuk manajemen yang efektif. Namun, organisasi
birokrasi yang berlebihan menghambat inisiatif individu, perilaku pengambilan risiko, dan
rasa pemberdayaan pekerja. Sebaliknya, pendekatan non-teknis atau pendekatan integratif
mengacu pada metodologi penerapan sistem manajemen mutu untuk membentuk integratif
dan budaya yang meningkatkan organisasi menuju egaliter ideal dan meritokratis.
1.4 Kesimpulan
Ada banyak studi dalam literatur yang membahas praktik manajemen mutu dan masalah
perilaku manusia yang relevan dengan pendekatan teknis dan non-teknis, tetapi hanya ada
sedikit penelitian tentang definisi dan penerapan pendekatan non-teknis. Hasil penelitian
juga menunjukkan potensi untuk menggabungkan semua teori dengan pendekatan teknis
dan non-teknis karena semua teori ini memiliki keterkaitan dan pengaruh terhadap
pendekatan teknis dan non-teknis. Dengan demikian, pendekatan teknis dan non-teknis
dalam manajemen mutu telah menjadi bidang penelitian baru untuk mendefinisikan
kembali dan memperjelas sehingga teori dasar pemeliharaan manajemen mutu dapat
distandarisasi dan ditingkatkan selama pengaplikasiannya.
8
B. Jurnal kedua
2.1 Analisis Dukungan Manajemen Puncak dan Dampaknya Terhadap Keberhasilan
Tugas Manajemen Pemeliharaan di Pabrik Manufaktur.
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki praktik pemeliharaan aktual yang sedang
digunakan dalam industri Malaysia. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan
pendekatan survei kuesioner dengan 63 perusahaan yang berlokasi diKawasan Industri
Pasir Gudang. Perusahaan yang didekati untuk survei initerbatas pada perusahaan yang
memiliki minimal 100 karyawan. Koleksidata sesuai dengan perspektif enam keberhasilan
kritis teratasfaktor (CSF) untuk manajerial dalam manajemen pemeliharaan
(MM),menggunakan skala Likert lima poin. Analisis faktor dan statistik deskriptif
digunakan untuk analisis data. Secara umum, temuan menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta melaporkan bahwa mereka tidak merasa bahwa manajemen masing-masing sangat
memperhatikan kebutuhan pemeliharaan departemen dan inisiatif MM. Peran
pemeliharaan dalam survei perusahaan tidak terlalu diakui sebagai salah satu konstituen di
bawah persepsi manajemen puncak. Hasilnya menunjukkan bahwa komitmen manajerial
sangat penting untuk keberhasilan inisiatif MM.Hasil ini dapat mendorong manajemen
puncak manufaktur untukfokus pada komitmen manajerial dan menerapkan MM secara
sistem atisterhadap kelangsungan bisnis mereka.Sistem produksi rentan terhadap risiko dan
konsekuensial efek karena kerusakan. Karena sifat seperti itu, pemain industri manufaktur
berada di bawah besar tekanan untuk meminimalkan waktu henti untuk kelangsungan
bisnis mereka (Dadashnejad dan Valmohammadi, 2019; Bakri, 2015). triwulan IV 2019,
Produk Domestik Bruto (PDB) Malaysia tumbuh 3,6 persen dari 4,4 persen di kuartal
sebelumnya. Pertunjukan tersebut dipandu oleh Industri Jasa, Manufaktur dan Konstruksi,
lihat Gambar 1. Sektor Manufaktur berlanjut sebagai pendorong utama kedua bagi
pertumbuhan ekonomi.
Tinjauan Literatur
2.2 Ikhtisar manajemen pemeliharaan
Konsep manajemen pemeliharaan (MM) memiliki berkembang selama beberapa dekade
terakhir. Berdasarkan literaturpencarian (Adesta dkk, 2018; Supriatna dkk, 2017;
Shen,2015), pengembangan penelitian MM dapat diklasifikasika menjadi dua tren utama.
2.3 Pemeliharaan kerusakan
Pemeliharaan kerusakan (BM) berfokus pada perbaikan dan tindakan restorasi yang
dilakukan pada peralatan setelah kegagalan terjadi. Tujuan BM adalah membawa
9
kegagalan peralatan untuk setidaknya minimum yang dapat diterima kondisi. Ini adalah
praktik pemeliharaan tertua manajemen dan dieksekusi pada periode yang tidak terduga
karena waktu kegagalan peralatan atau sistem tidak diketahui. Konsep ini memiliki
kelemahan dari kerusakan yang tidak direncanakan, di mana mungkin mengakibatkan
kerusakan suku cadang yang berlebihan, masalah persediaan pada suku cadang,
peningkatan perbaikan dan pemecahan masalah waktu dan biaya.Kontribusi ekonomi oleh
manufaktur industri ke ekonomi Malaysia secara keseluruhan dengan menyediakan
lapangan kerja dan menarik investasi modal tidak dapat ditelantarkan. Pertumbuhan pesat
dalam industri manufaktur telah mendorong dan merangsang perkembangan terkait
industri dari pasokan bahan untuk produksi, penjualan,layanan dan operasi terkait otomatis
lainnya. Seperti pengembangan juga berkontribusi pada keterampilan perkembangan dan
kemajuan teknologi dan kemampuan teknik di Malaysia (NAP, 2020). NS daya tarik
berkelanjutan dari industri manufaktur dan dampak signifikannya terhadap pertumbuhan
industri global telah menarik banyak peneliti untuk menyumbangkan ide dan
mengeksplorasi peluang potensial untuk terus-menerus perbaikan, khususnya dalam
manajemen pemeliharaan (MM). Banyaknya penelitian yang difokuskan khususnya pada
industri manufaktur meningkat dari waktu ke waktu. Rupanya ada banyak peluang
penelitian terkait dengan implementasi manufaktur MMin Malaysia industri. NS industri
manufaktur juga mendapat perhatian dari penelitian ini karena dianggap sebagai salah satu
dorongan untuk mendukung visi pemerintah Malaysia untuk menjadi bangsa yang maju.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang praktik aktual tentang
bagaimana Perusahaan manufaktur Malaysia mengadopsi MM metodologi, terutama untuk
menganalisis peran top manajemen dalam memastikan keberhasilan inisiatif ini.
2.4 Pemeliharaan preventif
Pemeliharaan preventif (PM) tujuan utama adalah untuk mencegah kegagalan peralatan
sebelum terjadi. Diadilakukan berdasarkan jadwal. Konsep ini adalah diperkenalkan pada
1950-an (Nakajima, 1988). Itu bergantung padaprediksi bahwa peralatan akan dikenakan
penurunan kinerja setelah mencapai yang ditentukan waktu penggunaan. Pekerjaan PM
yang khas mungkin termasuk inspeksi dan minorperbaikan pada peralatan seperti
penggantian suku cadang,pembersihan, pelumasan, pengencangan, dan penyetelan Tujuan
pemeliharaan prediktif (PdM) atau sering disebut sebagai pemeliharaan berbasis kondisi
(CBM) adalah untuk melakukan pemeliharaan terjadwal sebelum terjadi kegagalan pada
peralatan. PdM atau CBM dilakukan pada ketersediaan data historis yang divalidasi dan
10
dianalisis pada kinerja dan kondisi fisik peralatan seperti getaran, kelembaban, suhu,
kandungan partikel dalam pelumas dll. Teknik diagnostik digunakan untuk menyiapkan
rencana pemeliharaan yang sesuai. Yang khas Teknologi CBM yang digunakan untuk
mendiagnosis kondisi peralata nmeliputi: termografi inframerah, analisis getaran,
pengukuran tingkat akustik, analisis partikel minyak,uji arus listrik dan uji lain yang
ditunjuk (Papaladkk, 2017). Strategi ini, dalam jangka panjang, memungkinkan
mengurangi secara drastis biaya yang terkait dengan pemeliharaan, sehingga
meminimalkan terjadinya kesalahan serius dan mengoptimalkan ekonomi yang tersedia
pengelolaan sumber daya. dari pandangan konvensional tentang pemeliharaan. Dia
dianggap sebagai inisiatif strategis untuk meningkatkan kualitas dengan berfokus pada
kegiatan pemeliharaan.
2.5 Pentingnya manajemen pemeliharaan yang efisien
Manajemen pemeliharaan (MM) adalah penting komponen dari proses manufaktur yang
berfungsi dengan baik.Ini membantu perusahaan mempertahankan sumber daya mereka
sambil mengendalikan waktu dan biaya untuk memastikan efisiensi maksimumdari proses
manufaktur, utilitas dan terkaitfasilitas. Ini adalah teknik yang membantu untuk
mengamankan yang andaldan kualitas produksi yang memuaskan, keamanan untuk
karyawan dan perlindungan terhadap lingkungan. Pemeliharaan merupakan faktor penting
dalam jaminan kualitasdan dalam beberapa kasus menentukan keberhasilan jangka panjang
dari perusahaan. Sumber daya yang tidak terpelihara dengan baik dapat menyebabkan
ketidak stabilan dan sebagian atau seluruhnya menghentikan produksi.
Mesin rusak atau lengkap kerusakan dapat menjadi proses yang mahal bagi sebagian besar
perusahaan. Ketika kerusakan terjadi, biaya tenaga kerja perunit naik seiring berjalannya
waktu sampai mesin kembali berjalan sebagai normal. Sebelum mesin kembali berjalan
seperti biasa, disanaakan ada biaya tak terduga untuk memperbaiki masalah,yang meliputi
biaya tambahan untuk fasilitas perbaikan, teknisi/ kru perbaikan, inspeksi pemeliharaan
preventif dansuku cadang.

11
2.6 Pemeliharaan Berpusat Keandalan
Pendekatan pemeliharaan yang berpusat pada keandalan (RCM) akan menentukan tugas
pemeliharaan yang tepat untuk menjadi dilakukan pada peralatan pada interval tertentu.
RCM
metodologi dimulai di industri penerbangan selama1960-an, bertujuan untuk
mengoptimalkan biaya pemeliharaan, mengurangi risiko keselamatan dan meningkatkan
keandalan pesawat. RCM berfokus pada pelestarian peralatan fungsi dengan menerapkan
tugas PM yang sesuai. Namun,ini berbeda dari PM konvensional, karena fokusnya
terutama pada fungsionalitas daripada peralatan. RCM menggunakan metodologi tujuh
langkah untuk mengidentifikasi fungsi,sumber dan efek dari kegagalan pada peralatan
(Gupta etal, 2016). RCM tertanam kualitas dan keamanan lainnyaalat perbaikan untuk
meningkatkan pendekatannya. Inimeliputi: mode kegagalan dan analisis efek (FMEA);
kesalahan analisis pohon (FTA) dan; analisis bahaya dan pengoperasian(HAZOP). Secara
umum, metodologi RCM adalah berlaku untuk sistem risiko besar, kompleks, dan tinggi,
seperti:sebagai pesawat terbang, rig minyak dan pabrik pengolahan kimia.
2.7 Manfaat Manajemen Pemeliharaan yang Efektif
Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif saat ini,kualitas muncul sebagai strategi
yang efektif untuk perusahaan manufaktur menuju kesuksesan, pertumbuhan,dan
meningkatkan posisi kompetitif mereka. Untuk bertahan hidup, setiap perusahaan
manufaktur harus menanam kaninisiatif peningkatan kualitas (QI) seperti kualitas
totalmanajemen (TQM), lean manufacturing dan just-in-time(JIT) dalam semua aspek
operasi mereka. Munculnya inisiatif QI progresiftelah sangat mengubah sifat manufaktur
lingkungan. Mereka digunakan dengan tujuan memposisikan diri di depan persaingan
dalam hal produksi efisiensi, kualitas produk yang sangat baik, bertemu pelanggan‟tenggat
waktu dan mengoptimalkan biaya operasional (Pandey et al,2016; Chen dkk., 2015).
Di bawah filosofi TQM,kontrol kualitas dan jaminan produk dipindahkan keproses
produksi alih-alih inspeksi di finalproduk (Juran, 2010). Cacat dan variasi produk
dihilangkan pada proses produksi melalui teknik kontrol proses yang memadai.

12
2.9 Manajemen Pemeliharaan Terkomputerisasi Sistem
Sistem manajemen pemeliharaan terkomputerisasi (CMMS)adalah program komputer
yang dirancang untuk mengaturfungsi manajemen pemeliharaan. Ia mampu menghasilkan
laporan status dengan memberikan rincian atau ringkasan darikegiatan pemeliharaan.
CMMS memiliki dampak yang signifikanaktif untuk manajemen dan pemeliharaan suku
cadang penganggaran yang secara signifikan terkait dengan yang lebih kuatkontribusi
untuk menurunkan biaya produksi (Rastegari et al,2016). Ada berbagai macam CMMS
komersialpaket yang tersedia. Paket CMMS yang berbeda berbeda dalamkemampuan.
Paket yang lebih canggih menawarkan analisis yang lebih menyeluruh pada kegiatan
pemeliharaan.
2.11 Pemeliharaan Produktif Total
Total produktif pemeliharaan (TPM) adalah komprehensif pendekatan manajemen
pemeliharaan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas keseluruhan peralatan. Ini
mengintegrasikan peran pemeliharaan dan produksi departemen sebuah perusahaan. TPM
mewakili perubahan radikalAda konsensus di antara banyak penulis bahwa QIinisiatif
dipengaruhi oleh keandalan peralatan dan pemeliharaan. Limbah yang dihasilkan dalam
produksi memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja produksi peralatan. Kerusakan dan
kerusakan peralatan akan menghasilkan produk berkualitas buruk dan sebagai konsekuensi
keterlambatan pengiriman (Martomo dan Laksono,2018). Memuaskan kebutuhan
pelanggan tepat waktucara berarti ketersediaan peralatan diperlukan untukpada tingkat
puncaknya (Mendez dan Rodriguez, 2017). Melalui MM yang sistematis dan strategis,
cacat dan variasi yang dihasilkan dari peralatan yang buruk dapat dihilangkan.Oleh karena
itu, efektivitas peralatan tidak lagi terbatas padaketersediaan, tetapi melibatkan faktor-
faktor lain, seperti kualitasdan efisiensi (Pai et al, 2018; Prabowo dan Farida,2015).
MM yang tidak efektif akan berdampak signifikan pada profitabilitas perusahaan. Jumlah
yang sangat besar untuk pemeliharaan peralatan produksi yang tidak efisien akan
meningkatkan biaya operasional perusahaan. Perawatan yang efektif manajemen peralatan
dan sistem produksi adalah satudari persyaratan vital menuju pencapaian kelas dunia
manufaktur. Di dalam masuk akal, peralatan yang andal dianggap sebagai yang
utamaelemen menuju kinerja serta profitabilitasorganisasi. penerapan prinsip-prinsip ini
dalam memanfaatkan fisik,keuangan, sumber daya manusia dan sumber daya terkait secara
efisien danefektif untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer adalahorang-orang dalam
organisasi yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan melaksanakan proses
13
manajemen ini. Di eraglobalisasi, proses manajemen bersifat dinamisdan berkembang
untuk memenuhi kebutuhan dan kendala dalam lingkungan internal dan eksternal
organisasi. Dengan demikian,fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi sangat penting
untuk manajerial proses. Peran manajemen puncak lebih dari sekadar membuat keputusan
yang mempengaruhi semua karyawan (Hooi dan Leong,2017). Ini juga untuk mengatur
standar cara manajer memperlakukanstaf dan berhubungan satu sama lain, yang juga
mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Manajemen puncak perlu tahu bagaimana mereka
dipersepsikan oleh staf. Memahamiefek dari peran mereka dan bagaimana mereka
dirasakan oleh stafakan membantu tim manajemen puncak untuk membuat perubahan
sebagaidiperlukan (Mahzan et al., 2018; Bakri, 2015).Perspektif MM, faktor keberhasilan
kritis (CSF)
2.12 Kebijakan tentang MM
Pemeliharaan peralatan produksi harus dianggap sebagai:faktor strategis terhadap
kelangsungan hidup bisnisorganisasi. Manajemen puncak harus memiliki keharusan
berperan dalam menentukan kebijakan pemeliharaan, tujuan,strategi, alokasi sumber daya
dan menyelaraskan dengan tujuan bisnis perusahaan. Kebijakan pemeliharaan adalah
dokumen tertulis, di mana iamenyediakan kerangka kerja manajemen untuk menentukan
pilihan strategi pemeliharaan, mendefinisikan pemeliharaan standar dan alokasi sumber
daya pemeliharaan. Juga memberikan pedoman bagaimana MM harus dimasukkan dengan
kerangka manajemen perusahaan lainnya.MM kegiatan tidak dapat direncanakan dan
dilaksanakan berhasil tanpa penetapan kebijakan tersebut dengan manajemen puncak. Cara
perusahaan dijalankan hari kehari, berdasarkan kebijakan, membantu menetapkan MM
sebagai bagian konstituen penting dari keseluruhan manajemen kegiatan.
2.13 Dukungan keuangan dan sumber daya
Kegiatan MM yang efektif akan membutuhkan alokasi sumber daya. Salah satu sumber
daya vital terkait dengan keuangan. Keputusan keuangan perusahaan biasanya datangdari
manajemen tingkat atas. Ini termasuk anggaran departemen pemeliharaan untuk tahun
anggaran.Sumber daya penting lainnya untuk departemen pemeliharaan termasuk staf (baik
manajerial dan operasi),bahan, peralatan dan waktu. Dalam banyak kasus, semua
inipersyaratan harus disetujui oleh manajemen puncak.
2.14 Komunikasi
Manajemen puncak juga perlu memastikan linikomunikasi dan transparansi terus berlanjut
perusahaan juga. Hal ini dianggap penting untuk topmanajer untuk mengadakan
14
pertemuan, diskusi, danforum dengan masing-masing staf pemeliharaan. Komunikasi
tersebut platform akan memberikan peluang besar bagistaf pemeliharaan untuk
mengungkapkan kesulitan, masalah dan kepedulian dalam menjaga aset penting
perusahaan,yaitu peralatan dan fasilitas.
2.15 Metodologi
Sebuah tinjauan literatur yang luas dilakukan dan kerangka penelitian dikembangkan
untuk mengumpulkan data diperlukan untuk studi empiris untuk mendapatkan informasi
dari manajer pemeliharaan atau produksi perusahaan yang berlokasi di Pasir Gudang,
sebuah industri raksasa daerah di selatan Johor, Malaysia. Johor tetaptujuan investasi
utama negara untuk sektor manufaktur dan terus menarik yang kuat minat investor dalam
dan luar negeri. Inikawasan industri adalah rumah untuk sekitar tahun 2005
manufakturperusahaan.

15
KESIMPULAN
Karena keterbatasan sumber daya untuk penelitian ini, peneliti berhasil mensurvei
hanya 180 perusahaan.Perusahaan-perusahaan yang disurvei mewakili beragamindustri di
kawasan industri tersebut. Jumlah totalres ponden sebanyak 63 perusahaan, yang berarti
bahwa tingkat respons adalah 35%. Tingkat respons ini tampaknya memadai karena tren
ini lazim dalam studi survei lainnya penelitian, misalnya: Shah (2012) dan Kumar
(2014)diperoleh 17% dan 28,8% tingkat respon masing-masing. NSresponden diperoleh
dari industri berikut: 19%-otomotif, 7,9%-bio-medis, 14,3%-kimia,
12,7%-listrik/elektronik, 6,3%-kayu/furnitur, 15,9%-petrokimia, 12,7%-oleo-kimia, dan
11,1%-industri karet/plastik, lihat Gambar3. yang disurveires ponden termasuk 38 manajer
perawatan mesin(60,3% responden) dan 25 fasilitas pemeliharaa manajer (39,7%
responden), lihat Gambar 4.responden dipilih berdasarkan senioritas atauposisi di
departemen pemeliharaan. relevan, dan mudah dijangkau tanpa ambiguitas pertanyaan.
Kuesioner telah diuji sebelumnya dana kibatnya, itu diedit dan yang terakhir adalah siap.
Kegiatan-kegiatan ini merupakan praktik-praktik yang mapan dari pengumpulan data
umumnya, skala Likert 5 poin digunakan untuk survei ini untuk menentukan berapa
banyak penekanan ditempatkan pada aspek, di mana 'sangat'setuju‟ ditimbang dengan nilai
tertinggi.

16
BAB III
PEMBAHASAN

A. Purpose (Tujuan)
Jurnal pertama bertujuan untuk mengedukasi pembaca tentang pentingnya
manajemen perawatan serta manajemen mutu. Jurnal kedua bertujuan untuk
menyelidiki praktik pemeliharaan aktual yang sedang digunakan dalam industri
Malaysia. Berbeda dengan jurnal pertama yang hanya menjabarkan pendekatan
pemeliharaan dan praktik manajemen mutusecara teknis dan non-teknis, jurnal
kedua berisi pendekatan survey melalui kuesioner dengan 63 perusahaan yang
bertujuan unruk mengetahui peran manajemen pemeliharaan pada suatu
perusahaan. Selain itu jurnal kedua juga menjelaskan jenis jenis pemeliharaan atau
perawatan yang seharusnya diterapkan pada suatu perusahaan

B. Contribution (Kontribusi)
Sebaiknya perusahaan melaksanakan pemeliharaan preventif karena menggunakan
biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya pemeliharaan korektif
Pada dasarnya pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan secara
terjadwal, umumnya secara periodik, dimana sejumlah tugas pemeliharaan
dilakukan. Sedangkan Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan setelah
kerusakan terdeteksi dan bertujuan untuk memulihkan.

C. Limitations (Batasan)
Batasan masalah pada kedua jurnal befokus tentang bagaimana menjalankan
manajemen pemeliharaan atau perawatan yang efisien pada suatu perusahaan.

D. Method (Metode)
Metode yang digunkan pada jurnal pertama adalah pendekatan teknis dan non-
teknis telah dikaji secara menyeluruh. Kemudian digunakan sebagai
landasan teori ketika mencari teori dan penelitian manajemen mutu terkait yang
relevan. teori telah dikategorikan untuk membandingkan dan menentukan
keterkaitan antara pendekatan teknis dan nonteknis pada praktik manajemen
pemeliharaan
17
Metode yang digunakan pada jurnal kedua adalah studi literatur dan kerangka
penelitian dikembangkan untuk mengumpulkan data ysng diperlukan untuk studi
empiris untuk mendapatkan informasi tentang pemeliharaan atau produksi pada
perusahaan

E. Future Research (Tujuan riset masa depan)


Tujuan penelitian pada kedua jurnal ini yaitu mengenali dan mempertimbangkan
dampak dari perkembangan manajemen pemeliharaan serta memberikan gambaran
tentang apa apa saja pemeliharaan pada peusahaan, bagaimana cara melaksanakan
manajemen pemeliharaan secara efisien dan bagaimana pendekatan pada
manajemen pemeliharaan

KESIMPULAN
Kedua jurnal sama yama memiliki pembahasan tentang pentingnya manajemen
perawatan pada suatu instansi atau perusahaan yaitu untuk mendapatkan daya saing dengan
meningkatkan kinerja kualitas. Selain itu, manajemen perawatan dijelaskan sebagai faktor
kunci untuk memperoleh keunggulan kompetitif, Untuk meningkatkan kinerja mutu secara
terus-menerus, sistem manajemen mutu suatu perusahaan harus memiliki pemeliharaan
yang baik dimana perusahaan harus terus menerus memotivasi diri dan berkembang untuk
pelayanan mutu internal dan eksternal yang lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=management+maintenance+journal&btnG=#d=gs_qabs&u=
%23p%3D8WoBrQ0OHfQJhttps://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=management+maintenance+journal&btnG=#d=gs_qabs&u=
%23p%3DTqbwXgoNV1cJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Analysis+of+Top+Management+Support+and+Its+Impact+tow
ards+Successful+of+Maintenance+Management+Task+in+Manufacturing+Plant&btnG=

SCREENSHOOT GMEET

19

Anda mungkin juga menyukai