Anda di halaman 1dari 3

1.

Periode Pertumbuhan

Periode ini berlangsung selama fase kenabian, yang lamanya itu kurang lebih dari 23 tahun,.
Yang dimulai sejak turunnya wahyu dan berahir dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW,
yaitu pada tahun 11 hijriah. Pada era ini merupakan masa pertumbuhan dan
pembentukan fiqh Islam, dan suatu masa syari'atnya Islam dalam pengertian yang
sesungguhnya. 

Turunnya syari'at yaitu dalam arti proses munculmya hukum-hukum sar'iyah yang hanya
terjadi pada masa kenabian ini, sebab syari'at itu turun dari Allah dan berahir dengan
turunnya wahyu setelah Nabi wafat. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak punya kekuasaan
untuk membuat hukum-hukum sar'iyah, karena tugas seorang rosul hanya menyampaiakn
hukum-hukum sar'iyah itu kepada ummatnya.

Jadi sumber fiqh pada periode ini adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah (termasuk ijtihad Nabi)
saja. Sedangkan ijtihad para sahabat belum dapat dianggap sebagai sumber, walaupun Nabi
yang meyuruh sahabat untuk berijtihad, tetapi ijtihad mereka pada umumnya berkisar pada
cara penerapan hukum dalam memberikan keputusan dan peradilan atau memberi fatwa. Dan
apabila mereka berijtihad mengenai suatu hukum, maka hasilnya ijtihadnya itu dikembalikan
kepada Nabi dan diminta pengesahan dari beliau.

2.Periode Sahabat

Pada periode ini berlangsung selama masa Khulafaur Rosyidin. Bermula sejak wafatnya Nabi
Muhammad, dan berahir ketika Muawwiyah bin Abi Sofyan menjabat sebagai khalifah pada
tahun 41 hijriah (661 M). 

Pada periode ini, didaerah Islam semakin bertambah luas sehingga meliputi Mesir, Syiria,
Irak dan yang lainnya. Maka timbullah banyak persoalan hukum baru yang belum pernah
terjadi dimasa Nabi.  Dengan demikian Fiqh telah mempunyai dua sumber utama yaiti al-
Qur'an dan As-sunnah, dan satu sumber pelengkap yaitu ijtihad. Karena ijtihad dan beberapa
faktor lain, maka para mujtahidin terbuhul kedalam dua aliran yaitu aliran Ahlul hadist dan
aliran Ahlu Ra'yi.

A. Aliran ahlul hadist yaitu aliran yang dalam melakukan ijtihad sangat terikat dengan
dengan bukti-bukti nash, mereka tidak mencari illat hukum dan dasar-dasar yang digunakan
syara' dalam menetapkan suatu hukum. Dan aliran ini berkembang diHijaz.

B. Aliran ahlu Ra'yi yaitu aliran yang mempergunakan pikiran dalam berijtihad , dan mereka
menganalisa illat, maksut ayat syar', dan dasar-dasar penentapan hukum. Dan aliran ini
berkembang dikota Irak.

2. Periode Pembinaan/ Kesempurnaan


Periode ini berlangsung selama 250 tahun. Periode pembinaan dimulai dari awal abad kedua
hijrah sampai pertengahan abad keempat hijrah. Periode ini juga disebut sebagai periode
kesempurnaan dan pembukuan hukum Islam. 

Pada masa ini Fiqih Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam penulisan dan
pembukuan hukum Islam yang dilakukan secara intensif baik berupa penulisan hadist - hadist
nabi, fatwa-fatwa para sahabat dan tabiin tafsir Al - qur'an, kumpulan pendapat pendapat
imam-imam fiqih dan penyusunan ilmu Ushul fiqih.

4.Periode Kemunduran

Periode kemunduran ini, pemerintah Bani Abbasiyah mengalami berbagai konflik dan
beberapa faktor sosial dalam keadaan lemah, karena banyak sekali daerah yang melepaskan
diri dari kekuasaanya dan mendirikan kerajaannya sendiri, seperti kerajaan Bani Samani di
Turkistan (874M-999M), Bani Ikhsydi di Mesir (935M-1055M) dan beberapa kerajaan kecil
lainnya. Tetapi,diantara kerjaan tersebut banyak mengalami konflik antar satu kerajaan dan
kerajaan lainnya.

Pada umumnya, ulama yang berada pada masa tersebut sudah berkurang kemauannya untuk
mencapai tingkat mujtahid mutlak sebagaimana yang dilakukan oleh para pendahulu mereka
pada periode kejayaan tersebut. 

Situasi kenegaraan yang mengalami berbagai konflik,  ternyata sangat berpengaruh kepada
kegairahan ulama yang mengkaji ajaran Islam langsung dari sumber aslinya, yaitu Al-Qur'an
dan Hadis. Mereka merasa puas hanya dengan mengikuti pendapat-pendapat yang telah ada,
dan meningkatkan diri kepada pendapat tersebut kedalam madzhab-madzhab fiqhiyah.

Ada beberapa penyebab terjadinya kemunduran ilmu fiqih pada masa ini,antara lain:
timbulnya taklid, kemunduran di bidang politik, pendapat madzhab tanpa pikiran yang kritis
dianggap sebagai sesuatu yang mutlak benar, banyaknya kitab-kitab fiqh, berkembangnya
tasawuf dan menurunnya kerja para ulama.

5.Periode Kembalinya Kebangkitan Fiqih

Setelah mengalami masa kemunduran, timbulah kebangkitan kembali sebagai reaksi terhadap
sikap taqlid yang membawa pada kemunduran selama beberapa abad. Fenomena ini
merupakan suatu wujud kesadaran dari kebangkitan hukum islam.

Periode ini dimulai dari awal-awal abad kedua Hijriah hingga pertengahan abad keempat
Hijriah. Dalam kemajuannya yang sangat pesat, fiqih menghasilkan hukum perundang-
undangan untuk mengatur berbagai urusan sehingga umat islam merasakan ketentraman dan
kedamain dari hukum-hukum tersebut. Pada periode ini muncul ulama fiqih. Para mujtahid
mendirikan madzhab fiqih yang masih bertahan hingga saat ini.[11]

Ahli sejarah mencatat bahwa kesadaran itu muncul ketika Napoleon Bonaparte menduduki
Mesir pada tahun 1798 M. kejatuhan Mesir ini menginsafkan umat islam betapa lemahnya
mereka dan betapa di Dunia barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan
merupakan ancaman bagi Dunia Islam. Gerakan pembaharuan ini cukup berpengaruh pula
terhadap perkembangan fiqih. Banyak diantara pembaharu merupakan ulama yang berperan
dalam perkembangan fiqih itu sendiri. Sebenarnya, usaha kearah pembaharuan ini telah
diawali oleh Ibn Taimiyah pada awal abad VII H. Tokoh yang terlahir di Harran, Syiria, 12
januari 1236 M ( 10 robiul Awwal 661 H ) dan terkenal sebagai tokoh yang sangat keras
menentang ketidakbenaran dalam praktik keagamaan umat islam ini, telah meresmikan
perang terhadap taklid di peralihan abad ketiga belas dan keempat belas Masehi.

Anda mungkin juga menyukai