Anda di halaman 1dari 2

UPTD RSUD

SOP MANAJEMEN NYERI


ASIH HUSADA

LANGENSARI
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN

41/YAN/RSAH - 1/2

DISAHKAN OLEH DIREKTUR

STANDAR TANGGAL TERBIT

PROSEDUR

OPERASIONAL Wiwik Nursanti, Dr., MMKes

NIP. 19690816 200701 2 016


PENGERTIAN Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau
ancaman kerusakan jaringan
TUJUAN 1. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
2. Memberikan analgesia/bebas nyeri kepada pasien
3. Mempermudah dan mengurangi lama perawatan
4. Mempertahankan kondisi optimal pasien
Memperbaiki kualitas hidup pasien
KEBIJAKAN -

PROSEDUR 1. Lakukan penilaian dan tentukan derajat nyeri (ringan,


sedang, atau berat) berdasarkan persepsi dan pengalaman
subyektif pasien dengan menggunakan metode yang sesuai.
2. Lakukan edukasi nyeri dan siapkan informed consent
tentang tindakan/terapi yang akan diberikan, prosedur
tindakan, efek samping & risiko yang mungkin terjadi, serta
alternative tindakan atau tindakan lanjutan bila terapi yang
diberikan tidak/kurang efektif.
3. Lakukan tindakan terapi non-farmakologi, seperti:
immobilisasi bagian tubuh yang cidera, kompres es/kompres
hangat dan elevasi, tindakan psikologis untuk mengurangi
kecemasan, distraksi dan berikan suasana tenang bagi
pasien.
4. Berikan :
 paracetamol,
 aspirin,
 asetaminofen atau obat anti inflamasi non-steroid
yang lain dengan atau tanpa obat tambahan
untuk nyeri ringan, selama tidak ada kontra indikasi.
5. Tambahkan opioid lemah :
 tramadol,
 codeine,
 hydrocodone atau oxycodone,
untuk nyeri sedang.
6. Berikan opioid kuat :
 morfine,
 fentanyl
 metadon atau
 hidromorfon),
untuk nyeri berat.
7. Monitoring keadaan umum dan tanda vital sebelum, selama
dan setelah pengobatan. Nilai ulang respon nyeri secara
berkala setiap 5-15 menit pada nyeri berat dan setiap 30-60
menit pada nyeri sedang/ringan) untuk menilai efektifitas
pengobatan dan efek samping yang mungkin terjadi.
8. Waspadai efek samping pengobatan, terutama efek depresi
pernafasan dan depresi kardiovaskuler dari opioid. Yakinkan
selalu tersedia antidotum opioid (naloxone) dan alat-alat
emergensi.
9. Lakukan modalitas terapi nyeri intervensi / invasive minimal
(continuous epidural, caudal blok, continuous PNB, RFA, dan
lain-lain) hanya oleh dokter spesialis yang memiliki
kompetensi dan kewenangan klinis dibidang tersebut serta
harus selalu disertai laporan tindakan, instruksi pasca
tindakan, readback dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan tindakan tersebut.
BAGAN ALIR -

UNIT TERKAIT 1. KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif


2. KSM Pemberi Konsulan
3. Klinik Nyeri
4. Instalasi Rawat Inap
REKAMAN HISTORIS NO YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN TANGGAL MULAI
PERUBAHAN
PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai