Anda di halaman 1dari 12

TATALAKSANA NYERI

No Dokumen Nomor Revisi Halaman


3/1/PAP/000/I/RSI.CG-2018 00 1/3
Ditetapkan
Tanggal Terbit: Direktur
STANDAR 31 Januari 2018
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dian Kania Sari, dr., M.Kes.

PENEGERTIAN Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak


menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman kerusakan
jaringan

1. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien


2. Memberikan analgesia/bebas nyeri kepada pasien
TUJUAN
3. Mempermudah dan mengurangi lama perawatan
4. Mempertahankan kondisi optimal pasien
5. Memperbaiki kualitas hidup pasien

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur No 1.A/DIR/006/RSI.CG-2018 tentang


Manajemen Nyeri pada pasien di RSI.Cahaya Giri
PROSEDUR 1. Lakukan penilaian dan tentukan derajat nyeri (ringan,
sedang, atau berat) berdasarkan persepsi dan pengalaman
subyektif pasien dengan menggunakan metode yang sesuai.
2. Lakukan edukasi nyeri dan siapkan informed consent
tentang tindakan/terapi yang akan diberikan, prosedur tindakan,
efek samping & risiko yang mungkin terjadi, serta alternative
tindakan atau tindakan lanjutan bila terapi yang diberikan
tidak/kurang efektif.
3. Lakukan tindakan terapi non-farmakologi, seperti:
immobilisasi bagian tubuh yang cidera, kompres es/kompres
hangat dan elevasi, tindakan psikologis untuk mengurangi
kecemasan, distraksi dan berikan suasana tenang bagi pasien
4. Berikan :
 paracetamol,
 aspirin,
5. asetaminofen atau obat anti inflamasi non-steroid yang
lain dengan atau tanpa obat tambahan untuk nyeri ringan, selama
tidak ada kontra indikasi.
6. Tambahkan opioid lemah :
 tramadol,
 codeine,
 hydrocodone atau oxycodone, untuk nyeri sedang.
7. Berikan opioid kuat :
 morfine,
 fentanyl
 metadon atau
 hidromorfon, untuk nyeri berat.
8.Monitoring keadaan umum dan tanda vital sebelum, selama dan
setelah pengobatan.Nilai ulang respon secara berkala setiap 5-15
menit pada nyeri berat dan setiap 30-60 menit pada nyeri
sedang/ringan. Untuk menilai efektif pengobatan dan efek samping
yang mungkin terjadi.
9. Waspadai efek samping pengobatan, terutama efek depresi
pernafasan dan depresi kardiovaskuler dari opioid. Yakinkan
selalu tersedia antidotum opioid (naloxone) dan alat-alat
emergensi.
10. Lakukan modalitas terapi nyeri intervensi / invasive minimal
(continuous epidural, caudal blok, continuous PNB, RFA, dan
lain-lain) hanya oleh dokter spesialis yang memiliki kompetensi
dan kewenangan klinis dibidang tersebut serta harus selalu
disertai laporan tindakan, instruksi pasca tindakan, readback dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan tersebut.

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat inap


2. Unit Rawat jalan
3. IGD
4. OK
ASUHAN NYERI PADA ANAK/ PEDIATRIK

No Dokumen Nomor Revisi: Halaman


3/1/HPK/033/VIII/RSI.CG-2016 00 1/2

Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit
15 Agustus 2016

Dian Kania Sari, dr., M.Kes

PENGERTIAN Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak


menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman kerusakan
jaringan
Sistem noniseptif pada anak dapat memberikan respons yang
berbeda terhadap kerusakan jaringan yang sama atau sederajat
1. Dapat melakukan penilaian dengan tepat skala nyeri yang dialami
oleh pasien serta menentukan lokasi nyeri pasien dengan benar.

2. Malakukan tatalaksana nyeri terhadap pasien secara cepat, tepat


TUJUAN dan tanggap sesuai dengan penilaian derajad nyeri dan kebutuhan
pasien.

3. Mengatasi nyeri yang dialami pasien sehingga pasien bebas dari


rasa nyeri atau meminimalkan rasa nyeri yang dialami pasien
Surat Keputusan Direktur No 1.A/1/DIR/002/VIII/RSI.CG-2016
KEBIJAKAN tentang Manajemen Nyeri pada pasien di RSI.Cahaya Giri

1. Lakukan Asesmen Nyeri pada anak


2. Tegakkan Diagnosa penyebab Primer dan sekunder
3. Pilih terapi yang sesuai
4. Implementasikan Rencana Manajemen nyeri
PROSEDUR
ASUHAN NYERI PADA PASIEN DEWASA

No Dokumen Nomor Revisi Halaman


010.A/KEPR/RSI. - 02 / 03
DS/I/2016
. immobilisasi bagian tubuh yang cidera, kompres es/kompres
hangat dan elevasi, tindakan psikologis untuk mengurangi
kecemasan, distraksi dan berikan suasana tenang bagi pasien..
Berikan :
 paracetamol,
 aspirin,
asetaminofen atau obat anti inflamasi non-steroid yang lain
dengan atau tanpa obat tambahan untuk nyeri ringan, selama
tidak ada kontra indikasi
4. Tambahkan opioid lemah :
 tramadol,
 codeine,
 hydrocodone atau oxycodone, untuk nyeri sedang.
5. Berikan opioid kuat :
 morfine,
 fentanyl
 metadon atau
 hidromorfon, untuk nyeri berat.
6. Monitoring keadaan umum dan tanda vital sebelum, selama dan
setelah pengobatan. Nilai ulang respon nyeri secara berkala
setiap 5-15 menit pada nyeri berat dan setiap 30-60 menit pada
nyeri sedang/ringan) untuk menilai efektifitas pengobatan dan
efek samping yang mungkin terjadi.
7. Waspadai efek samping pengobatan, terutama efek depresi
pernafasan dan depresi kardiovaskuler dari opioid. Yakinkan
selalu tersedia antidotum opioid (naloxone) dan alat-alat
emergensi.
8. Lakukan modalitas terapi nyeri intervensi / invasive minimal
(continuous epidural, caudal blok, continuous PNB, RFA, dan
lain-lain) hanya oleh dokter spesialis yang memiliki kompetensi
dan kewenangan klinis dibidang tersebut serta harus selalu
disertai laporan tindakan, instruksi pasca tindakan, readback dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan tersebut.
ASUHAN NYERI PADA PASIEN DEWASA

No Dokumen Nomor Revisi Halaman


010.A/KEPR/RSI.DS/I - 03 / 03
/2016

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat inap


2. Unit Rawat jalan
3. IGD
4. OK
5. VK
6. NICU

ASUHAN NYERI PADA ANAK/ PEDIATRIK

No Dokumen Nomor Revisi Halaman


011.A/KEPR/RSI.DS/I - 01 / 02
/2016
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR Tanggal Terbit
12 Januari 2016
TETAP
dr. H. M. Faiz Sp. THT-KL
NPP. 01. 129. 04.05.

PENGERTIAN Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional


yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau
ancaman kerusakan jaringan
Sistem noniseptif pada anak dapat memberikan respons
yang berbeda terhadap kerusakan jaringan yang sama atau
sederajat
TUJUAN 1. Dapat melakukan penilaian dengan tepat skala nyeri
yang dialami oleh pasien serta menentukan lokasi nyeri
pasien dengan benar.

2. Malakukan tatalaksana nyeri terhadap pasien secara


cepat, tepat dan tanggap sesuai dengan penilaian derajad
nyeri dan kebutuhan pasien.

3. Mengatasi nyeri yang dialami pasien sehingga pasien


bebas dari rasa nyeri atau meminimalkan rasa nyeri
yang dialami pasien

Surat Keputusan Direktur No 905/Dir-


KEBIJAKAN
SK/RSI.DS/XI/2015 tentang Manajemen Nyeri pada
pasien di RSI Darus Syifa' Surabaya

1. Lakukan Asesmen Nyeri pada anak


2. Tegakkan Diagnosa penyebab Primer dan sekunder
3. Pilih terapi yang sesuai
PROSEDUR 4. Implementasikan Rencana Manajemen nyeri

ASUHAN NYERI PADA ANAK/ PEDIATRIK

No Dokumen Nomor Revisi Halaman


011.A/KEPR/RSI.DS/I - 02 / 02
/2016
. Pemberian Analgesik :
 By the ladder
 By the clock
 By the child
 By the Mouth
6. Berikan Analgesik dan Anastesi Regional : epidural atau
spinal untuk nyeri kanker
7. Monitoring keadaan umum dan tanda vital sebelum,
selama dan setelah pengobatan. Nilai ulang respon
nyeri secara berkala setiap 5-15 menit pada nyeri berat
dan setiap 30-60 menit pada nyeri sedang/ringan)
untuk menilai efektifitas pengobatan dan efek samping
yang mungkin terjadi.
8. Waspadai efek samping pengobatan, terutama efek
depresi pernafasan dan depresi kardiovaskuler dari
opioid. Yakinkan selalu tersedia antidotum opioid
(naloxone) dan alat-alat emergensi.
9. Dokumentasikan pada Rekam Medis Pasien

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat inap


2. Unit Rawat jalan
3. IGD
4. OK
5. VK
6. NICU

ASUHAN NYERI PADA LANSIA


(GERIATRI)
No Dokumen Nomor Revisi Halaman
012.A/KEPR/RSI.DS/I - 01 / 02
/2016
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR 12 Januari 2016
TETAP

dr. H. M. Faiz Sp. THT-KL


NPP. 01. 129. 04.05.
Lansia didefinisikan sebagai orang-orang yang berusia > 65
Pengertian tahun.
Pada lansia Prevalensi nyeri dapat meningkat dua kali
lipatnya dibandingkan dewasa muda.
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman
kerusakan jaringan

1. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien


2. Memberikan analgesia/bebas nyeri kepada pasien
Tujuan 3. Mempermudah dan mengurangi lama perawatan
4. Mempertahankan kondisi optimal pasien
5. Memperbaiki kualitas hidup pasien
Surat Keputusan Direktur No 905/Dir-SK/RSI.DS/XI/2015
Kebijakan tentang Manajemen Nyeri pada pasien di RSI Darus Syifa'
Surabaya

1. Lakukan Asesmen Nyeri pada geriatric yang


valid, reliable dan dapat diaplikasikan menggunakan
functional pain scale
2. Tegakkan Diagnosa penyebab Primer dan
sekunder
Prosedur 3. Pilih terapi yang sesuai (terapi alternatif atau non
obat)
4. Intervensi non farmakologi:
a. terapi termal
b. stimulasi listrik
c. blok saraf
d. terapi relaksasi/hipnotis

ASUHAN NYERI PADA USIA LANJUT


(GERIATRI)
No Dokumen Nomor Revisi Halaman
012.A/KEPR/RSI.DS/I/ - 02/02
2016
e. fisioterapi dan okupasi
5. intervensi farmakologi :
a. Non opioid
b. opioid
c. analgesik adjudvant

6. Pemilihan analgesik: menggunakan 3-step ladder WHO


(sama dengan manajemen pada nyeri akut).
.a Nyeri ringan-sedang: analgesik non-
opioid
.b Nyeri sedang: opioid minor, dapat
dikombinasikan dnegan OAINS dan
analgesik adjuvant
.c Nyeri berat: opioid poten
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat inap
2. Unit Rawat jalan
3. IGD
4. OK
5. ICU
Skala Keterangan
nyeri
0 Tidak nyeri
1 Dapat ditoleransi (aktivitas tidak terganggu)
2 Dapat ditoleransi (beberapa aktivitas edikit
terganggu)
3 Tidak dapat ditoleransi (tetapi masih dapat
menggunakan telepon, menonton TV, atau
membaca)
4 Tidak dapat ditoleransi (tidak dapat
menggunakan telepon, menonton TV, atau
membaca)
5 Tidak dapat ditoleransi (dan tidak dapat
berbicara karena nyeri)

Anda mungkin juga menyukai