Anda di halaman 1dari 18

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Kondisi Geografis dan Administrasi


Kabupaten Buleleng adalah kabupaten yang terletak di wilayah paling
utara Provinsi Bali dan dengan wilayah terluas diantara 9 kabupaten dan kota
madya di Provinsi Bali, yakni memiliki luas wilayah sebesar 1.365,88 Km2
atau 136.588 Ha, setara dengan 24, 25 % dari luas keseluruhan Pulau Bali.
Kabupaten Buleleng memiliki ibu kota dengan sebutan Kota Singaraja,
dimana kota ini dikenal sebagai Kota Pendidikan. Selain itu, Kabupaten
Buleleng juga merupakan daerah perkebunan yang menghasilkan buah-
buahan. Hasil perkebunan di Kabupaten Buleleng sering kali dikirim ke luar
kota maupun ke luar pulau. Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Buleleng
berada di bagian paling utara, membentang dari ujung barat sampai ujung
timur Pulau Bali pada titik koordinat 114 0 25’ 55” Bujur Timur (BT) – 1150
27’ 28” Bujur Timur (BT) dan 80 03’ 40” Lintang Selatan (LS) – 80 23’ 00’’
Lintang Selatan (LS). Sedangkan dari segi administrasi, Kabupaten Buleleng
memiliki batas wilayah sebagai berikut :

a) Bagian utara : Laut Bali;


b) Bagian barat : Kecamatan Melaya dan Kecamatan Mendoyo (Kabupaten
Jembrana);
c) Bagian selatan : Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, dan
Kabupaten Bangli;
d) Bagian timur : Kecamatan Kubu (Kabupaten Karangasem).

Kabupaten Buleleng terbagi atas 9 wilayah kecamatan. 7 kecamatan


berada di wilayah pesisir pantai yaitu Kecamatan Gerokgak, Kecamatan
Seririt, Kecamatan Banjar, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sawan,
Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Tejakula. Sedangkan 2

11
kecamatan lainnya tidak memiliki garis pantai yaitu Kecamatan Busungbiu
dan Kecamatan Sukasada.

Sumber : Bappeda Kabupaten Buleleng Tahun 2020


Gambar II. 1 Peta Administrasi Per Kecamatan Kabupaten Buleleng

Tabel II. 1 Luas Wilayah Per Kecamatan Kabupaten Buleleng

No. Kecamatan Luas Wilaya (KM2)


1. Gerokgak 356,57
2. Seririt 111,78
3. Busungbiu 196,62
4. Banjar 172,6
5. Sukasada 172,93
6. Buleleng 46,94
7. Sawan 92,52
8. Kubutambahan 118,24
9. Tejakula 97,68
Total 1365,88
Sumber : Data BPS Kabupaten Buleleng 2020

12
2.2 Karakteristik Demografi Kabupaten Buleleng
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Buleleng tahun 2020, jumlah penduduk di Kabupaten Buleleng
sebesar 825.860 jiwa, dengan jumlah penduduk terbanyak berada di
Kecamatan Buleleng yaitu 154.667 jiwa dan jumlah terendah di Kecamatan
Busungbiu yaitu 55.454 jiwa.

Tabel II. 2 Jumlah Penduduk Per Kecamatan kabupaten Buleleng


No. Kecamatan Jumlah Penduduk 2020 (ribu)
1. Gerokgak 97.550
2. Seririt 97.861
3. Busungbiu 55.454
4. Banjar 89.764
5. Sukasada 91.480
6. Buleleng 154.667
7. Sawan 85.425
8. Kubutambahan 72.885
9. Tejakula 78.480
Total 825.860

Sumber : Data BPS Kabupaten Buleleng 2020

Jumlah penduduk di Kabupaten Buleleng didapatkan dari hasil program


sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun, dimana pelaksanaan
sensus terakhir pada tahun 2020. Dalam pelaksanaan sensus penduduk,
pencacahan dilakukan terhadap seluruh penduduk yang berdomisili (tinggal
menetap) di wilayah Kabupaten Buleleng.

2.3 Data Sosial dan Ekonomi


Berkembangnya perekonomian di Kabupaten Buleleng sangat
dipengaruhi oleh adanya Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Perikanan dan lain-lain. Keberadaan sektor tersebut dapat meningkatkan
pendapatan daerah dan masyarakatnya serta menjadikan tersedianya
lapangan pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat di Kabupaten Buleleng.

13
Di sisi lain, sektor pendidikan, kesehatan, ketersediaan fasilitas umum
dan lain-lain juga mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat di Kabupaten
Buleleng.

2.4 Rencana Tata Ruang Wilayah


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan arahan kebijakan
dan strategi dalam pemanfaatan ruang wilayah suatu daerah tertentu.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buleleng tertuang dalam Perda
Nomor 9 Tahun 2013. RTRW memiliki aspek-aspek perencanaan, salah satu
bentuknya adalah perencanaan transportasi suatu daerah. Perencanaan
transportasi tersebut harus dibuat sebaik mungkin untuk menunjang
pergerakan manusia dan barang di mana transportasi dikenal sebagai
permintaan turunan dari adanya kegiatan ekonomi. Transportasi yang baik
adalah yang dapat menjaga kelancaran, keselamatan, dan ketertiban lalu
lintas tentu akan meningkatkan kelancaran kegiatan ekonomi, sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten dengan wilayah terlu as di


Provinsi Bali yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur.
Sebagian besar kegiatan baik perekonomian, pendidikan, kesehatan, industri
maupun yang lainnya lebih terpusat di ibu kota yaitu di Kota Singaraja,
sehingga hampir semua fasilitas dan infrastruktur yang dibangun Pemerintah
Kabupaten Buleleng terpusat di tengah Kota Singaraja. Meskipun demikian,
di wilayah kecamatan lain di Kabupaten Buleleng juga disediakan beberapa
fasilitas dan infrastruktur untuk menunjang aktivitas masyarakat di seluruh
wilayah Kabupaten Buleleng. Dengan dibangunnya infrastruktur di wilayah
Kabupaten Buleleng dapat mempermudah dalam mengembangkan segala
sektor seperti ekonomi, kesejahteraan terutama dalam sektor transportasi.

2.5 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan


Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan masuk
dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali
Tahun 2013-2028, yang mana misi pembangunan kepariwisataan meliputi1 :

1
Pemerintah kabupaten Buleleng, ‘RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013-2028’.

14
1. Mewujudkan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik
dengan mengedepankan kekayaan dan keragaman potensi daya tarik
wisata berwawasan lingkungan berdasarkan budaya Bali yang dijiwai
oleh Agama Hindu;
2. Menciptakan pemasaran pariwisata yang sinergis, berkualitas, unggul,
bertanggungjawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
nusantara dan mancanegara;
3. Mewujudkan industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel,
membuka ruang partisipasi publik secara luas, bertanggung jawab
terhadap lingkungan dan sosial budaya;dan
4. Mewujudkan organisasi kelembagaan pemerintah provinsi, swasta,
masyarakat, sumberdaya manusia, regulasi dan mekanisme yang
efektif dan efisien untuk mendorong terwujudnya pariwisata yang
berkelanjutan.

2.6 Karakteristik transportasi Kabupaten Buleleng


Transportasi merupakan sektor penting dalam pembangunan wilayah.
Khususnya pada perekonomian, peranan transportasi dalam upaya
meningkatkan perekonomian daerah sangatlah besar, hal ini menjadikan
harus adanya upaya peningkatan pembangunan infrastruktur transportasi
baik darat, laut maupun udara, seperti pembukaan ruas jalan baru,
pembangunan pelabuhan dan pembangunan bandara, serta pe mbangunan
infrastruktur lainnya seperti halte, terminal, stasiun dan lain-lain. Dengan
pembangunan sarana transportasi tersebut diharapkan distribusi barang dan
jasa menjadi lancar, serta dapat memangkas biaya dan pengeluaran
pemerintah yang pada akhirnya tingkat perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat menjadi meningkat.

2.4.1 Kondisi Lalu Lintas Jalan


Panjang jalan nasional yang berada di wilayah Kabupaten
Buleleng pada tahun 2019 mencapai panjang 156,33 Km , jalan
provinsi sepanjang 106,65 km , dan jalan kabupaten/kota sepanjang
999,95 km. Jalan nasional di wilayah Kabupaten Buleleng seluruhnya
memiliki jenis permukaan aspal, Jalan provinsi di wilayah Kabupaten
Buleleng sebagian besar memiliki jenis permukaan aspal, sementara

15
sisanya memiliki jenis permukaan rigid/beton, Sedangkan untuk jalan
kabupaten/kota pada Kabupaten Buleleng sebagian besar memiliki
jenis permukaan aspal, sementara sisanya memiliki jenis permukaan
kerikil, tanah dan rigid/beton.

Karakteristik ruas jalan di wilayah Kabupaten Buleleng


umumnya memiliki tipe 2/2 UD baik pada Jalan Nasional, Jalan
Provinsi, maupun Jalan Kabupaten. Terdapat beberapa ruas Jalan
Nasional dan ruas Jalan Kabupaten yang memiliki tipe jalan 4/2 D.
Kabupaten Buleleng juga memiliki beberapa ruas Jalan Nasional dan
ruas Jalan Kabupaten yang menerapkan sistem satu arah (2/1).
Untuk jenis pengaturan simpang di wilayah Kabupaten Buleleng
terdapat pengaturan simpang bersinyal, simpang prioritas, dan
simpang uncontrolled.

2.4.2 Saran Angkutan Umum


Untuk meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan bergerak
bagi warga maka ditetapkan jaringan trayek angkutan umum di
Kabupaten Buleleng Jaringan trayek angkutan umum ditetapkan
secara menyebar ke seluruh penjuru kota sehingga pertumbuhan
ekonomi dapat berjalan merata.
1. Sarana Angkutan Umum
a. Angkutan AKDP
1) Armada AKDP yang Beroperasi
Beberapa koperasi masih melayani angkutan
perjalanan AKDP, namun sebagian besar kendaraan
umum yang melayani perjalanan AKDP adalah
kepemilikan pribadi yang tidak memiliki izin untuk
beroperasi. Kendaraan yang tidak memiliki izin ini
biasanya menggunakan plat nomor kendaraan
berwarna hitam. Dari hasil survei, telah ditemukan
beberapa kendaraan AKDP dengan jurusan Singaraja-
Gilimanuk dan jurusan Singaraja – Amlapura
menggunakan kendaraan angkutan AKDP dengan plat
nomor kendaraan berwarna hitam. Dari hasil

16
wawancara didapatkan informasi bahwa kendaraan-
kendaraan tersebut mengangkut barang. Klasifikasi
barang yang diangkut merupakan barang dagangan
para pedagang di pasar. Hal ini disebabkan karena
sedikitnya minat penumpang menggunakan angkutan
umum sehingga kendaraan ini banyak digunakan untuk
mengangkut barang dagangan dengan tujuan sesuai
permintaan.

Tabel II. 3 Angkutan AKDP Yang Beroperasi di


Kabupaten Buleleng

JUMLAH KENDARAAN
LINTASAN TRAYEK
YANG DILAYANI SUB MIKRO
BUS JUMLAH
URBAN BUS
SINGARAJA-DENPASAR
VIA BEDUGUL - 60 - 60
SINGARAJA-DENPASAR
VIA PUPUAN - 10 - 10
SINGARAJA-DENPASAR
VIA BANYUATIS 6 - - 6
SINGARAJA-
GILIMANUK - 50 2 52
SINGARAJA-AMLAPURA - 25 3 28
SINGARAJA-
KLUNGKUNG VIA P.BAI 2 - - 2
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng 2020

b. Angkutan Perkotaan
1) Armada Angkutan Perkotaan yang Beroperasi
Untuk angkutan perkotaan yang melayani wilayah
Kabupaten Buleleng, sesuai dengan SK yang didapat
dari instansi pemerintah, ada 8 trayek angkutan
perkotaan. Namun pada kondisi saat ini, hanya
beberapa trayek saja yang beroperasi.

17
Tabel II. 4 Angkutan Perkotaan Yang Beroperasi di Kabupaten Buleleng

Sumber : Data Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng 2020

c. Angkutan Perdesaan
1) Armada Angkutan Perdesaan yang Beroperasi
Jumlah trayek angkutan perdesaan sesuai dengan
SK dari instansi pemerintah yaitu ada 15 trayek. Akan
tetapi, hanya beberapa saja yang beroperasi saat ini.

Tabel II. 5 Angkutan Perdesaaan Yang Beroperasi di Kabupaten


Buleleng

Sumber : Data Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng 2020

2.7 Karakteristik Tata Guna Lahan


Kondisi tata guna lahan di suatu wilayah sangat mempengaruhi sistem
transportasi di wilayah tersebut baik transportasi darat, laut maupun udara,
karena berhubungan langsung dengan aksesibilitas masyarakat untuk
mencapai lokasi tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Pola umum pergerakan
seseorang dapat menjadi gambaran umum dari transportasi di suatu
wilayah. Seberapa sering orang melakukan perjalanan dan maksud

18
perjalanan yang berbeda-beda tentu saja menjadi faktor yang
mempengaruhi produksi perjalanan di wilayah tersebut. Untuk menunjang
produksi perjalanan di wilayah studi, diperlukan adanya perencanaan
transportasi yang maksimal yang dapat menjamin keselamatan, keamanan,
kenyamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta menjamin
pergerakan orang dan barang yang selamat, efektif dan efisien. Dengan
memaksimalkan perencanaan transportasi maka dapat terwujud tatanan
wilayah, budaya dan pola aktifitas sosial yang dapat menunjang
perekonomian, keamanan dan pertahanan.

Adanya pengaruh tata guna lahan terhadap pergerakan transportasi di


suatu wilayah menyebabkan perlu diadakannya pengamatan dan
pengecekan berkala antara tata guna lahan saat ini dengan tata guna lahan
pada tahun sebelumnya. Dari pengamatan tersebut, akan didapatkan
perbandingan antara tata guna lahan saat ini dengan tata guna lahan pada
tahun sebelumnya. Tata guna lahan Kabupaten Buleleng diperuntukkan
sebagai pemukiman yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Buleleng,
pendidikan, tempat ibadah , rumah sakit, fasilitas transportasi, kantor dan
komersial, sarana olahraga, pariwisata, sekaligus tata guna lahan berupa
sungai, danau, perkebunan, sawah dan lahan kosong disajikan dalam bentuk
peta.

Sumber : Data TGL BPS dan data Jaringan jalan PUPR Tahun 2020

Gambar II. 2 Peta Tata Tata Guna Lahan Kabupaten Buleleng

19
2.8 Kondisi Wilayah Kajian
Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan terletak di
2 kawasan yang berbeda namun tetap dalam satu Kabupaten Buleleng
dengan garis pantai yang besambung jarak antara kedua Pantai ini cukup
jauh yaitu sekitar 6 Kilometer. Namun kedua kawasan ini memiliki daya
tariknya masing masing.

2.8.1 Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan

Sumber : Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033


Gambar II. 3 Peta Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan
Pantai Penimbangan

Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten yang berbentuk


memanjang dimana bagian utara berbatasan dengan laut dan
bagian selatan berjajar gunung yang berada di tengah Pulau Bali.
Dengan bentuk kawasan yang memanjang maka dari itu pola
jaringan jalan dalam Kabupaten Buleleng adalah pola jaringan jalan
linear, namun terdapat juga pola jaringan jalan grid yang berada di
ibu kota kabupaten yaitu Kota Singaraja yang berada di Kecamatan
Buleleng, dengan jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten ini.
Lokasi pantai Penimbangan berada dekat dengan pusat kota maka
dari itu Pantai ini lebih menjadi pilihan masyarakat lokal Kecamatan
Buleleng untuk menikmati keindahan pantai. Sedangkan Pantai

20
Lovina berada di antara Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Banjar
dengan jarak yang cukup jauh dari pusat Kota singaraja. Namun
keindahan Pantai Lovina lebih dikenal oleh masyarakat luas karena
terdapat daya tarik yang unik yaitu lumba-lumba yang dapat dilihat
pada waktu tertentu di kawasan ini.

Kedua kawasan ini sebenarnya memiliki daya terik tersendiri


bagi pengunjung. Maka dari itu jumlah wisatawan yang berkunjung
di Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan tidak
akan menurun.

2.8.2 Daya Tarik Wisata Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan


Pantai Penimbangan
Pada saat ini Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai
Penimbangan merupakan tujuan rekreasi bagi masyarakat lokal
maupun pendatang sebagai tempat liburan yang sangat indah untuk
dikunjungi, keunikan dari Pantai Lovina ini terfokus pada keindahan
Pantai. Pantai Lovina sendiri memiliki keunikan yaitu pertunjukan
lumba-lumba yang dapat kita saksikan pada waktu tertentu. Untuk
Pantai penimbangan keindahannya tidak jauh berbeda dengan
Pantai Lovina namun pengunjung tidak dapat melihat lumba-lumba
di Pantai Penimbangan, di Pantai Penimbangan ini kita dapat
berekreasi dengan wisata kuliner yang terdapat dipinggiran pantai
juga terdapat café-café jika ingin bersantai menikmati keindahan
Pantai Penimbangan.

Sumber : Dokumentasi Tahun 2020

Gambar II. 4 Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan

21
2.8.3 Data Pengunjung Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan
Pantai Penimbangan
Menurut data pengunjung di Dinas Pariwisata Kabupaten
Buleleng, Jumlah Pengunjung pada masa sebelum pandemi COVID-
19 jumlah pengunjung kawasan Pariwisata Lovina dan Pantai
Penimbangan, yaitu

Tabel II. 6 Data Jumlah Pengunjung Kawasan Pariwisata Pantai


Lovina dan Pantai Penimbangan Tahun 2019

Pantai Total Pengunjung Total Pengunjung Per-


tahun 2019 hari tahun 2019
Pantai Lovina 57.627 1038
Pantai Penimbangan 15.433 439
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Tahun 2019

Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan ini


juga masuk dalam kawasan pariwisata yang akan dikembangkan
dalam “Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Derah
Provinsi Bali Tahun 2013-2028” Dengan tingginya jumlah
pengunjung di kawasan pariwisata ini maka berpengaruh terhadap
arus lalu lintas pada Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai
Penimbangan.

2.8.4 Jaringan Jalan Kawasan Pariwisata Pantia Lovina dan Pantai


Penimbangan
Kawasan Pariwisata Pantai Lovina Penimbangan memiliki Ruas
Jalan Nasional dan Fungsi jalan Kolektor Primer 1, Ruas Jalan
Kabupaten dengan fungsi Jalan Lokal Primer. Berikut merupakan ruas
jalan yang terdapat di Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai
Penimbangan

22
Tabel II. 7 Ruas jalan dalam Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan
Pantai Penimbangan

Nama Jalan Status Jalan Fungsi Jalan


Jalan Seririt-Singaraja Jalan Nasional Kolektor Primer 1
Segmen 1
Jalan Seririt-Singaraja Jalan Nasional Kolektor Primer 1
Segmen 2
Jalan Seririt-Singaraja Jalan Nasional Kolektor Primer 1
Segmen 3
Jalan Seririt-Singaraja Jalan Nasional Kolektor Primer 1
Segmen 4
Jalan Ahmad Yani Jalan Nasional Kolektor Primer 1
Jalan Ketapang Lovina Jalan Kabupaten Jalan Lokal Primer
Jalan Patung Lumba- Jalan Kabupaten Jalan Lokal Primer
Lumba Lovina
Jalan Asah Munduk- Jalan Kabupaten Jalan Lokal Primer
Cempaga
Jalan Kalibukbuk- Jalan Kabupaten Jalan Lokal Primer
Bhaktiseraga
Jalan Serma karma Jalan Kabupaten Jalan Lokal Primer
Jalan Sp.3 Pemaron- Jalan Kabupaten Jalan Lokal Primer
Pantai Penimbangan
Jalan Pantai Jalan Kabupaten Jalan Lokal Primer
Penimbangan
Jalan Pantai Jalan Kabupaten Jalan Lokal Primer
Penimbangan Utara
Sumber : Data Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buleleng 2020

Berikut merupakan beberapa jalan yang memiliki kinerja dan


tingkat pelayanan yang rendah yang disebabkan oleh faktor hambatan
samping dan parkir liar di badan jalan.

23
1. Jalan Nasional Bermasalah
Ruas Jalan ini Merupakan ruas Jalan Nasional pada Kawasan
Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan dikarenakan parkir liar di badan
jalan yang mengurangi kapasitas jalan, dapat dilihat pada table dibawah
ini.

Tabel II. 8 Jalan Nasional dengan tingkat pelayanan rendah di


Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan

Ruas Jalan V/C Ratio Kecepatan Kepadatan Tingkat


(Km/Jam) (smp-/km) Pelayanan

0,83 33,95 111,84 D


Jalan Seririt-
singaraja Segmen 2

0,80 41,95 97,23 D


Jalan Seririt-
Singaraja Segmen 3

0,63 36,27 89,61 C

Jalan Seririt-
Singaraja Segmen 4

0,64
37,69 92,73 C
Jalan Ahmad Yani

24
Gambar II. 5 Penampang Melintang Jalan seririt-
Singaraja Segmen 2

Gambar II. 6 Penampang melintang Jalan Seririt-


Singaraja segmen 3

Gambar II. 7 Penampang melintang Jalan Seririt-


Singaraja segmen 4

25
Gambar II. 8 Penampang Melintang Jalan Ahmad Yani

2. Jaringan Jalan Kabupaten


Ruas Jalan ini Merupakan ruas Jalan Kabupaten pada Kawasan Pantai
Lovina dan Pantai Penimbangan dengan permasalahan parkir bebas Jalan
Ketapang Lovina dan pengaturan parkir dan kawasan kuliner di badan Jalan
Pantai Penimbangan yang mengurangi kapasitas jalan, dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar II. 9 Parkir Liar di Jalan Ketapang Lovina dan


Pengaturan kawasan kuliner dan Parkir di badan jalan

Gambar II. 10 Penampang Melintang Jalan Penimbangan

26
Gambar II. 11 Penampang Melintang Ketapang Lovina

3. Persimpangan
Persimpangan pada Kawasan Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai
Penimbangan yang memiliki tingkat pelayanan yang rendah terdapat Pada
Simpang 5 Lovina dengan pengaturan 5 fase dan Simpang 4 Pantai
Penimbangan simpang ini merupakan simpang bersinyal dengan 4 fase.

Sumber : Tim PKL Buleleng Tahun 2019

Gambar II. 12 Tampak Simpang 5 Lovina

Simpang 5 Lovina memiliki tingkat pelayanan yang rendah dengan


derajat kejenuhan mencapai 0,75, dengan kondisi tundaan mencapai 37,4
smp/detik, maka dari itu tingkat pelayanan simpang ini adalah D.

27
Sumber : Tim PKL Buleleng Tahun 2019

Gambar II. 13 Simpang 4 Pantai Penimbangan

Simpang 4 Pantai Penimbangan memiliki tingkat pelayanan yang rendah


dengan derajat kejenuhan mencapai 0.91, dengan kondisi tundaan mencapai
32,2 smp/detik, maka dari itu tingkat pelayanan simpang ini adalah D.

Sumber : Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Buleleng Tahun 2013-2033


Gambar II. 14 Jaringan Jalan Yang Bermasalah di Kawasan
Pariwisata Pantai Lovina dan Pantai Penimbangan

28

Anda mungkin juga menyukai