Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja


Sub pokok bahasan : Tiga Risiko Ancaman Dasar (TRIAD KRR)
Hari/Tanggal : Kamis, 17 November 2022
Waktu : 12.30-12.45 WIB (15 menit)
Tempat : Puskesmas Krobokan Semarang
Sasaran : Remaja
Penyuluh : Utari
A. Karakteristik
Jumlah peserta : 1 orang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta diharapkan dapat
mengetahui dan menjaga diri dari tiga risiko ancaman dasar kesehatan
reproduksi remaja (TRIAD KRR)
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian TRIAD KRR
b. Menyebutkan tiga risiko ancaman dasar kesehatan reproduksi
remaja
c. Menyebutkan tentang factor berhubungan dengan TRIAD KRR
d. Mengetahui dan memahami risiko ancaman dasar seksualitas
e. Mengetahui dan memahami risiko ancaman dasar HIV/AIDS
f. Mengetahui dan memahami risiko ancaman dasar NAPZA
C. Materi
TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA)
Triad KRR adalah Tiga ancaman dasar Kesehatan Reproduksi Remaja,
Permasalahan tersebut berkaitan dengan Seksualitas, HIV dan AIDS,
Napza. Triad KRR ini berdampak kepada siapa pun dan usia berapapun
tetapi yang paling mengkhawatirkan berdampak kepada remaja sebagai
generasi penerus bangsa.
1. Seksualitas
a. Pengertian seksual
Seksual adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin
atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan
intim antara laki-laki dan perempuan. Perilaku seksual adalah segala
tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual mulai dari perasaan
tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu, dan senggama
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja
adalah sebagai berikut :
1) Faktor perkembangan, yang terjadi dalam diri mereka yaitu
berasal dari keluarga dimana anak mulai tumbuh dan
berkembang
2) Faktor luar, yaitu mencakup kondisi sekolah/ pendidikan
formal yang cukup berperan terhadap perkembangan
remaja dalam mencapai kedewasaannya.
3) Faktor masyarakat, yaitu adat kebiasaan, pergaulan dan
perkembangan di segala bidang khususnya teknologi
yang dicapai manusia.
Pengetahuan seksual yang benar dapat memimpin seseorang ke
arah perilaku seksual yang rasional dan bertanggungjawab serta dapat
membantu membuat keputusan pribadi yang penting terkait
seksualitas. Sebaliknya, pengetahuan seksual yang salah dapat
mengakibatkan kesalahan persepsi tentang seksualitas sehingga
selanjutnya akan menimbulkan perilaku seksual yang salah dengan
segala akibatnya. Informasi yang salah menyebabkan pengertian dan
persepsi masyarakat khususnya remaja menjadi salah. Hal ini
diperburuk dengan mitos tentang seks, semua di ekspresikan dalam
bentuk perilaku seksual yang buruk dengan akibat yang tidak di
harapkan.
c. Pengaruh buruk akibat hubungan seks pranikah
Dikalangan remaja perilaku seksual yang tidak sehat khususnya
remaja yang belum menikah cenderung meningkat kematangan organ
seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu mengendalikan
rangsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan
seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan
bukan saja oleh pasangan, khususnya remaja tetapi juga orang tua,
keluarga, bahkan masyarakat. Akibat hubungan seks pranikah :
1) Bagi remaja :
a) Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak
perawan.
b) Menambah risiko tertular Penyakit Menular Seksual (PMS),
seperti : gonore (GO), sifilis, herpes simpleks (Genitalis),
clamidia, kondiloma akuminata dan HIV/AIDS.
c) Remaja putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan,
pengguguran kandungan tidak aman, infeksi organ-organ
reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena
perdarahan atau keracunan kehamilan.
d) Trauma kejiwaan (Depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang
harapan masa depan)
e) Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan dan kesempatan bekerja.
f) Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat.
2) Bagi keluarga
a) Menimbulkan aib keluarga
b) Menambah beban ekonomi keluarga
c) Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan
masyarakat di lingkungannya (Ejekan)
3) Bagi masyarakat
a) Meningkatnya remaja putus sekolah sehingga kualitas
masyarakat menurun
b) Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi
c) Menambah beban ekonomi masyarakat,sehingga derajat
kesejahteraan masyarakat menurun
2. HIV dan AIDS
a. Pengertian HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV
menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang
memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
permukaan sel limfosit.
b. Pengertian AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan
kumpulan gejala menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari
serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan
atau merusak sistem pertahanan tubuh, sehingga berdatanganlah
berbagai jenis penyakit lain.
c. Cara penularan HIV/ AIDS diantaranya sebagai berikut :
1) Melalui hubungan seksual Merupakan jalur utama penularan
HIV/AIDS yang paling umum ditemukan. Virus dapat ditularkan
dari seseorang yang sudah terkena HIV kepada mitra seksualnya
(Pria ke wanita, wanita ke pria dan pria ke pria) melalui hubungan
seksual tanpa pengaman (Kondom). Jalur ini dapat dicegah dengan
cara :
a) Astinence : Tidak berhubungan seksual
b) Be faithful: Saling setia dengan satu pasangan
c) Condom : Selalu menggunakan kondom saat melakukan
hubungan seksual
d) Drug : Tidak menggunakan obat-obat terlarang.
2) Parental (Produk darah)
Penularan dapat terjadi melalui transfer darah atau produk
darah, atau penggunaan alat-alat yang sudah dikotori darah seperti
jarum suntik, jarum tato, tindik, dan sebagainya. jalur ini dapat
dicegah dengan cara :
a) Memastikan bahwa darah yang diterima pada saat transfusi
tidak mengandung HIV
b) Memastikan bahwa peralatan (Jarum suntik, jarum tato, tindik)
telah disterilkan dan apabila memungkinkan gunakan peralatan
yang sekali buang.
c) Perinatal Penularan melalui ibu kepada anaknya. Ini bisa terjadi
saat anak masih berada dalam kandungan, ketika dalam proses
lahir atau sesudah lahir. Kemungkinan ibu pengidap HIV
melahirkan bayi HIV positif adalah 15-39%. Seorang bayi yang
baru lahir akan membawa antibodi ibunya, begitupun
kemungkinan positif dan negatifnya si bayi tertular HIV adalah
tergantung dari seberapa parah tahapan perkembangan AIDS
pada diri sang ibu. Sebaiknya lakukan tes darah sebelum hamil.
Kelompok yang beresiko terkena HIV adalah :
(1) Wanita dan laki-laki yang selalu berganti-ganti pasangan
dalam melakukan hubungan seksual.
(2) Wanita dan laki-laki pekerja seks.
(3) Melakukan hubungan seksual yang tidak wajar seperti
melalui anal dan mulut, homoseksual dan biseksual.
(4) Penyalahgunaan obat-obatan melalui suntikan secara
bergantian (Kusmiran Eny, 2011).
d. Hubungan antara HIV/AIDS dengan penyalahgunaan Napza dan
hubungan seks bebas tidak aman yaitu :
1) HIV/AIDS – Hubungan Seks Bebas Tidak Aman
Salah satu media penularan HIV/AIDS yaitu melalui cairan
sperma maupun cairan vagina maka hubungan seks bebas tidak
aman merupakan perilaku yang beresiko tertular maupun
menularkan HIV/AIDS.
2) HIV/AIDS – Penyalahgunaan Napza
Walau tidak seluruh pengguna Napza, namun sebagian besar
pengguna beberapa jenis Napza cenderung menggunakan jarum
suntik sebagai media pemakaiannya penggunaan jarum suntik yang
tidak steril dan dilakukan secara bergantian sangat rentan terhadap
penularan virus HIV/AIDS (Tertular maupun menularkan). Hal
yang lebih mengerikan, pengguna Napza yang merupakan ODHA
(Orang Dengan HIV/AIDS) akan membuatnya lebih cepat
memasuki fase AIDS. Hal ini dikarenakan karakteristik Napza yang
bersifat menggerogoti organ tubuh, termasuk juga perokok.

3. Napza
a. Pengertian Napza
Napza adalah singkatan dari Narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya. Istilah Napza mengacu pada kelompok senyawa yang
umumnya memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan narkoba seharusnya adalah
senyawasenyawa psikotropika yang biasa di pakai untuk membius
pasien pada saat hendak di operasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di
luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
b. Jenis-jenis Napza
1) Heroin : serbuk putih seperti tepung yang bersifat opoid atau
menekan nyeri juga depressan SSP
2) Kokain : di olah dari pohon coca yang punya sifat halusigenik
3) Putau : Golongan heroin
4) Ganja : berisi zat kimia delta-9 tetra hidrokanbinol berasal dari
daun cannabis yang di keringkan, konsumsi dengan cara di hisap
seperti rokok tetapi menggunakan hidung
5) Shabu-sabu : kristal yang berisi methamphetamine di konsumsi
dengan menggunakan alat khusus yang di sebut bong kemudian di
bakar.
6) Ekstasi : methylendioxy methaphetamine dalam bentuk tablet atau
kapsul, mampu meningkatkan ketahanan seseorang (Disalah
gunakan untuk aktivitas hiburan di malam hari)
7) Diazepam, Nipam dan megadon : obat yang jika di konsumsi
secara berlebih menimbulkan efek halusinogenik
8) Alkohol : minuman yang berisi produk fermentasi menghasilkan
atanol dengan kadar di atas 40% mampu menyebabkan depresi
susunan saraf pusat dalam kadar tinggi bisa memicu sirois hepatic,
hepatitis alkoholik maupun gangguan sisitem persyarafan.
c. Pengaruh dari Napza
Pengaruh Napza adalah penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri, ketergantungan, rasa nikmat dan nyaman yang
luar biasa dan pengaruh-pengaruh lainnya. Penggunaan Napza ini
beresiko terhadap kesehatan reproduksi karena penggunaan Napza
akan berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku seks bebas.
Pengguna Napza jarum suntik juga meningkatkan risiko terjadinya
HIV/AIDS, sebab virus HIV dapat menular melalui jarum suntik yang
dipakai secara bergantian.
d. Dampak Penyalahgunaan Napza
Dampak dari penyalahgunaan Napza sebagai berikut :
1) Dampak fisik
Gangguan pada sistem syaraf, gangguan pada kulit, gangguan pada
paru-paru dan pembuluh darah.
2) Dampak psikologis
Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan
jumlah tertentu untuk menimbulkan efek yang di inginkan,
ketergantungan / selalu membutuhkan obat.
3) Dampak sosial dan ekonomi
Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan dan
hukum.
4. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku TRIAD KRR
perilaku seseorang terbentuk dari tiga faktor, yaitu :
a. Faktor predisposisi
Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor pendukung
Yang terwujud dalam lingkungan fisik seperti ada atau tidaknya
fasilitas/sarana kesehatan.
c. Faktor pendorong
d. Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain :
Perilaku remaja dipengaruhi oleh sikap yang dimiliki remaja. ada
beberapa faktor yang mempengaruhi sikap serta perilaku sehat dan
tidaknya remaja terhadap kesehatan reproduksi, salah satunya
adalah sumber informasi. Sumber informasi dapat diperoleh
melalui orang tua, guru, teman sebaya, tetangga, media masa
seperti media cetak (buku, Koran, majalah, dan lainnya) dan media
elektronik (TV, Radio, VCD, Internet, dan lainnya.
D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Evaluasi
Penyuluhan dilakukan pada hari Kamis, 17 November 2022 di Puskesmas
Krobokan Semarang. Peserta berjumlah 1 orang dengan respon baik dan
peserta mampu menyebutkan dan menjelaskan kembali tentang apa itu
TRIAD KRR dana pa saja tiga risiko ancaman dasar. Peserta juga
memberikan pertanya terkait dengan penularan HIV dari air liur serta
penularan HIV dari ibu yang mengandung kepada janinnya.
G. Lampiran
1 lembar leaflet

Semarang, 17 November 2022


Pembimbing Lahan Praktikan,

Diar Krisdi Rosa Sofiat Tini, S.Tr.Keb. Utari

Anda mungkin juga menyukai