Anda di halaman 1dari 25

LEMBAR KERJA MAHASISWA (Tutorial kedua skenario 4)

UNIVERSITAS JEMBER KODE


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DOKUMEN
PRODI KEDOKTERAN GIGI
FORM PP-05
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Dosen Pengampu Mata kuliah : Dr. drg. Tecky Indriana., M.Kes
Pokok Bahasan : SimKes
Model Pembelajaran : Case Method

IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Vienna Andini Faiz/ 191610101163/ Tutorial 14
Nama Anggota 1. Ainaya Salsabilla (191610101160)
kelompok
2. Muhamad Sahma Alqaus (191610101161)
3. Dafa Akbar Ilyasa (Ketua) (191610101162)
4. Hana Fathin Novitasari (Scriber) (191610101163)
5. Sri Mulyani (191610101164)
6. Raikhan Mahadi (191610101165)
7. Tanzilal Azizir Rahmah (191610101166)
8. Aulia Thania Ariij Kamilah (191610101167)
9. Elly Aprilliana (191610101168)
10. Vienna Andini Faiz (191610101169)
Pertemuan Ke 2
Hari/Tanggal Kamis, 2 Juni 2022

BAHAN DISKUSI
Bacalah dengan seksama skenario 4 yang telah diberikan. Diskusikan dengan metode 7 jump,
diskusikan Learning objective yang sudah disepakati pada tutorial pertama. Gunakanlah
literatur yang telah tertulis pada modul, atau mencari di media lain yang bisa dipertanggung
jawabkan. Buat laporan sesuai format dan persiapkan PTT untuk melakukan presentasi pada
saat pleno.

SKENARIO 4
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN

Seorang dokter gigi di Puskesmas mengalami kesulitan untuk memperoleh informasi


dengan cepat tentang penyakit terbanyak di poli gigi selama satu tahun. Hal ini disebabkan
oleh sistem informasi kesehatan di Puskesmas yang masih manual. Sebagai end user, dokter
gigi berencana mengembangkan sistem informasi kesehatan di Puskesmas tempatnya bekerja
bersama seorang analis sistem. Dia menyadari perlunya sumberdaya informasi kesehatan
yang baik untuk menyajikan informasi yang berkualitas.

HASIL DISKUSI
Learning Objective
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem informasi manajemen
kesehatan
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sumberdaya sistem informasi
kesehatan
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan factor-faktor, fungsi, dan tugas analis
system
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan langkah pengembangan sistem
informasi manajemen kesehatan
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hambatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem informasi manajemen kesehatan
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan strategi atau solusi pengembangan
sistem informasi manajemen kesehatan
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kriteria informasi yang berkualitas

Pembahasan Learning Objective


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem informasi manajemen
kesehatan
Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan
dalam suatu organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang
dihasilkan dibutuhkan olehsemua tingkatan manajemen pada tingkat kesehatan.
Tujuan sistem informasi kesehatan :
1) Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya
penanggulangannya
2) Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
3) Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang kesehatan
4) Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu
hamil, ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll
5) Menghasilkan Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu
Puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat
digunakan sebagai data awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan
6) Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen Puskesmas dalam
penyusunan laporan mengenai kondisi kesehatan di Puskesmas masing –
masing
7) Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan
harian maupun bulanan.
8) Membantu pengambilan keputusan
9) Mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan
10) Melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan
Manfaat sistem informasi manajemen kesehatan
World Health Organization( WHO ) menilai bahwa investasi sistem informasi
kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain :
1) Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
2) Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami,
serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan

Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:

1) Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan


pelayanan kesehatan.
2) Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat.
3) Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja secara
terstruktur).

Komponen sistem informasi manajemen kesehatan

Menurut Azrul Azwar (1996) sistem terbentuk dari komponen komponen bagian
yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan
komponen atau bagian tersebut adalah sesuatu yang mutlak harus ada, yang jika tidak
maka tidaklah ada yang disebut sistem. Komponennya jika disederhanakan dapat
dikelompokkan menjadi 6 yaitu:

1) Masukan
Masukan adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam sistem
yang dipelukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2) Proses
Proses adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam sistem
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
Komponen ini dalam tugasnya akan merubah segala masukan menjadi keluaran
yang terdiri dari :
a. Manusia
Merupakan pemakai dari sistem informasi komputer sehingga harus
mengerti bagaimana menggunakan komputer tersebut untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
b. Metode dan prosedur
Metode adalah teknik pengolahan data yang diterapkan pada sistem
informasi, sedangkan prosedur menggambarkan bagaimana manusia
sebagai pemakai sistem membuat keputusan.
c. Peralatan komputer
Komponen pendukung sistemn informasi yang termasuk peralatan
komputer adalah : monitor, printer, disket dan prgram komputer. Dalam
program komputer terdapat sejumlah instruksi-instruksi yang mengatur
kerja dari perangkat keras dan memenuhi fungsi dari sistem informasi
komputer.
d. Penyimpanan data
Berfungsi untuk pemakaian di masa yang akan datang atau pencarian
kembali. Media penyimpan dapat berupa disket, kartu plong, dokumen atau
bentuk lainnya.
e. Basis data
Kumpulan data-data yang saling berhubungan satu dengan yang lain yang
disimpan dalam perangkat keras komputer dan akan diolah menggunakan
perangkat lunak. Basis data sendiri merupakan kumpulan file-file yang
mempunyai kaftan antara satu file dengan file yang lain sehingga
membentuk satu bangunan data.
3) Keluaran
Keluaran adalah kumpulan elemen atau bagian yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam system.
4) Umpan balik
Umpan balik adalah kumpulan elemen atau bagian yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5) Dampak
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu system.
6) Lingkungan
Lingkungan adalah dunia luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap system
Menurut Burch dan Grudnisky (1986) yang dikenal dengan blok bangunan :
1) Blok masukan, yang terdiri atas proses input data, seperti teknik dan instrumen
yang dipakai.
2) Blok model, yang terdiri atas tata cara dan nalar untuk mengatur datadata yang
telah dimasukkan dan yang terdokumentasi dalam suatu basis data melalui
ketentuan yang berlaku untuk meuwujudkan output.
3) Blok keluaran, yang merupakan hasil suatu sistem berupa informasi dan
dokumentasi yang bermanfaat bagi seluruh tingkatan manajemen dan seluruh
pengguna system.
4) Blok teknologi, merupakan perangkat kerja yang berfungsi untuk menerima
masukan, mengeoperasikan versi yang telah diciptakan, mengarsipkan dan
melihat data, membentuk dan mentransfer output dan mendukung proses
pengendalian sistem secara holistik. Tugas unsur pokoknya adalah teknisi,
software, dan hardware.
5) Blok basis data, merupakan himpunan data yang saling terkait antara satu
dengan lainnya, terdokumentasi dalam hardware dan menggunakan software
untuk mengubahnya.
6) Blok kendali, merupakan proses yang disusun dan dilaksanakan untuk
memastikan apabila terdapat suatu kesalahan yang dapat merusak sistem
sehingga dapat dicegah.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sumberdaya sistem informasi


kesehatan
Berdasarkan PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 46 tahun 2014 Pasal 44 ayat 2,
disebutkan bahwa sumber daya sistem informasi kesehatan terdiri dari perangkat dan
sumber daya manusia. Selain itu dijelaskan pula bahwa, pengelolaan sistem informasi
kesehatan nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan fasilitas pelayanan kesehatan
menggunakan perangkat sistem informasi kesehatan yang terdiri dari perangkat lunak
dan perangkat keras. Perangkat keras terdiri dari elektronik dan nonelektronik,
contohnya : register, telepon dan komputer. Sedangkan contoh dari perangkat lunak,
yaitu : kertas karbon, format laporan dan program pengolahan data.
Penggunaan perangkat sistem informasi kesehatan harus menyesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi serta menghormati hak atas
kekayaan intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh
karena itu, perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada sistem informasi
kesehatan harus memiliki kemampuan :
1) Menerima, mengirimkan, memproses, dan mempublikasikan dokumen
elektronik sesuai standar yang ditetapkan Pemerintah
2) Menyimpan data selama jangka waktu yang ditetapkan oleh Menteri
3) Membuat cadangan data secara otomatis yang disimpan terpisah untuk
mengantisipasi kerusakan atau insiden yang tidak diinginkan terhadap Sistem
Elektronik Kesehatan
4) Mudah diperbaiki dengan cepat jika mengalami gangguan, kerusakan, atau
insiden yang tidak diinginkan dalam masa pengoperasiannya
5) Mudah adaptasi atau terhubung dengan Sistem Elektronik Kesehatan yang
dikembangkan oleh penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan nasional.
1) Sumber Daya Hardware
Meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan
informasi. Contoh hardware dalam sistem informasi berbasis komputer adalah :
a. Sistem komputer, yang terdiri dari unit pemrosesan pusat yang berisi
pemrosesan mikro, dan berbagai peralatan periferal yang saling berhubungan.
b. Periferal komputer, yang berupa peralatan seperti keyboard atau mouse
elektronik untuk input data dan perintah, layar video, atau printer untuk output
informasi, dan disk magnetis atau optikal untuk menyimpan sumber daya data
2) Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam sistem informasi kesehatan dimana telah diatur
dalam PP 46 tahun 2014 pasal 51, menyebutkan bahwa :
a. Unit pengelola Sistem Informasi Kesehatan nasional, provinsi, kabupaten/kota,
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memiliki sumber daya manusia yang
mengelola Sistem Informasi Kesehatan.
b. Sumber daya manusia yang mengelola Sistem Informasi Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki kompetensi paling sedikit
di bidang statistik, komputer, dan epidemiologi.
c. Jumlah sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan kebutuhan.
d. Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
 pemimpin dan penanggung jawab; 
 pengumpul dan penginput data; 
 pengolah data; 
 pelaksana penyebarluasan Informasi Kesehatan dan pelaporan; dan 
 pemelihara teknis Sistem Elektronik Kesehatan.
3) Sumber Daya Jaringan
Menekankan bahwa teknologi informasi dan jaringan adalah komponen sumber
daya dasar dari semua sistem informasi. Sumber daya jaringan meliputi :
a. Media komunikasi
b. Dukungan jaringan
4) Input sumber daya data
Pemrosesan data menjadi informasi. data bisasanya tergantung pada aktivitas
pemrosesan seperti penghitungan, perbandingan, penilaian, pengklasifikasian, dan
pengikhtisarian.
5) Output produk informasi.
Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai akhir dan disediakan untuk
mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari sistem informasi adalah untuk
menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir.
6) Penyimpanan sumber daya data.
Penyimpanan adalah komponen dasar sistem informasi. Penyimpanan adalah
aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi disimpan secara teratur untuk
digunakan kemudian.
7) Pengendalian kinerja sistem.
Aktivitas sistem informasi yang penting adalah pengendalian kinerja sistem.
Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik mengenai aktivitas input,
pemrosesan, output, dan penyimpanan. Umpan balik ini harus diawasi dan
dievaluasi untuk menetapkan apakah sistem dapat memenuhi standar kinerja yang
telah ditetapkan. Kemudian, aktivitas sistem yang tepat harus disesuaikan agar
produk informasi yang tepat dihasilkan bagi para pemakai akhir.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan factor-faktor, fungsi, dan tugas


analis sistem
Analis sistem orang yang bertanggung jawab mengatur sumber daya yang dibawah
kendalinya, seperti programer dan teknisi. Manajemen tugas yang tepat sangat
berpengaruh pada cepat lambatnya penyelesaian proyek. Analis sistem juga harus
mampu memprediksi faktor-faktor eksternal seperti kenaikkan harga perangkat,
munculnya pesaing dan lain-lain. Jadi analis sistem merupakan individu kunci dalam
proses pengembangan sistem.
Analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fase-
fase awal pengembangan sistem. Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah
yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus
bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
mereka.
Orang yang bertanggung jawab pada analisis, perancangan, dan memberikan
rekomendasi kepada organisasi/instansi mengenai software atau sistem informasi apa
yang sesuai dengan kebutuhan dari organisasi/instansi tersebut.
Fungsi Analis Sistem
Beberapa fungsi dari Analis Sistem meliputi :
1) Dapat mengidentifikasikan berbagai masalah dari pemakai (user).
2) Menentukan secara jelas mengenai sasaran yang harus dicapai untuk dapat
memenuhi kebutuhan pemakai.
3) Dapat memilih metode alternatif dalam memecahkan masalah pada sistem.
Tanggung Jawab Analis Sistem
Beberapa tanggung jawab dari seorang Analis Sistem meliputi:
1) Pengambilan data yang efektif dari sumber bisnis.
2) Aliran data menuju ke komputer.
3) Pemrosesan dan penyimpanan data dengan komputer.
4) Aliran dari informasi yang berguna kembali ke proses.
5) Bisnis dan penggunanya.
Tugas Analis Sistem
Tugas dari analis sistem adalah membuat dokumen perancangan system dan
menganalisa system yang sudah ada dengan menggunakan alat bantu perancangan
system yang akan digunakan sebagai pedoman pembuatan system dan program
aplikasi. Seorang analis sistem akan memberi saran atau rekomendasi kepada
pengusaha, manajemen atau klien tentang perangkat lunak apa yang mereka butuhkan,
untuk kemudian diimplementasikan dan memastikan dapat berfungsi dengan baik,
termasuk bagi pengguna.
Rincian Tugas Analis Sistem :
1) Membuat dokumen perancangan system
Tahapan :
1) Mendefinisikan tujuan sistem
2) Membangun sebuah model konseptual
3) Menerapkan kendala-kendala organisasi
4) Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data
5) Menyiapkan proposal sistem desain
2) Mendokumentasikan kekurangan serta solusi terhadap system yang ada sebagai
catatan untuk masa yang akan datang
Tahapan:
a. Mengumpulkan informasi dari user (pengguna program aplikasi) tentang
kekurangan atau kelemahan dari system yang sedang berjalan
b. Mencatat informasi dari user (pengguna program aplikasi) tentang
kekurangan atau kelemahan dari system yang sedang berjalan
c. Membuat solusi penyelesaian dari kekurangan atau kelemahan dari system
yang sedang berjalan
d. Mendokumentasikan informasi dan solusi dari kekurangan atau kelemahan
system yang sedang berjalan
3) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan
Tahapan :
a. Membaca disposisi atasan
b. Menyiapkan tata laksana dan administrasi penugasan
c. Melaksanakan tugas kedinasan
d. Membuat laporan pelaksanaan tugas
Faktor – Faktor Analis Sistem
1) Keahlian Analisis
Keahlian analisis sistem digunakan untuk memetakan permasalahan yang
dihadapi oleh perusahaan klien yang bisa diselesaikan dengan sistem informasi dan
yang tidak. Dengan menganalisa komponen-komponennya maka seorang analis
sistem akan lebih mudah memahami keseluruhan proses bisnis yang berjalan dan
menentukan subsistem mana yang berindikasi mengalami masalah.
2) Keahlian Teknis
Seorang dituntut untuk mengenal dan menguasai perangkat lunak maupun
perangkat keras terbaru, serta mengetahui keunggulan maupun batasan dari
teknologi tersebut. Hal ini sangat membantu analis dalam memilih teknologi yang
tepat untuk keperluan klien yang spesifik. Keahlian Teknis dapat diperoleh dari
pendidikan formal ataupun latihan khusus dan jam terbang yang lama dalam
mengembangkan sistem informasi.
3) Keahlian Manajemen
Analis sistem bertanggung jawab mengatur sumber daya yang dibawah
kendalinya, seperti programer dan teknisi. Manajemen tugas yang tepat sangat
berpengaruh pada cepat lambatnya penyelesaian proyek. Analis sistem juga harus
mampu memprediksi faktor-faktor eksternal seperti kenaikkan harga perangkat,
munculnya pesaing dan lainlain.
4) Keahlian berkomunikasi
Selain ke tiga keahlian tadi, seorang analis sistem juga harus memilik keahlian
dalam berkomunikasi atau biasa disebut interpersonal skill. Keahlian ini sangatlah
diperlukan untuk menjaring informasi yang akurat tentang permasalahan yang ada
pada kliennya. Komunikasi juga diperlukan untuk koordinasi dan instruksi dengan
stakeholder yang lain. Dengan menjalin komunikasi secara efektif maka
perkembangan proyek dan perubahan terbaru dapat dimonitor dan direspon dengan
baik.
5) Faktor relasi.
Karena pekerjaan analis sistem melibatkan hubungan banyak orang, tidak
terbatas pada sesame analis sistem, pemrogram, tetapi juga pemakai sistem dan
manajemen
6) Faktor komunikasi
Seorang analis sistem juga harus memilik keahlian dalam berkomunikasi atau
biasa disebut interpersonal skill. Keahlian ini sangatlah diperlukan untuk menjaring
informasi yang akurat tentang permasalahan yang ada pada kliennya. Komunikasi
juga diperlukan untuk koordinasi dan instruksi dengan stakeholder yang lain.
Dengan menjalin komunikasi secara efektif maka perkembangan proyek dan
perubahan terbaru dapat dimonitor dan direspon dengan baik.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan langkah pengembangan sistem


informasi manajemen kesehatan
1) Meninjau kembali sistem yang ada
Jika dalam rumah sakit atau puskesmas tersebut sudah ada system yang
digunakan maka kita harus melakukan evaluasi ulang terhadap system yang telah
digunakan lihat kekurangan dan kelebihannya, uji kualitasnya dengan memeriksa
ketepatan, kelengkapan, dan telah memenuhi syarat yang diperlukan ataukah
belum.
Jika ternyata dalam suatu rumah sakit atau puskesmas tersebut ada system,
namun ingin dirubah ke dalam system yang baru, maka hal hal yang perlu
dilakukan adalah Pertama kita harus mencari solusi dan pemecahan masalah yang
ada pada pengumpulan data. Setelah itu tinjau kembali faktor faktor yang
mempengaruhi pegolahan data. Lalu melihat aspek-aspek yang dibutuhkan dalam
identifikasi system, apakah system yang ada masih layak untuk dipertahankan.
dengan cara: analisa data, bagaimana penyebarluasan data yang ada, selain itu juga
harus melihat sumber daya manusia yang ada (termasuk staff dan tenaga
kesehatan) di dalamnya apakah sudah memenuhi dan mampu menggunakan
dengan baik dan maksimal atau belum.
2) Menentukan kebutuhan data
Diketahui bahwa kebutuhan setiap tingkatan administrasi memiliki peran yang
tidak sama sehingga kebutuhan data yang diperlukan pun berbeda. Selain itu
sebagai seorang analis system juga harus mengetahui tingkat kebutuhan minimum
data yang di perlukan.
3) Faktor faktor yang mempengaruhi alur data
Maksudnya di sini adalah harus mengetahui distribusi dari data tersebut.
Dimana tidak semua data yang terkumpul pada rumah sakit atau puskesmas
tertentu harus dikirim kepada dinas kesehatan. Data yang paling rinci disimpan
sebagai arsip di tempat yang telah ditentukan, sedangkan penyampaian laporannya
ke dinas kesehatan sebaiknya sesuai dengan kesepakatan bersama, yaitu data-data
apa saja yang harus dikirim dan bagaimana format pengirimannya. Dalam hal
distribusi ini juga harus ditentukan siapa saja yang bisa mengolah data, lakukan
identifikasi pada Sumber Daya Manusia yang akan digunakan. Tentukan pula
seberapa sering data tersebut dibutuhkan dalam semua tingkat. Setelah itu buatlah
diagram untuk mengetahui kesimpulan dan langkah langkah untuk mengambil
kepusan selanjutnya yang akan diambil.
4) Design pengumpulan dan cara pelaporan data
Dalam pengaplikasiannya nanti, staff yang bertugas harus memiliki
pengetahuan yang baik dan memahami pengolahan data tersebut. Hal ini
diharapkan agar penggunaan dan pengolahan data menjadi lebih efektif dan
sederhana, serta menyediakan segala informasi yang diperlukan.
5) Pengembangan pemrosesan data
Data system informasi yang akan direncanakan di proses secara konsisten
sesuai dengan tujuan pengumpulan, perencanaan, analisis dan pemanfaatan data.
Langkah langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi keuntungan
dan kerugian dari segi biaya, ketersediaan teknisi apabila terjadi kerusakan dan
ketersediaan sumber daya manusia yang menggukan. Selain itu juga ditentukan
spesifikasi pengembangan software yang akan digunakan. Sebaiknya pilih
software yang mudah dipahami, murah, sesuai kebutuhan analisis data dari
pengguna, terdapat mekanisme pengawasan atau pemeriksaan kualitas dan tidak
bajakan. Setelah itu lakukan pengujian pada software yang telah dipilih dengan
cara sebagai berikut :
a. Identifikasi kesalahan
b. Identifikasi kemampuan pengguna (staff)
c. Identifikasi kemampuan software untuk memberikan data yang di butuhkan.
Terlepas dari itu semua juga harus di perhatikan kemampuan hardware yang
tersedia, prosedur dasar pemeliharaan system dan keamanan software
tesebut.
6) Mengembangkan program pelatihan
Hal ini ditujukan kepada semua staff yang turut beperan dalam penggunaan
system yang akan diterapkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya
pelaksana. Pelatihan diterapkan sesuai dengan kebutuhan masing masing bagian
dan latar belakang sumber daya manusia yang dimiliki.
7) Uji coba system
Uji coba merupakan tahapan paling penting yang harus dilakukan sebelum
sebuah sistem diimplementasikan. Suatu sistem harus dicoba dengan
mencerminkan situasi atau kondisi yang sebenarnya.
8) Monitoring dan evaluasi pada system
Tujuan dari monitoring dan evaluasi ini tidak hanya fokus mencari kesalahan
dan kekurangan pada system, tetapi juga terhadap aspek aspek lain yang turut
berperan secara tidak langsung terhadap system yang diterapkan.
9) Mengembangkan system informasi dan manajemen kesehatan
Tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan system informasi dan
manajemen adalah bagaimana mempertahankan kepentingan para pengambil
keputusan yang berbeda, guna kelanjutan pengembangan system informasi dan
manajemen kesehatan. Serta turut menyiapkan sumber daya manusia yang handal
serta selalu berkoordinasi dengan pengelola data yang berbeda guna
meminimalkan kesalahan pada saat pengumpulan data.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hambatan dan faktor-faktor


yang mempengaruhi sistem informasi manajemen kesehatan
Hambatan sistem informasi manajemen kesehatan
1) Sistem informasi kesehatan masih terintegrasi
Depkes RI memiliki berbagai sistem informasi kesehatan, tetapibelum
terintegrasi. Sistem informasi kesehatan itu auntara lain:
a. sistem informasi puskesmas
b. sistem informasi kewaspadaan pangan dan gizi
c. sistem informasi rumah sakit
d. sistem informasi obat
e. Sistem informasi sumber daya manusia Kesehatan , mencakup :
 Sistem informasi kepegawaian Kesehatan
 sistem informasi Pendidikan tenaga Kesehatan
 sistem informasi diklat Kesehatan
 sistem informasi tenaga kesehatn
 sistem informasi IPTEK kesehatan
2) Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai
Daerah masih memerlukan fasilitasi. Adanya proyek ADB, HP5 dan lain-lain
mendorong daerah mengembangkan SIK. Akan tetapi setiap proyek cenderung
menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan
kelangsungan sistem.
3) Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas menyebabkan
para manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data untuk
mendukung pengambilan keputusannya
4) Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang dikembangkan
Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat
dengan makin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Namun demikian tuntutan masyarakat yang meningkat ini kurang berkembang di
bidang kesehatan karena kurangnya respon.
5) Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
Biaya untuk teknologi telematika memang besar, ditambah lagi dengan
apresiasi terhadap penggunaan teknologi telematika yang masihkurang, akibat
pengaruh budaya (kultur). Apresiasi yang rendah ini dikarenakan oleh alasan rasio,
manfaat biaya, yang kurang memadai. Investasi untuk teknologi telematika yang
besar belum dapat menjamin akan menghasilkan manfaat yang sepadan.
6) Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan terbatas
Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih
sangat rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan juga memerlukan biaya
yang tidak sedikit untuk pemeliharaannya.
7) Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi kesehatan.
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang
merangkap tugas atau jabatan lain. Dibeberapa tempat memang dijumpai adanya
tenaga purna waktu. Akan tetapi mereka tidak dapat sepenuhnya bekerja
mengelola data dan informasi karena imbalan yang kurang memadai. Belum lagi
ditambah dengan rendahnya keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang
informasi, khususnya teknologi informasi dan manfaatnya. Jabatan fungsional
untuk para pengelola data dan informasi yaitu Pranata Komputer dan Statistisi,
memberikan tunjangan jabatan sebagai imbalan, namun demikian untuk dapat
memangku jabatan-jabatan tersebut diperlukan persyaratan tertentu yang sulit
dipenuhi oleh para pengelola data dan informasi.
Factor – factor mempengaruhi sistem informasi manajemen kesehatan
Terdapat 8 faktor penentu keberhasilan suatu sistem informasi dalam suatu
perusahaan menurut, Stonehill dan Moffet (2004), yaitu :
1) Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen
Usaha sistem informasi dan perusahaan yang paling berhasil adalah pemakai
pertama oleh eksekutif puncak (CEO), dimana pemimpin tertinggi suatu
perusahaan atau manajemen ikut serta dalam pengontrolan penerapan SIM.
2) Sponsor operasI
Selain oleh sponsor eksekutif, perlu dukungan pengontrolan lain yaitu melalui
sponsor operasi, dimana sponsor operasi bekerja sama dengan eksekutif pemakai
dan spesialis informasi untuk memastikan bahwa pekerjaan itu terlaksana.
3) Staf jasa informasi yang sesuai
Harus tersedia spesialis informasi yang tidak saja mengerti teknologi informasi
tetapi juga mengerti cara eksekutif menggunakan sistem itu. Dimana kemampuan
dan keterampilan dalam pengolahan sistem menjadi salah satu syarat penentu posisi
tersebut. Area teknologi informasi yang dapat diterapkan meliputi komunikasi data,
database, dan graphical user interface.
4) Teknologi informasi yang sesuai
Penerapan sistem yang sederhana sesuai dengan kebutuhan eksekutif. Tidak
berlebihan dan berkekurangan dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan.
5) Manajemen data
Tidak cukup hanya menampilkan atau informasi . Eksekutif harus mengetahui
seberapa penting data itu dibutuhkan. Ini dapat dicapai dengan mengidentifikasi
tanggalnya dan, idealnya, jam data itu dimasukkan ke dalam sistem. Eksekutif juga
harus mampu mengikuti analisis data. Analisis ini dapat dicapai melalui drill down,
dengan bertanya kepada manajer data atau keduanya.
6) Kaitan yang jelas dengan tujuan bisnis
Sebagian besar sistem informasi perusahaan yang berhasil dirancang dapat
memecahkan masalah-masalah spesifik atau memenuhi kebutuhan yang sesuai
dengan tujuan bisnis dan dapat ditangani oleh teknologi informasi.
7) Manajemen atas penolakan organisasi
Jika seorang eksekutif menolak sistem informasi perusahaan, perlu dilakukan
upaya untuk mendapatkan dukungan. Strategi yang baik adalah mengidentifikasi
satu masalah tunggal yang dihadapi eksekutif itu dan kemudian segera
menerapkan sistem informasi perusahaan, dengan menggunakan prototyping,
untuk mengatasi masalah tersebut.
8) Manajemen atas penyebaran dan evolusi sistem
Pengalaman menunjukkan bahwa jika manajemen tingkat atas mulai menerima
informasi dari sistem informasi perusahaan, manajer tingkat bawah ingin
menerima output yang sama. Manajer tingkat bawah ingin mampu mengantisipasi
masalah dan memecahkannya sebelum manajer tingkat atas menganggap
situasinya tidak terkendali. Sistem informasi perusahaan karena itu mengikuti pola
trickle-down. Selain itu, salah satu alasan keberhasilan konsep sistem informasi
perusahaan adalah tingkat pendidikan dan pelatihan pemakai yang tinggi.
Factor faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi adalah sebagai berikut :
1) Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi, yaitu digunakan
untuk menunjukkan intervensi personal nyata dari pengguna dalam pengembangan
sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan, sampai tahap
implementasi sistem informasi. Keterlibatan pengguna dapat meningkatkan
kualitas sistem dan meningkatkan dukungan pengguna.
2) Kemampuan teknik personal sistem informasi, yaitu semakin besar pemakai
memahami teknologi, tugas dan keputusan yang harus diambil, dan lingkungan
social politik dimana sistem digunakan, semakin besar mereka bisa memberi
kontribusi atas pengembangan sistem informasi.
3) Ukuran organisasi, variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat besaran dari
perusahaan adalah banyaknya karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut.
Secara positif ukuran organisasi berhubungan dengan keberhasilan sistem
informasi, karena dukungan sumber daya (karyawan) lebih memadai dalam
organisasi yang lebih besar. Jika sumber daya (karyawan) tidak dapat mengikuti
prosedur pengembangan normal dengan memadai, dapat memungkinkan tingkat
risiko kegagalan sistem.
4) Dukungan manajemen puncak, yaitu semakin besar dukungan yang diberikan
manajemen puncak akan meningkatkan kinerja dikarenakan adanya hubungan
yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian sistem dengan kinerja.
5) Formalisasi pengembangan sistem informasi, merupakan suatu organisasi yang
cenderung untuk membentuk pengembangan sistem informasi karena hal itu
dibutuhkan untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pengembangan
sistem dan pengguna atau antara pengembangan sistem khusus.
6) Program pelatihan dan pendidikan pengguna. Kinerja SIM akan tercapai secara
maksimal apabila program pelatihan dan pendidikan pengguna diperkenalkan
(Tjhai Fung Jen, 2002).
7) Keberadaan dewan pengarah sistem informasi. Kinerja SIM akan tercapai
maksimal apabila terdapat dewan pengarah sistem informasi pada organisasi
(Tjhai Fung Jen, 2002).
8) Lokasi dari departemen sistem informasi. Kinerja SIM akan tercapai secara
maksimal apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri (Tjhai
Fung Jen, 2002).

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan strategi atau solusi


pengembangan sistem informasi manajemen kesehatan
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan maka
strategi pengembangan SIKNAS (Sistem Informasi Kesehatan Nasional) adalah:
a. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Terintegrasi tidak bermaksud mematikan/menyatukan semua sistem informasi
yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan
disatukan. Pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas,
tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan
integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara
terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab
akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang
baik. Otoritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam pengumpulan data,
sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal.
Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi
Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan analisis
data secara komprehensif.
b. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di
unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK
kabupaten/ kota, dan SIK provinsi.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas memiliki tanggung jawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
1) Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung.
2) Mengolah data
3) Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
4) Memelihara bank data
5) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit puskesmas
6) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan :
1) Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (penerimaan
pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan
lain-lain)
2) Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)
3) Memantau pelaksanaan sistem rujukan
4) Mengolah data
5) Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat
6) Memelihara bank data
7) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit rumah sakit.
8) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/ Kota memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan:
1) Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain
2) Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
3) Membuat profil kesehatan kabupaten/ kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ Kota sehat
4) Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan kabupaten/ kota ke dinas
kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat
5) Memelihara bank data
6) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
7) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan:
1) Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah
propinsi dan sumber-sumber lain
2) Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan.
3) Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian propinsi sehat
4) Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
5) Memelihara bank data
6) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
7) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu
membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras,
perangkat lunak, rekruitmen dan pelatihan tenaga kesehatan.
1) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali
dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
menyajikan data dan informasi kesehatan.
2) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah
meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-
tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan.
3) Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi
Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi berlangsung paralel
dengan kegiatan 3,4 dan 5. Depkes menyusun Rencana Induk Penataan
Kerangka Teknologi Informasi (Information Technology Framework
Rearrangement Master Plan) dan Rencana Induk Pengembangan Sumber
Daya Manusia Informasi (Information Human Resource Development
Master Plan). Depkes juga menerbitkan standar dan pedoman, serta
advokasi agar terpenuhi sesuai rencana induk.
4) Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data
dan informasi terintegrasi
5) Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan
data (Wawancara, observasi, angket, studi dokumentasi, dan studi lapangan)
yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat
signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan
lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/ kota ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke
Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu
sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi
c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang
ada, seperti program pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan
yang sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan
lain-lain)
e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari
pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional
(seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi
dan Kabupaten/ Kota (SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang
Kesehatan)

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kriteria informasi yang


berkualitas
Menurut Lumbangaol di dalam Sanjoyo (2006) informasi adalah segala sesuatu
keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan atau manajer dalam
rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tanpa ada
suatu informasi dalam suatu organisasi para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien
dan efektif. Oleh karena itu menurut Achua di dalam Sanjoyo (2006) kualitas
informasi tergantung beberapa hal yaitu:
1) Keakuratan informasi (accuracy)
Informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Ukuran keakuratan
informasi bervariasi, dan tergantung pada sifat informasi yang dihasilkan. Semakin
kritis sifat suatu informasi, maka semakin tinggi akurasi yang diperlukan.
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat berarti
informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Komponen akurat meliputi :
a. Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus
memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan
sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
b. Correctness berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus
memiliki kebenaran.
c. Security berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
keamanan.
Cara agar informasi yang didapat akurat:
a. Pandai memilih dan melakukan audit terhadap informasi yang didapatkan
(akan diolah). Tidak mengambil data dari sebuah sumber yang tidak akurat.
Misalnya, ketika membuat suatu laporan penelitian tertulis, sumber yang
digunakan harus berasal dari buku, artikel atau jurnal resmi
b. Proses pemindahan informasi dari sumber ke penerima, Proses pemindahan
informasi dapat dilakukan dengan cara membaca, melihat, merasakan atau
mendengarkan. Informasi yang akurat bisa didapatkan apabila masing-
masing fungsi tersebut harus berjalan dengan baik. Informasi yang didapat
bisa jadi kesesuaian kebutuhan informasi sudah terpenuhi dengan baik,
namun proses pemindahannya tidak berjalan sesuai dengan standar.
2) Tepat Waktu
Informasi yang berkualitas membutuhkan data yang tepat waktu. Tepat waktu
merujuk pada ketersediaan data pada waktu yang diperlukan untuk dapat digunakan
dalam kebutuhan tertentu. Informasi yang berkualitas berasal dari data yang dapat
diolah dan dihasilkan secara cepat dan tepat agar pemanfaatannya tepat guna.
Contohnya, ketika sebuah perusahaan memerlukan laporan bulanan, maka data
yang diproses adalah data yang dihasilkan oleh perusahaan dalam sebulan dan
laporan tersebut harus dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat karena laporan
tersebut akan menjadi pertimbangan manajemen dalam membuat sebuah keputusan
bagi keberlangsungan sebuah perusahaan.
3) Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi
untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi
mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan
adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik
perusahaan.
4) Ekonomis, efisien dan dapat dipercaya
Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan
dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat
ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai
efektivitasnya. Selain itu informasi yang dihasilkan juga bisa dipercaya
kebenarannya dan tidak mengada-ada.

Daftar Pustaka

Azwar,azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara.


Hakim, Lukman. 2019. Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jambi: Timur
Laut Aksara.
Indonesia, P. R. (2014). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2014
Tentang Sistem Informasi Kesehatan. Indonesia: Presiden RI.
Kurniawan, Zuki. 2012. Analisis sistem dan sumberdaya informasi. JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 1 September-Desember 2012
Nugroho, Herbowo Tri. 2012. Analisi dan Perencanaan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan
pada Klinik Sahabat Instansi Sleman dengan menggunakan Java. Yogyakarta.Oetomo
Sutedjo Dharma. 2002. Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta :
Andi Yogyakarta
Prasojo, Lantip Diat. 2013. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. FEB – Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Putri, Santy Irene dan Prima Soultion Akbar. 2019. Sistem Informasi Kesehatan. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia.
Suryana, Dayat. 2012. Sistem Teknologi Informasi Jilid 3: Sistem Informasi Penggajian
Karyawan. CreateSpace Independent Publishing Platform.
Sutabri, tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset
Sutanto p. angkoso, dkk. 2017. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi pelayanan
bidang akademik kepada mahasiswa. surakarta: magister ilmu komunikasi program
pascasarjana universitas sebelas maret.
Tim Penulis, P. S. T. K. (2019). Modul teori 1; sistem informasi kesehatan. Indonesia:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai