Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Malaysia adalah sebuah negara persekutuan yang terdiri dari 13 negeri

bagian yaitu Selangor, Pahang, Negeri Sembilan, Johor, Melaka, Perak, Perlis,

Kedah, Pulau Pinang, Terengganu, Kelantan, Sabah dan Sarawak dan

Ibukotanya adalah Kuala Lumpur. Sistem birokrasi yang diterapkan di

Malaysia ialah Sistem Raja Berperlembagaan yaitu Yang Di Pertuan Agung

menjadi lambang pemimpin negara.

Kekuasaan eksekutif Yang Di Pertuan Agong dijalankan oleh sebuah

badan yang disebut sebagai Kabinet yang dipimpin oleh seorang Perdana

Menteri. Di setiap negeri kabinet tersebut dipimpin oleh Sultan atau Yang

Dipertuan Negeri. Kekuasaan eksekutifnya dijalankan oleh Kepala Menteri

(Presiden) atau Menteri Besar (gubernur).1

Tun Sri Lanang dalam karya besarnya, (sulalatus salatin)

menggambarkan tentang tiga inti yang mendasari administrasi (birokrasi)

pemerintah, yaitu raja/sultan, para pembesar dan rakyat. Tiga unsur ini bertali

erat dan saling memerlukan antara satu sama lain. Malahan, ketiga-tiga unsur

inilah yang menjadi piagam politik bukan hanya pada zaman kerajaan Melayu

Melaka dan juga pemerintah-pemerintah Melayu berikutnya.

1
Muhamad Ali Embi, Reformasi Pentadbiran Awam Di Malaysia, (Kedah, Jurnal,2009),
h. 49.

1
2

Setelah kedatangan penjajah Inggris (1800-1940), khususnya pada

abad ke-19, berlaku perubahan dalam hala cara berpolitik, sistem

pemerintahan dan administrasi (birokrasi) negara. Hal ini berlaku ketika

Inggris mulai campur tangan dalam urusan birokrasi negeri-negeri melayu dan

memperkenalkan bentuk birokrasi baru di tanah Melayu. Kondisi ini berlanjut

sehingga Tanah Melayu mencapai kemerdekaan dengan struktur birokrasi

yang baru diadopsi yang dikenal sebagai sistem pemisahan kekuasaan.

Melalui sistem pemisahan kekuasaan, badan yang membuat undang-

undang (parlemen) bertindak menjalankan urusan membuat undang-undang

saja dan tidak melibatkan diri dalam bidang peradilan yang dijalankan oleh

pengadilan dan juga yuridiksi tubuh birokrasi. Bidang birokrasi tidak bisa

melibatkan diri dalam yurisdiksi peradilan dan legislatif. Dalam konteks

negara Malaysia pada hari ini, konsep pemisahan kekuasaan ini dapat dilihat

melalui tiga bentuk pemerintahan yang utama, seperti :

1. Badan Birokrasi (Eksekutif) menjalankan urusan birokrasi negara

2. Badan Perundangan (Legislatif) membentuk hukum

3. Badan Kehakiman (yudikatif) menjalankan proses peradilan atau keadilan

Secara mendasar, meskipun sistem pemisahan kekuasaan ini ada,

namun pada kenyataannya pemisahan kekuasaan besar tersebut sulit dilakukan

secara menyeluruh mengingat setiap badan tersebut memiliki relevansi antara

satu sama lain. Sebagai contoh, sebagian daripada badan birokrasi juga terlibat

dalam kuasa menggubal undang-undang.2

2
Mardiana Nordin&Hasnah Hussin, Pengajian Malaysia, (Malaysia :Herald Printers
Sdn.Bhd Selangor, 2014), h.142-143.
3

Reformasi birokrasi telah terjadi di Malaysia sejak merdeka pada tahun

1957. Ini adalah usaha yang berkelanjutan untuk memastikan pengembangan

pemerintahan berkembang sejalan dengan perkembangan zaman yang telah

sebabkan sistem yang diwarisi dari penjajah tidak lagi sesuai untuk

menanggapi tantangan pembangunan dan permintaan pelayanan yang tinggi

dari masyarakat. Namun begitu reformasi birokrasi di Malaysia menekankan

restrukturisasi peran birokrasi sebagai engine of growth (mesin organisasi)

dalam birokrasi negara. 3

Negara ini terus merampingkan sistem pemerintahan berdasarkan

acuannya sendiri meskipun masih menggunakan pola pemerintahan Barat.

Keberadaan sistem kabinet, kementerian, badan-badan hukum dan komisi

telah melicinkan lagi sistem birokrasi negara sehingga Malaysia dikenal oleh

negara-negara luar.4

Di Malaysia sentimen birokrasi pemerintah dapat dilihat apabila

pemerintah menggunakan lambang-lambang tertentu seperti partai, sempadan

dan ibu kota bagi menentukan taraf negara bangsa, keperibadian kebangsaan

kewarganegaraan, bahasa kebangsaan, ekonomi, kebudayaan dan kesenian,

bendera, lagu kebangsaan dan lain-lain.

Akan tetapi realitinya pemerintah pusat yang dikuasai oleh partai

UMNO sekarang hanya menjadi peduli apabila ada orang UMNO menyertai

PAS. Pemerintah pusat tidak peduli apabila ada orang Islam mau masuk

Kristian. Kasus terbaru Lina Joy mau menghapuskan Islam pada ktpnya

3
Ibid h 49
4
Ibid h 174
4

(murtad). Berbagai cara dilakukan bagi mengelakkan orang umum sertai PAS

dengan ancaman menukar tempat kerja, korupsi dan berbagai macam lagi.

Murtad seakan bukan kasus yang penting kepada pemerintah sekarang bagi

menyelamatkan rakyat dengan Islam. UMNO hanya membawa rakyat kepada

fahaman pembangunan kebendaan duniawi saja.

Taqwa kepada Allah bukan termasuk dalam pokok utama

pembangunan. Sedangkan Islam menuntut pembangunan yang seimbang di

dunia dan akhirat. Kata-kata pembangunan seimbang dan bersepadu hanya

disebut oleh pemimpin mereka. Ia tidak lebih sebagai kata-kata yang engak

ada artinya5.

Seterusya usaha PAS untuk melaksanakan hudud di Malaysia dikecam

dengan hebatnya. Bagi Mahathir (mantan Perdana Menteri Malaysia), dasar

Islamisasi dan pengiktirafan negara-negara Islam sudah cukup untuk

mengukuhkan legitimasi politik beliau walaupun kerajaan provensi

Terengganu meluluskan usul untuk melakukan hukum hudud di provensi

tersebut supaya penghayatan Islam partai tersebut boleh dilaksanakan kerana

Al-Quran dianggap merupakan undang-undang tertinggi dan bukannya

perlembangan.

Ada yang berkata bentuk hukuman yang berkenan ke atas bukan Islam

dan Islam merupakan satu kezaliman terhadap manusia. Malahan Hadi

(Presiden PAS) juga menyatakan bahwa non Islam ngak bisa terlibat atau

5
Anual Bakri, Off-Road Nik Abdul Aziz Nik Mat, (Kota Bharu: Urusan Penerangan
Kerajaan Negeri Kelantan, 2006)h. 44.
5

membuat polisi dalam negara Islam dan hanya orang Islam boleh membuat

keputusan. Hal ini membantu Mahathir sekurang-kurangnya untuk terus

mendapat sokongan rakyat non Islam memandangkan kepimpinan beliau tidak

membuat kenyataan yang berbentuk diskriminasi seperti itu terhadap

masyarakat non Islam di negara ini6.

Seorang Perdana Menteri juga beperanan sebagai kepala birokrasi

(pemerintah) utama negara. Sebagai contoh, dasar-dasar yang dilakukan oleh

pemerintah biasanya dipertanggungjawab oleh Perdana Menteri. Perdana

Menteri juga berperan memperkenal-memperkenal dan menjalankan sesuatu

dasar yang biasanya adalah untuk:

1. Meningkatkan kinerja pelayanan publik

2. Mengubah sikap petugas layanan publik

3. Kencangkan hubungan sektor publik dengan swasta.7

Dalam konteks kekuasaan politik, suatu pemerintahan harus siap

melaksanakan birokrasi menurut ajaran agama Islam, barulah pemerintah

tersebut terlihat telah memperhitungkan tujuan pemerintahan berlandaskan

agama (maqasid al-Syariah). Di balik maqasid al-syariah itulah akan terjadi

perawatan dan jaminan (protection dan assurance) lima kebutuhan (primer /

dharuri), yaitu terjaganya agama, nyawa, akal, keturunan dan harta.

6
Sivamurugan, Legasi Mahathir, (Kuala Lumpur: Utusan Publications, 2005)h. 205.
7
Op.Cit h.149.
6

Kekuatan aturan agama dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW

seperti dalam hadis baginda :

‫عن متيم الداري أن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال * الدين النصيحة قلنا ملن قال هلل‬
.‫ولكتابه ولرسوله والئمة املسلمني وعامتهم‬
Artinya : ”Agama adalah nasihat. Sahabat bertanya, untuk siapa? Banginda
menjawab: untuk Allah, Rasulnya, pemimpin umat Islam dan
masyarakat semuanya.”8

Justru lima kebutuhan asasi ini sudah terangkum di dalam keempat

natijah birokrasi berlandaskan agama (sebagaimana sabda Nabi itu), akhirnya

akan membawa kesejahteraan kepada seluruh masyarakat (Islam dan bukan

Islam) di dalam suatu negara. Jaminan kekuasaan politik Islam (Siasah al-

Syariah) tetap memberikan kebutuhan asasi bagi umat non Islam (kebebasan

beragama, jaminan keamanan, keadilan ekonomi, kebebasan mengamalkan

cara hidup berdasarkan budaya dan adat istiadat sendiri). Oleh karena itu,

tidak ada pilihan bagi kita sebagai hamba-Nya selain memilih jalan yang halal

bagi kita memastikan kehidupan kita akan dihalalkan oleh Allah di akhirat

kelak.

Adapun reformasi birokrasi dalam pandangan Tuan Guru Nik Abdul

Aziz Nik Mat di negara bagian Kelantan turut mempengaruhi sosio ekonomi

negeri Kelantan, persoalan ini penting karena kegagalan sesuatu program

seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan sesuatu aturan Islam (Islamic

regulations) tertentu. Ia merasakan perbedaan pemikirannya dengan pemikiran

8
Imam Muslim/Shahih Muslim, Juz 1, (Beirut : Dar al-Marifah,1995), h. 74.
7

pemerintah pusat dalam mengendali birokrasi negara. Karena pemikiran beliau

lebih menekankan ke arah tuntutan ajaran Islam.

Tuan Guru Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat adalah seorang tokoh

pergerakan Islam PAS Malaysia. Kebanyakan orang memanggil beliau dengan

Nik Abdul Aziz Nik Mat, atau Tuan Guru Nik Abdul Aziz. Beliau dilahirkan

di Kampung Pulau Melaka, Kota Bharu pada tahun 1931 dan menghembuskan

napas terakhir pada malam jum'at jam 9.40 malam tanggal 12 Februari 2015 di

kediamannya.

Di tahun 1967, dalam usianya yang ke-36, Tuan Guru Nik Abdul Aziz

Nik Mat bergabung di panggung politik dengan Partai Islam Se-Malaysia

(PAS). Karena ketokohan dan sosok karismatiknya sebagai ulama, Tuan Guru

Nik Abdul Aziz Nik Mat diamanahkan oleh pimpinan PAS (Partai Islam Se-

Malaysia) memimpin Ketua Dewan Ulama Pas. Pada tahun 1990 Tuan Guru

Nik Abdul Aziz Nik Mat diberi amanah sebagai Menteri Besar yang setara

gubernur provinsi di Indonesia.9

Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat sebagai pemimpin Islam tampil

untuk menyelesaikan isu besar yang berkaitan dengan bertahan hidup umat,

kebebasan, keadilan, pelaksanaan hukum Islam, politik Islam, intitusi keadilan

dan lain-lain yang setara dengan martabatnya sebagai “pewaris nabi”.10

9
Shukur Haron, Abdul & Bakri Haron, Anual, Kemilau Peribadi Nik Abdul Aziz Nik Mat,
(Selangor, Anbakri Publika Sdn Bhd, 2009),h. 53-55.
10
Ismail Yusoff., Pemikiran Agama dan Politik, (Kedah,UUM Press MAPIM,2015),
h.181.
8

Tuan Guru Nik Abdul Aziz dalam pandangannya menyatakan bahwa

pemerintah di bawah pimpinannya akan memperkenalkan sistem

pemerintahan Islam di negeri Kelantan. Konsep pemerintahan yang

bermottokan, “Membangun Bersama Islam”(MBI), berarti maju ke depan

dengan cara yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan berlandaskan

sembilan inti yang ditetapkan.

Inti yang dimaksudkan adalah: kekuasaan legislatif Ilahi, keadilan

antara manusia, keadilan antara muslimin, kekuasaan adalah Amanah Allah,

musyawarah, ketaatan dalam hal kebaikan dan kebajikan, tidak menggunakan

kekuasaan untuk kepentingan diri, mempunyai tujuan yang jelas terhadap

negeri atau negara, al-amru bil maaruf wa nahyu ‘anil mungkar.

Konsep ini bermakna Kelantan telah membuat ketetapan untuk

menerima dasar pentabiran Islam sebagai inti dalam mengelola

pemerintahannya. Melalui gagasan pemerintahan Islam ini, Kerajaan negeri

bertindak dan berusaha dalam setiap aspek dan sudut dalam yuridiksinya ke

arah mewujudkan Islam sebagai Ad-din (Agama) yang ditetapkan dalam visi

pembangunanya. Ini termasuklah dari aspek birokrasi, pembangunan,

kebudayaan, olahraga, pertanian, kemasyarakatan, hukum dan sebagainya.11

Sebelum mengukur dampak kebijakan Islam ke atas kemajuan sosial

ekonomi negara bagian Kelantan, isu yang penting yang harus

dipertimbangkan juga ialah terkait dengan tingkat penerimaan dasar Islam

PAS oleh rakyat kelantan sendiri. Misalnya, sejauh mana rakyat Kelantan

11
Ibid 189
9

menerima program Islamisasi pengembangan PAS di negara bersangkutan dan

sebagainya.12

Sehubungan dengan itu, suatu praktek birokrasi Islam ini telah

menyebabkan kepada suatu perubahan besar terhadap politik dan

pemerintahan Negeri Kelantan. Antaranya Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik

Mat telah mengungkapkan bahwa ketika kita melakukan sesuatu biarlah ada

ikatan dengan Allah. Misalnya prinsip ubudiah telah dihayati dan dijadikan

aturan dalam acara dengan bacaan surah al-Fatihah dan ditutup atau diselingi

dengan doa rorasio Kafarah dan bacaan surah al-Asri. Tujuan utama diadakan

aturan pembuka dan penutup acara itu adalah untuk mengingatkan pejabat

umum akan pentingnya nilai-nilai pengabdian kepada Allah ketika

menjalankan tugas atau aktivitas serta meniatkannya sebagai satu amal

ibadah.13

Oleh karena itu, timbulnya perspsi dan keyakinan rakyat Kelantan

masih menaruh kepercayaan kepada kepemimpinan dan ketokohan ulama

Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat untuk terus memimpin negara. Tantangan

yang dihadapi dengan lingkungan sosial dan kehidupan beragama adalah

kompatibel dengan julukan kelantan, negeri serambi mekah.

Namun, suasana aman, sejahtera dan nyaman, terakhir terusik oleh

pengaruh luar akibat posisi berbatasan Thailand menjadikan Kelantan sebagai

jalur bisnis ilegal seperti penyelundupan dan distribusi Narkoba internasional

dan akibat tingkat penegakan yang menantang (seperti Bea Cukai, Polisi,

12
Yusoff Ismail, Pemikiran Agama Dan Politik Tuan Guru Nik Adul Aziz, (Malaysia,
MAPIM, 2015),h. 216-217.
13
Wan Nik Wan Yussof, Legasi Tok Guru Politik dan Dakwah, (Kelantan, Pustaka Aman
Press Sdn Bhd, 2015), h. 106-107.
10

Imigrasi, Maritim) yang dikontrol pemerintah Pusat, dampaknya terjadi

penularan maksiat, narkoba, kriminal dan keruntuhan sosial remaja.

Dimulai dengan semudah peraturan dilakukan penegakan pakaian

menutup aurat, larangan judi dan melulus KUHP Syariah II (Hudud) adalah

kinerja kepemimpinan ulama di Kelantan. Ini tidak terjadi di negeri-negeri

yang diperintah oleh Kerajaan Barisan Nasional (BN), sedangkan mereka

memiliki kekuatan di tingkat pusat. Berarti, kesungguhan menegakkan

syari'at Islam hanya berlaku di kelantan.

Penolakan pihak tertentu (yang tidak mengakui kejayan kepemimpinan

ulama di Kelantan) kalangan rakyat atau pemimpin Barisan Nasional (BN),

realitasnya negeri Kelantan. Pemerintahan Barisan Nasional (BN) selalu

berusaha untuk merebut kekuasaan sejak 19 tahun lalu. Dimulai dengan Anuar

Musa, Mustapha Mohamad dan Awang Adek serta teman-temannya sudah

melakukan apa saja untuk mengungkap keyakinan rakyat.

Tidak cukup dengan itu, mereka sanggup mendera rakyat Kelantan,

menabal Raja baru (palsu), membatasi dan melengah-lengah pemberian hibah

wajib (menurut konstitusi federal). Mengalihkan pendaratan minyak dan gas

ke Songkhla, sedangkan ia hak rakyat Kelantan. Tidak membayar uang royalti

minyak ke Kelantan, sedangkan perjanjian dengan Petronas termaktub sejak

1975. Konsekuensinya, warga Kelantan tidak mudah termakan permainan

kekuasaan dengan kepemimpinan ulama, meskipun terjadi bujuk rayu melalui


11

kampanye baru media massa dan buah mulut pemimpin Barisan Nasional

(BN).14

Hal ini melatarbelakangi penulis untuk meneliti lebih mendalam

tentang permasalahan-permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian

berjudul “Reformasi Birokrasi Negeri Bagian Kelantan Dalam Pandangan

Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat Ditinjau Dari Fiqih Siyasah”.

B. Batasan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka penulis perlu

membatasi masalah yang dibahas dalam penelitian ini agar tidak memberikan

pengertian yang luas. Apa yang dibahas dalam penelitian ini adalah reformasi

birokrasi negeri bagian Kelantan dalam pandangan Tuan Guru Nik Abdul

Aziz Nik Mat ditinjau dari fiqih siyasah.

C. Rumusan Masalah

Kajian yang dilakukan oleh beberapa persoalan yang akan diketahui

penulis tentang penyelesaiannya. Antara penyelesaiannya adalah seperti

berikut:

a. Bagaimana reformasi birokrasi negeri bagian Kelantan dalam pandangan

Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat?

b. Bagaimana konsep reformasi birokrasi Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik

Mat dari tinjauan Fiqih Siyasah?

14
Ibid h13-14
12

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui reformasi birokrasi negeri bagian Kelantan dalam

pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat.

b. Untuk mengetahui tinjauan fiqih siyasah tentang reformasi birokrasi

negeri bagian Kelantan dalam pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz

Nik Mat.

2. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dengan sebaik mungkin

untuk menambah ilmu pengetahuan oleh masyarakat.

b. Menambah pengetahuan dalam mengkaji permasalahan yang berlaku

dalam fiqih siyasah di Kelantan.

c. Menyeru kepada masyarakat agar memahami konsep reformasi

birokrasi dalam pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat di

kalangan masyarakat negeri bagian Kelantan.

d. Mengambil manfaat yang mendalam dari ilmu pemikiran siyasah

tentang reformasi birokrasi.

e. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar

Sarjana Syariah (S.SY) di Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN

SUSKA RIAU.
13

E. Kajian Pustaka

Sejauh penyusunan skripsi ini belum ada yang buku, tesis atau skripsi

yang membahas secara khusus tentang “Reformasi Birokrasi Negeri Bagian

Kelantan Dalam Pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat Ditinjau

Menurut Fiqih Siyasah”.

Dari beberapa buah buku, tesis atau skripsi penulis ini tidak ada yang

berkaitan dengan judul penulis. Antaranya adalah Tuan Guru Haji Nik Abdul

Aziz Nik Mat mengapa saya tidak kristian yang diterbitkan oleh Urusetia

Penerangan Kerajaan Negeri Kelantan pada tahun 2010.15 Isinya mengupas

pertentangan dan perselisihan antara ayat-ayat yang banyak terdapat di dalam

kitab suci bagi penganut kristian Al-Kitab, serta penyelewengan yang

dilakukan paderi-paderi dahulu untuk renungan bersama.

Penulis juga mengambil sedikit rujukan daripada tesis Teodemokrasi

Studi Analisis Pemikiran Nik Abd Al-Aziz Nik Mat tahun 2002 karya Aslati,

S.Ag.16 Berkaitan dengan tesis penelitian Tuan Guru Nik Abdul Azi Nik Mat

menginndikasikan keniscayaan akan terwujudnya sistem pemerintahan yang

demokratis meskipun pada tataran subtantif dan spirit, nilai-nilai ini terlihat

jelas pada prinsip keadilan, musyawarah, pernikahan pada kaum yang

tertindas dan teraniaya.

Seterusnya, penulis juga menela’ah skripsi yang ditulis Mohamed

Sabir Jamaludin yang telah lulus pada tahun 2011 dengan judul : “Konsep

15
Tuan Guru Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat, Mengapa Saya Tidak Kristian, (Kelantan:
urusetia penerangan kerajaan negeri kelantan,2010)
16
Aslati, Teodemokrasi Studi Analisis Pemikiran Nik Abd Al-Aziz Nik Mat Dalam Tesis
Program Pascasarjana, (Riau: uin Sultan Syarif qasim,2002)
14

Negara Islam Tuan Guru Dato’ Nik Abdul Aziz Nik Mat”.17 Skripsi ini

berkisar kajian yang menerangkan konsep negara Islam oleh Nik Aziz dengan

dasar yang telah ditentukan oleh partai yang dianggotainya yaitu Partai Islam

Se-Malaysia meletakkan al-quran, al-sunnah, Ijmak Ulama dan Qiyas

sebagainya dasarnya.

Dari beberapa buku, jurnal,skripsi dan tesis yang telah penulis pelajari

yaitu yang berkaitan dengan penulisan penulis ini, tidak ada yang membahas

tentang reformasi birokrasi negeri bagian Kelantan dalam pandangan Tuan

Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat ditinjau dari fiqih siyasah. Tidak ada yang

spesifik seperti penulisan tentang permasalahan yang sedang penulis teliti ini.

Jadi itulah yang membedakan penulisan penulis ini dengan yang lain penulis

jadikan sebagai sumber rujukan.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research)

yakni mengumpulkan bahan yang dipergunakan dengan membaca dan

menela’ah buku-buku serta tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan

objek pembahasan, yakni reformasi birokrasi negeri bagian Kelantan

dalam pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat ditinjau Dari fiqih

siyasah.

17
Mohamed Sabir Jamaludin, Konsep Negara Islam Tuan Guru Dato’ Nik Abdul Aziz Nik
Mat dalam Skripsi Ushuluddin, nomor Bil 277/AF.u/SU.S1/2011, (Riau: UIN Sultan Syarif
Kasim,2011)
15

2. Sumber Data

a. Data Primer

Sumber data primer yang digunakan dalam penyusunan skripsi

ini diperoleh melalui penyelidikan perpustakaan yaitu dengan rujukan

utama Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat Pemikiran Agama Dan

Politik yang dikarang oleh Ismail Yusoff, Legasi Tok guru Politik dan

Dakwah karangan Dr Wan Nik Wan Yussof, Persfektif Tok Guru

dikarang oleh Wan Nik Wan Yusof.

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data dari

sekunder yaitu yang diperolehi dari buku-buku yang berhubungan

dengan pembahasan ini Kemilau Peribadi Nik Abdul Aziz Nik Mat

karangan Abdul Shukur Haron & Annual Bakri Haron, Biografi Tuan

Guru Dato’ Nik Abdul Aziz yang dikarang oleh Jamal Mohd Lokman

sulaiman, Bicara Untuk Murabbi karangan M.Amiro Safwan M.Kamil,

Kepemimpinan Tok Guru Nik Aziz karangan Shaharir Mohammad Zain

dan buku-buku literatur lain yang relevan dan buku-buku yang

berkaitan reformasi pentadbiran.

2. Teknik Analisis Data

Penelitian ini penulis menerapkan metode analisis deskriptif, yaitu

analisis dengan jalan mengklasifikasikan data-data berdasarkan kategori-

kategori atas dasar persamaan jenis dari data-data tersebut kemudian

diuraikan sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang

masalah yang diteliti.


16

Penulis kemudian mendeduksi data dengan cara merangkum,

mengindetifikasi dan mengolah semua data dengan memfokuskan

permasalahan sebatas pokok permasalahan yang diteliti. Kesimpulan

seterusnya dibuat dengan mengaplikasikan metode yuridis normative yaitu

suatu metode yang menggambarkan permasalahan yang dikaji berdasarkan

norma hukum yang berlaku. Diharapkan data atau bahan yang diperoleh

menjadi lengkap sehingga pokok permasalahan dapat dianalisis dan

disusun dengan jelas, lengkap dan sistematis.

3. Teknik Penulisan

Setelah data yang dikumpulkan dianalisa, maka penulis

mendiskripsikan data tersebut dengan menggunakan metode sebagai

berikut:

a. Deduktif: yaitu penulis mengemukakan reformasi pentadbiran serta

pendapat yang bersifat umum kemudian dibahas dan ditarik

kesimpulan secara khusus.

b. Induktif: yaitu dengan menggambarkan data-data yang khusus,

dianalisa dan ditarik kesimpulan bersifat umum.

c. Deskriptif: yaitu dengan jalan mengemukakan data-data yang

diperlukan apa adanya, lalu dianalisa sehingga dapat disusun menurut

kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Permasalahan
17

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Metode Penelitian

F. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TENTANG BIOGRAFI ATAU RIWAYAT

HIDUP

A. Biografi Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat

B. Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama DanTokoh

Politik Tanah air Yang Berkomitmen

C. Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat Meninggal Dunia

D. Karya-karyanya

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG REFORMASI BIROKRASI

YANG MELIPUTI :

A. Pengertian Reformasi Birokrasi

B. Bentuk-Bentuk Birokrasi Pemerintahan

C. Dasar Hukum Al-Quran dan Hadits

D. Reformasi Birokrasi Dalam Fiqh Siyasah

BAB IV REFORMASI BIROKRASI NEGERI BAGIAN KELANTAN

DALAM PANDANGAN TUAN GURU NIK ABDUL AZIZ

NIK MAT DITINJAU DARI FIQIH SIYASAH

A. Prinsip Reformasi Birokrasi Negeri Bagian Kelantan Dalam

Pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat

B. Tinjauan Fiqh Siyasah Terhadap Reformasi Birokrasi


18

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai