Anda di halaman 1dari 17

LK 1.

2 : Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Adinnullah, S.Kom
No. UKG : 201699431355
Kampus : Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA)
Prodi : Teknik Komputer dan Informatika

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi

1 Pedagogik: Hasil Kajian Literatur Berdasarakan hasil kajian literatur dan wawancara bisa
Peserta didik XI TKJ banyak Pedagogik di simpulkan
yang mengantuk dan izin 1. Hasan (2020:114) menyatakan kejenuhan penyebab masalah peserta didik XI TKJ banyak
(burnout) belajar adalah suatu kondisi yang mengantuk dan izin keluar kelas pada saat
keluar kelas pada saat
dimana seseorang merasa sangat letih, pembelajaran teori mapel Prod. TKJ adalah:
pembelajaran teori mapel lelah bosan ketika proses belajar mengajar 1. Karakter peserta didik yang berbeda, penataan
Prod. TKJ sedang berlangsung. Penyebab kejenuhan ruang kelas, letak jam pelajaran, belajar hanya di
belajar yaitu: karakter peserta didik yang tempat tertentu saja, metode yang monoton (tidak
berbeda, penataan ruang kelas, letak jam bervariasi), adanya tekanan orang tua dan
pelajaran, belajar hanya di tempat tertentu banyaknya tuntutan sekolah.
saja, metode yang monoton (tidak 2. Kelelahan yang dialami oleh peserta didik karena
bervariasi), adanya tekanan orang tua dan kurang istirahat dan pola tidur yang tidak baik.
banyaknya tuntutan sekolah. 3. Peserta didik merasa suasana pembelajaran teori
2. Hasan (2020:114) menyatakan dampak kurang menyenangkan.
kejenuhan (burnout) terhadap minat belajar
peserta didik, antaralain berprilaku untuk
menarik perhatian orang lain, bermain
handphone, mengantuk dan tidur saat
dikelas, mencoret-coret kertas. usil dan
mengganggu teman, izin keluar atau
kekamar mandi.
3. Menurut Hasan (2020:108) peserta didik
mengantuk dan tidur saat di kelas, hal ini
disebabkan karena peserta didik kelelahan

Halaman. 1
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
yang dialami oleh fisik akibat kurang
istirahat atau disebabkan asupan makanan
makin berkurang, dan porsi tidur yang
kurang, selain itu ketika kejenuhan
mulai menghampiri peserta didik, peserta
didik akan menjadi tidak bergairah,
mengantuk dan bahkan bisa tertidur dikelas
pada saat pembelajaran sedang berlangsung.
4. Menurut Hasan (2020:109) peserta didik
sering minta izin keluar atau kekamar
mandi, diakibatkan suasana kelas yang
kurang menyenangkan sehingga membuat
peserta didik merasa jenuh belajar di
dalam ruangan. Hal yang dilakukan peserta
didik untuk mengusir rasa bosan mereka
salah satunya yaitu dengan izin ke keluar
ruangan dan kamar mandi, ini juga yang
mereka gunakan sebagai alasan untuk bisa
meninggalkan kelas.
5. Nusliati dkk. (2020:38) menyatakan
penyebab kesulitan belajar dikelompokkan
dalam 2 faktor penyebab, yaitu : Masalah
faktor internal di antaranya: karakteristik
siswa, sikap terhadap belajar, konsentrasi
belajar, kemampuan mengolah bahan
belajar, kemampuan menggali hasil belajar,
rasa percaya diri, serta kebiasaan belajar.
Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor
guru, lingkungan sosial, kurikulum sekolah,
dan sarana prasarana.

6. Nusliati dkk. (2020:39) salah satu penyebab


peserta didik merasa bosan, mengantuk dan

Halaman. 2
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
sering minta izin untuk keluar kelas karena
guru lebih sering memerintahkan peserta
didik mencatat ketimbang memaparkan
materi pembelajaran.

Hasil Wawancara dengan Guru BK


Bapak Eka Rahman Fanela, S.Pd.
• Peserta didik dipengaruhi oleh teman sekelas
• Kondisi fisik dan kesehatan peserta didik
sedang menurun (sakit)
• Peserta didik kurang istirahat (tidur terlalu
larut)
• Peserta didik kurang menyukai materi yang
disampaikan

Literasi dan Numerasi Literasi dan Numerasi


Kemampuan literasi dan 1. Mantahir & Hamsiah (2019:88) menyatakan Berdasarakan hasil kajian literatur dan wawancara bisa
bahwa kebiasaan literasi siswa SMK yang di simpulkan
numerasi siswa masih rendah
rendah disebabkan oleh faktor intern siswa, Penyebab kemampuan literasi dan numerasi siswa
pada mapel Prod. TKJ masih rendah adalah :
yaitu tidak adanya kemauan atau niat pada
diri siswa dalam hal membaca dan faktor 1. Tidak adanya niat dan kemauan siswa.
ekstern, yaitu pengaruh pergaulan dan 2. Pengaruh pergaulan dan lingkungan siswa.
lingkungan siswa. 3. Penyalah gunaan internet (games dan sosial media).
2. Putra (2022:39) menyatakan bahwa banyak 4. Pemilihan buku ajar yang tekstual.
faktor yang dapat menghambat tumbuhnya 5. Miskonsepsi guru dan siswa.
minat dan motivasi siswa dalam literasi di 6. Pembelajaran tidak kontekstual.
era teknologi dan informasi yang sedang 7. Rendahnya kemampuan membaca.
berkembang seperti sekarang ini. 8. Lingkungan dan iklim belajar yang tidak kondusif.
Diantaranya dalam penyalahgunaan internet, 9. Siswa tidak memahami konsep literasi atau
para siswa cenderung menggunakan sarana numerasi.
internet untuk main game, chating di jejaring 10. Tidak di biasakan sejak dini.

Halaman. 3
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
sosial sehingga membuat minat membaca
pelajaran berkurang. Siswa hanya
mengandalkan catatan dan bahan yang
diberikan guru sehingga ruang lingkup
pengetahuan siswa terbatas.
3. Fuadi (2020) menyatakan bahwa faktor
penyebab rendahnya kemampuan literasi
sains peserta didik Indonesia, diantaranya :
a. Pemilihan buku ajar yang tekstual,
b. Miskonsepsi guru dan siswa
c. Pembelajaran tidak kontekstual,
d. Rendahnya kemampuan membaca
e. Lingkungan dan iklim belajar yang tidak
kondusif.

Hasil Wawancara Pakar


Ibu Popi Noviany, S.Pd
(Guru/ Instruktur Nasional)
• Rendahnya kemampuan membaca peserta
Didik
• kurangnya pembiasaan dalam melakukan
kegiatan membaca
• Belum tersedia macam buku yang tepat dan
sesuai minat baca peserta didik
• Belum ada tim penggiat literasi dalam
membentuk kebiasaan literasi dan numerasi
2 Perserta didik belum mampu Hasil kajian Literatur Berdasarakan hasil kajian literatur dan wawancara
berperan aktif dalam 1. Wahdini (2019, hal. 3) menyatakan ciri-ciri dapat di simpulkan
mengerjakan tugas secara siswa aktif dalam pembelajaran sebagai Penyebab peserta didik belum berperan aktif dalam
berkelompok yang diberikan berikut : kelompok saat mengerjakan tugas adalah :
oleh guru 1. Mampu mengajukan pertanyaan, 1. Guru kurang memberikan kesempatan kepada
2. Mampu mengerjakan tugas, peserta didik untuk aktif mengajukan pertanyaan,

Halaman. 4
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
3. Mampu menjawab pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat
4. Mampu mengemukakan pendapat, dan mempresentasikan hasil kerjanya
5. Mampu mempresentasikan hasil kerja 2. Peserta didik merasa pembicaraan dalam diskusi
kelompok, hanya dikuasai oleh teman-teman yang memiliki
6. Senang diberi tugas belajar keterampilan berbicara dan Peserta didik mearasa
pembahasan dalam diskusi terkadang meluas,
Rendahnya Keaktifan Peserta Didik sehingga kesimpulan hasil diskusi menjadi tidak
2. Wahdini (2019, hal. 3) menyatakan faktor jelas
penyebab siswa kurang aktif dalam 3. Peserta didik hanya mengandalkan teman yang
pembelajaran sebagai berikut: ditunjuk sebagai ketua diskusi untuk berbicara
• Faktor internal, yang meliputi tingkat sehingga hanya terjadi komunikasi satu arah saja
kecerdasan rendah, tidak adanya bakat, 4. Peserta didik mulai tidak fokus mengikuti
minat yang rendah, kemauan belajar pembelajaran diskusi ketika jam terakhir karena
yang rendah, kesehatan sering tenaga dan pikiran sudah terkuras serta berfikir
terganggu, gangguan alat perseptual, dan untuk cepat pulang
tidak menguasai cara belajar yang baik, 5. Peserta didik masih kurang memahami tentang tata
• Faktor eksternal, meliputi faktor yang cara berdiskusi dan guru tidak memberikan
bersumber dari keluarga dan lingkungan pengarahan cara berdiskusi yang baik secara detail
sekolah.
Keluarga meliputi kemampuan
ekonomi orangtua kurang memadai,
anak kurang mendapat perhatian dan
pengawasan dari orangtuanya, harapan
orangtua terlalu tinggi terhadap anak,
orangtua pilih kasih terhadap anak,
hubungan keluarga tidak harmonis.
lingkungan sekolah meliputi adalah
kepribadian guru yang kurang baik,
kurikulum kurang sesuai, guru kurang
menguasai bahan pelajaran, metode
mengajar kurang sesuai, alat-alat dan
media pengajaran kurang memadai, dan

Halaman. 5
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
lingkungan belajar yang kurang
memadai.

Hasil Wawancara Pakar


Bapak Jewata Diargama Wiguna, S.Kom
(Guru Prod. TKJ sudah serdik)
• Kegiatan diskusi kelompok terlihat monoton
dan membosankan
• Ketua kelompok lebih mendominasi
• Dalam kelompok kurang rasa saling percaya
• Sesama anggota kelompok merasa tidak
peduli dengan hasil kerja kelompok
• Peserta didik tidak memahami tugas
kelompok yang diberikan oleh guru

3 Kurangnya interaksi dengan Hasil kajian Literatur Berdasarakan hasil kajian literatur dan wawancara
orangtua peserta didik 1. Epstein (Kartika, Arifin, dan Suyitno, 2022) dapat di simpulkan
sehingga tidak terjalin menyatakan bahwa komunikasi dengan Penyebab hubungan guru dan orang tua belum
komunikasi yang baik orang tua merupakan salah satu dari enam terjalin erat / maksimal adalah :
bentuk keterlibatan orang tua guna 1. Orang tua menganggap pendidikan adalah tanggung
menjalin kerjasama yang kuat antara jawab guru di sekolah.
guru dan orang tua. Menumbuhkan 2. Masalah ekonomi yang menyebabkan orang tua
hubungan guru dan orang tua merupakan sibuk dengan kegiatan/ pekerjaannya.
hal yang dianggap penting dalam 3. Komunikasi guru dan orang tua belum terjalin
pengembangan sekolah sebagai komunitas dengan baik.
belajar. Komunikasi antara sekolah dan 4. Belum ada jadwal khusus guru dengan orang tua
keluarga sangat diperlukan sehingga dapat untuk membahas pendidikan anak di sekolah secara
memicu keterlibatan orang tua dalam proses berkala.
pembelajaran siswa di sekolah.

Halaman. 6
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
2. Prabhawani (Lilawati, 2020:551)
menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan
tidak hanya tanggung jawab sekolah tapi
juga merupakan tanggung jawab orang tua
dan masyarakat sekitar. Orang tua
memainkan peran penting, mereka sangat
berpengaruh dalam pendidikan anak-anak
mereka, dan mereka bertanggung jawab atas
pendidikan, perawatan dan bimbingan anak-
anak mereka untuk mencapai tahap-tahap
tertentu yang mempersiapkan mereka untuk
kehidupan sosialnya kelak.
3. Sari (2021:81) menyatakan, ”komunikasi
antara orang tua dan guru biasanya berupa
pertukaran informasi dan ide tentang
pengembangan dan perkembangan anak di
sekolah dan di rumah. Orang tua
memperoleh informasi tentang hal-hal
yang dilakukan dan diperoleh anaknya,
sementara guru memperoleh data tentang
aktivitas siswanya saat bermain dan belajar
di rumah.”
4. Siregar (Lilawati, 2020:552) menyatakan,
”ada empat cara untuk meningkatkan peran
orang tua dalam pendidikan anak yaitu:
a. Atur jadwal kegiatan anak dan waktu
anak. Anak-anak diajarkan untuk belajar
tidak hanya ketika mereka mendapatkan
pekerjaan rumah dari sekolah dan ketika
mereka menghadapi ujian, tetapi juga
setiap hari.

Halaman. 7
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
b. Pantau perkembangan kemampuan
akademik anak. Orang tua diminta
memeriksan nilai tes dan tugas anak.
c. Memantau perkembangan kepribadian,
termasuk sikap, moral, dan perilaku
anakanak. ini dapat dilakukan oleh
orang tua yang menghubungi guru kelas
mereka untuk belajar lebih banyak
tentang perkembangan anak mereka di
sekolah.
d. Pantau aktivitas waktu sekolah di
sekolah.”

Hasil Wawancara Pakar (Guru BK)


Bapak Eka Rahman Fanela, S.Pd.
• Kesibukan para orang tua dalam kegiatan
sehari-hari, serta orang tua sepenuhnya
mempercayakan proses pembelajaran
kepada Guru di sekolah
• Lebih intens dalam komunikasi antara guru
dan orang tua, salah satunya dengan
membuat grup WA antara Guru dan Orang
Tua siswa

4 Guru belum memahami model Hasil kajian Literatur Berdasarakan hasil kajian literatur dan wawancara
– model pembelajaran inovatif 1. Joyce & Weil (Asyafah, 2019:23) dapat di simpulkan
menyatakan, ”model pembelajaran memiliki Penyebab pemahaman model – model pembelajaran
lima unsur dasar, yaitu: inovatif masih kurang maksimal maksimal adalah :
a. Syntax, yaitu langkah-langkah 1. Guru belum memahami lima unsur yang seharusnya
operasional pembelajaran. ada dalam menerapkan model pembelajaran
inovatif, yaitu syntax, social system, principles of

Halaman. 8
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
b. Social system, adalah suasana dan reaction, support system, instructional dan naturant
norma yang berlaku dalam effects.
pembelajaran. 2. Guru belum menerapkan pembelajaran inovatif
c. Principles of reaction, menggambarkan dengan model pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw,
bagaimana seharusnya guru Numberd Heads Together, Group To Group
memandang, memperlakukan, dan Exchange, Decision Making
merespon siswa. 3. Keterbatasan waktu dan tenaga membuat guru lebih
d. Support system, segala sarana, bahan, memilih model yang praktis serta efektif digunakan
alat, atau lingkungan belajar yang meskipun yang digunakan hanya satu model untuk
mendukung pembelajaran. keseluruhan materi.
e. Instructional dan nurturant effects— 4. Guru masih terpaku dengan pembelajaran klasikal
dampak hasil belajar yang diperoleh seperti metode ceramah.
langsung berdasarkan tujuan yang 5. Pemanfaatan alat, media, dan bahan pembelajaran
disasar (instructional effects) dan hasil inovatif kurang di perhatikan
belajar di luar yang disasar (nurturant
effects).
2. Ariyana, Bestary, dan Mohandas (2018:29)
menyatakan model pembelajaran
penyingkapan/penemuan (Discovery/inquiry
Learning) adalah memahami konsep, arti,
dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
3. Ariyana, Bestary, dan Mohandas (2018:29)
menyatakan langkah kerja (sintak) model
pembelajaran penyingkapan/penemuan
adalah sebagai berikut:
a. Pemberian rangsangan (Stimulation);
b. Pernyataan/Identifikasi masalah
(Problem Statement);
c. Pengumpulan data (Data Collection);
d. Pengolahan data (Data Processing);
e. Pembuktian (Verification), dan

Halaman. 9
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
f. Menarik simpulan/generalisasi
(Generalization).
4. Tan Onn Seng (Ariyana, Bestary, dan
Mohandas, 2018:32) menyatakan model
pembelajaran berbasis masalah merupakan
pembelajaran yang menggunakan berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik
secara individu maupun kelompok serta
lingkungan nyata untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan,
dan kontekstual.
5. Arends (Ariyana, Bestary, Mohandas,
2018:32) menyatakan sintak model Problem-
based Learning sebagai berikut:
a. Orientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
c. Membimbing penyelidikan individu
maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
6. Ariyana, Bestary, dan Mohandas (2018:34)
menyatakan model project-based learning
adalah model pembelajaran yang melibatkan
keaktifan peserta didik dalam memecahkan
masalah, dilakukan secara
berkelompok/mandiri melalui tahapan
ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang
dituangkan dalam sebuah produk untuk
selanjutnya dipresentasikan kepada orang
lain.

Halaman. 10
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
7. Ariyana, Bestary, dan Mohandas (2018:34-
35) menyatakan sintak project-based
learning sebagai berikut:
a. Pertanyaan Mendasar
b. Mendesain Perencanaan Produk
c. Menyusun Jadwal Pembuatan
d. Memonitoring Keaktifan dan
Perkembangan proyek
e. Menguji Hasil
f. Evaluasi Pengalaman Belajar
8. Yusrina, bain, dan Suryadi (2019:53)
menyatakan bahwa hambatan bagi guru
dalam menerapkan model pembelajaran
yang inovatif adalah :
a. Kurang menguasai karakteristik model
pembelajaran yang inovatif.
b. Metode pembelajaran monoton hanya
ceramah dan diskusi saja.
c. Pemanfaatan alat, media, dan bahan
kurang di perhatikan.
9. Indarta dkk (2022) menyatakan
pembelajaran inovatif adalah pelatihan yang
lebih berada dekat anak didik. Artinya,
edukasi yang memberikan lebih banyak
kesempatan menjelang anak didik kepada
mengkonstruksi dugaan secara mandiri
antara lain:
a. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
(meniru dari teman sebaya / Peer
Teaching yang dapat memberikan
motivasi peserta didik satu sama lain.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Numberd
Heads Together (dengan model ini

Halaman. 11
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
peserta didik berperan aktif sehingga
mampu mengemukakan gagasannya
dengan demikian dapat memotivasi anak
didik untuk memperkuatkan dorongan kerja
sama)
c. Model Pembelajaran Kooperatif Group
To Group Exchange ini merupakan
pembelajran aktif dengan cara Setiap
kelompok mengajarkan kepada peserta didik
lain apa yang telah pelajari
d. Model Pembelajaran Kooperatif Decision
Making (Dengan metode ini perserta didik
mampu berpikir kritis dan logis dalam
penyelesaian atau memecahkan masalah
secara bersama - sama)

Hasil Wawancara dengan Kurikulum


Bapak Dindin Tohir, S.Pd. MM.Pd
(Waka Kurikulum)
• Pengetahuan guru tentang model
pembelajaran inovatif masih kurang
• Keterbatasan waktu guru dalam mempelajari
model pembelajaran inovatif
• Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada
• Pengaruh dari Kurikulum pendidikan yang
sering berubah – ubah
• Minimnya kemampuan guru terhadap
teknologi

5 Guru belum menerapkan Hasil kajian Literatur Berdasarakan hasil kajian literatur dan wawancara
pembelajaran berorientasi 1. Resnick (Ariyana, Bestary, dan Mohandas, dapat di simpulkan
2018:5) menyatakan, ”higher order thinking

Halaman. 12
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
HOTS dalam pembuatan skill (HOTS) adalah proses berpikir Penyebab penerapan soal HOTS belum bisa
LKPD dan Soal Penilaian kompleks dalam menguraikan materi, maksimal adalah :
membuat kesimpulan, membangun 1. Siswa belum terbiasa dengan soal soal bentuk
representasi, menganalisis, dan membangun HOTS.
hubungan dengan melibatkan aktivitas 2. Siswa cenderung menghafal materi daripada
mental yang paling dasar. Keterampilan ini memahami soal.
juga digunakan untuk menggarisbawahi 3. Siswa kurang terlatih dalam menyelesaikan soal
berbagai proses tingkat tinggi menurut konstektual, penalaran, argumentasi dan kreatifitas
jenjang taksonomi Bloom.” dalam menyelesaikan soal.
2. Bloom (Ariyana, Bestary, dan Mohandas, 4. Siswa masih menggunakan satu cara penyelesaian
2018:5) menyatakan, ”keterampilan dibagi untuk menyelesaikan masalah.
menjadi dua bagian. Pertama adalah 5. Siswa terlalu text book, sehingga ketika soal beda
keterampilan tingkat rendah yang penting dengan contoh soal jadi lebih sulit lagi.
dalam proses pembelajaran, yaitu mengingat 6. Siswa masih menganggap bahwa soal HOTS adalah
(remembering), memahami (understanding), soal yang sulit.
dan menerapkan (applying), dan kedua
adalah yang diklasifikasikan ke dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa
keterampilan menganalisis (analysing),
mengevaluasi (evaluating), dan mencipta
(creating).”
3. Nuraini dan Julianto (2022:63) menyatakan
bahwa faktor yang membuat siswa kesulitan
dalam menyelesaikan soal – soal HOTS
adalah:
a. Siswa cenderung menghafal materi
daripada memahaminya.
b. Siswa di indonesia kurang terlatih dalam
menyelesaikan soal – soal konstektual,
menuntut penalaran, argumentasi dan
kretifitas dalam menyelesaikannya.

Halaman. 13
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
Hasil Wawancara dengan Sejawat
Bapak Jewata Diargama Wiguna, S.Kom
(Guru Prod. TKJ sudah serdik)
• Peserta didik sulit dalam menjawab soal
HOTS
• Peserta didik masih memerlukan
bimbingan dari guru dalam mengerjakan
soal HOTS
• Guru masih menggunakan soal LOTS

6 Pemanfaatan teknologi / Hasil kajian Literatur Berdasarakan hasil kajian literatur dan wawancara
inovasi dalam pembelajaran 1. Purwadhi (2019) menyatakan bahwa dapat di simpulkan
masih belum maksimal Kunci dari pembelajaran inovatif di Penyebab pemanfaatan teknologi/inovasi
rasakan optimal bila ketika pembelajaran pembelajaran belum maksimal maksimal adalah :
sudah menyenangkan atau learning is fun. 1. Guru lebih suka menggunakan buku teks saja untuk
Jika siswa sudah menanamkan hal ini pembelajaran.
dalam pikirannya, maka tidak ada lagi 2. Masih ada guru yang belum melek teknologi.
siswa yang pasif di kelas, perasaan 3. Sebagian guru sudah tidak mau memanfaatkan
tertekan, kemungkinan gagal, keterbatasan teknologi untuk pembelajaran.
pilihan, dan tentu saja rasa bosan. 4. Sebagian guru belum memahami manfaat yang bisa
2. Pasaribu, Sofnidar, Iriani, dan ramalisa di dapatkan dari teknologi pembelajaran saat ini.
(2019) menyatakan bahwa Pembelajaran 5. Gawai atau laptop siswa yang tidak mendukung
inovatif adalah pembelajaran yang untuk aplikasi pembelajaran terkini.
dikemas oleh pembelajar atas dorongan
yang inovatif yang merupakan produk
dari bagaimana untuk melakukan langkah-
langkah belajar, sehingga memperoleh
kemajuan hasil belajar.
3. Siahaan (Lestari, 2015:123) menyatakan
bahwa guru belum memaksimalkan untuk
memanfaatkan TIK diantaranya karena:

Halaman. 14
Masalah yang telah
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
a. Menggunakan buku teks sudah
menunjukan prestasi yang memadai.
b. Mencari sumber selain buku teks
menyita waktu.
c. Keengganan guru untuk memanfaatkan
TIK bila tidak memperoleh konsekuensi
yang logis

Hasil Wawancara dengan Kurikulum


Bapak Dindin Tohir, S.Pd. MM.Pd
(Waka Kurikulum)
• Guru kurang mendapat pelatihan tentang
teknologi
• Kemampuan setiap guru tentang teknologi
berbeda terutama dengan guru yang senior
• Guru tidak mau mengupgrade diri tentang
teknologi

Halaman. 15
Daftar Pustaka

Hasan, M. S. R. (2020). Implikasi Kejenuhan (Burnout) Belajar Terhadap Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Di SMP Negeri 2 Diwek Jombang. Al Hikmah: Jurnal Studi Keislaman, 10(1), 105-116. (Tgl. akses : 8-11-2022)
http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/alhikmah/article/view/3493

Daun, N. S., Helmi, H., & Haris, A. Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1 Bontomarannu. In Prosiding Seminar Nasional
Fisika PPs Universitas Negeri Makassar (Vol. 2, pp. 37-40). (Tgl. akses : 8-11-2022)
https://ojs.unm.ac.id/semnasfisika/article/viewFile/12881/7975

Mantahir, M., & Hamsiah, A. (2019). Hubungan Minat Baca Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar Di
Kota Makassar. Klasikal: Journal Of Education, Language Teaching And Science, 1(3), 87-98. (Tgl. akses : 8-11-2022))
http://www.journalfkipuniversitasbosowa.org/index.php/klasikal/article/view/54

Putra, F. P., Erizon, N., Jasman, J., & Sari, D. Y. (2022). Hubungan Minat Membaca Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Perancangan
Teknik Mesin Siswa Kelas X SMK N 1 PADANG. Jurnal Vokasi Mekanika (VoMek), 4(1), 38-44. (Tgl. akses : 8-11-2022)
https://doi.org/10.24036/vomek.v4i1.280

Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, A. W. (2020). Analisis faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik. Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(2), 108-116. (Tgl. akses : 8-11-2022)
https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.122

Wahdini, W. (2019). Meningkatkan Keaktifan Siswa dengan Teknik Diskusi dalam Bimbingan Klasikal pada siswa Kelas IX. B SMP Negeri 2 Pujut
Tahun Pelajaran 2017/2018. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 3(2). (Tgl. akses : 8-11-2022)
http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v3i2.712

Kartika, K., Arifin, I., Pramono, P., & Suyitno, S. (2022). Keefektivan Komunikasi untuk Menjalin Hubungan Antara Pendidik dengan Orangtua
Siswa dalam Mendukung Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jurnal Basicedu, 6(4), 7446-7455. (Tgl. akses : 8-11-2022)
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3395

Lilawati, A. (2020). Peran orang tua dalam mendukung kegiatan pembelajaran di rumah pada masa pandemi. Jurnal obsesi: Jurnal pendidikan anak
usia dini, 5(1), 549-558.

Halaman. 16
(Tgl. akses : 8-11-2022)
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.630

Sari, D. D. (2021). Pemanfaatan Whatsapp Group sebagai Sarana Komunikasi Guru dan Orangtua Siswa Selama Masa Pandemi Covid 19. EduTeach:
Jurnal Edukasi dan Teknologi Pembelajaran, 2(1), 79-88. (Tgl. akses : 8-11-2022)
https://doi.org/10.37859/eduteach.v2i1.2324

Asyafah, A. (2019). Menimbang Model Pembelajaran (Kajian Teoretis-Kritis atas Model Pembelajaran dalam Pendidikan Islam). TARBAWY:
Indonesian Journal of Islamic Education, 6(1), 19-32. (Tgl. akses : 9-11-2022)
https://doi.org/10.17509/t.v6i1.20569

Ariyana, Y., Bestary, R., & Mohandas, R. (2018). Buku pegangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak. (Tgl. akses : 9-11-2022)
https://bit.ly/3TtFWEW

Yusrina, F., Bain, B., & Suryadi, A. (2019). Hambatan Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMP
Negeri 3 Magelang. Historia Pedagogia, 8(1), 51-57. (Tgl. akses : 9-11-2022)
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/34597/14346

Julianto, J. Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Kelas Iv Dalam Menyelesaikan Soal HOTS (High Order Thinking Skills) Pada
Mata Pelajaran IPA. (Tgl. akses : 9-11-2022)
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/44430

Purwadi. (2019). Pembelajaran Inovatif dalam Pembentukan Karakter Siswa. Mimbar Pendidikan: Jurnal Indonesia Untuk Kajian Pendidikan. 21-34.
(Tgl. akses : 9-11-2022)
https://www.journals.mindamas.com/index.php/mimbardik/article/view/1117

Indarta, Y., Ambiyar, A., Rizal, F., Ranuharja, F., Samala, A. D., & Dewi, I. P. (2022). Studi Literatur: Peranan Model-Model Pembelajaran Inovatif
Bidang Pendidikan Teknologi Kejuruan. Edukatif J. Ilmu Pendidik, 4(4), 5762-5772. (Tgl. akses : 9-11-2022)
https://bit.ly/3G24odo

Halaman. 17

Anda mungkin juga menyukai