Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cut Sara Salsabila

NIM : 1908109010007
Mata Kuliah : Bioteknologi Farmasi A

Ringkasan Jurnal Bioteknologi


Jurnal 1
Tissue Engineering : Strategies, Stem Cells and Scaffolds
Rekayasa jaringan merupakan bidang interdisipliner yang menerapkan prinsip-prinsip
Teknik dan ilmu hayati menuju pengembangan penggantia biologis yang memulihkan,
mempertatahnkan, atau meningkatkan fungsi jaringan atau seluruh organ. Rekayasa jaringan
atau strategi pengobatan regeneratif memerlukan interaksi dan integrasi dengan jaringan dan
sel melalui penggabungan sinyal fisik serta seluler yang sesuai. Sehingga, penyertaan faktor
pengubahan seperti protein yang aktif secara biologis dan DNA sangat penting. Berikut
beberapa komponen dan strategi yang sedang dikembangkan :
1. Tinjauan tentang strategi rekayasa jaringan. Dalam hal ini terdapat dua pendekatan utama
diantaranya yaitu perancah dapat digunakan sebagai perangkat pendukung sel di mana sel
diunggulkan secara in vitro yang nantinya sel didorong untuk meletakkan matriks untuk
menghasilkan fondasi jaringan untuk tranplantasi. Pendekatan lainnya yaitu melibatkan
penggunaan perancah sebagai factor pertumbuhan/perangkat pengiriman obat. Hal ini
melibatkan perancah yang digbaungkan dengan factor pertumbuhan, sehingga sel-sel
implantasi dari tubuh direkrut ke situs perancah membentuk jaringan di atas dan di seluruh
matriks.
2. Sumber sel untuk strategi rekayasa jaringan. Hal ini membutuhkan penggunaan sel untuk
mengisi matriks dan menghasilkan matriks yang menyerupai jaringan asli.
3. Sel induk embrionik sel. sel ES berpotensi menyediakan sejumlah besar sel untuk jaringan
yang tidak dapat diturunkan secara langsung dari sumber jaringan. Sel ES berpotensi dalam
pembentukan teratoma. Diferensial sel ES telah dicapai dengan menggunakan protocol yang
dimodifikasi dari protokol BM-MSC di mana sel ES diarahkan untuk mengekspresikan ciri-
ciri tulang.
4. Sel induk mesenkim yang dituunkan dari sumsum tulang. Jenis sel induk untuk perbaikan
tulang dan tulang rawan adalah BM-MSC, sel ini telah terbukti mampu berdiferensiasi dari
sel sumsum generic ke osteogenic dan digunakan untuk meningkatkan perbaikan tulang.
5. Sel punca mesenkrim turunan. Jika sel punca berfungsi sebagai BM-MSC maka akan
meningkatkan ketersediaan jaringan yang cocok.
6. Desain dan pembuatan perancah. Asam poli-hidroksil seperti PLA dan asam poli laktat-ko
glikolat (PLGA) digunakan untuk produser rekayasa jaringan, karenan dapat terdegradasi
secara masal dengan hidrolisis, memberikan pelepasan obat .
7. Bahan suntik untuk rekayasa jaringan/ pengobatan regeneratif. Penggunaan ortopedi adalah
injectabone, partikulat yang dapat disuntikkan ke lokasi trauma tulang.
8. Penggabungan faktor prtumbuhan ke dalam perancah. Perancah dapat digunakan untuk
mengantarkan faktor pertumbuhan/obat ke lokasi perbaikan, sehingga mempercepat proses
pemulihan.
9. Pemrosesan polimer karbondioksida superkritis. Pemrosesan polimer menjadi perancah
rekayasa jaringan retikulasi sering membutuhkan pelarut organik dan metode untuk
menyediakan pori-pori. Jaringan tertentu seperti otot memerlukan sifat material yang
berbeda karena membutuhkan kelenturan sebagai bagian fundamental dari cara kerjanya.
Sehingga dikembangkan modifikasi polimer fleksible, poli (1,8-octanediol co-citric acid)
(POC).
10. Modifikasi plasma pada permukaan perancah. Struktur yang dihasilkan secara arsitekturasi
sangat kuat dan kemampuan dengan mudah untuk memasukkan obat peptida yang sensitif.
11. Produksi perancah khusus. Perancah telah diproduksi untuk individu melalui pencetakan
3D khusus menggunakan Teknik litografi stereo laser. Hal ini memungkinkan perancah
dibangun dari informasi 3D yang dihitung berasal dari pemindaian pasien atau dari
simulasi komputer.
Jurnal 2:
Tissu Engineering: The Use of Stem Cells In Regenerative Medicine
Tujuan utama dari pengobatan regeneratif ialah untuk mengusulkan cara-cara inovatif
untuk menjaga jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik, meningkatkan Kesehatan,
terutama ketika beberapa jenis gangguan terjadi di dalamnya. rekaya jaringan memiliki
alternatif dengan membuat struktur yang meniru jaringan normal. Rekayasa jaringan tidak
hanya meregenerasi jaringan yang terluka atau sakit tetpai juga berkontribusi pada factor-
faaktor yang dapat menentukan sel dan mencari teknologi diagnosis baru. SC adalah alat untuk
menyediakan jaringan pengganti. Untuk mengembangkan strategi rekayasa jaringan perlu
diperhatikan empat komponen penting :
1. Sel harus mampu membangun Kembali fungsi jaringan
2. Media kultur haru mengandung semua sitokin dan faktor pertumbuhan yang diperlukan
untuk mendukung diferensiasi sel menjadi sel yang diinginkan
3. Matriks berpori yaitu perlu meniru matriks jaringan ekstra seluler, dimana sel dapat
menyusup untuk meregenerasi jaringan yang terluka
4. Bioreaktor yaitu ketiga komponen lainnya ditempatkan pada komponen ini, seharusnya
menawarkan kondisi ideal untuk penggandaan sel dan perpindahan yang tepat ke dalam
lipatan kulit dengan meniru kondisi fisiologis.

• Sel stem yaitu untuk rekayasa jaringan digunakan sel stem dengan berbagai jenis.
1. Sel stem embrionik. ESC dapat berdiferensiasi menjadi sel dari ectoderm, atau
mesoderm karena bersifat pluripotent. Jadi jika tujuannya adalah untuk meregenerasi
jaringan jantung. ESC dapat diinduksi untuk berdiferensiasi menjadi kardiomiosit.
Namun demikian, jika rangsangan yang memicu diferensiasi tidak ada, ESCs juga
memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri tidak terdiferensiasi selama bertahun-
tahun.
2. Adult Stem Cells memiliki karakteristik penting yang membuatnya sesuai untuk
pengobatan regenerative. ASC adalah multipotent sedangkan ESC pluripotent. ASC
telah berhasil digunakan untuk mengobati leukemia dan sirosi hati.
3. Induced pluripotent stem cells juga dapat diperoleh dari orang dewasa tetapi
membutuhkan pemrograman ulang dari sel yang berdiferensiasi ke keadaan seperti ESC.
Pemograman ulang ini dapat dicapai dengan menyediakan urutan pengkodean empat
factor protein ke sel yaitu produk gen OCT4, SOX2, NANOG, dan LIN28.
• Isolasi dan diferensiasi sel puncak.
SC yang diturunkan dari adiposa dapat dilakukan dengan menggunakan bahawan awal
jaringan adiposa yang diangkat selama operasi plastic dengan sedot lemak aspirasi.
Dalam diferensiasi osteogenic in vitro di rekomendasikan bahwa SC yang diturunkan
dari adiposa berada dalam kultur bagian 3 untuk digunakan.

• Pemeliharaan dan karakterisasi sel.


Turunan adiposa SKS yang diturunkan dan adiposa yang disolasi dari jaringan adiposa
dapat diidentifikasi dengan beberapa karakteristik seperti kepatuhan pada pelat kultur
sel setelah isolasi, kemampuan sel utnuk berdiferensiasi menjadi berbagai garis
keturuan, dan ekspresi penanda tertentu. Tulang yang dihasilkan di dalam perancah
dapat memiliki karakteristik yang dilakukan secara in vitro dan fungsinya diakses
secara in vivo. Diantara analisis yang dapat dilakukan untuk mengkarakterisasi sel
tulang dari sampel in vitro ataupun in vivo yang merupakan penentuan konsentrasi
osteopontin, aktivitas alkalin fosfatase, kandungan kalsium, profil ekspresi gen, dan
pemeriksaan histologis. Osteopontin merupakan protein dengan peran penting dalam
biomineralisasi tulang dan renovasi ulang. Analisis histologi untuk mengevaluasi
regenerasi tulang dapat dilakukan dengan menggunakan biopsy tulang yang diperoleh
dari hewan. Analisis histomorfometri dapat dilakukan dengan pengukuran tulang yang
baru terbentuk melalui perangkat lunak analisis gambar otomatis. Analisis ekspresi gen
dapat dilakukan setelah ekstraksi RNA dan sintesis untai DNA komplementer. RNA
juga dapat digunakan untuk menghasilkan templat berlabl untai ganda (bahan awal
untuk analisis microarray) dengan tujuan untuk mengakses laju ekspresi gen yang
terlibat dalam osteogenesis.

Anda mungkin juga menyukai