Di susun oleh
Kelompok 3 :
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
Expected value dari keputusan merupakan rata-rata tertimbang dari hasil-
hasil yang mungkin,dimana bobot dari setiap hasil adalah probabilitas masa lalu
dari terjadinya hasil tersebut.
4
BAB ll
PEMBAHASAN
5
pengambilan keputusan yang menelaah bagaimanaorganisasi dapat mencapai
tujuan secara efisien.
Hirschey,M.(,2003) Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori dan metode
ekonomi dalam proses pengambilan keputusan manajerial dan administratif.
Dengan demikian ekonomi manajerial mengkaji danmengembangkan prinsip-
prinsip keilmuan yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk meningkatkan
2.1.2 Hubungan Ekonomi Manajerial Dengan Ilmu Lain
Teori ekonomi Dalam pengambilan keputusan akan memberikan
landasan teori untuk melakukan peramalanserta penjelasan perilaku
ekonomi dengan menggunakan model-model. Teori ekonomi mikro
teruatama berkaitan dengan teori perusahaan.
Ilmu pengambilan keputusan Ilmu keputusan terdiri dari perangkat
matematika ekonomi dan ekonometri (statistika) untuk membentuk dan
mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan
prilaku optimum perusahaan yaitu mencapai tujuannya dengan cara
yang paling efisien.
6
d. Posisi dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai
pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa
pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di
antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan
keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta
kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau
jasa tertentu.
e. Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara
Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang
ekonomi.
f. Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa
yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha.
g. Perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk
mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama
apa pun, baik tertulis maupun tidak tertulis.
h. Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang
pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan maksud untuk menguasai
pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol.
i. Pasar adalah lembaga ekonomi di mana para pembeli dan penjual baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat melakukan transaksi
perdagangan barang dan atau jasa.
j. Pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau
daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa
yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut.
k. Struktur pasar adalah keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang
aspek-aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku
usaha dan kinerja pasar, antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan
7
masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi, dan
penguasaan pangsa pasar.
l. Perilaku pasar adalah tindakan yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam
kapasitasnya sebagai pemasok atau pembeli barang dan atau jasa untuk
mencapai tujuan perusahaan, antara lain pencapaian laba, pertumbuhan
aset, target penjualan, dan
m. Pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau beli barang atau jasa tertentu
yang dikuasai oleh pelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun
kalender tertentu.
n. Harga pasar adalah harga yang dibayar dalam transaksi barang dan atau
jasa sesuai kesepakatan antara para pihak di pasar bersangkutan.
o. Konsumen adalah setiap pemakai dan atau pengguna barang dan atau jasa
baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain.
p. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku usaha.
2.2.1 Asas Dan Tujuan
Pasal 2
Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.
Pasal 3
Tujuan pembentukan undang-undang ini adalah untuk:
8
c. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan
d. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
2.2.2 Perjanjian Yang Di Larang
Oligopoli
Pasal 4
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk
secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan
penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa, sebagaimana
dimaksud ayat (1), apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau kelompok
pelaku usaha menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Penetapan Harga
Pasal 5
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang
harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan
yang sama.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi:
a. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan; atau
b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku.
Pasal 6
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian yang mengakibatkan pembeli
yang satu harus membayar dengan harga yang berbeda dari harga yang harus
dibayar oleh pembeli lain untuk barang dan atau jasa yang sama.
Pasal 7
9
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga di bawah harga pasar, yang dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
Pasal 8
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
memuat persyaratan bahwa penerima barang dan atau jasa tidak akan menjual atau
memasok kembali barang dan atau jasa yang diterimanya, dengan harga yang
lebih rendah daripada harga yang telah diperjanjikan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
Pembagian Wilayah
Pasal 9
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya
yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar terhadap
barang dan atau jasa sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat.
Pemboikotan
Pasal 10
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha
pesaingnya, yang dapat menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan
usaha yang sama, baik untuk tujuan pasar dalam negeri maupun pasar luar
negeri.
(2) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya, untuk menolak menjual setiap barang dan atau jasa dari
pelaku usaha lain sehingga perbuatan tersebut:
a. merugikan atau dapat diduga akan merugikan pelaku usaha lain; atau
b. membatasi pelaku usaha lain dalam menjual atau membeli setiap barang
dan atau jasa dari pasar bersangkutan.
Oligopsoni
10
Pasal 13
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
bertujuan untuk secara bersama-sama menguasai pembelian atau
penerimaan pasokan agar dapat mengendalikan harga atas barang dan atau
jasa dalam pasar bersangkutan, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama menguasai
pembelian atau penerimaan pasokan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha
menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu
jenis barang atau jasa tertentu.
Integrasi Vertikal
Pasal 14
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam
rangkaian produksi barang dan atau jasa tertentu yang mana setiap rangkaian
produksi merupakan hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik dalam satu
rangkaian langsung maupun tidak langsung, yang dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat.
Perjanjian Tertutup
Pasal 15
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa
hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa
tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu.
(2) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat
persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu
harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha
pemasok.
11
(3) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian mengenai harga atau potongan
harga tertentu atas barang dan atau jasa, yang memuat persyaratan bahwa
pelaku usaha yang menerima barang dan atau jasa dari pelaku usaha
pemasok: harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku
usaha pemasok; atau tidak akan membeli barang dan atau jasa yang sama
atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha
pemasok.
12
networking) hanya untuk menghubungkan jaringan antar komputer berbasis
Internet Protocol (IP) sebagai protokol pertukaran paket data (packet switching
communication protocol). Pada perkembangannya untuk melayani miliaran
pengguna di seluruh dunia dibuatlah rangkaian Internet yang terbesar yang
kemudian dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini
dinamakan internetworking (antar jaringan). Artikel ini akan membahas
penggunaan teknologi sistem jaringan Internet di Indonesia :
1. Jaringan Satelit
Sistem transmisi data dengan jaringan satelit juga disebut dengan VSAT (Very
Small Aperture Terminal). Sebenarnya VSAT merupakan stasiun penerima
sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter
kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan
mengirim data ke satelit. Oleh karena itu piringan VSAT tersebut menghadap
ke sebuah satelit Geostasioner.
13
2. Wi-Fi
Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, istilah Wi-Fi dalam
bahasa Inggris ber-sinonim dengan WLAN (wireless local area network). Oleh
karenanya Wi-Fi dikenal juga dengan cara terhubung dengan Internet
menggunakan titik akses (hotspot) terdekat. Titik akses tersebut biasanya
terhubung dengan BTS (Base Transciever Station) yang merupakan tower
penguat pemancar sinyal seluler.
Kabel fiber optik adalah sebuah kabel yang terbuat dari fiber kaca dengan
teknologi canggih dan mempunyai kecepatan transfer data yang lebih cepat
daripada kabel biasa. Biasanya fiber optik digunakan pada jaringan backbone
(tulang punggung) karena dibutuhakan kecepatan yang lebih dalam jaringan
ini, namun pada saat ini sudah banyak yang menggunakan fiber optik untuk
jaringan biasa baik LAN, WAN maupun MAN karena dapat memberikan
14
dampak yang lebih pada kecepatan dan bandwith karena fiber optik ini
menggunakan bias cahaya untuk mentransfer data yang melewatinya dan
sudah barang tentu kecepatan cahaya tidak diragukan lagi.
Kabel fiber terbagi menjadi 2, yakni coaxial teresterial yang ditanam di dalam
tanah dan coaxial marine untuk serat optik dalam laut.
Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain :
15
4. Balloon Google
Balon Internet atau Project Loon adalah proyek yang dikembangkan mulai
tahun 2011 oleh ilmuwan dari Google X. Proyek ini dikembangkan untuk
memperluas jangkauan wilayah yang bisa digunakan untuk berinternet,
wilayah-wilayah terpencil yang belum memiliki sarana atau sulit dibangun
sarana untuk bisa menggunakan internet merupakan target utamanya.
Dengan adanya balon internet ini nantinya semua wilayah dapat menikmati
akses internet meski di wilayah tersebut tidak memiliki BTS pemancar sinyal
seluler ataupun ketiadaan fasilitas kabel fiber optik. Balon ini diterbangkan
dengan membawa perangkat yang dapat memancarkan koneksi 4G LTE ke
permukaan bumi dengan jangkauan radius 40 KM. Jadi bisa dikatakan sebagai
BTS yang berada di angkasa
16
2.3.2 Distribusi Nasional
1 Pendapatan(income)
Jenis-jenis pendapatan :
Labor income, meliputi upah (wages) dan gaji (salaries), benefit serta berbagai
jenis labor income lainnya
Property Income, meliputi sewa (rent), bunga tabungan (interest paid on saving
account), laba perusahaan (corporate profit), dan proprietors income atau disebut
juga sebagai laba perusahaan perseorangan.
Berbagai jenis pendapatan di atas menggambarkan distribusi (distribution) atau
pembagian (division) pendapatan faktor produksi.
Recall:
Penjumlahan seluruh pendapatan faktor produksi tersebut (a + b)
menghasilkan National Income (NI).
DISTRIBUSI PENDAPATAN
17
Pembagian Pendapatan
Menggambarkan bagian dari pendapatan yang diterima oleh para pemilik
faktor produksi.
Menggambarkan variabilitas atau dispersi (penyebaran) pendapatan.
Indikator Ketimpangan
Kriteria Bank Dunia
Koefisien Gini (Gini Ratio)
Kurva Lorenz
Kurva Lorenz adalah kurva yang menunjukkan distribusi pendapatan
setiap keluarga secara akumulatif.
Koefisien Gini adalah rasio yang menunjukkan tingkat ketimpangan yang
terjadi melalui analisis kurva lorenz.
18
2. Kurva Lorenz
Menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan-
kalangan lapisan penduduk, secara kumulatif pula. Kurva ini terletak di
dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase
kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili
persentase kumulatif penduduk. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke
diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang
semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin jauh dari
diagonal, maka ia mencerminkan keadaan yang semakin buruk.
Kurva Lorenz semakin berimpit dengan garis pemerataan sempurna:
makin merata
Kurva Lorenz semakin jauh dengan garis pemerataan sempurna: makin
timpang
KG=0, amat merata sekali
KG=1, dist pendapatan hanya dinikmati 1 orang
Negara maju vs NSB?
Negara sedang berkembang (NSB) adalah sebuah negara dengan rata-rata
pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relative terbelakang, dan
indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma
global.
3. Koefisien Gini
Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan
(pendapatan/ kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan) yang angkanya
berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang
sempurna).
Angka ketimpangan untuk negara-negara yang ketimpangan pendapatan di
kalangan penduduknya dikenal tajam berkisar antara 0,50 hingga 0,70.
Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal relatif paling
baik (paling merata), berkisar antara 0,20 sampai 0,35.
19
koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1(NILAI EKSTRIM),
menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan
nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda
semakin baik atau merata distribusi. Begitu pula untuk sebaliknya.
Koefisien Gini
n
KG= 1 – fii (Yi + Yi + t)
i=1
Ketimpangan
Koefisien Gini Distribusi
Pendapatan
– 0.3 Ringan
0.3 – 0.5 Sedang
> 0.5 Berat
20
Keterangan, Gini Ratio
Sumber-Sumber Ketimpangan
Ketidak merataan dalam:
Kepemilikan kekayaan
Labor Income, karena: kemampuan dan keahlian, intensitas kerja, bidang
pekerjaan, dan faktor lainnya(lingkungan,gizi buruk, tingkat pendidikan,
dsb).
Property Income, karena: life cycle saving, kewirausahaan
(entrepreneurship), warisan dan lain-lain.
Kemiskinan
Kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup pendapatan, utamanya
untuk membeli barang-barang kebutuhan dasar seperti makan, minum,
pakaian, papan dsb.
Menurut kriteria Bank Dunia penghasilan minimal per hari $2.
21
Menambah modal usaha
Menambah jumlah jam kerja
Menyuruh anak untuk bekerja
BAB lll
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Ekonomi manajerial mempunyai kaitan yang erat dengan beberapa ilmu
yang lain. Teori ekonomi mikro terutama berkaita dengan teori perusahaan
ilmu pengambilan keputusan menyediakan berbagai macam alat seperti
matematika, statistik, ekonometrika yang sangat berguna untuk penyusunan
model serta estimasi keputusan. Dalam teori ekonomi terdapat dua macam
teori ,mikroekonomi dan makroekonomi ilmu yang membahas output,
konsumsi, pekerjaan, investasi , dan harga secara keseluruhan
diperekonomian. Teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan
untuk membahas bagaimana suatuorganisasi dapat mencapai tujuan atau
maksudnya dengan cara yang paling efisien
22
DAFTAR PUSAKA
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20170427-101602-9088.pdf
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1999_5.pdf
https://aptika.kominfo.go.id/2015/12/sistem-jaringan-internet-di-indonesia/
https://lms--paralel-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/lms-
paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/415816/mod_resource/content/
3/11_7449_FEB601_Puspita+Chairun+Nisa_Perekonomian+Indonesia_24052019
.ppt
23
24