Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

“EKONOMI MANAJERIAL DAN LINGKUNGAN”

Di susun oleh

Kelompok 3 :

Andi Wahyu 2110411004


Nisa trihapsari 2110411012
Nur Wahda Ayu Septiawati 2110411014
Venda Cantika 2110411022
Andini 2110411025
Iftita Kending 2110411026
Egi Prayogi 2110411032
Rizal 2110411038
Mooh Nooe Asygaf 2110411042
Difva Gilang Ananda 2110411053
Siti Zahwa Pardi 2110411056
Restun Fitri Lestari 2110411057

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ekonomi
Manajerial dengan judul “Ekonomi Manajerial Dan Lingkungan”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus membantu memberikan saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pengetahuan dan
perkembangan dunia pendidikan.

1
DAFTAR ISI

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana


keuntungan merupakan selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total.
Ekoonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk
Pendidikan, penjelasan, dan prediksi. Simbol yang di gunakan dalalm model dapat
berupa variable, grafik, dan matematik. Ekonomi manajerial ini penting untuk di
pelajari karena seorang manajer harus mampu membuat keputusan-keputusan
yang berkaitan dengan masalah masalah bisnis dan mampu mengkaji
permasalahan bisnis tersebut secara rasional.
Dengan demikian tugas manajer dalam organisasi bisnis adalah membuat
keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah bisnis sedemikian rupa
sehingga keputusan itu diharapkan akanmemungkinkan organisasi bisnis
mencapai tujuanya, seperti: meningkatkan produktivitas, memperluas pangsa
pasar (market share), meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya, dan lain-lain,
yang pada prinsipnya akan meningkatkan performansi bisnis dalam situasi
ekonomi yang sangat kompetitif.
Ekonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk
pendidikan, penjelasan,dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model dapat
berupa variabel, grafik, dan matematik. Analisis present value dilakukan dengan
mendiskontokan aliran kas masa sekarang dengan tujuan untuk pengambilan
keputusan. Tingkat diskonto yang cocok adalah opportunity interest rate yang
merupakantingkat penerimaan/hasil yang paling baik dengan tingkat resiko yang
sama.
Analisis expected value bertujuan untuk mengikhtisarkan distribusi
probabilitas hasil secaratunggal yang kemudian dibandingkan dengan nilai
harapan (expected value) dari keputusan alternatifyang lain.

3
Expected value dari keputusan merupakan rata-rata tertimbang dari hasil-
hasil yang mungkin,dimana bobot dari setiap hasil adalah probabilitas masa lalu
dari terjadinya hasil tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana teori-teori tentang ekonomi manajerial ?
1.2.2 Apa saja yang menjadi ruang lingkup dalam teori ekonomi
manajerial ?
1.2.3 Bagaimanakah keterkaitan antara teori ekonomi manajerial dengan
teori lainnya?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Untuk mengetahui teori serta pembahasan tentang ruang lingkup


ekonomi manajerial.
1.3.2 Untuk memperdalam tentang ekonomi manajerial yang kami
sajikan berdasarkan pengamatandari berbagai sumber.

4
BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori Ekonomi Manajerial


Ekonomi Manajerial adalah penerapan dari teori ekonomi (mikroekonomi
dan makroekonomi)dan peralatan analisis ilmu keputusan (matematika ekonomi
dan ekonometri) untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai
maksud dan tujuannya dengan cara yang paling efisien.Berbagai area fungsional
dari ilmu administrasi bisnis (akuntansi, keuangan, pemasaran, sumber
dayamanusia, dan produksi) memberikan latar belakang lingkungan untuk
pengambilan keputusan manajerial.Teori ekonomi menyediakan jaringan kerja
analisis untuk pengambilan keputusan yang optimal,sedangkan ilmu pengambilan
keputusan memberikan alat untuk optimisasi dan estimasi hubungan-hubungan
ekonomi. Ekonomi manajerial menggabungkan dan menghubungkan semua topik-
topiktersebut dan menunjukan peranannya yang besar dalam pengambilan
keputusan manajerial. Masalahkeputusan manajemen dapat timbul dalam
organisasi apa saja, bisa di perusahaan, organisasi nirlaba, atau badan pemerintah.
Masalah keputusan manajemen timbul ketika perusahaan berusaha
mencapaitujuannya. Tujuan dan kendala bisa berbeda dari satu kasus ke kasus
yang lain, tetapi proses dasar pengambilan keputusan tetap sama. (Domonick
Salvatore, 2005:3)
2.1.1 Pengertian Para Ahli
Evan J. Douglas (1995) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai
berikut: Ekonomimanajerial adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan penerapan prinsip-prinsip metodologiekonomi dalam proses pengambilan
keputusan perusahaan atau organisasi.
Dominic Salvatore (1996): Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang
menunjukkan adanyaaplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan

5
pengambilan keputusan yang menelaah bagaimanaorganisasi dapat mencapai
tujuan secara efisien.
Hirschey,M.(,2003) Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori dan metode
ekonomi dalam proses pengambilan keputusan manajerial dan administratif.
Dengan demikian ekonomi manajerial mengkaji danmengembangkan prinsip-
prinsip keilmuan yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk meningkatkan
2.1.2 Hubungan Ekonomi Manajerial Dengan Ilmu Lain
 Teori ekonomi Dalam pengambilan keputusan akan memberikan
landasan teori untuk melakukan peramalanserta penjelasan perilaku
ekonomi dengan menggunakan model-model. Teori ekonomi mikro
teruatama berkaitan dengan teori perusahaan.
 Ilmu pengambilan keputusan Ilmu keputusan terdiri dari perangkat
matematika ekonomi dan ekonometri (statistika) untuk membentuk dan
mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan
prilaku optimum perusahaan yaitu mencapai tujuannya dengan cara
yang paling efisien.

2.2 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN


1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat.
Pasal 1
Ketentuan Umum :
a. Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu
kelompok pelaku usaha.
b. Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau
lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau
pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan dapat
c. Pemusatan kekuatan ekonomi adalah penguasaan yang nyata atas suatu
pasar bersangkutan oleh satu atau lebih pelaku usaha sehingga dapat
menentukan harga barang dan atau jasa.

6
d. Posisi dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai
pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa
pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di
antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan
keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta
kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau
jasa tertentu.
e. Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara
Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang
ekonomi.
f. Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antarpelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa
yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha.
g. Perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk
mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama
apa pun, baik tertulis maupun tidak tertulis.
h. Persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang
pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan maksud untuk menguasai
pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol.
i. Pasar adalah lembaga ekonomi di mana para pembeli dan penjual baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat melakukan transaksi
perdagangan barang dan atau jasa.
j. Pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau
daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa
yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut.
k. Struktur pasar adalah keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang
aspek-aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku
usaha dan kinerja pasar, antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan

7
masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi, dan
penguasaan pangsa pasar.
l. Perilaku pasar adalah tindakan yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam
kapasitasnya sebagai pemasok atau pembeli barang dan atau jasa untuk
mencapai tujuan perusahaan, antara lain pencapaian laba, pertumbuhan
aset, target penjualan, dan
m. Pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau beli barang atau jasa tertentu
yang dikuasai oleh pelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun
kalender tertentu.
n. Harga pasar adalah harga yang dibayar dalam transaksi barang dan atau
jasa sesuai kesepakatan antara para pihak di pasar bersangkutan.
o. Konsumen adalah setiap pemakai dan atau pengguna barang dan atau jasa
baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain.
p. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku usaha.
2.2.1 Asas Dan Tujuan
Pasal 2
Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.

Pasal 3
Tujuan pembentukan undang-undang ini adalah untuk:

a. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional


sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
b. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan
usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan
berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan
pelaku usaha kecil;

8
c. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan
d. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
2.2.2 Perjanjian Yang Di Larang
Oligopoli
Pasal 4
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk
secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan
penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa, sebagaimana
dimaksud ayat (1), apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau kelompok
pelaku usaha menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

Penetapan Harga
Pasal 5
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang
harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan
yang sama.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi:
a. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan; atau
b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku.

Pasal 6
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian yang mengakibatkan pembeli
yang satu harus membayar dengan harga yang berbeda dari harga yang harus
dibayar oleh pembeli lain untuk barang dan atau jasa yang sama.

Pasal 7

9
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga di bawah harga pasar, yang dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

Pasal 8
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
memuat persyaratan bahwa penerima barang dan atau jasa tidak akan menjual atau
memasok kembali barang dan atau jasa yang diterimanya, dengan harga yang
lebih rendah daripada harga yang telah diperjanjikan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

 Pembagian Wilayah
Pasal 9
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya
yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar terhadap
barang dan atau jasa sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat.

 Pemboikotan
Pasal 10
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha
pesaingnya, yang dapat menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan
usaha yang sama, baik untuk tujuan pasar dalam negeri maupun pasar luar
negeri.
(2) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya, untuk menolak menjual setiap barang dan atau jasa dari
pelaku usaha lain sehingga perbuatan tersebut:
a. merugikan atau dapat diduga akan merugikan pelaku usaha lain; atau
b. membatasi pelaku usaha lain dalam menjual atau membeli setiap barang
dan atau jasa dari pasar bersangkutan.

 Oligopsoni

10
Pasal 13
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
bertujuan untuk secara bersama-sama menguasai pembelian atau
penerimaan pasokan agar dapat mengendalikan harga atas barang dan atau
jasa dalam pasar bersangkutan, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama menguasai
pembelian atau penerimaan pasokan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha
menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu
jenis barang atau jasa tertentu.

 Integrasi Vertikal
Pasal 14
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam
rangkaian produksi barang dan atau jasa tertentu yang mana setiap rangkaian
produksi merupakan hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik dalam satu
rangkaian langsung maupun tidak langsung, yang dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat.

 Perjanjian Tertutup
Pasal 15
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa
hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa
tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu.
(2) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat
persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu
harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha
pemasok.

11
(3) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian mengenai harga atau potongan
harga tertentu atas barang dan atau jasa, yang memuat persyaratan bahwa
pelaku usaha yang menerima barang dan atau jasa dari pelaku usaha
pemasok: harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku
usaha pemasok; atau tidak akan membeli barang dan atau jasa yang sama
atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha
pemasok.

2.3 Sistem Jaringan Koleksi Dan Distribusi Nasional Masih Lemah


2.3.1 Sistem Jaringan Internet Di Indonesia :

Komunikasi menggunakan teknologi Internet hampir menjadi kebutuhan


primer setiap orang di Indonesia. Perkembangan teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang pesat menyebabkan perubahan pola sistem jaringan
menjadi semakin efisien. Awal mula teknologi Internet (interconnection-

12
networking) hanya untuk menghubungkan jaringan antar komputer berbasis
Internet Protocol (IP) sebagai protokol pertukaran paket data (packet switching
communication protocol). Pada perkembangannya untuk melayani miliaran
pengguna di seluruh dunia dibuatlah rangkaian Internet yang terbesar yang
kemudian dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini
dinamakan internetworking (antar jaringan). Artikel ini akan membahas
penggunaan teknologi sistem jaringan Internet di Indonesia :

1. Jaringan Satelit

Satelit merupakan salah satu medium yang digunakan dalam transmisi


komunikasi. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan dari
satu titik ke titik lainnya di atas bumi. Pada umumnya digunakan jenis satelit
Geostasioner, yang mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi
dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.

Sistem transmisi data dengan jaringan satelit juga disebut dengan VSAT (Very
Small Aperture Terminal). Sebenarnya VSAT merupakan stasiun penerima
sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter
kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan
mengirim data ke satelit. Oleh karena itu piringan VSAT tersebut menghadap
ke sebuah satelit Geostasioner.

Keunggulan VSAT yakni mecakup jangkauan terjauh, dapat mencapai


setengah permukaan bumi karena menggunakan relay dari satelit. Adapun
kekurangannya antara lain koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca,
memakan tempat (piringan/parabola), mempunyai tingkat hambatan (latency)
yang lebih tinggi dibanding kabel dan akibat jarak antara satelit dan bumi
yang relatif jauh mengakibatkan adanya delay propagansi yang signifikan.

13
2. Wi-Fi
Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, istilah Wi-Fi dalam
bahasa Inggris ber-sinonim dengan WLAN (wireless local area network). Oleh
karenanya Wi-Fi dikenal juga dengan cara terhubung dengan Internet
menggunakan titik akses (hotspot) terdekat. Titik akses tersebut biasanya
terhubung dengan BTS (Base Transciever Station) yang merupakan tower
penguat pemancar sinyal seluler.

3. Jaringan Kabel (Fiber Optik)

Kabel fiber optik adalah sebuah kabel yang terbuat dari fiber kaca dengan
teknologi canggih dan mempunyai kecepatan transfer data yang lebih cepat
daripada kabel biasa. Biasanya fiber optik digunakan pada jaringan backbone
(tulang punggung) karena dibutuhakan kecepatan yang lebih dalam jaringan
ini, namun pada saat ini sudah banyak yang menggunakan fiber optik untuk
jaringan biasa baik LAN, WAN maupun MAN karena dapat memberikan

14
dampak yang lebih pada kecepatan dan bandwith karena fiber optik ini
menggunakan bias cahaya untuk mentransfer data yang melewatinya dan
sudah barang tentu kecepatan cahaya tidak diragukan lagi.

Kabel fiber terbagi menjadi 2, yakni coaxial teresterial yang ditanam di dalam
tanah dan coaxial marine untuk serat optik dalam laut.

Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain :

1. Mampu membawa banyak data atau memuat kapasitas informasi yang


sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai Gigabyte perdetik. Dan
menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan sehingga cocok
digunakan sebagai jaringan teknologi Internet pita lebar (broadband)
2. Biaya pemasangan dan pengoperasiannya relatif rendah
3. Mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi
4. Ukurannya kecil dan ringan sehingga hemat pemakaian ruang
5. Kebal terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
6. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
7. Tidak berkara

15
4. Balloon Google
Balon Internet atau Project Loon adalah proyek yang dikembangkan mulai
tahun 2011 oleh ilmuwan dari Google X. Proyek ini dikembangkan untuk
memperluas jangkauan wilayah yang bisa digunakan untuk berinternet,
wilayah-wilayah terpencil yang belum memiliki sarana atau sulit dibangun
sarana untuk bisa menggunakan internet merupakan target utamanya.

Dengan adanya balon internet ini nantinya semua wilayah dapat menikmati
akses internet meski di wilayah tersebut tidak memiliki BTS pemancar sinyal
seluler ataupun ketiadaan fasilitas kabel fiber optik. Balon ini diterbangkan
dengan membawa perangkat yang dapat memancarkan koneksi 4G LTE ke
permukaan bumi dengan jangkauan radius 40 KM. Jadi bisa dikatakan sebagai
BTS yang berada di angkasa

Baloon google diterbangkan di lapisan stratosfer yang berada di ketinggian


sekitar 20 KM diatas permukaan bumi, sehingga tidak akan mengganggu
penerbangan pesawat komersial. Lapisan stratosfer memiliki angin bertingkat
dimana setiap lapisannya memiliki variasi kecepatan dan arah. Baloon
menggunakan software khusus dengan GPS untuk menentukan posisi balon
dan kemana bergerak. Dengan dibantu pergerakan angin maka relatif mudah
diatur untuk membentuk satu jaringan komunikasi yang besar.

Perangkat di baloon tersebut beroperasi menggunakan energi matahari,


dimana solar panel dapat menyimpan daya hingga 100 Watt sehingga tetap
dapat beroperasi di malam hari. Satu unit Loon mampu terbang hingga jarak
500.000 KM dan bertahan selama 100 hari. Apabila gas habis maka balloon
akan turun dan digantikan oleh balloon lainnya.

16
2.3.2 Distribusi Nasional
1 Pendapatan(income)
Jenis-jenis pendapatan :
Labor income, meliputi upah (wages) dan gaji (salaries), benefit serta berbagai
jenis labor income lainnya
Property Income, meliputi sewa (rent), bunga tabungan (interest paid on saving
account), laba perusahaan (corporate profit), dan proprietors income atau disebut
juga sebagai laba perusahaan perseorangan.
Berbagai jenis pendapatan di atas menggambarkan distribusi (distribution) atau
pembagian (division) pendapatan faktor produksi.
Recall:
Penjumlahan seluruh pendapatan faktor produksi tersebut (a + b)
menghasilkan National Income (NI).

DISTRIBUSI PENDAPATAN

17
 Pembagian Pendapatan
 Menggambarkan bagian dari pendapatan yang diterima oleh para pemilik
faktor produksi.
 Menggambarkan variabilitas atau dispersi (penyebaran) pendapatan.

 Indikator Ketimpangan
 Kriteria Bank Dunia
 Koefisien Gini (Gini Ratio)
 Kurva Lorenz
 Kurva Lorenz adalah kurva yang menunjukkan distribusi pendapatan
setiap keluarga secara akumulatif.
 Koefisien Gini adalah rasio yang menunjukkan tingkat ketimpangan yang
terjadi melalui analisis kurva lorenz.

 Kategori ketimpangan ditentukan dengan menggunakan kriteria seperti


berikut:
 ketimpangan pendapatan tinggi
 ketimpangan pendapatan sedang
 ketimpangan pendapatan rendah

1. Kriteria Bank Dunia


Ketimpangan distribusi pendapatan diukur dengan menghitung persentase
jumlah pendapatan penduduk dari kelompok yang berpendapatan rendah 40%
terendah dibandingkan dengan total pendapatan seluruh penduduk.

Distribusi Pendapatan... (lanjutan)

18
2. Kurva Lorenz
 Menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan-
kalangan lapisan penduduk, secara kumulatif pula. Kurva ini terletak di
dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase
kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili
persentase kumulatif penduduk. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke
diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang
semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin jauh dari
diagonal, maka ia mencerminkan keadaan yang semakin buruk.
 Kurva Lorenz semakin berimpit dengan garis pemerataan sempurna:
makin merata
 Kurva Lorenz semakin jauh dengan garis pemerataan sempurna: makin
timpang
 KG=0, amat merata sekali
 KG=1, dist pendapatan hanya dinikmati 1 orang
 Negara maju vs NSB?
 Negara sedang berkembang (NSB) adalah sebuah negara dengan rata-rata
pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relative terbelakang, dan
indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma
global. 

3. Koefisien Gini
 Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan
(pendapatan/ kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan) yang angkanya
berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang
sempurna).
 Angka ketimpangan untuk negara-negara yang ketimpangan pendapatan di
kalangan penduduknya dikenal tajam berkisar antara 0,50 hingga 0,70.
Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal relatif paling
baik (paling merata), berkisar antara 0,20 sampai 0,35.

19
 koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1(NILAI EKSTRIM),
menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan
nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda
semakin baik atau merata distribusi. Begitu pula untuk sebaliknya.

 Koefisien Gini
n
KG= 1 –  fii (Yi + Yi + t)
i=1

KG = Angka Koefisien Gini

X = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas i

fi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas I

Yi = Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif kelas I

 Oshima  Kriteria ketimpangan distribusi pendapatan menggunakan


Keofisien Gini:

Ketimpangan
Koefisien Gini Distribusi
Pendapatan
– 0.3 Ringan
0.3 – 0.5 Sedang
> 0.5 Berat

Tabel berikut ini memperlihatkan angka kemiskinan di Indonesia, baik relatif


maupun absolut 

20
 Keterangan, Gini Ratio

Tabel di atas menunjukkan penurunan kemiskinan nasional secara perlahan


dan konsisten. Namun, pemerintah Indonesia menggunakan persyaratan yang
tidak ketat mengenai definisi garis kemiskinan, sehingga yang tampak adalah
gambaran yang lebih positif dari kenyataannya. Tahun 2016 pemerintah Indonesia
mendefinisikan garis kemiskinan dengan perdapatan per bulannya (per kapita)
sebanyak Rp. 354,386 (atau sekitar USD $25) yang dengan demikian berarti
standar hidup yang sangat rendah, juga buat pengertian orang Indonesia sendiri.

 Sumber-Sumber Ketimpangan
Ketidak merataan dalam:
 Kepemilikan kekayaan
 Labor Income, karena: kemampuan dan keahlian, intensitas kerja, bidang
pekerjaan, dan faktor lainnya(lingkungan,gizi buruk, tingkat pendidikan,
dsb).
 Property Income, karena: life cycle saving, kewirausahaan
(entrepreneurship), warisan dan lain-lain.

 Kemiskinan
 Kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup pendapatan, utamanya
untuk membeli barang-barang kebutuhan dasar seperti makan, minum,
pakaian, papan dsb.
 Menurut kriteria Bank Dunia penghasilan minimal per hari $2.

 Upaya Mengatasi Peningkatan Biaya Hidup


 Melakukan tambahan pekerjaan

21
 Menambah modal usaha
 Menambah jumlah jam kerja
 Menyuruh anak untuk bekerja

BAB lll
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Ekonomi manajerial mempunyai kaitan yang erat dengan beberapa ilmu
yang lain. Teori ekonomi mikro terutama berkaita dengan teori perusahaan
ilmu pengambilan keputusan menyediakan berbagai macam alat seperti
matematika, statistik, ekonometrika yang sangat berguna untuk penyusunan
model serta estimasi keputusan. Dalam teori ekonomi terdapat dua macam
teori ,mikroekonomi dan makroekonomi ilmu yang membahas output,
konsumsi, pekerjaan, investasi , dan harga secara keseluruhan
diperekonomian. Teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan
untuk membahas bagaimana suatuorganisasi dapat mencapai tujuan atau
maksudnya dengan cara yang paling efisien

22
DAFTAR PUSAKA

https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20170427-101602-9088.pdf
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1999_5.pdf
https://aptika.kominfo.go.id/2015/12/sistem-jaringan-internet-di-indonesia/
https://lms--paralel-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/lms-
paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/415816/mod_resource/content/
3/11_7449_FEB601_Puspita+Chairun+Nisa_Perekonomian+Indonesia_24052019
.ppt

23
24

Anda mungkin juga menyukai