Anda di halaman 1dari 7

KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

KELOMPOK 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)

PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

1. PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NO 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK


DAERAH

Jenis-jenis Pajak Daerah

a) Pajak Hotel
b) Pajak Reklame
c) Pajak Penerangan Jalan
d) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
e) Pajak Parkir
f) Pajak Sarang Burung Walet

A. Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan
pembayaran termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yangsifatnya memberi
kemudahan dan kenyamanan.

 Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel.
Berikut yang termasuk bagian dari objek pajak hotel : Hotel, pondok pariwisata, losmen,
pesanggrahan, rumah kos dengan kamar lebih dari 10, rumah penginapan, kegiatan usaha
lainnya yang sejenis.
Berikut juga yang bukan termasuk di dalam objek pajak hotel: Jasa tempat tinggal yang
disediakan oleh pemerintah atau pemda, jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya
yang digunakan sebagai tempat tinggal, jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau
keagamaan, jasa tempat tinggal yang berhubungan dengan kegiatan sosial dan medis, dan
jasa biro perjalanan atau wisata yang diselenggarakan oleh pihak hotel yang dapat
dimanfaatkan oleh umum.
 Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada
pihak hotel / yang menikmati jasa dan layanan dari hotel.
 Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.
 Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10%.
 Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah transaksi penggunaan jasa hotel.

B. Pajak Reklame
KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
KELOMPOK 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)

Pajak reklame adalah pajak yang dipungut atas penyelenggaraan reklame.

 Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame, yang meliputi: reklame papan
dan sejenisnya, reklame kain, reklame melekat,stiker, reklame selebaran, reklame berjalan
(termasuk pada kendaraan), reklame udara, reklame apung, reklame suara, reklame
film/slide, reklame peragaan. Yang tidak termasuk objek pajak reklame meliputi :
penyelenggaraan reklame di media massa (TV, internet,dsb.), label/merk yang melekat pada
barang yang diperdagangkan yang berfungsi sebagai pembeda dengan produk sejenis
lainnya, nama pengenal usaha yang terletak pada bangunan usaha tersebut diselenggarakan,
reklame dari pemerintah ( baik pemerintah pusat, pemprov, dan pemkot) serta reklame dari
kegiatan sosial, partai politik, organisasi masyarakat dan sejenisnya.
 Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.
 Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame
(secara langsung) dan secara pihak ketiga yang menyelenggarakan maka pihak ketiga yang
menjadi wajib pajaknya.
 Tarif pajak reklame ditetapkan sebagai berikut:

a. reklame papan/billboard/videotron/megatron/ LED/neon box dan sejenisnya dikenakan


15%
b. reklame kain dikenakan 10%
c. reklame melekat, stiker dikenakan 15%
d. reklame selebaran dikenakan 25%
e. reklame berjalan, termasuk pada kenderaan dikenakan 15%
f. reklame udara dkenakan 15%
g. reklame apung dikenakan 15%
h. reklame suara dikenakan 10%
i. reklame film/slide dikenakan Rp.10.000,-/hari
j. reklame peragaan dikenakan Rp.25.000,-/peragaan

 Dasar pengenaan pajak reklame adalah Nilai sewa reklame.

C. Pajak Peneragan Jalan

Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dikenakan atas setiap penggunaan tenaga listrik.

 Objek pajak penerangan jalan adalah penggunaan tenaga listrik baik yang dihasilkan sendiri
maupun yang diperoleh oleh sumber lain. Yang tidak termasuk objek pajak penerangan
pajak adalah penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah (baik pemerintah pusat,
pemda dan pemko/pemkab), penggunaan tenaga listrik oleh konsulat atau kedutaan asing
dengan asas timbal balik, penggunaan tenaga listrik sendiri yang tidak memerlukan izin dari
KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
KELOMPOK 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)

instansi teknis dengan kapasitas dibawah 200 KVA, dan penggunaan listrik di rumah ibadah,
panti jompo dan panti asuhan.
 Subjek pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga
listrik.
 Wajib pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menyediakan tenaga
listrik.
 Dasar pengenaan pajak penerangan jalan adalah nilai jual tenaga listrik.
 Tarif pajak penerangan jalan dikenakan 10%, tarif pajak penerangan jalan yang digunakan
oleh pertambangan minyak bumi dan gas dikenakan 3%, dan tarif pajak penerangan jalan
yang dihasilkan sendiri dikenakan sebesar 1,5%.

D. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas pengambilan/pemakaian mineral
bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk
dimanfaatkan.

 Subjek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi atau badan yang
dapatmengambil mineral bukan logam dan batuan.
 Objek pajak mineral bukan logam dan batuan adalah kegiatan pengambilan mineral bukan
logam dan batuan meliputi: asbes; batutulis; batu setengah permata; batukapur; batu apung;
batu permata; bentonit; dolomit; feldspar; garam batu (halite); grafit; granit/andesit, batu
yetti; gips; kalsit; kaolin; leusit; magnesit; mika; marmer; nitrat; opsidien; oker; pasir, batu
dan kerikil (sirtukil); pasir kuarsa, batu silika, batu rijang; perlit; phospat; talk; tariah serap
(fullers earth); tanah diatome; tanah liat; tawas (alum); tras, pasir putih, pasir gunung, tanah
urug; yarosit; zeolit; basal; trakkit; dan mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai
dengan ketentuanperaturan perundang- undangan. Yang bukan termasuk objek pajak adalah
kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang nyata-nyata tidak
dimanfaatkan secara komersial, seperti kegiatan pengambilan tanah untuk keperluan
rumah tangga, pemancangan tiang listrik/telepon, penanaman kabel listrik/telepon,
penanaman pipa air/gas; kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang
merupakan ikutan dari kegiatan pertambangan lainnya, yang tidak dimanfaatkan secara
komersial;
 Dasar pengenaan pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah Nilai Jual Hasil
Pengambilan mineral bukan logam dan batuan. Nilai jual sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dihitung dengan mengalikan volume/tonase hasil pengambilan dengan nilai pasar atau
harga standar masing-masing jenis mineral bukan logam dan batuan. Nilai Pasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah harga rata-rata yang berlaku di wilayah
setempat. Dalam hal nilai pasar dan hasil produksi mineral bukan logam dan batuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sulit diperoleh, maka digunakan harga standar yang
KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
KELOMPOK 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)

ditetapkan oleh instansi yang berwenang dalam bidangpertambangan mineral bukan logam
dan batuan.
 Tarif pajak mineral bukan logam dan batuan ditetapkan sebesar 20 % (dua puluh persen).

E. Pajak Parkir

Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

 Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan parkir kendaraan
bermotor.

 Objek pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Yang bukan termasuk objek
pajak parker, meliputi: penyelenggaraan tempat parkir oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Daerah; penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya
digunakan untuk karyawannya sendiri; penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat,
perwakilan negara asing dengan asas timbal balik; dan Penyelenggaraan tempat parkir yang
tidak memungut sewa parkir.
 Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar
kepada penyelenggara tempat parkir.
 Tarif Pajak Parkir ditetapkan sebesar 20 % (dua puluh persen).

F. Pajak Sarang Burung Walet

Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan
sarang burung walet.

 Subjek Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pengambilan dan/atau mengusahakan sarang burung walet.
 Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet.
Yang tidak termasuk objek pajak sarang burung wallet adalah pengambilan sarang burung walet
yang telah dikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
 Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet adalah Nilai Jual Sarang Burung Walet.

 Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen).

2. Pendapatan Asli Daerah Kota Padang

Berikut ringkasan anggaran PAD daerah kota Padang tahun 202:


KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
KELOMPOK 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)
KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
KELOMPOK 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)

Pendapatan daerah kota Padang tahun 2021diangarkan dalam APBD sebesar


Rp2.626.626.257.640. Anggaran tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah sebesar
Rp889.902.818.000, Pendapatan transfer sebesar Rp1.614.377.239.640, pendapatan lain-lain
yang sah sebesar Rp122.346.200.000. Pendapatan daerah tersebut berasal dari pjak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang
sah.

3. PENYALAHGUNAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)


Tersangka dugaan tindak pidana pengelolaan dana desa dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Baumata
adalah kepala desa dan sekretaris desa. Tersangka YA dan JBB diduga menyelewengkan dana desa dan
PAD Baumata tahun anggaran 2016-2017. Akibat perbuatan keduanya, negara dirugikan sebesar Rp
330.399.012.

Pada 2016 dan 2017, Desa Baumata Kec. Taebenu Kabupaten Kupang menjadi desa penerima dan
mengelola Alokasi Dana Desa. Dana tersebut untuk membiayai semua kegiatan di Desa Baumata.
Dana desa pada tahun 2016 sebesar Rp 609.311.000 dan tahun 2017 sebesar Rp 776.012.000. Dalam
laporan pertanggung jawaban TA 2016-2017 tertulis bahwa dananya telah habis dan pekerjaan telah
diselesaikan. Pada pengecekan fisik terdapat kekurangan volume pekerjaan / selisih harga terhadap
kegiatan/pekerjaan.

Bidang pelaksanaan pembangunan desa TA 2016 terdapat selisih Rp 23.574.754:

 Pembangunan bak air/reservoir Rp 14.980.000


 Pembangunan perpipaan jaringan air bersih 2.880.000
 Pembangunan pemeliharaan saluran irigasi tersier Rp 4.150.000
 Pembangunan bak air disawah Rp 1.564.754

Bidang pelaksanaan pembangunan desa TA 2017 terdapat selisih Rp 160.400.159:

 Pembangunan jalan desa Rp 86.100.000


 Pembangunan/pengadaan tandon air/bak penampung air hujan atau air bersih dari sumber
mata air: Rp 56.390.800
- Pemasangan perpipaan RT 1 dan RT 2 Rp 20.000.000
- Pembangunan bak air pembagi Rp 2.090.641

Dari perhitungan fisik tersebut, terdapat selisih Rp 183.974.913 karena pekerjaan yang dikerjakan
diluar dari RAB dalam APBDes Baumata TA 2016-2018 dan tidak sesuai mekanisme pengadaan
barang/jasa di desa.
KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
KELOMPOK 2
Muhammad Fazar Riduwan (2010531008)
Fina Adelia (2010532030)
Amalia Imanda (2010533003)

Penghasilan Asli Desa (PAD) dari penjualan air tangki tahun 2016-2018 adalah Rp 294.000.000. Dana
PAD tersebut terdapat dana yang disalahgunakan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh
perangkat desa: Kepala desa (YA), sekretaris desa (JBB), dan bendahara PAD sebesar Rp 146.425.000.

Sesuai kesepakatan Kades YA, Sekdes JBB dan Bendahara PAD mendapatkan dana dari PAD sebesar
Rp 250.000-Rp 500.000 per bulannya dan sebagian dana PAD digunakan juga untuk sumbangan duka,
dipinjamkan kepada perangkat desa lainnya, dan keperluan pribadi perangkat desa Baumata. Dana PAD
yang disalahgunakan oleh Kades dan Sekdes disamarkan dengan menarik dana dari RKD kemudian
disimpan di rekening penampungan atas nama pribadi Kades dan memerintah bendahara PAD untuk
membuat buku penerimaan yang ganda guna mengelabui penerimaan riil PAD.

Anda mungkin juga menyukai