Anda di halaman 1dari 2

Tugas 3 Pendidikan Agama Kristen (MKWU4103)

Nama : Jatmiko Heri Prabowo


NIM : 044743022

1. Pandangan ilmu pengetahuan menurut Alkitab yaitu sejak semula Alkitab tidak menolak
ilmu pengetahuan, tetapi Allah mau manusia berusaha dengan giat mengembangkan ilmu
pengetahuan untuk menolong manusia meningkatkan kehidupannya dalam upaya
memuliakan penciptanya. Dan dalam Alkitab terdapat beberapa keterangan yang sangat
penting bagi para ahli sains. Keterangan-keterangan ini menolong mereka menjawab
ketegangan-ketegangan yang ada antara Alkitab dengan ilmu pengetahuan. Berikut
beberapa keterangan.
a. Alam semesta diciptakan Allah
b. Keadaan dan keterbatasan manusia
c. Awal kemerosotan alam fana
d. Air bah pada zaman Nuh
e. Sejarah Israel
f. Hari pentakosta
g. Kembalinya Yesus ke bumi
h. Hari kiamat
Mempercayai Alkitab sebagai sumber kebenaran
2 Timotius 3:16 menyatakan, “segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untukmemperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran.” Dari sini kita dapat melihat pentingnya Alkitab dalam
kehidupan manusia khususnya anak-anak Allah dan lebih khusus lagi bagi kita mahasiswa
Kristen. Kebenaran mutlak pada Alkitab dapat dipakai sebagai prinsip untuk menunjukan
kebenaran-kebenaran yang ada di dalam ilmu pengetahuan.
2. Sebagai orang Kristen kita dapat menentukan sikap dalam berpolitik sesuai dengan ajaran
Alkitab, banyak tokoh Kristen seperti Dr. T.B. Simatupang tentang keterlibatannya dalam
politik tetapi tetap menjadikan Alkitab sebagai landasan. Kita juga harus dapat menjadi
berfungsi sebagai garam dan terang dunia sebagaimana diajarkan Tuhan Yesus kepada kita
(Matius 5:13-16)
3. 10 usulan sikap dan tindakan yang patut dilakukan dengan benar dalam menghadapi
kemajemukan etnis dan agama :
a. Fundamentalisme agama cenderung meningkat tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di
negara-negara lain. Untuk mengatasinya ialah dengan cara mengampanyekan berbagai
bentuk dan cara mengenai pentingnya kebersamaan yang menonjolkan toleransi dan
hubungan kemanusiaan yang inklusif.
b. Meningkatnya fundamentalisme dan radikalisme bersamaan oleh menguatnya
keyakinan akan adanya kebenaran dan interpretasi teks agama yang tunggal. Untuk
mengatasinya yaitu mengembangkan pluralisme pikiran dan pandangan dalam agama
dan beragama.
c. Ketidakdewasaan dalam beragama menyebabkan mereka mengaku hamba-hamba
Allah yang taat terperosok dalam sikap dan tindakan emosional. Untuk mengatasinya
yaitu memberikan pemahaman bagi para agamawan bahwa kekerasan aktif tanpa
perlawanan dalam bentuk apa pun dengan alasan apapun tidak dibenarkan.
d. Kurang berkembangnya wadah komunikasi atau kerukunan antar agama. Untuk
mengatasinya yaitu dengan mengampanyekan dialog antarumat beragama dan
ketulusan dalam berpartisipasi didalamnya.
e. Berkurangnya ruang publik. Untuk mengatasinya yaitu dengan memberikan
kelonggaran kepada ruang publik yang benar-benar untuk publik.
f. Adanya kehausan akan kekuasaan. Untuk mengatasinya yaitu memilih pemimpin yang
benar-benar bermutu yang patut dan layak.
g. Tidak ada pemisahan antara agama dan negara. Untuk mengatasinya yaitu dengan
membatasi campur tangan agama dalam urusan negara.
h. Tidak ada kebebasan beragama. Usaha mengatasinya yaitu dengan memberikan
pemahaman kepada masyarakat terkait dengan masalah dalam kebebasan beragama.
i. Kekerasan dan penghakiman atas nama agama serta kurangnya penegakan hukum.
Usaha mengatasinya yaitu dengan penegakan hukum tanpa pandang bulu.
j. Pembentukan hukum yang cenderung sektarian. Usaha mengatasinya yaitu dengan
menegakan keadilan kepada semua pihak.
4. Pluralisme keagamaan sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan
penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang
berlain-lainan juga.
Model pluralis hubungan iman Kristen dengan agama dan kepercayaan lain yaitu
kekristenan mengklain kitab sucinya sebagai standar tertinggi, demikian juga agama lain
terhadap kitab sucinya. Memaksakan bahwa agama lainharus menerima Alkitab sebagai
standar tertinggi adalah sama seperti memaksakan Al Quran sebagai standar tertinggi bagi
orang Kristen.
5. Intoleransi beragama adalah sikap atau tindakan terhadap pemeluk agama tertentu semata-
mata karena mereka menganut keyakinan agama yang berbeda dengan keyakinan agama
yang dianut.
Berikut beberapa pokok yang tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan atau sikap
intoleran :
a. Karena kehidupan baragama dalam konteks kebangsaan harus tunduk kepada UU, maka
apabila ada UU tertentu yang terlanggar oleh penganut agama tertentu lalu mendapatkan
tindakan hukum dari pihak berwenang, maka tindakan hukum itu sendiri bukanlah
sebuah tindakan intoleran.
b. Evaluasi atau koreksi teologis, logis, dan historis terhadap ajaran agama tertentu bukan
merupakan ekspresi dari sikap intoleransi beragama.
c. Penyebarluasan ajaran agama kepada pribadi atau kelompok masyarakat dalam koridor
hukum merupakan bagian dari kebebasan beragama dan bukan merupakan ekspresi dari
sikap intoleran terhadap keabsahan agama lain.

Anda mungkin juga menyukai