Anda di halaman 1dari 10

nl-

td.-

ai HUBUi\GAN HUKUN,T INSTITT]SI PENYIDIK


(POLRI, JAKSA, KPK) DALAM
I
o11

o11

ta:
PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KOR.UPSI
Oleh: Juhairiah, SH, MR{, l\'IH.)
{-
tc-
la-
-{bstrak
Tindak pidana korupsi yang terus rnenggurlta di negeri ini, hakekatnya merupakan salah satu tindak
prdana yang dikatagorikan sebagai tran.s rtcttiortct! crinte,s, Sejak Indonesia merdeka, telah banyak
peraturan perundangan yang diberlakukan suna memberantas korupsi" Hingga akhirnya, setelah
memasuki era reformasi tahun 1998. diberlakukan L-ndarts-undaiis lJomor 31 Tahun 1999 tentang
12- Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi vang menggantrkan Undang-itndarrg Nomor 3 Tahun 1971
Tentang Tindak Pidana Korupsi. Tiirdak piciana kor,.ipsr \.a1lr iiiiis menggurita di negeri ini,
to' hakekatnya merupakan salah satu tindak pidana 1,ang drkatag.rrrkan se'oagat trans national crimes.
Sejak Indonesia merdeka, teiah banyak peraturall pet-ut'idan-uait ', airg iirberlakukan guna membe-
rantas korupsi. Bahwa tindak pidana korupsi dikatagorikan pula sebagar "e\ira ordinary criile" atau
ia_ ke.lahatan luar biasa, yang kemudian melahirkan puia institusl var-ig dise'oui Korr-iisi Pernberantasan
Tindak F'idana Korupsi yang dikenal sebagai KPK yang dasar irukuiiiir\ a adalah Undan-e-undang
\omor 20 Tahun 2002Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK). Berdasarkan
rurdang-undang tersebut KPK diberi kewenangan rnelakukan penyrdikan dair penuntutau Lcihadap
peiaku tindak pidana korupsi. Pasca keberadaan KPK, penguatan pernbeiantasall tilrdak prdana
korupsi diimplementasikan melalui konsep perunrlarig-undangan antar"a lain melalur keu elran-qan
hubungan hukum antar penyidik Polri, Kejaksaan dan Komisi Pernberantasan Tindak Pidana Ko-
nipsi (KPK).

Kata kunci : Institusi Fenyidik

or .1-bsi;d;t
Corruption that continiles ineilggut^iid itr lhis cotin{r'y', is essentiaily ane af crirne that at'e
:ategorized as trans-national crintes. Since htdonesics's iitriependence, have many laws enacted to
tornbat corruption. Until.finally, after entering the relot'ni era itt i998, enacted l-atu No" 3l of 1999
r..,n Corruption Eradicatian y,hich replaces Lav'lVo, 3 of 1971 -4bout Corruption. Corruption that

€r continues menggurita in this countty, is essentially orrc of crime that are categorized as trans-
national crimes. Since Indonesia's independetlce, ha-,'e nnny laws enacted to combat corruption.
t6, That corruption is also categorized a.t an "extraordinary ct'inle" exceptional, which gave birth to
i. the institution also called the Corruptian Eradication Contntission, knouln as the Commission on
ka rhe legal basis is Act No. 20 of 2002 on Corruption Eradicatirtn Contntission (KPK). Based on these
t'aws the Commission was given the authority to conduct the investigation and prosectttion of
da perpetrators of coruuption. Post-existence of KPK, strengthening corrwption eradication is
implemented through the concept of legislation, among others, through the authority of the legal
i'elationship between police investigators, attorne,ys and the Corntption Eradication Commission
m ,KPK).

Keyword : Investigutors institwtion

Dosen / Ketua STIH Sunpah Pemuda Paiernbang

1i._:
Jurnul Lex Librum, VoL I, No. 2, Jani 2015, hal" 103 - 112

I. Pendahuluan Hingga akhirnya, setelah memasuki era refor-


Manusia hidup bermasyarakat, berbang- masi tahun 1998, diberlakukan Undang-un-
sa dan bernegara pada dasarnya terikat pada dang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembe-
sistem yang dianut oleh negaranya. lndonesia rantasan Tindak Pidana Korupsi yang meng-
merupakan negara yang berdasarkan atas hu- gantikan Undang-undang Nomor 3 Tahun
l<rcrm (rechtstaat). Maka manusia berkewajiban l97l Tentang Tindak Pidana Korupsi.a
mematuhi hukum yang berlaku.l Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999,
Hukum berisi nilai-nilai dan asas-asas mensiratkan kebenaran bahwa tindak pidana
yang dapat dipahami dari aspirasi hukum yang korupsi dikatagorikan pula sebagai "extra or-
optimal serta merupakan kemauan masyarakat. dinary crime" atau kejahatan luar biasa, yang
Dari kajian para ahli, Hukum memiliki bebe- kemudian melahirkan pula institusi yang dise-
rapa bidang yang diantaranya yakni hukum p- but Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Ko-
idana. rupsi yang dikenal sebagai KPK yang dasar
Hukum pidana adalah semua dasar-dasar hukumnya adalah Undang-undang Nomor 20
dan aturan-aturan yang dianut oleh suatu Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
negara dalam menyelenggarakan keterti- Tindak Pidana Korupsi (KPK). Berdasarkan
ban hukum (rechts-orde) yaitu dengan undang-undang tersebut KPK diberi kewena-
rnelarang apa yang bertentangan dengan ngan melakukan penyidikan dan penuntutan
hukum dan mengenakan suatu nestapa terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
kepada yang melanggar larangan-laru- Selanjutnya untuk proses hukum tindak
ngan tersebut.2 pidana korupsi disebutkan dalam pasal 26 Un-
dang-undang No.31 Tahun 1999, yang dinya-
Selanjutnya perbuatan melanggar terse- takan:
but yang kemudian dikenal sebagai perbuatan "Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksa-
pidana, dan untuk itu pula atas perbuatannya an di sidang pengadilan terhadap tindak
harus dilakukan tindakan hukum bagi pelaku- pidana korupsi dilakukan berdasarkan
nya. berdasarkan hukum acara pidana yang
Dalam hukum pidana, berkaitan dengan berlaku, kecuali ditentukan lain dalam
tindak pidana korupsi tindakan hukum Undang-undang ini."
proses pidana yang akan dilakukan yakni
berkaitan dengan hukum formil atau le- Berpangkal dari bunyr pasal 26 tersebut
bih dikenal dengan hukum acarapidana, dapat dijelaskan bahwa hukum acara yang ber-
di Indonesia yang berlaku adalah Un- laku terhadap tindak pidana korupsi secara
dang-undang No.8 Tahun 1981 Tentang umum diatur dalam KUHAP, kecuali Undang-
Kitab Undang-Undang Hukum^ Acara Pi- undang tindak pidana korupsi menentukan lain
dana, yang disingkat KUHAP.' atau dengan perkataan lain Undang-undang
tindak pidana korupsi mengaturnya secara
Tindak pidana korupsi yang terus meng- khusus.
gorita di negeri ini, hakekatnya menrpakan ss- Secara ringkas dapat disebutkan pada
lah satu tindak pidana yang dikatagorikan se- umunnya proses yang ditempuh bila terjadi
bagai trans national crimes. Sejak Indonesia tindak pidana korupsi arfiaranya proses penyr-
merdeka, telah banyak peraturan perundangan dikan.
yang diberlalcukan guna memberantas korupsi. Menurut Pasal 1 butir 2 KUHAP menye-
butkan;
"Penyidikan adalah serangkaian tindakan
I Bambang Pornomo, Asas-asas Hulatm Pidana, Jakat
penyidik dalam hal dan merurut cara yang di-
ta: Ghalia Indonesia, l996,hal.14
2 atur dalam Undang-undang ini untuk mencari
Moelyalno, Asas-asas Hukum Pidana,lakarta: Rineka
Cipta,2002,hal.8 serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
3
Aswanto Haditomo, Tindakan Hukum Terhadap Pela-
a
ku Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Dara Wacana Press, Moelyono Adipuha, Tindak Pidana Korupsi di Indo-
2008, hal. 59 nesia,Jakarta:: Pamator Press, 2013, hal.64

104
Hubungan tlukum Institusi Fenyidik {Foiri, Jaksa, KPK) Daltm Penyidikan.". Jukairish

JI- membuat terang tindak pidana yang terjadi


rrLr saan surat (pasai 47 KUHAP) rnemintakan ke-
In- ian guna menemukan tersangkanya." terangan hingga membuat berita acara (pasal
Biia mengacu kepada KUHAP, tindakan 75 KUI{AP) urrtuk dilirnpahkan ke penuntut
tJ- penyidikan terhadap tindak pidana ko- umum.
,in rupsi dilakukan oleh pejabat Polisi Ne-
gara Republik Indonesia (pasal 5 ayat (1) II. Permasalahan
)9, KUHAP). lJamun dalam keadaan khusus Terkait penf idikan sebagai r,vujud tinda-
,na iteitentu, dimana tindak pidana korupsi kan hukum terhadap pel:eku tindak piclana ko-
)r- tersebut pembuktiannya sulit maka tin- rupsi yang penegakan hukumnya diatur berda-
no
,.5 dakan penyidikan dapat dilakukan de- sarkan KUF{AF, maka pennasaXahailns'a ba-
]L- ngan membentuk tirn gabungan dibawah gaimana hubungan hukum institusi penyidik
-o- kordinasi Jaksa Agung (pasal 27 Un- (Polri, Jaksa, dan KPK) dalam penyidikan tin-
iar dang-unclang No.3 1 Tahun 1 999).s dak pidana kon;psi ?
r0
lan Selanjutnya menurut pasal 25 Undang- III"Kewememgirm fnsfitmsi Fenyidit< Dalamr
'2n
.indang Nomor 31 Tahun 1999, dinyatakan Tindak Pidana Korupsi
1a- bahwa:
:an "Fenyidikan, penuntutan, dan pemeriksa- A. PenyidiB< {mstitusi Fnlri
an di sidang pengadilan dalam perkara Kervenang&nn.va Fenyidik Foiri yang di-
-t-
ldK tindak pidana korupsi didahulukan dari atur berrlasarkan {"h:dang-trJndang No. 2 Tahun
n- perkara lain guna penyelesaian secepat- 2002 tentang Kepolisian Negara Republik In-
'c-
t1ya." donesia dan {Jrrdang-lJndang No. 8 Tahun
1981 tentan_E KUFIAP. tindakan penlzidik Polri
!a- Maksudnya, apabila terdapat dua perkara dapat berupa keu enallgan pemanu-eilan. pe-
ak atau lebih maka perkara tindak pidana kompsi nangkapan. penahanar-r. penegeiedalran. penyi-
ull i'ang didahulukan. Sekiranva pula ada perkara taal]. penlet'ik.ireir dirn pernbilatan Berita Acara
ng i ang oleh Undang-undan,s dltentukan untuk Perneriksaar i B-\P i sel1a perLr eraharr berkas
1m Jidahulukan, maka mengenai penenruan pno- perkara kepaoa Jak'a Penrinrut Urnum. Hal ini
ritas perkara tersebut diserahkan kepada insti- merupakan uulud rangkaian trndakan hukurn
tusi yang memiliki kewenangan dalam setiap dalarn kerangka peneeakan hulanm telhadap
rut tahapan proses tindakan hukum. pelaku tindak pidarra dalam sistem peradilan
Tahap penyidikan pada dasarnya meru- pidana (crintin ai I us tice systent').
lra pakan tahap awal daiam proses sistem lvlewujudkan sikap penegak hu'kurn yang
l--

: peradilan tindak pidana (crime -iustice tegas, jujur dan konsisten terhadap kehendak
11n system). Penyidik memiliki kewenangan perintah hukurn dan penegakan hukum bagi
1TO
mengungkap tentang suatu dugaan tin- penyidik Polri, diperlukan komitmen moral
lro
dak pidana dengan mengumpulkan bukti yang kuat, agar sebagai penegak hukum memi-
yang terkait dengan tindak pidana yang liki kemarnpuan sikap tindak tersebut, sehing-
da bersangkutan dan untuk menemukan ter- ga dalam perregakan hukum tidak terjadi kera-
rdi sangkanya.6 guan mengambil tindakan yang diyakini kebe-
ri- narannya berdasarkan hukurn. Untuk melaksa-
Berdasarkan pasal 7 KUHAP, penyidik nakan tugas tersebut, penyidik Polri ctriberi ke-
,-e- rnemiliki kewenangan melakukan tindakan hu- wenangan yang bersif,at personal, sebagaimana
kum sejak dari proses penyelidikan, penangka- disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 8
.an pan (pasal 16 dst KUHAP), penahanan (pasal Tahun 1981 tentang KUHAP Pasal 7 Ayat (1)
di- 20 KUHAP), penggeledahan (pasal 32 KU- butir j dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
ari HAP), penyitaan (pasal 38 KUHAP), pemerik- 2002 tentang Kepolisian Negara Republik In-
kti donesia Pasal 15 ayat (1) butir I dan Pasal 18.
' Deno Karnelus, Tindak Pidana Khusus di Indonesia, yang memberi kewenangan "dapat mengambil
Snrabaya: Dharma Press,2009, hal. 15 tindakan lain", dengan "syarat-syarat tertentu"
lbiC.hal.21

1(l_i
Jurnal Lex Librum, Vol. I, No. 2, Juni 2015, hal 103 - 112

dan hal tersebut identik dengan istilah diskresi Pemikiran yang mendukung legitimasi institusi
kepolisian. Polri termasuk didalamnya kewenangan penyi-
Penyidik Polri dalam melaksanakan tu- dik Polri, nampak sangat jelas dalam aplikasi
gasnya diwajibkan berpikir secara logis, kare- pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik
,u *.*l.ru tindakan kepolisian yang dilakukan Indonesia yang bertujuan untuk menjamin ter-
dalam rangka proses penyidikan tindak pidana tib dan tegaknya hukum serta terbinanya ke-
didasarkan kepada peraturan perundang-unda- tentraman masyarakat guna mewujudkan kea-
ngan yang berlaku. Tanggungjawab Penyidik manan dan ketertiban masyarakat dalam rang-
Polri sebagaimana dijelaskan di atas mendasari ka terpeliharufiya keamanan dalam negeri dan
tanggungjawab institusi Polri sebagaimana di- tercapainya tujuan nasional dengan menjun-
atur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun jung tinggi HAM yang berkeadilan'
2002 tertang Kepolisian Negara Pasal 13 dise- Penyidik menurut Pasal 1 angka 1 KU-
butkan :
HAP adalah pejabat Polisi Negara Republik
"Tugas pokok Kepolisian Negara Re- Indonesia atau pejabat pegawai negeri tertentu
publik Indonesia adalah : yang diberi wewenang khusus oleh Undang-
a. Memelihara keamanan dan ketertiban undang untuk melakukan penyidikan. Sedang-
masyarakat. kan menurut pasal 1 angka 2 KUHAP yang di-
b. Menegakkan hukum dan maksud dengan penyidikan adalah serangkaian
c. Memberikan perlindungan, pengayo- tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara
man dan pelayanan kepada lnasyara- yang diatur dalam Undang-undang ini untuk
kat". mencari serta mengumpulkan bukti yang de-
ngan bukti itu membuat terang tentang tindak
Dari ketiga pokok rugas Poiri tersebut. pidana yang terjadi dan guna menemukan ter-
penyidik Polri melaksanakan legaiitas keu'ena- sangkanya.
ngannya. Tertangkapn\:a seorang tersangka pe- Dalam KUHAP, PenYidik memPunYai
laku yan-s diduga melakukan tindak pidana, fungsi atau tugas untuk melakukan penyidikan.
dan diproses hukum berdasarkan tahapan yang Dalam rangkaian dari tugas penyidik tersebut,
ditenrukan KUHAP, merupakan kewajiban pe- penyidik diberikan wewenang untuk mengada-
nyidik untuk rnelaksanakan peranannya seba- kan penyidikan atas pengaduan seseorang atau
gai penegak hukum dan memerangi kejahatan' masyarakat yang telah menganggap atau men-
Tugas penyidik Polri dalam rangka "me- duga telah terjadi suatu tindak pidana di suatu
negakkan hukum" dasar moral normatifnya tempat tertentu di wilayah wewenangnya.
bagi penyidik Polri adalah "keadilan hukum"' Pada hakekatnya dalam KUHAP Yang
Ha1 ini, karena tertulis pada bagian kiri atas berwenang melakukan penyidikan, ada-
setiap berita acara yalg dibuat oleh Penyidik lah pejabat Polisi karena menurut sistem
Polri dengan tulisan "Pro Justitisia". Pro Jus- yang dianut oleh KUHAP dalam hal pe-
tisia merupakan fotmat dalam melakukan tin- nyidikan dilakukan oleh pejabat pegawai
dakan kepolisian terhadap pelaku tindak pida- negeri sipil yang diberi wewenang khu-
na, sejak dari awal proses Penyidikan hingga sus, penyidik dari Kepolisian masih
pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). mempunyai wewenang mengadakan pe-
Penyidik Polri, berkewajiban pula bertindak ngawasan dan koordinasi bahkan mem-
hukum tidak diskriminatif (asas equality be- beri bantuan petunjuk yang diperlukan.
Maka dapatlah dikatakan pejabat Kepoli-
fore the law), dan adil sesuai keinginan hukum
yang bukan saja diekspresikan dalam wujud sian merupakan penyidik tunggal alau
perundang-undangan formal, namun juga da- penyidik utama dalam setiap perkara pi-
lam sikap perilaku penyidik sepanjang proses dana, termasuk kejahatan atau tindak pi-
penyidikan. Hal tersebut dituntut juga dalam dana korupsi.7
pelaksanaan diskresi kepolisian yang belaka-
7
ngan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat E*a Sarworini, Tindakan Hukum Penyidikan Terhq'
berkaitan dengan perwujudan rasa keadilan' dap Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, Surabaya:
Dharma Press, 2005, hal.73

106
Hubungan Llukum lnstitusi Penyidik {Folri, Jsksa, KFK) })alam Penyidik*n ... Julruiriak

Rangkaian tindak penyidikan itu dalam d. Feradilan iiarus cepat, sederhana,


garis besamya dapat dibagi sebagai berikut : biaya ringan, serta jujur.
a" Mencari serta mengumpulkan bukti. e. Penangkapan, penahanan, penggele-
b. Dengan barang bukti diharapkan da- dahan, dan penyitaan hanya dilaku-
pat membantu terang tindak pidana kan berdasarkan perintah tertulis oleh
yang terjadi" pejabat yang diberi rvewenang oleh
c. Tujuan guna menemukan tersangka- Undang-undang.e
nya (pasal 1 angka 2 KUHAP).8
2. Fenangkapan
Feranan penyidik dalarn hal ini berkaitan Penangkapan rneilur-rlt Pasal 1 angka 2rJ
dengan kewajiban dan tugasnya )'ang menda- KUHAP, adalah suatu tindakan penyidik beru-
U- patkan peranan sebagai subjek pandang agar pa pengekangan sementara waktu kebebasan
tik terlaksananya tujuan yang dicita-citakan oleh tersangka atau terdakwa apabila cukup bukti
Iru pembentuk Undang-undang. Dengan demikian guna kepentingan penyidikan atau penuntutan
rg- dalam hal ini peranan tersebut meliputi pera- dan atau pengadilan dalam hal serla menumt
ro-
nan yallg diberikan kepadanya setelah diberla- cal'a yang diatur dalam Undang-undang.
il- kukannya Undang-undang Nomor 8 Tahun Penangkapan daiam KUHAP diatur da-
an 1981, untuk bertindak sehubungan dengan tu- larn pasal i6 sampai dengan Pasal 19 KUHAP.
Ira gas dan kewajibannya di dalarn mengambil ba- Pasal i6 KUHAP" ayat (1) Untuk kepen-
uk sian untr.ik memproses perkara pidana dari se- tingan penyelidik atas perintah penyidik yang
1"'-
menjak seseorang yang disangka melakukan berwenang melakukan penangkapan, ayat (2)
^1.
,dK
suatu tindak perkara. untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan,
3r- Peranan penyidik menurut KUHAP, di penyidik dan penyidik pembantu berwenang
samping melakukan penyidikan juga dapat melakukan penangkapan.
rnelakukan penyelidikan, penangkapan, pena- Pasal l7 KUHAP, "Perintah penangka-
hanan, penggeledahan, penyitaan dan pemerik- pan dilakukan terhadap s€seorang yang diduga
saan tersangka dan para saksi. keras melakukan tindak pidana berdasarkan
bukti permulaan yairg cukup".
1. Penyidikan dan Pen_velidikan
tsahwa penyidikan tindak pidana pada 3. Penahanan
hakekatnya merupakan suatu upa),a penegakan Apabita pen.vidik memandang perlu pe-
hukum yang bersifat pembatasan'penegakan nahanan tersangka karena telah mempunyai
no
.:^
hak-hak warga negara dalam usaha untuk me- br-rkti pemnrlaau r':rirg kuat. bahu'a tersangka
mulihkan terganggunya keseimbangan antara telah melak,"ika;r trndak pidana tefientu yang
- 111
kepentingan individu dan kepentingan umunl karena srt;it tindaxin Ltu. pen-vidik pantas un-
le- uuna terpeliharanya keamanan dan ketertiban tuk nrenren: r.,1ii\ilir. freirahanan.
iai rnasyarakat. \leniu..rt seieiltuan pasal 1 angka 20
iu- Bahu,a di dalam melaksanakan fungsi KLH-{P. peiranalran adaiah penempatan ter-
sih penyidikan, penyidik Poiri berkewajiban mem- sangka atau terdaku a di tempat tertentu oieh
)e- perhatikan asas-asas yang terdapat dalam hu- penf idrk atau penunrut urnum atau hakim de-
m- kum pidana yang menyangkut hak-hak warga ngan penetaparul\.a. dalam hal ini sefta menu-
en.
lregara antara lain : rut cara l.ang diatur oleh Undang-undang ini,
r 1i-
a. Praduga tak bersalah Qtresumption of berdasarkan pasal 20 KUHAP, maka yang ber-
:au
innocence). wenang melakukan penahanan itu adaiah :
pi- b. Persamaan di muka hukum (eguality a. Penyidik atau penyidik pembantu atas
pi- before the law). perintah penyidik guna kepentingan
c" Hak pemberian bantuan penasehat ianjutan.
hukurn. b. Penuntut ilmrlm, guna kepentingan pe-
i;o-
tva: ' Btrdi Riswanda, Tindak Pidana Khusus (Kajian Sosio-
':,_sl.il, n
Jakarta: Duta Print,2009, hal. 104 lbid,hal.12g

r07
Jurnal Lex Librum, VoL I, No. 2, Jani 2015, hal 103 - 112

nuntutan berwenang melakukan pena- geri dan di Lembaga Permasyarakatan iatang


hanan lanjutan. iekali penahanan sementara itu dilalclkan di
c. Hakim untuk kepentingan psmeriksaan tempat lain, kecuali di masa lampau dengan
di Pengadilan berwenang melakukan apa yalg disebut "penahanan sementara".
penahanan dengan P enetaPan'
Dari ketentuan pasal 18 ayat (2) dan pa- 4. Penggeledahan
sal2layat(2) KUHAP, dapat diketahui bahwa KUHAP membedakan Penggeledahan
badan dan penggeledahan rumah. Yang dimak-
cara melakukan penahanan bagi penyidikan
ada terdapat dua macam, yaitu penahanan de- sud dengan penggeledahan badan merupakan
,rgu, ,rtut perintah dan tanpa surat perintah' tindakan penyidik untuk mengadakan pemerik-
Penahanan tanpa surat perintah penyidik saan badan dan atau pakaian tersangka untuk
dapat dilakukan dalam hal orang yang rnencari benda yang diduga keras adapadaba-
*.lukokutt tindak pidana dalam keadaan dannya atau di bawanya serta untuk disita. Se-
tertangkap tangan. Penangkapan dengan dangkan penggeledahan rumah merupakan
surat perintah penyidik adalah terhadap tempat tertutup lainnya untuk melakukan tin-
tersangka yang didugaberat dengan me- dakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan
menuhi syarat, yaitu cukup bukti permu- atau penangkapan dalam hal dan menurut cara
I 1

laatyangkuat dan cukup dengan alasan yang'diatur daiam KUHAP.


adanya kekhawatiran pada tersangka Oleh karena pentingnya penggeledahan
akan melarikan diri, merusak atau meng- itu dalam usaha untuk menemukan bukti-bukti,
hilangkan barang bukti dan diduga akan maka dapat dimengerti kalau para penyidik
*.nfrrlurgi tagiiindak Pidana.
ro
perkara pidana dalam usahanya mencari bukti-
bukti sering memasuki kediaman atau tempat
Hukum diciptakan untuk menserasikan tinggal soseorang tanpa izin terlebih dahulu,
artara kedua kepentingan pokok, yaifii antata dalam keadaannyayang sangat perlu dan men-
kepentingan kemerdekaan bagi watga negata- desak.
nya secara pribadi dengan kepentingan masya-
rakat demi ketertiban pergaulan hidupnya' 5. Pemeriksaan Tersangka dan Para Saksi
Dalam rangka penyerasian kedua kepen- Secara garis besarnya pemeriksaan itu
tingan tersebut, titik tolak keseimbangannya dapat kita bagi menjadi dua, Yaitu ;

harus sesuai dengan kenyataan, bahwa proses a. Pemeriksaan Pendahuluan.


pidana dimulai saat adanya persangkaan terha- b. Pemeriksaan Pengadilan.
dup t"t"ot*g. Justru demi keserasian itu pula Selanjutnya, dalam memperjelas hak ter-
KUHAP telah memberi landasan hukum terha- sangka menurut pasal 50 KUHAP diuraikan
dap adanya Penahanan. hal-hal sebagai berikut :
Dalam hal Penahanan, KUHAP menggo- a. Tersangka berhak segera mendapat pe-
longkan adanya tiga jenis penahanan sebagai- meriksaan oleh penyidik dan selanjut-
** dinyatakan dalam pasal22 ayat (1), yak- nya dapat diajukan kepada Penuntut U-
ni: mum.
a. Penahanan di rumah tahanan negara' b. Tersangka berhak perkaranya segsra
b. Penahanan rumah. diajukan ke Pengadilan oleh Penuntut
c. Penahanankota. Umum.
Jenis penahanan yang diatur oleh pasal c. Terdakwa berhak segera diadili oleh
22 ayat (1) KUHAP tersebut menrpakan suatu Pengadilan.
hal yang baru dalam hukum Acara Pidana kita
karena tentang penahanan di Indonesia sebe- B. Penyidik Institusi Kejaksaan
lumnya hanya dilaksanakan di tempat penaha- Dalam KUHAP biasanya yang dimaksud
nan yang tersedia di Kantor Kejaksanaan Ne- sebagai penyidik adalah institusi Polri' Se-

'o Ir*an Sitompul, Hukum Acara Pidana Pidana di In' " Rahayu Natalia, Prinsip Penerapan KUHAP, Yogya-
karta: Jakal Press, 201 l, hal. 59
dones ia, J akarta; Intermasa, 2007, ha1' 68

108
,Iuhairiah
Efiigon Ethun Indxllrii Penyidih (Polti, Jakso' KPK) Dalam Penyidikan "'

merupakan instiiusi Pe- Tindak Pidana Korupsi (KPK) terkait pembe-


i -::-JNaI1 Kejaksaan
;
I ",-t.i1-1I umntn. rantasan tindak pidana korupsi, secara kelem-
1 \atnun dalam hal tindaltan hukum yang bagaan KPK melengkapi kemauan masyarakat
berkaitan dengan proses hukum tertrariap ug* o"gura memiliki political will yanglaat
trndak pidana Korupsi pada tahap penyi- melakukan tindakan dan upaya hukum' Menu-
dikan, berdasarkan pasatr 39 Undang-un- rut pasal 3, Komisi Pemberantasan Korupsi
dang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang adalah lembaga negara yang dalam melaksana-
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi kan tugas dan wewenangnya bersifat inden-
bahwa; Jaksa Agung mengkoordinasikan penderr dan bebas dari pengaruh kekuasaan
dan mengendaiikan penyelidikan, penyi- manapun.
,likan dan penuntutan tindak pidana ko- Menurut pasal 7 Undang-undang Nomor
rupsi yang dilakukan bersama-sama oleh 30 Tahun 2002, disebutkan, dalam melaksana-
oiang yang tunduk pada Peradilan lJ- kan tugas koordinasi sebagaimana dimaksud
mum dan Peradilan Militer' Dalam pen- dalam pasal 6 huruf atau, Komisi Pemberanta-
jelasan pasatr ini, peranafl Jaksa dikaitkan san Korupsi berwenang :
dengan Undang-undang kejaksaan yang a. mengkoordinasikan penyelidikan, pe-
berlaku"l2
nyidikan, dan penuntutan tindak pidana
koruPsi;
Dengan dikeiuarkannva {'Jndang-undang b. menetapkan sistem pelaporan dalam
Kejaksaan Re- kegiatan pemberantasan tindak pidana
",.,1ror 15 Tahun 2004 Tentang
',ibhk lndonesia berdasarkan pasal 30 ayat (1)
pidana, Kej aks aan merlprin:'/ai tugas c. Ii#.l"? informasi tentang kegiatan
- ib irlang
r

pemberantasan tindak pidana korupsi


-,,,, .o.**irang, butir d. melakukan 1:enyidikan
kepada instansi Yang terkait;
:riradap tindak pidana lefientu berrlasarkatr
:'Ldang-undang.
d. melaksanakan dengar pendapat atau
pertemuan dengan instansi yang berwe-
Dalam penjelasan pasal tni' terkait de-
nang melakukan pemberantasan tindak
. ran tindak pidana Korupsi mal1pLi11 Undang-
pidana koruPsi; dan
.,-rdang Nomor 20 Tahun 2002 Tentat.rg Kon.li-
!. Petnberantasan Tindak Pidana Ktrrilpsl e. meminta laporan instansi terkait me-
ngenai pencegahan tindak pidana ko-
KPK) maka kewewenang Jaksa t.nelah'tkail
..sas koordinasi sebagai mana ptlia rai"l it-
ruPsi.
pasal 33 Undang-undang Nomor 16 Keberadaan KPK yang memiliki tugas
'rur dalam penyidikan, yang secara khusus dalam hal tin-
Tahun 2AQ4. Artinya, hubungan kerla sa'tl'i
.;rsebut dilakukan melalui koordinasi horlson- duk hukum terhadap tindak pidana korupsi,
n "
dimunglinkan akan menimbulkan implikasi
:.l1 dan vertikal secara berkala dan berkesinam-
:- lungan dengan tetap menghormati fungsi' nr- kewenangan secara institusional dengan tugas
i- dan wewenang masing-masing, sebagai Polri yang juga melakukan kewenangan pe-
-ras nyidikan auturn tindak pidana korupsi, meski-
.pu.ru untuk memperlancar upaya penegakan
nuk ro sesuai dengan asas cepat, sederhana pun dalam hal ini Undang-undang Nomor 30
a dan biaya ringan serta bebas, jujur, dan tidak iahun 2002 tersebut memerintahkan aspek ko-
It memihak dalam penyelesaian perkara''
3
ordinasi maupun suPervisi.
SelanjutnYa, menurut Pasal 8,
(1) Dalam melaksanakan tugas supervisi
C. Penyidik Komisi Pemberantasan Tindak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
Pidana KoruPsi (KPK)
Berlakunya Undang-undang Nomcr 30 huruf b, Komisi Pemberantasan KoruP-
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan si berwenang melakukan pengawasan,
d
penelitian atau penelaahan terhadap
: Hamdani lskak, Dinamika Penegctkan tr-Iukwm T"indak
instansi yang menjalankan tugas dan
wewenangnya yang berkaitan dengan
Piclana Korttpsi,Bandung: Pajajaran Press, 2011, ha1'38
t Riyani, Tindakan dan (Jpaya Hukum Kejaha-
pemberantasan tindak pidana korupsi'
-\ndini
'-;'t Korttpsi,Jakarla: Wacana Media Fress, 2-fi13' iial 83

109
Jurnal Lex Librum, l/ol, I, No. 2, Juni 2015, hal 103 - 112

dan instansi yang dalam melaksanakan laksanakan secara baik dan dapat diper-
pelayanan publik. tanggung jawabkan.
(2) Dalam melaksanakan wewenang seba- Pengambil alihan tersebut secara prose-
gaimana dimaksud pada ayat (1), Ko- dur disebutkan dalam Pasal 10; bahwa, Dalam
misi Pemberantasan Korupsi berwe- hal terdapat alasan sebagaimana dimaksud da-
nang juga mengambil alih penyidikan lam Pasal 9, Komisi Pemberantasan Korupsi
atau penuntutan terhadap pelaku tindak memberitahukan kepada penyidik atau penun-
pidana korupsi yang sedang dilakukan tut umum untuk mengambil alih tindak pidana
oleh kepolisian atau kejaksaan. korupsi yang sedang ditangani.
(3) Dalam hal Komisi Pemberantasan Ko- Secara teknis, prosedur proses penyidi-
rupsi mengambil alih penyidikan atau kan yang dilakukan KPK harus sesuai keten-
penuntun, kepolisian atau kejaksaan tuan yang diatur KUHAP.
wajib menyerahkan tersangka dan selu- Menurut Pasal 39:
ruh berkas perkara besefta alat bukti (1) Penyelidikan, penyidikan, dan penun-
dan dokumen iain yang diperlukan pa- tutan tindak pidana korupsi di-lalarkan
ling lama 14 (empat belas) hari kerja, berdasarkan hukum acara pidana yafig
terhitung sejak tanggal diteritnanva berlaku dan berdasarkan Undang-un-
permintaan Komisr Pemberantasan Ko- dang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
rupsi. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(4) Penyerahan sebagaimana dirnaksud pa- sebagaimana telah diubah dengan Un-
da ayat (1.) dilakukan dengan membuat dang-undang Nomor 20 Tahun 2001
dan menandatangani berita acara pe- Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
nyerahan pada saat penyerahan tersebut Korupsi, kecuali ditentukan lain dalam
beralih kepada Komisi Pemberantasan Undang-undang ini.
Korupsi. (2) Penyelidikan, penyidikan, dan penun-
Kemudian kewenangan KPK lebih lanjut, tutan sebagaimana dimaksud pada ayat
dapat melakukan pengambilalihan perkara atau (1) berdasarkan perintah dan bertindak
kasus tindak pidana korupsi . untuk dan atas nama Komisi Pembe-
Menurut pasal 9: Pengambil alihan pe- rantasan Korupsi.
nyidikan dan penuntutan sebagaimana dimak- (3) Penyelidik, penyidik, dan penuntut
sud dalam Pasal 8, dilakukan oleh Komisi umum yang menjadi pegawai pada Ko-
Pemberantasan Korupsi dengan alasan : misi Pemberantasan Korupsi, diberhen-
1. Laporan masyarakat mengenai tindak tikan sementara dai instansi kepolisian
pidana korupsi tidak ditindak lanjuti; dan kejaksaan selama menjadi pegawai
2. Proses penanganan tindak pidana ko- pada Komisi Pemberantasan Korupsi.
rupsi secara berlatut-larut atau terfun- Dalam rangka pemberantasan tindak pi-
da-tunda tanpa alasan yang dapat diper- dana korupsi KPK dapat melakukan kerjasama
tanggung jawabkan; dengan institusi lainnya.
3. Penanganan tindak pidana korupsi di- Berdasarkan pasal 4l Undang-undang
tujukan untuk melindungi pelaku tin- Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
dak pidana korupsi yang sesungguh- Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diu-
nya; bah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun
4. Penanganan tindak pidana korupsi me- 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
ngandung unsur korupsi; Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi dapat
5. Hambatan penanganan tindak pidana melaksanakan kerjasama dalam penyelidikan,
korupsi karena campur tangan dari ek- penyidikan, dan penuntutan tindak pidana ko-
sekutif, ludikatif, atau legeslatif; atau rupsi dengan lembaga penegak hukum rLegaru
6. Keadaan lain yang menurut pertimba- lain sesuai dengan peraturan perundang-unda-
ngan kepolisian atau kejaksaan, pena- ngan yang berlaku atau berdasarkan perjanjian
nganan tindak pidana korupsi sulit di- internasional yang telah diikuti oleh Pemerin-

110
Hubitngcn 17akam Institusi Penyidik (Pole"i, Juksu, I{PK) Dalam Penyiriikan,..,

!l- i.ririlepublik indonesia. gu kewenangan rleir)/idik sebagai diaiur <lalarr


Selanjutnya menurut Pasal 42: Komisi KUHAP" ha1 tersebut justru menjadi hal yang
!t_ P ;rnberantasan Korupsi berwenang mengkoor- diutamakan daiam rangka legitimasi hukurn
lm iinasikan dan mengendalikan penyelidikan, pe- hubungan antar institusi penyidik tersebnt.
la- li idikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi Bahkan peranan l{PK seridiri dalam hal peni-
:si ,ang diiakukan bersam-sama oleh orang yang berantasan Korupsi dapat memerankan sekah-
m- ,unduk pada peradilan militer dan peradilan gus kewenangan penuntut umum. -iehingga se-
na .1r11Um. cara hukum pula clirnungkinkan n"renirnbulkan
Selanjutnya hubungan hukurn antar insti- konflik kewenangan. dimana masing-masing
Ji- lsi antara penyidik Polri, penyidik Kejaksaan institusi berdasarkan masing-inasing unclang-
t1-
jan KPK, menurut Pasal 50 dijelaskan sebagai undang yang masih bel'laku, niemberikan oto-
:erikut; ritas penyidikan.
(l) Dalarn hal suatu tindak pidana korupsi Secara keselumhan hubungan hukum an-
tll- terjadi dan Komisi Pemberantasan Ko- tar institusi penyidik dalarn penyidikan tindak
an rupsi belum melakukan penyidikan, se- pidana korupsi telah demikian jelas. Afiinya,
ng dangkan perkara oleh kepolisian atau pembatasan-pemtratasan kewenangan telah di-
.n- kejaksaan, instansi tersebut wajib atur KLIHAP seita {,-Indang-undang terkait tin-
nc' nreinberitahukan kepada Komisi Pem- dak pidana Kclr-rpsi. Tennasuk ketika suatr-r
rsi berantasan Korupsi paling lambat 14 tindak pidana kor-rrpsi ilapat ditangani oleh pe-
n- (empat belas) hari kerja terhitunq seiak nyidik KPK. acuannr,ia sudah cukup.jelas legi-
l1 tanggal dimulainya penl,idikan. ttmasinva -s:fia hul,.ungap hukgmn,a, ketika
na (2) Penyidikan yang dilakukan oleh kepo- harus ntehbltk:it itrri"rdik Pciri inaupuil pe-
:I11
lisian atau kejaksaan seba_eai mana di- nr idrk Ketaksaan
maksud pada ayat (1) wajib dilakukan Sebasal s.ii'an. rlalia glrna ntenghr:dari
n- kcordinasi secara terus menerus de- kemungkinau a!1an\ a kont*Lik institr-tsr seEama
'at ngan Komisi Pemberantasan Korupsi. penf idik. maka. brla masrng-masiitg instirusr
ak (3) Dalam hal Komisi Pemberantasan Ko- dalarn melakukait tindakan hukurn penvidikan
rupsi sudah mulai melakukan penyidi- terhadap peiai;u trndak prdana konrrrsi landa-
kan sebagaimana dimaksud pada ayat san hukum yang paiing pokok 1.akri KL HAP.
ut (i), kepolisian atau kejaksaan tidak serta LJndang-unciang Tiridak Pidana Koiupsi.
o- berwenang lagi melakr-rkan penvidikan. dengan memperhatikan asas-asas hukuin bah-
n- (4) Dalam penyidikan dilakukan secara wa undang-undang yang bersifat khusus dapat
2n bersamaan oleh kepolisian dan/atau mengenyampingkarr undang-undang yang ber-
ai keiaksaan dan K.omisi Pemberantasan sifat umurr. Dan dengan dernikian proses hu-
Korupsi, penyidikan yang diiakukan kum penerapan hukum tidak akan terganggu
)i- oleh kepolisian atau kejaksaan tersebut dengan adanya inx.erpretasi yang salah.
1a segera dihentikan. Untuk itu pula rnaka diperlukan adanya
keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan dari
to I\'" Penutup seluruh institusi terkait daiarn pelaksanaan
in Mencermati pokok-pokok uraian seba- proses hukum penyidikan. Adanya keterpadu-
u- _raimana tersirat dalam pasal-pasal maupun an dan kebersamaan dalam usaha-usaha pent-
1n
'-redelasan Undang-undang Nomor 2 Tahun berantasan tindak pidana korupsi sangatlah
1a 1002 Tentang Kepolisian Negara, Undang-un- penting. Artinya dengan ketetpaduan dan ke-
at dang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejak- bersamaan tersebut paling tidak, peluang mau-
n, saan, lJndang-undang Nomor 30 Tahun 2002 pun kesempatan bagi para koruptor untuk me-
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana loloskan dirinva dari peraturan hukum makin
ta Kompsi (KPK), tugas koordinasi penyidikan sempit.
a- ialarn perkara korupsi sejauh tidak menggang-
m
1-

111
Jurnal Lex Librum, Vol. I, No. 2, Juni 2015' hal. 103 ' 112

Daftar Pustaka

Andini Riyani, Tindakan dan Upaya Hukum Kejahatan Korupsi, Jakarta: Wacana Media Press,
20r3
Aswanto Haditomo, Tindakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Dara
Wacana Press, 2008
Bambang Pomomo, Asas-asas Hukum Pidana, Jakafia : Ghalia Indonesia, 1996
Budi Riswanda, Tindak Pidana Khusus (Kojian Sosiologis), Jakafta: Duta Print, 2009
Deno Kamelus, Tindak Pidana Khusus di Indonesia, Surabaya: Dharma Press, 2009
Ema Sarworrm, Tindakan Huktmr Penfidikan Terhadap Tindak Pidana Korupsi di Indonesia,
Surabaya: Dharma Press. 2005
Hamdani Iskak, Dinamika Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Bandung: Pajajaran Press,
20ll
Irwan Sitompul, Hukum Acat'a Pidana Pidana di Indonesia, Jakarta: Intermasa,2007
Moelyatno , Asas-esas Hukum Pidana, Iakatta: Rineka Ctpta,2002
Moelyono Adiputra, Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, Jakarta'. Pamator Press, 20i3
KUHAP
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 T entang Kepolisian Negara
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 terfiang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(KPK)

tt2

Anda mungkin juga menyukai