Anda di halaman 1dari 10

SHARING JURNAL

EFFECT OF ACUPRESSURE ON SLEEP QUALITY OF MIDDLE-AGED


AND ELDERLY PATIENTS WITH HYPERTENSION

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Departemen Gerontik yang dibimbing oleh
Ns. Annisa Wuri Kartika, S. Kep. M.Kep.

Oleh :

Samuel Bayu Santosa H.S


200070302111016
Kelompok 2B

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
JURNAL

1.1 Identitas Jurnal


1.1.1 Judul jurnal :
Effect of acupressure on sleep quality of middle-aged and elderly patients with
hypertension
1.1.2 Penulis :
Li-Wei Zheng , Yao Chen, Feng Chen, Ping Zhang, Li-Fang Wu
1.1.3 Penerbit : Elsevier
1.1.4 Tahun terbit : 2014

1.2 Latar Belakang Jurnal


Hipertensi adalah salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada
populasi lansia dan merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit
cardioserebrovaskular yang dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia.
Hipertensi memiliki tingkat insidensi yang tinggi di Cina, dan jumlah orang yang
didiagnosis penyakit ini diperkirakan akan bertambah terus menerus seiring
berjalannya waktu. Dengan berkembangnya penyakit hipertensi ini, pasien mungkin
akan mengalami berbagai gangguan tidur. Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa 63,93% pasien lansia dengan hipertensi mengalami gangguan tidur (Cheng et
al., 2010). Gangguan tidur yang serius dapat mempengaruhi tekanan darah pada
pasien yang menderita hipertensi, memperburuk kondisi hipertensi dan mengganggu
kontrol tekanan darah. Selain itu, gangguan tidur juga merupakan salah satu faktor
risiko independen untuk terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskular lainnya seperti
penyakit jantung koroner dan stroke. Pengobatan klinis yang umum dilakukan untuk
mengatasi hipertensi pada pasien dengan gangguan tidur adalah pemberian
hipotensor dalam kombinasi dengan obat tidur. Namun, perawatan medis tersebut
apabila dilakukan dalam jangka panjang akan memiliki banyak kekurangan, seperti
kepatuhan yang buruk, dan reaksi efek samping yang cukup merugikan. Oleh karena
itu, hal ini merupakan kepentingan bersama untuk mengeksplorasi pengobatan non-
farmakologis guna mengatasi gangguan tidur pada pasien hipertensi yang aman,
efektif, nyaman, dan ekonomis. Penelitian ini didasarkan pada teori Tradisional
Meridian Cina dimana dilakukan intervensi akupresur selama empat minggu yang
diterapkan untuk mengobati gangguan tidur pada pasien hipertensi berusia separuh
baya dan lansia.
1.3 Subjek dan Metode
1.3.1 Subjek
Pasien dengan hipertensi primer (Grade 1 dan 2) direkrut dari instalasi rawat
jalan Kardiologi di rumah sakit umum tingkat III di Provinsi Fujian dari bulan April
sampai Desember, 2013. Kriteria diagnostik hipertensi didasarkan pada "Pedoman
Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi di Cina". Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1) Mengeluhkan adanya gangguan tidur, dengan hasil skor
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) > 7; (2) Usia ≥45 tahun dengan pendidikan
minimal sekolah dasar; (3) Tidak mengkonsumsi obat tidur; (4) Tidak mendapatkan
terapi akupunktur atau terapi pijat Acupoint dalam waktu seminggu sebelum
pelaksanaan peneltian; (5) Setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian. Sedangkan
kriteria eksklusinya adalah sebagai berikut: (1) Diagnosis hipertensi sekunder; (2)
Memiliki riwayat penyakit jantung, hati, ginjal, kerusakan fungsi otak, diabetes atau
komplikasi serius lainnya sebelumnya; (3) Memiliki gangguan komunikasi, gangguan
mental, gangguan kepribadian, kecerdasan atau keterbelakangan lainnya yang tidak
dapat diselesaikan; (4) Penyakit kulit atau kerusakan kulit yang parah di treatment
area.
Dalam studi ini, peneliti merekrut 75 subyek/responden yang memenuhi kriteria
seperti yang dijelaskan di atas untuk penelitian ini. Responden secara acak dibagi
menjadi kelompok eksperimental dan kontrol. Responden diberi nomor secara
berurutan sesuai dengan jumlah urutan pasien rawat jalan. Responden nomor ganjil
diklasifikasikan kedalam kelompok eksperimental, dedangkan responden dengan
nomor genap diklasifikasikan kedalam kelompok kontrol. Sebanyak 38 responden
direkrut untuk kelompok eksperimen, dan 37 responden direkrut untuk grup kontrol.
Tidak ada perbedaan usia, jenis kelamin, patogenesis, antihipertensi, tekanan darah
atau Skor PSQI antara kedua kelompok (p > 0,05; Tabel 1).

1.3.2 Metode
1.3.2.1 Treatment Konvensional dan Panduan Kesehatan
Semua responden menerima perlakuan konvensional dan bimbingan
kesehatan. Responden diperlakukan dengan memberikan kombinasi obat atau obat
tunggal seperti Levamlodipine Besylate, Hidrogen Chlorothiazide, Perindopril,
Telmisartan, Valsartan, dll. Panduan Kesehatan juga diberikan kepada para
responden, meliputi informasi tentang perbaikan gaya hidup, pantangan alkohol,
penurunan natrium, asupan lemak jenuh dan volume lemak, serta olahraga teratur.
Responden juga diberikan edukasi tentang bagaimana menetapkan siklus tidur yang
baik, yaitu: 30 menit tidur siang di siang hari dan tidur tepat waktu pada malam hari.
Responden didorong untuk menghindari aktivitas mental atau fisik yang intens
sebelum tidur, menahan diri untuk makan terlalu banyak, minum kopi, teh atau
minuman lainnya yang kaya kafein. Selain itu, pentingnya menjaga keseimbangan
psikologis dan meringankan stres juga ditekankan pada sesi ini.

1.3.2.2 Treatment Akupresur


Kelompok eksperimental menerima treatment akupresur di samping
pengobatan konvensional dan bimbingan kesehatan. Pilihan titik acupoint yaitu pada
titik Shenmen (Jantung) dan Taixi (Ginjal). Area shenmen terletak pada lekuk sisi ulnar
lipatan pergelangan tangan dan pada tepi radial dari tendon m. karpi ulnaris.
Sedangkan area taixi terletak diantara tendon Achilles dan malleolus internus, setinggi
bagian prominens dari malleolus internus. Sebelum pelaksanaan treatment,
responden diinstruksikan untuk mencuci tangan, memotong kuku dan memposisikan
diri senyaman mungkin. Area Shenmen dan Taixi ditekan menggunakan jempol pada
titik titik akupunkturnya. Area yang diposisikan 2 cm dari titik itu digosok ritmik dengan
kekuatan sedang yang berasal dari lengan dan pergelangan tangan. Gaya ini
diperkuat secara bertahap sampai pasien merasakan rasa sakit, kekenyalan, dan
bahkan kehangatan. Akupresur ini dilakukan 5 menit per area, sekali atau dua kali per
hari (sebelum istirahat siang dan tidur malam, total 40 menit per hari). Pelaksanaan
intervensi berlangsung selama empat minggu.

1.3.2.3 Panduan Akupresur Pasien dan Penilaian


Sebelum dilakukan intervensi akupresur, responden diberi penjelasan terkait
dengan metode pemilihan Acupoint, keterampilan akupresur dan poin poin penting
akupresur. Poin akupresur ditunjukkan dalam bentuk kartu kecil agar penyampaian
lebih efektif.
Dalam fase ini responden diberikan pelatihan/ demonstrasi secara step by step
mengenai pemilihan area acupoint yang disertai dengan ilustrasi. Subjek kemudian
didorong untuk menemukan area acupoints secara mandiri di bawah bimbingan
peneliti. Para peneliti meminta responden untuk mengevaluasi perasaan mereka
selama proses akupresur.
Latihan penguasaan teori dan penilaian dilaksanakan setelah responden
diberikan pelatihan mengenai pemilihan acupoint dan metode treatment. Responden
menguasai akupresur melalui praktek berulang-ulang sampai mampu melakukan itu
secara mandiri tanpa bimbingan. Penguasaan akupresur oleh responden akan
dievaluasi sesuai dengan standar penilaian yang ditetapkan oleh para peneliti dan
spesialis pijat. Penilaian dilakukan dua kali. Responden harus mendapatkan skor ≥80
pada kedua penilaian sebelum dinyatakan telah menguasai metode akupresur.
Pemantauan kepatuhan responden dimonitoring seminggu sekali,
sekaligusuntuk menilai dan mengevaluasi metode akupresur. Responden juga akan
difollow up dua kali seminggu melalui telepon untuk mengingatkan mereka melakukan
self treatment/melakukan teknik akupresur tepat waktu. Para peneliti juga
menyediakan “akupresure diary” bagi kelompok eksperimental yang bertujuan untuk
mengawasi dan mendokumentasikan self treatment yang dilakukan responden.
Kepatuhan subyek dihitung dengan menggunakan waktu operasi aktual/28%. Dalam
studi ini, tingkat pengisian buku harian adalah 100% dan tingkat pelaksanaan self
treatment oleh responden adalah 86%.

1.3.2.4 Indikator Evaluasi


a. Tekanan Darah
Tekanan darah responden diukur oleh Omron Sphygmomanometer elektronik
setelah bangun di pagi hari. Selama penelitian ini, responden diminta untuk
melakukan pengukuran tekanan darah sebanyak lima kali, yaitu pada saat
sebelum melakukan intervensi, minggu 1, minggu 2, minggu 3 dan minggu 4 dan
setelah intervensi. Tekanan darah diukur 2 kali dengan interval 1-2 menit pada
setiap kali pemeriksaan. Analisis varians data pengukuran berulang digunakan
untuk membandingkan perbedaan tekanan darah antara dua kelompok sebelum
dan sesudah intervensi.
b. Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh (PSQI)
PSQI digunakan untuk menilai kualitas tidur rsponden. 17 item penilaian dalam
penelitian ini digabungkan menjadi enam komponen: kualitas tidur, waktu tidur,
waktu tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur dan disfungsi siang hari. Setiap
komponen menggunakan Skala Likert 4 grade skor (0 sampai 3). Semakin tinggi
PSQI, semakin buruk kualitas tidurnya. PSQI > 7 dianggap menunjukkan
gangguan tidur. Para peneliti membimbing responden secara satu per-satu tentang
bagaimana menggunakan PSQI pada sebelum dilakukan intervensi dan setelah
dilakukan intervensi selama 4 minggu. Setiap kuesioner yang terlewatkan atau
salah dalam pengisian akan ditindaklanjuti dalam waktu tertentu untuk mengontrol
kualitas kuesioner.

1.3.2.5 Metode Statistic


Data dianalisis menggunakan SPSS 16,0. Uji T Test digunakan untuk data
pengukuran dengan distribusi normal, jika tidak, akan dilakukan rank sum test (hasil
yang diungkapkan dengan median). Data pengukuran berulang, seperti perbandingan
nilai tekanan darah, dianalisis dengan analisis varians pengukuran berulang.

1.4 Hasil
1.4.1 Perbandingan Tekanan Darah antar Kelompok Sebelum dan Sesudah
Intervensi
Terdapat perbedaan yang signifikan antara dua kelompok dalam segi waktu,
pengelompokan, waktu interaksi dan pengelompokan faktor dalam tekanan darah
sistolik (Systolic Blood Pressure) setelah dilakukan analisis varians pengukuran
berulang (p < 0,01; Tabel 2). Tekanan darah sistolik memiliki kecenderungan untuk
berubah seiring berjalannya waktu antara kedua kelompok. Namun, tidak ada
perbedaan yang signifikan dari tekanan darah diastolik (Diastolic Blood Pressure)
antara kedua kelompok.

1.4.2 Perbandingan PSQI antar Kelompok Sebelum dan Sesudah Intervensi


Dibandingkan dengan pra-intervensi, Skor PSQI di kedua kelompok lebih
rendah setelah intervensi (p < 0,01; Tabel 3). Namun, Skor PSQI kelompok
eksperimental berkurang secara signifikan lebih dari kelompok kontrol (p < 0,01; Tabel
3).
1.5 Pembahasan
Treatment akupresur, yang juga dikenal sebagai pijat acupoint, mengacu pada
pelaksanaan yang dilakukan staf medis menggunakan jari mereka untuk memberikan
tekanan acupoint yang berbeda secara langsung pada permukaan tubuh pasien
tergantung pada penyakit pasien untuk mengobati penyakit (Liu et al., 2010). Metode
akupresur ini dicetuskan pertama kali dalam buku kuno "Ling Shu" di mana metode ini
digambarkan sebagai penekanan jari pada acupoints untuk memulihkan qi (aliran
bioenergy tubuh) melalui rangsangan yang diberikan ke meridian (jalur jalan qi yang
tersebar dalam tubuh). Perawatan akupunktur, menggunakan teknik untuk
merangsang secara tidak langsung area/titik pada meridian yang memungkinkan
untuk mengalirkan Qi dan darah dengan lancar. Treatment ini juga berperan pada
proses transmisi dan refleksi meridian dalam menyesuaikan fungsi viscera.
Pengobatan modern telah menunjukkan bahwa stimulasi yang kuat dari acupoints
dapat menghambat fungsi korteks serebral, sementara stimulasi pijat lembut berirama
dapat membuat gelombang Alfa lebih kuat, memperoleh ketenangan, menghilangkan
ketegangan dan kelelahan otak (Wang et al., 2010). Selain itu, akupresur juga dapat
meningkatkan pelepasan serotonin yang dapat mempengaruhi tubuh untuk lebih rileks
dan mempermudah tidur (Tsay et al., 2003). Oleh karena itu, penggunaan metode
akupresur untuk meningkatkan tidur pasien dengan hipertensi adalah pilihan yang
layak.
Berdasarkan hasil tabel 2, terdapat perbedaan yang signifikan dalam tekanan
darah sistolik antara kedua kelompok di waktu yang berbeda. Tekanan darah sistolik
kelompok eksperimental secara signifikan lebih rendah daripada kelompok kontrol
setelah intervensi. Oleh karena itu, akupresur dapat secara efektif menurunkan SBP
pada pasien separuh baya dan lansia dengan hipertensi, serta membantu
meningkatkan efek antihipertensi. Kualitas tidur dan tekanan darah mempengaruhi
satu sama lain. Peningkatan kualitas tidur pasien juga dapat membantu mengurangi
tekanan darah (Li et al., 2007). Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa pijat titik
akupunktur dapat membantu efek dari pengobatan antihipertensi. Menekan acupoint
dapat menstimulus aliran qi meridian dan darah, menyesuaikan Yin dan Yang, dan
membuat tekanan darah kembali normal (Yin et al., 2007). Pijat itu sendiri dapat
mengendurkan otot, meringankan ketegangan, melebarkan pembuluh darah di
sekitarnya, mengurangi resistensi sirkulasi perifer, sehingga juga berpengaruh pada
penurunan tekanan darah. Penelitian medis modern juga menemukan bahwa dengan
menstimulasi acupoint dapat menormalkan faktor saraf dan humoral, dan melebarkan
pembuluh darah (Zhang et al., 2006). Namun, metode akupresur tidak dapat
menurunkan tekanan diastolik secara efektif dalam studi ini. Alasannya mungkin
terkait dengan responden yang sebagian besar memiliki hipertensi sistolik atau ukuran
sampel yang harus ditingkatkan dalam studi lebih lanjut.
Hasil Tabel 3 menunjukkan bahwa PSQI kelompok eksperimental lebih rendah
dari kelompok kontrol setelah intervensi (p < 0,01). Akupresur pada titik Shenmen dan
Taixi efektif meningkatkan kualitas tidur responden dalam penelitian ini. Hal ini
disebabkan karena prinsip pengobatan tradisional Cina didasarkan pada patologi
gangguan tidur akibat defisiensi viscera, usia tua, gagal ginjal, ketidakseimbangan
jantung-ginjal, atau nyeri berkepanjangan karena ketidakseimbangan Yin. Akibatnya,
akan terjadi gangguan pada jantung dan limpa, yang juga berpengaruh pada status
mental seseorang, sehingga seseorang tidak bisa tertidur dengan mudah (Yao et al.,
2012). Oleh karena itu, perlakuan utama adalah dengan menutrisi Yin dan
memperbaiki koordinasi antara jantung dan ginjal. Penelitian ini mengikuti teori medis
tradisional Cina bahwa "ketika terdapat gangguan pada lima organ zang, gunakanlah
12 Acupoint untuk pengobatan". Titik Shenmen dan Taixi merupakan titik akupuntur
yang berperan dalam peningkatan stimulasi meridian pada jantung dan ginjal. Jantung
merupakan pusat penyalur energi dan memainkan peran utama dalam regulasi tidur.
Penekanan yang dilakukan pada titik shenmen (titik acupoint yang berhubungan
dengan jantung), dapat menutrisi jantung secara tidak langsung dan menenangkan
energi. Pengobatan modern juga menunjukkan bahwa merangsang titik shenmen
dapat meningkatkan kandungan asam g-aminobutirat cairan serebrospinal, sehingga
menghasilkan efek penghambatan pada sistem saraf pusat dan merangsang stimulasi
tidur (Pi et al., 2000). Disamping itu, penekanan pada titik taixi (titik acupoint yang
berhubungan dengan ginjal), dapat menutrisi hati dan ginjal, serta “memperkuat Yin
pada ginjal untuk menghambat Yang yang dominan” yang merupakan suatu metode
untuk meningkatkan tidur. Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa
menekan area/titik Shenmen atau Taixi secara efektif dapat meningkatkan kualitas
tidur pasien dengan insomnia kronis dengan meningkatkan efisiensi tidur mereka (He
et al., 2009 dan Yang et al., 2009)
Penelitian ini menegaskan bahwa menekan titik Shenmen dan Taixi,
berdasarkan teori pengobatan tradisional Cina, tidak hanya dapat membantu
mengurangi tekanan darah sistolik pada pasien separuh baya dan lansia dengan
hipertensi, tetapi juga dapat secara efektif meningkatkan kualitas tidur. Metode ini
bersifat non-invasif, ekonomis, efektif, tanpa rasa sakit, dan mudah diterima oleh
mayoritas pasien dan anggota keluarga. Hal ini juga mudah untuk dilakukan oleh
semua kalangan. Oleh karena itu, metode ini dapat dianggap sebagai terapi yang
aman dan efektif untuk peningkatan tidur pada pasien dengan hipertensi.
Keterbatasan dari studi ini adalah pelaksanaan intervensi dan follow up yang tergolong
singkat, sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan studi mengenai
efek jangka panjang dari akupresur terhadap gangguan tidur pada pasien dengan
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Hartono. The Silent Killer. Jakarta: Perhimpunan Hipertensi Indonesia; 2011.

Black, M. J. & Hawks, H .J., 2009. Medical surgical nursing : clinical management for
continuity of care, 8th ed. Philadephia : W.B. Saunders Company.

Cheng MF, Wang XL, Zhong ZY, Zhang JP. Sleep quality in elderly hypertensive patients in
university communities and correlation analysis of coping style. Chin J Health
Manage 2010;4(3).

Chinese hypertension Guide Revision Commission. Guidelines for prevention and treatment
of hypertension in China 2010. Chin J Cardiovasc 2011;39(7).

Li HC, Yang YL, Ma M, Li QB, Yang XQ, Tian X, et al. Improvement of Somnipathy is
effective for antihypertensive therapy. South China J Cardiol 2007;15(4).

Li JM, Chen CC, Zhao YL, Liu XP, Wu LM. Study on the correlation between sleep and
memory problems in the elderly in community. Chin J Nurs 2011;46(6).

Liu XF, Hu YL, Long XH, Zhang YY, Liang ZJ, Huang Y, et al. Point the pointer method
influence on quality of sleep in patients with end-stage renal disease. Chin J Nurs
2010;45(9).

Pi M, Du SH, Zhang Y. Acupuncture for treatment of insomnia and the study on the effect of
g-aminobutyric acid. J Jiangxi Univ Tradit Chin Med 2000;12(4).

Tsay SL, Rong JR, Lin PF. Acupoints massage in improving the quality of sleep and quality
of life in patients with end-stage renal disease. J Adv Nurs 2003;42(2).

Wang ZH, Yu TY. Science of chinese massage. Beijing: China: Traditional Chinese Medicine
Publishing House; 2012.

Yang WH. Taixi acupuncture as main therapy in 50 cases of obstinate insomnia. Shanxi
Zhongyi 2009;25(10).

Yao XT, Dou LP, Yang Q. Study on TCM syndromes of hypertension and insomnia. Zhejiang
J Integr Tradit Chin West Med 2012;22(6).

Yin AL, Xiao CG, Fu CH, Li ZG. Effects of massage and acupressure on lowering high blood
pressures of patients with stroke. Chin J Nurs 2007;42(2).

Zeng H, Wang P, Kang JX. Acupressure training on the effect of improving the quality of
sleep and cognitive functions in the elderly. Chin J Nurs 2012;47(9).

Zhang HM, Fei ZT, Shi ZJ, Jia BH, Tu Y. Dynamic observation of acupuncture “Baihui”
“Taiyang” improvements in focal cerebral ischemia of brain microvascular endothelial
cell function. Acupunct Res 2006;31(2).

Anda mungkin juga menyukai