Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
JURUSAN BIOLOGI
MANADO
2022
ABSTRAK
ABSTRAK...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB. I PENDAHULUAN......................................................................................1
5.1 Kesimpulan................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
LAMPIRAN..........................................................................................................48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lokasi Penelitian Kawasan Hutan Kota, Desa Kuwil, Kecamatan Kalawat,
Kabupaten Minahasa Utara....................................................................................11
4. Lokasi 1..............................................................................................................16
5. Lokasi II.............................................................................................................17
6. Lokasi III............................................................................................................17
Halaman
4. Peranan Arthropoda............................................................................................35
7. Indeks nilai penting (INP) pada Lokasi 1, Lokasi 2 dan Lokasi 3.....................65
Serangga ini memakan tumbuhan hidup dan tumbuhan mati yang berada di atas
penguraian material bahan organik tanah. Dengan bantuan serangga tanah, siklus
material tanah untuk proses perombakan di dalam tanah akan berlangsung lebih
bahkan serangga permukaan tanah sering disebut sebagai parasit pada organisme
lain (Rachmasari, 2016), padahal kelompok ini mempunyai potensi yang besar,
keberadaan hewan tanah ditentukan oleh situasi tempat tinggalnya tersebut serta
Kepadatan serangga tanah pada suatu habitat merupakan sumber daya yang
oleh rantai makanan yang lebih berhubungan, sehingga lebih banyak terjadi
interaksi antar organisme yang stabil. Hal ini dikarenakan peranan dari serangga
al., 2018). Hal tersebut dikarenakan serangga berdasarkan tempat hidupnya ada
1
2019). Kemudian serangga yang hidup pada lapisan organik tanah misalnya, Ordo
Dermaptera dan serangga yang hidup pada lapisan mineral tanah misalnya, Ordo
Protura (Suin, 2012). Serangga permukaan tanah dapat dijumpai hampir seluruh
daerah, selain itu serangga permukaan tanah juga memiliki kemampuan untuk
tanah dapat mampu bertahan (Fakhrah, 2016). Hutan kota ini juga berpotensi
tanah banyak dijumpai di Kawasan Hutan Kota di Desa Kuwil, tetapi informasi
Salah satu habitat alami serangga tanah ialah hutan di Sulawesi Utara
terdapat banyak kawasan hutan dan salah satunya ialah Hutan Kota di Desa
Kuwil, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, sampai saat ini informasi
karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang indeks keanekaragaman dan indeks
tersebut.
1. Apa saja jenis serangga tanah yang hidup di kawasan Hutan Kota
2
1.3 Tujuan Penelitian
Utara
Minahasa Utara
detrivora atau saprofag. Serangga tanah yang menggunakan organisme yang dapat
3
dimakan dari benda mati yang busuk, contohnya seperti Collembola, Thysanura,
dan Diplura untuk makanannya. Herbivora atau fitofagus adalah serangga tanah
yaitu hifa jamur dan serangga pemakan spora seperti Hymenoptera, Coleoptera,
dan Hymenoptera. Karnivora, yaitu serangga darat yang memakan serangga lain
tumbuhan, dan serangga lain seperti Orthoptera dan Demaptera (Permana, 2015).
Serangga tanah adalah hewan yang sangat peka atau sensitif terhadap
tanah dapat digunakan sebagai parameter fisik dan kimia tanah (Ibrahim, 2014).
Secara umum morfologi serangga tanah terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
kepala, toraks, dan abdomen. Ketiga bagian tersebut dilindungi oleh kutikula yang
tersusun dari lapisan kitin yang keras. Bagian terluar serangga tanah terbagi
menjadi beberapa abdomen (Borror et al., 1997). Berikut merupakan uraian dari
a. Caput (Kepala)
Caput adalah bagian anterior tubuh serangga dan terdiri dari enam ruas.
Organ kepala meliputi mulut, sepasang mata majemuk, mata tungaal dan sepasang
antena (Natawigena, 1990). Satu mata memiliki satu lensa kornea, di bawahnya
terdapat sel-sel kornea dan retina. Satu mata tidak memberikan bayangan dan
4
menerima rangsangan, mengumpulkan makanan, dan mengolah data di otak.
memiliki mata yang besar, mata majemuk yang berbeda, yang terdiri dari ribu
omatidia, sehingga bayangan yang terlihat oleh serangga adalah mozaik (Borror
et al, 1997).
b. Toraks (dada)
(bagian tengah), serta metathoraks (bagian belakang) (Jasin, 1987). Pada ketiga
cuma mempunyai sepasang sayap pada mesothoraxnya, serta terdapat pula yang
metathorax tiap- tiap bagiannya terdiri dari notum (jamak: nota, identik) dan
bagian bawahnya disebut sternum (jamak: sterna). Notum untuk prothorax disebut
c. Abdomen (perut)
mengecil. Pemberian nomor segmen diawali dari depan ke belakang, segmen satu
serta ke 9. Ruas-ruas ini berkaitan dengan kopulasi serta peletakan telur. Ruas-
5
ruas 1-7 di depan perlengkapan kelamin merupakan ruas-ruas pra-kelamin. Pada
serangga yang tidak bersayap bagian ruas pra-kelamin umumnya terdiri dari
sternum medial yang kecil serta 2 buah keping besar yang terletak di sebelah sisi
memegang peranan berarti dalam daur hara. Kelompok ini sangat erat
yang tidak ternilai paling utama dalam membentuk perombakan bahan organik
tanah, tidak hanya itu serangga tanah pula jadi salah satu makhluk keseimbangan
adanya keterkaitan antara faktor biotik dan abiotik lingkungan. Serangga tanah
adalah kelompok organisme yang sensitif terhadap gejala perubahan dan tekanan
lingkungan karena akibat dari aktivitas manusia atau akibat kerusakan alami
(mortalitas), yaitu banyaknya individu yang mata pada saat itu, pada umumnya
6
lebih kecil ukuran serangga akan lebih besar tingkat kelahirannya (natalitas).
jantan dan betina yang diturunkan oleh serangga betina. Perbandingan kelamin ini
pada umumnya adalah 1:1. Akan tetapi karena pengaruh tertentu, baik faktor
dalam maupun faktor luar seperti keadaan musim dan kepadatan populasi, maka
habitat tersebut (Krebs, 1978). Makanan merupakan sumber nutrisi bagi serangga
tanah untuk bertahan hidup dan berkembang. Jika makanan tersedia dengan
kualitas yang baik dan kuantitas yang cukup, maka populasi serangga tanah akan
serangga tanah juga akan menurun. Jumlah individu serangga pada perkembangan
7
a. Pertumbuhan populasi
tinggi, sehingga adanya dominasi komunitas dari populasi tersebut. Ketika satu
populasi menjadi dominan, yang lain menjadi tak terkalahkan dan populasi yang
2014).
c. Kompetisi
penyesuaian keseimbangan dua jenis satu dengan lainnya, atau memaksa yang
satunya untuk menempati tempat lain untuk menggunakan pakan lain, tidak
d. Pemangsaan
8
Keberadaan pemangsaaan pada suatu lingkungan mengakibatkan adanya
jenis dan jumlah hewan dalam suatu komunitas (Kramadibrata, 1995). Pemangsa
tersebut secara tidak langsung menjadi pengendali jumlah maupun jenis serangga
tanah yang ada. Apabila terjadi pemangsaan terus menerus bisa jadi suatu saat
salah satu jenis serangga tanah akan habis. Berkurangnya jenis dalam komunitas
a. Kelembapan tanah
Serangga tanah dapat kehilangan air dari dalam tubuhnya jika tanah di sekitarnya
menjadi kering. Jika keadaanya tidak berubah maka akan memperkecil serangga
tanah untuk hidup (Husamah et al., 2017). (Russel, 1998) menyatakan jika
kelembapan yang ada ditanah itu tinggi maka akumulasi yang terjadi antara bahan
b. Suhu tanah
Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat
lebih kecil dari suhu udara, sehingga suhu tanah sangat tergantung pada suhu
udara. Suhu tanah bagian bawah berfluktuasi siang dan malam tergantung musim.
Fluktuasi juga tergantung pada cuaca dan kondisi tanah (Suin, 2012).
9
Cara untuk mengukur suhu tanah apabila menggunakan soil thermometer
yang sudah memiliki pembungkus metal pada bagian ujungnya adalah dengan
c. Bahan Organik
Bahan organik merupakan sisa sisa dari makhluk hidup yang mengalami
tanah akan memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi mereka dan
apabila mereka mati maka dapat menjadi bahan organik bagi yang lain. Walaupun
manfaat yang sangat penting untuk ketiga sifat tanah (Husamah et al., 2017).
Minahasa Utara merupakan bagian ruang terbuka hijau (RTH) wilayah perkotaan
yang ditetapkan pada tahun 2012 oleh Pemerintah Kabupaten, dengan luas areal
sebagai hutan kota telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
Minahasa Utara Nomor 2 tahun 2012 dengan luas kawasan ±43 Ha. Hutan kota ini
berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika,
10
BAB. III METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022 pada kawasan Hutan Kota
11
Tabel 2. Bahan yang Digunakan dalam Penelitian
No Bahan Fungsi
plastik (Sumarauw, 2019). Perangkap jebak di atas permukaan tanah (pitfall trap)
diletakan 5 gelas pada 3 jebakan trap (jebakan) dalam 1 petakan, yang dipasang
pada jam 08:00 pagi. Gelas jebakan dibiarkan sepanjang 24 jam, serta dikeluarkan
12
jam 08:00 pagi pada keesokan harinya. Bila terjadi hujan, pengamatan wajib
setiap lokasi penelitian membuat pola zig-zag yaitu di empat sudut dan satu di
tengah. Jumlah total gelas jebakan yang digunakan sebanyak 15 gelas dari ketiga
titik.
itu, alat yang digunakan untuk menjebak serangga permukaan tanah yakni gelas
plastik berdiameter 7,5 cm setinggi 10 cm, serta diisi larutan ( ¼ larutan alkohol
70% serta gula 80 ml). Berikutnya gelas jebakan diletakkan di lubang memakai
sekop sedalam 10 cm, dengan permukaan gelas plastik tersebut sejajar dengan
permukaan tanah, pada bagian atas gelas plastik jebakan ditutup memakai dengan
triplek yang diberi tegakan kayu setinggi 10 cm dari permukaan tanah supaya
serangga dapat masuk kedalam jebakan serta menghindari masuknya air hujan
2016). Serangga permukaan tanah yang terjebak di dalam pitfall trap dituang ke
saringan serta dicuci memakai air, setelah itu serangga permukaan tanah tersebut
(Kanisius, 1991), dan (Bugguide, 2016). Setelah selesai proses identifikasi maka
13
3.4.2 Analisis Data
1) Indeks Shannon-Wiener
1993), yaitu:
¿
H′ = − ∑ pi 𝑙𝑛 𝑝i dimana pi= N
Keterangan:
sebagai proporsi individu dari spesies yang diberikan kepada total jumlah
(1993), yaitu:
KR= ¿ × 100%
N
Keterangan:
KR = Kelimpahan Relatif
14
Ni = Jumlah Individu spesies ke-1
INP = KR + FR
Dimana:
FR = Frekuensi Relatif
KR = Kerapatan Relatif
4.
1.
2.
3.
4.
15
Minahasa Utara Nomor 2 tahun 2012 dengan luas kawasan ±43 Ha. Hutan kota ini
berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika,
Gambar
Gambar4.4.Lokasi
Lokasi11
16
Titik II terletak di area terbuka yaitu pada titik koordinat 1°26’20.74”N
124°55’10.34”E. lokasi ini merupakan daerah terbuka yang lokasinya tidak ada
Gambar 5. Lokasi II
17
4.2 Identifikasi Serangga Tanah
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Anoplolepis
puncak yang tajam); biasanya tanpa alat penyengat. Ujung abdomen dengan
18
Antena dengan 11 segmen; antena tanpa club; kepala dengan dua baris rambut
menegang, tidak ada rambut yang menegang pada antena segmen pertama dan
toraks; tubuh kurus dengan kaki yang sangat panjang; tubuh berwarna kuning
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Drosophilidae
Genus : Drosophila
(Borror et al., 1992). Berperan sebagai herbivora yang memangsa buah buahan.
19
Fauna ini berperan penting dalam ekosistem yaitu sebagai pengurai dan
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Hymoneptera
Family : Formicidae
Genus : Dolichoderus
mempunyai 1 pasang antena, bentuk kepalanya oval, mata oval dan terletak agak
20
kesamping dengan tipe mulut menggigit, tungkai 3 pasang dan abdomennya
kelihatan menyempit. Fauna ini berperan sebagai predator yang memakan insecta
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Hymoneptera
Family : Formicidae
Genus : Solenopsis
Spesies : Solenopsis sp
berwarna coklat kemerahan, Solenopsis memiliki dua antena dan tiga pasang kaki.
Dijelaskan dalam Triplehorn and Johnson (2004) bahwa Semut api atau
21
Solenopsis merupakan serangga yang agresif dengan sengatan yang menyakitkan.
kemerahan. Berperan sebagai pengurai bahan organik dari hewan dan tumbuhan,
simbiosis dengan kutu daun serta sebagai predator pada yang lebih lemah. Haneda
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Blattaria
Family : Blattidae
Genus : Periplaneta
sepasang mata beragam serta satu mata tunggal, antena panjang, sayap 2 pasang,
22
serta 3 pasang kaki. Protonum serta sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik,
yang panjang, warna tubuh coklat kehitaman, dan memiliki 3 pasang tungkai
(femur dan tibia memanjang berduri). Famili Blattidae ini dapat disebut dengan
seperti kecoa, belalang yang termasuk dalam ordo Orthoptera memiliki peran
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Coleoptera
Family : Scarabaeidae
Genus : Megasoma
23
Species : Megasoma vogti
kaki dibagian thoraks, dan pada bagian tubuhnya terdapat bulu-bulu. Tipe mulut
penggigit. Larva ini dikenal dengan nama lundi, bertubuh silinder dengan bentuk
sehingga terlibat dalam siklus hara dan penyebaran biji pada tumbuh-tumbuhan
(Hasyimuddin 2017).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Monomorium
24
Spesies : Monomorium minimum
kelas insekta dimana spesies ini termasuk dalam famili formicidae. Monomorium
minimum atau yang biasa dikenal dengan nama semut hitam kecil merupakan
spesies semut asli Amerika Utara. rona tubuh hitam mengkilap, panjangnya 4 mm,
panjang, rahang pendek dan terlihat kokoh. Spesies semut yang akan memakan
apa saja mulai asal kotoran burung hingga serangga mati. Mereka adalah spesies
semut predator. Spesies ini mungkin mencari makan di pada tempat tinggal tetapi
bersarang di gundukan tanah. Intinya ada di semua habitat, mulai asal padang
rumput gersang dan semak belukar. Berperan sebagai pemakan bangkai, dan
h. Undur-undur/Myrmeleon sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
25
Class : Insecta
Order : Neuroptera
Suborder : Myrmeleontiformia
Family : Myrmeleontidae
Genus : Myrmeleon
Spesies : Myrmeleon sp
Ciri- ciri:
Tubuh berukuran sangat kecil sampai sedang, sayap ada 2 buah (1 pasang)
yang merupakan sayap depan, sayap belakang mereduksi menjadi halter yang
penjilat penghisap. Larvanya disebut magot, sel atau singgat, tanpa kaki, kepala
kecil, tubuh halus, tipis. (Kanisius, 1991). Undur-undur mempunyai bentuk seperti
semut dan sifatnya yang suka memangsa hewan yang ukurannya lebih kecil.
(Mayang, 2014)
i. Lacewing/Chrysopa sp.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
26
Class : Insecta
Order : Neuroptera
Family : Chrysopidae
Subfamily : Chrysopoidea
Genus : Chrysopa
Ciri-ciri:
Sayap biasanya hijau, lebar dan hampir sama ukurannya. Antena panjang
berbentuk benang, mata keemasan atau berwarna seperti tembaga. Kaki depan
yang panjang. (Kanisius, 1991). Berperan sebagai agen pengandali hayati hama
(Bambang., 2006)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
27
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Coleoptera
Family : Chrysomelidae
Genus : Charidotella
Ciri-ciri:
mulut pengunyah, Memiliki sepasang sayap lembut yang terlipat dan dilindungi
oleh penutup luar (cangkang) yang keras. Fauna ini berperan sebagai herbivora
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
28
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Dermaptera
Family : Anisolabididae
Genus : Anisolabis
Ciri-ciri:
mengkilat, pada bagian caput terdapat sepasang mata, memeliki antenna yang
panjang, terdapat 3 pasang kaki dan terdapat cerci seperti capit. Fauna ini
20-30 ekor mangsa/hari. Peran dari Maritime Earwig ini dalam ekosistem yaitu
l. Nyamuk Hutan/Anopheles sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
29
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Culicidae
Genus : Anopheles
Spesies : Anopheles sp
Ciri-ciri:
dalam 9 famili, 5 ordo di Kawasan Hutan Kuwil. Pada titik I ditemukan sebanyak
307 individu, titik II ditemukan sebanyak 174 individu dan titik III sebanyak 129
individu. Serangga yang terjebak dikelompokkan dalam ordo, famili, genus dan
spesies. Serangga permukaan tanah yang telah ditemukan berasal dari Ordo
Tabel 3. Serangga Permukan Tanah di Kawasan Hutan Kuwil dalam Tiga Stasiun
Titik
No Ordo Family Spesies
I II III Total
30
1 Diptera Drosophilidae 1) Drosophila melanogaster 32 7 8 47
Chrysopidae 6) Chrysopa sp 10 0 0 10
8) Dolichoderus thoracicus 20 5 0 25
9) Solenopsis sp 77 56 0 133
Populasi yang paling banyak terdapat pada titik I yang paling banyak
dengan jumlah 307 individu dan data yang paling banyak yaitu Anoplolepis
31
Monomorium minimum dengan jumlah 40 individu, Drosophila melanogaster
yang sangat umum serta ordonya yang sangat banyak beraktifitas di tanah
(Kinasih, 2017). Pada titik ini memiliki populasi paling tinggi karena kelembapan
tanahnya tinggi, jumlah pepohonan dan kanopi pohonnya lebih banyak, maka
kanopi melindungi tanah dari sinar matahari. Akarnya pada pohon di titik I lebih
mudah diserap.
Pada titik II yaitu dengan jumlah seluruhnya 174 ekor, jumlah seluruhnya
174 ekor, dan yang paling banyak terperangkap kedalam pitfall trap yaitu spesies
Populasi yang paling banyak terdapat pada titik 2 yang paling banyak
individu. Populasi serangga di titik II lebih banyak daripada titik III karena lebih
Pada titik III merupakan tempat yang paling sedikit terperangkap serangga
permukaan tanah serta paling sedikit spesies yang terperangkap kedalam jebakan
pitfall trap yaitu spesies Megasoma vogti dengan jumlah 1 individu. Ini
32
disebabkan karena pada titik III merupakan banyak semak-semak yang didominasi
dekat dengan tanah sehingga tetap terkena sinar matahari dan tanah tersebut
ketersediaan energi serta sumber makanan yang ada agar dapat melangsungkan
hidup mereka. Serangga permukaan tanah itu bersifat mobile (bisa bergerak), Jadi
sedikitnya jumlah sesuatu spesies serangga permukaan tanah yang ditemui itu
lingkungannya tidak baik maupun terhalang. Secara teoritis mahluk hidup hendak
berpindah tempat untuk sedangkan waktu dari suatu area ke area yang lain, kala
penyusun hutan kota, lama pengambilan sampel, luas kawasan hutan kota dan
sexpunctata dengan 2 individu dan Maritime Earwig dengan 4 individu. Pada titik
II dan III, Megasoma vogti yang memiliki individu terendah, yaitu pada titik II
ketiga titik penelitian diduga karena kemungkinan musim hujan dan juga adanya
vogti mempunyai jumlah yang sedikit namun berperan penting karena menurut
(Hasyimuddin 2017), Megasoma vogti ialah bagian yang penting dalam ekosistem
33
Selain Formicidae, Drosophilidae melanogaster memiliki jumlah individu
yang tinggi pada titik I namun tidak pada titik II dan titik III, hal ini dilakukan
membusuk dan juga serasah daun (Bugguide, 2022). Jumlah spesies paling tinggi
Serasah merupakan lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian
tumbuhan yang sudah mati semacam guguran daun, ranting serta cabang, bunga
serta buah, kulit kayu dan bagian yang lain, yang tersebar di permukaan tanah di
dasar hutan saat sebelum bahan tersebut hadapi dekomposisi (Pebiani, 2009).
kelompok semut yang lain. Faktor iklim juga disinyalir memberikan pengaruh
spesies semut invasif yang ada pada Hutan Kuwil dapat berpotensi sebagai
predator untuk pengendali hama (Way, 1998). Hal inilah yang kemungkinan
menjadi salah satu mengapa tingginya nilai jumlah dari semut Solenopsis sp, pada
ditemukan (Dapas. 2020). Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari (Karmana,
kekayaan spesies. Perbedaan jumlah spesies yg dihasilkan saat penelitian ini salah
34
maupun jenis trap yg dipergunakan saat pengambilan sampel. Keberadaan spesies
semut tertentu dapat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan (Guénard, 2013) dan
juga daerah bersarang (Lindgren & Macisaac, 2002; Uno et al., 2010). Semakin
banyak jumlah jenis yang ditemukan maka indeks kekayaan juga semakin besar.
Hal ini juga menunjukan bahwa biasanya pada suatu komunitas yang memiliki
banyak spesies akan memilki sedikit jumlah individunya pada setiap spesies
(Leksono, 2017). Tetapi, dalam penelitian ini dihasilkan sarangga tanah dengan
4.1
4.2
35
4.3
yaitu sebesar 50,39. Pada titik 1, Kelimpahan serangga tanah terendah yaitu
Charidotella sexpunctata yaitu 0,65. Pada titik 2, yang jumlah terendahnya yaitu
Megasoma vogti, yang memiliki kelimpahannya sekitar 1,15. Dan pada titik 3,
lebih kecil, yaitu 0,78 (Lampiran 2). Nilai kelimpahan total individu serangga
tanah yang tinggi di permukaan tanah dipengaruhi oleh faktor habitat dan aktivitas
disebabkan adanya perbedaan aktivitas makan pada serangga tanah, terdapat yang
20
0
r i a sp sp s sp es us ig
te er ti at um cicu
as a rb V og ct on p a
i m a s is i li p n ae a rw
g n e o p c
o sB a pu mel ys in or no a Li n
E
an le om ex hr m Th le Gr e
el e s s yr C m s o i s na
i ti m
M ph eg
a
ll a M
or
iu ru S
le
p ica ar
hila Ano M ote m o de p lo er M
op id o ich o Am
ros har on ol An ta
D C M D ne
la
e rip
p
Keterangan
Pada titik II dan titik III, Spesies dari ordo Hymenoptera yaitu
36
mempunyai ciri yang aktif pada siang hari dan memiliki pola mencari makan
kelimpahan yang paling tinggi diantara spesies lainnya pada titik I yaitu 27,69.
Anoplepis gralipes itu sering disebut semut gila kuning, yang memainkan peran
bahan organik berupa serasah atau lainnya yang ada pada permukaan tanah
(Suhardjono, 1997).
Desa Kuwil. Nilai indeks keanekaragaman (H’) di lokasi penelitian pada titik I
yaitu 1,93, pada Titik II yaitu 1,44. Dan pada titik III yaitu 0,92.
dengan titik II, karena karena jumlah pepohonan dan kanopi pohonnya lebih
37
kelembapan tanahnya juga lebih dominan.
berupa suhu dan kelembapan tanah dan intensitas cahaya sehingga menyebabkan
serangga permukaan yang ditemukan berbeda pula. Hal ini sesuai dengan
peryataan Suin (1997) bahwa keberadaan populasi dalam suatu vegetasi juga
bergantung pada kerapatan vegetasi dan juga bergantung pada suhu dan
kelembapan.
dalam kriteria rendah, sedangkan titik II yaitu 1-3 dan tergolong kedalam kriteria
spesies, sehingga semakin banyak jumlah spesies maka semakin besar pula
jenis serangga tanah hidup tanpa terganggu. Alikodra (1990) menyatakan bahwa
kondisi lingkungan, jumlah jenis dan sebaran individu pada masing-masing jenis
38
komunitas yang keanekaragamannya tinggi, suatu populasi spesies tertentu tidak
Jika komunitas terdiri dari banyak spesies dengan kelimpahan yang sama
atau hampir sama, maka akan menunjukkan keanekaragaman spesies yang tinggi
yang lebih banyak dari lahan titik II tetapi memiiki tingkat diversitas spesies yang
lebih rendah. Hal ini disebabkan adanya populasi dari ordo Hymenoptera
seperti semut yang memiliki sifat predator. Faktor lingkungan yang mendukung
kelimpahan Formicidae yang tinggi ini karena di titik I terdapat banyak serakan
daun.
tanah, ialah kelimpahan pada jenis serangga tanah. Kelimpahan serta aktivitas
hidup serangga yang secara langsung bisa mempengaruhi kelimpahan. Tiap ordo
serangga mempunyai respon yang berbeda terhadap perubahan musim dan iklim.
(Odum, 1992).
permukaan tanah yang paling tinggi pada titik 1 dimiliki oleh Anoplolepis
39
permukaan tanah lembab. Kondisi areal yang ditumbuhi vegetasi dan berserasah
formicidae.
Nilai kelimpahan relatif serangga permukaan tanah yang paling tinggi pada
titik 2 dimiliki oleh Monomorium minimum sebesar 59,48 dan yang paling rendah
dengan sinar matahari dan juga lembab karena dekat dengan perairan. Menurut
(Saharjo & Gago, 2011), semakin besar nilai INP suatu spesies, maka semakin
besar tingkat penguasaan sumber daya dalam suatu komunitas dan begitu juga
kecocokan habitat dan ketersediaan pakan bagi semut tersebut. Menurut penelitian
dari (Wheeler et al., 2001), jenis jebakan yang digunakan juga mempengaruhi
Nilai kelimpahan relatif serangga permukaan tanah yang paling tinggi pada
titik 3 dimiliki oleh Monomorium minimum sebesar 92,05 dan yang paling rendah
Titik 2 dan titik 3 memiliki nilai paling tinggi yang didominasi oleh Monomorium
minimum. Monomorium minimum adalah jenis semut yang dapat melahap apapun,
mulai dari binatang mati hingga kotoran hewan. (Herbet, 2008). Keberadaan
semut tidak terlepas dari adanya pengaruh dan ketersediaan makanan dan
40
Faktor abiotik yang diukur seperti kelembaban tanah. Suhu dilokasi
penelitian di hutan Kuwil Kabupaten Minahasa Utara, yaitu pada titik 1 memiliki
suhu 65,78°C, pada titik II memiliki rata-rata suhu 52,59°C, dan titik III memiliki
permukaaan tanah dehiderasi (Rizali et al., 2012). Oleh sebab Itu, kelembaban
5.
5.1 Kesimpulan
5.1.1. Serangga permukaan tanah yang didapatkan berjumlah 12 jenis spesies,
41
yaitu: Anoplolepis gracilipes, Anopheles sp, Megasoma vogti,
5.2 Saran
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
42
Alrazik, M. U., Jahidin. & Damhuri. 2017. Keanekaragaman serangga (insecta)
subkelas pterygota di Hutan Nanga-Nanga Papalia. Jurnal Ampibi. Vol. 2
(1).
Basna, M., Koneri, R., & Papu, A. (2017). Distribusi dan diversitas serangga
tanah di taman hutan raya Gunung Tumpa Sulawesi Utara. Jurnal
MIPA, 6(1), 36-42.
BugGuide.net. 2022. Identification, Images & Information for Insecta, Spider &
Their, Kid. http:bugguide.net/node/view, (diunduh pada Agustus 2022).
Ervianna, A. R., Hadi, M,. & Rahadian, R. (2019). Kelimpahan Dan Keragaman
Serangga OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dan Musuh Alaminya
pada Tanaman Jagung dan Padi dengan Sistem Rotasi Tanaman. Bioma, 35-
46.
43
Fauziah, Anik M. 2016. Keanekaragaman Serangga Tanah Pada Arboretum
Sumber Brantas dan Lahan Pertanian Kentang Kecamatan Bumiaji Kota
Batu. Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Malang.
Hasyimuddin, H., Bulan, S., & Usman, A. A. (2017). Peran ekologis serangga
tanah di perkebunan Patallassang Kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa
Sulawesi Selatan. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 3, No. 1).
Holway DA, Lach L, Suarez AV, Tsutsui ND, Case TJ. 2002. The causes and
consequences of ant invasions. Annual Review of Ecology and Systematics
33:181–233.
Ismaini, L., Lailati, M., & Rustandi, S. D. 2015. Analisis komposisi dan
keanekaragaman tumbuhan di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. In
Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas Indonesia. 1 (6) : 13-18.
44
Transisi, dan Lahan Tidak Terbakar Taman Nasional Baluran. Jurnal Ilmu
Hayat 3(4) : 1-12.
Latumahina, fransina S., Sumardi, M., & Putra, N. S. (2013). Keragaman Semut
Pada Areal Pemukiman Dalam Hutan LIndung Irimau Kota Ambon.
Agroforestri, 8, 261–268.
45
Nabilah, L. (2022). Keanekaragaman serangga permukaan tanah perkebunan
jambu Desa Argosuko Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Riyanto. 2007. Kepadatan, pola distribusi dan peranan semut pada tanaman di
sekitar lingkungan tempat tinggal. Jurnal Penelitian Sains 10(2): 241-253.
Rizali A, Lohman DJ, Buchori D, Prasetyo LB, Triwidodo H, Bos MM, Yamane
S, Schulze CH. 2010. Ant communities on small tropical islands: effects of
island size and isolation are obscured by habitat disturbance and ‘tramp’ ant
species. Journal of Biogeography 37:229–236.
46
Gampong Rinon Pulo Breuh Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh
Besar.Prosiding Seminar Nasional Biotik.
Robby,2012.BionomikKecoa,file:///D:/skripsi/MOZILLA/bionomikkecoa_3.html,
Diakses pada tanggal 17Maret 2015
Tarmeji, A., & Shanti, R., Patmawati. (2018). Hubungan Bahan Oragnik Dengan
Keberadaan Fauna Tanah Pada Lahan Pasca Tambang Yang Berbeda.
Agroteknologi Tropika Lembab. 1(1). Hal 5-9.
Way MJ, Islam Z, Heong KL, Joshi RC. 1998. Ants in tropical irrigated rice:
distribution and abundance, especially of Solenopsis geminata
(Hymenoptera: Formicidae). Bulletin of Entomological Research: 88:467-
476. doi: http://dx.doi.org/10.1017/S0007485300042218.
47
Zulkarnain, Arifin, Z., & Riyanto. (2018). Inventarisasi Serangga Tanah di Lahan
Bekas Kebakaran Desa Tanjung Batu Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten
Ogan Ilir dan Sumbangannya Pada Pembelajaran Biologi SMA. Jurnal
Pembelajaran Biologi, 5(1), 2-10.
48
LAMPIRAN
Lokasi
Ordo/Family/Genus/Spesies
1 2 3 Total
Diptera
Drosophila Melanogaster 32 7 8 47
Coleoptera
Anopheles Barberi 5 0 0 5
Megasoma Vogti 0 2 1 3
Charidotella sexpunctata 2 0 0 2
Neuroptera
Myrmeleontidae 27 4 0 31
Chrysopa sp 10 0 0 10
Hymenoptera
Monomorium minimum 40 60 65 165
Dolichoderus Thoracicus 20 5 0 25
Solenopsis sp 77 56 0 133
Anoplolepis Gracilipes 85 40 55 180
Blattaria
periplaneta Americana
5 0 0 5
Linnaeus
Maritime Earwig 4 0 0 4
N 307 174 129 610
49
Lampiran 3. Indeks keanekaragaman (H’) serangga tanah titik II
No Species Jumlah pi Lnpi Pi.Lnpi
1 Drosophila melanogaster 7 0.04 -3.21 -0.13
2 Anopheles sp 0 0.00 0.00 0.00
3 Megasoma vogti 2 0.01 -4.47 -0.05
4 Charidotella sexpunctata 0 0.00 0.00 0.00
5 Myrmeleon sp 4 0.02 -3.77 -0.09
6 Chrysopa sp 0 0.00 0.00 0.00
7 Monomorium minimum 60 0.34 -1.06 -0.37
8 Dolichoderus thoracicus 5 0.03 -3.55 -0.10
9 Solenopsis sp 56 0.32 -1.13 -0.36
10 Anoplolepis gracilipes 40 0.23 -1.47 -0.34
11 Periplaneta americana linnaeus 0 0.00 0.00 0.00
12 Maritime earwig 0 0.00 0.00 0.00
Total 174 1.00 -18.67 -1.44
1.44
50
8 Dolichoderus thoracicus 25 0.04 -3.19 -0.13
9 Solenopsis sp 133 0.22 -1.52 -0.33
10 Anoplolepis gracilipes 180 0.30 -1.22 -0.36
11 Periplaneta americana Linnaeus 5 0.01 -4.80 -0.04
12 Maritime earwig 4 0.01 -5.03 -0.03
Total 610 1.00 -42.57 -1.75
1.75
Lokasi 2
INP
No Spesies Jumlah KR (%) F FR (%)
(%)
1 Drosophila melanogaster 7 4.02 0,4 10.00 14.02
2 Anopheles sp 0 0.00 0,0 0.00 0.00
3 Megasoma vogti 2 1.15 0,2 5.00 6.15
4 Charidotella sexpunctata 0 0.00 0,0 0.00 0.00
5 Myrmeleon sp 4 2.30 0,4 10.00 12.30
6 Chrysopa sp 0 0.00 0,0 0.00 0.00
7 Monomorium minimum 60 34.48 1 25.00 59.48
8 Dolichoderus thoracicus 5 2.87 0,6 15.00 17.87
9 Solenopsis sp 56 32.18 0,8 20.00 52.18
10 Anoplolepis gracilipes 40 22.99 0,6 15.00 37.99
periplaneta americana
11 0 0.00 0,0 0.00 0.00
Linnaeus
12 Maritime earwig 0 0.00 0,0 0.00 0.00
51
Total Keseluruhan 174 100.00 4.00 100.00 200.00
Lokasi 3
Jumlah KR INP
No Spesies F FR (%)
Individu (%) (%)
1 Drosophila melanogaster 8 6.20 0,4 16.67 22.87
2 Anopheles sp 0 0.00 0 0.00 0.00
3 Megasoma vogti 1 0.78 0,2 8.33 9.11
4 Charidotella sexpunctata 0 0.00 0 0.00 0.00
5 Myrmeleon sp 0 0.00 0 0.00 0.00
6 Chrysopa sp 0 0.00 0 0.00 0.00
7 Monomorium minimum 65 50.39 1 41.67 92.05
8 Dolichoderus thoracicus 0 0.00 0 0.00 0.00
9 Solenopsis sp 0 0.00 0 0.00 0.00
10 Anoplolepis gracilipes 55 42.64 0,8 33.33 75.97
periplaneta americana
11 0 0.00 0 0.00 0.00
Linnaeus
12 Maritime earwig 0 0.00 0 0.00 0.00
Total Keseluruhan 129 100.00 2.4 100.00 200.00
52
Lampiran 7. Indeks nilai penting (INP) pada Lokasi 1, Lokasi 2 dan Lokasi 3
K(Individu) Kr F Fr Inp
No Spesies
L1 L2 L3 L1 L2 L3 L1 L2 L3 L1 L2 L3 L1 L2
Drosophila
melanogaste 32 7 8 10.42 4.02 6.20
1 r 1.0 0.4 0.4 11.90 10.00 16.67 22.33 14.02
2 Anopheles sp 5 0 0 1.63 0.00 0.00 0.6 0 0 7.14 0.00 0.00 8.77 0.00
Megasoma
0 2 1 0.00 1.15 0.78
3 vogti 0.0 0.2 0.2 0.00 5.00 8.33 0.00 6.15
Charidotella
2 0 0 0.65 0.00 0.00
4 sexpunctata 0.4 0 0 4.76 0.00 0.00 5.41 0.00
Myrmeleon
27 4 0 8.79 2.30 0.00
5 sp 1.0 0.4 0 11.90 10.00 0.00 20.70 12.30
6 Chrysopa sp 10 0 0 3.26 0.00 0.00 0.6 0 0 7.14 0.00 0.00 10.40 0.00
Monomoriu
40 60 65 13.03 34.48 50.39
7 m minimum 1.0 1 1 11.90 25.00 41.67 24.93 59.48
Dolichoderus
20 5 0 6.51 2.87 0.00
8 thoracicus 1.0 0.6 0 11.90 15.00 0.00 18.42 17.87
9 Solenopsis sp 77 56 0 25.08 32.18 0.00 1.0 0.8 0 11.90 20.00 0.00 36.99 52.18
Anoplolepis
85 40 55 27.69 22.99 42.64
10 gracilipes 1.0 0.6 0.8 11.90 15.00 33.33 39.59 37.99
periplaneta
americana 5 0 0 1.63 0.00 0.00
11 Linnaeus 0.4 0 0 4.76 0.00 0.00 6.39 0.00
Maritime
4 0 0 1.3 0.00 0.00
12 earwig 0.4 0 0 4.76 0.00 0.00 6.06 0.00
30 12
Total 174 100.00 100.00 100.00
7 9 8.4 4 2.4 100.00 100.00 100.00 200.00 200.00
53
Lampiran 8. Kelimpahan Relatif serangga tanah
54
Lampiran 9. Alat dan Bahan Penelitian yang Digunakan
Alat:
a)
b)
c)
d)
GPS Tripleks
Bahan:
55
Lampiran 10. Dokumentasi kegiatan
1 2
Bentuk Pitfall trap:
1 2
56