Anda di halaman 1dari 2

Kajian Strategis dan Advokasi (Kastrad) adalah bidang organisasi kemahasiswaan tingkat jurusan,

fakultas, institusi, nasional, atau internasional yang berorientasi pada pengembangan daya berpikir kritis
mahasiswa dan penanggapan isu-isu bidang terkait melalui proses berpikir, bersikap, dan bertindak
secara kritis dan konstruktif serta dituangkan dalam bentuk aksi atau advokasi gerakan dengan pihak
yang berkaitan. (Fahriza, 2020)

Ditinjau dari segi estimologi, kata strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang diambil dari
kata strator yang berarti militer dan juga berarti memimpin. Pada awalnya, strategi diartikan sebagai
generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk
menaklukkan musuh dan memenangkan perang.

Kastrad juga memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai penganalisis isu, dimana kastrad menganalisis isu
kebijakan yang beredar di masyarakat, khususnya dalah hal kesehatan yang erat implikasinya kepada
kepentingan masyarakatdan terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dibidang kesehatan.
Selanjutnya fungsi kastrad sebagai penyikapan terhadap isu, dalam hal ini kastrad berfungsi sebagai
penentu sikap organisasi mengenai isu yang telah dianalisis. Lalu ada fungsi sebagai perencanaan
strategi gerakan, dimana dalam hal ini kastrad berfungsi sebagai perancang strategi yang digunakan
untuk menindak lanjuti atas sebuah isu, keputusan juga harus didasari data yang valid, analisis yang
tajam, dan sikap yang tepat. Lalu yang terakhir terdapat fungsi kastrad sebagai pengemban wacana
intelektual, dimana kastrad dalam hal isi berfungsi untuk menawarkan wacana baru sebagai alternatif
dari kebijakan yang telah dikritik.

Pergerakan mahasiswa memang salah satu sifatnya adalah spontanitas, tetapi spontanitas disini bukan
berarti para mahasiswa langsung begitu saja turun ke jalanan dengan alur pikiran dan tujuan masing-
masing. Disinilah kastrad memiliki peran sebagai ahli strategi dalam suatu pergerakan. Selain harus
paham betul apa yang harus dilakukan kelompoknya agar bisa meraih kemenangan, kastrad juga harus
bisa menyamakan pola pikir dan visi dari masing-masing anggotanya agar pergerakan lebih terstruktur
dan bisa tercapai. Yang terakhir, kastrad harus memiliki komitmen, tidak sedikit pergerakan yang gagal
akibat padamnya tekad dan komitmen. Mungkin memang terkesan sederhana bila diucapkan, tapi
nyatanya menjaga tekad dan komitmen bukanlah suatu hal yang mudah, disinilah kastrad diuji tekad
dan komitmen untuk menstruktur anggotanya agar semangatnya tidak mudah padam.

Berpikir Kritis, adalah orang yang mampu menyimpulkan apa yang diketahuinya, dapat mengetahui cara
menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah, dan dapat mencari sumber-sumber
informasi yang relevan dan valid sebagai pendukung pada saat pemecahan masalah (Azizah, dkk:2018).

Terdapat beberapa cara agar bisa berpikir kritis, yaitu yang pertama mengindentifikasi permasalahan
atau pernyataan yang sedang dihadapi. Selanjutnya mengumpulkan data, pendapat, dan juga argumen
dari sudut pandang yang berbeda. Lalu yang ketiga menganalisis dan mengevaluasi data yang telah
terkumpul. Lalu cara selanjutnya adalah mengidentifikasi data yang ditemukan dengan asumsi.
Selanjutnya buat keputusan untuk mencapai kesimpulan.

Beberapa manfaat berpikir kritis, yaitu membuat kita lebih percaya diri, kreatif dalam berpikir, tidak
mudah termakan berita hoaks, tidak memandang sesuatu dari sebelah mata, mampu mengambil
keputusan yang cepat dan tepat, menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang, tidak mudah
dimanfaatkan, lebih tau potensi diri, lebih mudah dalam menemukan peluang dan gagasan, cepat
menemukan solusi, dan yang terakhir dapat membuat lebih siap mental dalam menjalani hidup.

M. Fahriza Winaldha Nasution, KOMPAS HPS, 30 November 2020


Azizah, M., Sulianto, J., & Cintang, N. 2018. Analisis Keterampilan Bepikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran
Matematika Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Pendidikan, (Online), Vol.35 No.1.

Anda mungkin juga menyukai