Anda di halaman 1dari 31

Pengertian Berpikir – Teknik,

Tingkatan, Model, Aspek, Unsur,


Pentingnya, Cara, Contoh
Berpikir Kritis : Pengertian, Teknik, Model, Aspek,
Unsur, Tabel Berpikir Kritis : Cara, contoh, ciri,
kreatif, Tabel – Dalam berpikir kritis kerap dikaitkan dengan
analitis dan reflektif, yang pada dasarnya pengertian berpikir
kritis ialah sebuah proses berpikir dengan tujuan untuk membuat
keputusan secara rasional untuk memutuskan suatu perkara atau
masalah.
aftar Baca Cepat  sembunyikan 
1. Pengertian Berpikir
2. Teknik Berpikir
2.1. Berpikir Austik
2.2. Berpikir Realistic
2.3. Berpikir Kreatif
3. Pengertian Berpikir Kritis
4. Tingkatan Berpikir Kritis
5. Model Berpikir Kritis
5.1. Dasar Pengetahuan Khusus
5.2. Pengalaman
5.3. Sikap untuk Berpikir Kritis
5.4. Tanggung gugat
5.5. Berpikir mandiri
5.6. Mengambil risiko
5.7. Kerendahan hati
5.8. Integritas
5.9. Ketekunan
5.10. Kreativitas
5.11. Standar untuk Berpikir Kritis
6. Aspek-Aspek Berpikir Kritis
6.1. Relevance
6.2. Importance
6.3. Novelty
6.4. Outside Material
6.5. Ambiguity clarified
6.6. Linking ideas
6.7. Justification
6.8. Critical assessment
6.9. Practical utility
6.10. Width of understanding
7. Unsur-unsur Dasar Berpikir Kritis
8. Pentingnya Berpikir Kritis
9. Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
9.1. Membaca dengan kritis
9.2. Meningkatkan daya analisis
9.3. Mengembangkan kemampuan observasi atau mengamati
9.4. Meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan bertanya dan
refleksi
10. Tabel Contoh-Contoh Keterampilan Berpikir Kritis
10.1. Sebarkan ini:
10.2. Posting terkait:
Sebelum kita mengetahui apa itu pengertian berpikir kritis ada
baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai pengertian
berpikir. Berpikir adalah aktivitas yang sifatnya mencari idea tau
gagasan dengan menggunakan berbagai ringkasan yang masuk
akal.

Tri Rusmi dalam Perilaku Manusia (1996), mengatakan berpikir


adalah suatu proses sensasi, persepsi, dan memori/ ingatan,
berpikir mengunakan lambang (visual atau gambar), serta adanya
suatu penarikan kesimpulan yang disertai proses pemecahan
masalah.

Berpikir adalah menggunakan pikiran dan mencakup membuat


pendapat, membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan
merefleksikan (Gordon, 1995 ). Berpikir merupakan suatu proses
yang aktif dan terkoordinasi ( Chaffe, 1994 ).
Dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis adalah
reflektif, pemikiran yang masuk akal tentang masalah
keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan apa
yang harus diyakini dan dilakukan ( Katako-Yahiro dan Saylor,
1994). Jadi yang merupakan pengertian berpikir merupakan
suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : VOC :


Sejarah, Hak Istimewa VOC, Kebijakan, Tujuan, Dan
Latar Belakang

Teknik Berpikir

KEUANGAN HARIAN

Jutawan Jakarta: Menjadi Kaya Bahkan Tanpa Menjual Apa Pun


Belajarlah Lagi

LAGI

Berpikir memiliki berbagai macam teknik, antara lain; berpikir


austik, berpikir realistic, berpikir kreatif dan berpikir evaluative.

 Berpikir Austik
Pada saat melamun seseorang menghayal dan sering berfantasi
memikirkan sesuatu yang terkadang tidak sesuai dengan keadaan.
Setiap orang pernah terlibat dengan cara ini, namun harus selalu
terkendali. Oleh karena itu, berpikir austik sering diidentikkan
dengan melamun. Misalnya, seseorang yang berhayal ingin
mempunyai pesawat terbang.

 Berpikir Realistic
Berpikir realistic dilakukan oleh seseorang saat menyesuaikan diri
dengan situasi yang nyata. Pada berpikir realistic, seseorang
melihat situasi nyata yang ada, kemudian langsung menarik suatu
kesimpulan, selanjutnya direalisasikan pada penaglaman nyata.
Hal ini disebut berpikir realistic induktif.

Misalnya, pada kondisi bangun kesiangan saat masuk kuliah pagi,


seseorang akan memikirkan alternative untuk tidak bangun
kesiangan. Selanjutnya, jika seseorang berpikir dengan melihat
pengalaman sebelumnya, kemudian menarik suatu kesimpulan
dari situasi yang ada, disebut berpikir realistis deduktif.
 Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif dilakukan untuk menemukan sesuatu yang baru.
Berpikir kreatif memerlukan stimulus atau rangsangan dari
lingkungan yang dapat memicu seseorang berkreativitas.
Seseorang baru dikatakan berpikir kreatif jika ada perubahan atau
menciptakan sesuatu yang baru.

Berpikir kreatif dilakukan berdasarkan manfaat atau tujuan yang


pasti, menyelesaikan dengan baik suatu masalah, dan
menghasilkan ide yang baru atau menata kembali ide lama dalam
bentuk baru.

Pengertian Berpikir Kritis


Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu
dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi
untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan
kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
( Pery& Potter,2005).

Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah


pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan,
pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan
tindakan. Menurut Strader (1992), bepikir kritis adalah suatu
proses pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang
kejadian atau fakta yang mutakhir dan menginterprestasikannya
serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk
mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif/
pandangan baru.

Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang


penting bagi seorang profesional. Berpikir kritis akan membantu
profesional dalam memenuhi kebutuhan klien. Berpikir kritis
adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah-sasaran yang
membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan
perkiraan (Alfaro-LeFevre 1995).

Berpikir kritis berdasarkan pada metode penyelidikan ilmiah,


yang juga menjadi akar dalam proses keperawatan. Berpikir kritis
dan proses keperawatan adalah krusial untuk keperawatan
profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan
holistik untuk pemecahan masalah.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang
berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat. Menjadi pemikir
kritis adalah sebuah denominator umum untuk pengetahuan yang
menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
Pengetahuan didapat, dikaji dan diatur melalui berpikir.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Isi


Trikora ( Tri Komando Rakyat ) : Tujuan, Latar
Belakang, Sejarah Awal Hingga Akhir
Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas-
tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi-diri, berpikir
ulang, oposisi, tantangan, dan dukungan (Paul, 1993). Berpikir
kritis mentransformasikan cara individu memandang dirinya
sendiri, memahami dunia. dan membuat keputusan (Chafee
1994).

Jadi yang dimaksud dengan berpikir kritis merupakan suatu


tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasi
atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat-tidaknya
ataupun layak-tidaknya suatu gagasan yang mencakup penilaian
dan analisa secara rasional tentang semua informasi, masukan,
pendapat dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan
dan mengambil suatu keputusan.

Bahwa untuk mendapatkan suatu hasil berpikir yang kritis,


seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang
mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “asal” berpikir
yang tidak diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan
tersebut. Artinya, walau dalam kehidupan sehari-hari seseorang
sering melakukan proses berpikir yang terjadi secara “otomatis”
(misal; dalam menjawab pertanyaan “siapa namamu?”).

Banyak pula situasi yang memaksa seseorang untuk melakukan


kegiatan berpikir yang memang di “rencanakan” ditinjau dari
sudut “apa” (what), “bagaimana” (how), dan “mengapa” (why).
Hal ini dilakukan jika berhadapan dengan situasi (masalah) yang
sulit atau baru.
Tingkatan Berpikir Kritis
Kataoka-Yahiro dan Saylor (1994) mengidentifikasi tiga tingkatan
berpikir kritis dalam keperawatan yaitu tingkat dasar, kompleks
dan komitmen.
Pada tingkat dasar seseorang mempunyai kewenangan untuk
menjawab setiap masalah dengan benar. Pemikiran ini harus
berdasarkan pada kenyataan yang terjadi dengan berpegang pada
berbagai aturan atau prinsip yang berlaku. Ini adalah langkah
awal dalam kemampuan perkembangan member alasan (kataoka-
Yahiro dan Saylor, 1994).

Ketika perawat sebagai orang baru yang belum berpengalaman di


pelayanan, berpikir kritisnya dalam melakukan asuhan
keperawatan sangat terbatas. Oleh karena itu, ia harus mau
belajar dari perawat lain dan menerima berbagai pendapat dari
orang lain.

Pada tingkat kompleks, seseorang akan lebih mengakui


banyaknya perbedaan pandangan dan persepsi. Pengalaman
dapat membantu seseorang menambah kemampuannya untuk
melepaskan ego atau kekuasaanya untuk menerima pendapat
orang lain kemudian menganalisis dan menguji alternative secara
mandiri dan sistematis.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : BPUPKI
: Pengertian, Anggota, Tugas, Sidang, Dan Tujuan
Beserta Sejarahnya Lengkap

Untuk melihat bagaimana tindakan kebidanan mempunyai


keuntungan bagi klien, bidan dapat mulai mencoba berbagai
alternative yang ada dengan membuat rentang yang lebih luas
untuk pencapaiannya. Hal ini membutuhkan lebih dari satu
pemecahan masalah untuk setiap masalah yang ditemukan. Di
sini bidan belajar berbagai pendekatan yang berbeda-beda untuk
jenis penyakit yang sama.

Pada tingkat komitmen, bidan sudah memilih tindakan apa yang


akan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi dari berbagai
alternative pada tingkat kompleks. Bidan dapat mengantisipasi
kebutuhan kelien untuk membuat pilihan-pilihan kritis sesudah
menganalisis berbagai manfaat dari alternative yang ada.
Kematangan seorang perawat akan tampak dalam memberikan
pelayanan dengan baik, lebih inovatif dan lebih tepat guna bagi
perawatan klien.

Model Berpikir Kritis


Kataoka -Yahiro dan Saylor telah mengembangkan suatu model
tentang berpikir kritis untuk penilaian keperawatan. Model ini
mendefinisikan hasil dari perpikir kritis sebagai penilaian
kebidanan yang relevan atau sesuai dengan masalah-masalah
kebidanan dalam kondisi yang bervariasi.
Model ini dirancang untuk peniaian kebidanan ditingkat
pelayanan, pengelolaan dan pendidikan. Ketika seorang perawat
berada di pelayanan, model ini mengemukakan lima komponen
berpikir kritis yang mengarahkan bidan untuk membuat rencana
tindakan agar asuhan kebidanan aman dan efektif.

Dasar Pengetahuan Khusus


Komponen pertama berpikir kritis adalah dasar pengetahuan
khusus perawat dalam keperawatan. Dasar pengetahuan ini
beragam sesuai dengan program pendidikan dasar keperawatan
dari jenjang mana perawat diluluskan, pendidikan berkelanjutan
tambahan, dan setiap gelar tingkat lanjut yang didapatkan
perawat.

Dasar pengetahuan perawat mencakup informasi dan teori dari


ilmu pengetahuan alam, humaniora, dan keperawatan yang
diperlukan untuk memikirkan masalah keperawatan. Informasi
tersebut memberikan data yang digunakan dalam berbagai proses
berpikir kritis. Penting artinya bahwa dasar pengetahuan ini
mencakup pendekatan yang menguatkan kemampuan perawat
untuk ber[ikir secara kritis tentang masalah kebidanan.

Pengalaman
Komponen kedua dari model berpikir kritis adalah pengalaman
dalam kebidanan. Kecuali bidan mempunyai kesempatan untuk
berpraktik di dalam lingkungan klinik dan membuat keputusan
tentang perawat klien, berpikir kritis tidak akan pernah
terbentuk. Ketika bidan harus menghadapi klien, informasi
tentang kesehatan dapat diketahui dari mengamati, merasakan,
berbicara dengan klien, dan merefleksikan secara aktif pada
pengalaman.

Pengalaman bidan  dalam peraktik klinik akan mempercepat


proses berpikir kritis karena ia akan berhubungan dengan
kliennya, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap
masalah kesehatan.

Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat


indranya dan stimulus yang berasal dari beberapa sumber belajar.
Menurut Rowntree pada proses belajar ada lima jenis stimulus
atau rangsangan yang berasal dari sumber belajar.

1. Interaksi manusia (verbal dan nonverbal), adalah interaksi


antara manusia baik verbal maupun nonverbal.
2. Realita (benda nyata, orang dan kejadian), adalah
rangsangan yang meliputi benda-benda nyata, peristiwa
nyata, binatang nyata, dan sebagainya.
3. Pictorial representation, adalah jenis rangsangan gambar
yang mewakli suatu objek dan peristiwa

4. Written symbols, adalah lambang tertulis yang dapat


disajikan dalam berbagai macam media.
5. Recorded sound, adalah rangsangan dengan suara rekaman
yang membantu mengontrol realitas mengingat bahwa suara
senantiasa berlangsung atau jalan terus.
6. Kompetensi

Kompetensi berpikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan


perawat untuk membuat penilaian keperawatan. Terdapat tiga
tipe kompetensi yaitu berpikir kritis umum yang meliputi
pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan
pembuatan keputusan,

berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis yang meliputi alasan


mengangkat diagnose dan membuat keputusan untuk
perencanaan tindakan selanjutnya, dan berpikir kritis spesifik
dalam keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan
(pengkajian sampai evaluasi).

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 10


Pengertian Kreativitas Dan Inovasi Beserta Contohnya

Sikap untuk Berpikir Kritis


Paul (1993) telah meringkaskan sikap-sikap yang merupakan
aspek sentral dari pemikir kritis. Sikap ini adalah nili yang harus
ditunjukkan keberhasilannya oleh pemikir kritis. Individu harus
menunjukkan keterampilan kognitif untuk berpikir secara kritis,
tetapi juga penting untuk memastikan bahwa keterampilan ini
digunakan secara adil dan bertanggung jawab. Berikut ini contoh
sikap berpikir kritis.

Tanggung gugat
Ketika individu mendekati suatu situasi yang membutuhkan
berpikir kritis, adalah tugas individu tersebut untuk “mudah
menjawab” apa pun keputusan yang dibuatnya. Sebagai perawat
professional, perawat harus membuat keputusan dalam
berespons terhadap hak, kebutuhan, dan minat klien. Perawat
harus menerima tanggung gugat untuk apapun penilaian yang
dibuatnya atas nama pasien.

Berpikir mandiri
Sejalan dengan seseorang menjadi dewasa dan mendapatkan
pengetahuan baru, mereka belajar mempertimbangkan ide dan
konsep dengan rentang yang luas dan kemudian membuat
penilaian mereka sendiri. Untuk berpikir secara mandiri, seorang
menantang cara tradisional dalam berpikir, dan mencari rasional
serta jawaban logis untuk masalah yang ada.

Mengambil risiko
Dalam hal ini perawat perlu dibutuhkan niat dan kemauan
mengambil risiko untuk mengenali keyakinan apa yang salah dan
untuk kemudian melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan
yang didukung oleh fakta dan dan bukti yang kuat.
Kerendahan hati
Penting untuk mengetahui keterbatasan diri sendiri. Pemikir
kritis menerima bahwa mereka tidak mengetahui dan mencoba
untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan untuk
membuat keputusan yang tepat. Keselamatan dan kesejahteraan
klien mungkin berisiko jika perawat tidak mampu mengenali
ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah praktik.

Integritas
Pemikir kritis mempertanyakan dan menguji pengetahuan dan
keyakinan pribadinya seteliti mereka menguji pengetahuan dan
keyakinan orang lain. Integritas pribadi membangun rasa percaya
dari sejawat dan bawahan. Orang yang mempunyai integritas
dengan cepat berkeinginan untuk mengakui dan mengevaluasi
segala ketidakkonsistenan dalam ide dan keyakinannya.

Ketekunan
Pemikir kritis terus bertekad untuk menemukan solusi yang
efektif untuk masalah perawatan klien. Solusi yang cepat adalah
hal yang tidak dapat diterima. Perawat belajar sebanyak mungkin
mengenai masalah, mencoba berbagai pendekatan untuk
perawatan, dan terus mencari sumber tambahan sampai
pendekatan yang tepat ditemukan.
Kreativitas
Kreativitas mencakup berpikir original. Hal ini berarti
menemukan solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisional.
Sering kali klien menghadapi masalah yang membutuhkan
pendekatan unik.

Standar untuk Berpikir Kritis


Paul (1993) menemukan bahwa standar intelektual menjadi
universal untuk berpikir kritis. Standar professional untuk
berpikir kritis mengacu pada kriteria etik untuk penilaian
keperawatan dan kriteria unuk tanggung jawab dan tanggung
gugat professional. Penerapan standar ini mengharuskan perawat
menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan individu atau
kelompok. (Kataoka-Yhiro & Saylor, 1994 ).

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 5


Pengertian dan Karakteristik Profesi Menurut Para Ahli

Aspek-Aspek Berpikir Kritis


Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat
penampilan dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis
itu berlangsung. Berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari
beberapa aspek :
 Relevance
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
 Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang
dikemukakan.

 Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide
baru orang lain.
 Outside Material
Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan (refrence).
 Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada
ketidak jelasan.

 Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta
mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
 Justification
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi
atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya
senantiasa member penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan)
dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
 Critical assessment
Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang
dating dari dalam dirinya maupun dari orang lain.
 Practical utility
Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut
keperaktisan/ kegunaanya dalam penerapan.
 Width of understanding
Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi atau
materi diskusi.

Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan


dalam beberapa kegiatan:

1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)


2. Analisa argument (analysis arguments)
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask
and answer questions of clarification and/or challenge)
4. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the
credibility sources of information)

Unsur-unsur Dasar Berpikir Kritis


Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir
kritis yang disingkat menjadi FRISCO :
F (Focus): Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang
diyakini maka harus bisa memperjelas pertanyaan atau isu yang
tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa.
R (Reason): Mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau
melawan putusan-putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta
yang relevan.

I (Inference): Membuat kesimpulan yang beralasan atau


menyungguhkan. Bagian penting dari langkah penyimpulan ini
adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan,
pertimbangan dari interpretasi akan situasi dan bukti.
S (Situation): Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam
berpikir akan membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan
mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian yang relevan
sebagai pendukung.
C (Clarity): Menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.
O (Overview): Melangkah kembali dan meneliti secara
menyeluruh keputusan yang diambil.

Untuk menilai kemampuan berpikir kritis Watson dan Glaser


(1980) melakukan pengukuran melalui tes yang mencakup lima
buah indikator, yaitu mengenal asumsi, melakukan inferensi,
deduksi, interpretasi, dan mengevaluasi argumen.

Joko Sulianto (2011) mengatakan bahwa kemampuan berpikir


kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki
oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-
persoalan dalam kehidupan yang harus dikerjakan dan
diselesaikan.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 13
Pengertian Analisis Menurut Para Ahli Didunia

Pentingnya Berpikir Kritis


Berpikir kritis merupakan hal penting yang harus lakukan
diantaranya karena:

1. Berpikir kritis memungkinkan siswa memanfaatkan potensi


seseorang dalam melihat masalah, memecahkan masalah,
menciptakan, dan menyadari diri.
2. Berpikir kritis merupakan keterampilan universal.
Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada
pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun,
untuk memecahkan masalah apapun, jadi merupakan aset
berharga bagi karir seorang.

3. Berpikir kritis sangat penting di era informasi dan teknologi.


Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan
efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang
fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan
mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk
memecahkan masalah.

4. Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan


analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat meningkatkan
cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari
cara menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan
kemampuan untuk memahami.

5. Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk


menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak
hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus
berguna dan relevan dengan tugas yang harus diselesaikan.
Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru,
memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu.

6. Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi


struktur kehidupan sehingga hidup menjadi lebih berarti
(meaningful life), maka diperlukan kemampuan untuk
mencari kebenaran dan merefleksikan nilai dan keputusan
diri sendiri.

Berpikir kritis merupakan meta-thinking skill, ketrampilan


untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap nilai
dan keputusan yang diambil, kemudian dalam konteks
membuat hidup lebih berarti yaitu melakukan upaya sadar
untuk menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam
kehidupan sehari-hari.
Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis
Di dalam kelas atau ketika berinteraksi dengan orang lain, cara-
cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan berpikir kritis
adalah:

Membaca dengan kritis


Untuk berpikir secara kritis seseorang harus membaca dengan
kritis pula. Dengan membaca secara kritis, diterapkan
keterampilan-keterampilan berpikir kritis seperti mengamati,
menghubungkan teks dengan konteksnya, mengevaluasi teks dari
segi logika dan kredibilitasnya, merefleksikan kandungan teks
dengan pendapat sendiri, membandingkan teks satu dengan teks
lain yang sejenis.

Meningkatkan daya analisis


Dalam suatu diskusi dicari cara penyelesaian yang baik, untuk
suatu permasalahan, kemudian mendiskusikan akibat terburuk
yang mungkin terjadi.

Mengembangkan kemampuan observasi atau


mengamati
Dengan mengamati akan didapat penyelesaian masalah yang
misalnya menghendaki untuk menyebutkan kelebihan dan
kekurangan, pro dan kontra akan suatu masalah, kejadian atau
hal-hal yang diamati. Dengan demikian memudahkan seseorang
untuk menggali kemampuan kritisnya.
Meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan
bertanya dan refleksi
Pengajuan pertanyaan yang bermutu, yaitu pertanyaan yang tidak
mempunyai jawaban benar atau salah atau tidak hanya satu
jawaban benar, akan menuntut siswa untuk mencari jawaban
sehingga mereka banyak berpikir.

Dari hasil penelitian, L. M. Sartorelli dan R. Swartz dalam


Hassoubah (2004: 96-110), beberapa cara meningkatkan
keterampilan berpikir kritis diantaranya adalah dengan
meningkatkan daya analisis dan mengembangkan kemampuan
observasi/mengamati.

Menurut Christensen dan Marthin dalam Redhana (2003: 21)


bahwa strategi pemecahan masalah dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan kemampuan siswa dalam
mengadaptasi situasi pembelajaran yang baru. Tyler dalam
Redhana (2003: 21) berpendapat bahwa pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah akan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin


Berhubungan : Pengertian Akal Menurut Para Ahli
Secara Lengkap
Tabel Contoh-Contoh Keterampilan
Berpikir Kritis
Tingkatan/Jenis Keterampilan Berpikir
Contoh Keterampilan Berpikir Kritis
Kritis

1. Mengidentifikasi isu sentral atau masalah.


2. Mengkomparasi persamaan-persamaan dan
Mendefinisikan dan Mengklarifikasi perbedaan-perbedaan.
Masalah 3. Menentukan manakah informasi yang relevan.
4. Memformulasi pertanyaan-pertanyaan dengan
tepat.

1. Membedakan antara fakta, opini, dan keputusan


logis.
2. Mengecek konsistensi.
Menentukan Informasi-Informasi yang 3. Mengenali stereotip dan klise.
Relevan dengan Masalah 4. Mengenali bias, faktor-faktor emosional,
propaganda, dan istilah semantik.
5. Mengenali nilai sistem dan ideologi yang berbeda.

1. Mengenali ketepatan data.


Menyelesaikan Masalah /
2. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan
Menggambarkan Konklusi konsekuens

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari


MUNGKIN ANDA SUKA

Cara Aman untuk Memperbesar Payudara Anda hingga 2 Ukuran!


BREAST TREATMENT PRODUCTS
Seluruh Negara Kaget! Diabetes Mudah Diobati (Lihat di Sini)

GLUCOACTIVE

Tak Perlu Laser jika Mata Mulai Kabur! Ternyata Cukup Lakukan Ini

EYELAB

Bagaimana Rumor Mbak You Palsukan Kematiannya Mulai


Beredar?
LIMELIGHT MEDIA

Aturan Pertama dalam Pengobatan Artritis!


ARTEX

Cara Ajaib untuk Menyingkirkan Wasir selama 7 Hari!

HE M OLAB
Hidup Berapa Lama? Jawabannya Ada Di Tanggal Lahir Anda!

M I XER

Veneer Ini 300 Kali Lebih Baik dari Gigi Palsu!


SNAP ON SMILE

Alasan Ayu Aulia Ingin jadi Istri Kedua Vicky Prasetyo


LIMELIGHT MEDIA
Jutawan Jakarta: Menjadi Kaya Bahkan Tanpa Menjual Apa Pun

KEUANGAN HARIAN

10 Alasan Dari 10 Artis Indonesia yang Akhirnya lepas Hijab

LIMELIGHT MEDIA

Anda Bisa Menjadi Lebih Tinggi bahkan pada Usia 40! Tanpa
Operasi
MABREM

Terungkap, Ini Kisah Cinta Terlarang Meriam Bellina-Hotman


Paris
LIMELIGHT MEDIA

Siapa yang Pubernya Paling Berhasil dari Artis Cilik 90-an?

LIMELIGHT MEDIA
Kerutan akan Lenyap Sendirinya dalam 4 Hari! Pakai Serum Ini

NEOLIFT

Sebarkan ini:

 Facebook
 Twit
 WhatsApp
Posting terkait:

Fungsi DNA Rekombinan Dalam Ilmu Biologi

Adaptasi Morfologi adalah

Pengertian, Ciri, Dan Jenis Dongeng Beserta Contohnya


Terlengkap
Posting pada Bahasa
Indonesia, S1, SMA, SMK, SMP, UmumDitag 3 manfaat berpikir
kritis, apa yang dimaksud dengan berpikir skeptis, arti berpikir
kreatif, aspek aspek berpikir kritis, bagaimana sikap orang yang
berpikir kritis, berpikir inovatif adalah, berpikir kreatif, berpikir
kreatif adalah, Berpikir Kritis, berpikir kritis dalam
islam, berpikir kritis dalam keperawatan, berpikir kritis
jurnal, berpikir kritis matematis, berpikir kritis pdf, berpikir kritis
ppt, berpikir kritis praktis, berpikir skeptis, berpikir skeptis
adalah, cara berpikir kritis, cara berpikir kritis mahasiswa, ciri-
ciri berpikir kritis, contoh berpikir kritis, contoh berpikir kritis
dalam kehidupan sehari-hari, dimensi kemampuan berpikir
kritis, elemen berpikir kritis, hakikat berpikir kritis, indikator
keterampilan berpikir kritis pdf, karakteristik berpikir
kritis, kemampuan berpikir kritis bab ii, keterampilan inti
berpikir kritis, komponen berpikir, konsep teori berpikir
kritis, kritis artinya, landasan teori berpikir logis, langkah langkah
berpikir kritis, makalah berpikir kritis, manfaat berpikir
kritis, mengapa kita harus berpikir kritis, metode berpikir kritis
dalam keperawatan, metode berpikir kritis pdf, pengertian
berpikir kritis menurut islam, pengertian berpikir kritis secara
umum, pengertian berpikir skeptis, pentingnya berpikir kritis
dalam islam, sebutkan dan jelaskan proses berpikir kritis, standar
berpikir kritis, tabel indikator kemampuan berpikir kritis, tujuan
berpikir kritis, tujuan berpikir kritis pdf

Navigasi pos
Pos sebelumnyaTeks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pos berikutnyaMakalah Hewan Aves (Burung)
Pos-pos Terbaru

  12+ Sistem Anatomi Tubuh Manusia


  Termodinamika
  Gaya adalah
  Fungsi DNA Rekombinan Dalam Ilmu Biologi
  Adaptasi Morfologi adalah
  Pengertian, Ciri, Dan Jenis Dongeng Beserta Contohnya
Terlengkap
  Syarat Dalam Budidaya Tanaman Jagung Secara Lengkap
  Definisi Komponen Biotik Dalam Ekosistem Dan Contohnya
  Pengertian Serangga Beserta Jenis, Contoh Dan Gambarnya
  √ Pramuka : Sejarah Awal Pramuka Di Indonesia Dan Dunia
TERLENGKAP
Artikel Pilihan

 Contoh Soal Psikotes


 Contoh CV Lamaran Kerja
 Rukun Shalat
 Kunci Jawaban Brain Out
 Teks Eksplanasi
 Teks Eksposisi
 Teks Deskripsi
 Teks Prosedur
 Contoh Gurindam
 Contoh Kata Pengantar
 Contoh Teks Negosiasi
 Alat Musik Ritmis
 Tabel Periodik
 Niat Mandi Wajib
 Teks Laporan Hasil Observasi
 Contoh Makalah
 Alight Motion Pro
 Alat Musik Melodis
 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran
 69 Contoh Teks Anekdot
 Proposal
 Gb WhatsApp
 Contoh Daftar Riwayat Hidup
 Naskah Drama
 Memphisthemusical.Com

Created By : Gur

Anda mungkin juga menyukai