Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. LOKASI PENELITIAN


Lokasi pelaksanaan penelitian pembuatan briket dari ampas tebu dengan
berbagai variasi perlakuan adalah Laboratorium Proses Industri Kimia,
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,
Medan.

3.2. BAHAN DAN PERALATAN


3.2.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada pembuatan briket dari ampas tebu adalah:
1. Ampas Tebu
2. Tepung Sagu
3. Aquadest

3.2.2 Peralatan Penelitian


Peralatan yang digunakan pada pembuatan briket dari ampas tebu adalah:
1. Alat Kempa Briket
2. Cetakan Briket
3. Ayakan Ukuran 50, 70, 90, 120, 150 mesh
4. Oven
5. Bomb Calorimeter
6. Furnace
7. Cawan Porselen

21
3.3. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian yang akan dijalani pada pembuatan briket dari ampas tebu
adalah:
3.3.1. Persiapan Bahan Baku
Prosedur persiapan bahan baku untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan ampas tebu dan kemudian cacahkan ampas tebu tersebut.
2. Jemur ampas tebu yang telah dibersihkan dan dicacahkan dibawah sinar
matahari.
3.3.2. Proses Pembuatan Briket
Prosedur pembuatan briket dari ampas tebu dan tepung sagu adalah:
 Tipe Perlakuan I : Membedakan komposisi bahan dasar dan bahan perekat
dengan massa campuran konstan.
1. Masukkan sampel kedalam furnace yang sebelumnya sudah diatur
dengan temperatur 300°C selama 25 menit.
2. Setelah dikarbonasi, ayak arang hasil karbonasi dengan ayakan
berukuran 50 mesh.
3. Campurkan hasil arang yang sudah diayak dengan zat perekat yaitu
tepung sagu, dengan perbandingan sampel dan perekat 65:35; 70:30;
75:25; 80:20; dan 85:15 persen.
4. Masukkan campuran kedalam cetakan sesudah menyelesaikan
proses pencampuran.
5. Masukkan cetakan tersebut kedalam oven agar briketnya mengeras.

 Tipe Perlakuan II : Membedakan ukuran bahan dasar yang akan dipakai.


1. Masukkan sampel kedalam furnace yang sebelumnya sudah diatur
dengan temperatur 300°C selama 25 menit.
2. Setelah dikarbonasi, ayak arang hasil karbonasi dengan ayakan
berukuran 50, 70, 90, 120, 150 mesh dengan perbandingan sampel dan
perekat 75:25%.
3. Campurkan hasil arang yang sudah diayak dengan zat perekat, yaitu
tepung sagu.
4. Masukkan campuran kedalam cetakan sesudah menyelesaikan proses
pencampuran.
5. Masukkan cetakan tersebut kedalam oven agar briketnya mengeras

22
3.4. FLOWCHART PERCOBAAN
3.4.1. Flowchart Persiapan Bahan Baku

Gambar 3.1 Flowchart Persiapan Bahan Baku

3.4.2. Flowchart Proses Pembuatan Briket

Gambar 3.2 Flowchart Proses Pembuatan Briket Tipe Perlakuan I

23
Gambar 3.3 Flowchart Proses Pembuatan Briket Tipe Perlakuan II

3.5. ANALISIS HASIL PENELITIAN


Beberapa analisis yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Analisis nilai kalor dengan menggunakan bomb calorimeter
2. Analisis kadar air dengan menggunakan oven dan timbangan
3. Analisis kadar abu dengan menggunakan furnace dan timbangan
4. Analisis persen volatile matter dengan menggunakan furnace dan
timbangan
5. Analisis persen fixed carbon dengan menggunakan rumus perhitungan

3.5.1. Prosedur Analisis Hasil Penelitian


1. Analisis Nilai Kalor Pada Briket
Prosedur analisis nilai kalor pada briket adalah sebagai berikut (Santosa,
dkk., 2010):
a. Sampel dibuat pelet dan ditimbang, kemudian pelet tersebut
dimasukkan ke dalam cawan pembakar tepat di bawah lengkungan

24
kawat sumbu yang kedua ujungnya telah diikatkan pada kedua
elektroda.
b. Rangkaian tersebut kemudian dimasukkan ke dalam bomb yang
sebelumnya telah diisi aquadest sebanyak 1 ml ke dalam bomb,
selanjutnya ditutup rapat dan dialiri gas oksigen melalui katup
kurang lebih 35 atm.
c. Bomb dimasukkan ke dalam kalorimeter yang telah diisi air
sebanyak 2 liter, dan dihubungkan dengan unit pembakar.
d. Calorimeter ditutup dan termometer dipasang pada tutup
calorimeter, sehingga skala bagian bawah tepat pada angka 19°C.
e. Temperatur konstan pengaduk listrik dihidupkan dan dibiarkan
selama 5 menit, kemudian sumber tegangan arus 23 volt dihidupkan
untuk membakar kawat sumbu dan cuplikan.
f. Temperatur diamati maka temperatur akan naik dengan cepat,
setelah itu konstan dan akhirnya sedikit demi sedikit akan turun,
kemudian sumber tegangan pembakar dan pengaduk dimatikan.

2. Analisis Kadar Air Pada Briket


Prosedur analisis kadar air pada briket adalah sebagai berikut:
a. Bahan ditimbang dengan timbangan analisis dengan berat bahan
dalam cawan alumunium yang telah diukur bobot keringnya secara
teliti.
b. Keringkan dalam oven pada suhu 105°C sampai beratnya konstan.
c. Bahan didinginkan dalam desikator dan timbang kembali.
d. Hitung kadar air dengan rumus berikut:
b−c
%Kadar Air =

b × 100% (3.1)
Dimana:
b: Berat cawan + sampel sebelum dimasukkan kedalam oven (g)
c: Berat cawan + sampel sesudah dimasukkan kedalam oven (g)
3. Analisis Kadar Abu Pada Briket:
Prosedur analisis kadar abu pada briket adalah sebagai berikut:
a. Timbang berat sampel, berat cawan, dan kemudian ukur lagi berat
sampel setelah diletakkan didalam cawan.
25
b. Masukkan cawan kedalam furnace dengan suhu 550°C selama 4 jam.
c. Setelah terbentuk arang putih, dinginkan arang di udara terbuka
sampai suhunya turun menjadi 100°C.
d. Setelah arangnya mengering, masukkan ke desikator kemudian
timbang berat cawan yang berisi arang tersebut.
e. Hitung kadar abu dengan rumus berikut:
m3 −m1
%Kadar Abu = m2
× 100% (3.2)

Dimana:
m1: Berat cawan kosong (g)
m2: Berat cawan + arang sebelum dimasukkan ke furnace (g)
m3: Berat cawan + arang setelah dikeluarkan dari furnace (g)

4. Analisis Volatile Matter Pada Briket


Prosedur analisis volatile matter pada briket adalah sebagai berikut:
a. Timbang sampel yang sudah dikeringkan di oven dan kemudian
ukur lagi berat sampel setelah diletakkan didalam cawan.
b. Masukkan cawan kedalam furnace dengan suhu 550°C selama 15
menit.
c. Hitung volatile matter dengan rumus berikut:
A−B
% 𝑉𝑜𝑙𝑎𝑡𝑙𝑒 𝑀𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 = A
× 100% (3.3)
Dimana:
A: Berat sampel yang dikeringkan dengan oven (g)
B: Berat sampel setelah dimasukkan kedalam furnace (g)

5. Analisis Fixed Carbon Pada Briket


Prosedur analisis fixed carbon pada briket adalah sebagai berikut:
a. Hitung volatile matter dengan rumus berikut:
A−B
% 𝑉𝑜𝑙𝑎𝑡𝑙𝑒 𝑀𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 = A
× 100% (3.4)
Dimana:
A: Berat sampel yang dikeringkan dengan oven (g)
B: Berat sampel setelah dimasukkan kedalam furnace (g)
b. Hitung kadar abu dengan rumus berikut:
m3 −m1
%Kadar Abu = m2
× 100% (3.5)

Dimana:
m1: Berat cawan kosong (g)
m2: Berat cawan + arang sebelum dimasukkan ke furnace (g)
26
m3: Berat cawan + arang setelah dikeluarkan dari furnace (g)
c. Hitung fixed carbon dengan rumus berikut:
%Fixed carbon = 100% - (%Volatile Matter + %Kadar Abu) (3.6)

27
3.5.2. Flowchart Analisis Hasil Penelitian
1. Flowchart Analisis Nilai Kalor Pada Briket

Gambar 3.4 Flowchart Analisis Nilai Kalor Pada Briket

28
2. Flowchart Analisis Kadar Air Pada Briket

Gambar 3.5 Flowchart Analisis Kadar Air Pada Briket

29
3. Flowchart Analisis Kadar Abu Pada Briket

Gambar 3.6 Flowchart Analisis Kadar Abu Pada Briket

30
4. Flowchart Analisis Volatile Matter Pada Briket

Gambar 3.7 Flowchart Analisis Volatile Matter Pada Briket

5. Flowchart Analisis Fixed Carbon Pada Briket

Gambar 3.8 Flowchart Analisis Fixed Carbon Pada Briket

31

Anda mungkin juga menyukai