Anda di halaman 1dari 19

KASUS KORUPSI LUCAS ENEMBE, GUBERNUR PAPUA BARAT DALAM

PERSPEKTIF GEOSTRATEGI INDONESIA


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Suri Teladan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.

Makalah ini merupakan tugas yang berjudul “KASUS KORUPSI LUCAS ENEMBE,
GUBERNUR PAPUA BARAT DALAM PERSPEKTIF GEOSTRATEGI INDONESIA”.
Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami pembelajaran tersebut secara
mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca pada umumnya.

Selaku penulis tentu tidak luput dari kekurangan, mohon maklum jika dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dari segi cara penulisan, tata bahasa
maupun dari isi mutu penulisan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati yang paling
dalam kami harapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kelengkapan dan
kesempurnaan makalah ini.

Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan,sebagai wujud rasa syukur dengan
tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan
makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materil,
terutama kepada guru dan teman-teman sekalian.

Jakarta, November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PERMASALAHAN
2.1. Lucas Enembe Tersangka Korupsi APBD......................................................................2

2.2. Lucas Enembe Terlibat dalam Skandal Perjudian Kasino di Berbagai Negara..............3

BAB III PEMBAHASAN


3.1. Lucas Enembe Korupsi APBD.......................................................................................5
3.2. Lucas Enembe Berjudi Kasino di Luar Negeri dengan Alasan Berobat.........................8
3.3. KPK Periksa Kondisi Kesehatan Lucas Enembe yang Hendak ke Singapura................10
3.4. Analisis Perspektif Geostrategis Papua..........................................................................11
BAB IV KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................................14
4.2. Saran...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Lucas Enembe S.IP, MH, lahir di Mamit, Kabupaten Tolikara, Papua, pada 27
Juli 1967. Lucas Enembe yang memiliki nama asli Lomato Enembe ini memulai
kariernya di lembaga pemerintahan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor
Sospol Kabupaten Merauke sejak tahun 1997. Setahun kemudian, dia mengajukan Izin
Belajar di Comerstone College Australia hingga selesai pada tahun 2001. Karier
politiknya pun semakin melejit, Lucas kemudian menjabat sebagai Wakil Bupati
(Wabup) Kabupaten Puncak Jaya mendampingi Eliezer Renmaur periode 2005-2011.
Dua tahun menjadi Wabup, Lucas pun diangkat menjadi Bupati Kabupaten Puncak Jaya
sejak tahun 2007 hingga 2012 (Syahrial, 2022).
Setahun berselang, Lucas Enembe yang didampingi Klemen Tinal terpilih
sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua periode 2013-2018. Dalam karier
politiknya, ia bergabung dengan Partai Demokrat. Pria yang pernah dipercaya sebagai
Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua periode 2006-2011 dan 2011-2016. Suami
dari Yewuce Enembe ini adalah gubernur ketiga yang dipilih secara demokratis oleh
rakyat Papua. Ia dikenal sebagai pemimpin yang pluralis dan moderat. Lucas mampu
meningkatkan hubungan antara pemimpin lain dari berbagai kelompok dan agama.
Setelah menjabat selama 5 tahun, ayah 3 anak ini kembali terpilih bersama Klemen
Tinal sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua untuk periode 2018-2023. Mereka
menang telak dengan meraih 1.939.539 suara atau 67,54% suara. (Syahrial, 2022).

1.2    RUMUSAN MASALAH
1. Memahami kasus Lucas Enembe dalam Perspektif Geostrategis Indonesia.

2. Menganalisis kasus Lucas Enembe dalam Perspektif Geostrategis Indonesia.

1.3    TUJUAN
1. Mampu memahami kasus Lucas Enembe.

1
2. Mampu menganalisis kasus Lucas Enembe dalam Perspektif Geostrategis
Indonesia.

2
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Lucas Enembe Tersangka Korupsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD)
Gubernur Lucas Enembe saat ini tengah menjadi sorotan karena berbagai
skandal yang menerpa dirinya. Mulai dari dugaan korupsi hingga kegiatan judi di luar
negeri. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 5 September 2022 lalu menetapkan
Enembe menjadi tersangka kasus dugaan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Papua serta dugaan gratifikasi sebesar Rp 1 miliar. Penyidik telah
mengirimkan surat panggilan kepada Enembe pada 7 September 2022 atau 2 hari
setelah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, Enembe tidak hadir. Enembe kemudian
dijadwalkan menjalani pemeriksaan pada 12 September 2022. Namun, lagi-lagi Enembe
kembali tidak memenuhi panggilan itu (Ana, 2022).
Pemeriksaan pada 12 September sedianya akan dilakukan di Markas Korps
Brigade Mobil (Mako Brimob) Papua. Pemilihan lokasi pemeriksaan tersebut bertujuan
memudahkan Lucas memenuhi panggilan penyidik. Akan tetapi, saat itu tim penyidik
hanya bertemu dengan kuasa hukum Enembe (Syahrial, 2022).
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud
MD pada 19 September 2022 lalu memaparkan hasil rapat koordinasi terkait persoalan
hukum yang menjerat Enembe. Rapat itu dilakukan karena penyidik KPK kesulitan
untuk memeriksa Enembe yang berkeras tidak bersalah. Bahkan para pendukung
Enembe sempat berjaga di rumahnya dan menggelar unjuk rasa di Kota Jayapura,
Papua. Saat itu Mahfud turut mengundang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK), Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), hingga Badan Intelijen
Strategis (Bais) TNI (Ana, 2022).
KPK tidak memaksakan penjemputan paksa mengingat kondisi di Papua yang
rawan konflik. Sebab, kediaman Enembe sempat dijaga oleh sejumlah pendukungnya.
Nilai dugaan korupsi yang dilakukan Enembe bukan hanya yang terkait dengan
gratifikasi senilai Rp 1 miliar melainkan beberapa perkara lain. Ada kasus-kasus lain
yang sudah didalami terkait dengan kasus ini. Misalnya, ratusan miliar dana operasional
pimpinan, dana pengelolaan PON, kemudian juga adanya manajer pencucian uang yang

3
dilakukan atau dimiliki oleh Lucas Enembe. “Saat ini saja ada blokir rekening atas
rekening Lucas Enembe per hari ini itu sebesar Rp 71 miliar yang sudah diblokir, jadi
bukan Rp 1 miliar,” ujar Mahfud (Kosek, 2022).
Mahfud juga memaparkan persoalan lain, yakni kesulitan yang dialami Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam memeriksa keuangan Provinsi Papua. Maka dari itu,
kata Mahfud, BPK hampir selalu memberikan opini tidak menyatakan pendapat atau
disclaimer terhadap keuangan pemerintah Provinsi Papua. "BPK lebih banyak
disclaimer atas kasus keuangan di Papua tersebut. Oleh sebab itu lalu bukti-bukti hukum
mencari jalannya sendiri dan ditemukanlah kasus-kasus tersebut," kata Mahfud. Mahfud
juga meminta Enembe mengikuti proses hukum dan memenuhi panggilan pemeriksaan
KPK. Bahkan dia menjamin jika KPK tidak mempunyai cukup bukti maka Enembe
akan dilepas. “Jika tidak cukup bukti, kami ini semua yang ada di sini menjamin,
dilepas, endak ada dihentikan itu,” ucap Mahfud.
Sebaliknya, jika KPK bisa menunjukkan bukti kuat atas dugaan korupsi itu,
Mahfud meminta Enembe bertanggung jawab atas perbuatannya. “Tetapi, kalau cukup
bukti ya harus bertanggung jawab karena kita sudah bersepakat membangun Papua yang
bersih dan damai sebagai bagian dari pembangunan NKRI,” ucap Mahfud.

2.2 Lucas Enembe Terlibat dalam Skandal Bermain Judi Kasino di Berbagai
Negara
Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), mereka
membongkar dugaan penyimpanan dan pengelolaan uang Lucas Enembe yang dinilai
tidak wajar. Salah satu dari 12 temuan PPATK merupakan setoran tunai dari Enembe
yang diduga mengalir ke kasino judi dengan nilai Rp 560 miliar. Salah satu hasil
analisis itu adalah terkait dengan transaksi setoran tunai yang bersangkutan di kasino
judi senilai 55 juta dolar atau Rp 560 miliar. Itu setoran tunai dilakukan dalam periode
tertentu.
Dugaan tentang Enembe yang gemar berjudi turut diungkap oleh Koordinator
Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) yaitu Boyamin Saiman. Dia lantas
membeberkan beberapa bukti kegiatan judi Enembe di luar negeri.

4
Boyamin mengatakan, Enembe langganan berjudi di Filipina, Malaysia, dan Singapura.
"Tempat-tempat judi yang menjadi langganan Lucas Enembe misalnya di Solaire Resort
and Casino di Manila, Genting Highland otomatis, itu di Malaysia dan Singapura itu
adalah kasino di Crockford Sentosa. Boyamin mengatakan, Enembe melakukan 25
perjalanan ke luar negari sejak Desember 2021 hingga Agustus 2022.
Boyamin mengatakan, memang tidak seluruh perjalanan ke luar negeri yang
dilakukan Enembe digunakan untuk berjudi. “Memang ada berobatnya, tapi sebagian
besar untuk judi,” kata Boyamin. Dalam daftar riwayat perjalanan Lucas yang
disodorkan Boyamin, Lucas bahkan sempat pergi ke Jerman. Namun, ia tidak
mengetahui apakah itu untuk keperluan berobat. “Mestinya ke Jerman berobat. Tapi aku
tidak tahu apakah ada izin Mendagri ke Jerman,” ujar Boyamin. Beberapa waktu lalu
kuasa hukum Lucas Enembe, Stephanus Roy Rening, mengakui kliennya kerap berjudi
di luar negeri. Namun menurut dia, aktivitas judi yang dilakukan Enembe disebut
sebagai hal lumrah yang biasa dilakukan pejabat (Kamil, 2022).
Akan tetapi, Roy membantah uang yang digunakan Lucas Enembe berjudi di
kasino berasal dari kejahatan korupsi APBD Pemprov Papua. "Sekarang tugasnya itu
kita sudah membuktikan bahwa tidak ada dana yang keluar dari Pemda Rp 560 miliar
yang kemudian dipakai Pak Gubernur untuk main judi, itu hoaks, tidak benar," kata dia.
Ia juga membantah bahwa Gubernur Papua memiliki tambang emas pribadi yang
hasilnya digunakan untuk berjudi di Singapura. Di sisi lain, Roy enggan mengungkap
asal uang yang digunakan Lucas Enembe untuk berkegiatan di Kasino. (Syahrial, 2022).

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Lucas Enembe Korupsi APBD


Berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tak kurang sudah 176
kepala daerah tersandung permasalahan hukum. Terakhir dan saat ini sedang ramai
dibincangkan masyarakat adalah Gubernur Papua, Lucas Enembe. Bagaimana tidak, di
balik dugaan gratifikasi Rp 1 miliar yang disangka KPK ternyata turut ditemukan
adanya aliran dana tak wajar yang mencapai setengah triliun rupiah. Jika kemudian
tudingan dan temuan KPK terbukti, maka Lucas bisa dianggap kepala daerah paling
korup sepanjang sejarah (Kamil, 2022).
Lucas disinyalir melakukan penyelewengan anggaran operasional pimpinan dan
pengelolaan Pekan Olahraga Nasional. Dalam konteks ini menjadi menarik jika
dibenturkan dengan isu efektivitas pengawasan oleh inspektorat daerah. Sebab, aliran
dana tak wajar Lucas bukan baru-baru ini terdeteksi, melainkan sejak tahun 2017
sebagaimana disampaikan Ketua Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan. Hal itu
menandakan selama lima tahun ke belakang praktis peran inspektorat lemah sebagai
aparat pengawas internal pemerintah provinsi Papua sekaligus benteng awal preventif
praktik korupsi (Ana, 2022).
Tidak cukup itu, sekalipun terdengar klasik namun faktor yang kerap menjadi
motif kepala daerah terjerumus praktik korupsi adalah biaya politik tinggi. Misalnya
saja, berdasarkan temuan Kementerian Dalam Negeri beberapa tahun lalu, anggaran
yang harus disediakan calon kepala daerah bisa puluhan miliar rupiah, bahkan untuk
level gubernur mencapai ratusan miliar rupiah. Jika dilihat pendapatan setiap bulan,
mustahil pimpinan daerah tersebut dapat mengembalikan modal yang telah dikeluarkan
saat masa kampanye. Pada titik ini kemudian praktik korupsi merajalela dan berhasil
menyeret ratusan kepala daerah ke proses hukum (Kamil, 2022).
Menyangkut perkembangan penanganan perkaranya sendiri, Indonesia
Corruption Watch (ICW) memiliki catatan khusus. Pertama, sebagai warga negara,
terlebih menduduki jabatan sebagai kepala daerah, Lucas semestinya memberikan
contoh baik kepada masyarakat dengan memenuhi panggilan KPK. Sebagaimana

6
dipahami berdasarkan Pasal 112 KUHAP, seseorang yang dipanggil sebagai saksi
maupun tersangka memiliki kewajiban hukum untuk menghadirinya. Jadi, jika Lucas
terus menerus mangkir, sudah selayaknya KPK segera melakukan upaya hukum berupa
penjemputan paksa. Hal ini pun sejalan dengan Pasal 50 ayat (1) KUHAP yang
menyatakan bahwa tersangka berhak mendapatkan pemeriksaan oleh penyidik dan
selanjutnya dapat diajukan kepada penuntut umum (Ana, 2022).
Opsi lain yang juga mungkin dilakukan oleh KPK adalah menangkap dan
menahan Lucas. Pasal 17 KUHAP mensyaratkan dua hal kepada aparat penegak hukum
yang ingin melakukan penangkapan, yakni, perkara sudah naik ke tahap penyidikan dan
status orang tersebut sebagai tersangka. Bahkan, jika kemudian Lucas ditangkap, KPK
pun dapat langsung melakukan penahanan seperti diatur dalam Pasal 21 KUHAP
dengan alasan-alasan tertentu, misalnya, kekhawatiran tersangka akan melarikan diri.
Dengan itu diyakini proses hukum terhadap Lucas dapat berjalan lancar dan siap untuk
segera disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Melansir sejumlah pemberitaan disebutkan bahwa Lucas saat ini diduga dalam
keadaan sakit sehingga tidak dapat menghadiri pemeriksaan di KPK. Menanggapi hal
itu, untuk memastikan objektivitas keterangan tersebut, KPK dapat meminta second
opinion dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ini bukan pertama kali KPK lakukan,
sebelumnya lembaga antirasuah itu juga pernah meminta bantuan IDI saat menangani
perkara korupsi KTP-Elektronik dengan tersangka mantan Ketua DPR RI, Setya
Novanto. Kala itu terbukti bahwa alasan sakit yang diutarakan oleh Setya terlalu
mengada-ngada. Maka dari itu, penting bagi KPK untuk segera mengulangi tindakan
tersebut dalam konteks perkara Lucas.
Dalam hal kondisi kesehatan Lucas terbukti benar sedang sakit, itupun tidak bisa
menghentikan langkah KPK menyidik perkara tersebut. Sebab, berdasarkan peraturan
perundang-undangan, KPK diperkenankan menerapkan pembantaran terhadap Lucas
hingga yang bersangkutan dianggap layak diperhadapkan dengan proses hukum. Sama
seperti situasi di atas, pembantaran juga pernah dilakukan KPK saat menangani perkara
yang melibatkan mantan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy.
Kedua, penanganan perkara yang diduga melibatkan Lucas harus
menitikberatkan pada pengembalian aset hasil kejahatan. Perkembangan terkini,

7
merujuk pada pernyataan Pimpinan KPK, Alexander Marwata, Menkopolhukam, dan
PPATK, Lucas diduga terlibat dalam dua kejahatan sekaligus, diantaranya, tindak
pidana korupsi berupa gratifikasi dan pencucian uang. Dua delik ini terbilang mudah
secara pembuktian, sebab turut mengatur mekanisme pembalikan beban pembuktian.
Sederhananya, seluruh sangkaan atau dakwaan KPK, kewajiban untuk membuktikan
adanya aliran dana tidak wajar bukan berada pada ranah penuntut umum, melainkan
terdakwa sendiri. Sederhananya, jika terdakwa tidak bisa membuktikan penerimaan itu
didapatkan dari hal wajar, maka aparat penegak hukum melalui putusan pengadilan
dapat langsung merampas aset-aset tersebut (Ana, 2022).
Dalam konstruksi dugaan pencucian uang yang dilakukan oleh Lucas, ada
fenomena menarik, yakni penggunaan nominee dan pengakuan dari Menkopolhukam
berkaitan staf Gubernur Papua yang bertugas menjadi manajer pencucian uang. Selain
itu, keterangan tersebut turut menyebutkan penggunaan sarana perjudian sebagai modus
pencucian uang. Sebagaimana diketahui, PPATK menemukan transaksi perjudian
dengan bentuk setoran melalui beberapa pihak lain (nominee) dengan nominal dari satu
hingga ratusan miliar. Secara konseptual, nominee kerap digunakan sebagai alat untuk
memfasilitasi korupsi maupun illicit enrichment dengan mengaburkan keterkaitan
langsung pelaku dengan tindakan bersangkutan. di Indonesia,
penggunaan nominee dalam konteks memuluskan tindak pidana korupsi dan tindak
pidana pencucian uang bukanlah isu baru. Meskipun dalam konteks berbeda, dalam
kasus korupsi Jiwasraya misalnya, Direktur PT Himalaya Energi Perkasa yang divonis
20 tahun penjara dan denda satu miliar subsider 2 bulan kurungan oleh Pengadilan
Tipikor Jakarta terbukti telah mendirikan sejumlah perusahaan nominee dan membuat
beberapa nominee perseorangan untuk melancarkan kejahatannya (Syahrial, 2022)
Lebih lanjut, apabila memang terbukti bahwa terdapat pemanfaatan sarana
perjudian sebagai modus pencucian uang dalam dugaan kasus yang melibatkan Lucas,
ICW menilai bahwa hal tersebut bukanlah hal yang mengejutkan. Sebab, sarana
perjudian seperti kasino memiliki risiko dan kerentanan inheren untuk terjadinya
pencucian uang. Sebagai bagian dari operasi bisnisnya, kasino mengelola dana dengan
jumlah yang sangat besar dan dalam frekuensi waktu yang cukup rutin. Tidak adanya

8
pemeriksaan dan pengawasan ketat terhadap sirkulasi dana dalam transaksi perjudian
dapat memperkuat kerentanan-kerentanan untuk adanya praktik pencucian uang. 
Ketiga, KPK harus membuka celah untuk menjerat pihak-pihak yang berupaya
menghalang-halangi proses hukum dengan memanfaatkan Pasal 21 Undang-Undang
Tindak Pidana Korupsi. Ada pola yang biasanya digunakan oleh pelaku korupsi untuk
menghindar dari proses hukum, salah satunya melalui pengerahan massa untuk
menghalangi aparat penegak hukum. Jika itu dilakukan, maka, baik pihak yang
memerintah maupun yang diperintah dapat diproses hukum atas sangkaan obstruction of
justice. Ancaman pidananya pun cukup tinggi, yakni mencapai 12 tahun penjara.
Keempat, narasi yang dibangun oleh KPK terkait dengan kelanjutan proses
hukum Lucas terlalu berlebihan. Betapa tidak, Alexander sampai mengutarakan
mengenai penghentian penyidikan kepada pihak Lucas agar kemudian Gubernur Papua
itu bisa menghadiri panggilan KPK. Ini menimbulkan kesan diskriminasi terhadap
pihak-pihak lain yang sedang diproses hukum oleh lembaga antirasuah itu. Mestinya
ada pesan tegas, bukan malah seperti memohon kepada terduga pelaku agar kooperatif.
Untuk itu, atas permasalahan hukum Lucas, ICW mendesak agar:
1. Lucas Enembe bersikap kooperatif dengan menghadiri pemeriksaan dirinya
sebagai tersangka di KPK;
2. KPK bersikap tegas terhadap permasalahan hukum Lucas Enembe, misalnya,
mengambil tindakan berupa penjemputan paksa dan menjerat pihak-pihak yang
menghalang-halangi proses penyidikan;
3. Partai Demokrat mendukung sepenuhnya langkah KPK dalam upaya
pemberantasan korupsi, khususnya menyangkut penyidikan terhadap Lucas
Enembe; (Ana, 2022).

3.2 Lucas Enembe Bermain Judi Kasino keluar Negeri dengan Alasan Berobat
Namun Bisa Berjalan Tanpa Kursi Roda
Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman
mengungkapkan bahwa Gubernur Papua Lucas Enembe bisa berjalan tanpa memakai
kursi roda. Hal itu disampaikan Boyamin usai membongkar aktivitas Enembe bermain
judi di kasino sejumlah negara pada Juli 2022. Berdasarkan video yang diterima

9
Kompas.com dari Boyamin, Enembe terlihat berjalan bersama seorang perempuan di
Changi Airport, Singapura. "Lucas Enembe bisa jalan tanpa kursi roda," kata Boyamin
kepada Kompas.com, Sabtu (24/9/2022). Menurut Boyamin, Enembe memiliki tempat
langganan untuk bermain judi di Malaysia, Singapura, dan Filipina. "Tempat-tempat
judi yang menjadi langganan Lucas Enembe misalnya di Solaire Resort and Casino di
Manila, Genting Highland otomatis, itu di Malaysia dan Singapura itu adalah kasino di
Crockford Sentosa," papar Boyamin. "Saya punya fotonya, dan juga ada beberapa, baik
laki-laki dan perempuan, itu udah jadi pengikutnya Pak Lucas Enembe di luar negeri,"
ucap dia. Selain video, Boyamin juga membagikan sejumlah foto yang memperlihatkan
Enembe tengah bermain judi di Casino Genting Highland, Malaysia, pada 19 Juli 2022
(Syahrial, 2022).
Boyamin pun memiliki catatan aktivitas orang-orang di lingkaran Lucas Enembe
beserta manifes pesawat pribadi dari Jakarta ke Jayapura. "Saya punya catatan aktivitas
itu dari orang dalam di Papua yang lingkaran dalamnya Pak Lucas Enembe," papar
Boyamin. "Termasuk kegiatan orang-orangnya yang baru bulan September tanggal 10-
15 itu ada aktivitas pesawat pribadi dari Jakarta menuju Jayapura, ada manifes
pesawatnya," jelas Boyamin. Adapun pengacara Enembe, Aloysius Renwarin,
membenarkan bahwa kliennya berjudi di Singapura, tetapi menggunakan uang pribadi.
(Ana, 2022).
Sementara itu, tim pengacara Enembe, Stefanus Roy Rening, sempat datang ke
Gedung Merah Putih KPK Jakarta bersama dokter pribadi Enembe, Athonius Mote, dan
Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus, pada Jumat (23/9/2022) sore.
Stefanus menjelaskan, kedatangannya ke KPK membawa juru bicara dan dokter pribadi
Enembe untuk meyakinkan pimpinan KPK terkait konsidi terakhir kliennya di Papua.
Stefanus berharap Komisi Antirasuah bisa memberikan pelayanan terbaik terhadap
Enembe dengan memperhatikan kondisi kesehatannya. (Saptohutoomo, 2022).

3.3 KPK Periksa Kesehatan Lucas Enembe yang Hendak Izin Berobat ke
Singapura
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mempertimbangkan permintaan kuasa
hukum Gubernur Papua, Lucas Enembe, Stefanus Roy Rening, agar kliennya bisa

10
melakukan pemeriksaan kesehatan di Singapura. Hal itu disampaikan oleh Kepala
Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menanggapi kehadiran tim kuasa hukum Gubernur
Papua Lucas Enembe yang menyampaikan kondisi kesehatan kliennya sedang menurun.
Diketahui, tim Kuasa hukum Enembe datang ke Gedung Merah Putih KPK Jakarta
bersama dengan dokter pribadi Enembe, Athonius Mote dan Juru Bicara Gubernur
Papua, Muhammad Rifai Darus pada Jumat (23/9/2022) sore. Kedatangan mereka ke
kantor KPK dilakukan untuk menginformasikan ketidakhadiran Enembe pada
pemeriksaan yang telah dijadwalkan pada Senin (26/9/2022). (Ana, 2022).
Akan tetapi, KPK bakal mempertimbangkan pemeriksaan kesehatan di luar negeri
setelah Gubernur Papua melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu di Jakarta.
Keinginan tersangka untuk berobat ke Singapura, kami pertimbangkan, tetapi tentu
kami juga harus pastikan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap tersangka
lebih dahulu ketika ia sudah sampai di Jakarta. "Oleh karenanya, KPK tentu berharap
pihak dimaksud memenuhi panggilan pada 26 September 2022 di Gedung Merah Putih
KPK sesuai yang KPK telah sampaikan secara patut. KPK juga menyatakan,
ketidakhadiran seorang tersangka karena alasan kesehatan perlu dibuktikan dengan
dokumen resmi dari tenaga medis (Kosek, 2022).
Hal itu tidak bisa hanya dengan menghadirkan seorang dokter pribadi maupun juru
bicara untuk menjelaskan kondisi kesehatan seorang tersangka. Sebab, tim penyidik
bakal terlebih dahulu menganalisis dokumen kesehatan yang resmi dikeluarkan oleh
tenaga medis. KPK juga telah memiliki tenaga medis khusus dalam melakukan
pemeriksaan baik terhadap saksi ataupun tersangka yang dipanggil KPK. Tidak hanya
kali ini, sebagaimana diketahui KPK sebelumnya juga beberapa kali memberikan
kesempatan dan penyediaan fasilitas kesehatan bagi saksi maupun tersangka pada
perkara-perkara lainnya.
Sebelumnya, Kuasa hukum Gubernur Papua Lucas Enembe, Stefanus Roy Rening
menjelaskan, kedatangannya ke KPK membawa juru bicara dan dokter pribadi Enembe
dilakukan untuk meyakinkan Pimpinan KPK terkait kondisi terakhir kliennya di Papua.
Ia berharap Komisi Antirasuah itu bisa memberikan pelayanan terbaik terhadap Enembe
dengan memperhatikan kondisi kesehatan tersebut.

11
3.4 Analisis Perspektif Geostrategis Wilayah Papua Selama Lucas Enembe
Menjadi Gubernur
Luasnya geografis suatu wilayah menjadi salah satu alasan mengapa pemekaran
wilayah harus dilakukan. Jika suatu daerah terlalu luas, maka dikhawatirkan pelayanan
masyarakat menjadi tidak efektif dan efisien. Sudah sejak lama keinginan masyarakat
Papua menunggu kebijakan pemekaran wilayah sebagai salah satu upaya mempercepat
pembangunan dan kemajuan (Octaviani, 2022).
Dalam sebuah kajian Bapenas menyebutkan bahwa salah satu argumen yang
mendukung pemekaran antara lain, kebutuhan mengatasi jauhnya jarak rentang kendali
antara pemerintah dan masyarakat. Rentang kendali yang lebih pendek dan alokasi
fiskal yang lebih merata seyogyanya menjadi modal dasar bagi peningkatan pelayanan
di setiap daerah, khususnya daerah pemekaran. Dalam hal ini, Provinsi Papua
memenuhi argumentasi pendukung pemekaran tersebut karena wilayahnya yang begitu
luas (Kosek, 2022).
Selain itu, pertimbangan usulan pemekaran provinsi di Papua dapat dilihat dari
sisi aspek geopolitik dan geostrategis. Desentralisasi diharapkan dapat mewujudkan
kesejahteraan, mengurangi kemiskinan dan kemudahan kepada masyarakat dalam
mengurus administrasi (Saptohutomo, 2022).
Kembali pada analogi seorang pemimpin yang memiliki andil besar dalam maju
mundurnya suatu daerah. Bahwa sekali lagi, isu kebijakan pemekaran wilayah bukan
merupakan hal baru bagi masyarakat Papua. Secara lebih spesifik, sebelum Enembe
yang saat ini menjabat Gubernur Papua selama dua periode. Isu tersebut telah
menyeruak di sebagian masyarakat menjadi sebuah kajian hingga harapan.
Seperti tak ingin tertinggal oleh isu, jika tak ingin disebut memanfaatkannya.
Tahun 2013, saat Lucas Enembe melakukan kampanye pencalonan gubernur. Di
hadapan ribuan massa yang memadati lapangan Sinapuk, Wamena, dengan suara
lantang mengatakan bahwa ia adalah Gubernur Papua yang terakhir. Pernyataan tersebut
secara tak langsung menegaskan bahwa ia menyetujui pemekaran Provinsi Papua,
dimana salah satunya yakni Pegunungan tengah dengan Wamena sebagai ibu kota.
Menurut beberapa tokoh senior Papua, kemenangan Lucas Enembe dan (Alm) Klemen

12
Tinal hingga lebih dari 50% karena membawa isu pemekaran provinsi dalam setiap
kampanye. Sebuah strategi merespon isu aktual sekaligus meminang, serta memikat
harapan masyarakat.
Isu pemekaran wilayah sebenarnya telah menjadi amunisi bagi Lucas Enembe
untuk merebut perhatian masyarakat. Mundur tiga tahun sebelum masa kampanye
pencalonan Gubernur berlangsung, yakni tahun 2010. Saat itu dirinya masih menjabat
sebagai ketua Asosiasi Bupati se-kawasan Pegunungan Tengah Papua secara tegas
mengajukan pembentukan provinsi baru. Ajuan tersebut menindaklanjuti sikap
pemerintah pusat jika akhirnya tidak mendengar aspirasi masyarakat untuk menjadikan
kawasan pegunungan tengah sebagai Kawasan infrastruktur untuk membuka isolasi
yang sudah lama. Saat itu, selain masalah transportasi, kawasan Pegunungan Tengah
juga sangat memprihatinkan meski sumber daya alam sangat kaya. Ia menyebut, sebesar
70% dari 1,2 juta penduduk asli Papua di kawasan tersebut dikategorikan penduduk
miskin (Octaviani, 2022).
Lucas juga menilai, bahwa miskinnya infrastruktur di kawasan Pegunungan
Tengah ditengarai karena sikap diskriminatif dan pembiaran dari Pemerintah Provinsi
Papua. Meski saat itu pemerintah pusat memberlakukan moratorium pemekaran
wilayah, namun Lucas yakin pemerintah pusat akan merestui pendirian provinsi
Pegunungan Tengah. Ia berharap tahun 2011 usulan pembentukan provinsi itu diterima
oleh pemerintah pusat. Apalagi syarat pembentukan provinsi sudah terpenuhi, yakni
sudah ada 10 kabupaten dan dukungan dari 1,2 juta penduduk di kawasan tersebut
(Syahrial, 2022).
Pernyataan dukungan terhadap DOB oleh Lucas Enembe masih menjadi memori
bagi sebagian orang. Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai menyampaikan bahwa
pemekaran DOB di Papua merupakan permintaan Gubernur Papua, Lucas Enembe
bersama semua unsur kepada pemerintah Pusat pada tahun 2018. Melalui konsep Otsus
Plus, beliau datang dengan semua unsur, meminta pemekaran dan khusus untuk
Laapago diminta segera dimekarkan menjadi provinsi percontohan infrastruktur (Ana,
2022).
Dalam perjalanannya, pembentukan DOB di Papua telah melalui proses politik
dan hukum yang telah final. Telah dilakukan penandatanganan peraturan pemerintah

13
dan juga telah terbit UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang perubahan Kedua atas UU
Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.
Sehingga jika saat ini Lucas Enembe menyatakan menolak, maka menjadi
sebuah kebingungan jamak karena masih berhadapan dengan gubernur yang sama
namun muncul dengan sikap dan pemikiran yang berubah. Bahkan alasan yang keluar
dari sang gubernur sangat naif, dimana masyarakat disebut tidak membutuhkan
pemekaran. Seperti menelan kembali ludah yang telah dikeluarkan (Oktaviani, 2022).
Untuk kita ketahui bersama, bahwa melalui pendekatan pemekaran wilayah,
persoalan-persoalan di Papua seperti sulitnya akses pendidikan dan kesehatan
diharapkan segera terselesaikan. Pembangunan di Papua harus terus berlanjut demi
masa depan anak-anak Papua yang ingin mengejar cita-citanya, masyarakat di Papua
nantinya juga harus bisa mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus berjalan
berhari-hari, karena pemekaran wilayah akan merangsang pembangunan fasilitas publik.
Melalui pemekaran, akan lebih mudah bagi pemerintah pusat untuk membangun dan
mengembangkan provinsi-provinsi di Bumi Cenderawasih (Saptohutomo, 2022).

14
BAB IV

KESIMPULAN

4.1      KESIMPULAN
Lucas Enembe memiliki segudang kepercayaan dari masyarakat Papua namun
ternyata memiliki sisi gelap yakni sebagai tersangka dari dana APBD dan kasus
perjudian kasino di beberapa negara.

4.2       SARAN
Sebaiknya KPK harus cepat bertindak untuk menyelesaikan kasus korupsi yang
menjerat pimpinan daerah di Papua tersebut yaitu Lucas Enembe.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ana. W., (2022). Menyoal Dugaan Perkara Hukum Lucas Enembe: Sengkarut Korupsi
Politik dan Menguji Nyali KPK. (https://antikorupsi.org/id/menyoal-dugaan-
perkara-hukum-Lucas-enembe-sengkarut-korupsi-politik-dan-menguji-nyali-
kpk) diakses pada 29 November 2022 pukul 22.09

Kamil, I., (2022). Bongkar Aktivitas Lucas Enembe Berjudi Maki Dia Bisa Jalan Tanpa
Kursi Roda (https://nasional.kompas.com/read/2022/09/24/21311041/bongkar-
aktivitas-Lucas-enembe-berjudi-maki-dia-bisa-jalan-tanpa-kursi-roda) diakses
pada 29 November 2022 pukul 22.15

Kosek. A., (2022). Lucas Enembe dalam Perspektif Geostrategis


(https://indonesiabangsaku.com/lain-dulu-lain-sekarang-janji-manis-Lucas-
enembe-mendorong-pemekaran-wilayah-papua-ditolak-sendiri-karena-
kepentingan-kekuasaan/) diakses pada 29 November 2022 pukul 22.34 WIB

Oktaviani, S., (2022). Geostrategi Indonesia dan Ketahanan Nasional


(https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/31/150000569/pengertian-
geostrategi-indonesia-dan-ketahanan-nasional?page=all) diakses pada 29
November 2022 pukul 22.38 WIB

Saptohutomo, A.P., (2022). Deretan Skandal Lucas Enembe, dari Dugaan Korupsi
Hingga Judi (https://nasional.kompas.com/read/2022/09/26/06150011/deretan-
skandal-Lucas-enembe-dari-dugaan-korupsi-hingga-judi) diakses pada 29
November pukul 2022 21.57 WIB

Syahrial, M., (2022). Profil Lucas Enembe Gubernur Papua yang Ditetapkan sebagai
Tersangka (https://regional.kompas.com/read/2022/09/13/131715278/profil-
Lucas-enembe-gubernur-papua-yang-ditetapkan-sebagai-tersangka-oleh)
diakses pada 29 November 2022 pukul 21.42 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai