LOKAL
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Suri Teladan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.
Kami sebagai penulis tentu tidak luput dari kekurangan, mohon maklum jika dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dari segi cara penulisan, tata bahasa
maupun dari isi mutu penulisan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati yang paling
dalam kami harapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kelengkapan dan
kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan,sebagai wujud rasa syukur dengan
tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan
makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materil,
terutama kepada guru dan teman-teman sekalian.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................................3
BAB II PERMASALAHAN
2.1. Pengertian Pasar Lokal.............................................................................................4
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teddy Minahasa Putra merupakan perwira tinggi Polri yang lahir pada 23 November
1971 di Minahasa, Sulawesi Utara. Teddy merupakan lulusan Akpol 1993 yang
berpengalaman di bidang Direktorat Lalu Lintas.
Teddy tercatat pernah menjabat sejumlah jabatan penting di kepolisian. Teddy pernah
menjadi Sahlijemen Kapolri menggantikan posisi Irjen Pol Toni Hermanto. Teddy juga
pernah menjabat sebagai Kasubditmin Regident Ditlantas Polda Jawa Tengah dan
Kabidregident Ditlantas Polda Metro Jaya. Ia juga pernah menduduki jabatan Kapolres Kota
Malang pada tahun 2019.
Salah satu prestasi yang dicetak yaitu ketika Teddy berhasil mengungkap kasus perjudian di
Sumatera Barat atau kasus kriminal bersandi 303. Disebutkan bahwa terdapat 124 kasus
diungkap dengan total tersangka sebanyak 226 orang.
Teddy merupakan mantan ajudan Wakil Presiden (Wapres) di masa Jusuf
Kalla.Teddy Minahasa juga pernah menjabat sebagai Staf Ahli Wakil Presiden RI,
Karopaminal Divpropam Polri, Kapolda Banten, Wakapolda Lampung, dan Staf Ahli
Manajemen Kapolri. Selain berada di lingkungan kepolisian, Teddy juga menjadi Ketua
Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) pada periode tahun 2021-2026.
Teddy Minahasa juga disebut sebagai polisi paling kaya di Indonesa. Sebab,
berdasarkan LHKPN 2022, Irjen Teddy Minahasa Putra tercatat memiliki total kekayaan
yang sangat fantastis yang diperkirakan kekayaannya adalah sebesar Rp29,9 miliar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Meng
2. Peluang Usaha Pasar Lokal
3. Menganalisis Peluang Usaha Produk Kerajinan dengan Analisis SWOT
4. Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal
5. Menciptakan Peluang Usaha Produk Kerajinan dan Administrasi Usaha
1.3 TUJUAN
1. Mampu memahami Langkah-langkah melakukan wirausaha
3
2. Mampu menganalisis peluang usaha produk kerajinan dengan analisis SWOT
3. Mampu memahami cara membuka peluang usaha
4
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Pasar Lokal
Pasar adalah tepat bertemunya antara penjual dengan pembeli untuk saling melakukan
transaksi yang disebut jual beli, baik secara barang maupun jasa. Adapun ciri khas dari
sebuah pasar adalah kegiatan jual beli. Pasar merupakan salah satu dari berbagai macam
system, institusi, prosedur, dan hubungan sosial serta infrastruktur dimana terdapat usaha
menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan adanya imbalan berupa
uang (Abbas, 2018).
Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat
produk itu dihasilkan. Kerajinan pasar lokal adalah pasar yang hanya ada atau hanya terdapat
pada suatu daerah atau wilayah tertentu saja. Adapun segmentasi pasar sasaran dapat
dibedakan menjadi beberapa hal yaitu geografis atau tempat, demografis (meliputi gender,
usia, bangsa, etnis, pekerjaan, dan tingkat ekonomi), dan psikografis (meliputi karaktek kelas
sosial, gaya hidup, dan kepribadian) (Abbas, 2018).
a. Tahap memulai
Tahap bagi seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka
usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan.
5
d. Tahap mengembangkan usaha
Tahap ini adalah tahap disaat hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan, perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin
diambil.
Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha produk kerajinan adalah sebagai berikut.
1) Faktor internal
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapi
dengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain:
pengetahuan yang dimiliki,
pengalaman dari individu itu sendiri,
pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah,
intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah hal - hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi usaha, antara lain:
masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,
7
kesulitan yang dihadapi sehari–hari,
kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain,
pemikiran besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Untuk merintis suatu usaha produk kerajinan dengan baik, wirausahawan tentunya harus
melihat prospek usaha jangka pendek, menengah, dan panjang. Selanjutnya, untuk memulai
usaha produk kerajinan, wirausahawan harus mengetahui bagaimana prospek usaha ini.
Setelah mengetahui prospek usaha, barulah dia membuat rencana usaha, mempersiapkan
sarana dan prasarana, serta modal usaha (Alma, 2017).
8
Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pengusaha kerajinan dengan
menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan
teknik produksi kerajinan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi keberhasilan usaha produk kerajinan (Basia, 2016).
Secara rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
peluang usaha produk kerajinan, yaitu sebagai berikut:
9
5) Uji Coba Pasar
Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset yang utama untuk mengurangi risiko yang ada
pada usaha produk kerajinan baru dan menilai keberhasilannya. Metode yang digunakan
dalam uji coba pasar adalah pameran perdagangan, menjual pada sejumlah konsumen
terbatas, dan menggunakan uji coba pasar di mana penerimaan calon pembeli bisa diamati
dan dianalisis lebih dekat. Uji coba pasar juga memberikan kemungkinan paluang dalam
pemasaran, distribusi, dan pelayanan. (Abidin, 2014)
c. Analisis Persaingan
Semua usaha produk kerajinan akan menghadapi persaingan baik persaingan langsung, yaitu
dari produk kerajinan yang sejenis maupun persaingan produk perusahaan kerajinan lain pada
pasar yang sama. Analisis persaingan ini sangat penting untuk pengembangan dan
keberlanjutan usaha produk kerajinan.
10
2.5 Administrasi Usaha
Untuk menunjang kelancaran kegiatannya, sebaiknya seorang wirausaha mempunyai
catatan yang rapi mengenai kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya. Catatan
tersebut dibuat secara kronologis dan kemudian didokumentasikan. Adapun administrasi
usaha yang termasuk di dalamnya yaitu :
a. Pencatatan transaksi barang dan jasa
Pada tahap ini, bukti transaksi intern adalah bukti yang dibuat oleh dan untuk
internal. Bukti transaksi internal adalah bukti transaksi yang berhubungan dengan
pihak luar.
b. Pencatatan transaksi keuangan
Pada tahap ini, pengelolaan keuangan adalah hal penting yang perlu dikelola
dengan benar selain besarnya modal dan sumber daya yang dimiliki
Adapun kewajiban dalam administrasi usaha yaitu :
Pajak : kewajiban perpajakan di Indonesia hamper mengenai seluruh wajib pajak tak
terkecuali pengusaha usaha dagang (pedagang) dan pelaku UMKM (Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah).
Perizinan Usaha : Ada peraturan-peraturan yang dibuat dan diterapkan untuk
memberikan koridor yang jelas dalam membangun perusahaan.
Surat-menyurat : dalam dunia kewirausahaan surat-menyurat dalam bisnis disebut
surat niaga.
11
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
A. KESIMPULAN
Pasar lokal adalah pasar yang memiliki segmentasi tersendiri sehingga banyak hal
yang harus diperhatikan dalam perencanaan usaha seperti ide usaha, peluang usaha,
analisis dengan SWOT, sumber daya usaha dan administrasi usaha. Peluang usaha
yang dimiliki cukup besar bagi siapapun dengan memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki.
B. SARAN
Sebaiknya menjadi seorang wirausaha khususnya untuk pasar lokal harus
memperhatikan aspek sosial dan aspek ekonomi agar berguna bagi masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, D. (2018). Pengaruh Modal Usaha, Orientasi Pasar, Dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Kinerja Ukm Kota Makassar. Jurnal Minds:
Manajemen Ide Dan Inspirasi, 5(1), 5–111.
https://doi.org/10.24252/minds.v5i1.4991
Abidin, Z., & Dewi, A. (2014). Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Laba Bersih
Pada PT SOELINA INTER KARYA PROCESSING. 2(1).
Alma, B. (2017). Kewirausahaan (Revisi). Bandung: Alfabeta.
Amir, E., & Hasan, M. (2019). Perbandingan kompetensi wirausaha mahasiswa
melalui pembelajaran kewirausahaan berbasis budaya lokal dengan yang tidak
berbasis budaya lokal. 22(1), 110–125.
13