Anda di halaman 1dari 14

WIRAUSAHA PRODUK KERAJINAN UNTUK PASAR

LOKAL
 
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Suri Teladan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “WIRAUSAHA PRODUK KERAJINAN


UNTUK PASAR LOKAL”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami
mata kuliah tersebut secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk para siswa
pada umumnya.

Kami sebagai penulis tentu tidak luput dari kekurangan, mohon maklum jika dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dari segi cara penulisan, tata bahasa
maupun dari isi mutu penulisan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati yang paling
dalam kami harapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kelengkapan dan
kesempurnaan makalah ini.

Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan,sebagai wujud rasa syukur dengan
tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan
makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materil,
terutama kepada guru dan teman-teman sekalian.

Jakarta, November 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2       Rumusan Masalah.....................................................................................................3
1.3       Tujuan........................................................................................................................3
BAB II PERMASALAHAN
2.1.       Pengertian Pasar Lokal.............................................................................................4

2.2        Ide Usaha..................................................................................................................4

2.3        Peluang Usaha Produk Kerajinan.............................................................................5

2.4        Menganalisis Peluang Usaha dengan SWOT...........................................................7

2.4        Administrasi Usaha...................................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN


A.      Kesimpulan..................................................................................................................11
B.       Saran............................................................................................................................11
BAB IV KESIMPULAN
A.      Kesimpulan..................................................................................................................11
B.       Saran............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Teddy Minahasa Putra merupakan perwira tinggi Polri yang lahir pada 23 November
1971 di Minahasa, Sulawesi Utara. Teddy merupakan lulusan Akpol 1993 yang
berpengalaman di bidang Direktorat Lalu Lintas.
Teddy tercatat pernah menjabat sejumlah jabatan penting di kepolisian. Teddy pernah
menjadi Sahlijemen Kapolri menggantikan posisi Irjen Pol Toni Hermanto. Teddy juga
pernah menjabat sebagai Kasubditmin Regident Ditlantas Polda Jawa Tengah dan
Kabidregident Ditlantas Polda Metro Jaya. Ia juga pernah menduduki jabatan Kapolres Kota
Malang pada tahun 2019.
Salah satu prestasi yang dicetak yaitu ketika Teddy berhasil mengungkap kasus perjudian di
Sumatera Barat atau kasus kriminal bersandi 303. Disebutkan bahwa terdapat 124 kasus
diungkap dengan total tersangka sebanyak 226 orang.
Teddy merupakan mantan ajudan Wakil Presiden (Wapres) di masa Jusuf
Kalla.Teddy Minahasa juga pernah menjabat sebagai Staf Ahli Wakil Presiden RI,
Karopaminal Divpropam Polri, Kapolda Banten, Wakapolda Lampung, dan Staf Ahli
Manajemen Kapolri. Selain berada di lingkungan kepolisian, Teddy juga menjadi Ketua
Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) pada periode tahun 2021-2026.
Teddy Minahasa juga disebut sebagai polisi paling kaya di Indonesa. Sebab,
berdasarkan LHKPN 2022, Irjen Teddy Minahasa Putra tercatat memiliki total kekayaan
yang sangat fantastis yang diperkirakan kekayaannya adalah sebesar Rp29,9 miliar.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1. Meng
2. Peluang Usaha Pasar Lokal
3. Menganalisis Peluang Usaha Produk Kerajinan dengan Analisis SWOT
4. Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal
5. Menciptakan Peluang Usaha Produk Kerajinan dan Administrasi Usaha

1.3    TUJUAN
1. Mampu memahami Langkah-langkah melakukan wirausaha

3
2. Mampu menganalisis peluang usaha produk kerajinan dengan analisis SWOT
3. Mampu memahami cara membuka peluang usaha

4
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Pasar Lokal
Pasar adalah tepat bertemunya antara penjual dengan pembeli untuk saling melakukan
transaksi yang disebut jual beli, baik secara barang maupun jasa. Adapun ciri khas dari
sebuah pasar adalah kegiatan jual beli. Pasar merupakan salah satu dari berbagai macam
system, institusi, prosedur, dan hubungan sosial serta infrastruktur dimana terdapat usaha
menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan adanya imbalan berupa
uang (Abbas, 2018).
Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat
produk itu dihasilkan. Kerajinan pasar lokal adalah pasar yang hanya ada atau hanya terdapat
pada suatu daerah atau wilayah tertentu saja. Adapun segmentasi pasar sasaran dapat
dibedakan menjadi beberapa hal yaitu geografis atau tempat, demografis (meliputi gender,
usia, bangsa, etnis, pekerjaan, dan tingkat ekonomi), dan psikografis (meliputi karaktek kelas
sosial, gaya hidup, dan kepribadian) (Abbas, 2018).

2.2 Ide Usaha


Dalam memulai sebuah usaha, tentu diperlukan adanya perencanaan, dimana
perencanaan diawali dengan Langkah-langkah melakukan wirausaha sebagai berikut :
Secara umum langkah-langkah mendapatkan ide usaha adalah sebagai berikut (Amir, 2019)

a. Tahap memulai
Tahap bagi seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka
usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan.

b. Tahap melaksanakan usaha


Pada tahap ini, seseorang yang telah memiliki ide umumnya mulai mengelola berbagai aspek
yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek: pembiayaan, sumber daya manusia,
kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

c. Tahap mempertahankan usaha


Tahap di mana seorang wirausaha tersebut berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan
analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang
dihadapi.

5
d. Tahap mengembangkan usaha
Tahap ini adalah tahap disaat hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan, perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin
diambil.

2.3 Peluang Usaha Produk Kerajinan


Indonesia sangat kaya baik dari kekayaan alam maupun budayanya. Komoditas
produk negara Indonesia banyak dikenal di mancanegara. Misalnya, furnitur dan kerajinan.
Tentu ada banyak pengusaha asal Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari usaha
furnitur dan kerajinan tersebut, baik yang sifatnya lokal maupun yang sudah go internasional.
Apalagi di daerah sekitar lokasi pariwisata sudah bisa dipastikan banyak warga Indonesia
yang berjualan produk kerajinan. Indonesia memiliki banyak tempat wisata dan menjadi
prospek bisnis kerajinan yang sangat baik (Franita, 2016).
Produk kerajinan sangat banyak manfaatnya. Ada yang digunakan untuk keperluan
rumah tangga. Ada juga yang hanya sekadar untuk hiasan. Bahkan, terkadang menjadi
cindera mata hingga menjadi barang yang memiliki prestise yang tinggi bagi pemiliknya. Ada
banyak cara bagi wirausaha kerajinan untuk mengembangkan ide peluang usahanya, di
antaranya adalah memberikan kebebasan dan dorongan kreativitas kepada para perajin atau
karyawannya. Pengembangan ide harus dilakukan secara terus - menerus agar wirausahawan
dapat memenangkan persaingan. Beberapa macam ide yang perlu dikembangkan, antara lain
sebagai berikut (Hadiyati, 2011).
 Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang diminati konsumen.
 Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang dapat memenangkan persaingan.
 Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk kerajinan.
 Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen di dalam penggunaan produk
kerajinan.
 Ide dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna produk kerajinan yang
disenangi konsumen.
Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha kerajinan memilih jenis usaha
produk kerajinan. Proses pemilihan ini melalui tahapan analisis yang cermat. Untuk itu
diperlukan pertimbangan yang matang. Tahap ini biasanya disebut evaluasi dengan kriteria
yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan
evaluasi adalah sebagai berikut (El Hasanah, 2018).
 Faktor keuntungan. Jika setelah diperhitungkan ternyata tidak memberi keuntungan
memadai, sebaiknya pilihan bersangkutan dibatalkan.
 Faktor penguasaan teknis, Cara pembuatan produk kerajinan perlu dikuasai atau
dipelajari dengan baik oleh para karyawan/perajin.
 Faktor pemasaran. Harus diteliti kemungkinan pemasaran dan prospek pemasarannya
di waktu mendatang.
 Faktor bahan baku. Bahan baku merupakan faktor penting yang ikut menentukan
tingkat harga pokok dan kelancaran proses produk usaha kerajinan.
6
 Faktor tenaga kerja. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah tersedianya tenaga kerja
yang murah dan kemungkinan untuk memenuhinya, baik jumlah, keahlian, maupun
jasa.
 Faktor modal. Perlu dipertimbangkan kesesuaian antara modal yang disediakan dan
kebutuhan jenis usaha kerajinan yang dibutuhkan.
 Faktor risiko. Tingkat risiko yang akan ditanggung perlu dipertimbangkan dengan
besarnya keuntungan yang akan diperoleh.
 Faktor persaingan. Perlu dipelajari situasi yang akan terjadi dan disesuaikan dengan
kemampuan menghadapinya dalam hal modal maupun pemasarannya.
 Faktor fasilitas dan kemudahan. Fasilitas yang dibutuhkan untuk operasi usaha
kerajinan dan kemudahan penyediaannya menjadi pertimbangan, kemudahan yang
mungkin dapat diperoleh dari pemerintah seperti pajak.
 Faktor manajemen.Pertimbangan penting lainnya adalah produk pengelolaannya yang
paling sesuai dan bagaimana kemampuan pengusaha untuk mengelolanya. Hal ini
sering diabaikan dalam mendirikan perusahaan kecil. Faktor lain yang perlu menjadi
pertimbangan adalah peraturan pemerintah, perizinan, pertimbangan etis, lingkungan,
dan sebagainya (Fahmi, 2013).
Jika wirausaha sudah menetapkan jenis usaha kerajinan sesuai dengan yang diinginkan
dan sudah melalui berbagai macam pertimbangan, tugas yang perlu diperhatikan seorang
wirausaha adalah mempertimbangkan hal-hal berikut.
 Jenis usaha kerajinan yang sesuai dengan hasrat dan minat.
 Jenis usaha kerajinan yang benar-benar akan membawa suatu keuntungan.
 Jenis usaha kerajinan yang mudah mengurus dan mengerjakannya.
 Jenis usaha kerajinan yang mudah memeliharanya.
 Jenis usaha kerajinan yang produknya disenangi dan dibutuhkan konsumen.
 Jenis usaha kerajinan yang bahan bakunya mudah didapat.
 Jenis usaha kerajinan yang mendapat dukungan serta perlindungan pemerintah.

Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha produk kerajinan adalah sebagai berikut.

1) Faktor internal
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapi
dengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain:
 pengetahuan yang dimiliki,
 pengalaman dari individu itu sendiri,
 pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah,
 intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah hal - hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi usaha, antara lain:
 masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,
7
 kesulitan yang dihadapi sehari–hari,
 kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain,
 pemikiran besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Untuk merintis suatu usaha produk kerajinan dengan baik, wirausahawan tentunya harus
melihat prospek usaha jangka pendek, menengah, dan panjang. Selanjutnya, untuk memulai
usaha produk kerajinan, wirausahawan harus mengetahui bagaimana prospek usaha ini.
Setelah mengetahui prospek usaha, barulah dia membuat rencana usaha, mempersiapkan
sarana dan prasarana, serta modal usaha (Alma, 2017).

2.4 Menganalisis Peluang Usaha Produk Kerajinan dengan Analisis SWOT


Menganalisis peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan untuk menemukan
peluang dan potensi usaha produk kerajinan yang dapat dimanfaatkan, serta untuk
mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan.
Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan
memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat
tumbuh dan bertahan dalam persaingan.
Pemetaan potensi usaha produk kerajinan dapat didasarkan pada ciri khas kerajinan
dari setiap daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakukan
pemetaan potensi usaha produk kerajinan, baik secara kuantitaif maupun kualitatif.
Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Analisis SWOT pada usaha produk kerajinan didasarkan pada asumsi bahwa
strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), serta meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Analisis ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal. Untuk
menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT
berdasarkan tingkat kepentingan.
Strength atau kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keterampilan lain
yang akan mendukung usaha kita dalam mencapai target. Weakness atau kelemahan adalah
keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara
efektif menghambat kinerja pelaku. Opportunity atau peluang adalah situasi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan, seperti perubahan teknologi dan meningkatkan
permintaan pasar. Threats atau ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi yang
diinginkan oleh pelaku usaha.
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam pengembangan usaha produk kerajinan sebagai alat penyusun strategi. Analisis SWOT
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi secara
bersamaan dapat menimbulkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dapat menentukan
strategi pengembangan usaha produk kerajinan dalam jangka panjang sehingga arah tujuan
dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat.

8
Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pengusaha kerajinan dengan
menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan
teknik produksi kerajinan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi keberhasilan usaha produk kerajinan (Basia, 2016).
Secara rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
peluang usaha produk kerajinan, yaitu sebagai berikut:

a. Penetapan Kelayakan Usaha Produk Kerajinan


Menurut (Abidin 2014), menemukan jawaban tentang apakah peluang usaha produk
kerajinan dapat dijual, berapa biaya yang dikeluarkan serta mampukah produk kerajinan
tersebut menghasilkan laba. Pada tahap analisis kelayakan usaha produk kerajinan iniada
beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut.
1) Analisis Kelayakan Teknis
Sebelum peluang usaha baru diimplementasikan, dilihat dari aspek teknis perlu dilakukan
analisis. Dalam melaksanakan analisis kelayakan teknis, perlu diperhatikan berbagai macam
teknis pembuatan karya kerajinan seperti yang telah kamu pelajari pada materi terdahulu.

2) Analisis Peluang Pasar


Seorang wirausahawan yang akan membuka usaha baru selalu membutuhkan informasi
tentang pasar karena tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Oleh karena itu, diperlukan riset pasar untuk menemukan pasar yang menguntungkan,
memilih produk kerajinan yang dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran yang baik dan
merencanakan sasaran pelanggan. Tujuan riset pasar adalah mengumpulkan informasi untuk
pengambilan keputusan tentang usaha kerajinan yang akan dibuka.

3) Menentukan Jumlah Pembelian Potensial dalam Tiap-Tiap Segmen Pasar


Langkah ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen potensial dari produk kerajinan baru
oleh tiap-tiap segmen pasar pada periode sekarang dan yang akan datang. Salah satu cara
untuk mendapatkan informasi ini adalah dengan memilih agen untuk menguji pasar.

4) Sumber Informasi Pasar


Berfungsi untuk mengevaluasi peluang pasarmasa sekarang dan yang akan datang dari usaha
produk kerajinan. Dua pendekatan untuk memperoleh data tentang informasi tersebut adalah
mengadakan penelitian secara spesifik yang dirancang untuk mengumpulkan informasi yang
dinamakan dengan data primer, dan menemukan data-data relevan yang berasal dari lembaga
seperti biro pusat stastistik, kantor dinas pariwisata dan perindustrian, maupun biro penelitian
yang disebut dengan data sekunder.

9
5) Uji Coba Pasar
Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset yang utama untuk mengurangi risiko yang ada
pada usaha produk kerajinan baru dan menilai keberhasilannya. Metode yang digunakan
dalam uji coba pasar adalah pameran perdagangan, menjual pada sejumlah konsumen
terbatas, dan menggunakan uji coba pasar di mana penerimaan calon pembeli bisa diamati
dan dianalisis lebih dekat. Uji coba pasar juga memberikan kemungkinan paluang dalam
pemasaran, distribusi, dan pelayanan. (Abidin, 2014)

6) Studi Kelayakan Pasar


Walaupun studi kelayakan pasar bagi usaha baru cenderung memakan waktu yang banyak
dan merupakan tugas yang rumit, tetapi wirausaha baru perlu untuk melakukannya. Studi
kelayakan pasar akan dapat mengurangi risiko kerugian dan kegagalan usaha produk
kerajinan.

b. Analisis Kelayakan Finansial


Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang
diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Kebutuhan
finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda bergantung pada pemilihan alternatif
yang ada bagi usaha baru. Ada dua langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam analisis
kelayakan finansial, yaitu sebagai berikut.

1) Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana


yang diperlukan untuk operasional Kebutuhan finansial hendaknya diproyeksikan tiap bulan
atau bahkan mingguan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha produk
kerajinan baru. Selanjutnya, diperlukan juga proyeksi kebutuhan keuangan untuk tiga sampai
lima tahun yang akan datang.

2) Penentuan sumber daya finansial yang tersedia


Langkah kedua dalam analisis kelayakan finansial ini adalah proyeksi sumber daya finansial
yang tersedia dan dana-dana yang akan dihasilkan dalam operasi perusahaan. Dalam
menentukan sumber daya finansial potensial yang tersedia, harus dibedakan sumber finansial
jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

c. Analisis Persaingan
Semua usaha produk kerajinan akan menghadapi persaingan baik persaingan langsung, yaitu
dari produk kerajinan yang sejenis maupun persaingan produk perusahaan kerajinan lain pada
pasar yang sama. Analisis persaingan ini sangat penting untuk pengembangan dan
keberlanjutan usaha produk kerajinan.

10
2.5 Administrasi Usaha
Untuk menunjang kelancaran kegiatannya, sebaiknya seorang wirausaha mempunyai
catatan yang rapi mengenai kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya. Catatan
tersebut dibuat secara kronologis dan kemudian didokumentasikan. Adapun administrasi
usaha yang termasuk di dalamnya yaitu :
a. Pencatatan transaksi barang dan jasa
Pada tahap ini, bukti transaksi intern adalah bukti yang dibuat oleh dan untuk
internal. Bukti transaksi internal adalah bukti transaksi yang berhubungan dengan
pihak luar.
b. Pencatatan transaksi keuangan
Pada tahap ini, pengelolaan keuangan adalah hal penting yang perlu dikelola
dengan benar selain besarnya modal dan sumber daya yang dimiliki
Adapun kewajiban dalam administrasi usaha yaitu :
 Pajak : kewajiban perpajakan di Indonesia hamper mengenai seluruh wajib pajak tak
terkecuali pengusaha usaha dagang (pedagang) dan pelaku UMKM (Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah).
 Perizinan Usaha : Ada peraturan-peraturan yang dibuat dan diterapkan untuk
memberikan koridor yang jelas dalam membangun perusahaan.
 Surat-menyurat : dalam dunia kewirausahaan surat-menyurat dalam bisnis disebut
surat niaga.

11
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.

A.      KESIMPULAN
Pasar lokal adalah pasar yang memiliki segmentasi tersendiri sehingga banyak hal
yang harus diperhatikan dalam perencanaan usaha seperti ide usaha, peluang usaha,
analisis dengan SWOT, sumber daya usaha dan administrasi usaha. Peluang usaha
yang dimiliki cukup besar bagi siapapun dengan memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki.

B.       SARAN
Sebaiknya menjadi seorang wirausaha khususnya untuk pasar lokal harus
memperhatikan aspek sosial dan aspek ekonomi agar berguna bagi masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, D. (2018). Pengaruh Modal Usaha, Orientasi Pasar, Dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Kinerja Ukm Kota Makassar. Jurnal Minds:
Manajemen Ide Dan Inspirasi, 5(1), 5–111.
https://doi.org/10.24252/minds.v5i1.4991
Abidin, Z., & Dewi, A. (2014). Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Laba Bersih
Pada PT SOELINA INTER KARYA PROCESSING. 2(1).
Alma, B. (2017). Kewirausahaan (Revisi). Bandung: Alfabeta.
Amir, E., & Hasan, M. (2019). Perbandingan kompetensi wirausaha mahasiswa
melalui pembelajaran kewirausahaan berbasis budaya lokal dengan yang tidak
berbasis budaya lokal. 22(1), 110–125.

Basia, L.-. (2016). STRATEGI PENGEMBANGAN WIRAUSAHA PEMUDA


DALAM MEWUJUDKAN WIRAUSAHAWAN MANDIRI DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP KETAHANAN EKONOMI KELUARGA
(Studi pada Koperasi Sumekar di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan
Ngampilan Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogya. Jurnal
Ketahanan Nasional, 22(1), 42. https://doi.org/10.22146/jkn.10226
El Hasanah, L. L. N. (2018). Pengembangan Wirausaha Muda Ekonomi Kreatif
Berbasis Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Studi Pemuda, 4(2),
268. https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.36812
https://doi.org/10.32678/tarbawi.v3i02.1952
Fahmi, I. (2013). Kewirausahaan: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Franita, R. (2016). Analisa Pengangguran Di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial,1,88–93.Retrieved tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/viewFile/97/97
Hadiyati, E. (2011). Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan
Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 13(1).
https://doi.org/10.9744/jmk.13.1.8-16

13

Anda mungkin juga menyukai