Anda di halaman 1dari 4

Kumpulan Contoh Soal Fisika Kelas X Semester II

I. Hukum Newton (Dinamika 𝑚


Partikel) 9,8 𝑅2
1. Dua benda bermassa 2 kg dan 3 =( )
𝑔𝑉 0,8 𝑚𝐵
kg digerakkan oleh gaya F= 30
N pada permukaan Horizontal.
(0,95 𝑅)2
Jika koefisien gesekan antara 1
9,8 2
benda dan permukaan 0,2 maka =( 𝑅 )
percepatan sistem sebesar... 𝑔𝑉 0,8
F 0,9 𝑅2
1 2 1
9,8
=( 1 )
𝑔𝑉 0,8
Dik: 0,9
𝑚1 = 2 𝑘𝑔 9,8 0,9
𝑚2 = 3 𝑘𝑔 =
𝐹 = 30 𝑁 𝑔𝑉 0,8
𝜇 = 0,2 (9,8.0,8) 7,84
Dit: 𝑎 … ?
𝑔𝑉 = =
0,9 0,9
2
Jawab: 𝑔𝑉 = 8,7 𝑚/𝑠
𝐹 − 𝐹1 − 𝐹2 30 − 4 − 6
𝑎= =
𝑚1 + 𝑚2 5 3. Jika percepatan gravitasi pada
2
𝑎 = 4 𝑚/𝑠 permukaan Bumi adalah 10
m/s², berapakah percepatan
II. Hukum Gravitasi Universal gravitasi pada ketinggian 3/2 R
2. Massa planet Venus 0,8 massa (R= jari-jari Bumi) di atas
Bumi, sedangkan jari-jarinya permukaan Bumi ?
0,95 jari-jari Bumi. Jika
Dik:
gravitasi Bumi 9,8 m/s2 maka
gravitasi di planet Venus 𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2
sebesar... 3
ℎ= 𝑅
Dik: 2
𝑚𝐵 = 𝑚 𝑅𝐵𝑢𝑚𝑖 = 6370 𝑘𝑚 = 637𝑥104 𝑚
𝑚𝑉 = 0,8 𝑚𝐵 Dit: 𝑔𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 … ?
𝑟𝐵 = 𝑅 Jawab:
𝑟𝑉 = 0,95 𝑅 𝑅 2
𝑔𝐵 = 9,8 𝑚/𝑠 2 𝑔𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 =( ) 𝑔𝐴
𝑅+ℎ
Dit: 𝑔𝑉 … ? 2
4
Jawab: 637𝑥10
𝑔𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 = ( ) 10
𝐺𝑚1 3
637𝑥104 + 𝑅
𝑔𝐵 𝑅12 2
=( ) 2
𝐺𝑀2 3
𝑔𝑉 𝑔𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 4
= ( (637𝑥10 )) 10
𝑅22 2
9
𝑔𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 = ( (405𝑥108 )) 10
4
𝑔𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 = (9,11𝑥1010 )10 45 𝑘𝑚
𝑣= = 12,5 𝑚/𝑠
𝑔𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 = 9,11𝑥1010 𝑚/𝑠 2 𝑗𝑎𝑚
Dik: 𝑝⃗ … ?
III. Usaha dan Energi Jawab
4. Sebuah bola bermassa 1 kg 𝑝⃗ = 𝑚. 𝑣
dilepas dan meluncur dari
posisi A ke posisi C melalui
𝑝⃗ = 8000.12,5 = 100000 𝑘𝑔. 𝑚/𝑠
lintasan lengkung yang licin
seperti pada gambar berikut: 7. Sebuah Impuls sebesar 20,0 N.s
dikerjakan pada suatu massa
5,00 kg. Jika sebelum adanya
impuls massa memiliki laju 15
m/s, kelajuan setelah ada
impuls tersebut adalah...
Dik:
𝐼 = 20 𝑁𝑠
𝑚 = 5 𝑘𝑔
𝑣0 = 15 𝑚/𝑠
Bisa menggunakan persamaan Dit: 𝑣1 … ?
Jawab:
Benda Jatuh Bebas 𝑣 = √2𝑔ℎ atau
𝐼 = 𝑚. ∆𝑣
hukum kekekalan energi kinetik
1 20
𝐸𝑘 = 2 𝑚𝑣 2 ∆𝑣 = = 4 𝑚/𝑠
5
𝑣1 = 𝑣0 + ∆𝑣 = 15 + 4
5. Perhatikan gambar berikut! = 19 𝑚/𝑠

8. Sebuah senjata menembakkan


sebuah peluru ke dalam
lempengan mentega raksasa
pada suatu permukaan licin.
Peluru menembus mentega,
tetapi sementara melewatinya,
Sebuah bola sedang meluncur
peluru mendorong mentega ke
menuruni lintasan licin. Bila laju bola di
kiri dan mentega mendorong
titik A sama dengan 6 m/s dan g= 10 m/s2,
peluru ke kanan sehingga
laju bola saat di titik B adalah...
memperlambat peluru. Jika
Pada permasalahan diatas dapat
mentega tergelincir pada 4 cm/s
diselesaikan menggunakan persamaan
setelah peluru menembusnya
Hukum Kekekalan Energi Mekanik yang
dan massa peluru= 1,6 g,
telah di berikan yaitu: 𝐸𝑀1 = 𝐸𝑀2
kelajuan akhir peluru adalah...
Dik:
IV. Momentum dan Impuls
6. Massa truk dengan muatannya 𝑚𝑝𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 (𝑚1 ) = 1,6 𝑔𝑟
adalah 8 ton. Bila truk tersebut = 0,0016 𝑘𝑔
bergerak dengan kelajuan 45 𝑣1 = 700 𝑚/𝑠
km/jam, besar momentum truk 𝑚𝑚𝑒𝑛𝑡𝑒𝑔𝑎 (𝑚2 ) = 7 𝑘𝑔
adalah..
Dik: 𝑣2 = 0
𝑚 = 8 𝑡𝑜𝑛 = 8000 𝑘𝑔 4 𝑐𝑚
𝑣2′ = = 0,04 𝑚/𝑠
𝑠
Dit: 𝑣12 … ?
6 m/s 2 m/s
Jawab:
A B
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1′ + 𝑚2 𝑣2′2
(0,0016.700) + 0 = (0,0016. 𝑣1′ ) + (7.0,04)
1,12 + 0 = 0,0016. 𝑣1′ + 0,28
0,0016. 𝑣1′ = 1,12 − 0,28
0,0016. 𝑣1′ = 0,84
0,84 Setelah tumbukan bola B bergerak
𝑣1′ = = 525 𝑚/𝑠
0,0016 ke kanan dengan kecepatan 1 m/s. Bila
massa A dan B adalah 2 kg dan 1 kg, besar
9. Perhatikan gambar berikut: dan arah kecepatan bola A sesaat setelah
tumbukan adalah...
Selesaikan persoalan Tumbukan
tersebut menggunakan persamaan Hukum
Kekekalan Momentum

V. Gerak Harmonik Sederhana


Pada gerak harmonik lebih dihubungkan langsung dengan pegas. Gerak harmonik
sederhana adalah gerakan bolak balik suatu benda melalui titik kesetimbangannya. Secara
umum persamaan yang akan muncul pada Bab ini ialah persamaan dari Hukum Hooke yaitu:
𝐹⃗ = −𝑘. ∆𝑥
Dimana:
(-) = hanya menunjukkan arah gaya
F= gaya (N)
Δx= pertambahan panjang pegas (m)

a. Persamaan Gerak Harmonik Sederhana


Jika pegas ditegangkan ke kanan atau tertekan ke kiri sejauh x, maka satu-satunya
gaya yang bekerja pada pegas tersebut adalah persamaan 𝐹⃗ = −𝑘. ∆𝑥 dimana F adalah
Hukum ke II Newton, maka:
𝑚𝑎 = −𝑘𝑥
𝑚𝑎 + 𝑘𝑥 = 0 … (1)
Dengan x adalah posisi, percepatan (a) adalah turunan kedua dari x sehingga
persamaan (1) diatas dapat ditulis dengan:

𝑑2𝑥
𝑚 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑡 2
Bagi kedua ruas dengan m
𝑑2𝑥 𝑘
+ 𝑥 = 0 … (2)
𝑑𝑡 2 𝑚

Persamaan (2) merupakan penyelesaian yang berbentuk Fungsi Sinusoidal, yaitu:


𝑥(𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥(𝑡) = 𝐴 cos(𝜔𝑡 + 𝜃0 )
Dengan:
𝐴 = 𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑡𝑢𝑑𝑜 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 (𝑚)
𝜔 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 (𝑟𝑎𝑑/𝑠)
𝜃 = 𝜔𝑡 + 𝜃0 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑓𝑎𝑠𝑒 (𝑟𝑎𝑑)
𝜃0 = 𝜔(𝑡 = 0) = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑟𝑎𝑑)
Sehingga dapat diperoleh bahwa persamaan simpangan adalah:
𝑥(𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 ). . (3)

Sudut θ dari kondisi awal 𝑥(𝑡 = 0) = 𝐴 sin(𝜔(0) + 𝜃0 )

Sehingga kondisi awal adalah:


𝑥(𝑡 = 0) = 𝐴 sin 𝜃0 … (4)

Ketika benda sudah mulai bergerak dari titik kesetimbangannya (dalam hal ini x=0),
maka sudut 𝜃0 diperoleh dari persamaan kondisi awal:
𝑥(𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 )
𝑥(𝑡 = 0) = 𝐴 sin(0 + 𝜃0 )

b. Periode Gerak Harmonik Sederhana


 Percepatan GHS
𝑎 = −𝜔2 𝑥
 Frekuensi Sudut
𝑘
𝜔=√
𝑚
 Periode
𝑚
𝑇 = 2𝜋√
𝑘

c. Sifat Elastistias Bahan


Sifat eleastis bahan adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk semula ketika
diberi gaya. Terdapat 3 persamaan pada sifat elastisitas bahan:
1. Tegangan
𝐹
𝜎=
𝐴
Dimana:
𝜎(𝑡𝑜𝑢) =tegangan (N/m2 atau Pascal)
F= gaya (N)
A= Luas Penampang (m2)

2. Regangan:
∆𝐿
𝜀=
𝐿
Dimana:
𝜀 (𝑒𝑝𝑠𝑖𝑙𝑜𝑛)= regangan
ΔL= pertambahan panjang kawat (m)
L= panjang awal (m)

3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)


Benda yang mengalami Tegangan dan Regangan dapat menggunakan persamaan
berikut:
𝜎 𝐹𝐿
𝐸 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸 =
𝜀 𝐴∆𝐿

Anda mungkin juga menyukai