AD
Disusun Oleh :
Wakil Presiden :
Karena Kita Sibuk Mengatasi Pandeminya,
Sehingga Melupakan Limbah Covid 19
Sampah yang dihasilkan di indonesia per hari mencapai 67 juta ton. Hal itu diungkapkan
oleh menteri lingkungan hidup dan kehutanan. Jenis sampah yang dihasilkan didominasi
oleh sampah organik yang mencapai 60 persen dan sampah plastik 15 persen. lebih dari
1 juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50 persen dari kantong plastik
tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung dibuang. Dari angka tersebut hanya 5 persen
yang didaur ulang. Tak dapat dipungkiri keberadaan sampah yang tidak terkelola dengan
baik ini yang akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yaitu cair, padat, dan gas.
Masalah pengelolaan limbah medis padat rumah sakit saat ini menjadi perhatian serius
mengingat dampak negative yang dapat ditimbulkan jika pengelolaannya tidak dilakukan
dengan baik. Berapa langkah pengelolaan limbah medis padat yang baik meliputi :
minimasi, pemisahan, penampungan, pengangkutan, pemusnahan, dan pembuangan
akhir. Tujuan dari proposal ini ini adalah untuk menganalisis pengelolaan limbah medis
padat di Rumah Sakit sebagai masukan bagi dinas terkait dalam melakukan revitalisasi
pengolahan sampah yang efektif, efisien, ekonomis dan ramah lingkungan berbasis
wilayah ( Permenkes No.18 Tahun 2020 )
Dengan berkembangnya teknologi yang pesat dalam dekade terakhir ini telah
memungkinkan dilakukan revitalisasi pengolahan limbah medis terpadu dengan
memanfaatkan teknologi pemusnah limbah multiguna baik domestik, B3 dan medis
merujuk persyaratan pada Permen yang berlaku nasional dan Document WHO ( World
Health Organization ) berjudul “Treatment & Disposal Technologies For Health – Care
Waste” , sehingga revitalisasi pengelolaan limbah baik domestik , B3 dan medis juga
dapat dilakukan dengan 2 skenario Pembangunan Depo limbah medis skala wilayah
diusulkan sebagai berikut yaitu :
Memusnahkan sampah disumbernya ( INSITU ) dengan memanfaatakan AWS
Mobile yang dapat bergerak menuju timbulan sampah musnahkan limbah
ditempat..
Sampah di kirim ke Depo limbah medis wilayah dan segera dapat dimusnahkan
( EKSINTU ) dengan manfaatkan AWS stationer di Depo wilayah dan transportasi
limbah hanya berlaku di internal wilayah masing-masing.
Disarankan khususnya untuk limbah medis yang bersifat toxid infeksius ini tidak
melakukan transportasi limbah medis antar wilayah untuk mengurangi resiko
kerawanan sosial bagi masyarakat dan lingkungannya.
Saran dari kajian ini adalah mengadakan pelatihan khusus untuk petugas tentang
tahapan minimasi pada pengelolaan limbah , memperhatikan penyediaan kantong
plastik untuk limbah, penyediaan gerobak khusus untuk pengangkutan limbah dan
segera dimusnahkan untuk mengurangi resiko kerawanan terutama akibat limbah medis
berbahaya ( B3 ) yang bersifat toxid, infeksius.
Pembangunan Pengelolaan limbah berbasis wilayah ini bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas , efisiensi, dan yang lebih penting adalah menawarkan teknologi yang ramah
lingkungan yang merujuk pada Sustainable Development Goals ( SDGs ) sebagai salah
satu upaya dalam mengurangi dampak pemanasan global dunia ( Global Warming )
dengan biaya yang lebih murah dan ekonomis.
PRODUK PEMUSNAH SAMPAH MULTIGUNA
HASIL KARYA INOVASI ANAK BANGSA
STANDAR INTERNATIONAL
REFERENSI KAMI :
1. Legalitas - Lengkap
2. Secara teknis – Proven /Terbukti
3. Finansial – Fisible
4. Ramah lingkungan – Lulus uji
GO GREEN INDONESIA
AWS MEDICAL
INSITU
INSITU EKSINTU
U
REFERENCE TO :
TREATMENT & DISPOSAL
FOR HEALTH – CARE WASTE
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT AMAN, HIJAU DAN CERDAS
REFERENSI
Kutipan dari Permenkes No.18 Tahun 2020
Menimbang :
a. bahwa fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan menghasilkan limbah
medis yang berpotensi menimbulkan risiko penularan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya serta pencemaran lingkungan hidup,
sehingga perlu dilakukan pengelolaan limbah medis;
Pasal 3
(1) Dalam rangka meminimalkan risiko pencemaran lingkungan dan
dampak kesehatan, penyalahgunaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, dan mengoptimalkan pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di suatu wilayah, diselenggarakan Pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah.
(2) Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pemerintah Daerah memfasilitasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
tidak mampu mengelola limbah medisnya sendiri melalui penyediaan
Pengelola.
(3) Penyediaan Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan melalui pembentukan unit pelaksana teknis daerah, badan
usaha milik daerah, dan/atau bekerja sama dengan pihak swasta sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 4
Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Berbasis Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
Pemerintah Daerah terlebih dahulu melakukan studi kelayakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5
Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah dilakukan melalui pengelolaan Limbah Medis secara:
a. internal;
b. eksternal.
3.2 Tujuan Pengolahan Limbah Medis Berbasis Wilayah
1. Permenkes No. 18 tahun 2020 tentang pengelolaan limbah medis berbasis
wilayah, diharapkan dapat diselesaikan di wilayah dengan prinsip kedekatan
untuk meminimalkan risiko yang ditimbulkan dan semakin murah biayanya.
2. Pembangunan Depo limbah medis skala wilayah dapat berkoordinasi dengan
Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan dengan memperhatikan
persyaratan yang berlaku.
3. Limbah Medis bersifat Toxid ,Infeksius dan berdasarkan rencana program
pengelolaan limbah medis berbasis wilayah , setiap wilayah kota dapat
dikembangkan depo pemusnah wilayah untuk memusnahkan limbah di wilayah
tersebut tanpa transportasi keluar dar wilayah tsb dan hindari transportasi antar
wilayah untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan.
3.3 Pemerintah Relaksasi Izin & Bangun Fasilitas Pemusnah Limbah Medis Covid-19
Dari hasil pengujian PT Sucofindo diatas, terlihat hasil Uji TCLP semuanya berada dibawah TCLP-
B dan bila dibandingkan dengan baku mutu/regulasi yang berlaku yaitu PPRI No.101 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun maka hasil limbah abu yang
dihasilkan oleh Mesin IPI AWS ini tidak termasuk/tergolong bahan berbahaya dan beracun.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mesin : IPI AWS RAMAH LINGKUNGAN
18
HIMPUNAN ANAK BANGSA INOVATIF BERKARYA INDONESIA
19