Anda di halaman 1dari 15

PEDULI INDONESIA DARURAT SAMPAH

PEMUSNAH LIMBAH HASIL KARYA ANAK BANGSA

AD

Target pengelolaan sampah yang ingin dicapai


dalam Jakstranas adalah 100% sampah dapat
terkelola dengan baik dan benar pada tahun 2025
“ ( Indonesia Bersih dan Bebas Sampah ) “

PROGRAM REVITALISASI MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH


MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2025 DENGAN
PEMANFAATAN PRODUK LOKAL ANAK BANGSA
IPI AWS MULTIGUNA PEMUSNAH LIMBAH
BERBASIS WILAYAH

IPI AWS STATIONER MEDICAL IPI AWS DOMESTIC MOBILE

Disusun Oleh :

DJLAMPRONG KARTIKO SOEKONO


KONSULTAN WASTE MANAGEMENT

JAKARTA , TAHUN 2021


PENAWARAN SOLUSI INDONESIA DARURAT SAMPAH DENGAN MANFAATAKAN
PRODUK INOVASI KARYA ANAK BANGSA

Wakil Presiden :
Karena Kita Sibuk Mengatasi Pandeminya,
Sehingga Melupakan Limbah Covid 19

Wakil Presiden KH Maruf Amin saat menerima pengurus Asosiasi Produsen


Insiniator Indonesia (APII). (Foto:Setneg)
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin saat menerima Pengurus APPI :
Meminta agar penanganan limbah medis infeksius Covid 19 dapat
diperlakukan sama dengan mengatasi pandeminya karena sama
berbahaya, saat menerima jajaran Pengurus Asosiasi
Insinerator Indonesia Selasa (31/08/2021 ) di Jakarta.

LIMBAH COVID 19 BERSIFAT B3 TOXID INFEKSIUS HARUS SEGERA DIMUSNAHKAN


DALAM WAKTU 2 X 24 JAM ( SE MENTERI KLHK )
KATA PENGANTAR

Sampah yang dihasilkan di indonesia per hari mencapai 67 juta ton. Hal itu diungkapkan
oleh menteri lingkungan hidup dan kehutanan. Jenis sampah yang dihasilkan didominasi
oleh sampah organik yang mencapai 60 persen dan sampah plastik 15 persen. lebih dari
1 juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50 persen dari kantong plastik
tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung dibuang. Dari angka tersebut hanya 5 persen
yang didaur ulang. Tak dapat dipungkiri keberadaan sampah yang tidak terkelola dengan
baik ini yang akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yaitu cair, padat, dan gas.
Masalah pengelolaan limbah medis padat rumah sakit saat ini menjadi perhatian serius
mengingat dampak negative yang dapat ditimbulkan jika pengelolaannya tidak dilakukan
dengan baik. Berapa langkah pengelolaan limbah medis padat yang baik meliputi :
minimasi, pemisahan, penampungan, pengangkutan, pemusnahan, dan pembuangan
akhir. Tujuan dari proposal ini ini adalah untuk menganalisis pengelolaan limbah medis
padat di Rumah Sakit sebagai masukan bagi dinas terkait dalam melakukan revitalisasi
pengolahan sampah yang efektif, efisien, ekonomis dan ramah lingkungan berbasis
wilayah ( Permenkes No.18 Tahun 2020 )
Dengan berkembangnya teknologi yang pesat dalam dekade terakhir ini telah
memungkinkan dilakukan revitalisasi pengolahan limbah medis terpadu dengan
memanfaatkan teknologi pemusnah limbah multiguna baik domestik, B3 dan medis
merujuk persyaratan pada Permen yang berlaku nasional dan Document WHO ( World
Health Organization ) berjudul “Treatment & Disposal Technologies For Health – Care
Waste” , sehingga revitalisasi pengelolaan limbah baik domestik , B3 dan medis juga
dapat dilakukan dengan 2 skenario Pembangunan Depo limbah medis skala wilayah
diusulkan sebagai berikut yaitu :
 Memusnahkan sampah disumbernya ( INSITU ) dengan memanfaatakan AWS
Mobile yang dapat bergerak menuju timbulan sampah musnahkan limbah
ditempat..
 Sampah di kirim ke Depo limbah medis wilayah dan segera dapat dimusnahkan
( EKSINTU ) dengan manfaatkan AWS stationer di Depo wilayah dan transportasi
limbah hanya berlaku di internal wilayah masing-masing.
 Disarankan khususnya untuk limbah medis yang bersifat toxid infeksius ini tidak
melakukan transportasi limbah medis antar wilayah untuk mengurangi resiko
kerawanan sosial bagi masyarakat dan lingkungannya.
Saran dari kajian ini adalah mengadakan pelatihan khusus untuk petugas tentang
tahapan minimasi pada pengelolaan limbah , memperhatikan penyediaan kantong
plastik untuk limbah, penyediaan gerobak khusus untuk pengangkutan limbah dan
segera dimusnahkan untuk mengurangi resiko kerawanan terutama akibat limbah medis
berbahaya ( B3 ) yang bersifat toxid, infeksius.
Pembangunan Pengelolaan limbah berbasis wilayah ini bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas , efisiensi, dan yang lebih penting adalah menawarkan teknologi yang ramah
lingkungan yang merujuk pada Sustainable Development Goals ( SDGs ) sebagai salah
satu upaya dalam mengurangi dampak pemanasan global dunia ( Global Warming )
dengan biaya yang lebih murah dan ekonomis.
PRODUK PEMUSNAH SAMPAH MULTIGUNA
HASIL KARYA INOVASI ANAK BANGSA
STANDAR INTERNATIONAL

REFERENSI KAMI :

1. Legalitas - Lengkap
2. Secara teknis – Proven /Terbukti
3. Finansial – Fisible
4. Ramah lingkungan – Lulus uji

GO GREEN INDONESIA

REFERENCE FOR : AWS MEDICAL


IPI AWS 50 MOBILE
Berkeliling Menuju timbulan
Sampah Musnahkan 2
di Sumbernya
1 3
Reduce, Reuse and Recycle
or Zero Waste
MUSNAHKAN SAMPAH
4
DISUMBER RUMAH SAKIT

AWS MEDICAL

HIMPUNAN ANAK BANGSA INOVATIF BERKARYA INDONESIA


ADVANCE POWERPLANT ENGINEERING & RENEWABLE ENERGY
BERKARYA UNTUK KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA

AWS ( ADVANCE WASTE CONVERSION SYSTEM )


Sampah menjadi salah satu permasalahan beberapa kota besar di Indonesia. Bahkan, sampah
menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). KLHK
mencatat, pada 2017 volume sampah di tanah air mencampai sekitar 65,8 juta ton.
Salah satu inovasi yang dilakukan menciptakan mesin pengolah sampah, baik organik dan
organic, yaitu Advance Waste Conversion System (AWS). AWS , telah dikembangkan berdasarkan
teknologi pirolisis gasifikasi dan mendapat paten nasional dan ineternasional, untuk
memanfaatkan sampah menjadi sumber energi bersih dan mampu mengurangi pencemaran
lingkungan. Saat ini telah dimanfaatkan teknologinya diberbagai mancanegara.
PEMBANGUNAN DEPO WILAYAH

PENAWARAN KEMUDAHAN DALAM PEMBANGUNAN DEPO PEMUSNAH LIMBAH MEDIS

INSITU
INSITU EKSINTU
U

TRUCK LIMBAH MEDIS


MENUJU DEPO WILAYAH DEPO WILAYAH

AWS MOBILE AWS STATIONER

AWS MEDICAL MOBILE


ILUSTRASI PEMANFAATAN AWS 0.25 MEDICAL SECARA INSITU DAN EKSINTU
PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS BERBASIS WILAYAH

EFISIEN , EFEKTIF, EKONOMIS DAN RAMAH LINGKUNGAN


“ Permenkes N0.18 Tahun 2020, Tentang : Pengelolaan limbah medis berbasis wilayah ,
diharapkan dapat diselesaikan di wilayah dengan perinsip kedekatan untuk
meminimalkan resiko yang ditimbulkan dan semakin murah biayanya ”

FREE DIOXIN FURAN

IPI AWS MULTIGUNA TELAH MEMENUHI STANDAR NASIONAL DAN INETERNATIONAL


Keunggulan Pemusnah Limbah IPI AWS MUTIGUNA
1. Heavy Duty – Kualitas tertinggi dikelasnya , antara lain menggunakan material
kualitas tertinggi yakni baja tempa tahan panas sesuai standarAmerika ASTM ,
Jepang JIS , memenuhi SNI dan standar kualitas prosedur dengan ISO 9001
2. Paling ramah lingkungan, IPI AWS 0,25 m plus sangat ramah lingkungan di kelasnya
dan telah memenuhi standar lulus test emisi nasional termasuk, Dioxin & Furan
sehingga merupakan salah satu Non insenerator terbaik di asean dikelasnya.
3. Pengalaman lebih banyak AWS Domestik , saat ini telah terpasang 40 unit,31 unit
AWS versi lama terpasang di Jepang, 4 unit terpasang di Indonesia, 4 Unit di Philipina
dan 1 unit dieksport di Nepal.
4. Bisa menghabiskan semua jenis limbah baik organik maupun non organik, walaupun
tinggi kondisi kandungan airnya, tanpa kecuali limbah Hospital bisa diproses dan
dihabiskan dengan alat ini dengan menggunakan varian AWS 0,25 Medical.
5. Kapasitas proses yang besar dengan dimensi yang kecil 2.5 x 4 m2 untuk tipe yang
paling kecil AWS 50 dengan kapasitas sampai 20 ton / hari dan khususnya AWS 50
tipe mobile praktis tidak perlu lahan permanen.
6. Kualitas material tertinggi yakni menggunakan baja tempah tahan panas sesuai
standard Amerika ASTM, Jepang JIS, memenuhi SNI dan standard kualitas prosedur
dengan ISO 9001.
7. Setiap komponen utama dirancang dengan sistem modular, hal ini akan
meningkatkan jam operasi dan mengurangi waktu untuk perawatan ( Down Time ).
Dan biaya perawatannya rendah karena tidak banyak rotating part.
8. Peralatan utama, sistem AWS 50 NG dirancang dan dikemas dalam satu modul utama
dan modul alat bantu sehingga waktu instalasi lebih cepat.
9. Dapat dihubungkan dengan sistem pemantauan O&M jarak jauh, hal ini akan
membuat tindakan O&M lebih cepat bila ada masalah operasi sehingga
meningkatkan keandalannya dengan cepat.
10. Tidak perlu bahan bakar secara kontinue dan hanya 10 sampai 20 liter perhari untuk
kapasitas limbah 2 m3/jam.
11. Zero waste, produk olah limah AWS Domestik mempunyai nilai tambah dari produk
sampingannya mulai dari bottom ashnya dapat dibuat batako semen, abu terbang
nya bisa dipakai untuk campuran semen dan bila limbahnya adalah organik maka
abunya dapat digunakan sebagai bahan pupuk tanaman.
12. Garansi dapat operasi 3 shift penuh, dari garansi 12 bulan.
13. Sudah mendapatkan hak paten nasional dan hak paten internasional di Jepang.
14. Telah teruji memenuhi persyaratan pada dokumen WHO dengan mencapai suhu
bakar antara 900 - 1200 deg. Celsius dan bebas dioxin furan.

EFISIEN , EFEKTIF, EKONOMIS DAN RAMAH LINGKUNGAN


“ Permenkes N0.18 Tahun 2020, Tentang : Pengelolaan limbah medis berbasis
wilayah ,diharapkan dapat diselesaikan di wilayah dengan perinsip kedekatan
untuk meminimalkan resiko yang ditimbulkan dan semakin murah biayanya ”
BEBAS DIOXIN FURAN
RAMAH LINGKUNGAN

PENGAMBILAN DAN PENGUMPULAN TIMBULAN LIMBAH COVID-19

LIMBAH COVID YANG TERKUMPUL DIKIRIM KE DEPO WILAYAH

TREATMENT LIMBAH COVID - 19 SEBELUM DIMUSNAHKAN

PERSIAPAN PEMUSNAHAN LIMBAH COVID-19

REFERENCE TO :
TREATMENT & DISPOSAL
FOR HEALTH – CARE WASTE

BAB I
PENDAHULUAN
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT AMAN, HIJAU DAN CERDAS

PERSPEKTIF BANGUNAN AWS

PERSPEKTIF BANGUNAN PEMUSNAH LIMBAH MEDIS ( AWS 0.25 m )

PANDEMI COVID -19 MEMBAWA BERKAH BAGI KITA 17


DALAM USAHA PERCEPATAN PENANGGULANGAN COVID -19 BIDANG ALAT KESEHATAN
TELAH DICIPTAKAN BERBAGAI PRODUK ALKES LOKAL UNTUK MENDUKUNG
FASILITAS KESEHATAN BAGI PARA NAKES DAN PENDERITA TERPAPAR

Latar Belakang MEDICAL DEVICES

Kami telah bekerjasama


Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk
dalam mengembangkan
mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula.
alat kesehatan untuk
Dalam hal ini rumah sakit sebagai sarana kesehatan harus pula memperhatikan
meresponsebagai
keterkaitan tersebut. Dilain pihak, rumah sakit juga dapat dikatakan Pandemi
pendonor limbah karena buangannya berasal dari kegiatan medisCovid-19
maupun dengan
non- berbagai
medis yang bersifat berbahaya dan beracun (Paramita, 2007). pihak dan institusi kurangi
ketergantungan
Rumah sakit sebagai sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya impor.
pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan
PERCEPATAN
gawat darurat, pelayanan medik, dan non medik yang dalam melakukan proses
PENANGULANGAN
kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Oleh karenanya
PANDEMI COVID-19 &
masyarakat dan petugas rumah sakit akan bahaya pencemaran lingkungan yang
KUALITAS KESEHATAN
bersumber dari limbah rumah sakit (Darmadi, 2008).
PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI ALKES , ALAT KESEHATAN 95,13 % IMPOR
PRODUK ALKES INI TELAH MENDAPAT SERTIFIKASI DARI KEMENKES DAN TELAH BEREDAR DI
FASILITAS KESEHATAN LOKAL DAN BAHKAN DIMINATI OLEH MANCANEGARA
DUKUNGAN LEGAL TEKNOLOGI AWS DALAM REALISASI
PERMENKES NO.18 TAHUN 2020

3.1 Pengolahan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah

REFERENSI
Kutipan dari Permenkes No.18 Tahun 2020
Menimbang :
a. bahwa fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan menghasilkan limbah
medis yang berpotensi menimbulkan risiko penularan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya serta pencemaran lingkungan hidup,
sehingga perlu dilakukan pengelolaan limbah medis;

b. bahwa pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan belum


optimal karena jumlah dan kapasitas pengelola limbah medis fasilitas
pelayanan kesehatan masih terbatas dan tidak seimbang dengan jumlah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menghasilkan limbah medis sehingga
perlu dukungan pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengelolaan
limbah medis di wilayahnya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a


dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah;

Pasal 3
(1) Dalam rangka meminimalkan risiko pencemaran lingkungan dan
dampak kesehatan, penyalahgunaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, dan mengoptimalkan pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di suatu wilayah, diselenggarakan Pengelolaan
Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah.
(2) Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pemerintah Daerah memfasilitasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
tidak mampu mengelola limbah medisnya sendiri melalui penyediaan
Pengelola.
(3) Penyediaan Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan melalui pembentukan unit pelaksana teknis daerah, badan
usaha milik daerah, dan/atau bekerja sama dengan pihak swasta sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 4
Dalam penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Berbasis Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
Pemerintah Daerah terlebih dahulu melakukan studi kelayakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5
Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah dilakukan melalui pengelolaan Limbah Medis secara:
a. internal;
b. eksternal.
3.2 Tujuan Pengolahan Limbah Medis Berbasis Wilayah
1. Permenkes No. 18 tahun 2020 tentang pengelolaan limbah medis berbasis
wilayah, diharapkan dapat diselesaikan di wilayah dengan prinsip kedekatan
untuk meminimalkan risiko yang ditimbulkan dan semakin murah biayanya.
2. Pembangunan Depo limbah medis skala wilayah dapat berkoordinasi dengan
Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan dengan memperhatikan
persyaratan yang berlaku.
3. Limbah Medis bersifat Toxid ,Infeksius dan berdasarkan rencana program
pengelolaan limbah medis berbasis wilayah , setiap wilayah kota dapat
dikembangkan depo pemusnah wilayah untuk memusnahkan limbah di wilayah
tersebut tanpa transportasi keluar dar wilayah tsb dan hindari transportasi antar
wilayah untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan.

3.3 Pemerintah Relaksasi Izin & Bangun Fasilitas Pemusnah Limbah Medis Covid-19

Pemerintah mencari upaya untuk mengatasi melonjaknya limbah medis akibat


pandemi virus corona (Covid-19). Limbah medis tersebut dikategorikan sebagai
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Oleh karena itu pengolahannya perlu
dilakukan secara khusus.
Pada masa pandemi dicatat produksi limbah medis sebanyak 383 ton per hari.
Angka tersebut masih di bawah kapasitas maksimal dari pengolahan limbah B3
sebesar 493 ton per hari. "Tetapi persoalannya bahwa ini terkonsentrasi di Pulau
Jawa. Jadi arahan bapak presiden tadi supaya semua instrumen untuk pengelolaan
limbah medis untuk menghancurkan limbah medis yang infeksius harus kita
selesaikan," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada saat
konferensi pers usai rapat terbatas, Rabu (28/7/2021).
Saat ini terdapat insinerator yang belum mendapat izin yang dapat digunakan
untuk mengolah limbah B3 medis. Oleh karena itu KLHK telah melakukan sejumlah
relaksasi izin untuk operasional insinerator tersebut.Insinerator yang mendapat izin
beroperasi merupakan insinerator yang memiliki suhu 800 derajat celcius. Selain itu
operasionalnya akan diawasi oleh KLHK.
Pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun untuk membantu
pengolahan limbah. Pemerintah juga akan membangun fasilitas pengolahan limbah
B3 medis tersebut. "Arahan presiden ini akan diintensifkan lagi yaitu kita bangun
alat-alat pemusnah lainnya.Sejumlah limbah medis yang masuk kategori B3 tersebut
antara lain infus bekas, masker, fail vaksin, jarum suntik, faceshield, perban, hazmat,
alat pelindung diri, sarung tangan alat PCR antigen, dan alkohol pembersih swab.
ZERO POLUTION SANITARY LANDFILL

SISTEM SIRKULIR EKONOMI HASIL OLAH LIMBAH AWS DI CEBU - PHILIPINA


DAFTAR SUKSES & PENGALAMAN OPERASI HASIL UJI LABORATORIUM

Dari hasil pengujian PT Sucofindo diatas, terlihat hasil Uji TCLP semuanya berada dibawah TCLP-
B dan bila dibandingkan dengan baku mutu/regulasi yang berlaku yaitu PPRI No.101 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun maka hasil limbah abu yang
dihasilkan oleh Mesin IPI AWS ini tidak termasuk/tergolong bahan berbahaya dan beracun.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mesin : IPI AWS RAMAH LINGKUNGAN

IPI AWS INTERNATIONAL MARKETING

TELAH DISEPAKATI PEMBANGUNAN PABRIK AWS DI


KATHMANDU - NEPAL BERLISENSI INDONESIA ,
DENGAN KAPASITAS 3000 UNIT DALAM
3 TAHUN KEDEPAN DIMULAI
PADA TAHUN 2020

18
HIMPUNAN ANAK BANGSA INOVATIF BERKARYA INDONESIA

19

Anda mungkin juga menyukai