TID7B1
Dosen Pengampu :
. Disusun Oleh :
PT. Astra Honda Motor sebagai Perusahaan ATPM sepeda motor Honda menggunakan konsep BIQ / Quality
Build in Proces dalam pengendalian mutu (Qualitas) terhadap produk yang dihasilkan.
Penggertian BIQ ( Build In Quality ) adalah membangun Kualitas Produk dari dalam proses-nya itu sendiri,
atau dengan kata lain BIQ adalah konsep mencegah terjadinya cacat produk yang dilakukan oleh Operator
langsung didalam dan disaat proses.
Proses manajemen mutu ini bisa dikategorikan sebagai Smart Sistem. Dimana operator yang mengeksekusi
pekerjaannya (entah itu pekerjaan input data ataupun pekerjaan produksi manufaktur) mengerti dan paham
akan kualitas output yang mereka hasilkan.
Kelemahan: Operator dituntut untuk memiliki kemampuan sebagai pembuat (penginput) sekaligus inspektor,
dengan demikian jika operatornya kurang mampu bertindak sebagai eksekutor dan inspektor ya sistem ini gak
akan bisa jalan.
Oleh karena itu dalam penerapan sistem manajemen mutu ini diperlukan kejujuran dan displin yang tinggi.
Jadi jika operator melakukan kesalahan dengan meloloskan produk defect ke proses berikutnya yang
kemudian tidak terdeteksi lalu berlanjut sampai final proses, seharusnya operator yang melakukan kesalahan
mau mengakui kesalahannya karena bagaimanapun juga dalam sistem BIQ ini biasanya dijalankan juga
metode mampu telusuri.
1. Menyederhanakan proses
3. Mengurangi birokrasi
4. Meng-upgradeperalatan
5. Standarisasi proses
2. Mengkualifikasikan proses
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan
pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama antaraHonda Motor Company Limited,
Jepang, dan PT Astra International Tbk, Indonesia. Keunggulan teknologi Honda Motor diakui di
seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan
balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan yaitu
mesin “bandel” dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua
yang ekonomis.Tidak heran, jika harga jual kembali sepeda motor Honda tetap tinggi. AHM
memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang kebutuhan para pemakai sepeda motor di
Indonesia, berkat jaringan pemasaran dan pengalamannya yang luas. AHM juga mampu
memfasilitasi pembelian dan memberikan pelayanan purna jual sedemikian rupa sehingga brand
Honda semakin unggul. PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di
Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor. Saat itu, PT Federal
Motor hanya melakukan perakitan, sedangkan komponenya diimport dari Jepang dalam bentuk CKD
(Completely Knock Down). Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif
mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001
didalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang
memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti : kerangka, roda, knalpot dan
sebagainya. PT Honda Astra Manufacturing (1984) yang memproduksi engine/mesin sepeda motor.
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepada motor terjadi
perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda. Pada tahun 2001 PT
Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT. Astra
International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.
Struktur Organisasi PT Astra Honda Motor Struktur organisasi merupakan kerangka yang
memperlihatkan sejumlahtugas dan wewenang masing-masing bagian atau divisi untuk mencapai
tujuan
organisasi. Tujuannya untuk mengkoordinir suatu kelompok yang terdiri dari
berbagai staf untuk diarahkan kepada tujuan bersama.
2. Finance Directorate
a. Merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan
akuntansi di perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara
komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam
proses pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target
financial perusahaan.
4. Marketing Directorate
a. Melakukan analisa pasar, pemilihan segment, peramalan permintaan
dan melakukan strategi pemasaran agar dapat menyerap pasar
sebanyak-banyaknya sesuai dengan visi AHM yaitu menjadi
perusahaan pembuat sepeda motor nomor satu di Indonesia yang
mencetak trend penggerak pasar dengan memperhatikan kepuasan
pelanggan.
5. HR, GA Directorate
Jam Kerja
Kantor : 07.30 – 16.30 WIB
Pabrik shift I : 07.00 – 16.00 WIB
Pabrik shift II : 16.00 – 24.00 WIB
Pabrik shift III : 24.00 – 07.00 WIB
Bagan Alir Proses
PT. Astra Honda Motor (AHM) mencatat dalam waktu 22 detik mampu menyelesaikan satu unit
sepeda motor, yang terbagi atas empat line. Dalam satu line mampu diselesaikan dalam waktu 5,5
detik.
Cycle time merupakan siklus waktu yang digunakan dalam menghasilkan sebuah output dari
input yang diberikan yang mana siklus waktu ini dapat menghambat efisiensi dan efektivitas
proses bisnis perusahaan sehingga terdapat 3 cara untuk memperbaiki siklus waktu yang
berjalan di dalam perusahaan yakni :
1. Eliminasi Kegiatan Non Value added (NVA). NVA merupakan aktivitas dari suatu
proses bisnis yang tidak memberikan keuntungan dan nilai yang berarti
kepada pelanggan maupun dalam proses bisnis sehingga dengan melakukan
pengeliminasian aktivitas ini dapat memberikan efisiensi waktu pada proses bisnis
organisasi. contoh: Redundant inspections, Filling in forms, Rework, Excessive
transit, Waiting, Storage.
2. Meminimalisir kegiatan Business Value Added (BVA). BVA merupakan aktivitasaktivitas dari
suatu proses bisnis yang tidak memberikan nilai tambah bagi hasil
dari proses secara langsung, tetapi aktivitas ini diperlukan dalam proses bisnis sebagai
pendukung untuk proses bisnis lainnya sehingga dengan adanya aktivitas ini dapat
membantu proses menjadi lebih efektif namun aktivitas ini tidak dianjurkan untuk
berlebihan sehingga membutuhkan pengurangan pada proses ini. contoh: Scheduling,
Marketing, planning,Auditing.
3. Sederhanakan kegiatan Real Value Added (RVA). RVA mencakup proses penting yang
mengubah input menjadi output yang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan
sehingga proses ini menjadi sangat penting namun semakin sederhana aktivitas ini
semakin baik dalam keefektivitasan dan keefisiensian siklus waktu. contoh : Product
development, Material procurement.
Pada kasus proses produksi lini tangki bahan bakar bagian pengelasan PT. Astra Honda
Motor (AHM). Penelitian ini dilakukan karena banyaknya limbah yang dihasilkan oleh bagian
pengelasan dalam proses produksi. Salah satu contoh waste yang dihasilkan adalah produk defect
yang mencapai 7% dari total produksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
lapangan dan data sekunder diperoleh dari sumber. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
dua alat yaitu Value Stream Mapping (VSM) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). VSM
digunakan untuk memetakan aliran proses produksi dan mengidentifikasi proses mana yang
menghabiskan banyak waktu. Selain itu, VSM juga digunakan untuk mengusulkan perbaikan proses
produksi. Sedangkan FMEA digunakan untuk menganalisis efek yang timbul dari pemborosan dan
untuk menentukan tingkat prioritas pemborosan mana yang harus diminimalisir. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa berdasarkan peta keadaan VSM saat ini, total lead time adalah 1210 detik
dengan total waktu non-value added (NVA) 532 detik, dan efisiensi siklus proses (PCE) 10,91%.
Berdasarkan FMEA, waste yang paling umum adalah defect waste dan waiting waste. Setelah
memperbaiki peta status masa depan VSM, total waktu tunggu dan total waktu NVA berkurang
masing-masing menjadi 860 detik dan 332 detik. Nilai PCE juga meningkat sebesar 4,44% menjadi
15,35%. Kata kunci: Lean manufacturing, waste, VSM, FMEA, tangki bahan bakar total lead time
1210 detik dengan total non-value added (NVA) time 532 detik, dan process cycle efficiency (PCE)
10,91%. Berdasarkan FMEA, waste yang paling umum adalah defect waste dan waiting waste.
Setelah memperbaiki peta status masa depan VSM, total waktu tunggu dan total waktu NVA
berkurang masing-masing menjadi 860 detik dan 332 detik. Nilai PCE juga meningkat sebesar 4,44%
menjadi 15,35%. Kata kunci: Lean manufacturing, waste, VSM, FMEA, tangki bahan bakar total
lead time 1210 detik dengan total non-value added (NVA) time 532 detik, dan process cycle
efficiency (PCE) 10,91%. Berdasarkan FMEA, waste yang paling umum adalah defect waste dan
waiting waste. Setelah memperbaiki peta status masa depan VSM, total waktu tunggu dan total
waktu NVA berkurang masing-masing menjadi 860 detik dan 332 detik. Nilai PCE juga meningkat
sebesar 4,44% menjadi 15,35%. Kata kunci: Lean manufacturing, waste, VSM, FMEA, tangki bahan
bakar.
Kesimpulan
Dari permasalahan diatas dapat kita menyimpulkan bahwa proses perbaikan bisnis adalah
suatu kegiatan mengkaji, meneliti, atau mengamati suatu urutan dari kegiatan bisnis yang saling
terkait satu sama lain dan telah direncanakan bertujuan untuk memahami dan memperdalam sesuatu
berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Bisnis proses improvement adalah untuk mengeliminasi
kesalahankesalahan, memberikan perusahan keuntungan yang kompetitive dengan peningkatan
proses bisnis, memenuhi permintaan pelanggan dan tujuan bisnis yang lebih efektif. Proses ini juga
dapat disebut sebagai proses perbaikan fungsional yang dapat membantu meningkatkan proses bisnis
dalam suatu perusahaan.
xii