Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 1

Analisis dan Identifikasi kesuksesan dan


Kegagalan Dalam Mengendalikan Mutu
Menggunakan Metode Quality Build in
Proces (BIQ) Di PT. Astra Honda Motor

TID7B1

Dosen Pengampu :

Didin Sjarifudin ST,MT

. Disusun Oleh :

Eghi Puspitasari (201910215191)


Lukmanul Hakim (201910215096)
Ferdin Dhio Rinaldi (201910215030)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2021/2022
Perkembangan strategi pengendalian mutu apa yang dijalankan oleh perusahaan mulai dari awal berdiri
sampai sekarang ?

PT. Astra Honda Motor

PT. Astra Honda Motor sebagai Perusahaan ATPM sepeda motor Honda menggunakan konsep BIQ / Quality
Build in Proces dalam pengendalian mutu (Qualitas) terhadap produk yang dihasilkan.

Penggertian BIQ ( Build In Quality ) adalah membangun Kualitas Produk dari dalam proses-nya itu sendiri,
atau dengan kata lain BIQ adalah konsep mencegah terjadinya cacat produk yang dilakukan oleh Operator
langsung didalam dan disaat proses.

Proses manajemen mutu ini bisa dikategorikan sebagai Smart Sistem. Dimana operator yang mengeksekusi
pekerjaannya (entah itu pekerjaan input data ataupun pekerjaan produksi manufaktur) mengerti dan paham
akan kualitas output yang mereka hasilkan.

Kelebihan: Pengendalian kualitas mulai dilakukan dari awal proses (departemen)

Kelemahan: Operator dituntut untuk memiliki kemampuan sebagai pembuat (penginput) sekaligus inspektor,
dengan demikian jika operatornya kurang mampu bertindak sebagai eksekutor dan inspektor ya sistem ini gak
akan bisa jalan.
Oleh karena itu dalam penerapan sistem manajemen mutu ini diperlukan kejujuran dan displin yang tinggi.
Jadi jika operator melakukan kesalahan dengan meloloskan produk defect ke proses berikutnya yang
kemudian tidak terdeteksi lalu berlanjut sampai final proses, seharusnya operator yang melakukan kesalahan
mau mengakui kesalahannya karena bagaimanapun juga dalam sistem BIQ ini biasanya dijalankan juga
metode mampu telusuri.

Business Process Improvement

Business process improvement (BPI) merupakan metodologi perencanaan dalam pengoperasian


proses bisnis ataupun keterampilan karyawan yang dapat ditingkatkan agar lebih baik sehingga dapat
mendorong prosedur, alur kerja yang lebih efisien dan efektif bagi pertumbuhan bisnis secara
keseluruhan. Proses ini juga dapat disebut sebagai proses perbaikan fungsional yang dapat membantu
meningkatkan proses bisnis dalam suatu perusahaan. Tujuan dari Business process improvement
(BPI) adalah untuk mengeliminasi kesalahan-kesalahan, memberikan perusahan keuntungan yang
kompetitive dengan peningkatan proses bisnis, memenuhi permintaan pelanggan dan tujuan bisnis
yang lebih efektif.

Fase-fase Business Process Improvement:

langkah ke-1: Mengorganisir Perbaikan


Mengorganisir perbaikan adalah pengorganisir perbaikan yang bertujuan untuk mengelola proses
bisnis internal maupun eskternal untuk menjadi lebih baik dalam suatu organisasi seperti berikut
dibawah ini.Mendefinisikan proses bisnis yang kritis.

1. Mendefinisikan batas-batas awal perbaikan

2. Pembentukan dan pelatihan tim perbaikan proses

3. Mengembangkan model perbaikan

4. Menetapkan ukuran-ukuran keberhasilan


langkah ke-2: Pemahaman Proses
Pemahaman proses dilakukan untuk mencapai pemahaman seluruh dimensiyang ada di dalam
proses bisnis yang berlangsung dalam organisasi sehingga proses yang berjalan jelas dan di mengerti
oleh masing-masing dimensi fungsional dari bagan arus proses maupun prosedur yang ada
didalamnya

1. Membuat bagan alir proses

2. Hubungan-hubungan dengan sebuah proses yang berjalan

3. Melakukan analisa waktu proses

4. Pelaksanaan perbaikan yang cepat

5. Pengaturan proses dan prosedur

langkah ke-3: Penyederhanaan Proses


Penyederhanaan proses adalah proses yang dilakukan untuk
menyederhanakan proses dengan mengurangi waktu proses, menstandarisasi
maupun memperbaharui proses yang semuanya sbertujuan untuk memperbaiki
efisiensi, efektivitas, dan adaptabilitas dari proses bisnis yang berjalan.

1. Menyederhanakan proses

2. Pemilihan proses yang dikehendaki

3. Mengurangi birokrasi

4. Meng-upgradeperalatan

5. Standarisasi proses

6. Mengurangi waktu proses

langkah ke-4: Pengukuran dan Kontrol


Pengukuran dan pengontrolan proses bisnis dilakukan untuk mengontrol jalannya proses
bisnis dengan melakukan pemeriksaaan dan pengukuran terhadap prediksi target yang ingin dicapai
oleh organisasi.

1. Mengembangkan pengukuran proses dan target yang dicapai

2. Menyediakan system umpan balik

3. Melakukan pemeriksaan proses secara berkala


langkah ke-5: Perbaikan Berkelanjutan
perbaikan berkelanjutan dilakukan dengan tahapan dibawah ini dengan tujuan adalah untuk
mencapai pengimplemantasian proses perbaikan selanjutnya dengan berbagai proses seperti
perubahan, menghapus , menambahkan proses, dan
sebagainya.

1. Mengevaluasi dampak perubahan terhadap bisnis dan pelanggan

2. Mengkualifikasikan proses

3. Mencari dan menghilangkan masalah proses

4. Studi banding proses

5. Melihat kembali kualifikasi secara berkala

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan
pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama antaraHonda Motor Company Limited,
Jepang, dan PT Astra International Tbk, Indonesia. Keunggulan teknologi Honda Motor diakui di
seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan
balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan yaitu
mesin “bandel” dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua
yang ekonomis.Tidak heran, jika harga jual kembali sepeda motor Honda tetap tinggi. AHM
memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang kebutuhan para pemakai sepeda motor di
Indonesia, berkat jaringan pemasaran dan pengalamannya yang luas. AHM juga mampu
memfasilitasi pembelian dan memberikan pelayanan purna jual sedemikian rupa sehingga brand
Honda semakin unggul. PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di
Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor. Saat itu, PT Federal
Motor hanya melakukan perakitan, sedangkan komponenya diimport dari Jepang dalam bentuk CKD
(Completely Knock Down). Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif
mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001
didalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang
memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti : kerangka, roda, knalpot dan
sebagainya. PT Honda Astra Manufacturing (1984) yang memproduksi engine/mesin sepeda motor.
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepada motor terjadi
perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda. Pada tahun 2001 PT
Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT. Astra
International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.

Struktur Organisasi PT Astra Honda Motor Struktur organisasi merupakan kerangka yang
memperlihatkan sejumlahtugas dan wewenang masing-masing bagian atau divisi untuk mencapai
tujuan
organisasi. Tujuannya untuk mengkoordinir suatu kelompok yang terdiri dari
berbagai staf untuk diarahkan kepada tujuan bersama.

.Tugas dan Wewenang


1. Presiden Director
a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan dalam
perusahaan.
b. Mengawasi, menetapkan dan memonitoring tugas para karyawan dan
kepala bagian.
c. Menyiapkan laporan yang diperlukan kepada para stakeholders
perusahaan.

2. Finance Directorate
a. Merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan
akuntansi di perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara
komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam
proses pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target
financial perusahaan.

b. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi


keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan
perusahaan secara akurat dan tepat waktu.

c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas


perusahaan, terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga
memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan
kesehatan kondisi keuangan.

d. Merencanakan penyusunan anggaran perusahaan, dan mengontrol


penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana
secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional
perusahaan.
3. Production, Engineering, Procurement Directorate
a. Bertanggung jawab atas pembuatan suatu produk, mulai dari
penerimaan desain, perencanaan material, proses nya, fasilitas,
penyediaan bahan baku dari supplier, planning produksi, hingga
koordinasinya sampai produk tersebut jadi dengan mengutamakan
kualitas.

b. Membuat perencanaan dan jadwal proses produksi.

c. Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi


kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku.

d. Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi


berfungsi dengan baik dalam pengoperasian.

4. Marketing Directorate
a. Melakukan analisa pasar, pemilihan segment, peramalan permintaan
dan melakukan strategi pemasaran agar dapat menyerap pasar
sebanyak-banyaknya sesuai dengan visi AHM yaitu menjadi
perusahaan pembuat sepeda motor nomor satu di Indonesia yang
mencetak trend penggerak pasar dengan memperhatikan kepuasan
pelanggan.

b. Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan memperhatikan


trend pasar dan sumber daya perusahaan.

c. Merencanakan marketing research yaitu degan mengikuti


perkembangan pasar, terutama terhadap produk yang sejenis dari
perusahaan pesaing.

5. HR, GA Directorate

a. Mensupport kebutuhan direktorat dalam menjalankan aktivitas


bisnisnya.

b. Bertanggung jawab atas penyediaan SDM yg berkualitas mulai dari


promosi lowongan kerja, recruitment, penempatan, pelatihan dan
pengembangan, hingga penggajian.

c. Mengurusi semua kebutuhan operasional perusahaan.


Kebijakan Mutu
Semua karyawan selalu berpedoman pada sistem Manajemen Mutu Referensi Standar
JIS (Japan Industrial Standard)
SII (Standar Industri Indonesia)
SNI (Standar Nasional Indonesia)
HES (Honda Engineering Standard)
ISO 9001
ISO 14001
ISO 17025
OHSAS 18001

melaksanakan prinsip-prinsip sistem mutu sebagai


berikut:

a. Membuat produk yang bermutu tinggi dan memberikan pelayanan yang


sesuai dengan kebutuhan serta harapan para pelanggan.

b. Membangun budaya dan etos kerja yang berorientasi pasar secara


global, inovatif, fokus pada kualitas.

c. Membangun kompetensi Sumber Daya Manusia yang berwawasan, dan


mampu berperan serta dalam program peningkatan mutu produk dan
layanan secara berkesinambungan.

Jam Kerja
Kantor : 07.30 – 16.30 WIB
Pabrik shift I : 07.00 – 16.00 WIB
Pabrik shift II : 16.00 – 24.00 WIB
Pabrik shift III : 24.00 – 07.00 WIB
Bagan Alir Proses

PT. Astra Honda Motor (AHM) mencatat dalam waktu 22 detik mampu menyelesaikan satu unit
sepeda motor, yang terbagi atas empat line. Dalam satu line mampu diselesaikan dalam waktu 5,5
detik.

Cycle time merupakan siklus waktu yang digunakan dalam menghasilkan sebuah output dari
input yang diberikan yang mana siklus waktu ini dapat menghambat efisiensi dan efektivitas
proses bisnis perusahaan sehingga terdapat 3 cara untuk memperbaiki siklus waktu yang
berjalan di dalam perusahaan yakni :

1. Eliminasi Kegiatan Non Value added (NVA). NVA merupakan aktivitas dari suatu
proses bisnis yang tidak memberikan keuntungan dan nilai yang berarti
kepada pelanggan maupun dalam proses bisnis sehingga dengan melakukan
pengeliminasian aktivitas ini dapat memberikan efisiensi waktu pada proses bisnis
organisasi. contoh: Redundant inspections, Filling in forms, Rework, Excessive
transit, Waiting, Storage.

2. Meminimalisir kegiatan Business Value Added (BVA). BVA merupakan aktivitasaktivitas dari
suatu proses bisnis yang tidak memberikan nilai tambah bagi hasil
dari proses secara langsung, tetapi aktivitas ini diperlukan dalam proses bisnis sebagai
pendukung untuk proses bisnis lainnya sehingga dengan adanya aktivitas ini dapat
membantu proses menjadi lebih efektif namun aktivitas ini tidak dianjurkan untuk
berlebihan sehingga membutuhkan pengurangan pada proses ini. contoh: Scheduling,
Marketing, planning,Auditing.
3. Sederhanakan kegiatan Real Value Added (RVA). RVA mencakup proses penting yang
mengubah input menjadi output yang diperlukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan
sehingga proses ini menjadi sangat penting namun semakin sederhana aktivitas ini
semakin baik dalam keefektivitasan dan keefisiensian siklus waktu. contoh : Product
development, Material procurement.

Pada kasus proses produksi lini tangki bahan bakar bagian pengelasan PT. Astra Honda
Motor (AHM). Penelitian ini dilakukan karena banyaknya limbah yang dihasilkan oleh bagian
pengelasan dalam proses produksi. Salah satu contoh waste yang dihasilkan adalah produk defect
yang mencapai 7% dari total produksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
lapangan dan data sekunder diperoleh dari sumber. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
dua alat yaitu Value Stream Mapping (VSM) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). VSM
digunakan untuk memetakan aliran proses produksi dan mengidentifikasi proses mana yang
menghabiskan banyak waktu. Selain itu, VSM juga digunakan untuk mengusulkan perbaikan proses
produksi. Sedangkan FMEA digunakan untuk menganalisis efek yang timbul dari pemborosan dan
untuk menentukan tingkat prioritas pemborosan mana yang harus diminimalisir. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa berdasarkan peta keadaan VSM saat ini, total lead time adalah 1210 detik
dengan total waktu non-value added (NVA) 532 detik, dan efisiensi siklus proses (PCE) 10,91%.
Berdasarkan FMEA, waste yang paling umum adalah defect waste dan waiting waste. Setelah
memperbaiki peta status masa depan VSM, total waktu tunggu dan total waktu NVA berkurang
masing-masing menjadi 860 detik dan 332 detik. Nilai PCE juga meningkat sebesar 4,44% menjadi
15,35%. Kata kunci: Lean manufacturing, waste, VSM, FMEA, tangki bahan bakar total lead time
1210 detik dengan total non-value added (NVA) time 532 detik, dan process cycle efficiency (PCE)
10,91%. Berdasarkan FMEA, waste yang paling umum adalah defect waste dan waiting waste.
Setelah memperbaiki peta status masa depan VSM, total waktu tunggu dan total waktu NVA
berkurang masing-masing menjadi 860 detik dan 332 detik. Nilai PCE juga meningkat sebesar 4,44%
menjadi 15,35%. Kata kunci: Lean manufacturing, waste, VSM, FMEA, tangki bahan bakar total
lead time 1210 detik dengan total non-value added (NVA) time 532 detik, dan process cycle
efficiency (PCE) 10,91%. Berdasarkan FMEA, waste yang paling umum adalah defect waste dan
waiting waste. Setelah memperbaiki peta status masa depan VSM, total waktu tunggu dan total
waktu NVA berkurang masing-masing menjadi 860 detik dan 332 detik. Nilai PCE juga meningkat
sebesar 4,44% menjadi 15,35%. Kata kunci: Lean manufacturing, waste, VSM, FMEA, tangki bahan
bakar.
Kesimpulan
Dari permasalahan diatas dapat kita menyimpulkan bahwa proses perbaikan bisnis adalah
suatu kegiatan mengkaji, meneliti, atau mengamati suatu urutan dari kegiatan bisnis yang saling
terkait satu sama lain dan telah direncanakan bertujuan untuk memahami dan memperdalam sesuatu
berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Bisnis proses improvement adalah untuk mengeliminasi
kesalahankesalahan, memberikan perusahan keuntungan yang kompetitive dengan peningkatan
proses bisnis, memenuhi permintaan pelanggan dan tujuan bisnis yang lebih efektif. Proses ini juga
dapat disebut sebagai proses perbaikan fungsional yang dapat membantu meningkatkan proses bisnis
dalam suatu perusahaan.
xii

Anda mungkin juga menyukai