Anda di halaman 1dari 11

The United Conference Trade and

Development
(UNCTAD)

Dosen pembimbing: Rifqi Devi Lawra, SH.MH


Kelompok 4:
1) Aswinda Akbar
2) Erna Endang Lestari
3) Ibnu Cholish Asrey
4) Rini Susanti
APA ITU UNCTAD?
The United Conference Trade and Development (UNCTAD) adalah bagian
dari Sekretariat PBB yang menangani masalah perdagangan, investasi, dan
pembangunan. Tujuan organisasi adalah untuk:
1) memaksimalkan peluang perdagangan
2) investasi dan pengembangan negara-negara berkembang, dan
3) membantu mereka dalam upaya mereka untuk berintegrasi ke dalam
ekonomi dunia secara adil.
UNCTAD didirikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
tahun 1964 dan bertanggung jawab kepada Majelis Umum PBB dan Dewan
Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sejarah UNCTAD
United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD) dibentuk tahun 1964 untuk mendorong semangat negara berkembang
(G-77) memunculkan gagasan New International Economic Order (NIEO) tahun
1970-an dan 1980-an yang menuA.ntut alternatif terhadap sistem yang didominasi
GATT dan Bretton Woods serta mendorong perbaikan terms of trade, bantuan
pembangunan dan penurunan tarif di negara maju.
Pembentukan UNCTAD terdiri dari 3 (tiga) pilar, yaitu (a) consensus
building, dengan memberikan platform kerja sama antar pemerintah untuk
mendiskusikan isu-isu ekonomi, (b) policy-oriented analysis, yakni
mengidentifikasi isu-isu kunci yang menjadi penggerak pembanngunan dan
merumuskannya dalam bentuk publikasi, kajian dan rekomendasi kebijakan, dan
(c) technical cooperation, dengan cara membantu negara berkembang untuk
meningkatkan kinerja perdagangan dan pembangunannya.
Arah kebijakan UNCTAD dirancang dan disepakati bersama oleh anggota
PBB melalui Komite-Komite dan Trade and Development Board (TDB) dan
dikukuhkan pada UNCTAD Ministerial Conference setiap 4 tahun. Sekretaris
Jenderal UNCTAD, yang dipilih setiap 4 tahun, memimpin pengelolaan tugas
harian UNCTAD.
Konferensi UNCTAD pertama berlangsung di Jenewa pada tahun
1964, yang kedua di New Delhi pada tahun 1968, yang ketiga
di Santiago pada tahun 1972, keempat di Nairobi pada tahun 1976, yang
kelima di Manila pada tahun 1979, yang keenam di Beograd pada tahun
1983, yang ketujuh di Jenewa pada tahun 1987, yang kedelapan
di Cartagena pada tahun 1992, yang kesembilan di Johannesburg (Afrika
Selatan) pada tahun 1996, yang kesepuluh di Bangkok (Thailand) pada
tahun 2000, yang kesebelas di São Paulo (Brasil) pada tahun 2004, yang
kedua belas di Accra pada tahun 2008, ketiga belas di Doha (Qatar) pada
tahun 2012 dan keempat belas di Nairobi(Kenya) pada 2016. Sesi kelima
belas direncanakan akan diadakan di Bridgetown ( Barbados ) dari 3–8
Oktober 2021, tetapi karena pandemi sebagian besar diadakan secara
online.
Saat ini UNCTAD memiliki 195 negara anggota dan berkantor pusat
di Jenewa , Swiss. UNCTAD memiliki 400 anggota staf.
Tujuan Pembentukan UNCTAD
The United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dibentuk pada tahun
1964 melalui Resolusi SMU PBB No. 1995 (XIX), dengan tujuan :
1) Memajukan perdagangan internasional, khususnya diantara Negara-negara yang berbeda
tingkat pembangunannya, dengan maksud untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di
negara-negara bekembang;
2) Memformulasikan dan melaksanakan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan
perdagangan internasional dan masalah-masalah pembangunan ekonomi yang terkait;
3) Melakukan pengkajian dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan koordinasi
kegiatan-kegiatan dari lembaga-lembaga lain di dalam sistem PBB dibidang perdagangan
internasional dan masalah-masalah pembangunan ekonomi yang terkait, serta
bekerjasama dengan Majelis Umum dan Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) PBB
sesuai dengan Piagam PBB;
4) Memprakarsai sikap untuk melakukan negosiasi dan penerimaan (adoption) instrumen-
instrumen hukum internasional dibidang perdagangan internasional;
5) Bertindak sebagai pusat harmonisasi perdagangan kebijakan pembangunan yang terkait
dari Negara-negara dan kelompok-kelompok ekonomi regional.
Sampai saat ini UNCTAD telah mengadakan 15 kali konferensi dan
selama lebih dari 30 tahun, UNCTAD telah banyak menghasilkan produk
aktivitas kerjasama antar pemerintah, diantaranya adalah
diterimanya Generalized System of Preferences (GSP), Resolusi untuk
peningkatan Official Development Assistance bagi Negara berkembang
berpenghasilan rendah (1978), panduan bagi aksi internasional untuk
penjadwalan kembali hutang Negara berkembang (1980) dan
persetujuan Global System of Trade Preferences (GSTP).
Keanggotaan UNCTAD
Struktur United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)
sendiri terdiri dari dua badan kelengkapan yang bersifat utama, yaitu trade and
development board dan secretariat yang dipimpin oleh majelis umum PBB. Hingga Mei
2018, 195 negara adalah anggota UNCTAD semua anggota PBB ditambah pengamat
PBB menyatakan Palestina dan Tahta Suci . Anggota UNCTAD dibagi menjadi empat
daftar, pembagian didasarkan pada Kelompok Regional Perserikatan Bangsa-Bangsa
dengan enam anggota tidak ditugaskan: Kiribati, Nauru, Sudan Selatan, Tajikistan,
Tuvalu
Daftar A sebagian besar terdiri dari negara-negara di Grup Afrika dan Asia-Pasifik
PBB. Daftar B terdiri dari negara-negara Eropa Barat dan Grup Lainnya . Daftar C
terdiri dari negara-negara dari Kelompok Negara Amerika Latin dan Karibia
(GRULAC). Daftar D terdiri dari negara-negara Grup Eropa Timur .
Daftar tersebut, awalnya didefinisikan dalam resolusi Majelis Umum ke-19
1995 berfungsi untuk menyeimbangkan distribusi geografis perwakilan negara-negara
anggota di Dewan Pengembangan Perdagangan dan struktur UNCTAD lainnya. Daftar
tersebut mirip dengan UNIDO , sebuah badan khusus PBB.
Tujuan utama UNCTAD adalah merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan
semua aspek pembangunan termasuk perdagangan, bantuan, transportasi, keuangan dan
teknologi dan untuk mencapai tujuan ini biasanya UNCTAD mengadakan konferensi
sekali dalam empat tahun; sekretariat tetap berada di Jenewa ini.
Kelebihan dan Kekurangan
UNCTAD
Kelebihan UNCTAD yaitu kerjasama tidak
merugikan pihak-pihak yang melakukan kerjasama
tersebut atau bersifat adil sehingga perdagangan disuatu
negara dapat berjalan lancar. Selain itu organisasi ini
memberikan peluang bagi negara berkembang untuk
meningkatkan perekonomian dan perindustriannya.
Kelemahan UNCTAD yaitu organisasinya bersifat
anjuran dan mempunysi kewenangan yang tidak
mengikat anggota sehingga suatu negara mudah untuk
keluar masuk yang dapat mengganggu kegiatan
organisasi.
Perkembangan Terkini UNCTAD
UNCTAD saat ini tengah mengevaluasi secara kritis dan konstruktif terhadap
proses penyusunan 2030 Agenda for Sustainable Development. UNCTAD
berkepentingan mengoptimalkan peran perdagangan melalui 3 (tiga) dimensi pembangunan
berkelanjutan, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan, serta dampak kerja ekonomi regional
dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional dan regional.
Untuk mencapai tujuan agenda pembangunan pasca-2015, selama tahun 2015-2030,
UNCTAD menyatakan agar pemerintah dapat menggunakan kekuatan perdagangan untuk
dapat diterapkan dalam kebijakan pembangunan nasional. Adalah sebuah hal yang penting
untuk merancang bauran kebijakan holistik nasional untuk pembangunan berkelanjutan.
Instrumen umum untuk mencapai stabilitas ekonomi makro antara lain adalah
redistribusi pendapatan, promosi perdagangan, konservasi lingkungan, kebijakan industri
dan insentif untuk berinvestasi, transformasi struktural, pasar yang adil dan kompetitif,
teknologi dan inovasi, ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan. Pilihan yang tepat dari instrumen dalam bauran kebijakan suatu
negara akan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan, kondisi dan situasi masing-masing
negara.
UNCTAD mengidentifikasi hasil praktik-praktik perdagangan berdasarkan konsensus
multilateral di berbagai bidang untuk dapat meningkatkan kegiatan perdagangan sebagai
pemicu pertumbuhan ekonomi yang disertai pembangunan ekonomi. Berdasarkan tujuan
tersebut, negara-negara berkembang diharapkan dapat memanfaatkan berbagai hasil kajian
dan program pelatihan UNCTAD untuk meningkatkan posisi tawarnya di perdagangan
internasional. Dalam hal ini, peran UNCTAD diperlukan untuk mendorong terciptanya
pertumbuhan industri khususnya di negara-negara berkembang.
Contoh Kasus
Kasus ISDS Terkait Pajak
Berfokus secara khusus pada kasus-kasus ISDS (Investor-State Dispute Settlementn) terkait
pajak berdasarkan IIA, Issues Note mengatakan bahwa investor telah menentang langkah-langkah
terkait pajak dalam 165 kasus ISDS berdasarkan IIA.Definisi kerja yang luas dari istilah “pajak”
digunakan untuk mengidentifikasi kasus ISDS terkait pajak berdasarkan IIA, katanya.
Dari tahun 2000 hingga 2021, jumlah absolut kasus terkait pajak telah tumbuh dengan
kecepatan yang sama dengan keseluruhan kasus ISDS. Tuntutan terkait pajak menyumbang sekitar
15 persen dari 1.190 kasus ISDS yang diketahui publik yang diajukan secara keseluruhan pada
akhir tahun 2021.
Menurut Issues Note, beberapa kasus dan penghargaan ISDS terkait pajak telah menarik
perhatian publik. Contoh profil tinggi termasuk kasus yang menantang jenis perilaku Negara
berikut:
1. Inisiasi penyelidikan pajak dan penilaian pajak besar (Hulley Enterprises v. Russia, Veteran
Petroleum v. Russia, Yukos Universal v. Russia).
2. Pengenaan pajak capital gain (Cairn v. India, Vodafone v. India (I) dan (II)).
3. pajak keuntungan tak terduga dan royalti (Burlington v. Ekuador, ConocoPhillips v.
Venezuela).
4. Reformasi legislatif di sektor energi terbarukan terkait dengan feed-in tariff dan insentif untuk
energi surya (Investor PV v. Spanyol, Charanne dan Investasi Konstruksi).
5. Penarikan subsidi atau pembebasan pajak (Micula v. Romania (I)).
THANKS FOR YOU ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai