Anda di halaman 1dari 2

pasang surut

Pengelolaan air merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya pertanian di lahan rawa pasang
surut. Penyiapan lahan padi pada sawah pasang surut sangat berbeda dengan lahan sawah irigasi.
Kendalanya lebih beragam, sehingga penyiapan lahan untuk budidaya memerlukan teknologi
yang relatif berbeda.

Penyiapan lahan dapat menerapkan teknologi tanpa olah tanah (TOT) dan traktor. Untuk
meningkatkan produktivitas padi rawa pada lahan sub optimal diperlukan pengelolaan lahan
yang memperhatikan penerapan pengelolaan hara secara terpadu yang berdasarkan konsep
pemupukan berimbang dan perbaikan tanah dalam jangka panjang.

Pemanfaatan gerakan pasang dan surut untuk pengairan dan pengaturan (irigasi dan drainase)
terhadap lahan sudah dikenal seiring dengan dibukanya rawa oleh petani dengan membuat
saluran masuk menjorok dari pinggir sungai ke arah pedalaman yang disebut dengan parit
kongsi.

Sistem pengairan dan pengaturan yang diterapkan petani memanfaatkan hanya satu saluran
handil (tersier) untuk masuk dan keluarnya air disebut aliran dua arah (two flow system).

Komponen Teknologi

Tidak semua komponen teknologi dapat diterapkan sekaligus, terutama di lokasi yang memiliki
masalah yang spesifik. Namun ada enam komponen teknologi yang dapat diterapkan bersamaan
(compulsory technology).

Pertama varietas unggul baru yang sesuai di lokasi setempat, lalu benih bermutu, tata air mikro,
kemudian jumlah bibit 1-3 bibit per lubang dengan sistem tegel 25 cm x 25 cm atau sistem
legowo 2:1 atau 4:1 atau dengan sistem tabela.

Kelima, pemberian urea granul/tablet dosis 200 kg/ha, pemupukan P dan K berdasarkan status
hara tanah (PUTR). Ameliorase lahan dengan memberikan 1-2 t/ha kapur pertanian. Keenam,
pengelolaan hama terpadu.

Tata kelola air di lahan rawa pasang surut merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas air yang
masuk ke saluran tersier atau petakan sawah tergantung pada kualitas air pada saluran sekunder.

Pada pola aliran satu arah (one follow system), yaitu dengan menentukan secara terpisah antara
saluran masuk dan keluar dengan memasang pintu air (flapgate) pada masing-masing muara
saluran sehingga terjadi aliran searah diperoleh hasil padi yang lebih tinggi dibanding dengan
aliran dua arah.

Pada dasarnya pengaruh tata air pada skala mikro dipengaruhi oleh kondisi pengaturan air pada
skala makro.
Pengelolaan tata air mikro merupakan faktor penting untuk memperbaiki kondisi tanah dan
meningkatkan produktivitas lahan rawa.  Hasil penelitian pola aliran satu arah (one follow
system) dengan menentukan secara terpisah antara saluran masuk dan keluar diperoleh hasil padi
lebih tinggi dibandingkan dengan aliran dua arah. Teknologi tata air mikro padi rawa pasang
surut yang sinergis dapat meningkatkan produktivitas dan produksi padi di lahan rawa pasang
surut.

Anda mungkin juga menyukai