Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH OTITIS MEDIA KRONIK

KEPERAWATAN DEWASA 1

Disusun oleh:

1. Dewi Siska ( 1811020008)


2. Witna Hastiti (1811020032)
3. Rita Dian Ratnasari (1811020046)
4. Roso Adwiyanto

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018

1
DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG...................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................4

A. Latar belakang...................................................................................4
B. Tujuan Penulisan...............................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Pengertian OMK................................................................................4
B. Etiologi OMK.....................................................................................5
1. Infeksi Virus..................................................................................5
2. Gangguan Fungsi Tuba..................................................................5
C. Manifestasi Klinik..............................................................................5
D. Anatomi Fisiologi..............................................................................13
E. Patofisiologi........................................................................................8
a. Pengertian Inflamasi......................................................................8
b. Mekanisme Inflamasi pada OMK..................................................9
F. Pemeriksaan......................................................................................10
a. Pemeriksaan Penunjang................................................................10
b. Pemeriksaan Fisik.........................................................................10
G. Asuhan Keperawatan.......................................................................11

Kesimpulan...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Dewasa 1
program studi Keperawatan S-1 dengan tema “Otitis Media Kronik “ dalam bentuk
dan isinya yang sangat sederhana.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih


jauh dari kesempurnaan, namun kami telah berusaha semaksimal mungkin agar
makalah ini menjadi sumber informasi bagi yang memerlukan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam pembuatan
makalah berikutnya.

Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan dapat menjadi
masukan dalam pengetahuan tentang Otitis Media Kronik bagi para pembaca
makalah ini.

Purwokerto, 6 Oktober 2019

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

(Dialah Allah) yang menjadikan segala ciptaan-Nya indah, dan Dia memulai
penciptaan manusia dari tanah, kemudian menjadikan keturunannya dari air yang hina
(air maniy), kemudian Dia sempurnakan kejadian (fisiknya) dan Dia tiupkan Ruh-
Nya, dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (akal fikiran ),
nemun sedikit sekali kamu yang bersyukur. (QS. 32 (Al-Sajadah): 7-9).

A.LATAR BELAKANG

Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden
OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OMSK lebih
sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin
Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari
90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh negara-negara di Asia Tenggara,
daerah Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik.4
Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan
serta gizi yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya
prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang.
Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal
definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban
dunia akibat OMSK melibatkan 65–330 juta orang dengan telinga berair, 60% di
antaranya (39–200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan.4 Secara

4
umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan
25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis
media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi
kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk.
Proses infeksi pada OMSK sering disebabkan oleh campuran mikroorganisme
aerobik dan anaerobik yang multiresisten terhadap standar yang ada saat ini.
Kuman penyebab yang sering dijumpai pada OMSK ialah Pseudomonas
aeruginosa sekitar 50%, Proteus sp. 20% dan Staphylococcus aureus 25%.

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengajukan


beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian Otitis Media Kronik?


2. Apa saja penyebab Otitis Media Kronik ?
3. Bagaimanakah perjalanan penyakit Otitis Media Kronik?
4. Organ mana saja yang terkena Otitis Media Kronik?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Otitis Media Kronik
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Otitis Media Kronik.
3. Untuk mengetahui perjalanan penyakit Otitis Media Kronik.
4. Untuk mengetahui organ mana saja yang terkena Otitis Media Kronik.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Otitis Media Kronik adalah OMK (Otitis Media Kronik) adalah suatu reaksi
peradangan yang terjadi pada dinding belahan telinga bagian tengah. Hampir pasti
hal itu menunjukkan peluasan infeksi dari serangan saluran pernapasan bagian atas
yang ringan melalui saluran eustakhius kedalam telinga bagian tengah saluran ini
berawal dari nasofaring dekat padenoid & terus menyambung dengan rongga telinga
bagian tengah mudah bagi kuman-kuman untuk menemukan jalan selama serangan
virus atau bakteri. Seringkali bakterilah yang akhirnya menimbulkan infeksi itu.
(Knight, 2005)
OMK adalah perforasi permanen membrane timpani, dengan atau tanpa
pembentukan pus berulang. Perubahan pada struktur mukosa dan struktur tulang
telinga tengah (LeMone, 2012).
OMK adalah akibat sekunder dari infeksi saluran nafas, ditandai dengan nyeri
telinga disertai demam & penderita tampak sakit. Biasanya membran timpani
kemerahan (Wim De Jong, 2003).
OMK adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan ireversibel dan
biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut. Sering berhubungan
dengan perforasi menetap membrane timpani. (Brunner & Suddarth, 1997).
Sehingga dapat di simpulkan bahwa OMK adalah reaksi peradangan yang tejadi
pada telinga tengah, biasanya pada pasien OMK bisa terdapat nanah.

6
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi

b. Fisiologi
1. Membrane
timpani
fungsi
bergetar
secara
sinkron
dengan
gelombang
suara yang
mengenainya
menyebabkan tulang-tulang pendengaran telinga tengah bergetar.

7
2. Ossikula terdiri terdiri dari maleus, inkus, dan stapes ketiga jenis tersebut
berada dirangkaian tulang yang dapat bergerak yang berjalan melintasi rongga
telinga tengah. Maleus melekat ke membrane timpani & stapes melakat pada
jendela oval.
3. Tuba auditiva bagian ini meluas dari dinding anterior kavum timpani
kebawah, depan, medial, sampai ke nasofaring, 1/3 posterior terdiri & tulang
2/3 anterior tulang rawan
4. Antrum mastoideum, bagian ini terletak dibelakang kavum timpani dalam pars
petrosal ossis temporalis bentuknya bundar / 1cm.
C. Etiologi
Imflamasi dari mukosa telinga tengah yang disebabkan karena adanya:
1. Infeksi virus/bakteri
Sebelumnya sudah di jelaskan pada mata kuliah IDK 4 di semester 2 bahwa
bakteri dan virus keberadaanya bisa merugikan makhluk hidup. Karena bakteri yang
merugikan jika masuk ke dalam tubuh, maka akan merusak fungsi organ tersebut.
2. Gangguan fungsi tuba
Tuba eustachius merupakan saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasofaring yang merupakan bagian teratas dari tenggorokan. Fungsi tuba
eustachius antara lain adalah:
a. Ventilasi: menjaga keseumbangan tekanan udara antara telinga tengah dengan
atmosfer di luar
c. Proteksi: melindungi telinga tengah dari suara dan sekret
d. Drainase: rambut-rambut halus dan mukosa/selaput pada telinga tengah bekerja
mengalirkan sekret dari telinga tengah ke nasofaring.
Tuba ini umumnya berada dalam posisi tertutup dan hanya terbuka pada keadaan
menelan, menguap, mengunyah, atau ketiga oksigen perlu masuk ke rongga
telinga tengah. Apabila terjadi gangguan fungsi, tuba akan terus menerus terbuka
sehingga udara dapat masuk ke rongga telinga tengah saat kita bernapas.

8
Selain penyebab diatas, OMK juga bisa di pengaruhi oleh alergi, kekebalan
tubuh menurun dan lingkungan sosial. Misalnya kebersihan lingkungan.
D. Manifestasi Klinik
1. Mengalami nyeri berat ditelinga yang terkena
2. Suhu pasien seringkali naik
3. Penurunan pendengaran
4. Vertigo
5. Membrane timpani tampak merah dan radang atau tumpul dan menonjol
6. Penurunan gerakan membrane timpani ditunjukan oleh timpanumetri atau instrufasi
udara
E. Patofisiologi
a. Mekanisme Inflamasi Dalam OMK
Pada OMK jenis inflamasinya adalah inflamasi akut dimana inflamasi akut
merupakan respon awal & segera terhadap penyebab cedera. Ada 3 komponen
pada inflamasi akut
1. Perubahan vaskuler menyebabkan peningkatan aliran darah. Fase yang pertama
yaitu fase dilatasi arteriol yang diikuti dengan dinding kapiler baru didaerah
gendang telinga sehingga terjadi peningkatan aliran darah yang menyebabkan
peningkatan suhu & kemerahan didaerah cedera.
2. Perubahan struktur mikrovaskuler pada fase ini terjadi peningkatan permeabilitas
mikrovaskuler yang menyebabkan keluarnya cairan. Kehilangan cairan ini
menyebabkan terkonsentrasinya sel darah merah dalam pembuluh darah kecil &
meningkatnya kekentalan darah ditandai dengan adanya pelebaran pembuluh darah
kecil yang penuh dengan sel darah merah. Keadaan ini dikenal bagi stasis.
3. Migrasi leukosit. Dengan berkembangnya keadaan stasis mulailah terlihat
pengumpulan leukosit didaerah periper, khususnya neutrophil, disepanjang endotel
pembuluh darah. Keadaan ini dikenal sebagai marginalisasi leukosit. Leukosit
kemudian melekat pada endotel.
F. Pemeriksaan

9
a. Pemeriksaan Penunjang
1. Timpanometri, guna mengukur gerakan gendang telinga terhadap perubahan
tekanan udara.
2. Reflektometri akustik, untuk mengukur seberapa banyak suara yang dipantulkan
kembali oleh gendang telinga.
3. Timpanosentesis, yaitu pengambilan sampel cairan dari telinga untuk diperiksa
apakah mengandung kuman.
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : pada pasien OMK telinga terdapat edema/bengkak dan biasanya terdapat
nanah
Perkusi : disaat digetarkan dengan garpu tala tidak terdengar getaran
Palpasi : panas diarea belakang telinga karena terdapat edema

BAB III
ASKEP

1. Identitas Diri Klien


Nama : Tn. X

10
Tempat/tanggal lahir : Malang, 26 mei 2001
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Suku : -
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal masuk RS : 12 desember 2016
Sumber informasi : Keluarga dan pasien
Status perkawinan : Belum Kawin
Lama bekerja : -
Alamat : Jl. Sudarso, No 48, Malang
2. Riwayat Kesehatan Klien
a. Keluhan Utama
Satu minggu sebelumnya pasien mengeluhkan sakit kepala yang dirasakan
hilang timbul disertai demam tinggi, sejak satu hari lalu pasien tidak bisa diajak
berkomunikasi oleh keluarga karena pendengaran pasien mulai menurun. Sejak
satu bulan yang lalu keluar cairan terus menerus dari telinga kanan cairan
berwarna kuning berbau tidak bercampur dengan darah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari anamnesis pemeriksaan fisik dan penunjang ditegakkan diagnosa OMSK
AD suspektipe kolesteatom dengan suspek komplikasi meningitis dan pareris
nervas fasialis, trombositopenia dan sepsis.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


-
d. Riwayat Penyakit Keluarga
-
3. Data pengkajian

11
- Data Subjektif
1. Pasien mengeluh sakit kepala yang dirasakan hilang timbul
2. Demam terus menerus
3. Pasien mengeluh pendengaran berkurang
4. Pasien mengeluh nyeri pada telinga kanan
- Data Objektif
a) Tekanan darah 110/80 mmHg
b) Nadi 92x/menit, nafas 22x/menit, suhu 38C
c) Liang telinga kanan lapang terdapat sekret warna kuning dan berbau.
Tidak tampak kolesteatom, membran timpani perforasi subtotal.
d) Pada pemeriksaan rangsangan mengineal terdapat kaku duduk tanda
kering dan brudzinski.
e) Pasien tampak meringis manahan nyeri
- Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : pada pasien OMK telinga terdapat edema/bengkak dan biasanya
terdapat nanah
Perkusi : disaat digetarkan dengan garpu tala tidak terdengar getaran
Palpasi : panas diarea belakang telinga karena terdapat edema
- Pemeriksaan Penunjang
Pasien diberikan terapi IVFD Pada Hasil lab Hb 14,2 gr/dL, Leukosit
18200/mm3, trombosit 16900/mm3, hematokrit 42%, PT 11,9 deti, APTT
36 detik, glukosa sewaktu 138 mg/dl, natrium 133 Mmol/L, kalium 3,2
Mmol/L dan klorida 102 Mmol/L.

DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF ETIOLOGI PROBLEM

12
DO: Pasien tampak meringis menahan nyeri Agen cedera biologis Nyeri akut
DS: Pasien mengeluh nyeri pada telinga baian kanan,
dan tampak mengelarkan cairan berwarna kuning.

Berhubungan dengan efek .    Gangguan berkomunikasi


DS: Pasien mengeluh pendengaran berkurang kehilangan pendengaran.

DO: Pasien tampak bingung saat dia ajak berbicara,


karena tidak bisa mendengar

DS: Klien akan mengalami peningkatan persepsi / Berhubungan dnegan Perubahan


sensoris pendengaran sampai pada tingkat fungsional. obstruksi, infeksi di telinga persepsi/sensoris
tengah atau kerusakan di
DO: Pada pemeriksaan rangsangan mengineal terdapat syaraf pendengaran.
kaku duduk tanda kering dan brudzinski.

4. Analisa data

5. Daftar Diagnosa Keperawatan


a. Nyeri Akut
b. Gangguan Berkomunikasi
c. Perubahan persepsi/sensori

13
6. Intervensi
a. Nyeri akut
1. Ajarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan melakukan metode relaksasi
saat nyeri yang teramat sangat muncul, relaksasi seperti menarik napas
panjang
2. Kompres dingin di sekitar area telinga
3. Atur posisi klien
4. Untuk kolaborasi, beri aspirin/analgesik sesuai instruksi, beri sedatif sesuai
indikasi.
b. Gangguan Pendengaran
1. Dapatkan apa metode komunikasi yang diinginkan dan catat pada rencana
perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, (seperti: tulisan,
berbicara, bahasa isyarat).
2. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal. Jika ia dapat mendegar
pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke
telinga yang baik (hal ini lebih baik daripada berbicara dengan keras).
3. Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan pintu.
4. Dekati klien dari sisi telinga yang baik.
5. Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat
membaca bibi anda.
6. Bicara dengan jelas, menghadap individu dan Ulangi jika klien tidak
memahami seluruh isi pembicaraan.
c. Perubahan persepsi/sensori
1. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.
2. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik – teknik yang aman sehingga
dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.
3. Observasi tanda – tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
4. Instruksikan klien untukmenghabiskan seluruh antibiotik yang diresepkan
(baik itu antibiotik sistemik maupun lokal).

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
5. Otitis media kronik adalah peradangan yang dibagian telinga tengah
6. Imflamasi dari mukosa telinga tengah yang disebabkan karena adanya
infeksi virus/bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh
menurun lingkungan & social ekonomi.
7. OMK dimulai dari episode infeksi akut terlebih dahulu. Patofisiologi dari
OMK dimulai dari adanya iritasi & imflamasi dari mukosa telinga tengah
yang disebabkan karena adanya infeksi virus/bakteri, gangguan fungsi tuba,
alergi. Respon inflamasi yang timbul adalah berupa udem pada membrane
timpani.
8. Organ yang terkena OMK adalah telinga bagian tengah, dimana telinga
bagian tengah memiliki fungsi untuk mentransfer informasi.
B. Saran
Banyak-banyaklah membaca dan mencari dari berbagai literatur, karena itu
bisa membantu dalam penulisan makalah. Kurangnya pengetahuan dan
kemampuan sehingga tidak bisa menulis makalah ini dengan sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA
Syaifudin. (201)0.Anatomi Fisiologi Edisi 4.Jakarta: EGC.
leMone.(2012). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC
Wim de Jong. (2003). Ilmu Bedah.Jakarta: EGC
Suzanne. (1997). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC
Pearce. (1973). Anatomi Dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama
Knight, F. (1997). Indera Prima.Jawa Barat:Indonesia Publishing House
Jenny tri, dkk. (2018). OMK Tipe Kolesteatom dengan komplikasi Meningitis
dan Paresis Nervus Fasialis Perifer. Padang:Jurnal Kesehatan Andalas

16

Anda mungkin juga menyukai