KEPERAWATAN DEWASA
Cover
Kelompok 14:
Dosen Fasilisator:
PRODI S1 KEPERAWATAN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA
OTITIS MEDIA KRONIK”.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya.Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca untuk memberi saran dan kritik kepada kami sehingga
kami dapat memperbaiki makalah ini. Penyusun berharap semoga dari makalah
yang berjudul ”MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA OTITIS MEDIA
KRONIK” dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Akhir kata, penyusun ucapkan
terima kasih.
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................6
2.1 Definisi.....................................................................................................................6
2.2 Anatomi fisiologi.......................................................................................................6
2.3 Manifestasi Klinis......................................................................................................8
2.4 Etiologi...................................................................................................................10
2.5 Patofisiologi............................................................................................................11
2.6 Klasifikasi................................................................................................................12
2.7 Komplikasi..............................................................................................................12
2.8 WOC.......................................................................................................................15
2.9 Asuhan Keperawatan Teori.....................................................................................16
2.9.1 Pengkajian.......................................................................................................16
2.9.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................20
2.9.3 Intervensi Keperawatan...................................................................................20
2.9.4 Implementasi...................................................................................................24
2.9.5 Evaluasi............................................................................................................25
BAB 3 APLIKASI TEORI......................................................................................................26
3.1 Asuhan Keperawatan Kasus....................................................................................26
3.1.1 Pengkajian.......................................................................................................26
3.1.2 Analisa Data.....................................................................................................28
3.1.3 Catatan Perkembangan...................................................................................30
BAB 4 PENUTUP...............................................................................................................38
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................38
4.2 Saran......................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................39
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit yang sering dijumpai di
masyarakat yang merupakan penyebab utama ketulian yang bisa dicegah, pada
Umumnya penderita tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit otitis
media supuratif kronik dan penderita baru mengetahui sesudah komplikasi terjadi.
Penyakit ini biasanya juga dianggap sebagai penyakit yang remeh oleh
masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan telinga sehingga
ketika terjadi infeksi tidak segera pergi ke dokter. Akibatnya, penyakit bertambah
berat sehingga membutuhkan operasi. Penyakit ini dapat menimbulkan masalah
keperawatan antara lain gangguan rasa nyaman ( nyeri ), gangguan komunikasi,
ansietas ( kecemasan ), dan resiko infeksi.
2.1 Definisi
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah radang kronis telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluar sekret dari telinga (otore)
lebih dari 2 bulan.
Secara umum, OMSK dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu OMSK
tipe benigna dan OMSK tipe maligna. Pada OMSK tipe benigna proses
peradangannya terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak mengenai tulang dan
perforasi terletak disentral. Sedangkan pada OMSK tipe maligna disertai
kolesteatoma, letak perforasi biasanya di marginal atau atik. OMSK dapat
berhubungan dengan tingkat morbiditas yang lebih tinggi. Salah satu akibat dari
OMSK adalah terjadinya gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran adalah
ketidakmampuan total atau parsial untuk mendengarkan suara di salah satu atau
kedua telinga.
Tinnitus merupakan persepsi suara dering yang timbul didalam organ telinga
bagian dalam akibat adanya sebuah kondisi, misalnya cidera telinga, kondisi
hilangnya pendengaran akibat faktor usia, atau bisa juga karena adanya gangguan
pada sistem sirkulasi didalamnya
2.4 Etiologi
Kejadian OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada
anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah
melalui tuba Eustachius.
1. Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas,
tetapi mempunyai hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan
sosioekonomi, dimana kelompok sosioekonomi rendah memiliki insiden
yang lebih tinggi.Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan
dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat.
2. Genetik
Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama
apakah insiden OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang
dikaitkan sebagai faktor genetik.Sistem sel sel udara mastoid lebih kecil
pada penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer
atau sekunder.
3. Otitis media sebelumnya.
Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan
dariotitis media akut dan atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak
diketahui faktor apa yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang
lainnya berkembang menjadi kronis.
4. Infeksi
2.6 Klasifikasi
Otitis media supuratif kronis dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
2.9.4 Implementasi
Menurut (Puspasari, 2023) komponen implementasi dalam proses
keperawatan mencakup penerapan ketrampilan yang diperlukan untuk
mengimplentasikan intervensi keperawatan. Keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk implementasi biasanya, berfokus
pada:
2.9.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil
akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan (Puspasari, 2023). Evaluasi dilakukan secara
bersinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan
lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan
kriteria hasil, pasien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika
evaluasi menunjukkan sebaliknya, maka perlu dilakukan kajian ulang
(reassessment). Secara umum, menurut evaluasi ditunjukkan untuk:
3.1.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Usia : 21 Tahun
Jenis Kelamin: Laki Laki
Alamat : Lawang, Malang
Suku : Jawa
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Freelance
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Lawang
Hub. Dengan Px: Ibu Kandung
c. Pemeriksaan FIsik
Status Kesehatan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV
TD: 115/80 mmHg
N: 80x/m
S: 36C
Rr: 22x/m
Telinga :
Telinga Kanan
1. Telinga masih berdenging namun lebih baik dari sebelum
operasi
2. Terjadi penurunan pendengaran
3. Nyeri skala 4
4. Saat dilakukan perawatan luka didapatkan : rembesan darah
pada kassa
5. Terpasang tampon pada luka post operasi di belakang telinga
6. Terdapat 12 jahitan dan terttupi kasa
7. Jahitan nampak basah
Telinga Kiri:
Abdomen
P: suara tympani
Perkemihan
P: tidak ada
A tidak ada
DO:
Pasien Nampak
mengarahkan telingannya ke
lawan bicara agar lebih jelas
apa yang disampaikan
pembicara
2. DS: Prosedeur Resiko Infeksi
Tidak Ada setelah post
operasi
DO:
a. Terdapat luka post
op pada telinga
kanan
b. Terpasang bebat
( 11kasa kecil, 1 kasa
Panjang)
c. Leukosit 12%
d. Terpasang kateter IV
line dengan RL
1500cc/20 tpm pada
tangan kanan
3.1.3 Catatan Perkembangan
Nama :Tn. A
No RM : 000888555
16.15
S: Pasien
dan
Keluarga
mengataka
n mencoba
alat bantu
denga
O: Pasien
dan
keluarga
paham
akan
penjelasan
perawat
A: Maslah
resiko
factor
risiko
cidea
dengan
resiko
gangguan
pendengar
an sudah
teratasi
P:
Pertahank
an
intervensi
1. Makan
makan
bergizi
2. Minum
obat rutin
3. Rutin
control
4. Istirahat
cukup
10.20 10.30
Mengobservasi S: Pasien
keadaan Luka mengatkan
nyeri saat
perban dibuka
O: panjang
luka 6cm
dengan 12
jahitan
Terpasang
tampon
10.40
Merawat luka 10.45
dengan Teknik S: Px
steril mengatakan
sakit saat
melakukan
perawatan
Luka
O: pendarahan
5 cc
Jumlah jahitan
12
Luka bersih
dan kering
11.00 dengan
Melepas infus Panjang 6 cm
11.10
S:
Pasien
mengatakan
sakit satt fi
injeksi infus
O: tidak ada
bengkak
kemrahan
ataupun
peradangan
17.00
S:
Pasien
megatakan
sakit saat
perawata luka
Pasien
mengatkan
sakit saat
injeksi infus
O:
Panjang luka 6
cm dengan 12
jahitan
Terpasang
tampon
Pendaragaan 5
cc
Suhu: 36C
Tidak ada
kemerahan,
bengkak
ataupun gatal
gatal
A:
Masalah resiko
infeski dan
Infus IV line
teratasi
P:
Pertahankan
intervensi
c.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Otitis media Supuratif kronik merupakan radang telinga tengan dengan
disertai keluarnya secret encer kental, bening, ataupun nanah yang intermiten
ataupun persisten selama lebih dari 12 mingu dan sering juga ditemukan
radang sel sel mastoid ( Marcelena & Farid, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Suhatri, S., Handayani, P., & Harisman, H. (2017). Kajian Drug Related Problems
Pasien Otitis Media Supuratif Kronis di Bangsal THT RSUP. Dr. M.
Djamil Padang. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(2), 172-177.